Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Objective:This study is aim to determine the difference between Franch Functional Methode
with Tightrope Walker for the ability of walking for children withCongenintal Talipes Equino
Varus (CTEV) balance.Example: The case is taken from consisted of 18 CTEV patients who had
a walking balance disorder.Methode : This research was conducted in RSUD. Cengkareng, this
researche was using protest-posttest which is Quasi Expereminal this researche was also done
by using Maching Allocation sample technic. The sample is devided into two groups. The
treatment for group I was using French Functional Methode intervention and the treatment for
the 2nd group was usingFrench Functional Methode and Tightrope Walker intervention. Result :
Tehnique of data analysis is done by using Saphiro Wilk Test as normality test obtained normal
distribution data with value of p˃ 0,05. Levene’s Test as homogeninty test obtained data that
has homogeneous variant. Paired sample test as hypotesis test I and with II value p = 0,00
(p˃0,005) inaddition data analysis from Hypotesis III using independent test of the test of t-
test sample with result value p = 0,00 (p˃0,05) which means Ho is rejected. This proves that
there is a significans differences betwen French Functional Methode and French Functional
Methode forwardsTightrope Walker. Conclusion : Thre is a batter difference of effectiveness
between French Functional MethodewithTightrope Walkertowards the ability of walking for
children with CTEV.
Abstrak
Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan penambahan antara French Functional Methode dengan
Tightrope Walker untuk kemampuan berjalan anak Congenintal Talipes Equino Varus (CTEV).
Metode : Penelitian ini menggunakan quasi Experimenta sample terdiri dari 18 orang di RSUD.
Cengkareng.Sampel dikelompokan menjadi dua kelompok perlakuan, Kelompok perlakuan I
terdiri dari 9 sampel dengan intervensi French Functional Methode dan kelompok perlakuan II
terdiri dari 9 sampel dengan intervensi French Functional Methode dan Tightrope Walker. Hasil:
Uji normalitasShapiro wilk test didapatkan data berdistribusi normal dan tidak normal,
sedangkan uji homogenitaslevene’s testdi dapatkan data memiliki varian homogen. Hipotesa I
menggunakan uji paired sampel t-test dan wilcoxson testdidapatkannilai p = 0,000 pada 6
MWT. Hipotesa 2 menggunakan uji paired sample t-test dan wilcoxson test didapatkan nilai p =
0,000 pada 6 MWT. HipotesisIIImenggunakan uji paired sample t-test dan wilcoxson
testmenunjukan nilai 6 MWT pada perlakuan I menunjukan nilai 6,66 dan nilai 6 MWT pada
perlaukan II menunjukan nilai11,7. Kesimpulan : Terdapat perbedaan efektifitas lebih baik
antara French Functional Methode dengan French Functional Methode dan Tightrope Walker
terhadap kemampuan berjalan anak CTEV.
hasil pengukuran 6 MWT dalam bentuk satuan penelitian ini berjumlah 18 orang maka uji nor-
meter (M) yang di ukur sebelum dan sesudah malitas distribusi data dilakukan dengan sample
intervensi selama 6 minggu. Berikut ini adalah berdistribusi normal maka peneliti melakukan
hasil pengukuran 6 MWT pada perlakuan I : uji normalitas pad kelompok perlakuan I dan
kelompok perlakuan II dengan menggunakan
saphiro wilk test.
Tabel 1 Table 3
Nilai 6 MWT perlakuan I Hasil Uji Normalitas 6 MWT I
Sampel Sebelum Sesudah Shapiro Wilk Test
1 32 40 Kelompok
Variable Keterangan
2 29 35 perlakuan I
3 30 35
Sebelum 0,407 Normal
4 33 40
5 29 35 Sesudah 0,407 Normal
6 30 37 Selisih 0,364 Normal
7 31 39
8 31 37 Table 4
9 30 37 Hasil Uji Normalitas 6 MWTII
Mean 30,5 37,2 Shapiro Wilk Test
SD 1,33 2,04 Kelompok
Variable Keterangan
perlakuan II
b. Nilai pengukuran 6 MWT pada perlakuan II :
Pengukuran perlauan II menggunakan Sebelum 0,187 Normal
Tightrope Walker dimana hasil pengukuran 6 Sesudah 0,52 Normal
MWT dalam bentuk satuan meter (M) yang
diukur sebelum dan sesudah intervensi salama Selisih 0,172 Normal
6 minggu. Berikut ini hasil pengukuran 6 MWT
pada perlakuan II : Berdasarkan table hasil pengujian
normalitas menggunakan saphiro wilk test
Tabel 2 diatas, dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas
Nilai 6 MWT perlakuan II pada kelompok perlakuan I dan perlakuan II
Sampel Sebelum Sesudah diperoleh data berdistribusi normal.
1 40 48
2. Uji Homogenitas
2 40 50
Uji Homogenitas dilakukan untuk me-
3 38 46 ngetahui apakah varian data yang diperoleh
4 39 48 bersifat homogen. Dalam hal ini uji homo-
5 38 50 genitas dilakukan dilakukan dengan uji levene’s
6 39 49 test.
7 40 51
8 38 49 Tabel 5
Hasil Uji Homogenitas6 MWT
9 40 52
Mean 50,6 11,8 Levene’s
Variable Mean ±SD
SD 3,35 1,09 Test
orang atau sekitar 14%, usia 4 tahun berjumlah 2. Penambahan Tightrope walker terhadap
4 orang atau sekitar 48% dan usia 5 tahun French functional methode untuk mening-
berjumlah 3 orang atau sekitar 38%, sehingga katkan kemampuan berjalan anak CTEV.
sample pada kelompok perlakuan II berjumlah Untuk menguji hipotesis II digunakan uji
9 orang atau sekitar 100%. paired sample t-test pada kelompok perlakuan
Selanjutnya penelitian ini akan men- II dengan jumlah sample berjumlah 9 orang
jawab hipotesis yang terdapat pada bab dengan pemberian penambaha Tightrope
sebelumnya dengan penjelasan sebagai walker terhadap French functional methode
berikut: dengan menggunakan pengukuran 6 MWT
1. French functional methode dapat mening- diperoleh peningkatan kemampuan berjalan
katkan kemampuan berjalan anak CTEV. pada anak CTEV yang dapat dilihat dari nilai
Untuk menguji uji hipotesis I meng- rerata sebelum intervensi 39,1 ± 1,92 dan nilai
gunakan paired sample test, pada kelompok rerata pada ahir intervensi yang dilakukan
perlakuan I dengan jumlah sample berjumlah 9 selama 18x pertemuan didapat nilai rerata 49,2
orang dengan pemberian intervensi French ± 1,78.
functional methode menggunakan pengukuran Latihan penambahan Tightrope walker
6 MWT diperoleh peningkatan kemampuan terhadap French functional methode berupa
berjalan pada anak CTEV yang dapat dilihat latihan yang melatih kemampuan berjalan anak
dari nilai rerata sebelum intervensi 30,5 ± 1,33 dengan cara berjalan lurus kedepan dengan
dan nilai rerata pada ahir intervensi yang garis yang sudah ditentukan panjang 5 meter
dilakukan selama 18x pertemuan didapat nilai dengan mata terbuka. Dalam meningkatkan
rerata 37,2 ± 2,38. kemampuan berjalan pada latihan Tightrope
Latihan French functional methode be- walker maka diperlukan konsentrasi, koordinasi,
rupa massage, stretching exercise dan pema- keseimbangan dan untuk menguatkan otot
sangan tapping dapat meningkatkan kekuatan yang lemah pada otot – otot bagian tungkai,
otot-otot daerah tungkai sehingga dapat pada saat berjalan sehingga dapat mening-
meningkatkan lingkup gerak sendi pada daerah katkan kemampuan berjalan anak CTEV.
tungkai. Massage yang diberikan pada anak Kemampuan berjalan pada anak usia 2 sampai
CTEV berupa massage stroking untuk mera- 5 tahun berbeda-beda, semakin besar usia
takan gerakan area otot yang akan di massage, anak maka kemampuan dan keseimbangan
effurage gerakan massagenya dari area distal berjalan akan lebih baik karena dapat didukung
ke proksimal secara bergantian kearah medial oleh kekuatan otot yang lebih stabil. Menurut
dan lateral dan terahir massage tranfer friction Leonard, 2008 kemampuan berjalan adalah
dengan menggunakan 2 ibu jari tangan atau kemampuan untuk mempertahankan tubuh
satu ibu jari tangan yang digerkan secara trans- baik statis maupun dinamis ketika tubuh
fersal pada daerah otot tibialos anterior, tibialis ditempatkan pada berbagai posisi.
posterior, tendon archiles. Streching exercise
atau peregangan pada otot – otot tungkai ber- 3. Ada perbedaan efektifitas antara French
tujuan untuk memanjangkan struktur jaringan functional methode dengan penambahan
lunak yang memendek, terahir pemasangan Tightrope walker terhadap peningkatan
tapping digunakan untuk menyokong atau kemampuan berjalan anak CTEV.
menahan otot,sendi dan tulang pada daerah Uji hipotesis III didapat melalui uji
tungkai. dengan hasil P = 6,6± 1,00 untuk nilai French
Hal ini terjadi karena French functional functional methode dimana nilai P >α 0,05
methode mampu untuk meningkatkan kemam- sedangkan nilai penambahan French functional
puan berjalan anak CTEV yang digunakan methode terhadap Tightrope walker didapatkan
untuk aktifitas sehari-hari, oleh karena itu pem- nilai P = 11,8 ± 1,09 dimana nilai P >α 0,05
berian French functional methode dapat meng- sehingga dapat disimpulkan bahwa penam-
gambarkan kemampuan untuk mengontrol dan bahan Tightrope walker terhadap French
mengendalikan posisi kaki sebagai penggerak functional methode dapat meningkatkan ke-
yang memudahkan tubuh untuk dapat ber- mampuan berjalan anak CTEV.
aktifitas secara efektif dan efisien pada saat
berjalan.
Daniele, Vanni. (2013). Journal Proposed Ot, Mama. (2007). Journal Balance Exercise,
Physical Therapy Treatment of article.
posistional Clubfoot.
Prawiti, Tika. (2010). Pengaruh Pijat Bayi
Terhadap Tumbuh Kembang Bayi. PT.
Gramedia Pustaka Utama.