You are on page 1of 11

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by E-Journal STIE AAS Surakarta (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi)

Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jap
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(2), 2020, 171-181

Analisis Keputusan Transfer Pricing Berdasarkan Pajak,


Tunneling dan Exchange Rate
1*
Hani Sri Mulyani, 2Endah Prihartini, 3Dadang Sudirno
1,2,3
Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Majalengka, Indonesia
*Email korenpondensi: hanisrimulyani@unma.ac.id

Abstract
Tax has two points of view, for the government tax is a source of state revenue that has the largest contribution,
but for tax companies is a burden that must be paid. Often companies do tax planning strategies so that the tax
burden that must be borne by the company becomes smaller. Companies usually exploit loopholes from the use
of accounting methods allowed by accounting and taxation rules. Transfer Pricing is one of the ways companies
take to reduce the tax burden. This study aims to determine and obtain empirical evidence about the effect of
tax, tunneling and exchange rates on transfer pricing decisions both partially and simultaneously on
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2013-2017 period. The research
method used is descriptive and verification analysis method. The population in this study were 144
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2013-2017. Sampling using a
purposive sampling method and obtained a sample of 20 companies. The results of this study indicate that
partially significant positive effect on transfer pricing decisions, tunneling does not significantly influence the
transfer pricing and exchange rate decisions do not significantly influence the transfer pricing decision, but
simultaneously the results of this study indicate that taxes, tunneling and exchange rates affect significant to the
transfer pricing decision.

Keywords : exchange rate, transfer pricing, tunneling.

Saran sitasi: Mulyani, H. S., Prihatini, E., & Sudirno, D. (2020). Analisis Keputusan Transfer Pricing
Berdasarkan Pajak, Tunneling dan Exchange Rate. Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(2), 166-176. doi:
http://dx.doi.org/10.29040/jap.v20i2.756

DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jap.v20i2.756

pricing), maupun dengan negara yang berbeda


1. Pendahuluan
(international transfer pricing) (Setiawan, 2014)
Transfer pricing adalah suatu kebijakan
Berdasarkan penelitian tim UNTC PBB yang
perusahaan dalam menentukan harga transfer suatu
diketuai Silvain Plasschaert sebagaimana dinyatakan
transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud
kembali oleh Gunadi (1999) dalam Sutedi (2013),
ataupun transaksi finansial yang dilakukan oleh
disebutkan bahwa terdapat beberapa motivasi yang
perusahaan. Intra-company transfer pricing
melatarbelakangi perusahaan dalam melakukan
merupakan konsep harga transfer antar divisi dalam
transfer pricing di Indonesia antara lain: (1)
satu perusahaan sedangkan inter-company transfer
pengurangan objek pajak, terutama pajak
pricing merupakan konsep harga transfer antara dua
penghasilan; (2) pelonggaran pengaruh pembatasan
perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa.
kepemilikan luar negeri; (3) penurunan pengaruh
Transaksinya dengan menggunakan harga transfer
deperesiasi rupiah; (3) menguatkan tuntutan kenaikan
bisa dilakukanan oleh dua perusahan atau lebih yang
harga atau proteksi terhadap saingan impor; (4)
berelasi dalam satu negara (domestic transfer
mempertahankan sikap low profile tanpa
mempedulikan tingkat keuntungan usaha; (5)
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 172
mengamankan perusahaan dari tuntutan atas imbalan suatu pemegang saham non-pengendali di Republik
atau kesejahteraan karyawan dan kepedulian Ceko melalui pengalihan aset dan keuntungan demi
lingkungan; (6) memperkecil akibat pembatasan dan kepentingan pemegang saham pengendali (Guing dan
risiko bisnis di luar negeri. Adapun menurut Anthony Farahmita, 2011 dalam Noviastika et al., 2016).
dan Govindarajan (2004) dalam Sutedi (2013) Struktur kepemilikan mencerminkan jenis konflik
mengemukakan bahwa terdapat tiga permasalahan keagenan yang terjadi. Untuk perusahaan di Asia
khusus yang dihadapi korporasi multinasional yaitu: kebanyakan memiliki struktur kepemilikan yang
(1) perbedaan budaya (cultural differences); (2) terkonsentrasi, termasuk di Indonesia. Struktur
transfer pricing; (3) nilai tukar mata uang (exchange kepemilikan terkonsentrasi ini menimbulkan potensi
rate). Penelitian ini hanya mengkaji motivasi pajak, bagi pemegang saham pengendali untuk terlibat jauh
tunneling dan exchange rate dalam pengambilan dalam pengelolaan perusahaan (Mispiyanti, 2015).
keputusan transfer pricing. Ini disebabkan karena hal Kepemilikan saham yang terkonsentrasi
tersebut merupakan permasalahan khusus yang lazim menimbulkan hak kendali dan memberikan
dihadapi oleh perusahaan multinasional akibat kesempatan bagi pemegang saham pengendali untuk
perbedaan regulasi, ekonomi, sosial, politik dan melakukan ekspropriasi terhadap hak pemegang
budaya yang berlaku pada setiap negara. saham non-pengendali melalui kegiatan tunneling.
Seiring dengan perkembangan zaman, Menurut Johnson dalam Wafiroh dan Hapsari (2015)
perusahaan multinasional telah memanfaatkan tunneling merupakan aktivitas pengalihan aset dan
transfer pricing sebagai upaya perencanaan pajak keuntungan keluar perusahaan untuk kepentingan
perusahaan untuk menghindari pajak dengan cara pemegang saham pengendali perusahaan tersebut.
meminimalkan beban pajak yang harus ditanggung Nilai tukar juga dapat mempengaruhi praktek
perusahaan. Menurut Lingga (2012) transfer pricing transfer pricing. Perusahaan multinasional
biasanya dilakukan dengan cara memperbesar harga mempunyai transaksi antar negara dalam jumlah
beli dan memperkecil harga jual antara perusahaan yang besar. Arus kas perusahaan tersebut
dalam satu grup/rekanan atau antar perusahaan yang didenominasikan dalam beberapa mata uang relatif
memiliki hubungan istimewa dan mentransfer laba kepada nilai dolar akan berbeda seiring dengan
yang diperoleh kepada rekanan perusahaan yang perbedaan waktu. Exchange rate yang berbeda-beda
berkedudukan di luar negri yang menerapkan tarif inilah yang nantinya akan mempengaruhi laba
pajak yang rendah. perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu
Besar kecilnya beban pajak yang harus perubahan nilai tukar dapat dimanfaatkan oleh
dibayarkan merupakan salah satu faktor yang dapat perusahan multinasional untuk meningkatkan
memicu tindakan transfer pricing yang dilakukan profitabilitas perusahaan melalui kegiatan transfer
oleh perusahan. Dalam pandangan pajak atau fiskal, pricing. Profitabilitas sangat penting bagi investor
transfer pricing sangat berpotensi menyebabkan dan dijadikan sebagai salah satu indikator penilaian
risiko berkurang atau hilangnya potensi penerimaan dalam pengambilan keputusan investasi pada
pajak suatu negara karena perusahaan multinasional perusahaan.
cenderung menggeser kewajiban perpajakannya dari Di Indonesia transaksi antar anggota perusahaan
negara-negara yang memiliki tarif pajak yang tinggi multinasional tidak luput dari rekayasa transfer
(high tax countries) ke negara-negara yang pricing, terutama oleh wajib pajak penanaman modal
menerapkan tarif pajak rendah (low tax countries). asing (PMA) dan cabang perusahaan asing di
Secara umum Kebijakan fiscal atau perpajakan harus Indonesia yang termasuk dalam kategori bentuk
memperhatikan dua hal mendasar agar koreksi pajak usaha tetap (BUT). Sebagian besar perusahaan
terhadap dugaan transfer pricing mendapat justifikasi tersebut bergerak di bidang manufaktur dan
yang kuat, yaitu: afiliasi (associated enterprises) atau mempunyai kaitan internal yang cukup substansial
hubungan istimewa (special relationship) dan dengan induk perusahaan atau afiliasinya di
kewajaran atau arm’s length principle (Bakti, 2002 mancanegara. Perusahaan di Indonesia terutama
dalam Yuniasih et al., 2012). dimanfaatkan sebagai manufaktur barang madya
Selain motivasi pajak, transfer pricing juga (intermediate goods) atau bahan mentah (raw
dipicu oleh tindakan pengalihan asset yang dikenal materials) mereka. Produk hasil pabrik Indonesia
dengan istilah Tunneling. Tunneling merupakan tersebut dipasarkan ke pasar lokal atau diekspor ke
kondisi untuk menggambarkan pengambilan aset negara ketiga (Gunadi, 1999 dalam Santoso, 2004).
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 173
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
berita online m.liputan6.com pada tanggal 28 Maret
2016 memuat bahwa Direktur Penyuluhan, Pajak (X1)
Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Pajak dalam penelitian ini diproksikan dengan
Kemenkeu, Mekar Satria Utama menyatakan bahwa Current Effective Tax Rate (current ETR). Current
sebanyak 2.000 perusahaan asing terindikasi ETR dihitung dari beban pajak penghasilan kini
mengemplang pajak selama 10 tahun karena alasan (current tax expense) dibagi dengan laba sebelum
merugi terus-menerus dan salah satu penyebabnya pajak perusahaan (pre-tax income). Current ETR
yaitu perusahaan tersebut merupakan perusahaan dirumuskan sebagai berikut:
afiliasi yang induk perusahaannya berada di luar Current ETR = current tax expense
negeri sehingga sangat rawan terjadi proses transfer pre-tax income
pricing. DJP mempertanyakan pembayaran royalti Sumber: Hanlon dan Heitzman (2010) dalam
yang tetap disetorkan anak usahanya di Indonesia Tandean (2015).
kepada induk perusahaanya. “Ada perbedaan tarif
antara kita dan negara partner sehingga mereka Tunneling
menjual dengan harga murah. Mereka membeli Tunneling diukur dengan persentase
bahan baku dengan harga lebih tinggi. Jadi kepemilikan saham mayoritas oleh perusahaan asing
perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia sebesar 20% atau lebih dari total saham yang beredar
mengalami rugi, tapi perusahaan di luar negeri yang disebut sebagai pemegang saham pengendali.
untung,” jelas Mekar. Adapun rumus tunneling adalah sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Marfuah dan Tunneling=Jumlah Kepemilikan Saham Terbesar
Azizah (2014) menyimpulkan bahwa pajak Jumlah Saham Beredar
berpengaruh negatif signifikan terhadap keputusan Sumber: Andraeni (2017).
transfer pricing perusahaan, tunneling incentive
berpengaruh positif terhadap keputusan transfer Exchange Rate (Nilai Tukar/Kurs)
pricing perusahaan dan exchange rate berpengaruh Exchange rate pada penelitian ini diukur dari
positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan keuntungan atau kerugian transaksi perusahaan yang
transfer pricing perusahaan. Sedangkan penelitian menggunakan mata uang asing. Exchange rate
yang dilakukan Mispiyanti (2015) menyimpulkan dihitung dari laba atau rugi selisih kurs dibagi dengan
bahwa pajak dan mekanisme bonus tidak laba atau rugi sebelum pajak. Exchange rate dihitung
berpengaruh signifikan terhadap keputusan transfer dengan rumus berikut ini:
pricing, tunneling incentive berpengaruh signifikan Exchange rate = Laba rugi selisih kurs
terhadap keputusan transfer pricing. Adapun Laba rugi sebelum pajak
penelitian yang dilakukan Andraeni (2017)` Sumber: Marfuah dan Azizah (2014)
menyimpulkan bahwa exchange rate berpengaruh
terhadap keputusan perusahaan melakukan transfer Variabel Dependen (Terikat)
pricing, tunneling incentive berpengaruh terhadap Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini
keputusan perusahaan melakukan transfer pricing adalah transfer pricing. Transfer pricing adalah suatu
dan mekanisme bonus tidak berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan dalam menentukan harga atas
keputusan perusahan melakukan transfer pricing. penyerahan barang, jasa, harta tak berwujud ataupun
transaksi finansial yang dilakukan oleh perusahaan
2. Metode Penelitian
antar divisi ataupun antar pihak yang mempunyai
Metode yang Digunakan
hubungan istimewa.
Metode penelitian yang digunakan adalah
Transfer pricing dalam penelitian ini diukur
metode kuantitatif. Jenis Penelitian dalam penelitian
dengan menggunakan variabel dummy yang dihitung
ini adalah jenis penelitian survei dengan metode
dengan pendekatan dikotomi, yaitu dengan melihat
analisis statistik deskriptif dan verifikatif.
keberadaan penjualan kepada pihak yang mempunyai
Definisi Operasional Variabel
hubungan istimewa. Perusahaan yang melakukan
Variabel Independen (Bebas)
penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan
Variabel independen dalam penelitian ini
istimewa diberi nilai 1 dan yang tidak diberi 0.
adalah:

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 174
Sedangkan model persamaan analisis regresi
logistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
Populasi dan Sampel Ln (Y/1-Y) = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ɛ
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Keterangan:
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Ln (Y/1-Y) = Logaritma probabilitas perusahaan
periode 2013-2017 yang berjumlah 144 perusahaan. yang melakukan transfer pricing
Teknik penentuan sampel yang akan digunakan β0 = Konstanta
dalam penelitian ini adalah teknik purposive X1 = Pajak
sampling. Berikut adalah kriteria perusahaan yang X2 = Tunneling
dijadikan sampel dalam penelitian ini: Perusahaan X3 = Exchange rate
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia β1-β2-β3 = Koefisien regresi
dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017; ɛ = Error term
Perusahaan yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Menguji Signifikansi Model
Indonesia periode 2013-2017; Perusahaan yang Pengujian secara keseluruhan dilakukan untuk
dikendalikan oleh perusahaan asing dengan menguji seberapa jauh semua variabel independen
persentase kepemilikan 20% atau lebih (PSAK (pajak, tunneling dan exchange rate) mempunyai
No.15); Perusahaan tidak mengalami kerugian pengaruh terhadap kemungkinan perusahaan
selama periode pengamatan. Hal ini karena melakukan transfer pricing. Pengujiannya dapat
perusahaan yang mengalami kerugian tidak memiliki menggunakan tabel “Omnimbus Test of Model
kewajiban perpajakan di tingkat perusahaan sehingga Coefficient” untuk melihat hasil pengujian secara
motivasi pajak menjadi tidak relevan; Perusahaan simultan pengaruh variabel bebas dengan melihat
yang menyajikan data lengkap sesuai dengan hasil dari signifikansinya diperoleh nilai sig.model,
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. dengan ketentuan:
Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sampel a. Jika p-value (significant) α > (0,05), maka
sebanyak 20 perusahaan dengan periode pengamatan hipotesis alternatif ditolak. Artinya bahwa
5 tahun sehingga diperoleh data sampel sebanyak 100 variabel independen secara bersama-sama tidak
data sampel berpengaruh terhadap variabel dependen.
Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis b. Jika p-value (significant) α < (0,05), maka
Analisis data dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif diterima. Artinya bahwa
menggunakan metode deskripftif dan metode variabel independen secara bersama-sama
verifikatif dengan regresi logistic dan uji hipotesis berpengaruh terhadap variabel dependen.
Menilai Analisis Koefisien Regresi
3. Hasil dan Pembahasan
Analisis koefisien regresi dilakukan untuk
3.1. Hasil penelitian
menguji seberapa jauh variabel independen
Bagian ini menyajikan hasil penelitian. Hasil
mempunyai pengaruh terhadap kemungkinan
penelitian dapat dilengkapi dengan tabel, grafik
perusahaan melakukan transfer pricing, dilakukan
(gambar), dan/atau bagan [Times New Roman, 11,
dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini:
normal].
1) Tigkat signifikan (α) yang digunakan sebesar 5%
Menilai Kelayakan Model Regresi
(0,05).
Dalam menilai kelayakan model regresi
2) Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
dapat dilakukan dengan melihat tabel berikut ini:
didasarkan pada significant p-value (probabilitas
Tabel 1
value).
Hosmer and Lemeshow Test
a. Jika p-value (significant) α > (5%), maka
Step Chi-square df Sig.
hipotesis alternatif ditolak. Artinya bahwa 1 6,727 8 ,566
variabel independen tidak berpengaruh terhadap Sumber: data diolah tahun 2018
variabel dependen. Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa
b. Jika p-value (significant) α < (5%), maka nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit
hipotesis alternatif diterima. Artinya bahwa sebesar 6,727 dengan signifikansi sebesar 0,566 yang
variabel independen berpengaruh terhadap nilainya lebih besar dari 0,05 atau signifikansi > 0,05
variabel dependen. maka hipotesis nol tidak dapat ditolak (H0 diterima
dan H1 ditolak). Hal ini berarti model regresi yang
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 175
dipergunakan dalam penelitian ini layak dipakai 1 50,882a ,092 ,202
untuk analisis selanjutnya, karena tidak ada .a. Estimation terminated at iteration number 6
perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang because parameter estimates changed by less than
diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Sehingga ,001
Pada tabel 3 diperoleh nilai Cox & Snell R
dapat dikatakan bahwa model yang dihipotesiskan fit
Square sebesar 0,092 dan Nagelkerke R Square
dengan data karena mampu memprediksi nilai
sebesar 0,202. Hasil ini berarti bahwa 20,2% variasi
observasinya atau dapat dikatakan bahwa model
transfer pricing dapat diprediksi atau dijelaskan oleh
dapat diterima karena sesuai dengan data
variabilitas variabel pajak, tunneling dan exchange
observasinya.
rate. Sementara sisanya 79,8% dapat dijelaskan oleh
Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
variabel lain yang tidak digunakan pada penelitian
Dalam menilai keseluruhan model (overall
ini.
model fit) dapat dilakukan dengan beberapa cara,
3) Tabel Klasifikasi 2x2
diantaranya sebagai berikut:
Untuk mengetahui kekuatan prediksi dan
1) Chi-Square (X2)
mendapatkan tingkat ketepatan dari model yang
Tes statistik Chi Square (X2) digunakan
digunakan untuk memprediksi kemungkinan
berdasarkan pada fungsi likelihood pada estimasi
terjadinya transfer pricing oleh perusahaan dapat
model regresi, dilakukan dengan menggunakan
dilihat pada tabel berikut ini:
pengujian terhadap nilai -2 Log Likelihood.
Tabel 4
Pengujian ini dapat dilakukan dengan
Tabel Klasifikasi 2x2
membandingkan nilai -2 Log Likelihood awal (hasil
Classification Tablea
block number 0) dengan nilai -2 Log Likelihood akhir Observed Predicted
(hasil block number 1). Apabila terjadi penurunan, Transfer pricing Percentage
maka model tersebut menunjukkan model regresi tidak melakukan Correct
yang baik. melakukan transfer
transfer pricing
Tabel 2 pricing
Overall Model Fit tidak 2 7 22,2
Iteration -2 Log Likelihood melakukan
Step 0 60,508 Transfer
transfer
Step 1 50,882 Step pricing
pricing
Sumber: data diolah tahun 2018 1 melakukan 0 91 100,0
transfer
Tabel 2 menunjukkan angka pada -2 Log
pricing
Likelihood block number = 0 dan -2 Log Likelihood Overall Percentage 93,0
block number = 1. Pada tabel tersebut terlihat bahwa a. The cut value is ,500
angka awal -2 Log Likelihood block number = 0 Sumber: diolah tahun 2018
adalah 60,508 sedangkan angka 2 Log Likelihood Tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai overall
block number = 1 adalah 50,882. Penurunan nilai -2 percentage sebesar 93,0. Sehingga dapat disimpulkan
Log Likelihood ini menunjukkan model regresi yang bahwa model regresi logistik dalam penelitian ini
baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan dapat digunakan untuk memprediksi keputusan
fit dengan data. transfer pricing perusahaan dengan tingkat
2) Cox and Snell’s R Square dan Nagelkereke’s R keakuratan sebesar 93,0% dengan batas nilai atau cut
square value yang dihasilkan 0,500.
Untuk mengetahui besarnya variasi prediksi dari Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan tingkat
variabel pajak, tunneling dan exchange rate terhadap keakurasian 93,0% menjelaskan bahwa dari 9
keputusan transfer pricing dapat dilihat dari nilai R perusahaan, yang diprediksi dalam kondisi tidak
Square. Adapun hasil pengujiannya sebagai berikut: melakukan transfer pricing terdapat 2 perusahaan
Tabel 3 dan yang melakukan transfer pricing terdapat 7
Hasil Uji Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R perusahaan. Selain itu dari 91 perusahaan, yang
Square diprediksi melakukan transfer pricing terdapat 91
Model Summary perusahaan dan yang tidak melakukan transfer
Step -2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R pricing terdapat 0 perusahaan.
likelihood Square Square Uji Hipotesis
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 176
H1: Pengaruh pajak terhadap keputusan transfer terhadap keputusan transfer pricing. Hal ini dapat
pricing dibuktikan dengan tingkat signifikansi pajak sebesar
Berdasarkan tabel 4 pajak memiliki nilai 0,019 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (5%).
signifikansi sebesar 0,019 di bawah tingkat Dengan demikian penelitian ini menolak H0 dan
signifikansi 0,05 (5%). Sehingga dapat disimpulkan menerima H1 yang menyatakan bahwa pajak
bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing.
pajak berpengaruh signifikan terhadap keputusan Penelitian ini konsisten dengan penelitian
transfer pricing, dengan demikian H1 dapat Yuniasih, et al. (2012)38 yang menyatakan bahwa
dibuktikan kebenarannya. pajak berpengaruh positif pada keputusan transfer
H2:`Pengaruh tunneling terhadap keputusan transfer pricing. Namun penelitian ini tidak konsisten dengan
pricing penelitian Marfuah dan Azizah (2013)14, Sari dan
Berdasarkan tabel 4 tunneling memiliki nilai Mubarok (2017)26 yang menyatakan bahwa pajak
signifikansi sebesar 0,148 di atas tingkat signifikansi berpengaruh negatif signifikan terhadap keputusan
0,05 (5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho transfer pricing perusahaan dan dan penelitian
diterima dan H2 ditolak. Hal ini berarti tunneling Mispiyanti (2015)17 juga menyatakan bahwa pajak
tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
transfer pricing, dengan demikian H2 tidak dapat transfer pricing.
dibuktikan kebenarannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
H3: Pengaruh exchange rate terhadap keputusan menyatakan bahwa praktik transfer pricing sering
transfer pricing dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan
Berdasarkan tabel 4 texchange rate memiliki multinasional untuk meminimalkan jumlah pajak
nilai signifikansi sebesar 0,241 di atas tingkat yang harus dibayar. Praktik transfer pricing dapat
signifikansi 0,05 (5%). Sehingga dapat disimpulkan dilakukan dengan cara memperbesar harga beli atau
bahwa Ho diterima dan H3 ditolak. Hal ini berarti memperkecil harga jual antara perusahaan dalam satu
exchange rate tidak berpengaruh signifikan terhadap grup dan mentransfer laba yang diperoleh kepada
keputusan transfer pricing, dengan demikian H3 tidak grup yang berkedudukan di negara yang menerapkan
dapat dibuktikan kebenarannya. tarif pajak yang rendah.
H4: Pengaruh pajak, tunneling dan exchange rate Berdasarkan hasil penelitian beban pajak
terhadap keputusan transfer pricing perusahaan yang semakin besar mendorong
Berdasarkan tabel 4 hasil pengujian Omnibus perusahaan untuk melakukan keputusan transfer
Test of Model Coefficient diperoleh nilai signifikansi pricing dengan harapan dapat menekan beban
0,016 di bawah tingkat siginfikansi 0,05 (5%). tersebut. Selanjutnya ketika beban pajak perusahaan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan sudah bisa ditekan serendah mungkin yang semakin
H4 diterima. Hal ini berarti pajak, tunneling dan kecil perusaahaan tidak cenderung tidak melakukan
exchange rate secara bersama-sama berpengaruh keputusan transfer pricing.
signifikan terhadap keputusan transfer pricing Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa
sehingga H4 dapat dibuktikan kebenarannya. pajak berpengaruh positif signifikan terhadap
3.2. Pembahasan keputusan transfer pricing. Hal ini disebabkan
Pengaruh Pajak Terhadap Keputusan Transfer karena perusahaan manufaktur periode 2013-2017
Pricing yang memiliki beban pajak yang rendah. Pajak yang
Berdasarkan hasil penelitian dengan rendah mengindikasikan adanya pengalihan
menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa kewajiban perpajakan ke perusahaan yang memiliki
nilai koefisien regresi variabel pajak sebesar 14,324 hubungan istimewa di negara lain yang tarif pajaknya
dan bertanda positif, artinya jika beban pajak lebih rendah.
perusahaan semakin tinggi maka kemungkinan Pengaruh Tunneling Terhadap Keputusan
terjadinya keputusan transfer pricing akan semakin Transfer Pricing
tinggi. Sebaliknya jika beban pajak perusahaan Berdasarkan hasil penelitian dengan
semakin rendah maka kemungkinan terjadinya menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa
transfer pricing akan semakin rendah. nilai koefisien regresi variabel tunneling sebesar
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui 3,253 dan bertanda negatif, artinya jika kepemilikan
bahwa variabel pajak berpengaruh secara signifikan saham pengendali asing semakin besar maka
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 177
kemungkinan terjadinya transfer pricing akan menarik minat investor akan tetapi untuk
semakin kecil. Sebaliknya jika kepemilikan saham memaksimalkan keuntungan pribadi mereka sendiri
pengendali asing semakin kecil maka kemungkinan sehingga akan mendorong perusahaan untuk
terjadinya transfer pricing akan semakin besar. melakukan transfer pricing sebagai tindakan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas.
bahwa variabel tunneling tidak berpengaruh secara Tidak berpengaruhnya tunneling terhadap
signifikan terhadap keputusan transfer pricing. Hal keputusan transfer pricing disebabkan karena
ini dapat dibuktikan dengan tingkat signifikansi perusahaan manufaktur periode 2013-2017 memiliki
tunneling sebesar 0,148 lebih besar dari tingkat rata-rata nilai tunneling yang tinggi. Hal tersebut
signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian penelitian menunjukkan struktur kepemilikan perusahaan
ini menerima H0 dan menolak H2 yang menyatakan terkonsentrasi hanya pada sedikit pemilik. Ketika
bahwa tunneling tidak berpengaruh terhadap kepemilikan dan pembuat keputusan perusahaan
keputusan transfer pricing. terkonsentrasi hanya pada segelintir pihak tertentu
Penelitian ini konsisten dengan penelitian yaitu pihak asing maka pemegang saham pengendali
Melani (2016)16 yang menyatakan bahwa tunneling cenderung lebih bertindak risk averse (menghindari
incentive tidak berpengaruh terhadap keputusan risiko). Pemegang saham pengendali tidak
melakukan transfer pricing. Namun penelitian ini memanfaatkan transfer pricing dalam rangka
tidak konsisten dengan penelitian Yuniasih, et al. ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas
38 14
(2012) , Marfuah dan Azizah (2013) , Mispiyanti karena berisiko menimbulkan konflik yang
(2015)17, Refgia (2017)24 dan Andraeni (2017)1 yang berdampak pada penurunan nilai perusahaan dan
menyatakan bahwa tunneling incentive berpengaruh penilaian buruk investor sehingga investor enggan
signifikan terhadap keputusan transfer pricing untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan.
perusahaan. Selain itu mekanisme pengawasan yang efektif baik
Hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang secara internal seperti adanya dewan komisaris
menyatakan semakin besar persentase kepemilikan independen maupun secara eksternal seperti adanya
yang dimiliki pemegang saham, semakin besar pula auditor sehingga akan membatasi pemegang saham
kendali yang dimiliki pemegang saham dalam pengendali melakukan tindakan ekspropriasi seperti
menentukan berbagai keputusan perusahaan transfer pricing dalam rangka memaksimalkan
termasuk keputusan transfer pricing. Namun hasil kesejahteraan pribadi. Dengan demikian besarnya
penelitian ini sesuai dengan argumen PIE (positif kepemilikan saham pengendali belum tentu dapat
incentive effect) yang menyatakan bahwa pemegang menentukan berbagai keputusan perusahaan
saham pengendali tidak akan melakukan ekspropriasi termasuk keputusan transfer pricing.
terhadap pemegang saham minoritas karena Pengaruh Exchange Rate Terhadap Keputusan
pemegang saham pengendali merupakan pihak yang Transfer Pricing
paling merasakan dampak negatif dari penurunan Berdasarkan hasil penelitian dengan
nilai perusahaan atas tindakan ekspropriasi tersebut. menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa
Dengan argumen PIE, kemampuan pemegang saham nilai koefisien regresi variabel exchange rate sebesar
pengendali untuk mengendalikan manajemen tidak 3,045 dan bertanda positif, artinya jika laba akibat
ditujukan untuk kepentingan pribadi melainkan justru selisih kurs yang diperoleh perusahaan semakin
untuk menunjukkan kepada pemegang saham tinggi maka terjadinya transfer pricing akan semakin
minoritas bahwa tidak terjadi ekspropriasi dalam tinggi. Sebaliknya jika laba akibat selisih kurs yang
perusahaan (Siregar, 2008)29. diperoleh perusahaan semakin rendah maka
Berdasarkan hasil penelitian kepemilikan saham kemungkinan terjadinya transfer pricing akan
pengendali yang tinggi cenderung tidak melakukan semakin rendah.
transfer pricing dengan tujuan menjaga citra Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui
perusahaan sehingga menarik minat investor agar bahwa variabel exchange rate tidak berpengaruh
menginvestasikan dananya pada perusahaan. secara signifikan terhadap keputusan transfer
Sebaliknya ketika kepemilikan saham pengendali pricing. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingkat
rendah artinya ada investor yang sudah signifikansi exchange rate sebesar 0,241 lebih besar
menginvestasikan dananya kepada perusahaan dan dari tingkat signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian
fokus pemegang saham pengendali tidak lagi penelitian ini menerima H0 dan menolak H3 yang
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 178
menyatakan bahwa exchange rate tidak berpengaruh adanya perubahan nilai tukar tidak memberikan
terhadap keputusan transfer pricing. keuntungan potensial bagi perusahaan.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian Pengaruh Pajak, Tunneling dan Exchange Rate
Marfuah dan Azizah (2013)14 yang menyatakan Terhadap Keputusan Transfer Pricing
bahwa exchange rate berpengaruh positif tetapi tidak Berdasarkan hasil pengujian yang telah
signifikan terhadap keputusan transfer pricing dilakukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan
perusahaan. Namun penelitian ini tidak konsisten bahwa pajak, tunneling dan exchange rate secara
1
dengan penelitian Andraeni (2017) yang bersama-sama berpengaruh secara signifikan
menyatakan bahwa exchange rate berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing pada perusahaan
terhadap keputusan perusahaan melakukan transfer manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2017.
pricing. Hal ini diketahui dari tabel 4.10 bahwa pajak,
Secara teoritis perubahan nilai tukar merupakan tunneling dan exchange rate berpengaruh terhadap
peluang bagi perusahaan untuk mengendalikan risiko keputusan transfer pricing sebesar 10,380 dengan
dari keuntungan maupun kerugian transaksi, signifikansi 0,016 berada dibawah tingkat signifikasi
perusahaan dapat menggunakan transfer pricing 0,05 (5%). Dengan demikian penelitian ini menolak
dengan cara merekayasa harga produk yang H0 dan menerima H4 yang menyatakan bahwa pajak,
ditransfer kepada perusahaan yang mempunyai tunneling dan exchange rate secara bersama-sama
hubungan istimewa. Namun menurut Ardiyanti berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing.
2
(2017) melemahnya mata uang domestik membuat Atau minimal ada satu variabel bebas yang
perusahaan merugi dalam transaksi dengan pihak berpengaruh signifikan dan untuk mengetahui
asing yang menggunakan kurs, seperti misalnya variabel mana saja yang masuk ke dalam model
untuk mendapatkan sejumlah bahan baku dengan dapat dilihat pada uji parsial.
jumlah yang sama pada harga dollar yang sama Hasil penelitian ini mendukung teori yang
memerlukan jumlah rupiah yang lebih banyak akibat dikemukakan oleh Anthony dan Govindarajan (2011)
dari pelemahan nilai rupiah terhadap dollar. Melalui dalam Marfuah dan Azizah (2014)14 bahwa
alasan tersebut, perusahaan tidak melihat perubahan pertimbangan penting suatu perusahan multinasional
nilai tukar untuk mengambil keputusan transfer untuk melakukan keputusan transfer pricing
pricing. diantaranya adalah pajak, tunneling incentive dan
Berdasarkan hasil penelitian ketika nilai tukar exchange rate. Hasil penelitian ini juga menunjukan
pada perusahaan tinggi maka akan mendorong bahwa pajak, tunneling dan exchange rate
perusahaan untuk melakukan keputusan transfer merupakan faktor-faktor penting yang dijadikan
pricing dengan merekayasa harga yang bertujuan pertimbangan oleh manajemen dalam pengambilan
mengurangi laba sehingga pembayaran pajak menjadi keputusan transfer pricing. Adanya perbedaan tarif
berkurang. Sebaliknya ketika nilai tukar pada pajak di setiap negara dan pemegang saham
perusahaan rendah maka perusahaan cenderung tidak pengendali memiliki pengendalian dalam
melakukan keputusan transfer pricing karena dengan menentukan kebijakan perusahaan serta didukung
nilai tukar yang rendah perusahaan tidak perlu lagi dengan adanya fluktuasi nilai tukar akan
mengurangi laba. Walaupun demikian nilai tukar menimbulkan peluang bagi perusahaan sehingga
tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer memotivasi perusahaan untuk melakukan keputusan
pricing perusahaan. transfer pricing. Transfer pricing adalah mekanisme
Tidak berpengaruhnya exchange rate terhadap penetapan harga atas transaksi penyediaan barang
keputusan transfer pricing disebabkan pada atau penyerahan jasa oleh pihak-pihak yang memiliki
perusahaan manufaktur periode 2013-2017 banyak hubungan istimewa. Namun dalam praktiknya
terdapat kerugian akibat selisih kurs atas kegiatan perusahaan melakukan rekayasa harga transfer
operasi perusahaan dan dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai upaya meminimalkan biaya-biaya termasuk
hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai rata-rata minimalisasi pembayaran pajak perusahaaan. Bagi
exchange rate bernilai negatif. Dengan demikian perusahaan multinasional transfer pricing dipercaya
dapat disimpulkan bahwa exchange rate bukan menjadi salah satu strategi yang efektif untuk
merupakan suatu pertimbangan khusus bagi memenangkan persaingan dalam memperebutkan
manajemen dalam pengambilan keputusan transfer sumber-sumber daya yang terbatas.
pricing karena perusahaan memandang bahwa
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 179
4. Kesimpulan pricing dipercaya menjadi salah satu strategi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang efektif untuk memenangkan persaingan
mengenai pengaruh pajak, tunneling dan exchange dalam memperebutkan sumber-sumber daya
rate terhadap keputusan transfer pricing pada yang terbatas.
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
5. Daftar Pustaka
2013-2017, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
Andraeni, S.S. (2017). Pengaruh Exchange Rate,
berikut:
Tunneling Incentive, dan Mekanisme Bonus
1. Pajak berpengaruh positif signifikan terhadap Terhadap Keputusan Perusahaan Melakukan
keputusan transfer pricing. Hal ini dikarenakan Transfer Pricing Studi pada Perusahaan
beban pajak yang semakin besar mendorong Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
perusahaan untuk menekan beban pajak tersebut Indonesia Periode 2013-2015. Skripsi.
dengan melakukan keputusan transfer pricing Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
yaitu mengalihkan kewajiban perpajakan ke Jakarta.
perusahaan yang memiliki hubungan istimewa di Ardiyanti, D. (2017). Pengaruh Mekanisme Bonus,
negara lain yang tarif pajaknya lebih rendah. Tax Minimization, Exchange Rate dan
2. Tunneling tidak berpengaruh signifikan terhadap Multinationality Terhadap Keputusan Transfer
keputusan transfer pricing. Hal ini dikarenakan Pricing. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
perusahaan menerapkan mekanisme pengawasan Yogyakarta.
efektif dan adanya kepemilikan saham Brundy, E. (2014). Pengaruh Mekanisme
pengendali asing yang tinggi yang cenderung Pengawasan Terhadap Aktivitas Tunneling.
akan bertindak menghindari risiko dengan tidak Skripsi. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.
memanfaatkan transfer pricing dalam rangka Eko Pranata. (2014). Perbandingan Metode Regresi
ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas Logistik dengan Analisis Diskriminan.
karena berisiko menimbulkan konflik yang Universitas Sumatera Utara.
berdampak pada penurunan nilai perusahaan dan Ety Rochaety. (2007). Kamus Istilah Ekonomi. PT
penilaian buruk investor. Bumi Aksara. Jakarta.
3. Exchange rate tidak berpengaruh signifikan Hanafi, M.M. (2003). Manajemen Keuangan
terhadap keputusan transfer pricing. Hal ini Internasional. Edisi 2003/2004. Cetakan
dikarenakan rata-rata perusahaan manufaktur Pertama. BPFE-Yogyakarta.
mengalami kerugian akibat selisih kurs atas Handayani, D. dan T. Arfan. (2014). Pengaruh
kegiatan operasi perusahaan sehingga Transaksi Perusahaan Afiliasi Terhadap Tarif
menunjukkan exchange rate bukan merupakan Pajak Efektif. Jurnal Akuntansi Keuangan dan
suatu pertimbangan khusus bagi manajemen Bisnis Vol. 7, 11-19.
dalam pengambilan keputusan transfer pricing Hasibuan, D.H.M. dan Nopryannus. (2013). Analisis
karena perusahaan memandang bahwa adanya Selisih Kurs dan Pengaruhnya Terhadap
perubahan nilai tukar tidak memberikan Laporan Laba Rugi Perusahaan. Jurnal Ilmiah
keuntungan potensial bagi perusahaan. Akuntansi Kesatuan (JIAKES) Vol. 1, No. 2, pg
151-160. ISSN 2337-7852.
4. Pajak, tunneling dan exchange rate secara
Ghozali, Imam (2013). Aplikasi Analisis Multivariate
simultan berpengaruh terhadap keputusan
dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro.
transfer pricing perusahaan. Hal ini
Semarang.
menunjukkan bahwa pajak, tunneling dan
Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor
exchange rate merupakan faktor-faktor penting
Kep-308/BEJ/07-2004. Penghapusan
yang dijadikan pertimbangan oleh manajemen
Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali
dalam pengambilan keputusan transfer pricing.
(Relisting) Saham di Bursa. 19 Juli 2004. PT
Transfer pricing adalah mekanisme penetapan
Bursa Efek Jakarta. Jakarta.
harga atas transaksi penyediaan barang atau Kiswanto, N. (2014). Pengaruh Pajak, Kepemilikan
penyerahan jasa oleh pihak-pihak yang memiliki Asing, dan Ukuran Perusahaan Terhadap
hubungan istimewa. Namun dalam praktiknya Transfer Pricing pada Perusahaan Manufaktur di
perusahaan melakukan rekayasa harga transfer BEI Tahun 2010-2013. Skripsi. Universitas
sebagai upaya meminimalkan biaya-biaya Atma Jaya. Yogyakarta.
sehingga bagi perusaahaan multinasional transfer
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 180
Lingga, I.S. (2012). Aspek Perpajakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7
Transfer Pricing dan Problematika Praktik (Revisi 2015). Pengungkapan Pihak-Pihak
Penghindaran Pajak. Zenit: Jurnal Ilmiah Berelasi. Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
Universitas Kristen Maranatha Vol. 1, No. 3, Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakarta.
Desember 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 15
Madura, J. (1995). International Financial (Revisi 2014). Investasi Pada Entitas Asosiasi
Management. West Publishing Company. dan Ventura Bersama. Dewan Standar
Terjemahan E. Salim. 2000. Manajemen Akuntansi Keuangan. Ikatan Akuntansi
Keuangan Internasional. Edisi 4. Jilid 1. Keuangan Indonesia. Jakarta.
Erlangga. Jakarta. Refgia, T. (2017). Pengaruh Pajak, Mekanisme
Marfuah dan A.P.N. Azizah. (2014). Pengaruh Pajak, Bonus, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Asing,
Tunneling Incentive dan Exchange Rate pada dan Tunneling Incentive Terhadap Transfer
Keputusan Transfer Pricing Perusahaan. Jurnal Pricing (Perusahaan Sektor Industri Dasar dan
Akuntansi dan Auditing Indonesia (JAAI) Vol. Kimia Yang Listing di BEI Tahun 2011-2014).
18, No. 2, Desember 2014: hal 156-165. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Mardiasmo. (2016). Perpajakan. CV Andi Offset. (JOM) Fekon Vol. 4, No. 1, Februari 2017.
Yogyakarta. Santoso, I. (2004). Advance Pricing Agreement dan
Melani, T. (2016). Pengaruh Tax Minimization, Problematika Transfer Pricing dari Perspektif
Mekanisme Bonus, Tunneling Incentive dan Perpajakan Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Keputusan Keuangan Vol. 6, No. 2, Nopember 2004: hal:
Melakukan Transfer Pricing. Skripsi. 123-139.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Sari, E.P. dan A. Mubarok. (2017). Pengaruh
Jakarta. Profitabilitas, Pajak dan Debt Covenant
Mispiyanti. (2015). Pengaruh Pajak, Tunneling Terhadap Transfer Pricing (Studi Empiris
Incentive dan Mekanisme Bonus Terhadap Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI Tahun
Keputusan Transfer Pricing. Jurnal Akuntansi 2012-2016). Seminar Nasional. Universitas
dan Investasi Vol. 16, No. 1, Januari 2015. Pamulang, 13 Desember 2017. ISSN: 977
Mutamimah. (2009). Tunneling atau Value Added 25993430 04.
dalam Strategi Merger dan Akuisisi di Sari, R.C. dan A. Taman. (2011). Pengembangan
Indonesia. Jurnal Manajemen dan Teori Model Prediksi Tunneling: Bukti Empiris pada
Terapan Tahun 2, No. 2, Agustus 2009. Transaksi Pihak Berelasi Perusahaan Publik di
Noviastika F, D., Y. Mayowan, dan S. Karjo. 2016. Indonesia. Artikel Penelitian Hibah Bersaing.
Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive dan Good Universitas Yogyakarta. November 2011.
Corporate Governance (GCG) Terhadap Setiawan, H. (2014). Transfer Pricing dan Risikonya
Indikasi Melakukan Transfer Pricing pada Terhadap Penerimaan Negara. Jurnal.
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Siregar, B. (2008). Ekspropriasi Pemegang Saham
Efek Indonesia (Studi pada Bursa Efek Minoritas dalam Struktur Kepemilikan Ultimat.
Indonesia yang Berkaitan dengan Perusahaan Jurnal.
Asing). Jurnal Perpajakan (JEJAK) Vol. 8, No. Suandy, E. (2008). Perencanaan Pajak. Edisi 4.
1. Salemba Empat. Jakarta.
Nurhayati, I.D. (2013). Evaluasi atas Perlakuan Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Manajemen.
Perpajakan terhadap Transaksi Transfer Pricing Cetakan ke-5. CV Alfabeta. Bandung.
pada Perusahaan Multinasional di Indonesia. Sutedi, A. 2013. Hukum Pajak. Cetakan kedua. Sinar
Jurnal Manajemen dan Akuntansi Vol. 2, No. 1, Grafika. Jakarta
April 2013. Tandean, V.A. (2015). Pengaruh Good Corporate
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap
(Revisi 2014). Pengungkapan Pihak-Pihak Tax Avoidance. Prosiding Seminar Nasional
Berelasi. Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Multi Disiplin & Call For Paper Unisbank
Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakarta. (SENDI_U). ISBN: 978-979-3649-81-8.

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 181
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Yuliati, S.H. dan H. Prasetyo. (2005). Dasar-dasar
Tahun 2009. Ketentuan Umum dan Tata Cara Manajemen Keuangan Internasional. Edisi 2.
Perpajakan. 25 Maret 2009. Lembaran Negara C.V. Andi Offset. Yogyakarta.
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62. Yuniasih, N.W., N.K. Rasmini, dan M.D.
Jakarta. Wirakusuma. (2012). Pengaruh Pajak dan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tunneling Incentive pada Keputusan Transfer
Tahun 2008. Pajak Penghasilan. 23 September Pricing Perusahaan Manufaktur yang Listing di
2008. Lembaran Negara Republik Indonesia Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional
Tahun 2008 Nomor 133. Jakarta. Akuntansi.
Wafiroh, N.L. dan N.N. Hapsari. (2015). Pajak, Zain, M. (2008). Manajemen Perpajakan. Edisi 3.
Tunneling Incentive dan Mekanisme Bonus Cetakan Kedua. Salemba Empat. Jakarta.
pada Keputusan Transfer Pricing. El-Muhasaba: www.idx.co.id
Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN www.liputan 6.com
Maulana Malik Ibrahim Malang Vol. 6, No. 2, www.sahamok.com
Juli 2015.

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055

You might also like