Professional Documents
Culture Documents
Laporan KPM 2021
Laporan KPM 2021
1 (2021)
1-15
Pendampingan Kegiatan Membaca Pada Anak di Masa Pandemi
Covid-19 di Pojok Baca TPQ Miftahul Jannah Desa Lemahbang
Assistance in Reading Activities for Children during the Covid-19 Pandemic at the TPQ Miftahul
Jannah Reading Corner in Lemahbang Village
Abstrak:. In the last two years, the world has been hit by a virus pandemic called Covid-19, in
which the country of Indonesia as one of the countries experiencing the impact of this virus
pandemic has caused changes in the education system, which was originally face-to-face, to
become online or online. The learning process is carried out by giving school assignments
through gadgets, this causes school-age children to tend to gadgets and exceed the ideal time
limit for their use. And at this time many future generations of the Indonesian nation are
illiterate. The residents of Lemahbang hamlet have creative ideas and advanced thinking
patterns in overcoming this problem. They added to the existing TPQ program by adding a
reading corner filled with books. The author and the Lemahbang hamlet community together
designed the reading corner and created an interesting and comfortable reading learning system
and provided the necessities needed in this reading corner. The author uses the Asset Based
Community Development (ABCD) method where we try to foster interest in reading in children
starting from an early age in reducing excessive use of gadgets and overcoming the illiterate
Indonesian generation. During the mentoring process that the author did, there was an increase
in reading interest in the children in Lemahbang hamlet.
Keywords: Mentoring, Reading Corner, Gadget, Interested In Reading
Abstrak: Dalam dua tahun terakhir ini dunia dilanda pandemi virus yang disebut Covid-19,
dimana negara Indonesia sebagai salah satu negara yang mengalami dampak pandemi virus ini
yang menyebabkan perubahan dalam sistem pendidikan pembelajaran yang semula tatap muka
berubah menjadi online atau daring. Proses pembelajaran dilakukan dengan memberi tugas
sekolah melalui gadget, dengan ini menyebabkan anak usia sekolah kecenderungan akan gadget
dan melebihi batas waktu penggunaan idealnya. Dan pada saat ini generasi-generasi penerus
bangsa Indonesia banyak yang mengalami buta aksara. Warga dusun Lemahbang mempunyai ide
kreatif dan pola pemikiran yang maju dalam mengatasi masalah ini. Mereka menambah program
di TPQ yang ada dengan menambhkan pojok baca yang berisikan buku-buku. Penulis bersama
masyarakat dusun Lemahbang bersama-sama mendesain pojok baca dan membuat sistem belajar
membaca yang menarik dan nyaman serta menyediakan kebutuhan yang dibutuhkan di pojok
baca ini. Penulis menggunakan metode Asset Based Community Development (ABCD) dimana
kami mencoba menumbuhkan minat membaca pada anak dimulai sejak dini dalam mengurangi
penggunaan gadget yang berlebihan dan mengatasi generasi Indonesia yang buta aksara. Selama
proses pendampingan yang penulis lakukan terjadi peningkatan minat baca pada anak-anak di
dusun Lemahbang.
Keywords: Pendampingan, Pojok Baca, Gadget, Tertarik Untuk Membaca
Pendampingan Kegiatan Membaca Pada Anak Di Masa Pandemi Covid-19 di Pojok Baca TPQ Miftahul
Jannah Desa Lemahbang
Fitria Nur Rohmah
Pendahuluan
Pandemi covid-19 yang melanda seluruh negara memberikan dampak diberbagai
aspek kehidupan. Aspek kehidupan yang terkena dampak pandemi covid-19 salah
satunya yaitu dibidang pendidikan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk
menghentikan penyebaran virus corona mulai dari melakukan vaksinisasi dan juga
pemutusan rantai penularan yaitu dengan mengobati isolasi di rumah sakit maupun
isolasi mandiri. Tingkat keberhasilan dan penyembuhan virus covid-19 tergantung
dari peran serta masyarakat mulai dari Rt/Rw, Desa, Kecamatan hingga dinas
kesehatan.
Kabupaten Wonogiri pada bulan Juni menjadi zona merah karena tingkat
infeksi virus covid-19 yang tinggi salah satu penyebabnya adalah kelalaian
masyarakat akan protokol kesehatan. Salah satu kecamatan di Kabupaten Wonogiri
yang menjadi zona merah adalah kecamatan Kismantoro. Maka dari itu dari
pemerintah daerah menerpkan PPKM darurat dan diperpanjang hingga sekarang
menjadi PPKM Level 4. Pembatasan kegiatan masyarakat dilaksanakan dan
diperhentikan guna mencegah penularan virus covid-19. Dan daerah yang zona
merah tidak diperbolehkan pembelajaran tatap muka sehingga pembelajaran
dilaksanakan secara daring atau online.
Pembelajaran anak sekolah yang dilakukan secara daring dengan
menggunakan sistem aplikasi google meet, google clasroom, zoom meeting , dan
Whatsapp. Dengan demikian anak usia sekolah dari jenjang tk, sd , smp, sma,
kuliah setiap harinya tidak lepas dengan gawai. Gawai merupakan salah satu
perkembangan teknologi yang penggunaannya merata di kalangan peajar pada
masa pandemi covid-19 ini. Penggunaan gawai yang berlebihan pada usia tersebut
dapat mengganggu proses perkembangan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari University of
Oxford, waktu ideal untuk melakukan aktivitas online atau bermain gadget dalam
sehari adalah 257 menit atau sekitar 4 jam 17 menit. Dengan durasi tersebut,
peneliti menyakini bahwa anak tak hanya memiliki kemampuan yang hebat dalam
berteknologi, tapi juga bisa bersosialisasi dengan orang lain di real life. Sebaliknya
pula demikian, jika bermain gadget dengan durasi diatas 4 jam 17 menit maka
gadget dianggap mampu mengganggu kinerja otak anak. Sedangkan dari hasil
observasi di Dusun Lemahbang Desa Lemahbang Kecamatan Kismantoro pada saat
ini banyak anak yang melebihi batas ideal penggunaan gadget. Dan diantara
dampak dari kecenderungan gadget yaitu menjadikan anak malas untuk beraktifitas
diluar rumah dan sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan.
Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement | Vol. 2 No. 1 (2021)
1-15
Hal yang memprihatinkan lagi pada masa ini adalah masyarakat Indonesia
yang tidak menyukai membaca salah satunya adalah buta aksara. Pemerintah sudah
melakukan berbagai upaya untuk mengatasi buta aksara tersebut salah satunya
melalui program kejar paket A. Akan tetapi diperlukan berbagai upaya lain yang
bisa mengatasi permasalahan buta aksara tersebut salah satunya adalah mencetak
generasi-generasi bangsa yang gemar membaca sehingga dimasa mendatang
masalah buta aksara ini sudah tidak ada lagi.
Membangun masyarakat yang gemar membaca tidak hanya menyediakan
buku-buku yang bisa dibaca saja, akan tetapi membangun pemikiran, perilaku dan
budaya dari generasi yang tidak suka membaca menjadi generasi yang suka
membaca. Melalui cara tersebut kreativitas dan transfer pengetahuan bisa
berlangsung dan berkembang (Suherman, 2009:10).
Menumbuhkan minat membaca merupakan suatu langkah untuk menciptakan
masyarakat yang gemar membaca. Minat baca ini perlu ditumbuhkan sedini
mungkin agar lebih mudah menjadikan membaca menjadi kebiasaan hidup sehari-
hari. Apabila membaca sudah menjadi kebutuhan hidup sehari-hari, akan tercipta
budaya membaca. Karena bangsa yang maju adalah bangsa yang sumber daya
manusianya menyukai kegiatan membaca. Melalui membaca seseorang bisa
menggali ilmu pengetahuan sehingga bisa meningkatkan kualitas dirinya.
Faktor lingkungan bisa menjadi hal terpenting yang bisa menumbuhkan
minat baca pada anak-anak. Lingkungan yang dapat menyediakan sarana dan
prasarana membaca akan mempunyai daya tarik untuk menumbuhkan minat baca.
Hal ini tidak terlepas dari kerja sama berbagai pihak terutama pemerintah dan
masyarakat yang peduli untuk mewujudkan penyediaan sarana dan prasarana
membaca dan membuat berbagai program atau kegiatan membaca buku.
Dengan pola pikir yang kreatif dan inovatif warga Desa Lemahbang disalah
satu lembaga pendidikan non formal yaitu TPQ atau Taman Pendidikan Al Quran.
Yang diberi nama TPQ Miftahul Jannah beralamatkan di rt 01 / rw 04 Dusun
Lemahbang Desa Lemahbang Kecamatan Kismantoro ini muncul ide kreatif untuk
menambah sarana di TPQ yaitu dengan menambahkan pojok baca. Hal ini
bertujuan untuk meminimalisir anak-anak bermain gadget. Karena pada masa
pandemi ini banyak anak yang kurang tertarik untuk bergabung dan memilih
dunianya dengan bermain gadget. Tempat yang digunakan yaitu di Masjid Fathul
Hidayah disana sudah ada beberapa buku bacaan namun masih banyak kebutuhan
yang belum tersedia seperti, rak buku serta penambahan buku cerita dan penunjang
lainnya. Untuk menarik perhatian anak-anak penulis mendesain pojok baca dengan
Pendampingan Kegiatan Membaca Pada Anak Di Masa Pandemi Covid-19 di Pojok Baca TPQ Miftahul
Jannah Desa Lemahbang
Fitria Nur Rohmah
semenarik mungkin dan menambahkan berbagai program agar susana di TPQ
menyenangkan dan menambah banyak wawasan ilmu pengetahuan.
Metode mengaji di TPQ Miftahul jannah yaitu menggunakan metode iqra
dengan teknik mengaji satu persatu ke ustad/ustadzah. Selain mengaji juga
dijadwalkan hafalan surat pendek dan pembelajaran Fiqih. Untuk program
tambahannya yaitu kegiatan literasi untuk memangun kebiasaan membaca pada
anak dengan melalui berbagai teknik diantaranya, meluangkan 15 menit untuk
membaca dipojok baca sehabis mengaji. Dengan adanya pojok baca di TPQ
Miftahul Jannah ini mampu mengurangi penggunaan gadget yang melebihi batas
waktu idealnya dan dengan adanya pendampingan di TPQ ini generasi-generasi
penerus bangsa memiliki wawasan luas baik ilmu pengetahuan agama maupun
ketrampilan pengetahuan umum.
Metode
Pendampingan ini menggunakan pendekatan (ABCD) asset based community
development, yang mengutamakan pemanfaatan aset dan potensi yang ada disekitar
dan dimiliki oleh warga atau komunitas masyarakat di Dusun Lemahbang, Desa
Lemahbang, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri. Salah satu modal
utama dalam program pengabdian masyarakat berbasis aset adalah merubah cara
pandang komunitas terhadap dirinya. Tidak hanya terpaku pada kekurangan dan
masalah yang dimiliki akan tetapi memberikan perhatian kepada apa yang dipunyai
dan apa yang dapat dilakukan.
Dalam metode ABCD terdapat lima langkah kunci untuk melakukan riset
pendampingan diantaranya adalah discovery (menemukan), dream (impian), design
(merancang), define (menentukan) dan destiny (lakukan). Strategi dalam
pendekatan ini diawali dengan observasi tempat dan aset yang ada untuk
menemukan kebutuhan, kemudian melihat secara kolektif harapan dan impian
masyarakat terhadap aset yang ada, setelah itu merancang sebuah kegiatan untuk
mewujudkan harapan masyarakat, kemudian menentukan perubahan melalui
pembentukan program, setelah itu melakukan tindakan atau pelaksanaan program
yang sudah disusun.
Pendampingan ini menggunakan teori Asset Based Community Development
(ABCD), yang mengutamakan pemanfaatan aset dan potensi yang ada disekitar dan
dimiliki masyarakat. Untuk kemudian digunakan sebagai bahan yang
memberdayakan masyarakat itu sendiri. Pelaksanaan program ini berada di Desa
Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement | Vol. 2 No. 1 (2021)
1-15
Lemahbang, Dusun Lemahbang Rt 01 Rw 04 dan lama pendampingan adalah mulai
tanggal 29 Juli sampai 19 Agustus 2021.
Hasil
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini memiliki hasil sebagai berikut:
1. Discovery (menemukan kebutuhan yang ada di pojok baca)
Pendampingan yang dilakukan di desa Lemahbang dusun Lemahbang
terutama pada Rt 01 Rw 04 dimulai dengan observasi kepada pihak-pihak
yang membangun TPQ, yaitu Bapak Kepala desa Lemahbang dan tokoh
keagamaan di desa Lemahbang. Observasi tersebut mendapatkan data aset
atau potensi yang ada di desa Lemahbang salah satunya yaitu Pojok Baca
TPQ Miftahul Jannah. Berdirinya TPQ Miftahul Jannah ini sejak tahun 2017
didirikan oleh tokoh keagamaan di desa Lemahang. Pojok Baca TPQ
Miftahul Jannah bertempat di serambi Masjid Fathul Hidayah, ada beberapa
kebutuhan yang sudah tersedia akan tetapi masih ditemukan kekurangan
kebutuhan baik berupa buku bacaan, buku pelajaran , alat tulis dan rak buku.
Selain kebutuhan primer tersebut ada kebutuhan sekunder yang juga
dibutuhkan untuk menarik minat baca anak-anak.
2. Dream (melihat impian secara kolektif pada Pojok Baca TPQ Miftahul
Jannah)
Hasil dari observasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
dalam masa pandemi ini anak-anak kurang adanya minat untuk belajar di
rumah. Informasi dari beberapa tokoh masyarakat di desa Lemahbang bahwa
selama pembelajaran yang dilaksanakan secara daring atau online ini anak –
anak lebih suka bermain gadget dibandingkan membaca buku. Pojok baca
dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan minat belajar anak-anak
khususnya dalam hal membaca, dengan harapan dimasa pandemi ini anak –
anak dapat belajar secara mandiri memperoleh pengetahuan dari buku dan
juga mampu mengurangi penggunaan gadget karena dalam masa pandemi ini
penggunaan gadget melebihi batas ideal penggunaannya.
1-15
Pojok baca berbeda-beda, seperti tema Pendidikan Agama Islam, Mengaji
Iqra, Membaca buku, Pendidikan Karakter dan Ketrampilan.
Dalam pelaksanaan program pojok baca ini terdapat empat
pembimbing yang mendampingi anak-anak dalam belajar. Untuk
pelaksanaan waktunya dalam satu minggu empat kali yaitu hari selasa,
kamis, sabtu dan Minggu. Penulis hanya memfokuskan membaca pada anak
itu 15 menit, karena fokusnya anak dalam membaca itu hanya 15 menit.
Selebihnya itu digunakan untuk belajar dan bermain. Keberlanjutan pojok
baca TPQ Miftahul Jannah ini nantinya akan dilanjutkan oleh pendamping
belajar yang sudah terbentuk dan akan menjadi sarana belajar anak dalam
masa pandemi.
1-15
Pembahasan
Pendampingan membaca pada anak di masa pandemi covid-19 sangatlah penting,
karena dalam situasi pendidikan yang serba daring atau pembelajaran online anak-
anak akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk penggunaan gadget dimana
anak-anak akan lupa bahwa belajar sumbernya bukan dari gadget saja sehingga
menumbuhkan minat baca pada anak dimasa pandemi covid-19 ini penulis
memanfaatkan aset yang ada di Desa Lemahbang tepatnya di dusun Lemahang
yaitu mengelola pojok baca di TPQ Miftahul Jannah. Aset dan potensi yang sangat
bagus penulis lihat dari dusun Lemahbang ini lah yang melandasi penulis
menggunakan metode pengabdian masyarakat dengan metode ABCD (Asset based
community development), metode ini lah yang paling tepat digunakan dalam kuliah
pengabdian masyarakat dalam pendampingan kegiatan membaca pada anak sejak
dini. Dengan metode ini aset yang ada di Desa Lemahbang akan berfungsi secara
optimal. Menurut Suwarsono 2011. “perpustakaan ada baiknya memiliki ruang
khusus, misalnya ruang khusus untuk anak-anak”. Kutipan tersebut sejalan dengan
pojok baca yang ada di TPQ Miftahul jannah dimana pojok baca dibuat semenarik
mungkin dan senyaman mungkin, yang bertujuan agar anak-anak tertarik untuk
bergabung dan membaca di pojok baca dan tentunya menciptakan ruangan yang
nyaman untuk belajar anak-anak di Dusun Lemahbang. Dengan dibekali
ketrampilan dan kreatifitas anak-anak mampu mendapatkan stimulus untuk
perkembangan bakat dalam dirinya. Sehingga anak-anak walaupun pada masa
ppkm ini mampu untuk tetap berkarya.
Berdasarkan hasil penelitian dan observasi menunjukkan adanya perubahan
yang signifikan tentang anak-anak yang tertarik untuk membaca buku. Tetapi
masih banyak anak yang kurang tertarik untuk membaca buku karena kurangnya
dorongan dan motivasi untuk memahami pentingnya membaca buku. Selain dari
Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement | Vol. 2 No. 1 (2021)
1-15
lingkungan yang menyediakan sarana untuk tempat anak membaca buku faktor
dorongan dari orang tua juga mempengaruhi minat baca pada anak. Minat baca
sendiri harus ditanamkan sejak dini agar seseorang bersahabat dengan buku sejak
sedini mungkin.
Pojok baca TPQ Miftahul jannah mempunyai sistem belajar yang
menyenangkan karena pada dasarnya anak difokuskan membaca buku hanya 15
menit saja selebihnya anak tidak fokus untuk membaca jadi anak diberikan
kesempatan bermain dengan teman-temannya. Programnya yaitu diawali dengan
mengaji iqra dan alquran terlebih dahulu dilanjutkan membaca buku bacaan
maupun buku pengetahuan yang didampingi oleh masing-masing pendamping.
Pendamping disini mengarahkan anak untuk memilih buku sesuai dengan usianya
dan memberikan contoh membaca yang baik kepada anak yang didampingi.
Sedangkan dihari Sabtu kegiatan di pojok baca adalah ketrampilan dan hafalan.
Untuk meningkatkan perasaan senang agar anak mau diajak untuk hafalan surat-
surat dan doa harian di hari sabtu ini ditambahkan program membuat ketrampilan
seperti contohnya mengisi dan menghias mading , melukis kaligrafi dan permainan
edukatif. Program ini disusun selain untuk menambah wawasan dan ketrampilan
yaitu agar menanggulangi kebosanan anak-anak, sehingga kebosanan anak-anak
terhadap buku tidak terjadi dan senang berkunjung ke Pojok baca Tpq miftahul
Jannah.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, pembahasan hasil penelitian, khususnya analisis data
seperti yang telah diuraikan dalam pembahasan mengenai pendampingan kegiatan
membaca pada anak dimasa Pandemi Covid-19 di Desa Lemahbang maka penulis
dapat menyimpulkan, bahwa hasil observasi dan pendampingan kegiatan membaca
di Pojok Baca mempunyai pengaruh yang cukup signifikan berdasarkan
peningkatan anak yang berkunjung ke pojok baca. Pada setiap harinya yang semula
ada 17 anak dan pada saat hari terakhir menjadi 30 anak dan mengikuti kegiatan
membaca di pojok Baca. Sehingga dengan membangun kebiasaan membaca buku
pada anak melalui progam pojok baca mampu mengurangi intensitas penggunaan
gadget yang melebihi batas waktu penggunaannya. Selain itu melalui program ini
mampu membantu upaya Pemerintah dalam mengatasi buta aksara.
Referensi
Buku Panduan KPM Insuri. 2021. Ponorogo: LP2M
Covid-19. 2021. Data Covid-19 Pantauan Data Kabupaten Wonogiri . Diakses pada
tanggal 20 Agustus 2021 dari https://wonogirikab.go.id/informasi-corona/
Djamarah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Fajariyah,S.N, Suryawan, A, & Atika. 2018. Dampak Penggunaan Gawai Terhadap
Perkembangan Anak,101. https://doi.org/10.14238/sp20.2.2018.101-5
Putra, R. Masri Sareb. 2008. Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. Jakarta: PT.
Indeks
Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement | Vol. 2 No. 1 (2021)
1-15
IDENTITAS PENULIS