You are on page 1of 15

FASILITAS DISKONTO (DISCOUNT WINDOWS) SEBAGAI

INSTRUMEN MONETER DITINJAU DALAM PERSPEKTIF


EKONOMI ISLAM
RINA EL MAZA
Institut Agama Islam Negeri Metro
E-mail: rinaelmaza23@gmail.com

EGI PUTRA SETIAWAN


Institut Agama Islam Negeri Metro
E-mail: egiputra@gmail.com

Abstract
The government has an important role in the welfare of the people's economy. One of them is through the role
of the central bank by carrying out monetary policy. This policy was adopted by the central bank or Bank
Indonesia (BI) through several instruments, including through regulating discount rates for commercial banks.
In this case, BI sets the inflation target as a reference for determining interest rates. When the inflation rate
exceeds the targeted, BI will raise interest rates which in turn will reduce the credit issued by commercial banks
to the public, because commercial banks must pay higher interest rates to the central bank. And the results of
the analysis that the interest rate charged in the credit (Lending Facility) discount facility is classified as an
act of usury. Meanwhile, the profits obtained from the deposit of funds in the Facility Deposit transaction
are not permitted in the Islamic economy, because in the Islamic economy there is no interest rate but profit
sharing, given the fixed and concrete interest rates. In addition, the discount facility is also incompatible
with some Islamic economic principles, including; the principle of Illahiyah, Justice, and the government.

Keywords: Discount Facilities, Islamic Economics, Monetary Instruments

PENDAHULUAN Kebijakan penetapan suku bunga akan


Kebijakan moneter dalam suatu negara mempengaruhi suku bunga Pasar Uang Antar
dilakukan oleh bank sentral. Di Indonesia Bank Overnight (PUAB O/N) yang diikuti
peran tersebut dilakukan oleh Bank Indonesia dengan perkembangan suku bunga deposito
(BI). Salah satu cara yang ditempuh BI dan kredit perbankan, termasuk dalam hal
dalam rangka operasi moneter yakni dengan kredit perbankan adalah kredit likuiditas yang
pengendalian suku bunga. Kebijakan suku disediakan oleh Bank Indonesia yang dalam
bunga atau biasa disebut dengan BI 7-day hal ini disebut dengan lending facility dalam
(Reverse) Repo Rate yang semula bernama BI fasilitas diskonto (BI, 2014).
rate,mencerminkan sikap atau stance kebijakan BI berperan sebagai Lender of The Last
moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia Resort, yang artinya BI berperan memberikan
dan diumumkan kepada public (BI, 2018). bantuan kredit likuiditas perbankan terhadap
bank-bank umum yang kekurangan dana
72 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2019

untuk memenuhi likuiditasnya (BI, 2018). melayani pendepositoan dana kepada bank-
Dalam hal ini, BI menetapkan suku bunga bank umum yang kelebihan dana likuiditasnya
terhadap kredit likuiditas yang diajukan oleh melalui fasilitas Deposit Facility dalam fasilitas
bank-bank umum tersebut. Suku bunga ini diskonto, kemudian BI akan memberikan
disebut dengan suku bunga diskonto. keuntungan suku bunga atas pendepositoan
Fasilitas kredit likuiditas yang diberikan dana tersebut (BI, 2014).
oleh BI ini disebut dengan Fasilitas Diskonto, Dalam dokumentasi historis kebijakan
yang merupakan salah satu instrumen BI dalam moneter Indonesia tepatnya pada tahun
rangka operasi moneter. Penetapan suku bunga 1997, ternyata kebijakan melalui kenaikan
diskonto itu dilakukan untuk mengendalikan suku bunga tidak selalu tepat sasaran. Karena
jumlah uang beredar yang selanjutnya akan pada saat itu terjadi kemerosotan Rupiah terus
mempengaruhi tingkat inflasi. Kebijakan BI menerus, pemerintah melakukan pengetatan
dilakukan dengan langkah menetapkan suku rupiah melalui penaikan suku bunga dan
bunga yang tinggi ketika kondisi ekonomi pengalihan dana BUMN/yayasan dari bank-
yang tidak stabil, karena jumlah uang yang bank ke BI (SBI) serta pengetatan anggaran
beredar melebihi yang ditargetkan. Sehingga Pemerintah. Namun ternyata kebijakan
mengakibatkan terjadinya kenaikan inflasi tersebut menyebabkan suku bunga pasar uang
yang signifikan. Hal tersebut akan mengurangi melambung tinggi dan likuiditas perbankan
bank-bank umum untuk mengajukan dana menjadi kering yang menimbulkan bank
likuiditas ke BI. Sehingga terjadi penurunan kesulitan likuiditas. akibatnya masyarakat
jumlah kredit yang dilakukan oleh bank umum mengalami kepanikan dan kepercayaan mereka
kepada masyarakat. Selanjutnya, jumlah uang terhadap perbankan mulai menurun. Maka
yang beredar pada masyarakat akan berkurang terjadilah penarikan dana perbankan secara
(Pohan, 2008:33). besar-besaran (rush money) yang menimbulkan
Kemudian, ketika kondisi ekonomi sudah kesulitan likuiditas pada seluruh sistem
kembali normal atau ekonomi mengalami perbankan. Akibatnya sistem pembayaran
resesi (kelesuan) karena tingkat inflasi yang terancam macet dan kelangsungan ekonomi
rendah, BI akan menurunkan tingkat suku nasional tergocang.
bunga diskonto. Hal ini akan membuka Pada Oktober 1997, pemerintah
peluang kepada bank-bank umum untuk mengundang IMF untuk membantu program
meningkatkan penyaluran kredit kepada pemulihan krisis di Indonesia tersebut. Hingga
masyarakat melalui pinjaman dana likuiditas pada tanggal 31 Oktober 1997 disetujui Letter
dari BI yang kemudian diikuti dengan Of Intent (LOI) pertama yang merupakan
peningkatan jumlah uang yang beredar yang program pemulihan krisis International
mengakibatkan kenaikan tingkat inflasi (BI, Monetary Fund (IMF). Pemerintah menyatakan
2018). Tidak hanya itu, fasilitas diskonto juga akan menjamin pembayaran kembali kepada
Fasilitas Diskonto (Discount Windows) sebagai Instrumen Moneter... 73

para deposan yang mendepositokan dananya menyebutkan dalam literaturnya bahwa


kepada bank-bank umum. perkembangan suku bunga yang tidak wajar
Pada tahun berikutnya yakni tahun 1998 akan menggangu perkembangan perbankan.
tepat bulan Mei telah terjadi kerusuhan Suku bunga yang tinggi akan meningkatkan
nasional yang memberi dampak ekonomi biaya yang dikeluarkan dalam dunia usaha
semakin memburuk, nilai Rupiah terhadap yang selanjutnya akan menurunkan kegiatan
Dollar tertekan hingga Rp 16.000. Hal produksi (Pohan, 2008:33). Peningkatan
tersebut disebabkan pasokan barang yang biaya produksi juga akan meningkatkan harga
menurun dengan tajam karena kegitan barang-barang yang dijual.
produksi berkurang dan jalur distribusi Sebaliknya, suku bunga yang relatif terlalu
terganggu karena rusaknya sentra-sentra rendah dibandingkan dengan suku bunga luar
perdagangan. Hingga akhirnya pemerintah negeri akan mengurangi keinginan masyarakat
melakukan LOI yang keempat pada 25 Juni untuk menabung dan mendorong pengaliran
1998, setelah LOI kedua dan ketiga tidak dana ke luar negeri, di mana pada negara yang
berhasil dilakukan sebelumnya (BI, 2018). menawarkan tingkat suku bunga yang lebih
Sentra-sentra perdagangan yang rusak tinggi (BI, 2018). Akibatnya uang rupiah akan
dan menurunya tingkat produksi, serta jalur berkurang, karena terekspor keluar negeri. Hal
distribusi yang terganggu pada waktu itu itu juga akan menurunkan minat investor
mengakibatkan harga-harga barang menjadi untuk berinvestasi, mengingat keuntungan
naik, sedangkan jumlah uang dan kecepatan suku bunga yang ditawarkan terlalu rendah.
peredaran uang tetap maka akan mengakibatkan Melihat fakta historis di atas dapat diketahui
harga barang menjadi naik, sehingga terjadi bahwa penaikan suku bunga perbankan dalam
inflasi. Oleh karena itu, pemerintah berupaya rangka mengurangi jumlah uang yang beredar
menekan jumlah uang yang beredar melalui dengan menekan likuditas perbankan tanpa
pengetatan likuiditas dengan menaikkan suku diimbangi oleh produksi yang seimbang
bunga diskonto. Namun, ternyata pengetatan akan terjadi kesenjangan ekonomi yang
jumlah uang yang beredar melalui penaikan berakibatkan harga-harga barang menjadi naik
suku bunga tidaklah efektif yang berimbas sehingga terjadi kenaikan inflasi.
krisis kepercayaan kepada masyarakat terhadap Sementara itu, dalam Ekonomi Islam
perbankan dengan melakukan penarikan uang pembungaan terhadap uang dilarang keras,
besar-besaran di bank-bank, karena bank tidak karena hal tersebut termasuk dalam kategori
mampu memenuhi kebutuhan likuiditasnya. riba. Hal ini didasari atas fatwa Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-
TINJAUAN PUSTAKA
MUI) No. 1 Tahun 2004 yang menyatakan
Pengendalian moneter melalui suku bunga bahwa bunga dalam pinjaman tergolong riba
menimbulkan ketidakpastian, Aulia Pohan
74 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2019

dan bunga bank adalah salah satu bagiannya Riba melalui suku bunga yang terjadi di dunia
(MUI, 2011:44). perbankan haruslah dihindari.
Menurut Al-Ghazali sebagaimana Kemudian, ekonomi Islam juga bertumpu
dikutip oleh Nur Chamid dalam literaturnya pada prinsip Keadilan yang mengisyaratkan
menyatakan bahwa uang adalah standar harga bahwa kedua belah pihak yang mengikat
barang-barang, maka uang tidaklah memiliki kontrak haruslah saling menguntungkan, yakni
nilai intrinsik pada dirinya sendiri. Melainkan tidak ada yang terdzalimi dan mendzalimi.
nilai intrinsik suatu uang tersebut ditunjukkan Misalnya saja terdapat dua orang yang
oleh real existence-nya (Chamid, 2011:222). melakukan akad kerja sama, di mana salah
Artinya, uang bukanlah suatu komoditi satu pihak adalah pemilik modal dan pihak
yang dapat diperjual belikan, uang tidak lainnya yang menjalankan usaha. Maka
dapat menghasilkan keuntungan bila tidak pembagian hasil tidaklah boleh menetap
diinvestasikan pada sektor riil. Maka dalam seperti suku bunga yang bersifat kongkrit dan
hal ini, pengambilan keuntungan melalui pasti. Pembagian hasil tersebut haruslah sesuai
suku bunga atas pinjaman uang tidaklah realitasnya, baik rugi maupun untung.
diperbolehkan dalam ekonomi Islam. S e l a i n i t u , e k o n o m i Is l a m j u g a
Selanjutnya, dalam ekonomi Islam juga mengisyaratkan bahwa manusia berperan
tidak mengenal keuntungan suku bunga sebagai khalifah (pemerintahan), yang
dalam investasi, melainkan bagi hasil, baik menjelaskan bahwa manusia adalah wakil Allah
bagi keuntungan maupun kerugian, ketika Swt di muka bumi ini yang berarti manusia
usaha mengalami kerugian. Berbeda dengan berperan menegakkan syariat-syariat Allah di
ekonomi konvensional yang menawarkan bumi ini (PPPEI, 2015:63). Adapun peran
keuntungan investasi melalui suku bunga khilafah dalam suatu negara itu dijalankan
yang bersifat kongkrit dan pasti, tidaklah oleh pemerintah, artinya pemerintah wajib
melihat kemungkinan apakah usaha tersebut menyampaikan pesan-pesan yang terkadung
menghasilkan keuntungan atau kerugian. dalam syariat Islam. Misalnya saja dengan
Ekonomi Islam merupakan sistem membuat kebijakan yang tidak betentangan
ekonomi yang berpondasi terhadap nilai- dengan syariat Islam.
nilai ketuhanan (illahiyah), atau biasa disebut
METODE PENELITIAN
prinsip Ketauhidan yang merupakan fondasi
ajaran Islam. Ajaran ini berprinsip bahwa segala Penelitian ini merupakan penelitian
aktivitas manusia termasuk dalam kegiatan kepustakaan (Library Research). Karena berbagai
ekonomi akan dipertanggung jawabkan informasi yang diperoleh terkait dengan penelitian
pada Allah. Oleh karena itu manusia harus ini diperoleh melalui kepustakaan, dan bersifat
melakukan segala sesuatu sesuai syariatnya deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif diartikan
(Karim, 2010:35). Termasuk praktik perbuatan sebagai penelitian yang bertujuan untuk membuat
Fasilitas Diskonto (Discount Windows) sebagai Instrumen Moneter... 75

deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, secara obyektif, sistematis, dan generalisasi guna
faktual, dan akurat mengenai fakta, sifat-sifat, mendapatkan data yang deskriptif (Mungin,
serta hubungan antara fenomena yang diselidiki 2013:283). Metode ini digunakan dalam rangka
(Abdullah & Saebani, 2014:40). Sedangkan mendapatkan gambaran dan detail-detail mengenai
penelitian kualitatif itu sendiri menurut Bogdan konsep fasilitas diskonto sebagai instrumen kebijakan
dan Taylor Moleong sebagaimana dikutip oleh moneter dalam tinjauan perspektif ekonomi Islam.
Suraya Murcitaningrum menyebutkan bahwa Berdasarkan analisis data tersebut diketahui bahwa
metodologi kualitatif merupakan prosedur pengendalian moneter menggunakan instrumen
penelitian yang menghasilkan data deskriptif fasilitas diskonto itu melalui pengaturan tingkat
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang- suku bunga. Selanjutnya, juga diketahui bahwa
orang dan prilaku yang diamati. Lebih lanjutnya, dalam ekonomi Islam menyebutkan bahwa bunga
beliau menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif bank termasuk dalam perbuatan riba, perbuatan riba
didasarkan pada deskripsi yang jelas dan detail sama halnya mencederai prinsip ketauhidan dalam
untuk menjawab pertanyaan apa, mengapa dan ekonomi Islam.
bagaimana (Murcitaningrum, 2013:24). Selanjutnya, metode berfikir yang
Sumber data yang digunakan dalam penelitian dipakai dalam penelitian ini adalah metode
ini adalah Sumber data sekunder yang merujuk berfikir deduktif, yakni suatu penalaran yang
pada literatur-literatur yang membahas mengenai berangkat terhadap pengertian-pengertian
fasilitas diskonto sebagai instrumen moneter. Buku- atau fakta-fakta yang bersifat umum dengan
buku yang membahas mengenai fasilitas diskonto menganalisisnya ke dalam persoalan khusus.
diantaranya; buku yang dikeluarkan oleh Pusat Cara berfikir ini digunakan untuk penalaran
Riset dan Edukasi Bank Sentral Bank Indonesia terhadap masalah fasilitas diskonto sebagai
yang berjudul Pengantar Kebanksentralan,Ascarya instrumen kebijakan moneter ditinjau dalam
dengan judul bukunya Instrumen-Instrumen perspektif ekonomi Islam.
Pengendalian Moneter, Aulia Pohan dengan judul
bukunya Potret Kebijakan Moneter Indonesia dan PEMBAHASAN
Kerangka Kebijakan Moneter dan Implementasinya Definisi Fasilitas Diskonto
di Indonesia. website Bank Indonesia,www.bi.go.
Fasilitas Diskonto merupakan salah satu
id, regulasi mengenai fasilitas diskonto dalam
instrumen kebijakan moneter yang dilakukan
Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor
oleh Bank Sentral yang dalam hal ini adalah Bank
20/9/PADG/2018 tentang Standing Facilities.
Indonesia (BI). Dalam literatur kamus ekonomi,
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dijelaskan bahwa Discount Rate adalah suku bunga
menggunakan metode dokumentasi. Dan metode yang harus dibayar bank-bank anggotanya jika
analisis datanya menggunkan analisis kualitatif meminjam uang dari bank sentral.
atau biasa disebut juga content analysis (analisis isi),
Dalam pengertian instrumen kebijakan
yakni teknik penyelidikan data yang dilakukan
moneter, fasilitas diskonto diartikan sebagai
76 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2019

pengaturan moneter melalui pengaturan disimpan harus diterima oleh bank sentral
suku bunga kredit likuiditas bank sentral ((Sudirman, 2011:116).). Artinya bank sentral
yang diberikan kepada bank-bank umum tidak berorientasi terhadap penyerapan uang,
yang kekurangan likuiditas. Apabila bank namun bank sentral bersedia untuk menampung
sentral ingin mengurangi jumlah uang yang dana bank-bank yang kelebihan likuiditas.
beredar maka bank sentral akan menaikkan Sementara itu, dalam literatur mengenai
suku bunga diskonto yang selanjutnya akan kebanksentralan karya Ascarya yang dikeluarkan
mengurangi pinjaman likuiditas bank-bank oleh Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan
umum kepada bank sentral. Akibatnya bank- (PPSK) Bank Indonesia menyebutkan bahwa
bank umum akan mengurangi pemberian fasilitas diskonto disebut juga dengan Standing
kreditnya kepada masyarakat yang kemudian Facilities atau koridor suku bunga (Ascarya,
diikuti dengan pengurangan jumlah uang yang 2002:23). Lebih lanjutnya dalam literatur
beredar. Begitupun sebaliknya, apabila bank kebanksentralan menjelaskan bahwa Fasilitas
sentral menetapkan diskonto lebih rendah diskonto (Standing Facilities) adalah suatu
bank-bank akan meningkatkan permintaan kegiatan penyediaan dana rupiah (lending
kredit ke bank sentral untuk disalurkan lebih facility) dari Bank Indonesia kepada Bank dan
lanjut dalam bentuk pinjaman kredit, sehingga penempatan dana rupiah (deposit facility) oleh
jumlah uang yang beredar akan meningkat Bank di Bank Indonesia dalam rangka Operasi
(Pohan, 2008:33). Moneter.
I Wayan Sudirman dalam literaturnya Berdasarkan pemaparan berbagai definisi
menjelaskan bahwa fasilitas diskonto adalah di atas, maka dapat dipahami bahwa fasilitas
fasilitas kredit dan/atau simpanan yang diberikan diskonto adalah instrumen kebijakan moneter
oleh bank sentral kepada bank-bank dengan dalam bentuk fasilitas pinjaman likuiditas BI
jaminan surat berharga dan tingkat diskonto kepada bank-bank umum yang kekurangan
yang ditetapkan oleh bank sentral sesuai dengan likuiditas, ataupun simpanan jangka pendek
arah kebijakan moneter. Tinggi rendahnya dalam bentuk deposito terhadap bank-bank
tingkat diskonto akan memengaruhi permintaan yang kelebihan likuiditasnya. Namun fasilitas
kredit dari bank (Sudirman, 2011:107). Dari diskonto dalam bentuk deposito ini inisiatifnya
penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa berada pada peserta pasar bukan pada BI, karena
fasilitas diskonto tidak hanya dalam bentuk tidak ada tempat lain untuk menampung
kredit saja melainkan juga terdapat dalam bentuk kelebihan likuiditasnya dalam jangka pendek
deposito. sehingga harus disimpan pada BI.
Namun, fasilitas diskonto dalam bentuk Lebih lanjutnya, BI menggunakan fasilitas
deposito adalah fasilitas yang bersifat pasif sebagai kebijakan moneter dengan pengaturan
yang berarti inisiatif simpanan berada pada tingkat suku bunga diskonto tersebut. Ketika
peserta pasar dan berapapun jumlah yang akan BI ingin mengatasi inflasi dengan cara
Fasilitas Diskonto (Discount Windows) sebagai Instrumen Moneter... 77

pengurangan jumlah uang yang beredar, Adapun dalam deposity facility dilakukan tanpa
maka BI akan menaikkan tingkat suku bunga penerbitan surat berharga.
diskonto yang selanjutnya akan mengurangi Selanjutnya, SBI diartikan sebagai surat
keinginan bank-bank umum untuk meminjam berharga dalam mata uang rupiah yang
likuiditas ke BI karena pembayaran suku bunga diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai
yang tinggi. Akibatnya, kredit yang disalurkan pengakuan utang berjangka waktu pendek.
oleh bank-bank umum menjadi berkurang. Adapun SDBI merupakan surat berharga
Sehingga uang yang beredar pada masyarakat dalam mata uang rupiah yang diterbitkan
juga menjadi berkurang. oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan
Kemudian ketika kondisi ekonomi sedang utang berjangka waktu pendek yang dapat
mengalami kelesuan (resesi) karena minimnya diperdagangkan hanya antar Bank Umum
aktivitas produksi, BI akan menurunkan Konvensional. Sementara itu, Surat Berharga
tingkat suku bunga agar bank-bank umum Negara disebut sebagai surat utang negara.
meningkatkan penyaluran kreditnya Berdasarkan pemaparan di atas mengenai
dengan bantuan dana likuiditas dari BI, instrumen yang digunakan dalam fasilitas
yang selanjutnya jumlah uang yang beredar diskonto Bank Indonesia dapat diketahui
dimasyarakat menjadi bertambah. Kemudahan bahwa dalam fasilitas pinjaman likuiditas
mendapatkan dana kredit ini diinisiatif guna (lending facility) menggunakan surat berharga
meningkatkan tingkat produksi. yang meliputi; Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI),
Instrumen Fasilitas Diskonto
dan Surat Berharga Negara. Sedangkan fasilitas
Dalam praktiknya, kredit fasilitas diskonto
dalam bentuk deposito (deposity facility) tanpa
melalui bank sentral dilakukan dengan
harus disertai dengan jaminan surat berharga.
jaminan surat berharga (Sudirman, 2011:107).
Kategori surat berharga dalam fasilitas diskonto Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Sebagai
adalah surat berharga yang mudah tunai, Instrumen Moneter
seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Bank- Fasilitas diskonto merupakan fasilitas
bank umum yang memperdagangkan surat pembiayaan kredit yang diberikan oleh bank
berharganya tersebut kepada bank sentral sentral suatu negara kepada bank-bank umum
disebut dengan mendiskontokan surat-surat yang memerlukan bantuan likuiditas, ataupun
berharganya (Sukirno, 2013:312). fasilitas dalam bentuk simpanan deposito di
Dalam regulasi Bank Indonesia disebutkan mana inisiatif simpanan berada pada bank-
bahwa surat-surat berharga dalam lending bank umum yang kelebihan likuiditas bukan
facility diantaranya yaitu; Sertifikat Bank pada bank sentral, karena tidak ada tempat lain
Indonesia (SBI), Sertifikat Deposito Bank untuk menampung kelebihan tersebut selain
Indonesia (SDBI), dan Surat Berharga Negara. pada bank sentral.
78 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2019

Bank sentral menggunakan fasilitas ini suku bunga terlalu rendah akan menurunkan laju
sebagai alat atau instrumen untuk mengatur pertumbuhan ekonomi (resesi).
kondisi moneter suatu negara melalui pengaturan Telah disebutkan di atas bahwa pada tahun
tingkat suku bunga yang dibebankan kepada bank 2018, BI menentukan tingkat inflasi sebesar
umum pada fasilitas lending ataupun keuntungan 3,5%. Artinya, tingkat inflasi tidak boleh
bunga deposito pada fasilitas simpanan deposito. melebih target yang ditetapkan. Analisis inflasi ini
Selanjutnya, bank sentral di Indonesia itu dilakukan setiap bulan yang menghasilkan tingkat
sendiri disebut Bank Indonesia (BI), dalam inflasi pada akhir bulannya. Ketika tingkat inflasi
melakukan operasi moneter BI juga menggunakan mengalami kenaikan, maka BI akan menaikkan
fasilitas diskonto sebagai instrumen moneter. Hal tingkat suku bunga, yang selanjutnya terjadi
tersebut terdapat dalam Peraturan Bank Indonesia penurunan tingkat inflasi pada bulan selanjutnya.
Nomor 20/5/PBI/2018 Tentang Operasi Moneter Diketahui bahwa data tingkat inflasi pada
pasal 8 yang menyatakan bahwa operasi moneter bulan Agustus sebesar 3,20% yang lebih besar
di Indonesia terdiri dari Operasi Pasar Terbuka pada bulan sebelumnya yakni bulan Juli sebesar
(OPT) dan Standing Faciliies (Fasilitas Diskonto). 3,18% (BI, 2018). Pada bulan Agustus BI
BI menggunakan Standing Faciliies (Fasilitas menaikkan tingkat suku bunga sebesar 5,50%
Diskonto) sebagai instrumen untuk mengatur yang lebih besar dari sebelumnya yakni bulan
moneter melalui pengaturan tingkat suku Juli sebesar 5,25%. Maka terjadilah penurunan
bunga yang dibebankan dalam Standing Faciliies tingkat inflasi pada bulan selanjutnya, yakni bulan
(Fasilitas Diskonto) tersebut. Prinsip umum September menghasilkan tingkat inflasi sebesar
Standing Faciliies itu sendiri digunakan oleh BI 2,88%.
untuk injeksi dan absorpsi likuiditas rupiah di Melihat pemaparan data inflasi dan suku bunga
pasar uang serta menjadi acuan tertinggi dan di atas dapat diketahui bahwa pengaturan tingkat
terendah bagi pergerakan suku bunga di pasar suku bunga sangat signifikan mempengaruhi
uang antar bank umum dengan jangka waktu tingkat inflasi. Adapun pengaturan suku bunga
satu hari kerja (overnight). melalui fasilitas diskonto dimaksudkan untuk
Kemudian, suku bunga tersebut disebut mengurangi jumlah uang yang beredar melalui
dengan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate (BI 7DRR). kuantitas jumlah kredit yang dikeluarkan oleh
Melalui pengaturan tingkat suku bunga BI bank-bank umum kepada masyarakat. Ketika
7DRR akan mempengaruhi suku bunga Pasar suku bunga dinaikkan akan mengurangi bank-
Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N) yang bank umum meminjam bantuan kredit pada
meliputi perkembangan suku bunga deposito dan BI, karena bank-bank umum harus membayar
kredit perbankan. BI menetapkan target inflasi bunga yang lebih tinggi daripada sebelum
sebagai acuan dalam menentukan tingkat suku kenaikkan. Maka selanjutnya terjadi penurunan
bunga, karena suku bunga yang terlalu tinggi penyaluran kredit pada masyarakat mengingat
akan menaikkan tingkat inflasi. Sebaiknya ketika suku bunga perbankan juga mengalami kenaikan.
Fasilitas Diskonto (Discount Windows) sebagai Instrumen Moneter... 79

Akibatnya, masyarakat enggan meminjam rupiah ke BI tanpa disertai dengan agunan surat-
dana ke bank. Kemudian terjadilah penurunan surat berharga.
jumlah uang yang beredar yang diikuti dengan Setiap transaksi memiliki kewajiban setelmen
penurunan konsumsi yang berpengaruh pada (sistem penyelesaian transaksi) yang dilakukan
penurunan tingkat inflasi. Disisi lain, pihak melalui sistem BI-RTGS (sistem trnasfer dana)
yang memiliki modal banyak akan tergiur untuk dan BI-SSSS (sistem transaksi surat berharga dan
mendepositokan dananya, mengingat suku bunga penataannya). Adapun transaksi lending facility
yang ditawarkan juga tinggi. terdiri atas dua setelemen yakni setelmen first
Sebaliknya, ketika tingkat suku bunga leg yang merupakan pencairan dana itu sendiri
diturunkan dari tingkat sebelumnya, akan kepada peserta Standing Facilities dan setelmen
meningkat pinjaman likuditas bank-bank umum second leg adalah pelunasan pembiyaan yang
kepada BI, karena penghasilan bank-bank umum dilakukan oleh peserta Standing Facilities kepada
tersebut diperoleh melalui keuntungan suku BI.
bunga penyaluran kredit pada masyarakat. Maka Sementara itu, transaksi deposit facility
dalam hal ini, bank-bank umum akan berupaya juga dilakukan dengan dua setelmen. Pertama,
untuk meningkatkan penyaluran pembiayaannya setelemen dilakukan dengan mendebit rekening
pada masyarakat. Selanjutnya, karena banyaknya giro rupiah oleh peserta Standing Facilities ke BI.
masyarakat yang meminjam dana ke bank- Kedua merupakan setelmen jatuh waktu deposit
bank umum, maka akan meningkatkan tingkat facility, yakni pelunasan yang dilakukan oleh BI
konsumsi yang selanjutnya akan meningkatkan kepada peserta Standing Facilities atas transaksi
tingkat inflasi. deposit beserta imbalan bunganya.
Kemudian, Bank Umum Konvensional
Analisis Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
(BUK) di Indonesia yang ingin mendapatkan
Sebagai Instrumen Moneter Ditinjau
fasilitas diskonto haruslah mendaftar terlebih Dalam Perspektif Ekonomi Islam
dahulu menjadi peserta standing facilities Islam merupakan agama yang komprehensif
kepada BI dengan menyertakan dokumen yang mengatur segala aspek kehidupan
yang dipersyaratkan oleh BI. Ketika BI telah termasuk dalam aspek ekonomi atau lebih
menyetujui, barulah BUK dapat melakukan dikenal dengan istilah ekonomi syari’ah.
transaksi lending facility maupun deposit facility. Banyak dalil-dalil Al-Qur’an maupun As-sunah
Pengajuan transaksi dilakukan melalui yang mengatur tentang aktivitas ekonomi
sistem elektronik BI-ETP yang disediakan oleh manusia, seperti yang telah disebutkan di atas
BI dengan windows time yang disediakan oleh mengenai sumber hukum ekonomi syari’ah.
BI. Transaksi lending facility dilakukan dengan Pada dasarnya Islam menjamin kebebasan
merepo-kan surat-surat berharga berupa SBI, dalam melakukan aktifitas ekonomi,
SDBI, dan SBN. Sementara itu, transaksi deposit sebagaimana dalam kaidah fiqh yang dikutip
facility dilakukan dengan penempatan dana oleh Imam Mustafa menyatakan bahwa:
80 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2019

“Hukum asal mu’malah itu halal, sampai ada kedua kontrak transaksi ini adalah mengikat,
dalil yang mengharamkannya.” (Mustafa, artinya ketika terjadi kekurangan pemenuhan
2014:9). persyaratan atas kedua transaksi ini terdapat
Batas kebebasan dalam berekonomi tersebut sanksi yang harus dipenuhi. Pada setelmen first
bila terdapat suatu dalil yang mengharamkannya. leg transaksi lending facility yang terdapat pada
Misalnya saja kita bebas memberi hutang kepada Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor
siapapun asal tidak terkandung riba di dalamnya. 20/9/PADG/2018 tentang Standing Facilities
Para ulama sepakat menyatakan bahwa riba Pasal 29 ayat 1 menyatakan bahwa:
hukumnya adalah haram, syaikh Muhammad Dalam hal Peserta Standing Facilities tidak
bin Qasim al-Ghazziy pun menyatakan dalam memiliki jenis, seri surat berharga, dan nominal
literaturnya tentang hukum keharaman riba. di Rekening Surat Berharga yang mencukupi
Senada dengan hal tersebut terdapat dalam untuk memenuhi kewajiban setelmen sehingga
firman Allah Swt yang berbunyi: “Hai orang- mengakibatkan kegagalan setelmen first leg maka
orang yang beriman, janganlah kamu memakan BI-SSSS secara otomatis membatalkan transaksi
riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah Lending Facility atau Financing Facility.
kamu kepada Allah supaya kamu mendapat Selanjutnya pada setelmen second leg
keberuntungan.” Q.S Ali-Imran (3): 130(. transaksi lending facility dijelaskan pada pasal
Telah disebutkan di atas bahwa termasuk 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa: Dalam hal
ke dalam perbuatan riba adalah membungakan Peserta Standing Facilities tidak memiliki dana
pinjaman, dalam hal ini adalah bunga bank. di Rekening Giro rupiah yang mencukupi
Hal ini juga dinyatakan oleh DSN MUI dalam untuk memenuhi kewajiban setelmen second leg
fatwanya No.1 Tahun 2004 yang menyatakan sampai dengan sebelum periode cut-off warning
bahwa bunga bank termasuk dalam kategori BI-RTGS sehingga mengakibatkan kegagalan
riba Nasiah. setelmen second leg, BI-SSSS secara otomatis
Melihat penjelasan sebelumnya, diketahui membatalkan transaksi Lending Facility atau
bahwa dalam fasilitas diskonto (Standing Financing Facility second leg.
Facilities) terdapat suku bunga yang harus Sementara itu, sanksi pada transaksi deposit
dibayar dalam transaksi lending facility atau facility hanya terdapat pada setelmen awal
imbalan suku bunga dalam transaksi deposit saja, yang disebutkan dalam pasal 54 ayat 1
facility. Pada transaksi lending facility para peserta yang menyatakan bahwa: Dalam hal Peserta
wajib membayar suku bunga kredit yang disebut Standing Facilities tidak memiliki dana di
Repo Rate, karena transaksi dilakukan dengan Rekening Giro rupiah yang mencukupi untuk
merepokan surat-surat berharga. Sementara memenuhi seluruh kewajiban setelmen transaksi
itu, dalam transaksi deposit facility para peserta DepositFacility sehingga mengakibatkan
Standing Facilites juga mendapatkan imbalan kegagalan setelmen, BI-SSSS secara otomatis
bunga atas pendepositoan tersebut. Kemudian, membatalkan transaksi Deposit Facility.
Fasilitas Diskonto (Discount Windows) sebagai Instrumen Moneter... 81

Pada transaksi lending facility kegagalan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
setelmen first leg terjadi karena peserta Standing 58 ayat (1) Peserta Standing Facilities juga
Facilities tidak mampu memenuhi kewajiban dikenakan sanksi penghentian sementara
surat harga yang dipersyaratkan sebelumnya pada untuk mengikuti kegiatan Operasi Moneter
saat jatuh setelmen. Kemudian pada setelmen selama 5 (lima) Hari Kerja berturut-turut.
second leg, kegagalan terjadi karena peserta Sanksi pada transaksi lending facility
Standing Facilities tidak mampu mengembalikan dikenakan pada kegagalan kedua setelmen
dana atas pinjaman kredit tersebut, karena dana yakni first leg dan second leg. Sedangkan pada
pada rekening giro Rupiah tidak mencukupi transaksi deposit facility sanksi dikenakan pada
untuk memenuhi kewajiban tersebut. saat kegagalan setelmen awal. Selain itu, BI juga
Sementara itu, kegagalan pada transaksi mengenakan sanksi berupa pemberhentian
deposit facility terjadi karena peserta Standing sementara untuk mengikuti Standing Facilities
Facilities tidak mampu mendepositokan dananya atas kegagalan yang terjadi selama tiga kali.
pada saat jatuh setelmen mengingat dana Menganalisis pemaparan di atas yang
pada rekening giro Rupiah tidak mencukupi. menyatakan bahwa suku bunga bank termasuk
Pengenaan sanksi atas kegagalan-kegagalan ke dalam perbuatan riba, maka pengenaan
pemenuhan setelmen tersebut terdapat dalam suku bunga dalam fasilitas diskonto sebagai
pasal 58 ayat 1 yang menyatakan bahwa: instrumen moneter termasuk ke dalam
Peserta Standing Facilities yang tidak dapat perbuatan ribawiy.
memenuhi kewajiban pada saat dilakukan Ekonomi Islam memandang uang sebagai
setelmen sehingga menyebabkan batalnya Flow Concept dan modal (capital) adalah
transaksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal Stock Concept, uang tidak identik dengan
29 ayat (1), Pasal 33 ayat (1) dan/atau Pasal 54 modal. Uang ketika mengalir (stock concept)
ayat (1) dikenakan sanksi berupa: adalah public goods, lalu mengendap ke
a. teguran tertulis; dan dalam kepemilikan seseorang (stock concept)
b. kewajiban membayar sebesar 0,01% (nol (Karim, 2010:88). Artinya uang haruslah
koma nol satu persen) dari nilai transaksi mengalir dan beredar di masyarakat, uang tidak
Standing Facilitiesyang dinyatakan dapat menjadi sumber pendapatan sebelum
batal, paling sedikit Rp10.000.000,00 diinvestasikan ke dalam aktifitas yang riil.
(sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Semakin banyak berinvestasi, maka semakin
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). banyak pula penghasilan yang didapatkan.
Oleh karena itu, hal inilah yang menjadi illat
Selanjutnya dalam pasal 59 ayat 1
keharaman tambahan berupa bunga yang
disebutkan bahwa: Atas batalnya transaksi
dikenakan dalam pinjaman yang disyaratkan,
Operasi Moneter yang ketiga kali dalam
karena imbalan tersebut tanpa disertai aktivitas
kurun waktu 6 (enam) bulan, selain dikenakan
yang riil.
82 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2019

Berbeda dengan konsep ekonomi juga tidak diperkenankan dalam ekonomi


konvensional, uang dapat menghasilkan Islam, karena imbalan suku bunga tersebut
keuntungan tanpa harus diinvestasikan pada bersifat pasti dan kongkrit tanpa memandang
sektor riil, yakni dapat dilakukan dengan investasi tersebut mengalami kerugian ataupun
mengenakan imbalan atas pinjaman dana. keuntungan. Oleh karena itu, dalam ekonomi
Oleh karena itu pengenaan suku bunga dalam Islam tidak mengenal adanya suku bunga
pinjaman lending facility fasilitas diskonto tidak dalam investasi, melainkan bagi hasil yakni
dibenarkan dalam ekonomi Islam, karena bagi keuntungan (profit sharing) dan bagi
imbalan yang dipersyaratkan dalam pinjaman kerugian (loss sharing) bila usaha tersebut
berupa suku bunga termasuk dalam kategori riba. mengalami kerugian, karena hasil investasi
Selain itu, suku bunga dalam pinjaman lending tidaklah pasti mengalami keuntungan ataupun
facility bersifat pasti, yakni peserta standing kerugian. Selain itu, pembagian suku bunga
facility wajib membayar saat jatuh tempo sesuai jugalah tetap ketika investasi menghasilkan
dengan suku bunga yang ditetapkan di awal. keuntungan yang lebih dari perkiraan.
Bahkan terdapat sanksi yang berupa denda jika Pada dasarnya dalam ekonomi Islam
peserta peserta standing facility tidak mampu menjamin kebebasan melakukan apa saja
mengembalikan pokok dan bunganya. sampai ada batasan yang menyebabkan
Pinjaman lending facility digunakan oleh keharaman melakukan perbuatan tersebut,
BUK untuk memenuhi likuiditasnya. Sementara seperti dalam kaidah fiqh yang telah disebutkan
itu, BUK dihadapkan dengan banyak risiko, di atas atau lebih dikenal dengan istilah
baik resiko terhadap kredit dari nasabah yang prinsip Kebebasan dalam ekonomi Islam.
gagal memenuhi kewajiban membayar kreditnya Pemerintah bebas melakukan kebijakan
ataupun resiko yang terjadi karena penarikan ekonomi apapun asal tidak melebihi batas-batas
dana oleh nasabah sewaktu-waktu yang tidak haram. Begitupun kebijakan fasilitas diskonto
dapat diperkirakan oleh pihak bank, karena diperbolehkan selama tidak ada illat (sebab)
tidak menutup kemungkinan nasabah dapat keharamannya. Namun, dalam praktiknya
mengambil dana simpanannya sewaktu-waktu terdapat suku bunga dalam fasilitas diskonto
dengan kuantitas yang tidak diperkirakan oleh yang menjadi illat tidak diperbolehkannya
bank sebelumnya, selain simpanan deposito. dalam ekonomi Islam. Secara implementatif
Oleh karena itu, pengenaan suku bunga yang Ekonomi syari’ah merupakan ekonomi yang
bersifat pasti dalam pinjaman likuiditas tersebut bertumpu pada ketauhidan yang memberikan
tidaklah mencerminkan nilai keadilan, karena arti bahwa seluruh kegiatan hidup manusia
memberatkan salah satu pihak yakni BUK yang akan dipertanggung jawabkan kepada Allah
dihadapkan dengan risiko likuiditas perbankan. Swt. Oleh karena itu, perbuatan yang dilakukan
Kemudian, pengenaan suku bunga atas manusia haruslah sesuai dengan syariat-Nya.
investasi dana dalam transaksi deposit facility Pengenaan suku bunga dalam fasilitas diskonto
Fasilitas Diskonto (Discount Windows) sebagai Instrumen Moneter... 83

sama halnya mencederai syariat-Nya, karena simpanan deposito (deposti facility) yang
riba dilarang dalam syariat Islam. tergolong perbuatan riba. Selanjutnya,
Tidak hanya itu, riba dalam suku bunga perbuatan riba tersebut telah dilarang oleh
tersebut tidak mencerminkan prinsip keadilan syariat Islam, melakukan perbuatan riba
dalam ekonomi Islam yang mengisyaratkan sama halnya mencederai prinsip ketauhidan
bahwa tidak ada pihak yang dzalim dan (Illahiyah) dalam ekonomi Islam.
terdzalimi. Sementara itu, suku bunga Selain itu, adanya pengenaan suku bunga
bank bersifat pasti dan kongkrit terhadap merupakan suatu bentuk ketidakadilan,
pemenuhannya tanpa mempertimbangkan karena terdapat salah satu pihak yang merasa
salah satu pihak mengalami kerugian atau dirugikan. Sementara itu keadilan merupakan
keuntungan baik dalam pinjaman kredit prinsip ekonomi Islam. Kemudian, pemerintah
ataupun investasi melalui deposito. Akibatnya yang dalam hal ini adalah bank sentral
terdapat salah satu pihak yang merasa melakukan kebijakan tersebut bertentangan
terdzalimi. dengan prinsip khalifah ekonomi Islam, karena
Kemudian, dalam ekonomi Islam juga kebijakan tersebut bertentangan dengan syariat
menyatakan bahwa manusia berperan sebagai Islam.
khilafah yang artinya manusia berperan Ekonomi Islam menawarkan instrumen
menegakkan syariat-syariat Allah di bumi ini. lain yang dapat dilakukan guna menyerap
Adapun peran khilafah dalam suatu negara (absorbsi) atau menambah (injeksi) moneter
dilakukan oleh pemerintah. Peranan pemerintah di masyarakat melalui pasar uang atau lebih
sebagai khilafah yaitu menjamin perekonomian dikenal dengan isntrumen moneter Islam.
agar berjalan sesuai dengan syariah, dan untuk Adapun instrumen guna pembiyaan likuiditas
memastikan tidak terjadi penggaran hak-hak dapat mengunakan Sertifikat Investasi
manusia (Mujahiddin, 2013:30). Artinya, Mudharabah Antarbank Syari’ah (Sertifikat
kebijakan pemerintah dalam hal ini bank sentral IMA). Sertifikat ini merupakan instrumen
melalui pengaturan suku bunga fasilitas diskonto syari’ah yang digunakan oleh bank-bank
yang bertentangan dengan syariat Islam karena syari’ah guna mendapatkan likuiditas dari bank
mengandung riba itu sendiri mencederai prinsip penanam dana (pemilik sertifikat) (Karim,
ekonomi Islam yang menyatakan pemerintah 2010:234). Selain itu, di Indonesia sendiri
sebagai khalifah di bumi. terdapat beberapa instrumen moneter Islam
Berdasarkan berbagai penjelasan di atas seperti; Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia
maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas (SWBI), Sertifikat Bank Indonesia Syari’ah
diskonto sebagai instrumen moneter tidak (SBIS) dan Surat Berharga Syari’ah Negara
sesuai dengan ekonomi syari’ah, karena (SBSN)
terdapat pengenaan suku bunga baik dalam Sementara itu,bank-bank yang kelebihan
transaksi pinjaman (lending facility) maupun likuiditasnya dapat menitipkan dananya
84 Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan-Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2019

menggunakan akad Wadi’ah Yad Dhamamah, Illahiyah, karena suku bunga tergolong
di mana pihak yang dititipi dana tersebut perbuatan riba yang tidak sesuai dengan syariat
berhak mengelolanya dan jika terdapat Islam. Selanjutnya yaitu prinsip keadilan,
keuntungan maka pihak pengelola dana akan adanya pengenaan suku bunga mengakibatkan
memberikan bonus kepada pihak penyimpan salah satu diantara dua pihak yang melakukan
dana ((Mustafa, 2014:160). pentasaruffan merasa terdzalimi yang dalam
Melalui pengaturan tingkat margin atau hal ini tidak sesuai dengan prinsip keadilan.
bagi hasil dapat digunakan oleh BI guna Kemudian adalah prinsip Khalifah
mengatur tingkat pembiyaan yang diberikan (Pemerintahan), pemerintah melalui bank
kepada para peserta Standing Facilities. selain sentral melakukan kebijakan menggunakan
itu, bagi hasil tidaklah bersifat kongkrit pengaturan tingkat suku bunga yang dalam
dan pasti seperti suku bunga. Hal ini tentu hal ini tergolong perbuatan riba. Adanya
saja akan membawa keseimbangan antara prinsip ini mengisyaratkan pemerintah
uang dan sektor rill, karena bagi hasil dalam tidak diperkenankan melakukan kebijakan-
ekonomi Islam berdasarkan realitas sektor kebijakan yang bertentangan dengan syariat
riil, mengingat fungsi uang itu sendiri sebagai Islam, mengingat fungsi pemerintah itu sendiri
ukuran harga. sebagai khalifah di bumi ini.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Fasilitas diskonto yang diberlakukan BI Abdullah, B., & Saebani, B.A. (2014). Metode
dengan menggunakan pengaturan tingkat suku Penelitian Ekonomi Islam (Muamalah).
bunga dalam transaksi pinjaman kredit (lending Bandung: Pustaka Setia.
facility) itu tergolong ke dalam perbuatan riba
nasiah yang bertentangan dengan ekonomi Ascarya. (2002). Instrumen-Instrumen
Islam. Sementara itu, keuntungan yang berupa Pengendalian Moneter. Jakarta: PPSK BI.
suku bunga dalam investasi deposito (deposit Chamid, N. (2010). Jejak Langkah Sejarah
facility) juga tidak diperkenankan dalam Pemikiran Ekonomi Islam. Yogyakarta:
ekonomi Islam, karena dalam ekonomi Islam Pustaka Pelajar.
tidak mengenal adanya keuntungan suku bunga
mengingat suku bunga yang bersifat kongkrit Karim, A. (2010). Ekonomi Mikro Islam. Jakarta:
dan pasti. Melainkan dalam ekonomi Islam Rajawali Pers.
hanya menawarkan bagi hasil yang berupa bagi MUI. (2011). Himpunan Fatwa Majelis Ulama
keuntungan dan bagi kerugian dalam investasi. Indonesia Sejak 1975. Jakarta: Erlangga.
Tidak hanya itu, fasilitas diskonto juga
Mujahiddin, A. (2013). Ekonomi Islam: Sejarah,
tidak sesuai dengan sebagian prinsip-prinsip
Konsep, Instrumen, Negara, dan Pasar. Jakarta:
ekonomi Islam, diantaranya yaitu; prinsip
Rajawali Pers.
Fasilitas Diskonto (Discount Windows) sebagai Instrumen Moneter... 85

Mungin, B. (2013). Metodologi Penelitian Sosial PPPEI. (2015). Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali
& Ekonomi. Jakarta: Kencana Prenada Media Pers.
Group.
Sudirman, I. W. (2011). Kebijakan Fiskal dan
Mustafa, I. (2014), Fiqih Mu’amalah Kontemporer. Moneter: Teori dan Empirikal. Jakarta: Mitra
Metro: STAIN Jurai Siwo. Wacana Media.

Pohan, A. (2008). Potret Kebijakan Moneter Sukirno, S. (2013). Makroekonomi Teori Pengantar.
Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Jakarta: Rajawali Pers.

You might also like