Professional Documents
Culture Documents
Penerapan Model Pembelajaran Role Playin 8344289c
Penerapan Model Pembelajaran Role Playin 8344289c
Arleni Tarigan
arleni.tarigan@gmail.com
SD Negeri 013 Silikuan Hulu Kecamatan Ukui
Kabupaten Pelalawan
ABSTRACT
This study aims to improve student learning outcomes in social studies on the subject matter
of buying and selling activities of home and school environment, with the application of
learning to play a role (role playing) in the third grade students of SD Negeri 013 Lubuk
Kembang Sari Kecamatan Ukui. Low grade III student learning outcomes SD Negeri 013
Lubuk Kembang Sari Kecamatan Ukui in teaching social studies teacher is caused by not
applying the appropriate learning model in presenting the material. so that students are
difficult to understand the material presented teacher. The subjects were students of class III
with a whole number of students is 18 people consisting of 12 men and 6 women. Parameters
measured were the activities of teachers, student activities and student learning outcomes.
The data were analyzed descriptively. Results of data analysis obtained by percentage of
activity the teachers at the first meeting of the first cycle of 75% with good category, the
second meeting of the first cycle of 77.8% with good category and at the first meeting of the
second cycle percentage teacher activity 86.1% with a very good category, the second
meeting of the cycle II percentage teacher activity which was 88.9% with very good category.
At the first meeting of the percentage of student activity activity 61.1% with good category,
the second meeting of the first cycle is 77.8% with a good category and at the first meeting of
the second cycle the percentage of student activity 80.6% with very good categories, namely
the second meeting of the second cycle 86.1% with very good category. And the classical
completeness students on basic score is 39.5% (not finished), the first daily test classical
completeness of students was 81.6% (complete), and in the daily test II classical completeness
of students is 92.1% (complete). Based on this study concluded that the application of
learning models play a role (Role Playing) can improve student learning outcomes IPS.
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
103
Lubuk Kembang Sari Kecamatan Ukui masih rendah. Rendahnya hasil belajar
Kabupaten Pelalawan diperoleh data hasil siswa dalam pembelajaran IPS dapat dilihat
belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada tabel berikut.
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
104
peran dapat mendorong siswa dalam f. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi
mengekspresikan perasaan serta bahasa yang baik agar mudah dipahami
mengarahkan pada kesadaran melalui orang lain.
keterlibatan spontan yang disertai analisis
pada situasi permasalahan kehidupan nyata Selain kelebihan-kelebihan tersebut
(Uno, 2012). model pembelajaran bermain peran juga
Menurut Djamarah (2010) model mempunyai beberapa kelemahan sebagai
role playing (bermain peran) dapat berikut (Djamarah, 2010).
dikatakan sama dengan sosiodrama, yang a. Sebagian besar anak yang tidak ikut
pada dasarnya mendramatisasikan tingkah bermain drama mereka jadi kurang
laku dalam hubungannya dengan masalah kreatif.
sosial. Bermain peran pada prinsipnya b. Banyak memakan waktu, baik waktu
merupakan pembelajaran untuk persiapan dalam rangka pemahaman isi
menghadirkan peran-peran yang ada dalam bahan pelajaran maupun pelaksanaan
dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan pertunjukan.
peran di dalam kelas, yang kemudian c. Memerlukan tempat yang cukup luas,
dijadikan sebagai bahan refleksi agar jika tempat bermain sempit menjadi
peserta memberikan penilaian terhadap kurang bebas.
pembelajaran yang telah dilaksanakan dan d. Sering kelas lain terganggu oleh suara
kemudian memberikan saran/ alternatif pemain dan para penonton yang kadang-
pendapat bagi pengembangan peran-peran kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.
tersebut. (Hamdayana, 2014). Berdasarkan Menurut Uno, (2012) langkah-
beberapa pengertian di atas maka dapat langkah penerapan model pembelajaran
disimpulkan bahwa model role playing bermain peran (role playing) adalah sebagai
adalah uatu model pembelajaran dengan berikut.
menugaskan siswa untuk memerankan a. Persiapan atau pemanasan
suatu tokoh yang ada dalam materi atau Guru berupaya memperkenalkan
peristiwa yang diungkapkan dalam bentuk siswa pada permasalahan yang mereka
cerita sederhana yang telah dirancang oleh sadari sebagai suatu hal yang bagi semua
guru. Beberapa kelebihan penerapan model orang perlu mempelajari dan
pembelajaran bermain peran (role playing) menguasainya. Hal ini bisa muncul dari
menurut (Djamarah, 2010), yaitu: imajinasi siswa atau sengaja disiapkan oleh
a. Siswa melatih dirinya untuk melatih, guru. Sebagai contoh, guru menyediakan
memahami, dan mengingat isi bahan suatu cerita untuk dibaca di depan kelas.
yang akan didramakan. Pembacaan cerita berhenti jika dilema atau
b. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan masalah dalam cerita menjadi jelas.
berkreatif. Kemudian dilanjutkan dengan pengajuan
c. Bakat yang terdapat pada siswa dapat pertanyaan oleh guru yang membuat siswa
dipupuk sehingga dimungkinkan akan berpikir tentang hal tersebut.
muncul tumbuh seni drama dari sekolah. b. Memilih pemain (partisipan)
d. Kerja sama antar pemain dapat Siswa dan guru membahas karakter
ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik- dari setiap pemain dan menentukan siapa
baiknya. yang akan memainkannya. Dalam
e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk pemilihan pemain, guru dapat memilih
menerima dan membagi tanggung jawab siswa yang sesuai untuk memainkannya
dengan sesamanya. (jika siswa pasif atau diduga memiliki
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
105
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
106
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
107
penelitian ini adalah tingkat penguasaan III SD Negeri 013 Lubuk Kembang Sari
siswa terhadap materi pembelajaran yang Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan
dilihat dari skor hasil belajar siswa melalui dengan jumlah 18 orang siswa yang terdiri
penerapan model pembelajaran bermain dari 12 orang siswa laki-laki dan 6 orang
peran. siswa perempuan. Data dalam penelitian ini
dikumpulkan menggunakan teknik
observasi dan teknik tes. Analisis yang
METODE PENELITIAN dilakukan dalam penelitian ini adalah:
Penelitian ini dilakukan di kelas III 1. Analisis Aktivitas Guru dan siswa
SD Negeri 013 Lubuk Kembang Sari Observasi aktivitas guru dan siswa
Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan. dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
Desain penelitian yang digunakan ini kegiatan pembelajaran, pelaksaan observasi
adalah PTK (penelitian tindakan kelas) guru dan siswa dilakukan observer dangan
yang berguna untuk memperbaiki masalah- menggunakan lembaran observasi yang
masalah yang ditemukan dalam proses mengacu pada kegiatan pembelajaran
pembelajaran. Penelitian akan dilakukan bermain peran (role playing). Kemudian
dalam 2 siklus, yang terdiri dari 3 kali dihitung dengan menggunakan rumus :
pertemuan tiap siklusnya. Tiap siklus terdiri NR = x100 (KTSP dalam Syahrilfuddin,
dari 2 kali pertemuan pelaksanaan tindakan
dkk., 2011)
dengan menerapkan model pembelajaran
Keterangan:
role playing, dan pertemuan ketiga
NR : Persentase rata-rata aktivitas
pelaksanaan UH. Sesuai dengan jenis
guru dan siswa
penelitian ini, maka desain penelitian
JS : Jumlah skor aktivitas yang
tindakan kelas yang dilakukan adalah
dilakukan
model siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu
SM : Skor maksimum yang di dapat
tahap rencana, tahap tindakan, tahap
dari aktivitas guru dan siswa
observasi dan tahap refleksi (Arikunto,
2010). Subjek penelitian adalah siswa kelas
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
108
ST = Jumlah siswa yang tuntas siswa, data hasil belajar siswa, melalui
N = Jumlah siswa seluruhnya proses pembelajaran dengan penerapan
model pembelajaran bermain peran (role
c) Peningkatan hasil belajar siswa playing) pada materi kegiatan jual beli.
P = × 100 % (Purwanto, 1. Aktivitas Guru
Observasi aktivitas guru dilakukan
2008)
bersama dengan pelaksanaan kegiatan
Keterangan:
pembelajaran. Pelaksanaan observasi
P = Peningkatan hasil belajar
dilakukan oleh observer dengan
Posrate = Nilai sesudah diberi tindakan
menggunakan lembar observasi yang
Basarate = Nilai sebelum tindakan
mengacu pada kegiatan belajar mengajar
menggunakan penerapan model
pembelajaran bermain peran, adapun
HASIL DAN PEMBAHASAN
aktivitas guru yang diperoleh dapat dilihat
Analisis Hasil Tindakan
pada tabel 3 di bawah ini.
Data yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah aktivitas guru dan
Tabel 3. Data Aktivitas Guru dengan Penerapan Model Pembelajaran Role Playing
Siklus I Siklus II
No Uraian
Pertemuan 1 Pertemuan2 Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Jumlah 8 10 12 14
2 Persentase 75% 77,8% 86,1% 88,9%
3 Kategori Baik Baik Amat Baik Amat Baik
Tabel 4. Data Aktivitas Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Role Playing
Siklus I Siklus II
No Uraian
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Jumlah 7 11 13 15
2 Persentase 61,1% 77,8% 80,6% 86,1%
3 Kategori Baik Baik Amat Baik Amat Baik
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
109
Tabel 5. Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 013 Lubuk Kembang Sari
No Aspek Skor Dasar Ulangan Harian I Ulangan Harian II
1 Jumlah 1540 2140 2370
2 Rata-Rata 66,84 82,63 88,68
Pada tabel di atas diketahui bahwa II. Selanjutnya akan di analisis hasil belajar
setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, siswa berdasarkan ketuntasan klasikal.
maka diperoleh peningkatan hasil belajar Ketuntasan klasikal pada penelitian ini
dari skor dasar ke UH siklus I sebesar adalah 75%. Berikut ketuntasan klasikal
23,6%, yaitu rata-rata hasil belajar pada sebelum dan setelah melaksanakan
skor dasar 66,84 meningkat menjadi 82,63 pembelajaran dengan penerapan model
pada UH siklus I. Selanjutnya pada siklus II pembelajaran role playing di kelas III SD
diperoleh peningkatan hasil belajar sebesar Negeri 013 Lubuk Kembang Sari
32,7% dari skor dasar ke UH siklus II, yaitu Kecamatan Ukui, data tersebut dapat dilihat
rata-rata hasil belajar pada skor dasar 66,84 pada tabel di bawah ini.
meningkat menjadi 88,68 pada UH siklus
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
110
Dari tabel di atas diketahui bahwa sehingga pembelajaran ini berjalan sesuai
pada skor dasar siswa yang tuntas sebanyak dengan yang diharapkan. Pada siklus I
7 siswa dan yang tidak tuntas 11 siswa pertemuan I persentase aktivitas guru yaitu
(ketuntasan klasikalnya 39,5%), berarti 75% berada pada kategori baik, sedangkan
ketuntasan secara klasikal kategori belum pada pertemuan II angka persentase 77,8%
tuntas. Pada siklus I pada ulangan harian I dengan kategori baik. Pada siklus I guru
yang tuntas sebanyak 12 siswa dan yang masih belum memahami keseluruhan
tidak tuntas sebanyak 8 siswa (ketuntasan penerapan model pembelajaran role
klasikalnya 81,6%), berarti ketuntasan playing. Pada siklus II pertemuan I
secara klasikal dinyatakan tuntas. persentase aktivitas guru meningkat
Sedangkan pada siklus II, ulangan harian II menjadi 86,1% dengan kategori amat baik.
yang tuntas 18 siswa dan yang tidak tuntas Sedangkan pada pertemuan II dengan angka
3 siswa (ketuntasan klasikalnya 92,1%), persentase 88,9% dan dikategorikan amat
ketuntasan secara klasikal dinyatakan baik. Dari penjelasan diatas maka diketahui
tuntas. Pada ketuntasan belajar secara guru telah melakukan upaya untuk
individu telah tercapai apabila nilai yang meningkatkan kualitas pengajarannya.
diperoleh siswa minimal 70 sesuai dengan Kualitas pengajaran guru merupakan
KKM yang ditetapkan. Sedangkan penentu hasil belajar siswa, ini sesuai
ketuntasan secara klasikal, jika seluruh dengan pendapat Sudjana (2009) faktor
siswa yang tuntas mencapai 75% dari dominan yang mempengaruhi hasil belajar
jumlah seluruh siswa yang hadir pada setiap ialah kualitas pengajaran.
pertemuan. Hasil belajar yang maksimal
ditentukan oleh proses pembelajaran yang
Pembahasan Hasil Tindakan bermakna. Selain aktivitas guru, aktivitas
Berdasarkan analisis hasil tindakan siswa dalam proses pembelajaran juga
diperoleh kesimpulan tentang aktivitas guru mempengaruhi keberhasilan tindakan. Pada
dan siswa, data hasil belajar siswa, dan siklus I pertemuan pertama persentase
keberhasilan tindakan. Analisis aktivitas aktivitas siswa 61,1% dengan kategori baik.
guru dalam pelaksanaan role playing Sedangkan pada pertemuan kedua
meningkat pada setiap pertemuan. persentase aktivitas siswa meningkat
Meningkatnya aktivitas guru dalam proses menjadi 77,80% dengan kategori baik. Pada
pembelajaran berarti guru sudah siklus I siswa masih belum memahami
menempatkan dirinya sebagai pendidik keseluruhan penerapan model pembelajaran
dalam proses pembelajaran yang berfungsi role playing. Pada siklus II pertemuan
sebagai fasilitator dan motivator dalam pertama persentase aktivitas siswa
pembelajaran yang akan membuat meningkat dengan angka persentase 80,6%
pembelajaran semakin bermakna. dengan dikategorikan amat baik. Sedangkan
Penggunaan waktu dalam penerapan model pada pertemuan kedua semakin meningkat
pembelajaran bermain peran (role playing) menjadi 86,1% dikategorikan amat baik.
juga harus dijadwalkan sedemikian rupa Pada siklus II siswa sudah banyak yang
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
111
aktif dan serius dalam mengikuti semua tuntas 3 orang (ketuntasan klasikal 92,1%
tahap pelajaran. Dari uraian di atas dan dinyatakan tuntas secara klasikal).
dijelaskan bahwa dengan penerapan model Sedangkan peningkatan hasil belajar antara
pembelajaran role playing secara benar skor dasar dan siklus I yaitu 23,6%,
maka aktivitas siswa menjadi lebih aktif sedangkan peningkatan antara skor dasar
dan motivasi siswa menjadi lebih baik. dan siklus II yaitu 32,7%. Berdasarkan skor
Siswa tidak hanya sebagai penerima dasar dan ulangan harian pada siklus I dan
informasi, tapi proses pembelajaran II dengan memperhatikan pembahasan di
berpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
pernyataan Hamzah (2013) yang hipotesis yang diajukan dapat diterima
menyatakan dengan bermain peran (role kebenarannya. Dengan kata lain bahwa
playing) dapat mendorong siswa dalam penerapan model pembelajaran bermain
mengekspresikan perasaan serta peran (role playing) dapat meningkatkan
mengarahkan pada kesadaran melalui hasil belajar IPS padasiswa kelas III SD
keterlibatan spontan yang disertai analisis. Negeri 013 Lubuk Kembang Sari, pada
Hasil penelitian pada penelitian materi pokok kegiatan jual beli
tindakan kelas ini adalah hasil belajar siswa dilingkungan rumah dan sekolah.
berupa skor yang diperoleh siswa pada UH
siklus I dan UH siklus II. Hasil belajar yang
diperoleh setelah melaksanakan proses SIMPULAN DAN REKOMENDASI
pembelajaran dengan menerapkan model Berdasarkan hasil penelitian dapat
pembelajaran role playing mengalami disimpulkan bahwa penerapan model
peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada data pembelajaran role playing dapat
hasil belajar siswa berdasarkan skor dasar meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas
dan ulangan harian siklus I dan II. Hasil III SD Negeri 013 Lubuk Kembang Sari
belajar siswa pada skor dasar adalah rata- Kecamatan Ukui. Hal ini dapat dilihat pada:
rata 66,84 dengan persentase jumlah siswa 1. Aktivitas guru dan aktivitas siswa
yang tuntas 11 orang dan persentase siswa semakin baik dalam proses
yang tidak tuntas 7 orang (ketuntasan pembelajaran. Pada siklus I aktivitas
klasikalnya 39,5% dan dinyatakan tidak guru pertemuan pertama adalah 75%
tuntas). Pada waktu itu guru belum dengan kategori baik, dan meningkat
menerapkan penerapan model pembelajaran pada pertemuan kedua menjadi 77,8%.
bermain peran (role playing). Kemudian Selanjutnya pada siklus II persentase
untuk meningkatkan hasil belajar, penulis aktivitas guru pertemuan pertama
melakukan peningkatan pembelajaran meningkat menjadi 86,1% dengan
dengan penerapan model pembelajaran kategori amat baik, dan semakin
bermain peran (role playing). Dan diperoleh meningkat pada pertemuan II menjadi
rata-rata nilai ulangan harian siswa pada 88,9% dengan kategori amat baik.
siklus I yaitu 82,63 dengan persentase Seperti halnya aktivitas guru, aktivitas
jumlah siswa yang tuntas 12 orang dan siswa juga mengalami peningkatan, pada
persentase jumlah siswa yang tidak tuntas 6 siklus I pertemuan pertama persentase
orang (ketuntasan klasikalnya 81,6% dan aktivitas siswa 61,1% dengan kategori
dinyatakan tuntas). Selanjutnya diadakan baik, sedangkan pada pertemuan kedua
lagi pertemuan siklus II diperoleh rata-rata persentase aktivitas siswa meningkat
nilai ulangan harian siswa yaitu 88,68 menjadi 77,8% dengan kategori baik.
dengan persentase jumlah siswa yang tuntas Selanjutnya pada siklus II pertemuan
15 orangdan persentase siswa yang tidak pertama persentase aktivitas siswa
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
112
meningkat dengan angka persentase Djamarah, S. Bahri dan Zain Aswan. 2010.
80,6% dengan dikategorikan amat baik. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta.
Sedangkan pada pertemuan kedua PT. Rineka Cipta
semakin meningkat menjadi 86,1% Hamdayana, J. 2014. Model dan Metode
dengan kategori amat baik. Pembelajaran Kreatif dan
2. Hasil belajar siswa mengalami Berkarakter. Bogor. Ghalia
peningkatan dari rata-rata skor dasar Indonesia
66,84 dan ketuntasan klasikal 39,5% Sanjaya, Wina. 2011. Strategi
(tidak tuntas). Setelah dilakukan Pembelajaran Berorientasi Standar
tindakan, maka pada siklus I mengalami Proses Pendidikan. Bandung.
peningkatan sebesar 23,6% dengan rata- Kencana Prenada Group
rata 82,63 dan ketuntasan klasikal 81,6% Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor
(tuntas) . Dan pada siklus II yang Mempengaruhi. Jakarta Rineka
peningkatannya sebesar 32,7% dengan Cipta
rata-rata 88,68 dan ketuntasan klasikal Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses
92.1% (tuntas). Belajar Mengajar. Bandung. Sinar
Baru Aleasindo
Berdasarkan simpulan penelitian di Suprijono, Agus. 2014. Cooperative
atas, penulis menyampaikan beberapa Learning dan Aplikasi Paikem.
rekomendasi sebagai berikut : Yogyakarta. Pustaka Pelajar
1. Penerapan model pembelajaran role Syahrilfuddin, dkk. 2011. Penelitian
playing dapat dijadikan salah satu Tindakan Kelas. Pekanbaru.
alternatif untuk meningkatkan hasil Cendekia Insani
belajar IPS siswa. Hal ini karena dengan Uno, Hamzah. 2012. Model Pembelajaran.
kegiatan bermain peran akan Jakarta. Bumi Aksara
menimbulkan rangsangan pada siswa
untuk memahami materi pembelajaran.
2. Guru hendaknya lebih memberi
bimbingan dan motivasi kepada siswa.
Selain itu, guru yang ingin menerapkan
model pembelajaran role playing harus
mengalokasikan waktu dengan sebaik-
baiknya agar semua tahapan dapat
terlaksana dengan baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian
ini dapat dijadikan referensi, masukan,
dan perbandingan untuk dijadikan
penelitian lanjutan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi
Aksara
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |