You are on page 1of 13

(https://www.academia.

edu)

Error: 404

Oops! It looks like you're in the wrong


aisle.
We're sorry for the confusion. We're currently working on it. In the meantime, feel free to browse
the restricted section.

Premium
Readers (https://www.academia.edu/upgrade?feature=searchm)
Mentions (https://www.academia.edu/upgrade?feature=readers)
Advanced Search (https://www.academia.edu/upgrade?feature=search)
Pro le Visitors (https://www.academia.edu/upgrade?feature=search)
Personal Website (https://www.academia.edu/upgrade?feature=analytics)
Grants (https://www.academia.edu/upgrade?feature=analytics)

Company
About (https://www.academia.edu/about)
Press (https://www.academia.edu/press)
Blog (https://medium.com/@academia)

Security
Privacy (https://www.academia.edu/privacy)
Terms (https://www.academia.edu/terms)

Career
Job Board (https://www.academia.edu/Jobs)
We're Hiring (https://www.academia.edu/hiring)

Support
Help Center (https://support.academia.edu/)
Contact Us (mailto:premium-support@academia.edu)
PRODUKSI BEBERAPA TANAMAN SAYURAN DENGAN SISTEM
VERTIKULTUR DI LAHAN PEKARANGAN

Putu Eka Pasmidi Ariati


Program Study Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Mahasaraswati
Denpasar
Corresponding Outhor : eka_pasmidi@yahoo.co.id

Abstract

The purpose of this study is to know the type of vegetable crops suitable to be cultivated
with vertikultur system in the yard. The study was conducted in Medahan Village, Gianyar
District, involving 20 peasants. Plants are cultivated in polybags with 60% cropping medium soil
mixed with 30% organic fertilizer, do not use chemical fertilizers. Placed in such a way, so that the
position is vertical or storied. The results of the study found (1) Spinach and local chillies were
very good choice of plants for the land of small garden with vertikultur system, (2) Eggplant and
Kangkung can be selected after Spinach and Chilli with vertikultur system in yard area, (3) Tomato
better Cultivated on a garden plot, rather than cultivated on polybags in the yard

Keywords: vertikultur, organic, yard, polybag

AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088-2521 76


I. PENDAHULUAN rumah tangga, apabila dirancang dan
direncanakan dengan baik
Indonesia memiliki potensi Lahan pekarangan sudah lama
sumber daya hayati spesifik lokasi yang dikenal dan memiliki fungsi multiguna,
sangat kaya dengan berbagai jenis yaitu untuk menghasilkan bahan makan
tanaman pangan, seperti padi-padian, sebagai tambahan hasil sawah dan
umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, tegalnya, sayur dan buah-buahan, unggas,
buah dan sumber pangan hewani. ternak kecil dan ikan, rempah, bumbu-
Demikian pula berbagai jenis tanaman bumbu dan wangiwangian, bahan
rempah dan obat-obatan dapat tumbuh kerajinan tangan, serta uang tunai
dan berkembang dengan mudah di (Sajogyo, 1994). Kelebihan pekarangan
wilayah nusantara ini. Namun potensi dalam kehidupan petani adalah secara
yang besar tersebut bertolak belakang berkesinambungan dapat menyediakan
dengan realisasi konsumsi masyarakat kebutuhan sehari-hari keluarga petani
yang masih dibawah anjuran pemenuhan (Salikin, 2005). Pendapat ini dipertegas
gizi dan upaya program diversifikasi oleh Arifin, (2010) bahwa tanaman dan
yang digalakkan pemerintah sejak orda ternak di pekarangan memberi kontribusi
lama. Hal ini ditunjukkan dengan pendapatan keluarga. Sedangkan kajian
indicator skor Pola Pangan Harapan yang dilakukan oleh Rahayu (2010)
(PPH) nasional yang relative masih bahwa dengan memanfaatkan pekarangan
rendah. Hal ini didukung oleh Balai pendapatan yang diperoleh di Desa
Besar Pengkajian dan Pengembangan Sambirejo, Kecamatan Ngawen,
Teknologi Pertanian (2011) bahwa PPH Kabupaten Gunungkidul tiap bulannya
nasional pada tahun 2009 baru bisa berkisar antara Rp. 335.000 - Rp.
mencapai 75,7% dari sasaran yang 2.246.428 Namun demikian, dengan
dicanangkan 95% pada tahun 2014. penataan pekarangan yang lebih baik
Luas lahan pekarangan secara dapat memberikan pendapatan hingga Rp
nasional sekitar 10,3 juta ha atau 14 % dari 3.236.821 per bulan atau Rp 38.841.848
keseluruhan luas lahan pertanian dan per tahun (Mardiyanto, 2009). Hasil
merupakan salah satu sumber potensial penelitian tersebut membuktikan bahwa
penyedia bahan pangan yang bernilai gizi pekarangan dapat dijadikan lahan usaha
dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Lahan tani yang efektif untuk mendukung
pekarangan tersebut sebagian besar masih program ketahanan pangan keluarga di
belum dimanfaatkan sebagai areal perkotaan maupun di perdesaan.
pertanaman aneka komoditas pertanian, Menurut Anon (2011)
khususnya komoditas pangan. Pemanfaatan Pengembangan Kawasan Rumah Pangan
lahan pekarangan untuk tanaman obat- Lestari di Kayen, Pacitan, Jawa Timur
obatan, tanaman pangan, tanaman hingga Agustus 2011, setiap Kepala
hortikultura, ternak, ikan dan lainnya, Keluarga (KK) mampu menekan belanja
selain dapat memenuhi kebutuhan pengeluaran kebutuhan rumah tangganya
keluarga sendiri, juga berpeluang Rp. 125.000 – Rp. 445.000 per bulan dan
memperbanyak sumber penghasilan Pola Pangan Harapan (PPH)-nya naik
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088-2521 77
dari 73,5 % menjadi 87,5%. Lebih lanjut terdapat zat-zat pewarna yang dipakai
dikatakan bahwa untuk menjaga untuk menarik minat anak-anak sekolah
keberlanjutannya perlu dilakukan untuk membeli. Menurut Baning
pembaruan rancangan pemanfaatan Prihatmoko (2011), “sayuran dan buah
pekarangan dengan memperhatikan merupakan satu dari empat pilar pangan
berbagai program yang telah berjalan. berimbang selain biji-bijian, protein dan
Disisi lain, komitmen pemerintah untuk sedikit susu yang dianjurkan dalam
melibatkan rumah pangan berbasis pemenuhan gizi keluarga. Peran sayuran
sumber daya local, dan konservasi dalam gizi keluarga seringkali terabaikan
tanaman pangan untuk masa depan perlu tidak saja dari segi jumlah tetapi juga
diaktualisasikan dalam menggerakkan variasinya. Hal lain yang tidak kalah
lagi budaya menanam di lahan penting dalam pangan (sayuran sehat)
pekarangan, baik di perkotaan maupun di adalah paparan pestisida yang melekat di
perdesaan. lebih dari 90% sayuran yang dikonsumsi
Penanaman sayuran di pekarangan masyarakat”. Sayuran sehat adalah
merupakan satu strategi untuk mengatasi sayuran yang dibudidayakan dengan
kekurangan gizi dan bahan makanan pengelolaan secara organik dimana input-
bergizi, karena sayuran merupakan input pertumbuhan yang diberikan juga
sumber vitamin dan mineral. Sejumlah dari sumber organik dan bebas bahan-
penelitian menyimpulkan bahwa adanya bahan kimiawi.
pekarangan yang dimanfaatkan untuk Diketahui bahwa akibat
menghasilkan sayuran maka gizi rumah rendahnya asupan gizi yang bersumber
tangga akan lebih baik. Ke depan, dari sayuran dan buah, anak-anak sering
persoalan harga bahan pangan yang menderita sakit karena mengalami
cenderung fluktuatif karena bergantung defisiensi nutrisi seperti kurangnya
pada kondisi pasar dapat teratasi. vitamin A, C, dan nutrisi mikro lainya
Presiden menghimbau masyarakat (kualitas gizi tak seimbang). Untuk
Indonesia membangun Rumah Pangan memenuhi konsumsi yang seimbang
Lestari, baik di tingkat keluarga, bagi kesehatan, WHO menyarankan
ditingkat desa, ditingkat kecamatan, dan konsumsi sayuran dan buah minimal 400
kota, sehingga kebutuhan pangan sehari- gr per hari untuk diet. Unsur-unsur
hari dapat tercukupi. Dengan memiliki nutrisi tersebut terdapat dalam sayuran
rumah pangan, maka warga tidak perlu dan buah sehingga konsumsi sayuran dan
panik apabila harga di pasaran tidak buah ini menjadi sangat penting. Sejalan
stabil (Anonim, 2011). dengan hal itu, maka introduksi budidaya
Akhir-akhir ini ditengarai sayuran dan buah (“organic / bebas
konsumsi sayuran yang merupakan bahan-bahan kimiawi”) di tingkat anak-
sumber vitamin bagi anak-anak sekolah anak sekolah menjadi sangat menarik
masih cukup rendah. Hal ini ditunjukkan manakala setelah anak-anak sekolah
oleh semakin senangnya anak-anak memahami cara budidaya sayuran
mengkonsumsi makanan siap saji yang diharapkan akan tumbuh keinginannya
kemungkinan tidak sehat apalagi sering
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088-2521 78
untuk menyukai sayuran sebagai bagian (2010), vertikultur adalah cara pertanian
dari menu makanan. baik indoor maupun outdoor, karena
Akhir-akhir ini permintaan kepemilikan lahan terbatas yang
sayuran sehat (organik) semakin dirancang sedemikian rupa sehingga
meningkat karena adanya pola hidup berposisi vertikal atau
sehat di masyarakat perkotaan/pariwisata bertingkat. Tanaman yang dibudidayakan
di Bali. Dengan semakin meningkatnya diusahakan tanaman yang memiliki nilai
kebutuhan terhadap komoditas sayuran ekonomis tinggi, berumur pendek, atau
maka diperlukan upaya-upaya kearah tanaman semusim. Setidaknya, tanaman
peningkatan produksi dan peningkatan tersebut berakar pendek, seperti selada,
pendapatan petani. Dari jenis sayuran kangkung, bayam, pokcoy, caisim, katuk,
maka tanaman sawi, kangkung, tomat, kemangi, tomat, pare, kacang panjang,
bayam dan sayuran cepat panen lainnya mentimun, ataupun bunga-bungaan.
memiliki peluang baik untuk Tujuan penelitian ini adalah untuk
dikembangkan dalam areal lahan terbatas mengetahui jenis tanaman sayuran yang
termasuk mudah dibudidayakan dalam cocok dibudidayakan dengan sistem
polibag. Untuk budidaya ini diperlukan vertikultur di lahan pekarangan. Manfaat
tanah yang gembur dan subur dengan penelitian ini diharapkan menjadi pilihan
kisaran netral(Sunarjono, Hendro;1980). bagi petani untuk menentukan jenis
Sementara itu, sebagian besar tanaman yang mempunyai produksi
tanaman membutuhkan komposisi hara tinggi, jika ditanam dengan
yang lengkap dan seimbang untuk menggunakan sistem vertikultur di lahan
pertumbuhannya yang optimal. Karena pekarangan.
itu dalam budidaya sayuran diperlukan
unsur hara makro dan mikro yang
seimbang. Dari beberapa hasil kajian II. METODE PENELITIAN
BPTP Bali terdapat beberapa jenis pupuk Penelitian ini dilakukan di
organik yang cocok dikembangkan pada Kabupaten Gianyar, yaitu di Desa
sayuran dan dapat dikelola oleh Medahan, Kecamatan Gianyar dengan
masyarakat dengan teknologi sederhana, dasar pertimbangan di Desa tersebut
misalnya pupuk organik yang mempunyai sasaran program ketahanan
dikomposkan dengan MOL (mikro pangan, dengan memanfaatkan lahan
organisme lokal), cacing tanah (kascing), pekarangan. Penelitian ini melibatkan
slurry biogas (olahan dari digester petani peserta program ketahanan
biogas), bio urine (fermentasi urine sapi pangan, sebanyak 20 orang. Pelaksanaan
dengan MOL) maupun pengomposan penelitian dilakukan oleh kelompok
secara tradisional seperti pukan sapi dengan pengawalan teknologi oleh
(Kariada, et.al. 2011). peneliti dan pendampingan antara lain
Salah satu inovasi yang dapat oleh Penyuluh dan Petani andalan.
dikembangkan untuk penanaman sayuran Untuk budidaya tanaman disesuaikan
di lahan pekarangan adalah dengan dengan kondisi lahan pekarangan warga,
sistem vertikultur. Menurut Jatnika
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088-2521 79
yaitu lahan pekarangan sempit dengan sembarangan dalam menanam sawi hijau,
menggunanakan sistem vertikultur. karena akan memberikan hasil yang
Tanaman ditanam dalam polibag dengan kurang maksimal. Pada umur 40-50 hari
media tanam 60 % tanah dicampur dari umur semai, tanaman sawi sudah
dengan 30 % pupuk organik, tidak dapat dipanen untuk tanaman yang
menggunakan pupuk kimia kemudiaan pertumbuhannya baik, di setiap 1 hektar
ditempatkan sedemikian rupa, sehingga lahan dapat menghasilkan 1-2 ton sawi
berposisi vertikal atau bertingkat. Untuk hijau. Cara untuk memanen sawi ada
mengetahui tanaman yang mempunyai beberapa macam yakni memotong
potensi tinggi ditanaman pada polibag pangkal batang, mencabut seluruh
dengan sistem vertikultur, dibandingkan tanaman, atau memetik daunnya satu per
dengan tanaman yang sama yang ditanam satu.
dalam petak 1 x 3 m. Jenis tanaman yang Hasil penelitian menemukan
dibudidayakan, yakni sawi hijau, bayam, rataan produksi Sawi Hijau yang
tomat, kangkung, terong dan cabe lokal. ditanaman pada polibag mencapai 99
gram, dan sawi hijau hanya dipanen satu
III. HASIL DAN PEMBAHASAN kali dengan cara dipotong. Sedangkan
yang ditanam pada kebun per petaknya
Produksi Tanaman Pada Polibag
rataan produksinya mencapai 74 gram.
dengan Sistem Vertikultur
Hal ini berarti produksi sawi dalam
Sawi hijau atau caisin (Brassica polibag lebih tinggi, ini disebabkan unsur
sinensis L) dipilih sebagai tanaman hara dalam polibag tidak ada yang
vertikultur karena sawi dapat ditanam hanyut, kelembaban tanah tetap terjaga,
sepanjang tahun. Sawi juga dapat hidup sedangkan tanaman dalam petak kebun
diberbagai tempat, baik di dataran tinggi disamping tanaman agak rapat (200
maupun di dataran rendah, namun sawi batang/1x3m), sehingga terjadi
kebanyakan dibudidayakan di dataran persaingan dalam memperoleh unsur
rendah dengan ketinggian antara 5 hara, juga unsur hara dan kelembaban
sampai 1200 mdpl, baik di sawah, tanahnya tidak stabil.
ladang, maupun pekarangan rumah. Sawi Bayam (Amaranthus Spt.) dipilih
termasuk tanaman tahan terhadap cuaca, karena memiliki perakaran pendek, dan
pada musim hujan tahan terhadap, mudah ditanam, bayam adalah tanaman
terpaan air hujan, sedangkan pada musim semusim yang menyukai iklim hangat
kemarau juga tahan terhadap panasnya dan cahaya kuat. Bayam relatif tahan
cuaca yang menyengat, asalkan dibarengi terhadap pencahayaan langsung karena
juga dengan penyiraman secara rutin. merupakan tumbuhan C4. Batang berair
Budidaya sawi tidak terlalu sulit, karena dan kurang berkayu daun bertangkai
prosesnya hampir sama dengan proses berbentuk bulat telur, lemas, berwarna
budidaya tanaman lain yang masih dalam hijau, merah atau hijau keputihan. Bunga
satu keluarga dengan sawi, yakni tersusun majemuk tipe tukal yang rapat
broccoli, lobak, kubis, kubis bunga, serta bagian bawah duduk di ketiak bagian atas
kubis krop. Namun tidak boleh berkumpul menjadi karangan bunga di
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088-2521 80
ujung tangkai dan ketiak percabangan.
Biji berwarna hitam, kecil dan keras.
Bayam merupakan tumbuhan yang biasa
ditanam untuk di konsumsi daunnya
sebagai sayuran hijau. Bayam pada
polibag dipanen sebanyak empat kali
dengan cara dipetik dengan rataan
produksi mencapai 85,25 gram
sedangkan pada petak kebun rataan
Gambar 1 Tomat pada polibag
produksi hanya mencapai 26,5 gram, jauh
dengan sistem vertikultur
lebih rendah dengan produksi pada
polibag. Sehingga bayam sangat cocok Tomat pada polibag dipanen
dibudidayakan pada polibag dengan sebanyak empat kali dengan rataan
sistem vertikultur di lahan pekarangan produksi mencapai 67,00 gram,
sangat sempit sedangkan yang ditanam pada petak
Tomat (Solanum Lycopersicum kebun rataan produksinya jauh lebih
Syn.) adalah tumbuhan dari keluarga tinggi yaitu mencapai 295,70 gram. Hal
solanaceae, tumbuhan asli Amerika ini disebabkan tomat memiliki perakaran
Tengah dan Selatan, Meksiko sampai yang lebih dalam dan banyak/kuat,
Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus sehingga dalam petak kebun dapat
hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1-3 menyerap unsur hara lebih banyak,
m. Tumbuhan ini memiliki buah sedangkan dalam polibag sangat
berwarna hijau, kuning dan merah yang terbatas. Namun demikian, jika lahan
biasa dipakai sebagai sayur dalam sangat sempit masih dapat ditanam pada
masakan atau dimakan secara langsung polibag dengan sistem vertikultur.
tanpa diproses. tomat memiliki batang Kangkung (Ipomoea Aquacica
dan daun yang tidak dapat dikonsumsi Forsk) adalah tumbuhan yang termasuk
karena masih sekeluarga dengan kentang jenis sayur-sayuran dan ditanam sebagai
dan terong yang mengandung alkaloid. makanan. Ada 2 jenis penanaman
Hasil penelitian menunjukkan tanaman diusahakan : kering dan basah dalam
tomat pada polibag, Gambar 1 sangat keduanya, sejumlah besar bahan organik
subur, dengan buah yang dihasilkan dan air diperlukan agar tanaman ini dapat
sangat menarik berwarna hijau karena tumbuh dengan subur. Dalam penanaman
masih muda, sehingga tomat sangat kering, kangkung ditanam pada jarak 5
cocok ditanam di lahan pekarangan inci pada batas dan ditunjang dengan
disamping memiliki nilai estetika juga kayu sangga. Kangkung dapat ditanam
sangat cocok dikonsumsi untuk dari biji benih atau keratan akar sering
memenuhi kebutuhan gizi anggota ditanam pada semaian sebelum
keluarga. dipindahkan di kebun.
Pada penelitian ini kangkung
yang dibudidayakan adalah jenis
kangkung darat, ditanam dari biji.
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088-2521 81
Dipanen sebanyak empat kali, rataan Terung dipanen sebanyak empat
produksi pada polibag mencapai 21,30 kali, pada polibag rataan produksi
gram, sedangkan rataan produksi pada mencapai 131,5 gram, sedangkan pada
petak kebun lebih tinggi, yaitu mencapai petak kebun lebih tinggi, yaitu rataan
24,83 gram, berarti kankung yang produksinya mencapai 139,4 gram, hal
ditanam pada polibag, maupun petak ini disebabkan terung memiliki
kebun tidak menunujukkan selisih perakaran yang lebih dalam dan
produksi yang ektrims, sehingga cocok banyak/kuat, sehingga dalam petak kebun
untuk dibudidayakan di lahan pekarangan dapat menyerap unsur hara lebih banyak,
baik pada polibag maupun pada petak sedangkan dalam polibag sangat
kebun. terbatas. Namun demikian, jika lahan
Terung (Solanum Melongena ) sangat sempit masih dapat ditanam pada
dipulau jawa lebih dikenal sebagai terong polibag dengan sistem vertikultur, karena
adalah tumbuhan penghasil buah yang perbedaan produksinya tidak terlalu
dijadikan sayur-sayuran. Dapat tumbuh ekstrim.
di dataran rendah dan tinggi, Suhu udara Cabe lokal, saat ini cabe menjadi
22 - 30o C, jenis tanah yang paling baik, salah satu komoditas sayuran yang
jenis lempung berpasir, subur, kaya banyak dibutuhkan masyarakat, baik
bahan organik, aerasi dan drainase baik masyarakat lokal maupun internasional.
dan pH antara 6,8-7,3Sinar matahari Setiap harinya permintaan akan cabe,
harus cukup, cocok ditanam musim semakin bertambah seiring dengan
kemarau. Prospek budidaya tanaman meningkatnya jumlah penduduk di
terong makin baik untuk dikelola secara berbagai negara. Sehingga budidaya
intensif dan komersial dalam skala sayur ini menjadi peluang usaha yang
agribisnis, karena permintaan terong masih sangat menjanjikan, bukan hanya
sangat tinggi. Hasil penelitian untuk pasar lokal saja namun juga
menunjukkan, tanaman terung yang berpeluang untuk memenuhi pasar
ditanaman di lahan pekararangan pada ekspor. Potensi bisnis cabe yang cukup
polibag sangat subur. seperti nampak menguntungkan, menarik minat para
pada Gambar 2, buahnya besar-besar. petani di daerah dataran tinggi, dataran
rendah, hingga daerah pesisir pantai
untuk membudidayakan sayuran ini.
Beberapa daerah penghasil cabe di
Indonesia antara lain Banten, Cianjur,
Tasik, Brebes, Medan, Padang, Tapanuli
Utara, Lombok, serta beberapa daerah
lainnya.
Budidaya cabe di lahan
pekarangan, diharapkan disamping untuk
Gambar 2. Terung ditanam pada polibag memenuhi kebutuhan keluarga juga bisa
di lahan pekarangan menjadi usaha agribisnis untuk
menambah pendapatan keluarga. Hasil
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088-2521 82
penelitian menunjukan rataan produksi pekarangan sangan sempit dengan sistem
cabe lokal pada polibag dengan sistem vertikultur.
vertikultur mencapai 51,5 gram,
sedangkan rataan produksi pada petak
kebun mencapai 45,67 gram. Hal ini
berarti cabe lokal yang ditanam pada
polibag, maupun petak kebun tidak
menunujukkan selisih produksi yang
ektrims, sehingga cocok untuk
Gambar 4 Rataan produksi Tomat di
dibudidayakan di lahan pekarangan baik
lahan pekarangan
pada polibag maupun pada petak kebun.
Perbandingan Rataan Produksi Pada Gambar 4 nampak rataan
Tanaman. produksi tanaman Tomat pada empat
Perbandingan rataan produksi kali periode panen pada polibag jauh
tanaman pada penelitian ini dilakukan lebih rendah dibandingkan dengan rataan
untuk mengetahui perbedaan produksi produksi pada petak kebun, hal ini berarti
tanaman yang dibudidayakan pada Tomat lebih cocok dibudidayakan dalam
polibag dengan tanaman yang petak kebun daripada dalam polibag di
dibudidayakan pada petak kebun. Panen lahan pekarangan
dilakukan sebanyak empat kali, kecuali
tanaman sawi hijau, hanya satu kali
tanam. Pada Gambar 3 ditampilkan
perbandingan rataan produksi tanaman
bayam

Gambar 5. Rataan produksi Kankung di


lahan pekarangan
Pada Gambar 5 nampak rataan
produksi tanaman Kangkung pada empat
kali periode panen menunjukan pola
produksi yang sama, jika dibandingkan
Gambar 3 Rataan produksi Bayam di dengan rataan produksi pada petak
lahan pekarangan kebun, hal ini berarti Kangkung cocok
dibudidayakan baik pada petak kebun
Pada Gambar 3 nampak rataan maupun pada polibag di lahan
produksi tanaman Bayam pada empat pekarangan
kali periode panen pada polibag lebih
tinggi dibandingkan dengan rataan
produksi pada petak kebun, hal ini berarti
bayam yang dibudidayakan pada polibag
dengan sistem vertikultur sangat baik
dijadikan pilihan tanaman untuk lahan
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088-2521 83
Gambar 6. Rataan produksi Terung di baik dijadikan pilihan tanaman
lahan pekarangan untuk lahan pekarangan sangan
sempit dengan sistem vertikultur.
Pada Gambar 6 nampak rataan
2. Terung dan Kangkung dapat
produksi tanaman Terung pada empat
kali periode panen menunjukan pola dijadikan pilihan setelah Bayam
produksi yang sama, jika dibandingkan dan Cabe lokal dibudidayakan
pada polibag dengan sistem
dengan rataan produksi pada petak
vertikultur di lahan pekarangan.
kebun, hal ini berarti Terung cocok
3. Tomat lebih baik dibudidayakan
dibudidayakan baik pada petak kebun
pada petak kebun, daripada
maupun pada polibag dengan sistem
dibudidayakan pada polibag di
vertikultur di lahan pekarangan.
lahan pekarangan

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Menteri Pertanian
Launching MKRPL Sumbar di
Gambar 7. Rataan produksi Cabe lokal Tarantang, Kota Padang.
di lahan pekarangan Kunjungan Kerja Menteri
Pertanian di Sumbar pada 17
Pada Gambar 7 nampak rataan
Desember 2011.
produksi Cabel lokal pada empat kali
Anonim. 2011. SBY: Jadikan KRPL
periode panen pada polibag lebih tinggi
Program Nasional untuk Perkuat
dibandingkan dengan rataan produksi
Ketahanan Pangan. Kunjungan
pada petak kebun, hal ini berarti Cabe
Kerja Presiden ke Desa Kayen,
lokal yang dibudidayakan pada polibag
Kecamatan Pacitan, Jumat
dengan sistem vertikultur sangat baik
(13/1/2012) siang.
dijadikan pilihan tanaman untuk lahan
Asriani dan Mustika.2008. Faktor-Faktor
pekarangan sangan sempit dengan sistem
Yang Berhubungan Dengan
vertikultur.
Pola Pangan Harapan (Pph) Di
Kecamatan Sukoharjo
IV. PENUTUP Kabupaten Sukoharjo.
Diunggah dari
SIMPULAN http://www.google.co.id/. ( 8
Berdasarkan hasil penelitian dan Oktober 2012)
pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut: Ariani, M dan Ashari.2003.
Arah,Kendala dan Pentingnya
1. Bayam dan Cabe lokal yang
Diversifikasi Konsumsi Pangan
dibudidayakan pada polibag
di Indonesia.Forum Agro
dengan sistem vertikultur sangat
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088-2521 84
Ekonomi. Vo.21, No. 2 Ika Meilaty. 2011. Analisis Pola Pangan
desember, Bogor Harapan (PPH). Laporan
Analisis Data Pangan dan
Arifin, H. S. 2010. Optimalisasi Gizi.Departemen Gizi
pemanfaatan pekarangan untuk Masyarakat Fakultas Ekologi
mendukung ketahanan pangan Manusia, Institut Pertanian
rumah tangga. Makalah Bogor
disajikan pada diskusi tematik Mewa Ariani. Diversifikasi Konsumsi
memperkuat basis ketahanan Pangan di Indonesia : Antara
pangan rumah tangga. Dramaga, Harapan dan Kenyataan.
Bogor. 03 April 2010 Diunggah dari
Jatnika, A. 2010. Vertikultur Konsep http://www.google.co.id/. ( 8
Praktis Pertanian Masyarakat Oktober 2012)
Urban. http://www2.bbpp- Mardiyanto, A. 2009. Perencanaan
lembang.info/index.php?option= Lanskap Pekarangan Dengan
com_content&view Sistem Pertanian Terpadu.
=article&id=395&Itemid=304 Skripsi. Departemen Arsitektur
Balai Besar Pengkajian dan Lanskap Fakultas Pertanian
Pengembangan Teknologi Institut Pertanian Bogor. 145
Pertanian.2011. Buku Pedoman hal.
Umum Pelaksanaan M-KRPL. Rahayu, E. S. 2010. Pemberdayaan
Balai Besar Pengkajian dan Masyarakat Petani Dalam
Pengembangan Teknologi Program Pekarangan Terpadu
Pertanianm Bogor. di Desa Sambirejo Kecamatan
BBKP.2003. Peraturan Pemerintah Ngawen Kabupaten
Republik Indonesia Nomor 68 Gunungkidul. Skripsi. Fakultas
Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pertanian Universitas Sebelas
Pangan. Departemen Pertanian. Maret. Surakarta. 186 hal.
Jakarta .Made Astawan. Pangan Unggulan local
Balai Besar Pengkajian dan untuk Diversivikasi Pangan
Pengembangan Teknologi (kompas. Com. 9 Mei 2012)
Pertanian.2011. Buku Pedoman Rahayu, E. S. 2010. Pemberdayaan
Umum Pelaksanaan M-KRPL. Masyarakat Petani Dalam
Balai Besar Pengkajian dan Program Pekarangan Terpadu di
Pengembangan Teknologi Desa Sambirejo Kecamatan
Pertanianm Bogor Ngawen Kabupaten
Hardiansyah.2004. Pengembangan pola Gunungkidul. Skripsi. Fakultas
Konsumsi Pangan Tingkat Pertanian Universitas Sebelas
Masyarakat dan Regional. Maret. Surakarta. 186 hal.
http://iptek2pih.or.id/. ( 8 Sajogyo, Pudjiwati. 1994. Menuju Gizi
Oktober 2012) Baik Yang Merata di Pedesaan

AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088-2521 85


dan Di Kota. Gajah Mada Press.
Yogyakarta.
Salikin, Karwan. 2005. Sistem Pertanian
Berkelanjutan. Kanisius.
Yogyakarta.
Suhariyanto, suprio Guntoro dan Jemmy
Rinaldi.2009. Kelayakan
Ekonomi Model Integrasi
Usahatani Kopi-Kambing di
Kabupaten Buleleng. Prosiding
Seminar Nasional Inovasi Untuk
Petani dan Peningkatan Daya
Saing Produk Pertanian. Balai
Pengkajian Pertanian, Jawa
Timur. Malang

AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088-2521 86

You might also like