You are on page 1of 15

Kedudukan Kurator sebagai Pengampu Debitor Pailit, Peran, Tugas dan Tanggung Jawabnya dalam Pengurusan dan Pemberesan

Harta Pailit
KEDUDUKAN KURATOR SEBAGAI PENGAMPU DEBITOR PAILIT,
PERAN, TUGAS DAN TANGGUNG JAWABNYA DALAM
PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT
Sri Redjeki Slamet
Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No.9, Jakarta Barat
iis_jeki113@yahoo.com

Abstract
Debtors who have debts of more than one creditor or even many will find it difficult to repay their debts
because the debtor's property should be shared with all creditors. Bankruptcy is one way to resolve a debt
dispute that can guarantee the fulfillment of the creditors' returns on their receivables. With bankruptcy,
the whole debitor's property is in a state of public confiscation and the debtor loses the right to take care of
his property which is subsequently handed over to the curator as a person who is in charge of managing
and securing the bankruptcy property. The research used normative research type by examining formal
law in bankruptcy law concerning the position of the Curator as the performer and the role and
responsibility assignment, where the research is descriptive analisis by using document data collection
tool to obtain secondary data originating from primary legal material in the form of regulation
bankruptcy and the Civil Code (Civil Code), secondary legal materials and tertiary legal materials and the
results of the study were analyzed qualitatively. Conclusion: the position of the curator as a custodian in
the bankruptcy process is as the sole party who handles all the activities of securities including the
management of bankruptcy property and the settlement of legal relations between the Debit Bankrupt
with its Creditors and not as a person who performs the personal management of the bankrupt debtor.

Keywords: bankruptcy, curators, bankruptcy treasures

Abstrak
Debitor yang memiliki utang lebih dari satu kreditor atau bahkan banyak akan mengalami
kesulitan untuk membayar utang-utangnya karena harta debitor harus dibagi-bagi kepada
semua kreditor. Kepailitan merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan sengketa utang
yang dapat menjamin pemenuhan pengembalian piutang para kreditor. Dengan kepailitan
maka seluruh harta kekayaan debitor berada dalam keadaan sitaan umum dan debitor
kehilangan hak untuk mengurus hartanya yang selanjutnya pengurusannya diserahkan
kepada kurator sebagai pengampu yang bertugas melakukan pengurusan dan pemberesan
harta pailit. Penelitian menggunakan tipe penelitian normatif dengan dengan mengkaji hukum
formil dalam hukum kepailitan berkaitan kedudukan Kurator sebagai pengampu serta tugas
peran dan tanggung jawabnya, dimana penelitian bersifat deskriptif analistis dengan
menggunakan alat pengumpul data studi dokumen untuk memperoleh data sekunder yang
bersumber dari bahan hukum primer berupa peraturan perundangan kepailitan dan Kitab
Undang Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), bahan hukum sekunder dan bahan hukum
tersier dan hasil penelitian dianalisa secara kualitatif. Kesimpulan: kedudukan kurator sebagai
pengampu dalam proses kepailitan adalah sebagai satu-satunya pihak yang menangani
seluruh kegiatan pemberesan termasuk pengurusan harta pailit serta penyelesaian hubungan
hukum antara Debitor pailit dengan para Kreditornya dan bukan sebagai pengampu yang
melakukan pengurusan pribadi debitor pailit.

Kata Kunci : kepailitan, kurator, pemberesan harta pailit

Pendahuluan dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik


Utang piutang merupakan suatu hal yang dalam mata uang Indonesia maupun mata
umum terjadi dewasa ini. Namun ada kalanya uang asing, baik secara langsung maupun yang
utang piutang tersebut tidak berjalan lancar. akan timbul karena perjanjian atau karena
Utang adalah kewajiban yang dinyatakan dan undang undang dan yang wajib dipenuhi oleh
Lex Jurnalica Volume 14 Nomor 3, Desember 2017 120
Kedudukan Kurator sebagai Pengampu Debitor Pailit, Peran, Tugas dan Tanggung Jawabnya dalam Pengurusan dan Pemberesan
Harta Pailit
Debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak cukup untuk membayar lunas semua piutang
kepada Kreditor untuk mendapat para Kreditor, sehingga kepailitan adalah
pemenuhannya dari harta kekayaan Debitor, untuk menghindari terjadinya perebutan harta
demikian pengertian utang yang diberikan oleh Debitor oleh para Kreditor yang menyebabkan
Pasal 1 ayat (6) Undang Undang No. 37 Tahun ada Kreditor yang memperoleh pelunasan
2004. tetapi ada Kreditor yang tidak memperoleh
Utang tersebut apabila tidak dipenuhi pelunasan. Sehingga merugikan Kreditor yang
akan menimbulkan sengketa utang yang lain dan tidak memberikan keadilan. Fred BG
memerlukan penyelesaian. Penyelesaian yang Tumbuan mengatakan, dengan sita umum
dipilih oleh masyarakat yang telah memiliki menghidari dan/atau diakhirinya sita serta
kesadaran hukum adalah melalui lembaga eksekusi oleh para Kreditor secara sendiri-
pengadilan dengan tatacara litigasi. Dalam hal sendiri (Fred BG Tumbuan (1), 2001 : 125). Oleh
ini apabila Kreditornya hanya satu tentunya karenanya para Kreditor harus bertindak secara
tidak terlalu menimbulkan masalah karena bersama-sama (concurus creditorium)
dengan jaminan umum sebagaimana ketentuan sebagaimana prinsip kepailitan Pasal 1132
Pasal 1131 KUHPerdata, seluruh harta KUHPerdata.
kekayaan Debitor menjadi jaminan utang Kepailitan menurut ketentuan Pasal 1
Kreditor tersebut, sehingga penyelesaiannya ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004 adalah sita
dengan mengajukan gugatan perdata ke umum atas semua kekayaan Debitor pailit yang
Pengadilan Negeri dan hasil eksekusi harta pengurusannya dan pemberesannya dilakukan
kekayaan Debitor digunakan sepenuhnya oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim
untuk pemenuhan pengembalian utang Pengawas sebagaimana diatur dalam undang-
tersebut. undang ini. Kepailitan adalah menyangkut
Tetapi bagaimana jika ternyata Kreditor- harta Debitor, sehingga kepailitan mempunyai
nya lebih dari satu bahkan banyak, maka akibat hukum atau pengaruh luas terutama
tentunya harta kekayaan Debitor tersebut harus dibidang hukum harta kekayaan, dimana
dibagi-bagi dan hal yang demikian tentunya seluruh harta kekayaan debitor akan
akan terjadi ketidakadilan karena tentunya dibereskan untuk membayar utang-utangnya
akan ada Kreditor yang lebih dahulu dan dengan kepailitan, Debitor kehilangan hak
memperoleh pelunasan sedangkan Kreditor mengurus harta. Dalam hal ini kewenangan
yang lain tidak akan mendapat bagian untuk mengurus harta Debitor pailit beralih
pembayaran utang. kepada Kurator. Kurator merupakan pengam-
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka pu dari Debitor yang kehilangan haknya untuk
cara penyelesaian sengketa utang adalah mengurus harta kekayaan akibat pernyataan
melalui gugatan di Pengadilan Niaga pailit. Dalam hal ini kurator-lah yang
berdasarkan ketentuan Undang Undang No. 37 memegang peranan utama dalam mengurus
Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan dan membereskan harta pailit sesuai ketentuan
Kewajiban Pembayaran Utang, dimana menu- Pasal 16 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004.
rut ketentuan undang-undang tersebut, Berdasarkan uraian tersebut, perlu
terdapat dua cara atau pola penyelesaian, yaitu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai kedu-
dengan cara Kepailitan dan cara Penundaan dukan kurator sebagai pengampu debitor
Kewajiban pembayaran Utang atau dikenal pailit serta peran, tugas dan tanggung jawab
dengan PKPU. Pola-pola penyelesaian tersebut kurator dalam pengurusan dan pemberesan
merupakan pola yang dianggap paling efektif harta pailit.
dan sifatnya terbuka untuk para pihak serta Merujuk pada permasalahan tersebut,
saling menguntung-kan bagi kedua belah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
pihak, baik Debitor maupun Kreditor (Sri mengetahui, menggambarkan, dan meng-
Redjeki, 2010 : 218). analisis kedudukan kurator sebagai pengampu
Mengapa kepailitan digunakan sebagai debitor pailit dan untuk mengetahui, meng-
sarana untuk memperoleh pengembalian utang gambarkan, dan menganalisis peran, tugas dan
oleh Kreditor? Hal ini karena Kreditornya tanggung jawab kurator dalam pengurusan
cukup banyak sedangkan harta Debitor tidak dan pemberesan harta pailit.

Lex Jurnalica Volume 14 Nomor 3, Desember 2017 121


Kedudukan Kurator sebagai Pengampu Debitor Pailit, Peran, Tugas dan Tanggung Jawabnya dalam Pengurusan dan Pemberesan
Harta Pailit
Metode penelitian yang digunakan dalam dimaksud merupakan penyitaan bersama
penelitian ini adalah bahwa penelitian ini untuk menjaga agar semua Kreditor
menggunakan tipe penelitian normatif dengan memperoleh manfaat dari boedel pailit, yang
mengkaji hukum formil dalam hukum dilakukan dengan jalan dibagi menurut
kepailitan berkaitan kedudukan Kurator seba- perimbangan hak tagihan/ tuntutan masing-
gai pengampu serta tugas peran dan tanggung masing. Dengan demikian secara prinsip semua
jawabnya, dimana penelitian ini bersifat Kreditor mempunyai hak yang sama atas
deskriptif analistis yang mengkaji kurator pembayaran yang berarti bahwa hasil harta
sebagai pengampu serta peran kurator dalam kepailitan akan dibagikan sesuai dengan porsi
pemberesan harta pailit yang digambarkan besarnya tuntutan Kreditor (paritas creditorum)
dan diuraikan secara analistis sejelas mungkin. (Lee A. Weng, 2001). Prinsip kepailitan yang
Penelitian menggunakan alat pengumpul data demikian ini merupakan realisasi dari
studi dokumen untuk memperoleh data sekun- ketentuan Pasal 1131 KUHPerdata dan 1132
der yang bersumber dari KUHPerdata, dimana kebendaan tersebut
a. Bahan hukum Primer berupa peraturan menjadi jaminan bersama-sama bagi semua
perundang-undangan yang meliputi : 1) UU Kreditor yang dibagi menurut prinsip
No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan keseimbangan “Pari Pasu Prorata Parte” (Jerry
PKPU; dan 2) Kitab Undang Undang Hoff, 2000):
Hukum Perdata 1) Pari pasu adalah : secara bersma-sama
b. Bahan hukum sekunder adalah meliputi memperoleh pelunasan, tanpa ada yang
buku-buku dan literatur-literatur sebagai- didahulukan;
mana tercantum dalam daftar pustaka. 2) Prorata parte adalah : proporsional yang
c. Bahan hukum terrier meliputi kamus, dll dihitung berdasarkan pada besarnya
Sedangkan hasil penelitian dianalisa secara piutang masing-masing dibandingkan ter-
kualitatif, dimana hasil penelitian disajikan hadap piutang mereka secara keseluruhan,
dalam bentuk rangkaian kalimat. terhadap harta kekayaan debitor tersebut
(M. Hadi Subhan, 2008).
Pembahasan Apabila Kreditor-Kreditor memohon agar
Kepailitan dan Akibat Kepailitan pengadilan niaga menyatakan Debitor pailit,
Hakekat kepailitan adalah suatu sitaan maka jatuhlah sita umum atas semua harta
umum menurut hukum atas seluruh harta kekayaan Debitor, dimana sita tersebut tidak
benda Debitor agar dicapainya perdamaian untuk kepentingan seorang atau beberapa
antara Debitor dan para Kreditor atau agar orang Kreditor, melainkan untuk semua
harta tersebut dapat dibagi-bagi secara adil di Kreditor atau dengan kata lain untuk mencegah
antara para Kreditor. Sehingga kepailitan penyitaan dan eksekusi yang dimintakan oleh
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya Kreditor secara perorangan. Untuk dapat
sitaan terpisah atau eksekusi terpisah oleh Debitor dinyatakan pailit, maka harus
Kreditor dan menggantikannya dengan suatu memenuhi syarat yang ditentukan dalam Pasal
sitaan bersama sehingga harta kekayaan dapat 2 ayat (1) Undang Undang No. 37 Tahun 2004,
dibagikan kepada semua Kreditor sesuai yaitu : “Debitor yang mempunyai dua atau lebih
dengan haknya masing-masing (Imran Nating, Kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu
2001). Dengan demikian tujuan utama utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih,
kepailitan adalah untuk melakukan pembagian dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan, baik
antara para Kreditor atas kekayaan Debitor atas permohonannya sendiri maupun atas
oleh Kurator. permohonan satu atau lebih Kreditornya.” Syarat
Bila merujuk pada pengertian pailit, tersebut harus terpenuhi secara komulatif
maka Dalam hal ini penyitaan tersebut dengan ketentuan Pasal 8 ayat (4) Undang
dilaksanakan oleh Pengadilan dan kemudian Undang No. 37 Tahun 2004, yaitu terpenuhi-
dilakukan eksekusi atas semua harta kekayaan nya pembuktian sederharna, artinya terdapat
Debitor tersebut demi untuk kepentingan fakta yang terbukti secara sederhana bahwa
bersama para Kreditor yang dilakukan oleh syarat kepailitan yang dimaksud dalam Pasal 2
Kurator. Penyitaan dan eksekusi yang ayat (1) terpenuhi.

Lex Jurnalica Volume 14 Nomor 3, Desember 2017 122


Kedudukan Kurator sebagai Pengampu Debitor Pailit, Peran, Tugas dan Tanggung Jawabnya dalam Pengurusan dan Pemberesan
Harta Pailit
Maksud dari kepailitan adalah untuk (Pasal 24 ayat (1) dan (2) UU No. 37 Tahun
pemberesan atau melikuidasi aset atau harta 2004).
pailit apabila Debitor berada dalam keadaan Mengenai akibat dari kepailitan adalah
insolvensi atau keadaan berhenti membayar sebagaimana yang diatur dalam Undang
(Penjelasan Pasal 57 ayat (1) UU No. 37 Tahun Undang No. 37 Tahun 2004, bagian Kedua
2004), yang terjadi apabila Debitor tidak Pasal 21 s/d 64 yaitu :
menawarkan perdamaian, perdamaian tidak 1. Harta Debitor berada dalam sitaan umum
disetujui oleh para Kreditor atau perdamaian (Pasal 21);
tidak dihomologasi atau disahkan oleh 2. Kepailitan semata-mata mengenai harta
pengadilan (Pasal 178 ayat (1) UU No. 37 pailit dan tidak mengenai diri pribadi si
Tahun 2004). pailit, misalnya tetap bisa melangsungkan
Oleh karena kepailitan adalah menyang- perkawinan meskipun dalam keadaan
kut harta Debitor, maka kepailitan mempunyai pailit.
akibat hukum atau pengaruh luas terutama 3. Debitor demi hukum kehilangan haknya
dibidang hukum harta kekayaan karena untuk menguasai atau mengurus harta
pernyataan pailit mengakibatkan Debitor yang kekayaannya harta pailit (Pasal 24);
dinyatakan pailit kehilangan segala hak 4. Semua perikatan Debitor setelah pailit
perdata untuk menguasai atau mengurus harta tidak dapat dibayar dari harta pailit,
kekayaan yang telah dimasukkan ke dalam kecuali yang menguntungkan harta pailit
harta pailit sesuai ketentuan Pasal 21 UU No. (Pasal 25);
37 tahun 2004, kecuali harta kekayaan 5. Harta pailit diurus dan dikuasai kurator
sebagaimana ketentuan Pasal 22 UU No. 37 untuk kepentingan semua para Kreditor
tahun 2004 yang meliputi : dan Debitor dan Hakim Pengawas
1. Alat perlengkapan tidur dan pakaian memimpin dan mengawasi pelaksanaan
sehari-hari; jalannya kepailitan.
2. Alat perlengkapan dinas; 6. Tuntutan dan gugatan terhadap harta
3. Alat perlengkapan kerja; pailit diajukan ke Kurator (Pasal 26);
4. Persediaan makanan untuk kira-kira satu 7. Semua tuntutan atau yang bertujuan
bulan; mendapat pelunasan suatu perikatan dari
5. Gaji, upah, pensiun, uang jasa dan harta pailit, dan dari harta Debitor sendiri
honorarium; selama kepailitan harus diajukan dengan
6. Hak cipta; cara melaporkannya untuk dicocokan
7. Sejumlah uang yang ditentukan oleh (Pasal 27);
Hakim Pengawas untuk nafkahnya 8. Seluruh perkara yang sedang berjalan
Debitor; ditangguhkan (Pasal 28);
8. Sejumlah uang yang diterima dari 9. Gugatan perdata terhadap harta Debitor
pendapatan anak-anaknya. gugur (Pasal 29);
Sebelum pernyataan pailit, hak-hak 10. Sita terhadap Debitor diangkat (Pasal 31
Debitor untuk melakukan semua tindakan ayat (2);
hukum berkenaan dengan semua harta 11. PHK pekerja Debitor dapat dilakukan
kekayaannya adalah diperkenankan. Sedang- (Pasal 39);
kan sejak Pengadilan mengucapkan putusan 12. Kreditor pemegang Hak Gadai, jaminan
pailit dalam sidang terbuka untuk umum Fidusia, Hak Tanggungan, Hipotek atau
terhadap Debitor dan Debitor dinyatakan pailit, hak agunan atas kebendaan lainnya,
maka kewenangan untuk mengurus harta dapat mengeksekusi haknya seolah-olah
Debitor pailit beralih kepada Kurator tidak ada kepailitan (Pasal 55);
sebagaimana Ketentuan Pasal 15 ayat (1) dan 13. Hak eksekusi pemegang jaminan
(2) Undang Undang No. 37 Tahun 2004 karena kebendaan di tangguhkan selama 90 hari
terhitung sejak tanggal putusan pernyataan (Pasal 56 ayat (1));
pailit yang dimulai sejak pukul 00.00 waktu 14. Kreditor tidak kehilangan hak retensinya
setempat, Debitor kehilangan hak mengurus dan meskipun ada putusan pailit (Pasal 61);
me-nguasai hartanya yang termasuk harta pailit

Lex Jurnalica Volume 14 Nomor 3, Desember 2017 123


Kedudukan Kurator sebagai Pengampu Debitor Pailit, Peran, Tugas dan Tanggung Jawabnya dalam Pengurusan dan Pemberesan
Harta Pailit
Kedudukan Kurator Sebagai Pengampu lindungi pihak yang tidak cakap, dengan
Debitor Pailit melakukan pengurusan pribadi dan harta
Pada dasarnya manusia mempunyai hak kekayaan pihak tersebut sebagaimana keten-
sejak dilahirkan, namun tidak semua manusia tuan pasal 433 KUH Perdata. Sementara pada
mempunyai kewenangan dan kecakapan proses kepailitan bertujuan untuk menjamin
untuk melakukan perbuatan hukum. Orang adanya suatu proses pemenuhan kewajiban
yang dapat melakukan perbuatan hukum dan/atau pembagian harta kekayaan debitor
adalah orang-orang yang telah dewasa dan yang dinyatakan pailit kepada para
atau sudah kawin. Ukuran kedewasaan kreditornya, dimana dengan pernyataan pailit
adalah 21 tahun atau sudah kawin, sedangkan oleh Pengadilan, maka demi hukum debitor
orang-orang yang tidak cakap untuk melaku- kehilangan hak untuk mengurus harta
kan perbuatan hukum : 1) orang yang belum sebagaimana ketentuan Pasal 24 ayat (1) UU
dewasa ; 2) orang yang ditaruh di bawah No. 37 Tahun 2004 dan pengurusan serta
pengampuan; 3) seorang wanita yang bersuami pemberesannya dilakukan oleh Kurator sebagai
(Pasal 1330 KUHPerdata) (Salim HS, 2009 ). pengampu. Pengampu disebut dengan curator
Berdasarkan ketentuan tersebut, (Kurator), yaitu seorang/ suatu badan yang
penggolongan orang dalam hukum yang diserahi tugas untuk menggantikan/mengurus
dinyatakan tidak cakap untuk melaksanakan kepentingan seorang/badan hukum yang
hak dan kewajibannya adalah terdiri dari berada di bawah pengampuannya. Kurator
orang-orang yang belum dewasa dan mereka dalam kepailitan berarti suatu badan yang
yang ditaruh di bawah pengampuan (curatele). menggantikan kedudukan orang/badan
Pengampuan adalah keadaan di mana hukum yang dinyatakan pailit, guna mengurus
seseorang karena sifat-sifat pribadinya hak dan kewajiban si pailit. Dengan demikian,
dianggap tidak cakap di dalam lalu lintas kurator mempunyai hak dan kewajiban juga.
hukum, karena dianggap tidak cakap maka Merujuk pada uraian tersebut, maka
guna menjamin dan melindungi hak-haknya, tugas dan kedudukan pengampu dan kurator
hukum memperkenankan seseorang untuk dalam kepailitan adalah berbeda, yaitu :
dapat bertindak sebagai wakil dari orang yang 1) Sesuai ketentuan Pasal 449 jo. 441
berada dibawah pengampuan. Menurut PNH KUH Perdata, pengampu melakukan peng-
Simanjuntak, pengampuan adalah suatu daya urusan pribadi dan harta kekayaan pihak
upaya hukum untuk menempatkan seseorang yang diampu sedangkan kurator menurut
yang telah dewasa menjadi sama seperti orang Pasal 69 UU No. 37 Tahun 2004
yang belum dewasa. Orang yang ditaruh di hanya mengurus harta pailit dan tidak
bawah pengampuan disebut curadus, melakukan pengurusan pribadi debitor
pengampunya disebut curator,dan pengam- pailit.
puanya disebut curatele (2007 : 26) 2) Pengampu hanya melakukan tugas
Pengampuan diatur Pasal 433 pengurusan, sedangkan kurator melakukan
KUHPerdata sampai dengan Pasal 462 tugas pengurusan dan tugas pemberesan
KUHPerdata, dimana menurut ketentuan Pasal apabila debitor pailit berada dalam keadaan
433 KUHPerdata, terdapat 3 alasan untuk insovensi menurut Pasal 178 ayat (1) UU
pengampuan, yaitu : 1) Keborosan (verkwisting); No. 37 Tahun 2004. Dalam hal ini a
2) lemah akal budinya (zwakheid van kurator bertugas untuk menjual aset harta
vermogen); 3) kekurangan daya berpikir sakit pailit dan membagikannya kepada para
ingatan (krankzinnigheid), dungu (onnozelheid), kreditor.
dan dungu disertai sering mengamuk Dalam kepailitan, dengan hilangnya hak
(razernij). Debitor untuk mengurus harta kekayaannya,
Merujuk pada ketentuan Pasal 433 maka tentunya para Kreditor akan mengalami
KUHPerdata, dimana salah satu alasan peng- ketidakpastian tentang hubungan hukum yang
ampuan adalah keborosan, maka pengampuan ada di antara Kreditor dengan Debitor pailit.
dalam konstruksi hukum perdata berbeda Untuk itu pengurusan administratif dan
dengan pengampuan dalam kepailitan. Peng- likuidasi harta pailit dilakukan oleh Kurator.
ampuan pada dasarnya ditujukan untuk me- Kurator merupakan satu-satunya pihak yang

Lex Jurnalica Volume 14 Nomor 3, Desember 2017 124


Kedudukan Kurator sebagai Pengampu Debitor Pailit, Peran, Tugas dan Tanggung Jawabnya dalam Pengurusan dan Pemberesan
Harta Pailit
menangani seluruh kegiatan pemberesan Undang No. 37 tahun 2004). Menurut pasal 65
termasuk pengurusan harta pailit serta Undang Undang No. 37 Tahun 2004, Hakim
penyelesaian hubungan hukum antara Debitor Pengawas bertugas mengawasi pengurusan
pailit dengan para Kreditornya (Imran dan pemberesan harta pailit. Sebelum
Nathing). Kurator merupakan pengampu dari Pengadilan mengambil suatu ketetapan dalam
Debitor yang kehilangan haknya untuk sesuatu hal yang mengenai pengurusan atau
mengurus harta kekayaan akibat pernyataan pemberesan harta pailt, Pengadilan harus
pailit. Sehingga dalam hal ini kurator-lah yang terlebih dahulu mendengar pendapat dari
memegang peranan utama dalam mengurus Hakim Pengawas.
dan membereskan harta pailit. Terhitung sejak tanggal putusan
Dengan memegang peran utama dalam pernyatan pailit, Kurator berwenang
pengurusan dan pemberesan harta pailit, maka melaksanakan tugas pengurusan dan pem-
kurator harus memahami tugasnya dan tidak beresan atas harta pailit, meskipun terhadap-
hanya sekedar bagaimana menyelamatkan nya diajukan kasasi atau kasasi atau
harta pailit yang berhasil dikumpulkan untuk peninjauan kembali (Pasal 16 ayat (1) Undang
kemudian dibagikan kepada para Kreditor Undang No. 37 Tahun 2004). Dan segala
namun sedapat mungkin meningkatkan nilai tindakan yang dilakukan oleh Kurator tetap
harta pailit. Oleh karenanya seorang kurator sah dan mengikat meskipun pailitnya
harus menguasai dan mempunyai kemampuan dibatalkan olewh Kasasi maupun Peninjauan
dalam hal : Kembali (Pasal 16 ayat (2) UU No. 37 Tahun
1. penguasaan hukum perdata yang memadai; 2004).
2. penguasaan hukum kepailitan; Kurator yang ditunjuk dalam putusan
3. penguasaan manajemen (dalam hal Debitor pernyataan pailit adalah Kurator yang diminta
pailit merupakan suatu perusahaan yang oleh Debitor, Kreditor atau pihak yang
masih dapat diselamatkan kegiatan mengajukan permohonan pailit. Akan tetapi,
usahanya); apabila tidak ada permintaan tersebut, maka
4. penguasaan dasar mengenai keuangan. Balai harta Peninggalan (BPH) akan bertindak
sebagai Kurator (Pasal 15 ayat (2) Undang
Peran, Tugas dan Tanggung Jawab Undang No. 37 Tahun 2004 yang berbunyi,
Kurator dalam Pemberesan Harta Pailit “Dalam hal Debitor, Kreditor atau pihak yang
Kurator menurut ketentuan Pasal 1 ayat berwenang mengajukan permohonan
(5) Undang Undang No. 37 Tahun 2004 adalah pernyataan pailit ... tidak mengajukan usul
Balai Harta Peninggalan atau orang pengangkatan Kurator kepada pengadilan,
perorangan yang diangkat oleh pengadilan maka Balai Harta Peninggalan diangkat
(dalam hal ini adalah Pengadilan Niaga) untuk sebagai Kurator.” Berdasarkan ketentuan
mengurus dan membereskan harta Debitor tersebut, Kurator atas harta pailit Debitor tidak
pailit di bawah pengawasan hakim Pengawas dimonopoli oleh Balai Harta Peninggalan,
sesuai dengan undang-undang ini. tetapi dapat juga dilakukan oleh Kurator lain
yang dikenal dengan Kurator swasta, baik yang
Penunjukan dan Pengangkatan Kurator berupa perorangan maupun persekutuan
Kurator diangkat oleh Pengadilan perdata yang telah terdaftar di Departemen
bersamaan dengan putusan permohonan Kehakiman.
pernyataan pailit sebagaimana ketentuan Pasal Dengan demikian Kurator yang meng-
15 ayat (1) Undang Undang No. 37 Tahun 2014 urus dan membereskan harta Debitor pailit
yang berbunyi : “Dalam putusan pernyataan harus diangkat oleh Pengadilan Niaga atas
pailit harus diangkat Kurator dan seorang permohonan Debitor atau Kreditor. Dalam hal
Hakim Pengawas yang ditunjuk dari Hakim demikian, dapatkah Pengadilan Niaga
Pengadilan.” mengangkat pihak lain sebagai Kurator bukan
Berdasarkan ketentuan tersebut, selain dari Kurator yang diusulkan oleh Debitor dan
Kurator, diangkat juga Hakim Pengawas. Kreditor? dalam hal ini Undang Undang
Hakim Pengawas diangkat dalam rangka Kepailitan tidak memberikan ketentuan tegas
Kepailitan dan PKPU (Pasal 1 ayat (8) Undang yang melarang atau membolehkan hal tersebut.

Lex Jurnalica Volume 14 Nomor 3, Desember 2017 125


Kedudukan Kurator sebagai Pengampu Debitor Pailit, Peran, Tugas dan Tanggung Jawabnya dalam Pengurusan dan Pemberesan
Harta Pailit
Pertimbangan yang mungkin mendasari tidak Berdasarkan ketentuan tersebut Pasal 71 ayat
diangkatnya Kurator yang diajukan oleh (1) tersebut, maka keputusan untuk
Debitor atau Kreditor adalah : mengganti/mengangkat Kurator adalah
1. Untuk menghindari KKN antara Hakim dan wewenang Hakim, namun sebagai Hakim yang
Kurator yang diangkat oleh Hakim; bijak sebaiknya harus mem-pertimbangkan
2. Menghindari Pengadilan dicerca apabila dengan cermat dan tepat serta rasional atas
Kurator yang ditunjuk, dalam menjalankan permohonan Kurator/ Kurator lainnya/ Hakim
tugasnya tidak independen atau bertindak Pengawas/ Debitor lainnya untuk
tidak dengan itikad baik (Adrian Sutedi, pengangkatan/ penggantian Kurator tersebut.
2009). Sedangkan dalam Pasal 71 ayat (2)
Merujuk pada ketentuan Pasal 15 ayat (1) Undang undang No. 37 tahun 2004, pengadilan
jo Pasal 70 ayat (1) Undang Undang No. 37 harus mengangkat atau memberhentikan
Tahun 2004, Kurator adalah Kurator atas permohonan atau usul Kreditor
1. Balai Harta Peninggalan Konskuren berdasarkan putusan rapat
Balai Harta Peninggalan adalah suatu badan Kreditor yang diselenggarakan sebagaimana
khusus dari Departemen Kehakiman dimaksud dalam Pasal 90, dengan persyaratan
(bertanggung jawab untuk masalah putusan tersebut diambil berdasarkan suara
mengenai pengampuan) (Jerry Hoff : 65). setuju lebih dari ½ (satu perdua) jumlah
Balai Harta Peninggalan bertindak melalui Kreditor konkuren atau kuasanya yang hadir
Kantor perwakilan-nya yang terletak dalam dalam rapat dan yang mewakili lebih dari ½
yurisdiksi pengadilan yang telah (satu perdua) jumlah piutang Kreditor
menyatakan Debitor pailit. Pada saat ini konkuren atau kuasanya yang hadir dalam
terdapat 5 lokasi Balai Harta Peninggalan, rapat tersebut.
yaitu Jakarta, Medan, Semarang, Surabaya Rapat Kreditor yang dimaksud di atas
dan Makasar. menurut Pasal 90 Undang Undang No. 37
2. Kurator lain tahun 2004 dapat diadakan jika, :
Kurator lain sering diistilahkan dengan 1. Diwajibkan oleh undang-undang;
Kurator Swasta. Yang dimaksud dengan 2. Hakim Pengawasmenganggap perlu;
Kurator lainnya sebagaimana Pasal 70 ayat 3. Diminta oleh panitia Kreditor berdasarkan
(2) Undang Undang No. 37 Tahun 2004 alasan kuat; dan
adalah 4. Diminta oleh paling sedikit lima orang
a. Orang perseorangan yang berdomisili di Kreditor yang mewakili seperlima piutang
Indonesia, yang memiliki keahlian yang telah diakui atau diterima dengan
khusus yang dibutuhkan dalam rangka syarat.
mengurus dan/atau membereskan harta Kurator juga dapat mengundurkan diri
pailit; sebagai Kurator, yang untuk untuk itu harus
b. Terdaftar pada kementeriannya yang menyatakan pengunduran diri secara tertulis
lingkup tugas tanggung jawabnya di kepada Pengadilan dengan tembusan kepada
bidang hukum dan peraturan perundang- Hakim Pengawas, Panitia Kreditor atau
undangan. Kurator lain (jika ada). Apabila Kurator yang
Terhadap pengangkatan Kurator ini, mengundur-kan diri tersebut belum
menurut Pasal 71 ayat (1) Undang Undang No. menyelesaikan tugasnya sebagai Kurator, maka
37 Tahun 2004, Pengadilan setiap waktu dapat menurut Standar Kode Etik Profesi Kurator
mengabulkan usul penggatian Kurator, setelah dan Pengurus, Kurator tersebut wajib :
memanggil dan mendengar Kurator, dan a) Menyerahkan seluruh berkas-berkas dan
mengangkat Kurator lain dan/atau dokumen, termasuk laporan-laporan dan
mengangkat Kurator tambahan, atas : kertas kerja Kurator yang berhubungan
1. Permohonan Kurator sendiri; dengan penugasan kepada Kurator
2. Permohonan Kurator lainnya; Pengganti dalam waktu 2 X 24 jam;
3. Usul Hakim Pengawas; b) Memberikan keterangan selengkapnya
4. Permintaan Debitor pailit. sehubungan dengan penugasa tersebut
khususnya mengenai hal-hal yang bersifat

Lex Jurnalica Volume 14 Nomor 3, Desember 2017 126


Kedudukan Kurator sebagai Pengampu Debitor Pailit, Peran, Tugas dan Tanggung Jawabnya dalam Pengurusan dan Pemberesan
Harta Pailit
material serta diperkirakan dapat diselenggarakan oleh Asosiasi Kurator
memberikan landasan bagi Kurator dan Pengurus Indonesia.
pengganti untuk memahami permasalahan b. Persekutuan Perdata. Salah satu rekan
dalam penugasan tersebut. atau partner dalam persekutuan tersebut,
Dalam hal ini Kurator terdahulu wajib harus berdomisili di Indonesia dan
membuat laporan pertanggungjawaban atas memiliki tanda lulus ujian yang
penugasannya dan menyerahkan salinan diselenggarakan oleh Asosiasi Kurator
laporan tersebut kepada Kurator Pengganti. dan Pengurus Indonesia.
2) Mengajukan permohonan pendaftaran
Persyaratan menjadi Kurator secara tertulis sebagai Kurator dan Pengurus
Menurut ketentuan Pasal 15 ayat (3) kepada Direktur Jendral Hukum dan
Undang Undang No. 37 Tahun 2004, Kurator Perundang-Undangan dengan cara mengisi
yang diangkat harus independen, tidak formulir yang telah disediakan, dengan
mempunyai benturan kepentingan dengan dilampiri :
Debitor dan Kreditor...” Mengenai hal ini a. fotocopi Kartu Tanda Penduduk atau
penjelasan Pasal tersebut menyatakan, yang paspor yang masih berlaku bagi
dimaksud dengan independen dan tidak perorangan atau keterangan domisili bagi
mempunyai benturan kepentingan adalah persekutuan perdata.
bahwa kelangsungan keberadaan Kurator tidak b. fotocopi NPWP.
tergantung pada Debitor atau Kreditor, dan c. fotocopi Surat Tanda Lulus Ujian Kurator
Kurator tidak memiliki kepentingan ekonomis dan Pengurus.
yang sama dengan kepentinagn ekonomis d. fotocopi Surat Tanda Keanggotaan
Debitor atau Kreditor. Asosiasi Kurator dan Pengurus (AKPI).
Menurut Kode Etik Profesi Asosiasi e. surat pernyataan perkara yang
Kurator dan Pengurus, benturan kepentingan menyatakan :
adalah keterkaitan antara Kurator atau (i) bersedia membuka rekening di bank
Pengurus dengan Debitor, Kreditur dan/atau untuk setiap kepailitan;
pihak lain yang dapat menghalangi (ii) tidak pernah dinyatakan pailit;
pelaksanaan tugasnya dengan penuh tanggung (iii) tidak pernah menjadi anggota
jawab sesuai peraturan perundang-undangan direksi atau komisaris yang
yang berlaku. Hal ini bertujuan agar tercapai dinyatakan bersalah karena
kinerja yang maksimal sebagai Kurator. menyebabkan suatu perseroan
Oleh karenanya apabila ditunjuk sebagai dinyatakan pailit;
Kurator, seorang Kurator harus memeriksa (iv) tidak pernah menjalani pidana
kemungkinan adanya benturan kepentingan. karena melakukan tindak pidana
Kurator membuat pernyataan penerimaan yang ancaman pidananya lebih dari
penugasan yang menyatakan dan menegaskan lima tahun.
bahwa ia tidak memiliki benturan kepentingan Selanjutnya terdapat persyaratan
dan memasukannya dalam kertas kerja. pembatasan penanganan perkara, dimana
Selain independensi dan tidak adanya walaupun kurator yang akan ditunjuk dan
benturan kepentingan, terdapat beberapa ditetapkan oleh Pengadilan Niaga adalah atas
persyaratan yang harus dipenuhi untuk dasar usulan dari pemohon, akan tetapi
menjadi Kurator, sebagaimana ketentuan ketentuan undang-undang membatasi bahwa
Peraturan Menteri Kehakiman RI No. seorang kurator hanya dapat menangani
M.08.10.05.10 Tahun 1998 tentang Tata Cara kepailitan maksimal 3 (tiga) kasus dalam waktu
dan Persyaratan Pendaftaran Kurator dan yang berjalan sebagaimana ketentuan Pasal 15
Pengurus yang diberlakukan pada tanggal 22 ayat (3) Undang Undang No. 37 Tahun 2004
September 1998, yaitu : yang berbunyi, “Kurator yang diangkat...harus
1) Persyaratan untuk didaftar sebagai Kurator independen, tidak mempunyai benturan
dan Pengurus : kepentingan dengan Debitor atau Kreditor dan
a. Perorangan : berdomisili di Indonesia dan tidak sedang menangani perkara kepailitan dan
memiliki Surat Tanda Lulus Ujian yang penundaan kewajiban pembayaran utang lebih

Lex Jurnalica Volume 14 Nomor 3, Desember 2017 127


Kedudukan Kurator sebagai Pengampu Debitor Pailit, Peran, Tugas dan Tanggung Jawabnya dalam Pengurusan dan Pemberesan
Harta Pailit
dari 3 (tiga) perkara.” Filosofi yuridis atas dengan persetujuan Hakim Pengawas (Pasal
ketentuan tersebut adalah agar kurator terfokus 99 ayat (1));
pada kasus yang ditanganinya, disamping 4. Segera melaksanakan inventarisasi atas
adanya maksud pemerataan penanganan seluruh budel pailit (Pasal 100 ayat (1));
kepailitan di antara para kurator tersebut. 5. Dengan persetujuan, dapat melanjutkan
usaha Debitor pailit (Pasal 104 ayat (1));
Tugas dan Wenang Kurator 6. Bertindak untuk dan atas nama Debitor
Menurut Pasal 69 UU No. 37 Tahun 2004, pailit dalam menangani perkara-perkara
tugas Kurator adalah melakukan pengurusan yang melibatkan Debitor pailit, baik dari
dan/atau pemberesan harta pailit. Untuk kreditur, ataupun dari Debitor dan Debitor
melaksanakan tugas dan kewenangan, seorang pailit (Pasal 27& pasal 28);
Kurator perlu untuk memilah kewenangan 7. Mempunyai hak (dengan persetujuan
yang dimilikinya berdasarkan undang-undang, Hakim Pengawas) untuk mendapatkan
yaitu: pinjaman, dalam rangka meningkatkan
1. Kewenangan yang dapat dilaksanakan harta pailit (Pasal 69 ayat (3));
tanpa diperlukan persetujuan dari instansi 8. Melaporkan kondisi Debitor dan budel pailit
atau pihak lain, dan dan pelaksanaan tugas dan kewajibannya
2. Kewenangan yang dapat dilaksanakan sebagai kurator setiap 3 (tiga) bulan (Pasal
setelah memperoleh persetujuan dari pihak 74 ayat (1)).
lain yang dalam hal ini adalah Hakim Tugas Kurator dapat dibagi dalam tahap
Pengawas. pengurusan dan tahap pemberesan :
Dengan tugas dan kewenangan yang
dimilikinya, seorang Kurator harus mempu- Tahap Pengurusan
nyai kemampuan dan integritas yang mema- Tahap pengurusan pailit adalah jangka
dai. Dari segi kemampuan, ia harus menguasai waktu sejak Debitor dinyatakan pailit sampai
hukum perdata, hukum kepailitan, penguasaan dengan Debitor mengajukan rencana
manajemen dan penguasaan dasar keuangan. perdamaian, dimana perdamaian diterima oleh
Hal ini karena seorang Kurator tidak hanya Kreditor dan dihomologasi oleh Majelis Hakim
bertugas menyelamatkan harta pailit yang yang mengakibatkan kepailitan di angkat.
berhasil dikumpulkan, tapi lebih jauh yaitu Dalam tahap ini Kurator harus melakukan
sedapat mungkin bisa meningkatkan nilai harta tindakan (Imran Nating : 72-73):
pailit tersebut. Dari segi integritas, seorang a. Mendata, melakukan verifikasi atas
Kurator harus mempunyai integritas yang kewajiban Debitor pailit, khususnya
berpedoman kepada kebenaran dan keadilan mengenai verifikasi dari kewajiban Debitor
serta keharusan untuk mentaati standar pailit, perlu ketelitian dari Kurator. Debitor
profesi dan etika, yaitu bersikap jujur dan pailit dan Kreditor harus sama-sama
dapat dipercaya serta tidak mengorbankan didengar untuk dapat menentukan status,
kepercayaan publik demi kepentingan pribadi. jumlah dan keabsahan utang piutang antara
Secara umum tugas Kurator adalah Debitor pailit dengan para Kreditornya.
meliputi : b. Mendata, melakukan penelitian aset Debitor
1. Mengambil alih hak Debitor pailit dan pailit termasuk tagihan-tagihan yang
mengatur dan/atau melikuidasi Debitor dimiliki Debitor pailit sehingga dapat
pailit dan pemberesan harta pailit (Pasal 69 ditentukan langskah-langkah yang harus
ayat (1)); diambil oleh Kurator untuk menguangkan
2. Melakukan pengawasan terhadap budel tagihan-tagihan dimaksud.
pailit dengan segala cara yang dianggap Undang Undang No. 37 Tahun 2004
perlu dan segera mengambil alih atas menentukan tugas Kurator dalam tahap
seluruh dokumen-dokumen, uang, Pengurusan (Imran Nating :73-83), adalah :
perhiasan, saham, dan surat berharga a. Kurator yang ditunjuk untuk tugas khusus
lainnya (Pasal 98); berdasarkan putusan pernyataan pailit,
3. Dengan alasan untuk melindungi budel berwenang untuk bertindak sendiri sebatas
pailit, maka budel pailit dapat disegel/ sita tugasnya.

Lex Jurnalica Volume 14 Nomor 3, Desember 2017 128


Kedudukan Kurator sebagai Pengampu Debitor Pailit, Peran, Tugas dan Tanggung Jawabnya dalam Pengurusan dan Pemberesan
Harta Pailit
b. Dalam waktu 5 hari sejak tanggal putusan 2. Pencatatan boleh dibuat di bawah tangan
pernyataan pailit diucapkan, Kurator harus oleh Kurator dengan persetujuan Hakim
mengu-mumkan dalam Berita Negara RI Pengawas (Pasal 100 ayat (2));
serta sekurang-kurangnya dua Surat Kabar 3. Pada saat pembuatan pencatatan tersebut,
Harian yang ditetapkan oleh Hakim para anggota panitia Kreditor sementara
Pengawas. berhak untuk hadir (Pasal 100 ayat (3));
c. Kurator bertugas melakukan koordinasi 4. Setelah pencatatan dibuat, Kurator harus
dengan Para Kreditor dengan : memulai pembuatan suatu daftar yang
1. Menerima nasihat dari panitia menyatakan sifat dan jumlah piutang-
sementara para Kreditor selama belum piutang dan utang-utang harta pailit,
ditetapkan panitia Kreditor secara tetap nama-nama dan tempat tinggal Kreditor,
(Pasal 79 ayat (1)); beserta jumlah piutang masing-masing
2. Memberikan segala keterangan yang (Pasal 102);
diminta oleh panitia (Pasal 81); 5. Semua pencatatan tersebut di atas, oleh
3. Mengadakan rapat untuk meminta Kurator harus diletakkan di Kepaniteraan
nasihat dari panitia kreditor (Pasal 82); Pengadilan, untuk dengan cuma-cuma
4. Meminta nasihat panitia sebelum dilihat oleh siapa saja yang menghen-
memajukan suatu gugatan atau dakinya (Pasal 103);
meneruskan perkara yang sedang 6. Dalam melaksanakan pencatatan harta
berlangsung (Pasal 83 ayat (1); pailit, Kurator harus memerhatikan
5. Menangguhkan pelaksanaan perbuatan bukan saja harta tetap berwujud, tetapi
yang direncanakan dalam hal terjadi juga harta kekayaan Debitor pailit yang
perbedaan pendapat dengan panitia tidak berwujud, seperti surat-surat
Kreditor (Pasal 84 ayat (4)); berharga dan tagihan-tagihan.
6. Menghadiri rapat-rapat Kreditor (Pasal e. Kurator bertugas mengamankan kekayaan
85 ayat (2)); milik Debitor pailit dengan melakukan :
7. Menerima rencana penyelenggaraan 1. Kurator menangguhkan hak eksekusi
rapat Kreditor pertama yang diseleng- Kreditor dan pihak ketiga untuk
garakan paling lambat tiga puluh hari menuntut hartanya yang berada dalam
sejak tanggal putusan pailit (Pasal 86); penguasaan Debitor pailit atau Kurator,
8. Memberitahukan rencana penyeleng- untuk waktu 90 hari sejak pernyataan
garaan rapat Kreditor pertama kepada pailit (Pasal 56 ayat (1) jo Pasal 55 ayat
para Kreditor paling lambat hari kelima (1));
setelah putusan pernyataan pailit (Pasal 2. Kurator membebaskan barang yang
86 ayat (3); menjadi agunan dengan membayar pada
9. Menerima pemberitahuan dari para Kreditor (Pasal 59 ayat (3));
Kreditor bahwa mereka telah mengang- 3. Segera sejak mulai pengangkatannya,
kat seorang kuasa dalam rapat Kurator harus dengan segala upaya yang
kepailitan (Pasal 89); perlu dan patut harus mengusahakan
10.Memanggil para Kreditor yang keselamatan harta pailit. Seketika harus
mempunyai hak suara dengan iklan, diambilnya untuk disimpan segala surat-
untuk menghadiri rapat yang diten- surat, uang-uang, barang-barang perhia-
tukan oleh Hakim Pengawas (Pasal 86 san, efek-efek dan lain-lain surat berharga
ayat (3). dengan memberikan tanda penerimaan
d. Kurator bertugas melakukan pencatatan / (Pasal 98);
inventarisasi harta pailit: 4. Kurator dalam rangka pengamanan harta
1. Paling lambat dua hari setelah Kurator pailit, meminta kepada Hakim Pengawas
menerima surat putusan untuk menyegel harta pailit. Penyegelan
pengangkatannya, Kurator harus oleh Juru Sita (Pasal 99);
membuat pencatatan harta pailit; 5. Kurator harus menyimpan sendiri semua
uang, barang perhiasan, efek-efek dan
surat berharga lainnya. Khusus mengenai

Lex Jurnalica Volume 14 Nomor 3, Desember 2017 129


Kedudukan Kurator sebagai Pengampu Debitor Pailit, Peran, Tugas dan Tanggung Jawabnya dalam Pengurusan dan Pemberesan
Harta Pailit
uang tunai, jika tidak diperlukan untuk 5. Menghentikan hubungan kerja dengan
pengurusan, Kurator wajib para buruh yang bekerja pada Debitor
menyimpannya di bank untuk pailit (Pasal 39);
kepentingan harta pailit (Pasal 108); h. Kurator bertugas melakukan pencocokan
6. Kurator mengembalikan ke dalam harta utang dengan :
pailit terhadap barang yang dilakukan 1. Memberitahukan batas akhir pengajuan
hak penahanan oleh Kreditor (Pasal 185 tagihan dan rapat Kreditor pencocokan
ayat (4)); utang yang ditetapkan Hakim Pengawas,
f. Kurator bertugas melakukan tindakan dengan surat dan iklan (Pasal 114);
hukum ke pengadilan, dengan melakukan: 2. Menerima pengajuan segala piutang
1. Untuk menghadap di muka pengadilan, yang disertai dengan bukti dari para
Kurator harus terlebih dahulu mendapat Kreditor (Pasal 115 ayat (1);
izin dari Hakim Pengawas, kecuali 3. Mencocokkan perhitungan-perhitungan
menyangkut sengketa pencocokan piutang yang dimasukkan Kreditor,
piutang atau dalam hal yang diatur dengan catatan dan keterangan Debitor
dalam Pasal 36, 38, 39, dan Pasal 59 ayat pailit (Pasal 116);
(3)); 4. Memasukan utang yang diakui dan
2. Kurator mengajukan tuntutan hukum dibantah dalam suatu daftar yang
atau dituntut atas harta kekayaan Debitor terpisah (Pasal 117);
(Pasal 26 ayat (1)); 5. Membubuhkan catatan terhadap setiap
3. Kurator menerima panggilan untuk piutang, dengan pendapat apakah
mengambil alih perkara dan mohon agar piutang piutang tersebut diistimewakan
debitor dikeluarkan dari perkara (Pasal atau dijamin dengan hak tanggungan
28): (Pasal 118 ayat (1));
4. Ditarik dalam persengketaan, atas suatu 6. Memasukkan piutang yang dibantah
tuntutan hukum yang dimajukan serta alasannya dalam daftar piutang
terhadap Debitor pailit (Pasal 28); yang diakui sementara atas piutang
5. Kurator memajukan tuntutan hukum dengan hak didahulukan atau adanya
untuk membatalkan perbuatan hukum hak retensi (Pasal 118 ayat (2));
yang dilakukan Debitor, yang diatur 7. Meletakkan salinan dari masing-masing
dalam Pasal 41 s/d 46 (Pasal 47 ayat (1)); daftar piutang di Kepaniteraan
6. Kurator menuntut kepada pemegang Hak Pengadilan Niaga selama 7 hari sebelum
Tanggungan agar menyerahkan hasil hari pencocokan piutang (pasal 119);
penjualan barang agunan (Pasal 60 ayat 8. Memberitahukan dengan surat tentang
(2)); peletakan daftar piutang kepada Kreditor
7. Kurator mengajukan permohonan kasasi yang dikenal (Pasal 120);
atas putusan perlawanan terhadap daftar 9. Membuat daftar piutang yang diakui
pembagian (Pasal 196); sementara dan yang ditolak (Pasal 117));
g. Kurator bertugas meneruskan atau 10. Menarik kembali daftar piutang
menghentikan hubungan hukum yang telah sementara yang diakui dan di bantah
dilakukan oleh Debitor pailit dengan : (Pasal 124 ayat (3));
1. Memberikan kepastian tentang 11.Menerima dengan syarat atas piutang
kelanjutan pelaksanaan perjanjian timbal yang dimintakan dengan penyumpahan
balik (Pasal 36 ayat (1)); (Pasal 126 ayat (3));
2. Menerima tuntutan ganti rugi dari 12.Menuntut pembatalan pengakuan
Kreditor (Pasal 36 ayat (3)); piutang atas alasan adanya penipuan
3. Memberikan jaminan atas kesanggupan (Pasal 126 ayat (5));
melanjutkan perjanjian atas permintaan 13.Memberikan laporan tentang keadaan
pihak yang mengadakan perjanjian harta pailit, setelah berakhirnya
dengan Debitor (Pasal 36 ayat (4)); pencocokan piutang dan meletakkannya
4. Menghentikan sewa menyewa (Pasal 38); di Kepaniteraan pengadilan dan
salinannya di kantornya (Pasal 143);

Lex Jurnalica Volume 14 Nomor 3, Desember 2017 130


Kedudukan Kurator sebagai Pengampu Debitor Pailit, Peran, Tugas dan Tanggung Jawabnya dalam Pengurusan dan Pemberesan
Harta Pailit
14.Menerima perlawanan Kreditor yang 6. Membuka semua surat dan telegram
piutangnya belum dicocokkan (Pasal yang dialamatkan kepada Debitor pailit
195 ayat (1)); (Pasal 105 ayat (1));
i. Kurator bertugas melakukan perdamaian, 7. Menerima semua surat pengaduan dan
dengan : keberatan yang berkaitan dengan harta
1. Mengumumkan perdamaian dalam pailit (Pasal 105 ayat (4));
Berita Negara dan paling sedikit dua 8. Memberi sejumlah uang kepada
surat kabar harian; Debitor pailit, untuk biaya hidup
2. Memberikan pendapat tertulis atas Debitor pailit dan keluarganya,
rencana perdamaian yang diajukan sejumlah yang telah ditetapkan Hakim
Debitor pailit (Pasal 146); Pengawas (Pasal 106);
3. Melakukan perhitungan tanggung 9. Atas persetujuan Hakim Pengawas,
jawab kepada Debitor pailit di hadapan untuk menutupi ongkos kepailitan,
Hakim Pengawas setelah pengesahan Kurator dapat mengalihkan harta pailit
perdamaian memperoleh kekuatan (Pasal 107 ayat (1);
hukum tetap (Pasal 167 ayat (1)); 10.Meminta kepada Hakim Pengawas
4. Mengembalikan semua barang, uang, untuk menghentikan pelanjutan
buku-buku dan surat-surat yang perusahaan (Pasal 183).
termasuk harta pailit kepada Debitor
pailit jika terjadi perdamaian (Pasal 167 Tahap Pemberesan
ayat (2)); Pembagian asset-asset kepada para
5. Melunasi/memenuhi persetujuan Kreditor merupakan tahap akhir dalam suatu
damain jika Debitor tidak proses kepailitan. Dalam tahap pemberesan ini
memenuhinya, dari harta pailit (Pasal Kurator memulai melakukan pemberesan harta
168 ayat (3)); pailit setelah harta pailit dalam keadaan tidak
6. Menyediakan suatu jumlah cadangan mampu membayar dan usaha Debitor
dari harta pailit yang dapat dituntut dihentikan (insolvensi). Kurator menentukan
berdasarkan hak istimewa (Pasal 169); cara pemberesan harta pailit dengan selalu
7. Memberitahukan dan mengumumkan memerhatikan nilai terbaik pada waktu
putusan yang membatalkan pemberesan. Pemberesan dapat dilakukan
perdamaian. sebagai satu atau lebih kesatuan usaha (going
j. Kurator bertugas melanjutkan usaha concern) atau atas masing-masing harta pailit.
Debitor pailit dengan : Kurator melakukan pemberesan dengan
1. Mengusulkan agar perusahaan Debitor penjualan di muka umum atau apabila di
dilanjutkan (Pasal 179 ayat (1); bawah tangan dilakukan dengan persetujuan
2. Meminta kepada Hakim Pengawas Hakim Pengawas. Dalam melaksanakan
untuk menunda pembicaraan dan penjualan harta Debitor pailit Kurator harus
pemutusan tentang usul melanjutkan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
perusahaan (Pasal 179 ayat (3); 1. Harus menjual untuk harga paling tinggi.
3. Memberitahukan kepada Kreditor yang 2. Harus memutuskan apakah harta tertentu
tidak hadir dalam rapat, tentang harus dijual segera dan harta yang lain
rencana melanjutkan usaha Debitor harus disimpan terlebih dahulu karena
pailit (pasal 179 ayat (4); nilainya akan meningkat di kemudian hari.
4. Meminta kepada majelis hakim untuk 3. Harus kreatif dalam mendapatkan nilai
sekali lagi menyatakan usul untuk tertinggi atas harta Debitor pailit.
melanjutkan usaha tersebut diterima Kurator dalam melaksanakan
atau ditolak (Pasal 182); pemberesan harta pailit memiliki tugas dan
5. Melanjutkan usaha Debitor yang kewenangan sebagai berikut :
dinyatakan pailit atas persetujuan 1. Setelah kepailitan dinyatakan dibuka
panitia Kreditor sementara atau Hakim kembali, Kurator harus seketika memulai
pengawas (Pasal 104 ayat (1)); pemberesan harta pailit

Lex Jurnalica Volume 14 Nomor 3, Desember 2017 131


Kedudukan Kurator sebagai Pengampu Debitor Pailit, Peran, Tugas dan Tanggung Jawabnya dalam Pengurusan dan Pemberesan
Harta Pailit
2. Memulai pemberesan dan menjual harta 6. melaksanakan pembagian yang telah
pailit tanpa perlu memperoleh persetujuan ditetapkan, setelah berakhirnya jangka
atau bantuan Debitor. waktu untuk melihat surat-surat dan telah
3. Memutuskan tindakan apa yang akan diucapkannya putusan atas perlawanan.
dilakukan terhadap benda yang tidak lekas 7. Bahwa setelah dibayarkannya jumlah
atau sama sekali tidak dapat dibereskan. penuh piutang kepada Kreditor yang telah
4. Menggunakan jasa bantuan Debitor pailit dicocokkan piutangnya dan daftar
guna keperluan pemberesan harta pailit pembagian telah mempunyai kekuatan
dengan memberikan upah. hukum tetap, maka berakhirlah kepailitan.
Setelah pemberesan dilakukan, Kurator Dan kemudian Kurator harus memberikan
membagikan hasil pemberesan harta pailit perhitungan pertanggung jawaban tentang
kepada Kreditor sesuai dengan daftar pengurusan yang telah dilakukannya
pembagian. Bila menurut Hakim Pengawas kepada Hakim Pengawas. Laporan
tersedia cukup uang tunai, maka Hakim tersebut sekurangnya berisi :
Pengawas memerintahkan suatu pembagian a. hasil uraian/catatan penguraian harta
kepada Kreditor yang piutangnya telah pailit yang memuat seluruh,
mendapat pencocokan. Dalam hal ini Kurator 1. rekening bank dan rekening
tidak perlu menunggu sampai harta pailit habis korannya;
dijual. Terhadap setiap pembagian hasil 2. surat berharga atas bawa dan atas
pemberesan harta pailit, Kurator harus nama, dan logam/batu mulia;
menyusun suatu daftar pembagian yang harus 3. benda tidak bergerak milik Debitor
disetujui oleh Hakim Pengawas yang di pailit;
dalamnya memuat uraian mengenai : 4. benda bergerak; dan
1. Penerimaan dan pengeluaran (termasuk 5. harta kekayaan lain dari Debitor.
imbalan jasa Kurator); b. daftar utang harta pailit, yang telah
2. Nama-nama para Kreditor; diterima atau sementara diterima
3. Jumlah yang dicocokkan dari setiap beserta analisis singat penerimaan atau
piutang; penolakan tagihan tersebut;
4. Bagian atau persentase yang harus diterima c. analisis kelangsungan usaha Debitor;
Kreditor untuk setiap piutang tersebut. d. daftar pembagian, yang setidaknya
Dalam melakukan pembagian harta memuat daftar uraian :
pailit, Kurator memiliki tugas dan kewenangan 1. penerimaan-penerimaan; dan
sebagai berikut : 2. pengeluaran-pengeluaran, termasuk
1. menyusun daftar pembagian yang memuat imbalan jasa Kurator, nama-nama
pertelaan tentang penerimaan dan para Kreditor, jumlah yang
pengeluaran, nama-nama Kreditor dan dicocokkan dari tiap-tiap piutang
jumlah piutang yang telah dicocokkan atas dan pembagian yang harus diterima
persetujuan Hakim Pengawas. untuk tiap-tiap piutang tersebut.
2. meletakan daftar pembagian yang telah e. daftar uraian dan bantahan/
disetujui oleh Hakim Pengawas di kantor perlawanan atas daftar pembagian
Kurator agar dapat dilihat oleh para tersebut;
Kreditor. f. daftar pembagian penutup, yaitu daftar
3. tentang peletakan surat-surat pembagian pembagian yang telah memiliki
tenggang waktu Kurator harus kekuatan hukum tetap dan seluruh
mengumumkan di surat kabar. bukti pembayaran yang telah dilakukan
4. menerima penetapan Hakim Pengawas, Kurator berdasarkan daftar pembagian
perihal hari untuk memeriksa perlawanan penutup (Imran Nating : 88-80).
terhadap daftar pembagian di kantor Kurator mempunyai wewenang penuh
Kurator. untuk melaksanakan tugasnya, namun untuk
5. menyampaikan alasan-alasan tentang hal-hal tertentu harus memperoleh persetujuan
penetapan daftar pembagian dalam sidang tertulis dari Hakim Pengawas karena Hakim
yang terbuka untuk umum. Pengawas adalah mitra dari Kurator dalam

Lex Jurnalica Volume 14 Nomor 3, Desember 2017 132


Kedudukan Kurator sebagai Pengampu Debitor Pailit, Peran, Tugas dan Tanggung Jawabnya dalam Pengurusan dan Pemberesan
Harta Pailit
kepailitan. Kurator dalam melaksanakan Kesimpulan
pemberesan harta pailit memiliki tugas dan Berdasarkan pembahasan di atas, maka
kewenangan di antaranya : dapat diperoleh kesimpulan, sebagai berikut :
a. Setelah kepailitan dinyatakan dibuka kembali, Pengampuan dalam kepailitan bertujuan
Kurator harus seketika memulai pemberesan untuk menjamin adanya suatu proses
harta pailit (Pasal 175 ): pemenuhan kewajiban dan/atau pembagian
b. Memulai pemberesan dan menjual harta pailit, harta kekayaan debitor yang dinyatakan pailit
tanpa perlu memperoleh persetujuan atau kepada para kreditornya karena dengan
bantuan Debitor. (Pasal 184); dinyatakan pailit, debitor demi hukum
c. Memutuskan tindakan apa yang akan kehilangan hak untuk mengurus hartanya.
dilakukan terhadap benda yang tidak lekas Sehingga kedudukan kurator sebagai
atau sama sekali tidak dapat dibereskan. pengampu dalam proses kepailitan adalah
(Pasal 185); sebagai satu-satunya pihak yang menangani
d. Menggunakan jasa bantuan Debitor pailit seluruh kegiatan pemberesan termasuk
guna keperluan pemberesan harta pailit, pengurusan harta pailit serta penyelesaian
dengan memberikan upah. (Pasal 186); hubungan hukum antara Debitor pailit dengan
para Kreditornya dan ini kurator-lah yang
Tanggung Jawab Kurator : memegang peranan utama dalam mengurus
Dalam menjalankan tugasnya, Kurator dan membereskan harta pailit.
tidak sekedar menyelamatkan harta pailit yang Peran, tugas dan tanggung jawab kurator
berhasil dikumpulkan untuk kemudian dalam pengurusan dan pemberesan harta
dibagikan kepada para Kreditor, tetapi sedapat pailit adalah :
mungkin bisa meningkatkan nilai harta pailit 1. Pada tahap pengurusan, kurator melakukan
itu. Kurator merupakan pihak yang memegang inventaris/mendata dan melakukan
peranan dalam kepailitan, maka Kurator verifikasi kewajiban debitor dan
dengan segala daya upaya yang perlu dan melakukan inventaris/verifikasi aset
patut harus mengusahakan keselamatan harta debitor pailit dan tagihan-tagihan debitor
pailit, karena Kurator bertanggung jawab pailit serta tugas, peran dan
terhadap kesalahan atau kelalaiannya dalam tanggungjawabnya sesuai ketentuan
melaksanakan tugas pengurusan dan/atau Undang Undang.
pemberesan yang menyebabkan kerugian 2. Pada tahap pemberesan, setelah masa
terhadap harta pailit sebagaimana ketentuan insolvensi, kurator mulai melakukan
Pasal 72 Undang Undang No. 37 tahun 2004. pemberesan dan menjual harta termasuk
Kurator dapat digugat dan wajib memutuskan tindakan apa yang akan
membayar ganti kerugian apabila karenaa dilakukan terhadap benda yang tidak lekas
kelalaiannya, lebih-lebih karena kesalahannya atau sama sekali tidak dapat dibereskan dan
(dilakukan dengan sengaja) telah menyebabkan membagi hasil penjualan aset kepada para
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kreditor sesuai berdasarkan jumlah piutang
harta pailit, terutama tentunya para Kreditor dan tingkatan piutang kreditor.
konkuren yang dirugikan karen berkurangnya Saran yang dapat disampaikan untuk
harta pailit yang menyebabkan Kreditor perbaikan pelaksanaan tugas dan peran
konkuren menerima pelunasan kurang dari kurator adalah agar dilakukan pengaturan
yang seharusnya diterima. mengenai peran serta kurator dalam
Terhadap perbuatan hukum yang telah pelaksanaan hasil perdamaian dalam
dilakukan Kurator ketika putusan pernyataan kepailitan untuk menjamin terlaksananya
pailit dibatalkan Kasasi atau Peninjauan perjanjian.
Kembali, menurut ketentuan Pasal 16 UU No.
37 Tahun 2004 adalah tetap sah dan mengikat
Debitor.

Lex Jurnalica Volume 14 Nomor 3, Desember 2017 133


Kedudukan Kurator sebagai Pengampu Debitor Pailit, Peran, Tugas dan Tanggung Jawabnya dalam Pengurusan dan Pemberesan
Harta Pailit
Daftar Pustaka Jurnalica Vol. 7 No. 3 Agustus 2010, hal
Fuady, Munir. (1999). Hukum Pailit 1998: Dalam 215-223.
Teori dan Praktek. Bandung : PT Citra
Aditya Bakti. Subhan, M. Hadi. (2009). Hukum Kepailitan :
Prinsip, Norma, & Praktik Peradilan. Ed.
Hoff, Jerry. (2000). Undang Undang Kepailitan Pertama. Cet. 2. Jakarta : Kencana.
Indonesia. Penerjemah Kartini Mulyadi.Cet.
1. Jakarta : P.T. Tatanusa, Oktober. Suharti, Tutik Sri. (2012). Pengaruh Budaya
Hukum dan Fungsi Hukum dalam
HS, Salim. (2009). Pengantar Hukum Perdata Penyelesaian Sengketa Bisnis Melalui
Tertulis. Cet. Kelima. Jakarta : Sinar Pengadilan, Jurnal Hukum Lex Jurnalika
Grafika. Vol. 9 No. 2 Agustus 2012, hal. 100-116.

http://www.jurnalhukum.com/pengampuan- Sutedi, Adrian. (2009). Hukum Kepailitan. Cet.


curatele, diakses 18 Oktober 2017 : Pertama. Ciawi Bogor : Ghalia Indonesia.
17. 45 WIB.
Tumbuan, Fred B.G. (1). (2001). Pokok Pokok
Indonesia. Undang Undang tentang Kepailitan Undang Undang tentang Kepailitan
dan Penundaan Pembayaran Utang. U.U. Sebagaimana Diubah oleh Perpu No. 1/1998
No 37 Tahun 2004. L.N. No. 131 Tahun Dalam Penyelesaian Utang Piutang Melalui
2004, TBN No. 4443. Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang. Rudhy A. Lontoh. Ed.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Burgerlijk Bandung : Alumni.
Wetboek). Staatsblad Tahun 1847 Nomor
23. _____ (2). (2001). Ciri-ciri Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU) Sebagaimana
Kode Etik Asosiasi Kurator dan Pengurus Dimaksud dalam Undang-undang tentang
Indonesia, Bagian Pertama. Prinsip Etika Kepailitan (Artikel), Penyelesaian Utang
Profesi. Prinsip Pertama, Independensi dan Piutang Melalui Kepailitan atau Penundaan
Benturan Kepentingan. Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Bandung : Penerbit Alumni.
Mulyadi, Kartini. (2001). Penyelesaian Utang
Piutang Melalui Kepailitan atau PKPU. Weng, Lee A. (1998). Tinjauan Pasal Demi Pasal
Bandung : Penerbit Alumni. Fv (Faillissements - Verordening) S. 1905 No.
217 jo 1906 No. 348 Jis Perpu No. 1 Tahun
Nating, Imran. (2005). Peranan dan Tanggung 1998.
Jawab Kurator Dalam Pengurusan dan
Pemberesan Harta Pailit. ED. Revisi. Cet. 2. Yohassarie, Emmy (eds). (2005). Undang Undang
Jakarta : RajaGrafindo Persada. Kepailitan dan Perkembangannya, Jakarta:
Pusat Pengkajian Hukum.
“Sekilas Hukum Bisnis Kepailitan”,
http://widyasravishta.wordpress.com/201
2/02/19/sekilas-hukum-bisnis-kepailitan,
diakses 18 Oktober 2017 : 17.28 WIB.

Simanjuntak, PNH. (2007). Pokok Pokok Hukum


Perdata Indonesia. Cet. 3. Jakarta :
Djambatan.

Slamet, Sri Redjeki. (2010). Kepailitan Suatu


Solusi Dalam Memaksimalkan Penagihan
Piutang Kreditor. Jurnal Hukum Lex

Lex Jurnalica Volume 14 Nomor 3, Desember 2017 134

You might also like