Professional Documents
Culture Documents
http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
ABSTRACT
The right to obtain safe and nutritious food is the same level as the right to be free from
hunger. In order to maintain food sefety, every food and beverage circulated must obtain a distribution
permit in accordance with the provisions of the laws and regulation. This research aims to determine
evaluation of SPP-IRT implementation in the food home industry in Banyuwangi with Indonesia
National Agency of Drug and Food Control Number Hk.03.1.23.04.12.2205 of 2012 on guidelines for
the provision of food production certificate of home industry. The type of this research is observational
research based on Indonesia National Agency of Drug and Food Control Number
Hk.03.1.23.04.12.2205 of 2012 on guidelines for the provision of food production certificate of home
industry.There are four stages for SPP-IRT. In the third stage, the inspection of home industry food
production facilities was observed in 15th food home industry in Banyuwangi along with District Food
Inspector (DFI). This research was also carried out by indept interview with two DFI. The results
showed that the implementation for SPP-IRT was good. First, acceptance of the application is
appropriate. Second, Food safety elucidation is appropriate. Third, the inspection of production
facilities is appropriate. Fourth, giving product number of home industry is appropriate. Overall,
implementation of SPP-IRT in Banyuwangi already in accordance with Indonesia National Agency of
Drug and Food Control Number Hk.03.1.23.04.12.2205 of 2012 on guidelines on the provision of food
production certificate of home industry.
Keywords : SPP-IRT, IRTP, Number of P-IRT, food safety
ABSTRAK
Hak untuk memperoleh pangan yang aman dan bergizi sama tingkatannya dengan hak untuk
bebas dari kelaparan. Demi menjaga keamanan pangan, setiap makanan dan minuman yang diedarkan
harus mendapat izin edar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penelitian ini
bertujuan mengetahui evaluasi pelaksanaan SPP-IRT pada industri rumah tangga pangan di
Banyuwangi dengan Perka BPOM RI Nomor Hk.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Jenis penelitian ini adalah penelitian
observasional yang berpedoman pada Perka BPOM RI Nomor Hk.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012
Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Ada 4 tahap dalam
pemberian sertifikat produksi PIRT. Pada tahap ketiga yaitu pemeriksaan sarana produksi PIRT,
dilakukan observasi pada 15 Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) di Banyuwangi bersama dengan
petugas pangan Dinas Kesehatan Banyuwangi. Penelitian ini juga dilakukan dengan indept interview
kepada 2 orang petugas pengawas pangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan SPP-IRT
di Banyuwangi sudah baik. Pertama, penerimaan pengajuan permohonan SPP-IRT di Banyuwangi
sudah sesuai. Kedua, penyuluhan keamanan pangan sudah sesuai. Ketiga, pemeriksaan sarana produksi
PIRT sudah sesuai; dan keempat, pemberian Nomor P-IRT sudah sesuai. Secara keseluruhan,
pelaksanaan sertifikasi produksi pangan bagi industri rumah tangga di Banyuwangi sudah sesuai
dengan Perka BPOM RI Nomor Hk.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemberian
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga.
Kata Kunci: SPP-IRT, IRTP, Nomor P-IRT, keamanan pangan
36
Fatma, et al. Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi JPH RECODE Oktober 2018; 2 (1) : 36-51
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
di Banyuwangi
baik yang masih aktif maupun yang sudah mati. rancangan label pangan.
Pada tahun 2012 dari 77 IRTP yang mengajukan Kedua, tahap penyuluhan keamanan
SPP-IRT hanya 5 IRTP yang melakukan pangan. Pada tahap kedua ini peniliti
perpanjangan pada tahun 2017 karena mengingat membandingkan pelaksanaannya dengan Peraturan
masa berlaku SPP-IRT hanya 5 tahun. Dari data Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
tersebut hanya 5.6% IRTP yang melakukan Republik Indonesia Nomor Hk.03.1.23.04.12.2205
perpanjangan SPP-IRT. Hal ini dikarenakan Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemberian
kurangnya kesadaran pengelola industri rumah Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah
tangga dalam menjamin mutu produk pangan Tangga. Penyuluhan keamanan pangan dikatakan
sesuai jika memenuhi beberapa ketentuan sebagai
METODE berikut: 1) Penyelenggara Penyuluhan Keamanan
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pangan dikoordinasikan oleh Bupati / Walikota
observasional. Penelitian dilakukan pada Bulan c.q. Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota; 2) Kriteria
Maret-April 2018 di Banyuwangi. Penelitian ini Tenaga Penyuluh Keamanan Pangan (PKP) adalah
mengevaluasi pelaksanaan Sertifikasi Produksi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memiliki
Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) di Sertifikat kompetensi di bidang penyuluhan
Kabupaten Banyuwangi dengan Peraturan keamanan pangan dari Badan POM dan ditugaskan
Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan oleh Bupati / Walikota c.q. Dinas Kesehatan
Republik Indonesia Nomor Kabupaten / Kota; 3) Narasumber pada
Hk.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 Tentang penyuluhan keamanan pangan adalah tenaga PKP
Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan yang kompeten dari Dinas Kesehatan Kabupaten /
Industri Rumah Tangga. Kota dan Balai Besar/Balai POM setempat;
Data dalam penelitian ini menggunakan 4) Peserta Penyuluhan Keamanan Pangan adalah
data primer dan data sekunder. Data primer pemilik atau penanggung jawab IRTP; 5) Materi
didapat dari hasil observasi dan indept interview Penyuluhan Keamanan Pangan terdiri dari: materi
kepada petugas pengawas pangan Dinas utama yang meliputi Peraturan Perundang-
Kesehatan Banyuwangi sebagai penyelenggara Undangan di Bidang Pangan ; Keamanan dan
program, guna menggali informasi lebih luas. Mutu pangan; Teknologi Proses Pengolahan
Sementara data sekunder diperoleh dari Pangan; Prosedur Operasi Sanitasi yang Standar
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan (Standard Santitation Operating Procedure
Makanan Republik Indonesia Nomor /SSOP); Cara Produksi Pangan Yang Baik untuk
Hk.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 Tentang Industri Rumah Tangga (CPPB-IRT); Penggunaan
Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Bahan Tambahan Pangan (BTP); Persyaratan
Industri Rumah Tangga, serta data dari Dinas Label dan Iklan Pangan. Adapun materi
Kesehatan Kabupaten Banyuwangi. pendukung yaitu pencantuman label halal serta
Ada 4 tahap yang harus dilaksanakan etika bisnis dan pengembangan jejaring bisnis
dalam pemberian sertifikat produksi pangan bagi IRTP; 6) Metode Penyuluhan Keamanan Pangan:
industri rumah tangga. Pertama, penerimaan diberikan dalam bentuk ceramah, diskusi,
pengajuan permohonan SPP-IRT. Pada tahap ini demonstrasi atau peragaan simulasi, serta melalui
peneliti membandingkan pelaksanaannya dengan pemutaran video dan cara lain yang mampu
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan mendukung pemahaman keamanan pangan; 7)
Makanan Republik Indonesia Nomor Sertifikat ini diberikan kepada pemilik atau
Hk.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 Tentang penanggungjawab yang telah lulus mengikuti
Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan penyuluhan keamanan pangan dengan hasil
Industri Rumah Tangga. Pada tahap pertama ini evaluasi minimal nilai cukup yaitu 60.
dikatakan sesuai jika telah memenuhi formulir Ketiga, pemeriksaan sarana produksi
permohonan SPP-IRT yang harus dilengkapi pangan industri rumah tangga. Observasi ini
sebagai berikut: nama jenis pangan; nama dilakukan selama satu bulan pada 15 Industri
dagang; jenis kemasan; berat bersih/isi bersih Rumah Tangga Pangan (IRTP) dari 50 IRTP di
(mg/g/kg atau ml/l/kl); komposisi; tahapan Banyuwangi yang mengikuti Penyuluhan
produksi; nama, alamat, kode pos dan nomor Keamanan Pangan. Pengambilan sampel tersebut
telepon IRTP; nama pemilik; nama berdasarkan atas penerimaan pengajuan
penanggungjawab; informasi tentang masa permohonan SPP-IRT yaitu diambil dari jumlah
kadaluwarsa; informasi tentang kode produksi. industri rumah tangga pangan mengajukan
Dokumen lain antara lain: surat keterangan atau permohonan SPP-IRT yang disertai kelengkapan
izin usaha dari Instansi yang berwenang dan persyaratan kepada Dinas Kesehatan Banyuwangi.
38
Fatma, et al. Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi JPH RECODE Oktober 2018; 2 (1) : 36-51
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
di Banyuwangi
Pada tahap ini dilakukan oleh tenaga (satu) jenis pangan IRT; Setiap perubahan, baik
pengawas pangan dari Dinas Kesehatan bersama penambahan maupun pengurangan provinsi,
peneliti dengan membandingkan pelaksanaanya kabupaten/kota, pemberian nomor disesuaikan
pada Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dengan kode baru untuk Provinsi, Kabupaten, dan
Dan Makanan Republik Indonesia Nomor Kota yang diterbitkan oleh instansi yang
Hk.03.1.23.04.12.2207 Tahun 2012 Tentang berwenang dalam penerbitan kode propinsi,
Tata Cara Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan kabupaten dan kota.Selain memenuhi keempat
Industri Rumah Tangga. Pemeriksaan dianggap tahap diatas, berdasarkan Peraturan Kepala Badan
sesuai jika dilaksanakan berdasarkan Formulir Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia
Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Industri Nomor Hk.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012
Rumah Tangga yang terdapat pada Perka BPOM Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi
RI Nomor Hk.03.1.23.04.12.2207 Tahun 2012 Pangan Industri Rumah Tangga bahwa pemeberian
Tentang Tata Cara Pemeriksaan Sarana Produksi SPP-IRT harus dibuktikan dengan sertifikat
Pangan Industri Rumah Tangga (Kepala BPOM, penyuluhan keamanan pangan dan hasil
2012). Dalam peninjauan lokasi IRTP, ada rekomendasi pemeriksaan sarana produksi pangan
beberapa elemen yang harus diperiksa antara lain industri rumahtangga.
: Lokasi dan Lingkungan Produksi; Bangunan
dan Fasilitas ; Peralatan Produksi; Suplai Air
atau Sarana Penyediaan Air; Fasilitas dan
Kegiatan Higiene dan Sanitasi; Kesehatan dan
Higiene Karyawan ; Pemeliharaan dan Program
Higiene dan Sanitasi; Penyimpanan;
Pengendalian Proses; Pelabelan Pangan;
Pengawasan Oleh Penganggung Jawab;
Penarikan Produk; Pencatatan dan Dokumentasi,
dan Pelatihan Karyawan.
Pencantuman label pangan yang benar
harus sesuai dengan PP No. 69 Tahun 1999 :
Label dan Iklan Pangan, terdapat 7 poin yang
harus tercantum dalam pembuatan label antara
lain : nama produk; komposisi (dari banyak—
sedikit); berat bersih (gram/g) atau isi bersih
(ml); nama dan alamat pihak yang memproduksi
(Diproduksi oleh :........... Kec, Kab, Indonesia,
Kode Pos) ; baik digunakan sebelum : tanggal,
bulan, tahun ; kode produksi ; PIRT No...........
Keempat, pemberian Nomor P-IRT. Pada tahap ini
peneliti membandingkan pelaksanaannya dengan
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan
Makanan Republik Indonesia Nomor
Hk.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan
Industri Rumah Tangga. Pemberian Nomor P-
IRT harus berdasarkan sebagai berikut: Nomor
P- IRT minimal terdiri dari 15 (lima belas) digit;
Penjelasan 15 (lima belas) digit sebagai berikut :
digit ke-1 menunjukkan kode jenis kemasan;
digit ke-2 dan 3 menunjukkan nomor urut/kode
jenis pangan IRTP; digit ke- 4,5,6 dan 7
menunjukkan kode propinsi dan kabupaten/kota;
digit ke 8 dan 9 menunjukkan nomor urut
pangan IRTP yang telah memperoleh SPP-IRT;
digit ke- 10,11,12 dan 13 menunjukkan nomor
urut IRTP di kabupaten/kota yang bersangkutan;
digit ke 14 dan 15 menunjukkan tahun berakhir
masa berlaku; Nomor P-IRT diberikan untuk 1
39
Fatma, et al. Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi JPH RECODE Oktober 2018; 2 (1) : 36-51
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
di Banyuwangi
HASIL
1 3
PEMOHON DINAS KESEHATAN MALL PELAYANAN PUBLIK
2
Mendapatkan sertifikat
penyuluhan keamanan
pangan
5 4
DINAS Mengisi formulir permohonan
KESEHATAN dengan dilampiri persyaratan
BANYUWANGI yang ditetapkan
Persyaratan
FC sertifikat PKP
6 8 FC KTP yang masih berlaku
9 7 Photo 4x6 berwarna 2 lembar
Peninjauan lokasi Membawa rancangan
Penerbitan SPP-IRT produksi oleh petugas label/kemasan pangan
MS pengawas pangan Membawa contoh makanan
Masa berlaku 5 tahun Dinas Kesehatan dalam kemasan
Banyuwangi Denah lokasi/alamat
pemohon
Denah alur produksi
TMS
Melaksanakan saran
perbaikan
40
Fatma, et al. Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi JPH RECODE Oktober 2018; 2 (1) : 36-51
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
di Banyuwangi
Dokumen lain :
1. Surat keterangan
atau izin usaha dari
Instansi yang 3
berwenang
Mendapatkan sertifikat
2. Rancangan label penyuluhan keamanan
pangan pangan
4 6
7 5
Peninjauan lokasi
Penerbitan SPP-IRT produksi oleh petugas
MS pengawas pangan Dinas
Masa berlaku 5 tahun Kesehatan Banyuwangi.
TMS
5
Melaksanakan saran
perbaikan
1 3
PEMOHON DINAS KESEHATAN MALL PELAYANAN PUBLIK
2
Mendapatkan sertifikat
penyuluhan keamanan
5 4
pangan
DINAS Mengisi formulir permohonan
KESEHATAN dengan dilampiri persyaratan
BANYUWANGI yang ditetapkan
Persyaratan
FC sertifikat PKP
6 8 FC KTP yang masih berlaku
9 7 Photo 4x6 berwarna 2 lembar
Peninjauan lokasi
produksi oleh petugas Membawa rancangan label.
Penerbitan SPP-IRT MS pengawas pangan Membawa contoh makanan
Masa berlaku 5 tahun Dinas Kesehatan dalam kemasan
Banyuwangi 6. Denah lokasi/alamat
Pemeriksaan rutin oleh pemohon
puskesmas setempat Denah alur produksi
TMS
42
Fatma, et al. Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi JPH RECODE Oktober 2018; 2 (1) : 36-51
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
di Banyuwangi
43
Fatma, et al. Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi JPH RECODE Oktober 2018; 2 (1) : 36-51
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
di Banyuwangi
Lanjutan
Tabel 2. Pelaksanaan Penyuluhan Keamanan Pangan di Banyuwangi
Penyuluhan Keamanan
Pangan
Dinas Kesehatan
Perka Banyuwangi
BPOM RI Tidak
Sesuai
Sesuai
g. Persyaratan Label dan Iklan Pangan √
h. Pencantuman label Halal √
i. Etika Bisnis dan Pengembangan Jejaring Bisnis IRTP √
Materi penyuluhan keamanan pangan disampaikan dalam bentuk √
ceramah, diskusi, demonstrasi/peragaan simulasi, pemutaran video
dan cara-cara lain yang
mendukung pemahaman keamanan pangan.
Peserta Penyuluhan Keamanan Pangan dengan hasil evaluasi √
minimal nilai cukup
yaitu 60 dinyatakan LULUS.
44
Fatma, et al. Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi JPH RECODE Oktober 2018; 2 (1) : 36-51
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
di Banyuwangi
Lanjutan
Tabel 3. Hasil Evaluasi Penyuluhan Keamanan Pangan di Banyuwangi
ELEMEN PENILAIAN
45
Fatma, et al. Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi JPH RECODE Oktober 2018; 2 (1) : 36-51
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
di Banyuwangi
Lanjutan
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan IRTP di Banyuwangi
ELEMEN PENILAIAN
Pengawasan Pencatatan
NAMA Penarikan
Pengendalian Pelabelan Oleh Dan Pelatihan
IRTP Penyimpaan
Proses Pangan Penangggung Produk Dokument Karyawan
Jawab asi
TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S
A √ √ √ √ √ √ √
B √ √ √ √ √ √ √
C √ √ √ √ √ √ √
D √ √ √ √ √ √ √
E √ √ √ √ √ √ √
F √ √ √ √ √ √ √
G √ √ √ √ √ √ √
H √ √ √ √ √ √ √
I √ √ √ √ √ √ √
J √ √ √ √ √ √ √
K √ √ √ √ √ √ √
L √ √ √ √ √ √ √
M √ √ √ √ √ √ √
N √ √ √ √ √ √ √
O √ √ √ √ √ √ √
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Banyuwangi
46
Fatma, et al. Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi JPH RECODE Oktober 2018; 2 (1) : 36-51
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
di Banyuwangi
Digiti
Digit Digit Digit Digit Digit (14 dan
(10,11,12 Kesesuaian
(1) (2dan3) (4,5,6 dan 7) (8 dan 9) 15)
dan 13)
NAMA nomor nomor urut nomor urut
IRTP urut/ kode pangan IRTP di tahun
Jenis
kode propinsi dan IRTP yang kabupaten/k berakhi
kema TS S
jenis kabupaten/ telah ota yang r masa
s an
pangan kota memperoleh bersangkuta berlaku
IRTP SPP-IRT n.
A 2 06 351 03 0990 23 √
0
B 1 11 351 01 1161 23 √
0
C 2 06 351 01 1163 23 √
0
D 2 06 351 01 1162 23 √
0
E 2 15 351 01 0595 23 √
0
F 2 06 351 01 1171 23 √
0
G 2 06 351 01 1170 23 √
0
H 2 15 351 01 1175 23 √
0
I 2 15 351 01 1174 23 √
0
J 2 06 351 01 1176 23 √
0
K 5 15 351 01 1173 23 √
0
L 2 06 351 01 1172 23 √
0
M 2 06 351 01 1180 23 √
0
N 2 13 351 01 1177 23 √
0
O 2 15 351 01 1179 23 √
0
kemanan pangan dan memberikan sertifikat topik lainnya dengan topik mengenai tata cara
penyuluhan kepada industri rumah tangga pangan. pembuatan SPP- IRT. Metode penyuluhan
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi sendiri keamanan dengan menggunakan bentuk ceramah,
pada tahun 2018 memberikan penyuluhan diskusi, pemutaran video, serta
keamanan pangan kepada Industri Rumah Tangga demonstrasi/peragaan simulasi dengan
Pangan (IRTP) sebanyak 3 kali dalam setahun menggunakan sampel makananan yang dibawa
yaitu pada Bulan Maret, Juli, dan November. Pada oleh pemilik IRTP. Label produk makanan
tahun sebelumnya penyuluhan keamanan pangan tersebut sebagai contoh desain informasi produk
dilaksanakan hanya setahun dua kali yaitu pada kepada publik. Petugas pengawas pangan beserta
Bulan April dan Oktober. Perubahan ini pemateri akan melakukan evaluasi isi dari
dilakukan karena banyaknya rancangan label sesuai dengan ketentuannya.
permintaan/kebutuhan. Jumlah peserta Materi dan metode penyuluhan keamanan pangan
penyuluhan keamanan pangan setiap kali sudah sesuai dengan Perk BPOM.
dilaksanakan maksimal 60 peserta. Pembatasan Peserta Penyuluhan Keamanan Pangan
kuota peserta ini dilakukan karena mengingat diikuti oleh 50 Pengelola Industri Rumah Tangga
lokasi yang tidak mencukupi. Berdasarkan Pangan yang ada di Banyuwangi. Pada akhir
ketentuan penyelenggara penyuluhan keamaan penyuluha keamanan pangan akan ada evaluasi
sudah sesuai dengan Perka BPOM yaitu dari atau post-test untuk peserta. Post-test ini dilakukan
Dinas Kesehatan. untuk mengetahui seberapa besar hasil
Pada tahun 2018 ini, Dinas Kesehatan pengetahuan dari peserta penyuluhan kemanan
Kabupaten Banyuwangi melaksanan Penyuluhan pangan. Setiap peserta diberikan satu lembar post
Keamanan Pangan (PKP) pada Bulan Maret. test dengan jumlah 25 soal terbagi dalam 10 soal
Kegiatan PKP dilaksanakan selama dua hari yaitu BENAR-SALAH dan 15 soal pilihan ganda.
pada tanggal 22 s/d 23 Maret 2018 di Dinas Peserta penyuluhan keamanan pangan dinyatakan
Kesehatan Kabupaten Banyuwangi. Pemateri LULUS dan mendapatkan sertifikat dalam
penyuluhan keamanan pangan ini dengan penyuluhan keamanan pangan, jika nilai post-test
mengundang hadirkan dari Badan Pengawas Obat dari peserta tidak kurang dari 60 (tabel.2). Jika
dan Makanan (BPOM) Surabaya dan Dinas terdapat peserta yang nilainya kurang dari 60,
Perindustrian dan Perdagangan Banyuwangi, serta maka akan dilakukan post-test ulang. Hal ini
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi. sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas
Dengan demikian sudah sesuai dengan kriteria Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor
tenaga penyuluh berdasarkan Perka BPOM. Hk.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 Tentang
Berdasarkan Perka BPOM RI Nomor Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan
Hk.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 Industri Rumah Tangga. Sertifikat Panyuluhan
Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Keamanan Pangan ini akan dijadikan sebagai
Pangan Industri Rumah Tangga. Terdapat syarat untuk pembuatan Sertifikat Produksi
sembilan materi dalam penyuluhan keamanan Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT).
pangan. Namun pada pelaksanaanya hanya tujuh Dari hasil post-test peserta penyuluhan
materi yang sesuai dari tujuh materi yang keamanan pangan pada tanggal 22-23 Maret 2018
diberikan dengan memprioritaskan materi tidak ditemukan nilai yang kurang dari 60 dan
yang paling penting sejalan dengan penelitian semua peserta dinyatakan LULUS dalam
sebelumnya (Purba dan Koswara, 2014) diperoleh penyuluhan keamanan pangan. Penyuluhan
bahwa Materi penyuluhan keamanan pangan yang keamanan pangan ini diharapkan agar pengelola
disajikan dalam buku Materi Sosialisasi Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)
Keamanan Pangan Bagi Industri Rumah Tangga menghasilkan produk pangan yang memenuhi
di Kabupaten Cianjur, mencakup berbagai topik, syarat mutu dan aman untuk dikonsumsi,
antara lain: 1) Pedoman CPPB IRT, 2) Pelabelan memenuhi selera atau tuntutan konsumen, serta
dan Iklan Pangan, 3) Higiene Perorangan/ memberikan jaminan bahwa pangan yang
Karyawan dan Sanitasi Sarana Pengolahan diproduksi aman dan layak dikonsumsi.
Industri Rumah Tangga Pangan, 4) Berbagai Jenis Tahap pertama penyuluhan keamanan
Bahaya/ Pencemaran serta Cara Mengatasinya, 5) pangan berjalan sesuai dengan Peraturan Kepala
Penyakit- penyakit yang ditimbulkan oleh Pangan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
serta Pencegahannya, 6) Bahan Tambahan Indonesia Nomor Hk.03.1.23.04.12.2205 Tahun
Pangan, dan 7) Peraturan Perundang-undangan di 2012 Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat
Bidang Pangan. Hal ini dikarenakan keterbatasan Produksi Pangan Industri Rumah Tangga.
waktu pelaksanaannya serta menggantikan
48
Fatma, et al. Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi JPH RECODE Oktober 2018; 2 (1) : 36-51
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
di Banyuwangi
49
Fatma, et al. Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi JPH RECODE Oktober 2018; 2 (1) : 36-51
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
di Banyuwangi
memenuhi syarat yaitu meletakkan peralatan yang Dengan demikian, pada tahap ketiga ini,
bersih pada tempat yang kotor, meletakkan bahan pemeriksaan sarana produksi pangan industri
pangan pada lantai dan menempel dinding. rumah tangga sudah sesuai dengan Peraturan
Kesembilan, pengendalian proses memenuhi Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
syarat. Semua IRTP menggunakan bahan baku Republik Indonesia Nomor Hk.03.1.23.04.12.2207
dan bahan tambahan pangan yang benar. Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pemeriksaan
Kesepuluh, pelabelan pangan, ada 7 IRTP yang Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga.
tidak memenuhi syarat antara lain: nama produk
tidak disamakan; belum mencantumkan Pemberian Nomor P-IRT
rancangan label pangan; tidak mencantumkan Sejak tahun 2012, nomor P-IRT berjumlah
berat bersih, baik digunakan, kode produksi; 15 digit dari sebelumnya hanya 12 digit. Dilihat
nama produk tidak sesuai dengan produk dari jenis kemasan, dari 15 IRTP jenis kemasan
makanan; tidak tersedia tempat untuk menuliskan yang banyak digunakan yaitu jenis kemasan plastik
PIRT. No... dan menuliskan ―Tanpa dengan diberikan kode (2) dan dua diantaranya
Pengawet‖; tidak tersedia tempat untuk menggunakan gelas (1) dan aluminium foil (5).
menuliskan PIRT. No... dan penulisan label Kode jenis pangan terdiri dari 8 IRTP
pangan terlalu kecil; kesalahan pada penulisan menghasilkan tepung dan hasil olahannya (6),
komposisiElemen penilaian kesebelas, sebanyak 5 IRTP menghasilkan hasil olahan biji-
pengawasan oleh penanggung jawab memenuhi bijian dan umbi (15) sebanyak 5, serta 1 IRTP
syarat. Semua Pengelola IRTP dilakukan bumbu (11) dan 1 IRTP minuman ringan dan
pengawasan IRTP selanjutnya atau pemeriksaan minuman serbuk (13). Kode Propinsi dan
rutin oleh petugas pengawas pangan dari Kab/Kota Banyuwangi (3510). Digit 8-13
puskesmas setempat selama dua kali dalam merupakan kode yang diberikan dari Dinas
setahun. Kedua belas, penarikan produk Kesehatan Banyuwangi berdasarkan nomor urut
memenuhi syarat. Semua IRTP melaksanakan pangan IRTP yang telah memperoleh SPP-IRT dan
penarikan produk pangan yang masuk dalam nomor urut IRTP di Kabupaten Banyuwangi. Digit
kategori tidak aman. Ketiga belas, pencatatan dan terakhir menunjukkan masa berlaku dari SPP-IRT
dokumentasi memenuhi syarat. Semua IRTP pada tahun 2023 terhitung dari tahun pembuatan
memiliki dokumen produksi. Yang terakhir, SPP-IRT pada tahun 2018. Pemberian Nomor P-
pelatihan karyawan kurang sesuai dengan form IRT pada 15 IRTP sudah sesuai dengan kertentuan
penilaian yang seharusnya IRTP memiliki 15 digit pada Perka BPOM RI. Meskipun dalam
program pelatihan keamanan pangan untuk pemberian nomor tersebut terdapat IRTP yang
karyawan. Hanya saja dilihat dari pengelola IRTP harus melaksanakan saran perbaikan dari Petugas
yang memiliki sertifikat Penyuluhan Keamanan Pengawas Pangan Dinas Kesehatan Banyuwangi
Pangan (PKP), sehingga semua IRTP memenuhi atau sarana produksi pangan IRTP tersebut sudah
syarat. memenuhi standar yang ditentukan (tabel.5).
Pemeriksaan sarana produksi pangan Nomor P-IRT diberikan oleh Dinas Kesehatan
IRTP yang tidak memenuhi persyaratan harus Kabupaten Banyuwangi kepada Indstri Rumah
melakukan saran perbaikan untuk mendapatkan Tangga Pangan (IRTP) yang memenuhi
SPP-IRT. Jangka waktu perbaikan sarana akan persyaratan sarana produksi pangan industri. Masa
diputuskan oleh kedua belah pihak antara petugas berlaku SPP-IRT ini selama 5 tahun. Hal ini
pengawas pangan Dinas Kesehatan Banyuwangi sejalan dengan penelitian sebelumnya (Imtiyaz,
dan pemilik atau penanggungjawab IRTP. 2016) bahwa masa berlaku SPP-IRT yang berlaku
Penanggungjawab atau pemilik IRTP bersama selama 5 tahun terhitung sejak IRTP memperoleh
petugas pengawas pangan menandatangani SPP-IRT. Jika sudah habis masa berlakunya,
formulir rincian laporan ketidaksesuaian. Pemilik pemilik atau penanggungjawab wajib melakukan
IRTP melakukan konfirmasi kepada petugas perpanjangan. IRTP akan dilakukan peninjauan
pengawas pangan Dinas Kesehatan Banyuwangi sarana produksi pangan ulang oleh petugas
setelah melakukan saran perbaikan. Kemudian pengawas pangan Dinas Kesehatan Banyuwangi.
petugas pengawas pangan menindaklanjuti dan
memberikan keputusan kesesuaian sarana KESIMPULAN
tersebut. Jika sudah sesuai, maka Dinas Pelaksanaan Sertifikasi Produksi Pangan
Kesehatan Banyuwangi berhak mengeluarkan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) yang
SPP-IRT kepada pemilik atau penanggungjawab diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan
IRTP. Kabupaten Banyuwangi sudah sesuai dengan
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan
50
Fatma, et al. Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi JPH RECODE Oktober 2018; 2 (1) : 36-51
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
di Banyuwangi
Makanan Republik Indonesia Nomor Kepala BPOM. 2012. Peraturan Kepala Badan
Hk.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 Tentang Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Indonesia Nomor Hk.03.1.23.04.12.2205
Industri Rumah Tangga. Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemberian
Sertifikat Produksi Pangan Industri
SARAN Rumah Tangga. Diakses dari:
Seiring berjalannya waktu, keamanan http://standarpangan.pom.go.id/dokumen/
dan mutu pangan menjadi prioritas utama bagi peraturan/2012/Perka_BPOM_No_HK.03.
konsumen. Sehingga disarankan kepada 1.23.04.12.2205_Tahun_2012_tentang_Se
pelaksana program untuk lebih memperhatikan rtifikasi_Pangan_IRT.pdf.
setiap poin dalam elemen penilaian pemeriksaan Kepala BPOM. 2012. Peraturan Kepala Badan
IRTP. Untuk peniliti selanjutnya diharap Pengawas Obat Dan Makanan Republik
menambahkan alasan sertifikasi tidak mencakup Indonesia Nomor HK.03.1.23.04.12.2207
semua IRTP yang ada di Banyuwangi dan Tahun 2012 Tentang Tata Cara
menciptakan aplikasi online untuk Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan
mempermudah registrasi permohonan SPP-IRT. Industri Rumah Tangga. Diakses dari:
https://www.google.com/http:jdih.pom.go.
DAFTAR PUSTAKA id/showpdf.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi. 2017. Pradita.A, R. 2013. Implementasi Peraturan
Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Kepala Badan Pengawas Obat Dan
Tahun 2016. Diakses dari : Makanan Republik Indonesia Nomor
http://www.depkes.go.id/resources/downl Hk.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 Dalam
oad/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2016/3 Proses Pemberian Sertifikat Produksi
510_Jatim_Kab_BANYUWANGI_2016. Pangan Industri Rumah Tangga Di Dinas
pdf. Kesehatan Kabupaten Kediri, Jurnal
Dinkes Jatim. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Ilmiah Universitas Brawijaya. Diakses
Jawa Timur Tahun 2016. Diakses dari: dari:
http://www.depkes.go.id/resources/downl http://download.portalgaruda.org/article.p
oad/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_20 hp?article=187995&val=6466&title=.
16/15_Jatim_2016.pdf. Purba, D. F., Nuraida, L. dan Koswara, S. 2014.
Ericko, M. Z. 2016. Evaluasi Kebijakan Efektivitas Program Peningkatan Mutu
Sertifikasi Produksi Pangan Industri Dan Keamanan Pangan Industri Rumah
Rumah Tangga (Studi di Dinas Kesehatan Tangga Pangan (Irtp) Di Kabupaten
Kota Bandar Lampung). (Skripsi, Cianjur’, Jurnal Standardisasi, 16(2), pp.
Universitas Lampung).Diakses darit: 103–112. doi: 10.31153/js.v16i2.172.
http://digilib.unila.ac.id/23943/. Sparringa, R. A. 2016. Laporan Tahunan Badan
Hermanu, B. 2014. Studi implementasi izin edar POM 2015. Diakses dari:
produk pangan industri rumah tangga http://www.pom.go.id/ppid/2016/kelengka
(pirt) dalam mewujudkan keamanan pan/laptah2015.pdf.
pangan yang optimal di kota semarang, UU RI. 2009. UU RI No 36 Tentang Kesehatan,
Hukum dan Dinamika masyarakat. doi: UU RI No 36 2009.
http://dx.doi.org/10.36356/hdm.v11i2.348 WHO. 2005. Penyakit Bawaan Makanan Fokus
. Pendidikan Kesehatan. Diakses dari:
Imtiyaz, A. H. 2016. Analisis Nomor P-IRT pada http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/42
Label Pangan Produksi IRTP di 428/3/9794487074_chapter1_ind.pdf.
Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.
(Skripsi. Universitas Jember).Diakses
dari:
http://repository.unej.ac.id/handle/123456
789/79561.
Kementrian Kesehatan RI. 2017. Profil Kesehatan
Indonesia 2016. Diakses dari:
http://www.pusdatin.kemkes.go.id/resour
ces/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/ Profil-Kesehatan-Indonesia-
2016.pdf.
51