You are on page 1of 8

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VI, No.

11, April 2015 ISSN 1411-3570

PENGGUNAAN STRATEGI KNOW-WANT-LEARN (KWL) UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK
BAHASAN SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK SISWA
KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 SALO

(Using Know-Want-Learn (KWL) Strategy to Improve Students’ Learning Outcomes of Biology on Human
Excretion System at Class XI IPA 2 SMA Negeri 1 Salo)

Oleh: Khadijah*)
*) Guru Biologi SMA Negeri 1 Salo

ABSTRACT

Classroom action research has been done in SMA Negeri 1 Salo on Biology subject, the
research object was class XI IPA 2 in the second semester 2012/2013. This study was
conducted in an effort to improve students’ learning outcome on Biology with the topic of
the human excretion system at class XI IPA 2. The learning model Know-Want-and Learn
(KWL) have to be applied after observation and reflection carried out by the researcher.
Researcher planned of action based on the results of observations and reflections that have
been made through the development of learning-based learning tools Know-Want-and Learn
(KWL) consisting of test questions (repeat), observation sheets and lesson plans and other
supporting learning device. The learning model Know-Want-and Learn (KWL) consists of
three main stages, namely: students know the material, ask students a question, ask the
students to learn the material, ask students to discuss the subject material, and asked the
students to do the exercise. This study can be completed in 2 cycles of 4 meetings and twice
daily tests. Results of research is the observation data and the recapitulation of the test
(replications) and recapitulation completeness study shows there has been increased activity
of positive student learning in the classroom and increase the mean test (repeats) as well as
an increase in classical completeness of cycle 1 to cycle 2. Activity of students during the
process learning is observed by the observer as the data for evaluation and reflection.
Recapitulation mean test (replications) and mastery learning derived from the value of the
daily tests daily tests I and II. Based on the results of this study concluded that the
application of learning models Know-Want-and Learn (KWL) in class XI IPA 2 SMA Negeri
1 Salo is able to improve learning outcomes Biology subjects indicated by the mean test
(replications) and classical
completeness in every cycle.
.
Keywords: Know-Want-Learn (KWL), Human Excretion, Action Research

PENDAHULUAN Berdasarkan Kurikulum Tingkat


Salah satu kompetensi dari Ilmu Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, siswa
Pengetahuan Alam (IPA) yang diberikan diajarkan pelajaran biologi dengan materi
di Sekolah Menengah Atas adalah mata sistem ekskresi manusia. Bagaimanapun
pelajaran Biologi, yang diberikan dikelas siswa tidak bisa memahaminya dengan
X, XI, dan XII. Biologi merupakan mata baik. Guru diharapkan untuk
pelajaran inti yang mempelajari tentang mengembangkan strategi mengajar
makhluk hidup sehingga siswa dituntut mereka. Sehingga siswa mengerti dan
memiliki hasil belajar yang tinggi agar memahami materi dengan cepat.
mampu bersaing untuk melanjutkan ke Selama proses belajar mengajar,
jenjang pendidikan selanjutnya. penulis selaku guru bidang studi biologi
telah menggunakan Kurikulum Tingkat

10
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VI, No. 11, April 2015 ISSN 1411-3570

Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dalam Termoregulasi kulit, dengan cara


proses belajar mengajar untuk kelas XI pemancaran, pengaliran (konveksi),
IPA. Tetapi, dalam mengajar penulis konduksi, dan penguapan (evaporasi).
cenderung masih bersifat konvensional, Faktor pengeluaran keringat: suhu
guru memberi penjelasan dan siswa lingkungan, aktivitas tubuh, emosi, dan
mencatat disertai tanya jawab seperlunya kondisi psikis.
kemudian dilanjutkan dengan latihan soal Gangguan sistem urinaria: glikosuria
atau tugas. (glukosuria), albuminuria, batu ginjal,
Faktor yang lain mengapa siswa diabetes mellitus (kencing manis), diabetes
tidak dapat memahami materi tentang insipidus, poliuria, gagal ginjal (anuria),
sistem ekskresi manusia dengan efektif uremia, dan nefritis.
dan efisien adalah karena model Gangguan hati: penyakit hati (liver),
pembelajaran yang digunakan. Model sirosis hati (cirrhosis), hemokromatosis,
pembelajaran yang digunakan mungkin gangguan kulit, biang keringat (miliaria),
tidak menarik dan tidak dimengerti siswa. hiperhidrosis, anhidrosis, bromhidrosis,
Sistem ekskresi adalah sistem eksem (dermatitis), dan kadas/kurap.
pembuangan zat-zat sisa metabolisme Teknologi sistem ekskresi:
(metabolit) yang sudah tidak berguna hemodialisis (cuci darah), transplantasi
dalam tubuh makhluk hidup, meliputi ginjal, ESWL (Extracorporeal Shock
ginjal, hati, paru-paru, dan kulit. Wave Lithotripsy), dan Skin grafting
Proses pembentukan urinemeliputi (cangkok kulit).
tiga proses dasar, yaitu filtrasi glomerulus, Langkah-langkah mengajarkan
reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus. kemampuan belajar biologi pada pokok
Faktor-faktor yang mempengaruhi bahasan sistem ekskresi manusia melalui
proses pembentukan urine: faktor internal strategi KWL (Know, Want, and Learn)
(ADH, insulin, dan sistem renin- sesuai yang dikemukakanStanley, et al
angiotensin-aldosteron) dan faktor (1998:103) adalah sebagai berikut:
eksternal (suhu lingkungan, jumlah air 1. "Know" (Mengetahui), langkahnya:
yang diminum, dan alkohol). a. Mengindikasikan diskusi dengan
Hati (hepar), kelenjar yang berfungsi siswa tentang apa yang mereka telah
memecah beberapa senyawa yang bersifat mengetahui tentang topik yang
racun (detoksifikasi), dan menghasilkan diberikan.
amonia, urea, serta asam urat yang akan b. Memulai menggunakan sebuah
diekresikan ke dalam urine. langkah brainstorming. Menanyakan
Kulit sebagai alat kepada siswa tentang informasi yang
ekskresimengeluarkan zat berlemak dan mereka dapatkan dan bagaimana
keringat yang mengandung air, garam, mempelajari informasi tersebut.
urea, serta ion-ion seperti Na+. c. Membantu siswa untuk menyusun
Kulit terdiri atas beberapa lapisan, brainstorming tersebut dalam
yaitu epidermis (stratum korneum, stratum kategori yang umum.
lusidum, stratum granulosum,stratum 2. "Want to Learn" (Menginginkan untuk
spinosum,dan stratum Mempelajari), langkahnya:
basalis/germinativum),dermis (lapisan a. Mendiskusikan dengan siswa apa
papilar dan lapisan retikuler), dan yang mereka inginkan untuk
hipodermis/subkutaneus (mengandung sel dipelajari.
lemak, pembuluh darah, dan ujung saraf). b. Meminta siswa untuk menulis
Kelenjar kulit: kelenjar pertanyaan-pertanyaan yang telah
keringat/sudorifera (ekrin dan apokrin) dan mereka ketahui sebelumnya.
kelenjar sebasea. 3. "What I Learn" (Apa yang Saya
Pelajari), langkahnya:

11
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VI, No. 11, April 2015 ISSN 1411-3570

a. Meminta siswa untuk menulis apa g. Guru meminta siswa membuat daftar
yang mereka pelajari. pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang
b. Meminta mereka untuk memeriksa ingin diketahui lebih banyak tentang
pertanyaan-pertanyan yang mereka materi bersama dengan kelompoknya.
buat pada tahap "Want to Learn" h. Guru meminta siswa menjawab
(Menginginkan untuk Mempelajari). pertanyaan-pertanyaan dari tahap
Beberapa langkah dalam kedua, kemudian mempelajarinya dan
mengajarkan kemampuan belajar biologi mendapatkan informasi-informasi
pada pokok bahasan sistem ekskresi tentang materi tersebut.
manusia melalui strategi KWL (Know, i. Guru meminta siswa untuk
Want, and Learn), yaitu: menampilkan materi yang telah
a. Guru menggunakan sumber-sumber disimpulkan.
sistem ekskresi manusia untuk j. Guru mengakhiri kelas.
mendukung pembelajaran. .
b. Guru menjelaskan tentang strategi METODE
KWL (Know, Want, and Learn). Jenis penelitian yang dilakukan
c. Guru menjelaskan kepada siswa tentang oleh penulis adalah Penelitian Tindakan
apa yang mereka akan lakukan ketika Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011:
menggunakan strategi KWL (Know, 13), PTK adalah suatu penelitian tindakan
Want, and Learn). yang dilakukan oleh guru sekaligus
d. Guru menampilkan kepada siswa peneliti di kelasnya dengan merancang,
contoh sistem ekskresi manusia sebagai melaksanakan tindakan, dan
model. merefleksikannya dengan tujuan
e. Guru menjelaskan tentang apa yang memperbaiki dan meningkatkan mutu
seharusnya siswa lakukan dalam pembelajaran.
memahami sistem ekskresi manusia. Ada empat tahap yang dilalui
f. Guru meminta siswa untuk memikirkan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan
tentang materi, kemudian membuat Kelas (PTK) pada setiap siklusnya yaitu:
daftar apa yang diketahui tentang materi perencanaan, pelaksanaan tindakan,
tersebut. pengamatan, dan refleksi.
Berikut adalah gambarannya:
Tahap-Tahap Pelaksanaan PTK

Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS1 Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

SIKLUS
2
Perencanaan Pengamatan
12
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VI, No. 11, April 2015 ISSN 1411-3570

Refleksi

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas adalah data yang diperoleh dari observasi
XI IPA 2 SMA Negeri 1 Salo 2011/2012. Siswa guru dan siswa.
pada kelas ini terdiri dari 27 siswa. Untuk menganalisis data, penulis
Setting penelitian ini dilakukan pada menggunakan data kuantitatif dan data
kelas XI IPA 2 tahun pelajaran 2011 /2012 kualitatif sebagai berikut:
pada semester genap sesuai dengan program 1. Data Kuantitatif
Untuk mendapatkan hasil nilai
tahunan, dan program semester yang
dari jawaban siswa, penulis menggunakan
direncanakan oleh peneliti selaku guru mata data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh
pelajaran. Parameter merupakan hal yang dari nilai tes siswa tersebut. Rumus untuk
diukur dalam penelitian. Ada dua parameter menganalisa hasil tes tersebut adalah
dalam penelitian ini, yakni: sebagai berikut:
1. Parameter Utama X
M   100
Parameter utama dalam penelitian berupa n
hasil belajar siswa yang terdiri dari daya M = Nilai Individu
serap dan ketuntasan siswa. X = Jawaban Benar
Hasil Belajar n = Jumlah Soal
(Nurkancana and Sunartana, 1983)
- Daya serap Siswa
Persentase siswa yang dapat
- Ketuntasan hasil belajar sesuai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang menjawab soal dengan benar dirumuskan
ditetapkan baik secara individu maupun sebagai berikut(Hatch and Farhady,
klasikal. 1982:43):
- Data yang diperoleh melaluites X
dilakukan sebanyak dua kali yaitu tes P   100 %
N
pada siklus I dan tes pada siklus II. Data
P = Persentase
non tes diperoleh melalui
observasi/pengamatan. X = Jumlah siswa yang benar
2. Parameter Pendukung N = Total siswa
Parameter pendukung dalam penelitian
ini adalah berupa hasil pengamatan aktivitas HASIL DAN PEMBAHASAN
guru dan siswa dalam pelaksanaan tindakan.
Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan Hasil Tes
data kuantitatif dan data kualitatif. Data Nilai – nilai hasil tes pada pratindakan,
kuantitatif adalah data yang diperoleh dari hasil siklus I, dan siklus II secara prosentasi
tes terhadap siswa tersebut.Data kualitatif tergambar pada tabel berikut :
Table 1 : Persentasi Hasil Tes Siswa siklus I dan Siklus II
Persentase Persentase Persentase Tingkat
Nilai
Pratindakan Siklus I Siklus II Kemampuan
81 – 100 0% 7,4% 18,5% Baik Sekali
61 – 80 18,5% 29,6% 66,7% Baik
41 – 60 22,2% 37,1% 14,8% Cukup
21 – 40 37,5 % 25,9% 0% Kurang
0 – 20 22,2% 0% 0% Sangat Kurang
Jumlah 100% 100% 100%

13
Dari nilai hasil tes pada Siswa dengan kemampuan cukup,
pratindakan, siswa dengan kemampuan pada pratindakan sebesar 22,2%, pada
baik sekali hanya 0%. Sementara pada siklus I sebesar 25,9%, dan siklus II
siklus I sebesar 7,4%, dan pada siklus II sebesar 14,8%. Terjadi penurunan
sebesar 18,5%. Terjadi peningkatan dari persentase darisiklus I ke siklus II sebesar
pratindakan ke siklus I sebesar 7,4%, dan 22,3%, artinya siswa yang memperoleh
dari siklus I ke siklus II sebesar 11,1%. nilai cukup berkurang jumlahnya.
Siswa dengan kemampuan baik, Siswa dengan kemampuan kurang
pada pratindakan sebesar 18,5%, pada dan sangat kurang, mengalami penurunan,
siklus I sebesar 29,6%, dan pada siklus II dari pratindakan ke siklus dan siklus II dari
sebesar 66,7%. Terjadi peningkatan dari 37,5% dan 25,9% menjadi 0% pada siklus
pratindakan ke siklus I sebesar 11,1%, dari II.
siklus I ke siklus II sebesar 37,1%.

Hasil Nontes
Tabel 2: Nilai Aktivitas Siswa pada Siklus 1
No Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2
F P (%) F P (%)
1 Mengetahui Materi 10 37% 17 63%
2 Membuat Pertanyaan 12 44.4% 15 55.6%
3 Mempelajari Materi 13 48.1% 14 51.9%
4 Mendiskusikan Materi 10 37% 17 63%
5 Mengerjakan Latihan 11 40.7% 16 59.3%

Nilai aktivitas siswa pada siklus 1 latihan. Pada pertemuan 2, ada 17 siswa
yang terdiri pertemuan 1 dan pertemuan 2. (63%) mampu mengetahui materi dan
Ada 5 aktivitas siswa; mengetahui materi, mendiskusikan materi, 15 siswa (55.6%)
membuat pertanyaan, mempelajari materi, mampu membuat pertanyaan, 14 siswa
mendiskusikan materi, dan mengerjakan (51.9%) mampu mempelajari materi, dan
latihan. Pada pertemuan 1, ada 10siswa 16 siswa (59.3%) mampu mengerjakan
(37%) mampu mengetahui materi dan latihan.
mendiskusikan materi, 12 siswa (44.4%) Dengan demikian, ada peningkatan
mampu membuat pertanyaan, 13 siswa nilai aktivitas siswa dari pertemuan 1 ke
(48.1%) mampu mempelajari materi, dan pertemuan 2 pada siklus 1.
11 siswa (40.7%) mampu mengerjakan

Tabel 3: Nilai Aktivitas Siswa pada Siklus 2


No Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2
F P (%) F P (%)
1 Mengetahui Materi 22 81.5% 24 88.9%
2 Membuat Pertanyaan 23 85.2% 24 88.9%
3 Mempelajari Materi 23 85.2% 25 92.6%
4 Mendiskusikan Materi 21 77.8% 24 88.9%
5 Mengerjakan Latihan 24 88.9% 26 96.3%
Nilai aktivitas siswa pada siklus 2 mendiskusikan materi, dan mengerjakan
yang terdiri pertemuan 1 dan pertemuan 2. latihan. Pada pertemuan 1, ada 22 siswa
Ada 5 aktivitas siswa; mengetahui materi, (81.5%) mampu mengetahui materi, 23
membuat pertanyaan, mempelajari materi, siswa (85.2%) mampu membuat
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VI, No. 11, April 2015 ISSN 1411-3570

pertanyaan dan mempelajari materi, 21 untuk meningkatkan kemampuan siswa


siswa (77.8%) mampu mendiskusikan kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Salo
materi, dan 24 siswa (88.9%) mampu dapat mencapai Kriteria Ketuntasan
mengerjakan latihan. Pada pertemuan 2, Minimal (KKM) mata pelajaran Biologi
ada 24 siswa (88.9%) mampu mengetahui yang telah ditentukan. Sehingga, dapat
materi, membuat pertanyaan, dan disimpulkan bahwa penggunaan strategi
mendiskusikan materi, 25 siswa (92.6%) KWL (Know, Want, and Learn) dapat
mampu mempelajari materi, dan 26 siswa meningkatkan kemampuan belajar
(96.3%) mampu mengerjakan latihan. biologi pada pokok bahasan sistem
Dengan demikian, ada peningkatkan nilai ekskresi manusia untuk siswa kelas XI
aktivitas siswa dari pertemuan 1 ke IPA 2 SMA Negeri 1 Salo.
pertemuan 2.
SARAN
KESIMPULAN Ada beberapa saran yang dapat
Berdasarkan hasil data analisis di, penulis membantu guru dan guru pemula dalam
membuat kesimpulan sebagai berikut: mengajarkan biologipada pokok bahasan
1. Hasil nilai rata-rata pada pra-tindakan sistem ekskresi manusia yang dapat dilihat
adalah 43.85. Hal ini berarti sebagai berikut:
hasilbelajar biologi pada pokok bahasan 1. Seorang guru seharusnya membuat
sistem ekskresi manusia untuk siswa usaha yang lebih untuk meningkatkan
berada pada tingkat kemampuan 41-60 kemampuan dan kualitasnya dalam
(cukup). mengajarkan belajar biologipada pokok
2. Setelah melakukan siklus 1, hasil nilai bahasan sistem ekskresi manusia. Guru
rata-rata siswa meningkat menjadi 58.2. seharusnya dapat memperhatikan
Hal ini berarti kemampuan belajar partisipasi siswa dalam proses belajar
biologi pada pokok bahasan sistem tersebut.
ekskresi manusia untuk siswa berada 2. Seorang guru seharusnya mengetahui
pada tingkat kemampuan 41-60 strategi mengajar yang cocok untuk
(cukup). Pada siklus 2, hasil nilai rata- memotivasi siswa dalam proses belajar
rata siswa meningkat lagi menjadi mengajar.
78.37. Hal ini berarti kemampuan 3. Siswa dibutuhkan lebih banyak latihan
membaca teks siswa berada pada dalam belajar biologipada pokok
tingkat kemampuan 61-80 (baik). Nilai bahasan sistem ekskresi manusia di
tersebut lebih tinggi dari standar kelas maupun di luar kelas.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM);
diatas 75. REFERENSI
3. Data menunjukkan bahwa penggunaan Kunandar, 2011. Langkah Mudah
strategi KWL (Know, Want, and Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Learn)dapat meningkatkan kemampuan Pengembangan Profesi Guru. PT
siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Raja Grafindo Persada: Jakarta
Salodalam belajar biologi pada pokok Nurkancana dan Sunartana. 1986. Evaluasi
bahasan sistem ekskresi manusia. Pendidikan. Surabaya: Usaha
Dengan kata lain, strategi tersebut dapat Nasional.
digunakan sebagai sebuah strategi Pratiwi, dkk. 2006. Biologi untuk SMA/MA
dalam mengajarkan biologi pada pokok Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
bahasan sistem ekskresi manusia untuk Pujiyanto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia
meningkatkan pemahaman siswa dalam Biologi 2. Jawa Tengah: Tiga
pelajaran tersebut. Serangkai.
4. Telah dibuktikan bahwa penggunaan
strategi KWL (Know, Want, and Learn)
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VI, No. 11, April 2015 ISSN 1411-3570

Stanley, dkk. 1988. Way to Writing. New


York: Mackmillan Publishing
Company.
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VI, No. 11, April 2015 ISSN 1411-3570

You might also like