You are on page 1of 7

Penambahan Tightrope Walker terhadap French Functional Methode untuk Meningkatkan Kemampuan Berjalan pada Anak

Congenintal Talipes Equino Varus (CTEV) Usia 2 - 5 Tahun di RSUD Cengkareng

PENAMBAHAN TIGHTROPE WALKER TERHADAP FRENCH


FUNCTIONAL METHODE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERJALAN PADA ANAK CONGENINTAL TALIPES EQUINO VARUS
(CTEV) USIA 2 - 5 TAHUN DI RSUD CENGKARENG
Dyas Prawita Nurrahmani, Abdul Chalik Meidian, Miranti Yolanda Anggita
Fakutas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jalan Arjuna Utara No. 9, Kebun Jeruk, Jakarta - 11510
dyasprawita.04@gmail.com

Abstract
Objective:This study is aim to determine the difference between Franch Functional Methode
with Tightrope Walker for the ability of walking for children withCongenintal Talipes Equino
Varus (CTEV) balance.Example: The case is taken from consisted of 18 CTEV patients who had
a walking balance disorder.Methode : This research was conducted in RSUD. Cengkareng, this
researche was using protest-posttest which is Quasi Expereminal this researche was also done
by using Maching Allocation sample technic. The sample is devided into two groups. The
treatment for group I was using French Functional Methode intervention and the treatment for
the 2nd group was usingFrench Functional Methode and Tightrope Walker intervention. Result :
Tehnique of data analysis is done by using Saphiro Wilk Test as normality test obtained normal
distribution data with value of p˃ 0,05. Levene’s Test as homogeninty test obtained data that
has homogeneous variant. Paired sample test as hypotesis test I and with II value p = 0,00
(p˃0,005) inaddition data analysis from Hypotesis III using independent test of the test of t-
test sample with result value p = 0,00 (p˃0,05) which means Ho is rejected. This proves that
there is a significans differences betwen French Functional Methode and French Functional
Methode forwardsTightrope Walker. Conclusion : Thre is a batter difference of effectiveness
between French Functional MethodewithTightrope Walkertowards the ability of walking for
children with CTEV.

Keywords : french functional methode, tightrope walker, walking capability

Abstrak
Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan penambahan antara French Functional Methode dengan
Tightrope Walker untuk kemampuan berjalan anak Congenintal Talipes Equino Varus (CTEV).
Metode : Penelitian ini menggunakan quasi Experimenta sample terdiri dari 18 orang di RSUD.
Cengkareng.Sampel dikelompokan menjadi dua kelompok perlakuan, Kelompok perlakuan I
terdiri dari 9 sampel dengan intervensi French Functional Methode dan kelompok perlakuan II
terdiri dari 9 sampel dengan intervensi French Functional Methode dan Tightrope Walker. Hasil:
Uji normalitasShapiro wilk test didapatkan data berdistribusi normal dan tidak normal,
sedangkan uji homogenitaslevene’s testdi dapatkan data memiliki varian homogen. Hipotesa I
menggunakan uji paired sampel t-test dan wilcoxson testdidapatkannilai p = 0,000 pada 6
MWT. Hipotesa 2 menggunakan uji paired sample t-test dan wilcoxson test didapatkan nilai p =
0,000 pada 6 MWT. HipotesisIIImenggunakan uji paired sample t-test dan wilcoxson
testmenunjukan nilai 6 MWT pada perlakuan I menunjukan nilai 6,66 dan nilai 6 MWT pada
perlaukan II menunjukan nilai11,7. Kesimpulan : Terdapat perbedaan efektifitas lebih baik
antara French Functional Methode dengan French Functional Methode dan Tightrope Walker
terhadap kemampuan berjalan anak CTEV.

Kata kunci : french functional methode, tightrope walker, kemampuan berjalan

Pendahuluan Equino Varus (CTEV) atau orang awam sering


Pada masa tumbuh kembang anak ter- menyebutkan dengan istilah kaki pengkor.
dapat beberapa anak yang mengalami kelainan CTEV merupakan suatu kondisi kelainan
pada daerah kakinya salah satu bentuk kelainan kongenintal pada daerah pergelangan kaki yang
pada daerah kaki adalah Congenintal Talipes menjadi hiperekstensi sehingga memungkinkan

Jurnal Fisioterapi Volume 18 Nomor 2, Oktober 2018 46


Penambahan Tightrope Walker terhadap French Functional Methode untuk Meningkatkan Kemampuan Berjalan pada Anak
Congenintal Talipes Equino Varus (CTEV) Usia 2 - 5 Tahun di RSUD Cengkareng

terjadinya perubahan struktur musculoskeletal exercise bertujuan untuk mengulur otot-otot


apabila tidak segera dilakukan koreksi (Rasjad, yang kaku pada daerah tungkai akan mem-
2009). Penyebab dari CTEV timbul karena posisi berikan pengaruh pada tegangan otot yang
yang abnormal atau pergerakan yang terbatas meningkat bila dilakukan secara konsisten maka
di dalam Rahim, sehingga terjadi ketidak nor- otot-otot pada daerah tungkai akan dapat
malan pada bentuk kaki janin. CTEV rata-rata beradaptasi untuk mendapatkan Panjang otot
muncul dalam 1-2 : 1000 angka kelahiran di yang diinginkan. Pemberian tapping pada anak
Indonesia. (Cahyono, 2012). CTEV untuk menstabilisasikan otot-otot tanpa
Beberapa jenis CTEV terdiri atas pos- membatasi gerak dari pergelangan kaki.
tural clubfoot, neurologic clubfoot, dan struk- Tightrope walker merupakan permainan
tural clubfoot. Postural clubfoot terjadi karena yang melatih kemampuan berjalan anak
kelainan bentuk kaki yang dapat dikoreksi dengan cara berjalan pada satu garis yang
tanpa tindakan operatif, neurologic clubfoot ter- Panjang dan lurus dengan Panjang 5 meter.
jadi karena kelainan yang berhubungan dengan Thightrope walker digunakan untuk melatih
gangguan fungsi otak sedangkan struktural konsentrasi dan meningkatkan kemampuan
clubfoot merupakan kelainan dari bentuk kaki berjalan pada saat berjalan, sehingga anak
yang membutuhkan tindakan operatif dengan CTEV tidak mudahterjatuh pada saat berlatih
mengoreksi kelainan bentuk kakinya. Terjadi- menggunakan Tightrope walker. Sebelum lati-
nya perubahan bentuk kaki akan menimbulkan han dengan Tightrope walker anak CTEV harus
gangguan kemampuan berjalan. memakai sepatu AFO (Ankle foot orthosa).
Pasien CTEV mengalami gangguan ke- Sepatu Afo adalah salah satu alat bantu orto-
mampuan berjalan yang mempengaruhi kese- pedi yang diindikasikan sebagai alat bantu
imbangan yang dapat meningkatkan resiko ter- untuk mengkoreksi bagian kaki yang menga-
jatuh pada anak. Kemampuan berjalan adalah lami inversi sehingga kaki dapat diluruskan
kemampuan untuk mempertahankan tubuh kedepan dan sebagai koreksi pola berjalannya.
baik statis maupun dinamis ketika tubuh ditem- Pengukuran kemampuan berjalan anak
patkan pada berbagai macam posisi tubuh. CTEV dilakukan dengan menggunakan Six
Keseimbangan merupakan kemampuan meme- Minute Walking Test (6 MWT). 6 MWT adalah
lihara tubuh dalam pusat masa tubuh (center suatu jenis test yang dapat digunakan untuk
off mask) terhadap bidang tumpu (base off mengevaluasi kemampuan berjalan dan kese-
support) untuk melawan grafitasi (center off imbangan seseorang ya aman dan mudah
gravity). Bagian penting dalammenjaga kese- dilakukan. Tujuan dari test ini adalah untuk
imbangan dan kemampuan berjalan adalah mengetahui seberapa jauh jarak yang dapat
integrase yang kompleks dari sistem somato- ditempuh swlama 6 menit (Jacqueline, 2014),
sensorik (visual, vestibular, proprioceptive) dan peralatan yang digunakan dalam test ini adalah
musculoskeletal (otot, sendi, jaringan lunak ) stop watch, tali atau pita Panjang berukuran 5
yang diatur dalam otak untuk merespon meter.
perubahan tubuh. Tujuan latihan menggunakan 6 MWT
Salah satu penangan fisioterapi pada terhadap kemampuan berjalan anak CTEV
kasus CTEV dapat dilakukan intervensi dengan adalah untuk mengetahui apakah anak CTEV
French functional methode dan Tightrope mempunyai gangguan berjalan dan gangguan
walker. French functional methode adalah keseimbangan dalam berjalan, dan untuk
metode alternative tanpa dilakukan tindakan mengetahui mampu atau tidak anak CTEV men-
operative yang menggabungkan massage, jaga kemampuan bberjalan dan keseimbangan
stretching exercise dan pemasangan tapping. selama 6 menit.
Tehnik yang digunakan dalam metode ini
dimulai dengan massage, stretching exercise Hasil dan Pembahasan
dan pemasangan tapping. Massage diberikan Deskripsi data
pada daerah pergelangan kaki untuk mem- 1. Gambaran umum sample penelitian
perlancar sirkulasi darah, membuat otot-otot a. Nilai Pengukuran 6 MWT kelompok
pada daerah pergelangan kaki menjadi rileks, perlakuan I
massage yang di berikan pada anak CTEV Pengukuranpada perlakuan I meng-
berupa effurage, stroking dan friction. Sreching gunakan French functional methode dimana

Jurnal Fisioterapi Volume 18 Nomor 2, Oktober 2018 47


Penambahan Tightrope Walker terhadap French Functional Methode untuk Meningkatkan Kemampuan Berjalan pada Anak
Congenintal Talipes Equino Varus (CTEV) Usia 2 - 5 Tahun di RSUD Cengkareng

hasil pengukuran 6 MWT dalam bentuk satuan penelitian ini berjumlah 18 orang maka uji nor-
meter (M) yang di ukur sebelum dan sesudah malitas distribusi data dilakukan dengan sample
intervensi selama 6 minggu. Berikut ini adalah berdistribusi normal maka peneliti melakukan
hasil pengukuran 6 MWT pada perlakuan I : uji normalitas pad kelompok perlakuan I dan
kelompok perlakuan II dengan menggunakan
saphiro wilk test.
Tabel 1 Table 3
Nilai 6 MWT perlakuan I Hasil Uji Normalitas 6 MWT I
Sampel Sebelum Sesudah Shapiro Wilk Test
1 32 40 Kelompok
Variable Keterangan
2 29 35 perlakuan I
3 30 35
Sebelum 0,407 Normal
4 33 40
5 29 35 Sesudah 0,407 Normal
6 30 37 Selisih 0,364 Normal
7 31 39
8 31 37 Table 4
9 30 37 Hasil Uji Normalitas 6 MWTII
Mean 30,5 37,2 Shapiro Wilk Test
SD 1,33 2,04 Kelompok
Variable Keterangan
perlakuan II
b. Nilai pengukuran 6 MWT pada perlakuan II :
Pengukuran perlauan II menggunakan Sebelum 0,187 Normal
Tightrope Walker dimana hasil pengukuran 6 Sesudah 0,52 Normal
MWT dalam bentuk satuan meter (M) yang
diukur sebelum dan sesudah intervensi salama Selisih 0,172 Normal
6 minggu. Berikut ini hasil pengukuran 6 MWT
pada perlakuan II : Berdasarkan table hasil pengujian
normalitas menggunakan saphiro wilk test
Tabel 2 diatas, dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas
Nilai 6 MWT perlakuan II pada kelompok perlakuan I dan perlakuan II
Sampel Sebelum Sesudah diperoleh data berdistribusi normal.
1 40 48
2. Uji Homogenitas
2 40 50
Uji Homogenitas dilakukan untuk me-
3 38 46 ngetahui apakah varian data yang diperoleh
4 39 48 bersifat homogen. Dalam hal ini uji homo-
5 38 50 genitas dilakukan dilakukan dengan uji levene’s
6 39 49 test.
7 40 51
8 38 49 Tabel 5
Hasil Uji Homogenitas6 MWT
9 40 52
Mean 50,6 11,8 Levene’s
Variable Mean ±SD
SD 3,35 1,09 Test

Selisih I 6,6 ± 1,00


Uji persyaratan analisis 0,0601
1. Uji normalitas Selisih II 11,8 ± 1,09
Uji normalitas pada penelitian ini dila-
kukan untuk mengetahui subyek berasal dari Berdasarkan tabel hasil pengujian
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. homogenitas diatas, dapat dilihat nilai p =
Karena jumlah subyek yang digunakan pada
Jurnal Fisioterapi Volume 18 Nomor 2, Oktober 2018 48
Penambahan Tightrope Walker terhadap French Functional Methode untuk Meningkatkan Kemampuan Berjalan pada Anak
Congenintal Talipes Equino Varus (CTEV) Usia 2 - 5 Tahun di RSUD Cengkareng

0,601 yang berarti bahwa varian kedua c. Uji Hipotesis 3


kelompok bersifat tidak homogen.
Tabel 8
3. Uji Hipotesis Nilai Uji Hipotesis III
a. Uji Hipotesis I Test
Uji hipotesis I pada 6 MWT meng- Variable Mean ±SD
p-value
gunakan paired sample t- test. Dengan
ketentuan Ho diterima bila P >0,05 sedangkan Selisih I 6,6 ± 1,00
Ho ditolak apabila P < 0,05. <0,001
Selisih II 11,8 ± 1,09
Tabel 6 Untuk menguji signifikasi dua sample
Nilai uji hipotesis I yang saling berpasangan pada kelompok per-
Test lakuan I dan pada kelompok perlakuan II
Variable Mean ±SD p- dengan data terdistribusi normal uji parametrik
value yaitu independent sample t-test.
Sebelum I 30,5 ± 1,33 Berdasarkan dari tabel 8 didapatkan
<0,001 hasil uji parametrik independent sample t-test
Sebelum II 37,2 ± 2,38 menunjukan bahwa nilai P = 0,001 dimana nilai
P <α 0,05. Hal ini menunjukan bahwa Ho di-
Berdasarkan tabel 4.6 diatas didapatkan tolak yang berarti ada perbedaan efektifitas
hasil nilai P = <0,001 dimana nilai P <α 0,05. antara French functional methode dan penam-
Hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha bahan Tightrope walker terhadap French
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa functional methode untuk meningkatkan
ada efektifitas penggunaan French functional kemampuan berjalan anak CTEV.
methode terhadap peningkatan kemampuan
berjalan anak CTEV. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada 18 orang sample dengan kasus
b. Uji Hipotesis 2 CTEV pada anak usia 2 – 5 tahun terbagi men-
Uji hiopotesis II pada 6 MWT jadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan I
menggunakan paired sample test dengan Ho dan kelompok perlakuan II dengan masing-
diterima bila P> 0,05 dan Ho di tolak apabila masing sample 9 orang, dimana pada kelompok
P< 0,05. perlakuan I diberikan intervensi menggunakan
French functional methode sedangkan kelom-
Tabel 7 pok perlakuan II diberikan penambahan Tigh-
Nilai uji hipotesis II trope walker pada French functional methode
untuk meningkatkan kemampuan berjalan anak
Test CTEV.
Variable Mean ±SD
p-value Hasil penelitian ini adalah adanya per-
Sesudah I 37,2 ± 2,83 bedaan efek hanya diberikan intervensi French
<0,001 functional methode dengan diberikan intervensi
Sesudah II 50,6 ± 3,35 French functional methode ditambah latihan
dengan Tightrope walker pada kasus CTEV
pada anak.
Berdasarkan tabel 4.7 dia atas,
Kelompok usia 2 tahun berjumlah 2
didapatkan hasil nilai P = 0,001 dimana nilai P
orang atau sekitar 22%, usia 3 tahun berjumlah
<α 0,05. Hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak
4 orang atau sekitar 45%, usia 4 tahun ber-
dab Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan
jumlah 2 orang atau sekitar 22% dan usia 5
bahwa ada efektifitas penambahan Tigthtrope
tahun berjumlah 1 orang atau sekitar 11%,
walker terhadap peningkatan kemampuan
sehingga sample kelompok I berjumlah 9 orang
berjalan anak CTEV.
atau sekitar 100%.
Sedangkan pada kelompok perlakuan II
sample yang usia 2 tahun berjumlah 0 orang
atau sekitar 0%, usia 3 tahun berjumlah 1

Jurnal Fisioterapi Volume 18 Nomor 2, Oktober 2018 49


Penambahan Tightrope Walker terhadap French Functional Methode untuk Meningkatkan Kemampuan Berjalan pada Anak
Congenintal Talipes Equino Varus (CTEV) Usia 2 - 5 Tahun di RSUD Cengkareng

orang atau sekitar 14%, usia 4 tahun berjumlah 2. Penambahan Tightrope walker terhadap
4 orang atau sekitar 48% dan usia 5 tahun French functional methode untuk mening-
berjumlah 3 orang atau sekitar 38%, sehingga katkan kemampuan berjalan anak CTEV.
sample pada kelompok perlakuan II berjumlah Untuk menguji hipotesis II digunakan uji
9 orang atau sekitar 100%. paired sample t-test pada kelompok perlakuan
Selanjutnya penelitian ini akan men- II dengan jumlah sample berjumlah 9 orang
jawab hipotesis yang terdapat pada bab dengan pemberian penambaha Tightrope
sebelumnya dengan penjelasan sebagai walker terhadap French functional methode
berikut: dengan menggunakan pengukuran 6 MWT
1. French functional methode dapat mening- diperoleh peningkatan kemampuan berjalan
katkan kemampuan berjalan anak CTEV. pada anak CTEV yang dapat dilihat dari nilai
Untuk menguji uji hipotesis I meng- rerata sebelum intervensi 39,1 ± 1,92 dan nilai
gunakan paired sample test, pada kelompok rerata pada ahir intervensi yang dilakukan
perlakuan I dengan jumlah sample berjumlah 9 selama 18x pertemuan didapat nilai rerata 49,2
orang dengan pemberian intervensi French ± 1,78.
functional methode menggunakan pengukuran Latihan penambahan Tightrope walker
6 MWT diperoleh peningkatan kemampuan terhadap French functional methode berupa
berjalan pada anak CTEV yang dapat dilihat latihan yang melatih kemampuan berjalan anak
dari nilai rerata sebelum intervensi 30,5 ± 1,33 dengan cara berjalan lurus kedepan dengan
dan nilai rerata pada ahir intervensi yang garis yang sudah ditentukan panjang 5 meter
dilakukan selama 18x pertemuan didapat nilai dengan mata terbuka. Dalam meningkatkan
rerata 37,2 ± 2,38. kemampuan berjalan pada latihan Tightrope
Latihan French functional methode be- walker maka diperlukan konsentrasi, koordinasi,
rupa massage, stretching exercise dan pema- keseimbangan dan untuk menguatkan otot
sangan tapping dapat meningkatkan kekuatan yang lemah pada otot – otot bagian tungkai,
otot-otot daerah tungkai sehingga dapat pada saat berjalan sehingga dapat mening-
meningkatkan lingkup gerak sendi pada daerah katkan kemampuan berjalan anak CTEV.
tungkai. Massage yang diberikan pada anak Kemampuan berjalan pada anak usia 2 sampai
CTEV berupa massage stroking untuk mera- 5 tahun berbeda-beda, semakin besar usia
takan gerakan area otot yang akan di massage, anak maka kemampuan dan keseimbangan
effurage gerakan massagenya dari area distal berjalan akan lebih baik karena dapat didukung
ke proksimal secara bergantian kearah medial oleh kekuatan otot yang lebih stabil. Menurut
dan lateral dan terahir massage tranfer friction Leonard, 2008 kemampuan berjalan adalah
dengan menggunakan 2 ibu jari tangan atau kemampuan untuk mempertahankan tubuh
satu ibu jari tangan yang digerkan secara trans- baik statis maupun dinamis ketika tubuh
fersal pada daerah otot tibialos anterior, tibialis ditempatkan pada berbagai posisi.
posterior, tendon archiles. Streching exercise
atau peregangan pada otot – otot tungkai ber- 3. Ada perbedaan efektifitas antara French
tujuan untuk memanjangkan struktur jaringan functional methode dengan penambahan
lunak yang memendek, terahir pemasangan Tightrope walker terhadap peningkatan
tapping digunakan untuk menyokong atau kemampuan berjalan anak CTEV.
menahan otot,sendi dan tulang pada daerah Uji hipotesis III didapat melalui uji
tungkai. dengan hasil P = 6,6± 1,00 untuk nilai French
Hal ini terjadi karena French functional functional methode dimana nilai P >α 0,05
methode mampu untuk meningkatkan kemam- sedangkan nilai penambahan French functional
puan berjalan anak CTEV yang digunakan methode terhadap Tightrope walker didapatkan
untuk aktifitas sehari-hari, oleh karena itu pem- nilai P = 11,8 ± 1,09 dimana nilai P >α 0,05
berian French functional methode dapat meng- sehingga dapat disimpulkan bahwa penam-
gambarkan kemampuan untuk mengontrol dan bahan Tightrope walker terhadap French
mengendalikan posisi kaki sebagai penggerak functional methode dapat meningkatkan ke-
yang memudahkan tubuh untuk dapat ber- mampuan berjalan anak CTEV.
aktifitas secara efektif dan efisien pada saat
berjalan.

Jurnal Fisioterapi Volume 18 Nomor 2, Oktober 2018 50


Penambahan Tightrope Walker terhadap French Functional Methode untuk Meningkatkan Kemampuan Berjalan pada Anak
Congenintal Talipes Equino Varus (CTEV) Usia 2 - 5 Tahun di RSUD Cengkareng

Kesimpulan Dozza, M. (2007). Effect of Practiting


Berdasarkan uraian diatas hasil Thightrope Walker with Unilateral
penelitian dan pembahasan diatas dapat Vestibular Loss.
disimpulkan bahwa :
French Functional Methode dapat me- Ellena, Dana. (2012). Journal Clonikal
ningkatkan kemampuan berjalan pada anak Evaluation of The Ponseti Methode and
Congenintal Talipes Equino Varus (CTEV). French Functional Methode.
Penambahan Tightrope Walker dapat mening-
katkan kemampuan berjalan pada anak Emelie, M, Dietz. (2005). Treatmeant of
Congenintal Talipes Equini Varus (CTEV). Idiopathic Clubfoot. J Bone Joint
Ada efektifitas penambahan lebih baik Surggical.
French Functional Methode terhadap Tightrope
Walker terhapap peningkatan kemampuan ber- Fournier, J. Journal Idiopathic
(2012).
jalan anak Congenintal Talipes Equino Varus Congenintal Clubfoot : Initial Treatment
(CTEV). and Management.

Daftar Pustaka Giovanni, Christoper. (2010). Foot and Ankle


Alain, Dimelgio. (2011). The French Functional Knowleage in Orthopedi.
Physical Therapy Methode for the
treatment of Congenintal Talipes Equino Guyton, A. C dan Hall. (2007). Medical
Varus. Physiology. Philadelpia “Thieme Atlas of
Anatomy and Musculloskeletal System.
Apley, G. A dan Solomon, Luis. (2015). System
of Orthopedi and Deformitas, Edition 7. Ippolito, E. Ponseti. (2008). Congenintal Talipes
PT. Widya Medika Jakarta. Equino Varus in the human fetus. A
histological study.
Bacolinni. (2013). Using Balance Training to
Improve the Performance. Irfan, M. (2010). Fisioterapi Bagi Insan Stroke.
Edisi Pertama. Penerbit Graha Ilmu,
Bisa, Maksimus. (2006). Fisioterapi Gangguan Jogjakarta.
Aspek Orthopedi Anak. Makalah
Pelatihan dan Workshop Fisioterapi Jacqueline. (2014). Journal Walking Capacity of
Tumbuh Kembang anak. 17 April 2006. Childrent with Clubfoot.
Semarang.
Kisner, Carolyn. (2007). Therapeutik Exercise
Bloww, Davit. (2011). Neuro Muscular Tapping Foundation and Tehniques, Davis
From Theory to practice, Upper and Company, Philadelphia.
Lower Extermity.
Kwangjae. (2012). Tapping Master. By. SPOL.
Cahyono, B. C. (2012). Congenintal Talipes
Equino Varus (CTEV) Vol. 39, 4 Maret Leonard, Charles. (2008). The Neuroscience of
2012. Human Movement. Edition 9. PT. Bina
Pustaka. Jakarta.
Chany Lee. (2009). Postural Respon in Varios
Based of Support and Visual Journal of Macnikol. (2009). Journal A new Scoring
Exercise Science. System for the Evaluation of Clubfoot.

Daniele, Vanni. (2013). Journal Proposed Ot, Mama. (2007). Journal Balance Exercise,
Physical Therapy Treatment of article.
posistional Clubfoot.
Prawiti, Tika. (2010). Pengaruh Pijat Bayi
Terhadap Tumbuh Kembang Bayi. PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Jurnal Fisioterapi Volume 18 Nomor 2, Oktober 2018 51


Penambahan Tightrope Walker terhadap French Functional Methode untuk Meningkatkan Kemampuan Berjalan pada Anak
Congenintal Talipes Equino Varus (CTEV) Usia 2 - 5 Tahun di RSUD Cengkareng

Rao, Bhaskart. (2012). Comperative study of


Management of CTEV ponseti Tehnique,
Orthopedic Joint Receplement Center.

Rasjad, Chairudin. Pengantar Ilmu Bedah


Orthopedi : Edisi 3. PT. Yarsif
Watampone. Jakarta.

Richard, Stefen. (2008). A Compresion of Two


Nonoperative methode of Idiopathic
Clubfoot, Journal The Ponseti Methode
and French Functional Methode.

Roesly, Utami. (2010). Pedoman Pijat Bayi,


Penerbit : Puspa Swara.

Serge, Van. (2015). Journal The Effect of


Idiopathic Clubfoot.

Smith, M. (2008). System Human Anatomi.

Staheli. (2009). Clubfoot Ponseti Management


and French Functional Methode, Global
Health.

Takarini, Nawangsari. (2011). Seminar dan


Workshop Peran serta orang tua pada
optimalisasi tumbuh kembang anak
normal dan anak berkebutuhan khusus,
16 Juli 2011. Surakarta.

Terrence, Nigel. (2008). Clubfoot, Aetyology,


Assesment and Management Journal
Congenital Talipes Equino Varus.

Vicenco, Salini. (2013). Osteopharatic


Treatment of Congenintal Talipes
Equino Varus Journal Clubfoot.

Watson, M dan Black F, A. (2008). The Human


Balance System A complex coordination
of Central and Peripheral System the
vestibular disorders Association.

Yamamoto, Furuya. (2009). Treatment of


Congenintal Talipes Equino Varus With A
modified Denis Browne Splint.

Jurnal Fisioterapi Volume 18 Nomor 2, Oktober 2018 52

You might also like