You are on page 1of 12

P-ISSN: 1907-848X, E-ISSN: 2548-7647

Volume 13, Nomor 2, April 2019, Hal 179-190


DOI: 10.20885/komunikasi.vol13.iss2.art5

Pengaruh Intensitas Melihat Iklan di Instagram terhadap


Pengetahuan dan Perilaku Konsumtif Remaja Putri

Nia Sapma Apriliana1


Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
nia.sapma@gmail.com

Endhar Priyo Utomo


Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
endhar.priyo@gmail.com

Abstract. This research aims to know the influence of the intensity of seeing ads selling
cosmetics on instagram against level of knowledge and behavior of consumerist cosmetics
young women. The population used in this research are students of SMKN 4 Yogyakarta
aged 15 to 18 years old. This research method using Quantitative research methods of
empirical research methods by means of Surveys using a questionnaire to respondents.
The number of samples from this research is as much as 68 students from 212 class 2 and
class 3 Department of Hairstyling and Hairstyling Skin SMKN 4 Yogyakarta.And the
relevant theory used in this research is the theory of the S-R and Theory AIDDA. The
results of this research to prove that there was significant influence between the intensity
of seeing ads selling cosmetics on instagram with the level of knowledge and behavior of
consumerist cosmetics young women have done the sums between t calculate the influence
of X against the Y1 and Y2 X against influence, namely (4.899 + 2,559)/2 = 3.724 and
summation of the p value (+ 0.000 0,013)/2 = 0.006. Thus the t value obtained
synchronously (F) of 3.724 and p 0.006. With the p of 0.0006 0.05 then it means there
are < significant influence between the intensity of seeing ads selling cosmetics on
instagram with the level of knowledge and behavior of consumerist cosmetics young
women.

Keywords: advertising, consumer knowledge, consumer behavior Instagram,


social media

1
Penulis Korespondensi

Copyright @ 2019 Authors. This is an open-access article distributed under the terms of the 179
Creative Commons Attribution License. (http://creativecommons.org/licences/by-sa/4.0/)
Jurnal komunikasi, Volume 13, Nomor 2, April 2019, Hal 179-190

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas melihat iklan
penjualan kosmetik pada instagram terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku konsumen
kosmetik wanita muda. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMKN
4 Yogyakarta berusia 15 hingga 18 tahun. Metode penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitatif dengan metode penelitian empiris dengan cara Survei menggunakan
kuesioner kepada responden. Jumlah sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 68 siswa
dari 212 siswa kelas 2 dan kelas 3 Jurusan Tata Kecantikan Rambut dan Tata Kecantikan
Rambut SMKN 4 Yogyakarta. Dan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
S-R dan Teori AIDDA. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara intensitas melihat iklan penjualan kosmetik pada instagram dengan
tingkat pengetahuan dan perilaku kosmetik konsumeris wanita muda telah melakukan
penjumlahan antara t hitung pengaruh X terhadap Y1 dan Y2, yaitu (4,899 + 2,559) / 2 =
3,724 dan penjumlahan dari nilai p (+ 0,000 0,013) / 2 = 0,006. Dengan demikian nilai t
diperoleh secara sinkron (F) sebesar 3,724 dan p 0,006. Dengan p sebesar 0,0006, 0,05
maka ada pengaruh yang signifikan antara intensitas melihat iklan penjualan kosmetik
pada instagram dengan tingkat pengetahuan dan perilaku kosmetika konsumen kosmetik
wanita muda.

Kata kunci: iklan, Instagram, media sosial, pengetahuan konsumen,


perilaku konsumen

Pendahuluan Penelitian yang dilakukan We Are


Sosial dan Hootsuite terungkap bahwa
Dalam beberapa dasawarsa
masyarakat Indonesia merupakan
terakhir ini, teknologi komunikasi dan
pengguna aktif berbagai media sosial yang
informasi telah berkembang. Salah satu
ada saat ini, seperti Facebook, Twitter
bentuk perkembangan tersebut adalah
ataupun Instagram. Data We Are Social
internet. saat ini, internet sangat diminati
dan Hootsuite mencatat bahwa lebih dari
masyarakat. Dalam beberapa bidang,
130 juta orang Indonesia adalah pengguna
internet bahkan telah menjadi alat
aktif di media sosial dan rata-rata
komunikasi utama bagi sebagian besar
menghabiskan waktu 3 jam lebih untuk
masyarakat. Dengan adanya internet,
mengakses media sosial. We Are Social dan
masyarakat dapat saling terhubung satu
Hootsuite juga mengungkapkan media
dengan lainnya tanpa dibatasi ruang dan
sosial yang diminati masyarakat Indonesia
waktu.
adalah YouTube 43%, Facebook 41%,
Salah satu bentuk perkembangan WhatsApp 40%, Instagram 38%, Line
internet sebagai alat komunikasi adalah 33%, BBM 28%, Twitter 27%, Google+
hadirnya media sosial. Hadirnya media 25%, FB Messenger 24%, LinkedIn 16%,
sosial sedikit banyak memberikan Skype 15%, dan WeChat 14% (Haryanto,
pengaruh dalam berbagai aspek 2018).
kehidupan. Salah satunya dalam bidang
Dalam data lain yang dikeluarkan
bisnis. Para pelaku bisnis saat ini telah
oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
banyak yang menggunakan media sosial
Indonesia pada 2016, diketahui bahwa
sebagai media promosi untuk produk yang
sebagian besar pengguna media sosial atau
dijualnya. Alasan utama para pelaku bisnis
tepatnya sebanyak 62% memanfaatkan
menggunakan media sosial sebagai media
media sosial untuk melakukan transaksi
promosi adalah adanya fakta semakin
bisnis online (Hidayat, 2016).
tingginya tingkat pengguna media sosial
dari waktu ke waktu.

180
Nia Sapma Apriliana & Endhar Priyo Utomo, Pengaruh Intensitas Melihat Iklan
di Instagram terhadap Pengetahuan dan Perilaku Konsumtif Remaja Putri

Melihat fakta di atas, para pelaku signifikan antara tingkat intensitas


bisnis menjadi terdorong untuk seseorang mengakses sebuah iklan di
menggunakan media sosial sebagai “alat” media sosial dengan tingkat pengetahuan
untuk mengenalkan produk atau jasa yang pelanggan terhadap suatu produk yang
dijualnya dalam bentuk iklan yang ditawarkan. Iklan media sosial juga
ditayangkan di media sosial yang ada saat berpengaruh terhadap perilaku konsumtif
ini. Para pelaku bisnis mengiklankan terhadap produk yang ditawarkan
produk dan jasanya di media sosial dengan tersebut.
intensitas waktu tertentu dengan harapan
Dalam penelitian ini, dijelaskan
produk atau jasa yang ditawarkan dapat
bahwa yang dimaksud dengan intensitas
dikenal luas oleh pelanggannya. Salah satu
atau terpaan media adalah kegiatan
media sosial yang digunakan untuk
mendengar, melihat, membaca pesan yang
mengiklankan produk atau jasa yang
dilakukan oleh individu terhadap suatu
ditawarkan adalah instagram.
media. Intensitas melihat media adalah
Dalam beberapa penelitian berusaha mencari data khalayak tentang
terdahulu, disebutkan bahwa terdapat penggunaan media yang dalam penelitian
pengaruh antara intensitas seorang ini meliputi frekuensi ataupun durasi
pelanggan dalam melihat iklan di media penggunaan. Frekuensi mengenai sebe-
sosial terhadap tingkat pengetahuan dan rapa sering masyarakat terkena terpaan
perilaku konsumtif pelanggan untuk iklan, sedangkan durasi mengenai sebe-
membeli produk yang ditawarkan. rapa lama masyarakat terkena terpaan
Penelitian terhadap siswa siswi di salah iklan. Asumsinya, semakin lama dan
satu Sekolah Menengah Pertama di semakin sering seseorang terkena terpaan
Tangerang Selatan menyebutkan bahwa iklan di media maka kemungkinan sese-
terdapat pengaruh yang sangat signifikan orang untuk mendapatkan pengaruh dari
antara para pelanggan online shop di iklan akan semakin jelas (Islamy, 2015).
media sosial terhadap perilaku konsumtif Selain frekuensi dan durasi melihat iklan,
siswa siswi tersebut (Islamy, 2015). kemungkinan seseorang mendapatkan
Penelitian lainnya dengan berjudul pengaruh dari iklan adalah timbulnya
“Pengaruh Digital Marketing Lazada perhatian atau atensi terhadap media, yang
Indonesia terhadap Brand Awareness dan penelitian ini adalah instagram. Atensi
Minat Beli Konsumen” menemukan adalah perhatian atau cara manusia yang
bahwa terdapat pengaruh yang positif dilakukan secara aktif untuk memproses
antara pemasaran yang dilakukan secara sejumlah informasi yang disediakan oleh
digital (digital marketing) terhadap minat indera, memori yang tersimpan, dan oleh
beli konsumen dan brand awareness dari proses-proses kognitif lain
para respondennya (Fauziah, 2015).
Pengaruh iklan terhadap perilaku
Penelitian yang dilakukan oleh Umi
konsumen selain dilihat dari segi dampak
Hidayatun menemukan bahwa terdapat
ekonomi, iklan juga memunculkan dampak
pengaruh positif intensitas penggunaan
psikologi komunikasi untuk laki-laki
media sosial terhadap perilaku konsumtif
ataupun perempuan meliputi aspek afektif,
dari remaja (Hidayatun, 2015) .
kognitif, dan konatif baik secara sendiri
Dari beberapa penelitian yang telah maupun bersama-sama. Pengaruh psikolo-
dilakukan sebelumnya sebagaimana yang gi komunikasi yang berada dalam wilayah
telah dijelaskan di atas, dapat diketahui kognitif dapat menumbuhkan perhatian
bahwa terdapat pengaruh yang sangat khalayak terhadap sesuatu secara lebih

181
Jurnal komunikasi, Volume 13, Nomor 2, April 2019, Hal 179-190

tinggi dibanding yang lain. Perhatian Dari apa yang telah diuraikan di atas,
tersebut akan mengarah pada dapat diambil hipotesa penelitian sebagai
bertambahnya pengetahuan konsumen berikut.
tentang produk yang ditawarkan. Selain a. Terdapat pengaruh antara intensi-
aspek kognitif, iklan memberikan dampat tas melihat iklan (X) dengan tingkat
psikologis pada aspek afektif. Pengaruh pengetahuan (Y1)
pada aspek ini dapat dilihat dalam perilaku b. Terdapat pengaruh antara intensi-
seseorang di tengah masyarakat. Karena tas melihat iklan (X) dengan
pengaruh iklan, pada akhirnya, masyarakat perilaku konsumtif (Y2)
membentuk perilaku tertentu, antara lain c. Terdapat pengaruh antara intensi-
merasa lebih nyaman dan terasa lebih tas melihat iklan (X) dengan tingkat
percaya diri dengan menggunakan produk pengetahuan (Y1) dan perilaku
tertentu (tentu saja yang telah diiklankan). konsumtif (Y2) kosmetik remaja
Ini berarti bahwa aspek afektif ini terjadi putri.
ketika seseorang telah mengambil
tindakan dari apa yang dilihatnya.
Metode Penelitian
Selanjutnya, masuk pada aspek konatif.
Konatif adalah tahap dimana iklan sudah Dalam penelitian ini penulis meng-
membuat seseorang menerapkan barang gunakan paradigma positivistik. Positivis-
dan jasa secara berlebihan seperti tik atau positivisme memiliki pengaruh
berbelanja barang yang diiklankan jauh yang amat kuat terhadap disiplin ilmu.
diatas yang dibutuhkannya. Pada aspek Metode penelitian kuantitatif bersifat
inilah, muncul perilaku konsumtif deduktif karena penelitian dilakukan dari
seseorang (Widyatama, 2009). umum ke khusus untuk menjawab
rumusan masalah digunakan konsep atau
Pengaruh intensitas melihat iklan
teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis.
akan berpengaruh pada tingkat
Hipotesis yang telah dirumuskan kemu-
pengetahuan seseorang terhadap barang
dian diuji melalui pengumpulan data
atau jasa yang diiklankan. Bahkan,
lapangan.
intensitas melihat iklan dapat berdampak
pada munculnya perilaku konsumtif, yaitu Jenis penelitian yang digunakan
pemborosan pembelian barang yang pada penelitian ini adalah jenis penelitian
dilakukan akibat keinginan untuk menjadi eksplanasi survei. Jenis eksplanasi
seperti apa yang diiklankan. Shalahudin dimaksudkan untuk menjelaskan suatu
(Ali, 2009) mengatakan bahwa pengeta- sampel terhadap populasinya atau
huan atau tingkat intelegensi adalah pengaruh satu variabel dengan variabel
kemampuan untuk meletakkan hubungan lain. Pada format eksplanasi survei,
dari proses berpikir. Sementara itu, Jean peneliti membangun hipotesis penelitian
Piaget (Ali, 2009) mendefinisikan tingkat dan mengujinya di lapangan karena format
pengetahuan adalah akal budi berdasarkan penelitian ini bertujuan untuk mencari
aspek kognitifnya. Tingkat pengetahuan hubungan sebab-akibat dari variabel-
akan berpengaruh pada perubahan variabel yang diteliti
perilaku. Ini berarti bahwa semakin Dalam penelitian ini, populasi dari
banyak pengetahuan yang didapatkan objek penelitian adalah seluruh remaja
maka semakin besar pula potensi perilaku putri yang merupakan siswi SMKN 4
berubah sesuai dengan ilmu tersebut. Yogjakarta, yaitu sebanyak 212 orang.
Sebagaimana diketahui bahwa, SMKN 4
Yogjakarta memiliki 2 (dua) pilihan
182
Nia Sapma Apriliana & Endhar Priyo Utomo, Pengaruh Intensitas Melihat Iklan
di Instagram terhadap Pengetahuan dan Perilaku Konsumtif Remaja Putri

jurusan, yaitu Jurusan Tata Kecantikan tahuan pribadi, juga untuk pengetahuan
Kulit dan Jurusan Tata Kecantikan yang mendukung keahliannya dalam
Rambut. Pemilihan populasi ini atas dasar belajar di sekolah. Instagram merupakan
asumsi bahwa siswa yang bersekolah di salah satu media sosial yang sedang
tempat tersebut memiliki tingkat digandrungi kalangan muda termasuk
pengetahuan dan tingkat kebutuhan yang siswi SMK 4 Yogyakarta sehingga melalui
tinggi terhadap produk kosmetik yang instagram inilah mereka sering mengakses
menjadi objek produk dari penelitian ini. pengetahuan tentang kosmetik.
Untuk mendapatkan hasil yang
signifikan, penulis mengambil sample dari
2. Tingkat Pengetahuan
populasi yang ada yang sekiranya bisa
mewakili sebagai responden dari Hasil penelitian pada variable
penelitian ini. Teknik sampling yang tingkat pengetahuan tentang kosmetik di
digunakan adalah Purposive Sampling, Instagaram menunjukkan pada kategori
yaitu teknik sampling yang memungkin baik. Dari hasil penelitian, terdapat 36
penulis untuk mengambil sample sesuai orang (52,94%), sangat baik ada 17 orang
dengan apa yang dibutuhkan dalam (25,00%), cukup baik 13 orang (19,12) dan
penelitian ini. Teknik ini digunakan pada masuk kategori buruk ada 2 orang (2,94%).
penelitian yang mengutamakan tujuan Tidak ada responden yang skornya masuk
penelitian daripada sifat populasi dalam dalam kategori sangat buruk.
menentuan sampel penelitian (Bungin, Berdasarkan data tersebut, dapat
2005) disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
tentang iklan kosmetik siswi SMKN 4
Hasil dan Pembahasan Yogyakarta berada dalam kategori baik.
Akibat tingkat intensitas melihat iklan
1. Intensitas Melihat Iklan Jual Beli
kosmetik di Instagram yang dapat dibilang
Kosmetik di Instagram
sering, maka pengetahuannya baik.
Hasil penelitian menunjukkan Mereka menyadari bahwa pengetahuan
bahwa responden dengan skor pada tentang jenis dan harga kosmetik merupa-
variabel intensitas melihat iklan kosmetik kan hal yang penting untuk menunjang
di Instagram berada dalam kategori tinggi pengetahuannya dalam belajar tata kecan-
dan sedang dengan frekuensi masing- tikan. Oleh karena itu, sebagaian besar dari
masing sebanyak 20 orang (29,41%), yang mereka sering melihat informasi seputar
mempunyai skor kategori sangat tinggi ada kosmetik di internet, salah satunya di
8 orang (11,76%), kategori rendah ada 16 media sosial Instagram.
orang (23,53%) dan yang mempunyai
kategori sangat rendah ada 4 orang
(5,88%). Jika dirata-rata, intensitas 3. Perilaku Konsumtif Kosmetik
melihat iklan kosmetik di Instagram pada Remaja Putri
siswa SMKN 4 masuk dalam kategori baik. Hasil penelitian menunjukkan
Ini karena siswa yang mengambil jurusan bahwa skor responden pada variabel
tata kecantikan kulit dan rambut, perilaku konsumtif masuk dalam kategori
membuat mereka mau tidak mau harus tidak konsumtif ada 23 orang (33,82%),
mengerti tentang berbagai jenis dan harga cukup konsumtif ada 20 orang (29,41%),
kosmetik rambut dan kosmetik kulit yang sangat tidak konsumtif ada 18 orang
ada. Kegiatan mencari informasi tentang (26,47%), baik ada 4 orang (5,88%), sangat
kosmetik selain digunakan untuk penge-
183
Jurnal komunikasi, Volume 13, Nomor 2, April 2019, Hal 179-190

konsumtif 3 orang (4,41). Hal ini membuk- puan menilai, dan mempertimbangkan.
tikan bahwa hanya beberapa siswi yang Informasi menjadi penting untuk penge-
mampu berbelanja kosmetik, dan itupun tahuan. Ini juga sesuai dengan teori S-R
dalam batas yang wajar atau hanya untuk Theory yang mengatakan bahwa proses
kepentingan praktik sehingga perilaku belajar merupakan suatu tanggapan dari
konsumtif didasari oleh kemampuan seseorang terhadap suatu rangsangan yang
membeli dan kebutuhan pribadi serta diberikan (Dharmesta dan Handoko,
kebutuhan sekolah saja. Artinya bahwa 2008: 34).
sifat konsumtifnya buruk.
Tabulasi silang antara intensitas
melihat iklan dengan perilaku konsumtif
kosmetik menunjukkan bahwa jumlah
4. Tabulasi Silang
paling besar ada pada kolom intensitas
Pada uji tabulasi silang antar variabel melihat iklan sedang dan perilaku konsum-
dapat diketahui persilangan antara tif kosmetik sangat tidak konsumtif, yaitu
intensitas melihat iklan dengan tingkat 10 orang atau 50% dari seluruh intensitas
pengetahuan tentang kosmetik. Jumlah melihat iklan sedang. Ini berarti dari 20
paling besar ada pada kolom intensitas orang yang mempunyai intensitas melihat
melihat iklan tinggi dan pengetahuan iklan kosmetik sedang, terdapat 10 orang
tentang kosmetik baik, yaitu 15 orang atau (50%) yang mempunyai perilaku konsum-
75% dari seluruh intensitas melihat iklan tif kosmetik sangat tidak konsumtif.
tinggi. Ini berarti bahwa dari 20 orang yang Artinya, ada hubungan yang bertolak
mempunyai intensitas melihat iklan belakang, dari penelitian ini dapat disim-
kosmetik tinggi, terdapat 15 orang (75%) pulkan bahwa semakin baik intensitas
yang mempunyai pengetahuan tentang melihat iklan kosmetik siswi SMK 4
kosmetik baik. Ini menunjukkan bahwa Yogyakarta mempunyai kecenderu-ngan
semakin tinggi intensitas melihat iklan prilaku konsumtif yang semakin buruk
kosmetik dari siswi SMKN 4 Yogyakarta, atau semakin tidak konsumtif. Ini dapat
maka akan meningkatkan tingkat membuktikan bahwa intensitas melihat
pengetahuan tentang kosmetik siswi iklan yang sering belum tentu akan
SMKN 4 Yogyakarta tentang kosmetik. mengakibatkan perilaku konsumtif naik
Hasil uji korelasi mendukung tabulasi atau tinggi karena untuk menuju perilaku
silang yang ada, hubungan antara variabel konsumtif harus dilihat faktor-faktor lain
Intensitas melihat iklan kosmetik dengan seperti kemampuan membeli, tingkat
tingkat pengetahuan kosmetik menunjuk- kebutuhan, serta minat yang tinggi.
kan angka r hitung sebesar 0,516 dan Temuan ini juga didukung oleh hasil dari
tingkat signifikansi 0,000 <0,05, yang uji korelasi. Hubungan antara Intensitas
artinya hubungan antara Intensitas melihat iklan kosmetik dengan perilaku
melihat iklan kosmetik dengan tingkat konsumtif kosmetik menunjukkan angka r
pengetahuan kosmetik adalah berkorelasi hitung sebesar 0,300 dan tingkat
sedang dan signifikan. signifikansi 0,013 < 0,05, yang artinya
Hal di atas membuktikan bahwa Intensitas melihat iklan kosmetik dengan
tingkat pengetahuan seseorang terhadap perilaku konsumtif kosmetik berkorelasi
apapun dipengaruhi informasi yang dia lemah dan signifikan. Artinya, intensitas
terima. Istilah pengetahuan mernurut melihat iklan kosmetik dari siswi SMK 4
Chaplin (dalam Ali, Asrori, 2008: 26) Yogyakarta mempunyai hubungan yang
diartikan sebagai Proses kognitif, proses lemah dengan perilaku konsumtif
berpikir, daya menghubungkan, kemam- kosmetik siwi SMK 4 Yogyakarta.

184
Nia Sapma Apriliana & Endhar Priyo Utomo, Pengaruh Intensitas Melihat Iklan
di Instagram terhadap Pengetahuan dan Perilaku Konsumtif Remaja Putri

Temuan di atas dapat dijelaskan pembeli potensial terhadap perusahaan


dengan teori Augusty Ferdinand (dalam dan penawaran produk perusahaan. Iklan
Hidayat, Elita, Setiaman, 2012: 4) minat dirancang untuk meningkatkan penjualan
beli dapat didefinisikan sebagai minat produk dan keuntungan perusahaan.
transaksional, yaitu kecenderungan sese- (Sangadji, Sopiah, 2013: 225). Untuk
orang untuk membeli produk. Minat mencapai tujuan tersebut, iklan dirancang
diawali dengan informasi produk yang sedemikian rupa menarik untuk menarik
dimiliki, dan biasanya konsumen menda- perhatian. Media yang digunakan juga
pat informasi tersebut dari iklan yang memegang peranan penting terkait dengan
disampaikan melalui berbagai media. target pasar yang dituju.
Itensitas mendapat terpaan iklan ini akan
Intensitas atau terpaan media yang
merubah perilaku menjadi konsumtif.
di dalamnya mengandung iklan adalah
Namun dalam kasus perilaku konsumtif
kegiatan mendengar, melihat, membaca
kosmetik pada siswi SMK 4 Yogyakarta,
pesan yang dilakukan oleh individu
minat untuk membeli dimungkinkan ada
terhadap suatu media. Intensitas melihat
tetapi untuk sampai pada perilaku
media adalah berusaha mencari data
konsumtif ada pengaruh tetapi kecil. Ini
khalayak tentang penggunaan media yang
diperkirakan karena kemampuan membeli
dalam penelitian ini adalah instagram,
siswi SMK 4 Yogyakarta relatif kecil yang
frekuensi, maupun durasi penggunaan.
ditunjukkan dengan uang saku mereka
Frekuensi adalah mengenai seberapa
sebagian besar ≤ Rp. 10.000,- yaitu
sering masyarakat terkena terpaan iklan,
sebanyak 37 siswi (54,4% ) dan antara Rp.
sedangkan durasi adalah mengenai
11.000,- sampai Rp. 30.000,- ada 28 siswi
seberapa lama masyarakat terkena terpaan
(41,2%).
iklan. Asumsinya, semakin lama dan
semakin sering seseorang terkena terpaan
iklan di media maka kemungkinan
5. Uji Regresi
seseorang untuk mendapatkan pengaruh
Berdasarkan hasil penelitian tentang dari iklan akan semakin jelas. Selain
uji pengaruh (regresi), terdapat pengaruh frekuensi dan durasi melihat iklan di
signifikan intensitas melihat iklan kosme- media, yang membuat kemungkinan
tik di instagram dengan tingkat penge- seseorang mendapatkan pengaruh dari
tahuan terhadap produk kosmetik oleh iklan adalah timbulnya perhatian atau
remaja putri. Hal ini dibuktikan dengan atensi terhadap media dalam hal ini adalah
nilai t hitung 4,899 dengan signifikansi instagram. Iklan akan menimbulkan
0,000 yang berarti signifikansi < 0,05 ma- kepedulian atau atensi terhadap produk
ka dapat disimpulkan ada pengaruh dalam iklan sehingga orang yang terkena
signifikan intensitas melihat iklan iklan anak mengingat informasi yang ada.
kosmetik terhadap tingkat pengetahuan Di sini, indikator-indikator intensitas akan
kosmetik. masuk menjadi pengetahuan karena iklan
Hasil penelitian tersebut dapat pada dasarnya adalah penyampai
menerangkan bagaimana pengaruh iklan pesan/informasi.
terhadap pengetahuan. Iklan sendiri Tingkat pengetahuan seseorang
mempunyai banyak tujuan, terutama terhadap apapun dipengaruhi informasi
mempengaruhi konsumen untuk membeli yang dia terima. Istilah pengetahuan
barang atau jasa. Hal ini sesuai dengan menurut Chaplin (dalam Ali, Asrori, 2008:
pendapat bahwa iklan bertujuan untuk 26) diartikan sebagai proses kognitif,
meningkatkan reaksi calon pembeli atau
185
Jurnal komunikasi, Volume 13, Nomor 2, April 2019, Hal 179-190

proses berpikir, daya menghubungkan, Hasil penelitian ini juga membuk-


kemampuan menilai, dan mempertim- tikan bahwa terdapat pengaruh yang
bangkan. Informasi menjadi penting untuk signifikan antara intensitas melihat iklan
pengetahuan. Oleh karena itu, dalam dunia kosmetik terhadap perilaku konsumtif
periklanan, informasi disampaikan kepada kosmetik. Dapat dilihat dari nilai t hitung
masyarakat untuk mengetahui bahwa ada 2,559 dengan signifikansi 0,013. Nilai
produk yang seperti ini. Kemudian, signifikansi dihitung adalah < 0,05 maka
pengetahuan akan berpengaruh pada artinya terdapat pengaruh signifikan
perubahan perilaku. Artinya, semakin intensitas melihat iklan kosmetik terhadap
banyak informasi yang diketahui maka perilaku konsumtif kosmetik. Perilaku
semakin besar pula potensi perilaku konsumtif berarti sikap, atau perilaku yang
berubah sesuai dengan informasi tersebut. senang membeli barang untuk mendapat-
Dalam kepribadian calon konsumen, kan gengsi di dalam masyarakat. Perilaku
pengetahuan konsumen diartikan sebagai konsumtif juga bisa diartikan sebagai gaya
unsur-unsur yang mengisi akal dan alam hidup yang bermewah-mewahan. Perilaku
jiwa seorang manusia yang sadar di konsumtif yaitu perilaku boros dengan
otaknya. Ini akan menimbulkan suatu tolak ukur berbelanja yang berlebihan,
gambaran, pengamatan (persepsi), konsep yang lebih didahulukan keinginan bukan
dan fantasi terhadap segala hal yang kebutuhan atau tidak mengatur skala
diterima melalui pancainderanya sehingga prioritas. Gejala ini bisa dikatakan sebagai
dapat berpengaruh pada perubahan gejala konsumtifisme.
perilaku konsumen (Dharmmesta dan
Perilaku konsumtif ini disebabkan
Handoko, 2008: 89). Temuan sesuai
karena minat. Menurut Augusty Ferdinand
dengan teori S-R Theory yang mengatakan
(dalam Hidayat, dkk., 2012: 4), minat beli
bahwa proses belajar merupakan suatu
dapat didefinisikan sebagai minat transak-
tanggapan dari seseorang terhadap suatu
sional, yaitu kecenderungan seseorang
rangsangan yang diberikan. Teori ini
untuk membeli produk. Tentu saja, minat
banyak digunakan dalam bidang perikla-
diawali dengan informasi produk yang
nan, alasannya karena bila perusahaan
dimiliki. Biasanya, konsumen mendapat
ingin memperoleh respon dari calon
dari iklan yang disampaikan melalui
konsumen tentang produknya, maka
berbagai media. Intensitas mendapat
perusahaan harus mengadakan periklanan
terpaan iklan ini akan mengubah perilaku
secara terus-menerus. Ini karena ketika
menjadi konsumtif. Perilaku pembelian
iklan sering muncul maka diharapkan
konsumen seringkali diawali dan dipenga-
produk yang diiklankan mudah diingat
ruhi oleh banyakannya rangsangan dari
oleh calon pembeli. (Dharmesta dan
luar dirinya, baik berupa rangsangan
Handoko, 2008: 34). Kemajuan teknologi
pemasaran maupun dari lingkungannya.
dan trend media sosial yang berkembang
Rangsangan tersebut kemudian diproses
pesat memungkinkan produk dipasarkan
dalam diri sesuai dengan karakteristik
melalui jaring media sosial seperti
pribadinya sebelum akhirnya mengambil
facebook dan instragram. Hal ini diperkuat
keputusan pembelian. Karakteristik pri-
bahwa pasar produk remaja seperti
badi konsumen yang dipergunakan untuk
kosmetik lebih pada para remaja, yang
memproses rangsangan tersebut sangat
sebagian besar mereka aktif di media
komplek, dan salah satunya adalah
sosial.
motivasi konsumen untuk pembeli.

186
Nia Sapma Apriliana & Endhar Priyo Utomo, Pengaruh Intensitas Melihat Iklan
di Instagram terhadap Pengetahuan dan Perilaku Konsumtif Remaja Putri

6. Perbandingan dengan Penelitian era komunikasi massa dan digital seperti


Terdahulu saat ini, komunikator dapat menyam-
paikan berbagai pesan melalui berbagai
Penelitian ini sesuai dengan hasil
media, tidak terkecuali media sosial.
penelitian yang dilakukan oleh Nidya Nur
Ketika komunikator mampu membangkit-
Fauziah (2015) menunjukkan adanya
kan rasa perhatian komunikan, hal itu
pengaruh positif antara minat beli
merupakan awal yang baik bagi terciptanya
konsumen dengan digital marketing.
komunikasi yang efektif dan mengun-
Sesuai dengan penelitian Daniella Putri
tungkan. Hal ini dikarenakan ketika rasa
Islamy (2015) yang menunjukkan adanya
perhatian (attention) telah muncul
pengaruh positif antara online shop di
dibenak komunikan, maka hal mudah bagi
media sosial instagram terhadap perilaku
komunikator untuk menumbuhkan minat
konsumtif remaja. Penelitian ini juga
(interest), menimbulkan hasrat (desire),
mendukung hasil penelitian Regina C.M.
dilanjutkan dengan datangnya keputusan
Chita, Lydia David, dan Cicilia Pali pada
(decission)untuk melakukan sebuah
2015 di mana terdapat hubungan antara
kegiatan (action) (Effendy, 2000: 304).
self control terhadap perilaku konsumtif
online shop produk fashion mahasiswa.
Selain itu, penelitian ini juga menguatkan
Kesimpulan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Umi
Hidayatun (2015) yang menunjukkan Berdasarkan atas yang telah
adanya pengaruh yang signifikan antara diuraikan di atas, dapat disimpulkan
intensitas penggunaan media sosial sebagai berikut. Pertama, terdapat
terhadap perilaku konsumtif remaja. pengaruh antara intensitas melihat iklan
jual beli kosmetik di Instagram (X) dengan
Penelitian ini secara serempak juga
tingkat pengetahuan (Y1) kosmetik remaja
membuktikan bahwa terdapat pengaruh
putri. Hal ini dibuktikan dari nilai t hitung
antara intensitas melihat iklan jual beli
4,899 dengan signifikansi 0,000.
kosmetik di Instagram (X) dengan tingkat
Pengaruh yang ada adalah positif dan
pengetahuan (Y1) dan perilaku konsumtif
signifikan dengan Koefisien Determinasi
(Y2) kosmetik remaja putri. Hal ini
sebesar 26,7% yang berarti Intensitas
dibuktikan dengan t serempak/Fsebesar
melihat iklan kosmetik mampu menerang-
3,724 dan p 0,006. Hasil penelitian ini
kan pengetahuan tentang kosmetik sebesar
mendukung teori strategi komunikasi yang
26,7%. Dengan demikian, hipotesis
menyatakan komunikator berperan lebih
penelitian yang menyatakan terdapat
banyak dibandingkan komunikan. Setiap
pengaruh antara intensitas melihat iklan
hal yang dilakukan oleh komunikator akan
jual beli kosmetik di Instagram (X) dengan
menimbulkan efek bagi komunikan. Para
tingkat pengetahuan (Y1) kosmetik remaja
ahli komunikasi melihat bahwa dalam
putri diterima. Hal ini sesuai dengan teori
melancarkan proses komunikasi harus
S-R Theory yang mengatakan bahwa
dilakukan pendekatan A-A Procedure atau
proses belajar merupakan suatu tanggapan
from Attention to Action Procedure. Hal
dari seseorang terhadap suatu rangsangan
ini merupakan penyederhanaan dari teori
yang diberikan. Bila perusahaan ingin
yang disingkat AIDDA. AIDDA merupakan
memperoleh respon dari calon konsumen
sebuat teori singkatan dari : A = Attention
tentang produknya, maka perusahaan
atau Perhatian, I = Interest atau Minat, D
harus mengadakan periklanan secara
= Desire atau hasrat, D = Decision atau
terus-menerus. Sebab ketika iklan sering
Keputusan, A = Action atau Kegiatan. Pada
muncul maka diharapkan produk yang

187
Jurnal komunikasi, Volume 13, Nomor 2, April 2019, Hal 179-190

diiklankan mudah diingat oleh calon sebesar 3,724 dan p 0,006. Dengan
pembeli. Hal ini berarti bahwa intensitas demikian, hipotesis penelitian yang
informasi yang diterima dapat mempe- menyatakan terdapat pengaruh antara
ngaruhi tingkat pengetahuan seseorang intensitas melihat iklan jual beli kosmetik
terhadap apapun, termasuk terhadap di Instagram (X) dengan tingkat
kosmetik. pengetahuan (Y1) dan perilaku konsumtif
(Y2) kosmetik remaja putri diterima. Hal
Kedua, penelitian ini juga
ini dapat dijelaskan dengan teori yang
menemukan bahwa pengaruh antara
menyatakan setiap hal yang dilakukan oleh
intensitas melihat iklan jual beli kosmetik
komunikator akan menimbulkan efek bagi
di Instagram (X) dengan perilaku
komunikan. Pendekatan A-A Procedure
konsumtif (Y2) kosmetik remaja putri. Hal
atau from Attention to Action Procedure
ini dibuktikan dengan nilai t hitung 2,559
yang merupakan penyederhanaan dari
dengan signifikansi 0,013. Pengaruh yang
teori AIDDA (Attention, Interest, D =
ada adalah positif dan signifikan dengan
Desire, Decision, Action) sesuai dengan
Koefisien determinasi sebesar 9% yang
hasil penelitian ini. Ketika komunikator
berarti intensitas melihat iklan kosmetik
mampu membangkitkan rasa perhatian
mampu menerangkan perilaku konsumtif
komunikan maka akan terciptanya
kosmetik sebesar 9%. Dengan demikian,
komunikasi yang efektif yang membuat
hipotesis penelitian yang menyatakan
rasa perhatian (attention) telah muncul
terdapat pengaruh antara intensitas
dibenak komunikan, maka akan menum-
melihat iklan jual beli kosmetik di
buhkan minat (interest), menimbulkan
Instagram (X) dengan perilaku konsumtif
hasrat (desire), dilanjutkan dengan
(Y2) kosmetik remaja putri diterima.
datangnya keputusan (decission) untuk
Secara teoritis, perilaku konsumtif
melakukan sebuah kegiatan (action)
disebabkan oleh karena minat dan minat
sehingga intensitas melihat iklan
diawali dengan inforrmasi produk yang
(informasi) akan mempengaruhi penge-
dimiliki. Dalam kepribadian calon
tahuan konsumen dan perilaku konsumen
konsumen, pengetahuan konsumen
untuk membeli.
diartikan sebagai unsur-unsur yang
mengisi akal dan alam jiwa seorang Uji statistik penelitian ini
manusia yang sadar di otaknya. Hal ini menemukan bahwa iklan mempunyai
yang akan menimbulkan suatu gambaran, pengaruh penting dalam mendorong
pengamatan (persepsi), konsep dan fantasi perilaku konsumtif. Bagi pelaku bisnis, ini
terhadap segala hal yang diterima melalui menguntungkan karena dengan begitu
panca inderanya sehingga dapat berpe- dapat terus menggunakan media sosial
ngaruh pada perubahan perilaku untuk beriklan. Namun, bagi khalayak,
konsumen. Hal ini berarti bahwa intensitas perilaku ini dapat dikatakan merugikan
informasi yang diterima dapat atau kurang bagus karena perilaku
mempengaruhi perilaku konsumtif calon konsumtif akan menciptakan pemborosan
konsumen. sebagai akibat ketidakmampuannya dalam
mengontrol proses belanja. Untuk itu,
Ketiga, terdapat pengaruh antara
diperlukan suatu ‘kebijakan’ dari para
intensitas melihat iklan jual beli kosmetik
pembeli untuk menggunakan uangnya
di Instagram (X) dengan tingkat
secara lebih baik.
pengetahuan (Y1) dan perilaku konsumtif
(Y2) kosmetik remaja putri. Hal ini
dibuktikan dari hasil penjumlahan nilai t

188
Nia Sapma Apriliana & Endhar Priyo Utomo, Pengaruh Intensitas Melihat Iklan
di Instagram terhadap Pengetahuan dan Perilaku Konsumtif Remaja Putri

Penelitian ini fokus pada pesan anak SLTA, tapi juga anak-anak remaja
iklan di Instagram. Penelitian-penelitian dan usia dewasa. Dengan demikian, akan
lain kiranya dapat dikembangkan dengan ditemukan hasil-hasil penelitian yang lebih
menggunakan fokus media sosial lainnya kaya.
seperti Facebook ataupun line. Sampling
juga dapat diperluas tidak hanya anak-

Daftar Pustaka

Ali, M. d. (2009). Psikologi Remaja. Hidayat, A.T; Elita, FM; dan Setiaman, A.
Jakarta: Bumi Aksara. (2012). “Hubungan Antar Atribut
Produk Dengan Minat Beli
Bungin, B. (2005). Metode Penelitian Konsumen”. eJurnal Mahasiswa
Kuantitatif. Jakarta: Kencana Universitas Padjajaran Volume 1.
Prenada Media Group.
Hidayat, M. W. (2016). "3 Media Sosial
Dharmmesta, B.S. dan Handoko, T.H. Favorit Pengguna Internet
(2008). Manajemen Pemasaran Indonesia". www.liputan6.com
Analisis Perilaku (tanggal publikasi berita : 24 Oktober
Konsumen.Yogyakarta : BPFE – 2016). URL : https://www.liputan6.
Yogyakarta com/tekno/read/2634027/3-media-
sosial-favorit-pengguna-internet-
Effendy, Onong Uchjana. (2000). Ilmu, indonesia, tanggal akses 17
Teori dan Filsafat Komunikasi. Desember 2018
Bandung PT. Citra Aditya Bakti
Hidayatun, U. (2015). Pengaruh Instesitas
Fauziah, N (2015). “Pengaruh Digital Penggunaan Media Sosial dan
Marketing Lazada Indonesia Dukungan Teman Sebaya Terhadap
Terhadap Brand Awareness dan Perilaku Konsumtif Pada Siswa
Minat Beli Konsumen”. Skripsi Kelas XI SMA Muhamadiyah 3
Sarjana, Fakultas Psikologi dan Ilmu Jogjakarta . Jogjakarta: Fakultas
Sosial Budaya Universitas Islam Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Indonesia, Yogyakarta. Jogjakarta.

Haryanto, A. T. (2018). “130 Juta Orang Islamy, D. P. (2015). Pengaruh Online


Indonesia Tercatat Aktif di Medsos”. Shop pada Media Sosial Instagram
Inet.detik.com (tanggal publikasi Terhadap Perilaku Konsumtif Siswa
berita : 12 Maret 2018). URL : Siswi SMP Islam Cikal Harapan 1
https://inet.detik.com/cyberlife/d- Bumi Serpong Damai Kota
3912429/130-juta-orang-indonesia- Tangerang Selatan. Jakarta: UIN
tercatat-aktif-di-medsos, tanggal Syarif Hidayatullah.
akses : 11 Juli 2018
Widyatama, R. (2009). Pengantar
Periklanan . Yogyakarta: Kelompok
Penerbit Pinus.

189
Jurnal komunikasi, Volume 13, Nomor 2, April 2019, Hal 179-190

190

You might also like