You are on page 1of 12

Makna Simbolis Tabu Makanan...

(Arnati Wulansari, Puput Herliana, Kasyani)

MAKNA SIMBOLIS TABU MAKANAN DAN KEJADIAN KEK PADA IBU HAMIL DI
DESA BUNGKU KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANGHARI, JAMBI

Symbolic Meaning of Food Taboos and Chronic Energy Deficiency in Pregnant Women in
Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi

Arnati Wulansari1, Puput Herliana2, Kasyani1


1
Program Stud I Ilmu Gizi, Stikes Baiturrahim Jambi
2
Puskesmas Batin Desa Ness
arnatiwulansari@rocketmail.com

Diterima: tanggal artikel masuk; Direvisi: tanggal artikel selesai direvisi; Disetujui: tanggal artikel
disetujui

ABSTRACT

Chronic Energy Deficiency (CED) is one of the nutritional problem that many occurs in pregnant
women. The causesCEC related to food availability and food consumption vulnerability that is
affected by poverty, low education, and belief including food taboos. The pupose of this study was
to describe type of food taboos, symbolic meaning of food taboos on pregnant women, and
incidence of CED in Bungku village. This study used a cross sectional study design in January-
July 2019. Subjects were 31 pregnant women in Bungku Village. The data collected included Mid
Upper Arm Circumference (MUAC) obtained by Measurement MUAC, data of characteristics dan
food taboos obtained by interviews using questionnaire instrument. The result showed that the
taboo food groups are staple food, animal side dishes, fruit, vegetable. The symbolic meaning of
each group consecutive are hot food that causes miscarriage, the membrance become thick and
blood clot, miscarriages, and infant become fertile. Most of subjects (64.5%) had MUAC <23.5 cm
which can cause a high risk of CED. It is necessary nutritional education to increase knowledge
related pregnancy nutrition in Suku Anak Dalam, Bungku Village.

Keywords: Bungku, Pregnant Women, CED, Food Taboos, Suku Anak Dalam

ABSTRAK

Kurang Energi Kronik (KEK) merupakan salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu
hamil. Penyebab KEK terkait dengan ketersediaan pangan dan kerawanan konsumsi pangan yang
dipengaruhi oleh kemiskinan, rendahnya pendidikan, dan adat atau kepercayaan termasuk tabu
makanan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis tabu makanan, makna simbolis yang
ditabukan bagi ibu hamil, dan kejadian KEK pada ibu hamil di Desa Bungku. Penelitian ini
menggunakan desain cross sectional study dilaksanakan pada bulan Januari-Juli 2019. Subjek pada
penelitian ini adalah 31 orang ibu hamil di Desa Bungku. Data yang dikumpulkan pada penelitian
ini diantaranya data mengenai Lingkar Lengan Atas (LILA) yangdiperoleh dengan pengukuran
LILA, data karakteristik subjek, dan budaya pangan ibu hamil diperoleh melalui wawancara
menggunakan instrumen kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok bahan pangan
yang ditabukan adalah makanan pokok, lauk hewani, buah, dan sayur. Makna simbolis dari
masing-masing kelompok berturut-turut adalah makanan panas yang menyebabkan keguguran,
ketuban menjadi tebal dan darah mudah membeku, keguguran, dan bayi menjadi subur. Sebagian
besar (64.5%) subjek memiliki ukuran LILA <23.5 cm yang dapat menyebabkan tingginya risiko
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. X N0 Y, Bulan Tahun : HalamanM-N Vol. 14 No 2, Juni 2015 : 89 – 95

KEK. Perlu adanya edukasi gizi untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gizi pada
kehamilan pada masyarakat adat Suku Anak Dalam Desa Bungku.

Kata kunci: Bungku, Ibu Hamil, KEK, Tabu Makanan, Suku Anak Dalam

PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan investasi Menurut Christianti DF et al.
sumberdaya manusia yang sangat tinggi. (2019) menyatakan bahwa status gizi ibu
Masa kehamilan merupakan periode berpengaruh pada kejadian Kurang Energi
penting dalam daur kehidupan manusia. Kronis (KEK) yang dapat mengakibatkan
Hal ini dikarenakan pertumbuhan dan anemia pada ibu hamil yang selanjutnya
perkembangan janin saat dalam kandungan dapat berujung pada kematian. KEK
akan berpengaruh pada pertumbuhan dan merupakan masalah gizi yang sering terjadi
perkembangan periode usia selanjutnya pada ibu hamil. Sebanyak 24.2% ibu hamil
(Young et al., 2014). Maka dari itu pada mengalami KEK di Indonesia dan 23.0%
masa ini pemenuhan zat gizi harus di Provinsi Jambi tahun 2013
tercukupi baik dari segi kualitas maupun (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Tahun
kuantitas (Ramakrishnan et al., 2012). 2018 prevalensi ini menurun hingga 15.9%
di Provinsi Jambi dan 17,3% di Indonesia
Dampak pemenuhan gizi yang
(Kementerian Kesehatan RI, 2018).
kurang pada masa kehamilan dapat
Namun hal ini masih menjadi masalah
berpengaruh pada status gizi ibu dan bayi
kesehatan masyarakat apabila tidak
yang akan dilahirkan. Status gizi ibu hamil
ditanggulangi dengan baik.
yang kurang dapat berpengaruh pada berat
bayi yang akan dilahirkan bahkan Desa Bungku merupakan salah satu
kematian. Sebaliknya status gizi ibu hamil yang desa yang didiami oleh masyarakat
yang berlebih juga dapat berpengaruh pada adat Suku Anak Dalam (SAD). Masyarakat
risiko obesitas, diabetes gestasional, dan ini masih kental akan larangan adat
penyakit tidak menular lainnya saat bayi termasuk pada tabu makanan. Berdasarkan
yang akan dilahirkan memasuki fase survey awal, sebagian besar ibu hamil
dewasa (Ramakrishnan et al., 2012; Roura KEK masih mempercayai dan
et al., 2011). mempraktekkan tabu makanan seperti
pelarangan konsumsi ikan, ayam, dan

2
Makna Simbolis Tabu Makanan...(Arnati Wulansari, Puput Herliana, Kasyani)

daging selama kehamilan. Hal ini pengaruh yang besar pada perilaku dan
meningkatkan risiko KEK pada ibu hamil. kebiasaan hidup masyarakat, termasuk
Berdasarkan data yang diperoleh dari kebiasaan makan dan pola makan pada
Puskesmas Pembantu Desa Bungku bulan masa kehamilan (Chahyanto dan
Januari-Maret 2018, jumlah ibu hamil Wulansari, 2018;Karima and Achadi,
sebanyak 45 orang dan yang mengalami 2012). Tabu makanan di Indonesia masih
KEK sebanyak 6 orang (7.5%) (Puskesmas menjadi masalah karena masih banyak
Bungku, 2017). makanan yang seharusnya dikonsumsi tapi
ditabukan. Hal ini menyebabkan ibu hamil
KEK merupakan keadaan dimana
tidak mengonsumsi makanan yang
ibu menderita kekurangan makanan yang
seharusnya dapat menambah asupan gizi,
berlangsung menahun (kronis) yang
sehingga asupan gizi berkurang dan dapat
mengakibatkan timbulnya gangguan
menyebabkan KEK pada ibu hamil
kesehatan pada ibu sehingga ibu hamil
(Chahyanto dan Wulansari, 2018). Oleh
akan zat gizi yang semakin meningkat
karena itu, Tujuan dari penelitian ini
tidak terpenuhi (Ervinawati et al., 2019).
adalah untuk mendeskripsikan jenis tabu
Penyebab KEK terkait dengan ketersediaan
makanan, makna simbolis yang ditabukan
pangan dan kerawanan konsumsi pangan
bagi ibu hamil, dan kejadian KEK pada
yang dipengaruhi oleh kemiskinan,
ibu hamil di Desa Bungku, Kecamatan
rendahnya pendidikan, dan adat atau
Bajubang, Kabupaten Batanghari, Provinsi
kepercayaan termasuk tabu makanan. Adat
Jambi.
istiadat yang sudah mengakar memberi

BAHAN DAN CARA

Penelitian ini menggunakan desain untuk penarikan contoh. Subjek


cross sectional study dilaksanakan pada dikumpulkan di sekolah baca Desa Bungku
bulan Januari-Juli 2019. Penelitian ini untuk diberikan penjelasan mengenai
dilakukan di Desa Bungku, Kabupaten tujuan penelitian dan hal-hal yang perlu
Batanghari. Populasi pada penelitian ini dilakukan oleh subjek seperti pengukuran
adalah ibu hamil di Desa Bungku yang antropometri, LILA, dan mengisi
merupakan masyarakat adat Suku Anak kuesioner. Namun beberapa subjek tidak
Dalam (SAD) yang berjumlah 31 orang. mengikuti penjelasan tersebut, sehingga
Penelitian ini menggunakan total sampling peneliti harus door to door. Hal ini
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. X N0 Y, Bulan Tahun : HalamanM-N Vol. 14 No 2, Juni 2015 : 89 – 95

dikarenakan wilayah Desa Bungku yang Bungku. Data karakteristik ibu hamil
luas dan banyak subjek yang masih ikut meliputi data mengenai usia ibu hamil dan
suami bekerja, sehingga terkadang tidak usia gestasional yang dikumpulkan melalui
mengikuti sekolah baca yang dilaksanakan wawancara menggunakan kuesioner
rutin. terstruktur. Data LILA diperoleh melalui
pengukuran secara langsung. Data yang
Data yang dikumpulkan pada
dikumpulkan selanjutnya adalah budaya
penelitian ini terdiri atas data primer dan
tabu makanan pada ibu hamil yang
data sekunder. Data primer dikumpulkan
diperoleh melalui wawancara
melalui wawancara dengan kuesioner
menggunakan instrumen kuesioner.
terstruktur, sementara data sekunder
Pengolahan data mencakup editing,
diperoleh melalui dinas terkait. Data
penyusunan struktur file, data entry,
primer yang dikumpulkan diantaranya data
editing data pada file komputer dan
mengenai karakteristik subjek, Lingkar
sorting. Data diolah dengan Microsoft
Lengan Atas (LILA), dan budaya pangan
Office Excel for Windows yang kemudian
ibu hamil Suku Anak Dalam di Desa
diinterpretasikan secara deskriptif.

HASIL

Tabel 1 menunjukkan bahwa Masyarakat adat Suku Anak Dalam


sebanyak 31 orang ibu hamil menjadi (SAD) merupakan salah satu masyarakat
subjek dalam penelitian ini. Sebagian adat yang masih menjunjung tinggi adat
besar subjek (41.9%) berada pada dan kebudayaan leluhur. Walaupun saat
rentang usia 22-29 tahun. Rata-rata usia ini masyarakat tersebut sudah terpapar
subjek adalah 26.0±6.1 tahun. dengan masa modernisasi, namun untuk
Maksimum usia subjek adalah 38 tahun kebudayaan dalam pengobatan dan
dan minimum usia subjek adalah 17 pantangan konsumsi makan masih
tahun. Apabila ditinjau dari usia diyakini hingga saat ini. Mereka
gestasional, sebagian besar subjek mempercayai bahwa apabila pantangan
(61.3%) berada pada trimester II. Jarak tersebut dilanggar maka akan terjadi
kehamilan sebagian > 2 tahun (67.7%). bencana besar, salah satunya kematian.
Beberapa kelompok makanan yang
4
Makna Simbolis Tabu Makanan...(Arnati Wulansari, Puput Herliana, Kasyani)

dilarang untuk dikonsumsi khususnya itu dihindari konsumsi rebung pada saat
bagi ibu hamil adalah makanan pokok, hamil.
protein, buah, dan sayuran. Kelompok Variabel lainnya yang diteliti
makanan pokok yang ditabukan yaitu adalah kejadian KEK. Kejadian KEK
ubi dan ketan. Dalam hal ini ubi yang diukur dengan menggunakan
ditabukan adalah dalam bentuk tape. Hal pengukuran LILA. Sebagian besar
ini dimaknakan bahwa tape dan ketan subjek mengalami risiko KEK dengan
dapat menyebabkan perut ibu hamil
LILA <23.5 cm (64.5%). Rata-rata
panas dan tidak nyaman. Untuk ketan ukuran LILA subjek adalah 23.5 cm
hanya digunakan pada saat upacara dengan standar deviasi 1.8 cm.
basale untuk penyembuhan penyakit, Maksimum ukuran LILA subjek adalah
sehingga tidak baik untuk dikonsumsi 27 cm dan minimum sebesar 21 cm.
pada masa hamil. Kelompok protein
yang ditabukan yaitu lauk hewani
hewani seperti daging sapi, kerbau, Tabel 1 Karakteristik responden
kambing, kelinci, daging landak, kulit Variabel Kategori n %
sapi (kulit napo), telur ayam, ikan Usia 15-17 tahun 2 6.5
18-21 tahun 7 22.6
baung, ikan lele, ikan patin, dan ikan 22-39 tahun 13 41.9
gabus. Makna simbolis dari tabu 30-39 tahun 9 29.0
makanan tersebut menyebabkan ketuban Usia Trimester I 7 22.6
menjadi tebal (tuban jangat) dan darah Gestasional
Trimester II 19 61.3
cepat membeku (mentak darah). Trimester III 5 16.1
Kelompok bahan makanan lainnya yang
Jarak 1-2 tahun 10 32.3
ditabukan adalah buah-buahan seperti Kehamilan
nanas. Makna simbolis nanas adalah >2 tahun 21 67.7
dapat menyebabkan keguguran. Status KEK Risiko KEK 20 64.5
Kelompok sayuran yang ditabukan yaitu (<23.5 cm)
Tidak Risiko 11 35.5
rebung. Rebung dimaknai sebagai KEK (≥23.5cm)
sayuran yang dapat menyebabkan tubuh
janin cepat membesar sehingga dapat
subur. Menurut mereka, bayi yang
terlalu subur tidak baik karena dapat
menyulitkan proses persalinan. Untuk
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. X N0 Y, Bulan Tahun : HalamanM-N Vol. 14 No 2, Juni 2015 : 89 – 95

Tabel 2 kelompok pangan yang ditabukan dan makna simbolis

Kelompok Jenis Makanan Makna Simbolis


Pangan
Makanan Ketan hitam Ketan hanya digunakan pada saat upacara
Pokok basale untuk penyembuhan penyakit,
sehingga tidak baik untuk dikonsumsi pada
masa hamil.
Tape Singkong Tape dapat menyebabkan perut ibu
hamil panas dan tidak nyaman.
Lauk Hewani Daging sapi, kerbau, Kelompok pangan lauk hewani
kambing, kelinci, landak, menyebabkan ketuban menjadi tebal
kulit sapi (kulit napo), (tuban jangat) dan darah cepat membeku
telur, ikan baung, ikan (mentak darah).
lele, ikan patin, ikan
gabus
Buah Nanas Nanas dapat menyebabkan keguguran
Sayur Rebung Rebung dapat menyebabkan tubuh janin
cepat membesar, sehingga ketika akan
melakukan persalinan akan sulit jika bayi
yang dilahirkan besar.

Tabel 3 Distribusi karakteristik berdasarkan status KEK


Variabel Kategori Risiko KEK Tidak risiko KEK Total
n % n % n %
Usia 15-17 tahun 2 6.5 0 0.0 2 6.5
18-21 tahun 7 22.6 0 0.0 7 22.6
22-39 tahun 10 32.3 3 9.6 13 41.9
30-39 tahun 1 3.2 8 25.8 9 29.0

Usia Trimester I 7 22.6 0 0.0 7 22.6


Gestasional
Trimester II 12 38.7 7 22.6 19 61.3
Trimester III 1 3.2 4 12.9 5 16.1

Jarak 1-2 tahun 10 32.3 0 0.0 10 32.3


kehamilan
>2 tahun 10 32.3 11 35.4 21 67.7

PEMBAHASAN tergolong usia berisiko tinggi terhadap


kehamilan (>30 tahun). Kehamilan risiko
Sebagian besar subjek tergolong
tinggi adalah kehamilan yang
usia dewasa awal yaitu 22-29 tahun.
menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi
Namun masih terdapat 29.0% yang
6
Makna Simbolis Tabu Makanan...(Arnati Wulansari, Puput Herliana, Kasyani)

sakit dan atau meninggal sebelum volume darah yang menyebabkan


persalinan berlangsung. Bayi meninggal turunnya konsentrasi Hb dan
atau cacat, bahkan ibu meninggal saat hematokrit dimana penurunan
persalinan sering terjadi pada kehamilan konsentrasi Hb. Pada masa trimester II,
usia ibu yang >30 tahun. Usia merupakan kejadian ini terjadi dan mencapai
salah satu faktor penting yang harus puncak. Jika asupan zat gizi pada
diperhatikan dalam kehamilan trimester ini tidak tercukupi maka akan
(Mahirawati, 2015; Syafa’ah, 2016; terjadi anemia delusional (Karundeng
Syukri, 2010). et al., 2015). Hal ini dapat
menyebabkan risiko melahirkan bayi
Usia kehamilan atau usia
BBLR 2.204 kali lebih besar
gestasional subjek sebagian besar pada
(Ramakrishnan et al., 2012).
trimester II. Pada trimester ini
kebutuhan zat gizi bertambah, terutama Jarak kehamilan pada subjek
pada zat gizi mikro. Usia gestasional sebagian besar > 2 tahun (67.7%).
merupakan salah satu faktor yang Menurut Kemenkes RI (2013), jarak
berhubungan dengan berat lahir bayi kehamilan sebaiknya minimal 2 tahun
(Syafa’ah, 2016). Usia gestasional (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
adalah waktu yang dibutuhkan seorang Jarak kehamilan yang terlalu dekat
ibu selama masa konsepsi hingga dapat meningkatkan risiko untuk
kelahiran. Kehamilan pada trimester II, mengalami gangguan kesehatan pada
terdapat perubahan fisiologis seperti kehamilan. Jarak kehamilan yang
nafsu makan mulai bertambah, keluhan cukup, membuat ibu dapat pulih
mual dan muntah berkurang. dengan sempurna dari kondisi setelah
Kebutuhan gizi ibu hamil juga terus melahirkan, saat ibu sudah merasa
meningkat untuk pertumbuhan janin nyaman dengan kondisinya maka ibu
terutama meningkatkan protein dan dapat menciptakan pola asuh yang baik
kalori. Protein dan kalori dibutuhkan dalam mengasuh dan membesarkan
untuk pembentukan plasenta, ketuban, anaknya. Hal ini dapat mempengaruhi
menambah volume darah dan dialirkan status gizi ibu dan bayi, serta dapat
ke seluruh tubuh. Pada saat kehamilan, mempengaruhi pada siklus kehidupan
volume plasma, volume dan massa sel selanjutnya(Roura et al., 2011).
darah merah mengalami peningkatan. Makanan yang ditabukan
Peningkatan yang terjadi pada subjek dalam hal ini ibu hamil pada
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. X N0 Y, Bulan Tahun : HalamanM-N Vol. 14 No 2, Juni 2015 : 89 – 95

masyarakat adat Suku Anak Dalam di Kelompok lauk hewani banyak


Desa Bungku Kecamatan Bajubang ditabukan pada kelompok ibu hamil
Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi SAD. Menurut Chahyanto dan
dapat dikelompokkan menjadi Wulansari (2018), hampir seluruh suku
makanan pokok, lauk hewani, buah, atau daerah di Indonesia menjadikan
dan sayuran. Budaya tabu makanan salah satu jenis makanan lauk pauk
pada masyarakat adat ini masih kuat hewani sebagai makanan yang
dan terjaga dari generasi ke generasi ditabukan untuk ibu hamil. Lauk
walaupun mereka sudah terpapar hewani sangat dianjurkan dikonsumsi
dengan modernisasi. Ditinjau dari tabu pada kelompok rawan gizi terutama
makanan yang ada, terdapat beberapa pada ibu hamil. Kebutuhan akan zat
zat gizi yang mungkin terhindarkan gizi terutama pada protein meningkat
pada subjek, Zat gizi tersebut sebesar 20 gram pada ibu hamil
dibutuhkan untuk metabolisme ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
hamil dan janin, yaitu mayoritas dari Hal ini bertujuan untuk pertumbuhan
kelompok protein, selanjutnya janin dan mempertahankan kesehatan
karbohidrat, mineral, serat, dan ibu. Kelompok pangan ini juga tinggi
vitamin. Tape dan ketan merupakan kandungan heme (pada daging merah)
Jenis kelompok makanan pokok. yang berfungsi untuk pembentukan sel
Makna simbolis dari tape adalah dapat dan jaringan baru. Pada jenis pangan
membuat perut panas dan dapat ikan-ikanan juga banyak ditabukan,
digolongkan makanan panas yang sedangkan jenis pangan ini kaya akan
dapat menyebabkan keguguran. asam lemak tak jenuh (omega-3),
Persentase alkohol dalam tape dapat mineral, dan komponen bioaktif
mempengaruhi janin seperti tumbuh lainnya yang dapat meningkatkan
kembang janin terkait perkembangan pertumbuhan dan perkembangan
otak janin. Ketan juga merupakan kognitif ibu hamil, serta mengurangi
kelompok makanan pokok yang dapat risiko penyakit kardiovaskular
menyumbangkan energi lebih besar (Ernawati, et al., 2013).
dari kelompok pangan lainnya
Buah nanas merupakan buah
(diasumsikan jumlah pangan sama) yang hampir diseluruh Indonesia
(Praditama, 2014). ditabukan. Masyarakat mempercayai
bahwa konsumsi buah nanas saat hamil

8
Makna Simbolis Tabu Makanan...(Arnati Wulansari, Puput Herliana, Kasyani)

dapat menyebabkan keguguran. Secara Sebanyak 32.3% subjek pada


ilmiah, buah nanas dapat menyebabkan usia 22-29 tahun memiliki risiko KEK
kontraksi uterus dan dapat (LILA <23.5 cm). Status gizi ibu hamil
menyebabkan keguguran. Kebiasaan berperan dalam perkembangan
konsumsi buah nanas pada ibu hamil bayinya. KEK pada ibu hamil dapat
dengan usia gestasional diatas 36 menyebabkan risiko dan komplikasi
minggu dapat dibolehkan dengan berupa berat badan ibu tidak
catatan ibu hamil tidak mengalami bertambah secara normal, anemia,
komplikasi dan usia kehamilan sudah pendarahan, dan terkena penyakit
cukup matur (Chahyanto and infeksi (Azizah dan Adriani, 2018).
Wulansari, 2018). Selain buah sayuran Pengaruh KEK tidak hanya pada masa
juga ditabukan yaitu rebung. Rebung kehamilan, tetapi juga pada saat
yang merupakan kelompok sayur- persalinan seperti premature,
sayuran yang kaya akan serat, vitamin, persalinan sulit dan lama, pendarahan
dan mineral. Namun untuk pengolahan setelah persalinan, serta persalinan
rebung memang harus secara detail, dengan operasi meningkat. KEK juga
karena adanya getah rebung yang dapat mempengaruhi proses
mengandung racun. Apabila pertumbuhan janin dan dapat
pengolahan dilakukan tidak baik, maka menimbulkan keguguran, abortus,
getah tersebut masih dapat meracuni anemia pada bayi, asfiksia intrapartum
tubuh apabila dikonsumsi (Praditama, (mati dalam kandungan), lahir dengan
2014; Chahyanto and Wulansari, 2018). BBLR, bayi lahir mati, kematian
Makna simbolis rebung sebagai neonatal, cacat bawaan (Karima dan
makanan yang ditabukan yaitu anak Achadi, 2012; Sandra, 2018).
menjadi subur dan menurut subjek hal Salah satu penyebab terjadinya
itu tidak bagus bagi kelangsungsungan KEK adalah pola makan yang kurang
kehidupan ibu maupun bayi yang akan beragam dan porsi yang kurang.
dilahirkan. Makna simbolis dari jenis Dampak dari ketidakseimbangan
pangan ini tidak dapat diterima dari asupan gizi ibu hamil dapat
sudut pandang aspek gizi, dan adanya
menimbulkan gangguan selama
tabu makanan dapat memperparah kehamilan, baik terhadap ibu maupun
risiko terjadinya KEK pada ibu hamil. janin yang dikandungnya (Azizah and
Adriani, 2018). Apabila kondisi ini
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. X N0 Y, Bulan Tahun : HalamanM-N Vol. 14 No 2, Juni 2015 : 89 – 95

berlangsung dalam waktu yang lama menjadi prospek untuk penelitian


maka akan terjadi ketidakseimbangan lanjutan.
asupan untuk pemenuhan kebutuhan
dan pengeluaran energi sehingga
KESIMPULAN DAN SARAN
menyebabkan ibu hamil mengalami
KEK (Young et al., 2014; Kesimpulan
Ramakrishnan et al., 2012). Pada Seluruh subjek masih
masyarakat SAD, kebutuhan pangan mempercayai adanya tabu makanan yang
dipenuhi berdasarkan ketersediaan dipraktikkan. Kelompok bahan pangan
pendapatan yang sebagian besar yang ditabukan adalah makanan pokok,
diperoleh kepala keluarga. Jika tidak lauk hewani, buah, dan sayur. Makna
tersedia pendapatan yang cukup, maka simbolis dari masing-masing kelompok
makanan yang sering dikonsumsi berturut-turut adalah makanan panas
untuk semua anggota keluarga adalah yang menyebabkan keguguran, ketuban
nasi dan garam. Hal ini sudah menjadi menjadi tebal dan darah mudah
tradisi bagi masyarakat adat SAD yang membeku, keguguran, dan bayi menjadi
menjadi subjek pada penelitian ini. subur. Sebagian besar (64.5%) subjek
Status gizi pada ibu hamil memiliki ukuran LILA <23.5 cm yang
setidaknya harus diimbangi dengan dapat menyebabkan tingginya risiko
pengukuran pertambahan berat badan KEK.
ibu hamil (Young et al., 2014). Pada
penelitian ini tidak dilakukan
SARAN
penimbangan berat badan secara
berkala. Subjek juga tidak memiliki Edukasi gizi diperlukan untuk

buku KIA dan tidak melakukan meningkatkan pengetahuan terkait

kunjungan ANC. Apabila terjadi dengan gizi pada kehamilan. Pada

ketidaknyamanan pada kehamilan penelitian ini juga tidak dilakukan

maka mereka akan berobat pada dukun pengukuran berat badan secara berkala

dan kemudian diberikan ramuan atau pada subjek, untuk itu hal ini dapat

obat alami. Namun mereka juga tidak dijadikan sebagai penelitian lanjutan.

mengetahui pasti komposisi ramuan


tersebut. Hal ini menjadi satu
UCAPAN TERIMA KASIH
kelemahan pada penelitian ini dan

10
Makna Simbolis Tabu Makanan...(Arnati Wulansari, Puput Herliana, Kasyani)

Penulis menyampaikan terima Pregnant Women’S Protein Intake


and Their Baby Length At Birth
kasih kepada Kementerian Riset,
To the Incidence of Stunting
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang Among Children’, Penelitian Gizi
dan Makanan, Vol. 36 (1(1), pp.
telah membiayai penelitian ini melalui
1-11 PENDAHULUAN. doi:
hibah kompetitif penelitian. Penulis juga 10.22435/PGM.V36I1.3388.1-11.
menyampaikan terima kasih kepada
Ervinawati, E., Wirda, A. and Nurlisis, N.
Stikes Baiturrahim Jambi yang telah (2019) ‘Determinant of Chronic
Energy Malnutrition (CEM) in
menyetujui dan membantu pelaksanaan
Pregnant Woman at Lubuk Muda
penelitian ini. Ucapan terima kasih juga Public Health Center’, Jurnal
Kesehatan Komunitas, 4(3), pp.
penulis sampaikan kepada Pemerintah
120–125. doi:
Kabupaten Batanghari yang telah 10.25311/keskom.vol4.iss3.289.
membantu dalam administrasi perizinan
Karima, K. and Achadi, E. L. (2012)
penelitian ini. ‘Status Gizi Ibu dan Berat Badan
Lahir Bayi Nutrition Status and
Infant Birth Weight’, Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA Masyarakat, 7, pp. 111–119.

Azizah, A. and Adriani, M. (2018) Karundeng, L. R., Ismanto, A. Y. and


‘Tingkat Kecukupan Energi Kundre, R. (2015) ‘Status Gizi
Protein Pada Ibu Hamil Trimester Balita Di Puskesmas Kao
Pertama Dan Kejadian Halmahera Utara’, e-Journal
Kekurangan Energi Kronis’, Keperawatan (e-Kep), 3(1), pp.
Media Gizi Indonesia, 12(1), p. 1–9.
21. doi: 10.20473/mgi.v12i1.21-
26. Kementerian Kesehatan RI (2013) ‘Riset
Kesehatan Dasar (National Health
Bungku, P. P. D. (2017) ‘Laporan Survey) 2013’, Ministry of Health
Puskesmas Pembantu Bungku’ Republic of Indonesia, (1), pp. 1–
Batanghari : Dinas Kesehatan 303. doi: 10.1007/s13398-014-
Batanghari. 0173-7.2.

Chahyanto, B. A. and Wulansari, A. Kementerian Kesehatan RI (2014) Diet


(2018) ‘Nutrition Aspects and total study: Survey of individual
Symbolic Meaning of Food food consumption Indonesia 2014,
Taboos on Pregnant Women in Ministry of Health Republic of
Indonesia’, Jurnal Ekologi Indonesia.
Kesehatan, 17, No.1, pp. 52–63.
Ernawati, F., Rosmalina, Y. and Kementerian Kesehatan RI (2018)
Permanasari, Y. (2013) ‘Pengaruh RISKESDAS 2018: Executive
Asupan Protein Ibu Hamil Dan Summary.
Panjang Badan Bayi Lahir
Terhadap Kejadian Stunting Pada Mahirawati, V. (2015) ‘related Factors of
Anak Usia 12 Bulan Di chronic Energy Deficiency at
Kabupaten Bogor (Effect of the Pregnant Woman in kamoning
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. X N0 Y, Bulan Tahun : HalamanM-N Vol. 14 No 2, Juni 2015 : 89 – 95

and Tambelangan Sub District, Bendosari Kabupaten Sukoharjo.


Sampang District, West Java’, Available at:
Buletin Penelitian Sistem http://eprints.ums.ac.id/44765/11/
Kesehatan, 17(2 Apr), pp. 193– NASKAH PUBLIKASI e.pdf.
202. doi:
10.22435/bpsk.v17i2Apr.3609. Syukri, A. (2010) ‘Persalinan pada Usia
Diatas 35 Tahun’, pp. 484–489.
Praditama, A. D. (2014) ‘POLA Available at:
MAKAN PADA IBU HAMIL http://download.portalgaruda.org/
DAN PASCA MELAHIRKAN article.php?article=157381&val=1
DI DESA TIRIPAN 008&title=PERSALINAN PADA
KECAMATAN BERBEK USIA 35 TAHUN DI RSU PROF.
KABUPATEN NGANJUK’, Dr. R. D. KANDOU MANADO.
Jurnal Universitas Airlangga,
3(1), pp. 1–16. Young, S. L. et al. (2014) ‘Household
food insecurity, maternal
Ramakrishnan, U. et al. (2012) ‘Effect of nutritional status, and infant
women’s nutrition before and feeding practices among HIV-
during early pregnancy on infected Ugandan women
maternal and infant outcomes: A receiving combination
systematic review’, Paediatric antiretroviral therapy’, Maternal
and Perinatal Epidemiology, and child health journal, 18(9),
26(SUPPL. 1), pp. 285–301. doi: pp. 2044–2053. doi:
10.1111/j.1365- 10.1007/s10995-014-1450-y.
3016.2012.01281.x.

Roura, L. C. et al. (2011) ‘From biology


to policy: The link between
maternal health and current and
future burden of chronic
noncommunicable disease’,
International Journal of
Gynecology and Obstetrics,
115(SUPPL. 1). doi:
10.1016/S0020-7292(11)00541-8.

Sandra, C. (2018) ‘Penyebab Kejadian


Kekurangan Energi Kronis Pada
Ibu Hamil Risiko Tinggi Dan
Pemanfaatan Antenatal Care Di
Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk
Jember’, Jurnal Administrasi
Kesehatan Indonesia, 6(2), p. 136.
doi: 10.20473/jaki.v6i2.2018.136-
142.

Syafa’ah, H. (2016) Hubungan Status


Gizi Dan Asupan Gizi Ibu Hamil
Trimester Iii Dengan Panjang
Bayi Lahir Di Puskesmas
12

You might also like