Professional Documents
Culture Documents
1
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010
Oleh: J. Tjiptabudy
ABSTRACT
Pancasila is the philosophy, the Indonesian state ideology, which means that the
Pancasila as a source of inspiration and source of solutions to the nation's problems. In a
development in the reform era of pure values contained in Pancasila termaknai not in the life of
nation and state. This is what lies behind the author to see how government policies in an effort
to preserve the values of Pancasila in the reform era. The results obtained that the translation of
Pancasila, which can be used as guidance in the life of nation and state are necessary in the
current reform era. Pancasila seems to have been completely forgotten by the various groups in
society, although formally. Therefore the government should act in accordance with the values of
Pancasila itself Every precepts of Pancasila should be internalized and implemented, government
policies should be in accordance with the application of the principles of Pancasila. Does the
government have to be firm and fast in ensuring its citizens carry out this first principle of
religious life in peace without any confusion in the run his religion from interference deviant
teachings, whether the government has made regulations in which the moral attitude of humanity
based on the absence of interest groups , whether the government has been able to overcome all
understand class, ethnicity, tribe, race, religion or class of individuals that can not be sharpened
into conflict and hostility, but it makes a difference who becomes a force for unity of this nation,
whether the people led by the wise men in making decisions together unutuk public interest. And
lastly whether the government is providing justice for every citizen in the form of welfare,
security, assistance, subsidies, and a chance to live without any distinction of rights.
terjadi karena Pancasila bagi sebagian
Keywords: Government Policy, Pancasila masyarakat baru sebatas hal yang
mempengaruhi pola perasaan dan pola pikir,
tetapi belum sampai ke perilaku kesehariannya
atau pola tindakannya, sehingga berakibat pula
pada rendahnya ketahanan kita terhadap
A. LATAR BELAKANG. pengaruh luar yang mengedepankan kebutuhan
materiil. Mengapa hal ini bisa terjadi ?
Pancasila yang merupakan falsafah Negara padahal Pancasila telah menjadi dasar Negara
Indonesia, pada era reformasi seakan-akan Republik Indonesia selama 1966 tahun.
mulai tersingkir di dalam kehidupan berbangsa Apakah Pancasila yang merupakan Falsafah
dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila yang bangsa dan dasar Negara selama ini telah
terkandung di dalam sila-silanya menjadi tidak didegradasi oleh kebijakan pemerintah dalam
termaknai dengan baik dalam pelaksanaan masa reformasi sekarang ini?
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu
J. Tjiptabudy, Kebijakan Pemerintah Dalam…………………. 2
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010
Pasca reformasi negeri ini bak sebuah nilai-nilai Pancasila di era reformasi
muara bagi semua ideologi dan pemikiran yg
lambat laun justru bertolak belakang dengan
ideologi pancasila itu sendiri. Mulai dari
fundamentalis hingga liberalis. Semua saling B. PEMBAHASAN
berperan dalam membentuk cara berfikir
bangsa ini. apresiasi dari ideologi-ideologi 1. Kesepakatan Falsafah Pancasila
tersebut sudah sangat mempengaruhi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. pancasila para pendiri bangsa telah menyepakati
dan nilai-nilai dasarnya sudah di tinggalkan falsafah kenegaraan yang berfungsi sebagai
bahkan pendidikannya dan realisasinya dalam common platforms di antara sesama warga
dunia akademis-pun mulai ditiadakan entah masyarakat dalam konteks kehidupan
berawal dari mana dan kapan hal itu terjadi. bernegara. Prinsip dasar tersebut adalah
Dalam rapat dengar pendapat dengan Pancasila yang meliputi lima dasar, yaitu (1)
Komisi I DPR, pada bulan juni 2010, ke-Tuhanan Yang Maha Esa, (2)
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, (3)
(Lemhanas) Muladi menyatakan bahwa Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan Yang
kesadaran dan penghayatan akan pentingnya Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Pancasila sebagai ideologi dan pandangan Permusyawaratan/ Perwakilan, dan (5)
hidup bangsa semakin menipis, terutama di Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
kalangan elit bangsa. Hal tersebut sebagai Indonesia.
akibat adanya keinginan perubahan di berbagai Selain itu Pancasila juga disepakati
aspek kehidupan yang cenderung sebagai dasar Negara bagi Negara kesatuan
menimbulkan penyimpangan kebiasaan. Republik Indonesia. Pancasila memenuhi
Menurut Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan syarat sebagai dasar negara bagi Negara
Nasional, Muhammad Yasin, sejak awal Kesatuan Republik Indonesia dengan alasan
reformasi, pamor Pancasila mengalami sebagai berikut:
kemunduran sehingga nilai-nilai dasar 1. Pancasila memiliki potensi menampung
Pancasila mengalami degradasi dalam keadaan pluralistik yang dialami oleh
pelaksanaannya. bangsa Indonesia, ditinjau dari
setelah berbagai persoalan muncul keanekaragaman agama, suku bangsa, adat
berkaitan dengan implementasi nilai-nilai budaya, ras, golongan dan sebagainya. Sila
Pancasila, akhir-akhir ini pemerintah dengan pertama Ketuhanan Yang Maha Esa,
tergesa-gesa mulai mencoba melakukan menjamin kebebasan bagi warganegara
sosialisasi Pancasila. Ketua MPR Taufiq untuk beribadah sesuai dengan agama dan
Kiemas untuk kesekian kali kembali keyakinannya. Sementara itu Sila ketiga
mengemukakan upayanya bersama MPR untuk persatuan Indonesia, mengikat
mensosialisasikan empat pilar berbangsa, yaitu keanekaragaman tersebut di atas dalam
Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan suatu kesatuan bangsa dengan tetap
Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka menghormati sifat masing-masing seperti
Tunggal Ika. apa adanya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka pada 2. Pancasila memberikan jaminan
penulisan ini dicoba dibahas kebijakan terealisasinya kehidupan yang pluralistik,
pemerintah di dalam upaya melestarikan dengan menjunjung tinggi dan menghargai
J. Tjiptabudy, Kebijakan Pemerintah Dalam…………………. 3
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010
manusia sesuai dengan harkat dan sikap dan tindak bangsa Indonesia harus
martabatnya sebagai makhluk Tuhan secara mengarah pada prinsip yang terkandung di
berkeadilan, disesuaikan dengan dalamnya, antara lain terwujudnya keselarasan
kemampuan dan hasil usahanya. Hal ini atau harmoni dan kelestarian alam semesta.
ditunjukkan oleh sila kedua yaitu Orang bebas berfikir, bebas berusaha, namun
Kemanusiaan yang adil dan beradab. sadar dan yakin bahwa akhirnya yang
3. Pancasila memiliki potensi menjamin menentukan segalanya adalah Tuhan Yang
keutuhan Negara Kesatuan Republik Maha Esa (Man proposes, God disposes),
Indonesia yang terbentang dari Sabang sehingga manusia rela dan ikhlas diatur.
sampai Merauke, yang terdiri atas ribuan Dalam menentukan suatu pilihan tindakan,
pulau. Sila ketiga Persatuan Indonesia seseorang memiliki kebebasan, namun
memberikan jaminan bersatunya bangsa kebebasan tersebut harus
Indonesia. dipertanggungjawabkan, dan harus menerima
4. Pancasila memberikan jaminan akibat dari pilihan tindakannya.
berlangsungnya demokrasi dan hak asasi Prinsip Kemanusiaan yang Adil dan
manusia sesuai dengan budaya bangsa. Hal Beradab memberikan acuan bahwa dalam
ini dijamin oleh sila keempat Pancasila olah fikir, olah rasa, dan olah tindak, manusia
yakni Kerakyatan yang dipimpin oleh selalu mendudukkan manusia lain sebagai
hikmat kebijaksanaan dalam mitra, sesuai dengan harkat dan martabatnya.
permusyawaratan/perwakilan. Hak dan kewajibannya dihormati secara
5. Pancasila menjamin terwujudnya beradab. Dengan demikian tidak akan terjadi
masyarakat yang adil dan sejahtera. Sila penindasan atau pemerasan. Segala aktivitas
kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat bersama berlangsung dalam keseimbangan,
Indonesia merupakan acuan dalam kesetaraan dan kerelaan.
mencapai tujuan tersebut. Prinsip Persatuan Indonesia,
memberikan acuan bahwa pola fikir, sikap dan
tindak bangsa Indonesia harus mengarah pada
2. Prinsip dan Nilai yang terkandung dalam keutuhan dan kokohnya Negara Kesatuan
Pancasila Republik Indonesia. Kita mengaku bahwa
negara kesatuan ini memiliki berbagai
a. Prinsip yang terdapat dalam keanekaragaman ditinjau dari segi agama,
Pancasila adat, budaya, ras, suku dan sebagainya, yang
harus didudukkan secara proporsional dalam
Dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni negara kesatuan. Dalam hal terjadi konflik
1945, Bung Karno menyebut sila-sila dalam kepentingan, maka kepentingan bangsa
Pancasila adalah prinsip-prinsip kehidupan diletakkan di atas kepentingan pribadi,
bangsa Indonesia. Pancasila dalam bahasa kelompok, golongan dan daerah.
Inggris disebut the five principles. Dengan Prinsip Kerakyatan yang dipimpin
demikian maka sila-sila dalam Pancasila itu oleh hikmat kebijaksanaan dalam
memberi corak pada pola fikir dan pola tindak Permusyawaratan/Perwakilan, memberikan
bangsa Indonesia dalam menghadapi segala petunjuk bahwa dalam berfikir, bersikap dan
permasalahan hidupnya. bertingkahlaku, yang berdaulat dalam negara
Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Republik Indonesia adalah seluruh rakyat,
memberikan acuan bahwa dalam pola fikir, sehingga rakyat memiliki kedudukan
J. Tjiptabudy, Kebijakan Pemerintah Dalam…………………. 4
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010
Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang ideologi-ideologi yang mereka yakini dan
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan berusaha untuk mewabahi pikiran dan
Pancasila. Harapan dari Ketetapan MPR keyakinan masyarakat atas ideologi tersebut.
tersebut adalah setiap warga negara dapat Seperti halnya masing-masing individu dalam
memahami hak dan kewajibannya serta pemerintahan dengan kekuasaannya
bagaimana bersikap dan bertingkah laku dalam menerapkan ideologinya dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa dan kebijakankebijakan yang di ambil dan dibuat
bernegara. Sementara itu melalui jalur serta di terapkan ke masyarakat yg
pendidikan baik pendidikan dasar, menengah mengabaikan nilainilai pancasila. begitu juga
maupun tinggi diselenggarakan pendidikan dalam lingkungan sosial masyarakat dengan
dengan kurikulum yang berisi materi untuk cara dan tatanan hidup yang juga semakin
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengabaikan nilainilai Pancasila. terbukti
hidup menegara berdasarkan Pancasila. dengan eksisnya kelompok-kelompok kiri dan
Berdasarkan Ketetapan MPR Nomor kanan. fundamentalis, radikal dan liberal.
II/MPR/1978, pemerintah dengan giatnya semuanya saling bersaing dan mengikis serta
melakukan penataran Pedoman Penghayatan mengaburkan nilai-nilai Pancasila yg menjadi
dan Pengamalan Pancasila (selanjutnya pengikat perbedaan dan pemersatu bangsa.
disingkat P4) kepada berbagai lapisan Dari segi ekonomi misalnya juga
masyarakat mulai dari anak sekolah, belum dilaksanakannya nilai-nilai Pancasila
mahasiswa, PNS, pengusaha sampai kepada dalam kebijakan ekonomi nasional. Hal itu
pejabat. Saat itu sertifikat P4 layaknya “surat ditegaskan oleh ekonom yang juga Rektor
sakti”. Seorang mahasiswa bisa ujian sarjana Universitas Islam Indonesia (UII), Prof Dr
jika memiliki sertifikat P4 demikian juga Edy Suandi Hamid MEc dalam diskusi
seseorang ingin menduduki jabatan wajib Great Thinker seri ekonomi ”Ekonomi
memiliki sertifikat P4. Terlepas dari Kerakyatan sebagai Basis Ekonomi Pancasila
kepentingan penguasa saat ini tetapi jelas Belajar dari Prof Dr Mubyarto,” di Sekolah
Penataran P4 telah mengakibatkan Pascasarjana UGM. Dia menambahkan,
tersosialisasinya nilai-nilai Pancasila kepada banyak kebijakan negara yang arahnya
masyarakat Indonesia, sekalipun semua usaha bertentangan dengan prinsip-prinsip atau pilar-
tersebut nampaknya belum dapat memberikan pilar ekonomi Pancasila, seperti dalam
hasil sebagaimana yang diharapkan. kebijakan impor beras, kenaikan harga BBM,
Pada masa reformasi sebagaimana kebijakan rekapitulasi perbankan, utang luar
diuraikan di atas negeri ini bak sebuah muara negeri dan sebagainya, serta praktik ”markup”
bagi semua ideologi dan pemikiran yg lambat dan korupsi yang meluas di pemerintahan.
laun justru bertolak belakang dengan ideologi mengharapkan implementasi Pancasila dalam
pancasila itu sendiri. Masing-masing individu bidang ekonomi itu dilakukan oleh masyarakat
baik itu kelompok masyarakat hingga luas, kalau kebijakan pemerintah dan petinggi
kalangan pejabat pemerintahan pemerintah sendiri menyimpanginya.
mengapresiasikan pemikiran-pemikirannya Kontekstualisasi dan implementasi Pancasila
dari ideologi-ideologi yang mereka pahami tidak bisa dilepaskan dari penegakkan
dalam realitas kehidupan mereka perundangan yang berlaku, yang juga
masingmasing. masing-masing membentuk bersumber dari Pancasila tersebut.
golongangolongan dan kelompok-kelompok Namun masalah besar yang masih
sendirisendiri demi untuk mengkampanyekan harus dihadapi ialah bagaimana menjabarkan
J. Tjiptabudy, Kebijakan Pemerintah Dalam…………………. 7
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010
Pancasila sehingga dapat dijadikan pedoman Sila 2. Kemanusian Yang Adil Dan
dalam kehidupan nyata masyarakat di segenap Beradab: sudahkah pemerintah melaksanakan
aspek kehidupan masyarakat berbangsa dan sila kedua ini. Apakah pemerintah sudah
bernegara. Hal tersebut amat diperlukan pada membuat peraturan yang di dalamnya
era reformasi saat ini, yang arahnya Pancasila dilandasi oleh sikap moral kemanusiaan tanpa
nampak telah benar-benar dilupakan oleh adanya kepentingan golongan.
berbagai kelompok dalam masyarakat, Sila 3. Persatuan Indonesia: sudahkah
walaupun secara formal melalui ketetapan- pemerintah melaksanakan sila ketiga ini.
ketetapan MPR-RI tetap diakui sebagai dasar Apakah pemerintah sudah dapat mengatasi
negara yang harus dilaksanakan secara segala paham golongan, etnis, suku, ras,
konsisten dalam kehidupan bernegara individu maupun golongan agama agar tidak
Oleh karena itu bangsa ini dalam dapat diruncingkan menjadi konflik dan
bertindak (terutama pemerintah) seharusnya permusuhan, tetapi menjadikan perbedaan itu
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri persatuan yang menjadi kekuatan bagi bangsa
kalau bangsa ini masih menjadikan Pancasila ini.
sebagai landasan negara. Pancasila dijadikan Sila 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
dasar negara karena Pancasila merupakan Hikmat Kebijaksanaan Dalam
suatu landaan yang sesuai dengan bangsa ini Permusyawaratan / Perwakilan: apakah
dan telah disetujui oleh seluruh rakyat sudah terlaksana sila keempat ini. Apakah
Indonesia dalam sidang penentuan dasar rakyat dipimpin oleh orang-orang yang
negara. bijaksana dalam mengambil keputusan
Setiap sila-sila dalam Pancasila dewasa bersama unutuk kepentingan masyarakat luas.
ini seharusnya masih dihayati dan Sila 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
dilaksanakan, bukan dilupakan dan Indonesia: apakah pemerintah sudah
dikesampingkan. Kebijakan-kebijakan menjalankan sila kelima ini, apakah
pemerintah sekarang masih sangat jauh dari pemerintah sudah memberikan keadilan bagi
penerapan sila-sila Pancasila, namun sudah setiap warganya baik berupa kesejahteraan,
ada beberapa kebijakan yang mengarah kepada keamanan, bantuan, subsidi, serta kesempatan
penerapan sila Pancasila, walau sedikit. Setiap hidup tanpa adanya perbedaan hak.
sila dalam Pancasila kalau diteliti, kebijakan
pemerintah masih sangat jauh dari penerapan
nilai Pancasila. C. P E N U T U P
Sudahkah pemerintah menjadikan Sampai detik ini, Pancasila masih
Pancasila sebagai pedoman, sedikit merupakan falsafah, dasar negara, ideologi
Penjabaran. negara kita. Ini berarti kita percaya bahwa
Sila 1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Pancasila sebagai sumber inspirasi dan sumber
sudahkah pemerintah menggunakan sila solusi atas permasalahan bangsa. Banyak
pertama dari Pancasila ini. Apakah pemerintah kalangan yang menilai, kegagalan membangun
sudah bersikap tegas dan cepat dalam negeri yang makmur disebabkan belum
menjamin warganya melaksanakan sila dilaksanannya amanat Pancasila. Berbagai
pertama ini yaitu hidup beragama dengan persoalan bangsa yang muncul saat ini dinilai
tenang tanpa ada kebingungan dalam akibat pengamalan Pancasila dan UUD 1945
menjalankan agamanya dari gangguan yang menyimpang. Karena itu, kalangan ini
ajaranajaran yang menyimpang. menyerukan kembali pengamalan Pancasila
J. Tjiptabudy, Kebijakan Pemerintah Dalam…………………. 8
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010
DAFTAR PUSTAKA