You are on page 1of 13

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.7, No.

2 Agustus 2020 | Page 3554

Pengolahan Pewarna Alami Indigo Dengan Teknik Cap


Pelepah Pisang Pada Produk Busana

Nuurul Tri Ikhsanti1, Aldi Hendrawan2

Program Studi Kriya, Fakultas Industri Kreatif, Telkom University, Bandung

nuurultri@student.telkomuniversity.ac.id, aldivalc@telkomuniversity.ac.id

ABSTRACT

With the advancement of industry in Indonesia, the development of natural material


processing has developed. In some experts state that one of the raw materials
derived from nature is natural dyes for textile materials obtained from extracts of
some parts of plants. Indigofera natural dyes are natural dyes that can be developed
and are among the types of natural dyes that produce blue color and have good
fastness. Seeing from the fashion industry that often applies indigo natural dyes
with dyeing techniques, get the opportunity to provide innovation in developing
indigo natural dyes that can be applied as dyes for the stamp technique. Stamp is a
sign that is made by pressing a tool that is coated with wet media (paint, coloring
paste, discharge paste, or adhesive) to the fabric. The application of the stamp
technique has already been applied to textile materials. In some observations stamp
media experts can use alternative media in the surrounding environment. Banana
stem is one of the natural potential that is found in Indonesia because the
availability of bananas in Indonesia is very abundant. Seeing this potential can
create new innovations from the processing of indigofera natural dyes with the
banana sheath stamp technique on fashion products.

Keywords: Indigo Natural Dyes, Stamp Technique, Banana Stem, and Fashion
Product.
Fitrihana (2007) menyatakan
1. PENDAHULUAN
bahwa bahan baku yang berasal dari
1.1 Latar Belakang
alam salah satunya yaitu zat warna
Perkembangan kemajuan industri alam untuk bahan tekstil yang pada
tekstil di Indonesia menyebabkan umumnya diperoleh dari hasil ekstrak
berkembangnya pengolahan material berbagai bagian tumbuhan. Diantara
alam karena memiliki nilai alam berupa berbagai pewarna alam yang ada
wawasan lingkungan serta nilai ekslusif. indigofera merupakan pewarna alam
Menurut Herjanto (2007) Industri tekstil yang dapat dikembangkan. Indigofera
memiliki spektrum yang sangat luas, termasuk salah satu jenis pewarna
dari bahan baku yang berasal dari alam. alami yang menghasilkan warna biru.
1
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3555

Pasta indigo berasal dari daun limbah. Pelepah pisang tersebut dapat
indigofera. Menurut Kasmudjo dan dimanfaatkan kembali sebagai media
Saktianggi dalam (Nurmavianti dkk, alternatif untuk pengecapan karena
(2015) daun indigofera berpeluang pelepah pisang memiliki tekstur yang
sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai unik dan sangat berpotensi untuk
bahan pewarna alami dan daun dijadikan sebuah motif. Pengolahan
indigofera memiliki ketahanan luntur pemanfaatan pelepah pisang dalam
warna sangat baik. Pada umumnya eksplorasi memakai metode ramah
pewarna indigo digunakan sebagai lingkungan serta renewability yang
pencelupan namun pewarna indigo juga mana pelepah pisang dapat diolah
dapat digunakan sebagai pewarna untuk kembali sebagai kompos dalam
pengecapan (Indra, 2019). memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman
Cap (stamp) adalah tanda yang (kementrian Perindustrian, 2017).
dibuat dengan menekan alat yang Berdasarkan hal tersebut
dilapisi media basah (cat, pasta peneliti terinspirasi untuk melakukan
pewarna, pasta debit, atau perekat) ke eksplorasi yang bertujuan untuk
kain. Di Indonesia sendiri biasa di sebut mendapatkan inovasi dari pewarnaan
dengan block printing yaitu kayu indigo dengan menggunakan teknik
berukir yang diberikan pewarna lalu cap pelepah pisang kepok. Untuk
berulang kali ditekan sepanjang kain mencapai hal tersebut peneliti
untuk menciptakan suatu motif. melakukan serangkaian eksperimen
Untuk alat penggunaan cap atau metode eksperimental dengan
(stamp) dapat menggunakan alat pengumpulan data studi literatur,
alternatif yang ada di lingkungan sekitar observasi dan wawancara guna
(Dunnewold, 2010). Pelepah pisang mengetahui formula yang akan
merupakan salah satu potensi alam yang diaplikasikan pada produk busana.
banyak ditemukan di Indonesia karena Dari penelitian tersebut peneliti
ketersediaan pisang di Indonesia sangat berharap hasil ini dapat menciptakan
melimpah. Berdasarkan penjelasan (Nur inovasi baru dari pewarna indigo
Fathika dan Nur Azizah, 2019) secara yang ramah lingkungan.
umum hasil utama dari pohon pisang 1.2 Metodologi Penelitian
yaitu buahnya, sehingga setelah diambil Metode yang digunakan pada
buahnya, pohon tersebut hanya penelitian ini adalah metode kualitatif
terbengkalai dan membusuk menjadi dengan melakukan eksperimen untuk
2
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3556

mengetahui teknik cap pelepah pisang dengan mordan kapur, tawas dan
dengan pewarna indigo yang dihasilkan. tunjung. Alat alternatif cap
Adapun pengumpulan data sebagai pelepah pisang. Serta
berikut: menggunakan beberapa jenis

a. Dokumentasi: sebuah pengumpulan kain organik.

data dalam bentuk foto. 2. Teknik pengecapan dan

b. Observasi: mengumpulkan data-data pencelupan pada kain.

yang berkaitan dengan pewarna 3. Produk busana yang akan

indigo dan teknik pengecapan pada dihasilkan berupa ready to wear

pengrajin pewarna alam. deluxe.

c. Wawancara: wawancara dilakukan 2. STUDI PUSTAKA


bersama beberapa pihak guna 2.1 Pewarna Tekstil
mengetahui proses pembuatan Fitrihana (2007) menyatakan
pewarna indigo dan teknik yang akan bahwa Zat pewarna tekstil
digunakan. Pihak-pihak yang terkait digolongkan menjadi 2 yaitu zat
merupakan narasumber yang dalam pewarna alam (ZPA) dan zat pewarna
kesehariannya sebagai pengrajin dan sintetis (ZPS). Zat pewarna alami
pemilik kerajinan pewarna alam. yaitu zat warna yang berasal dari
d. Studi literatur: mengetahui dan bahan-bahan alam yang pada
mendapatkan refrensi tambahan umumnya dihasilkan dari ekstrak
melalui buku, jurnal dan artikel tumbuhan atau hewan. Sementara, zat
lainnya. Berupa informasi tentang pewarna sintestis yaitu zat warna
pewarna alam, perkembangan buatan yang dibuat melalui proses
pewarna indigo dan pengecapan. reaksi kimia.
e. Eksperimen: Eksperimen dilakukan 2.1.1 Pengertian Pewarna Alam
dengan melalui beberapa tahapan.
yaitu mengetahui teknik, pewarna
alam dan mordan yang akan
diterapkan pada material cap pelepah
pisang.
1.3 Batasan Masalah
Berikut batasan masalah pada
Gambar 2. 1 Pewarna Alam Indigo
penelitian ini yaitu : (Sumber : Dokumentasi penulis, 2020)
1. Material yakni pewarna indigo
3
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3557

Zat warna alami adalah zat warna yang


diperoleh dari alam atau tumbuh
tumbuhan baik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Menurut
(Sugiarto Hartanto, 1980) menyebutkan
Gambar 2. 1 Pewarna Alam Indigo
bahwa zat warna adalah bahan pewarna
(Sumber : Dokumentasi penulis, 2020)
yang dapat larut dalam air atau menjadi Semua jenis tumbuhan di atas bila
bahan dan mempunyai daya tarik diolah akan dapat digunakan bagi
terhadap serat. Dari beberapa pendapat pewarna tekstil, batik, tenunan dan
tersebut dapat disimpulkan bahwa zat sebagainya. Namun salah satu
warna atau pewarna merupakan zat yang pewana alam yang berpeluang sangat
mempunyai kemampuan untuk baik untuk dimanfaatkan sebagai
dicelupkan dan mempunyai daya tarik bahan pewarna alami dan daun indigo
terhadap serat. memiliki ketahanan luntur warna
2.1.2 Sejarah Pewarna Alam sangat baik.
Warna merupakan penunjang yang 2.1.4 Pewarna Alam Indigo
digunakan dalam memvariasikan produk. Pada tahun 2500 sebelum
Seni mewarna telah dikenal manusia masehi kebudayaan Hindu di India
mulai dari jaman dahulu, pada 3500 SM telah menggunakan tumbuhan
(sebelum masehi) manusia telah indigofera sebagai pewarna yang
menggunakan zat pewarna alami yang menghasilkan warna biru. Dan warna
diekstrak dari sayuran, buah-buahan, biru adalah warna yang pertama
bunga, dan serangga (Kant dalam kali ditemukan. Pada awal
Pujilestari, 2016). permunculan Indigofera tinctoria di
2.1.3 Klasifikasi Indonesia tercatat antara tahun
A. Zat Pewarna Alam Tekstil 1918-1925. Nilai ekspor tertinggi
Zat warna alam untuk bahan tekstil terjadi pada tahun 1921 mencapai
pada umumnya diperoleh dari hasil 69.777 kg berat kering (Heyne dalam
ekstrak berbagai bagian tumbuhan. Muzayyinah, 2014).
Adapun jenisnya sebagai berikut : Jenis - jenis tumbuhan
Indigofera yang terdapat di kepulauan
Indonesia yaitu I. Arrecta introduksi
dari Natal India, I. suffruticosa
subsp. guatemalensis dari Meksiko,
4
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3558

I. spicata dari India. dan I. galegoides dan dikatakan berusia lebih dari
dari India. Adapun penamaan 2000 tahun (Yvonne).
Indigofera oleh masyarakat Jawa 2.2.1 Klasifikasi
menggunakan nama tom atau medel. Dengan berkembangnya teknologi
Medel dalam bahasa jawa berarti membuat teknik cap banyak
membuat pasta biru, sementara tom diaplikasikan dengan menggunakan
berarti nila. Secara umum penamaan berbagai media. Adapun media
tom dan medel tidak terlepas dari yang biasa digunakan seperti kayu,
manfaat yang terkandung dalam penghapus, potato masher, kunci,
tanaman tersebut. (Muzayyinah, 2014). styrofoam, benang dan tentunya
2.1.5 Proses Pencelupan Dengan Zat dapat menggunakan media alternatif
Warna Alam yang ada di lingkungan sekitar
a) Proses Mordanting (Dunnewold, 2010). Pelepah pisang
b) Proses Ekstraksi salah satu material alam yang
c) Proses Pewarnaan mudah ditemui di lingkungan
d) Proses Fiksasi sekitar dan dapat berpotensi untuk
dijadikan sebuah media alternatif
2.2 Teknik Pengecapan (Stamp)
(Indra, 2019).
Cap (stamp) merupakan tanda
A. Pelepah Pisang
yang dibuat dengan menekan alat yang
dilapisi media basah (cat, pasta
pewarna, pasta debit, atau perekat) ke
kain. Di Indonesia sendiri biasa di
sebut dengan block printing yaitu kayu
berukir yang diberikan pewarna lalu
berulang kali ditekan sepanjang kain
untuk menciptakan suatu motif. Block Gambar 2. 2 Pohon Pisang

printing diyakini berasal di Cina (Sumber : Dokumentasi penulis, 2020)

menjelang awal abad ke-3. Sekitar Tanaman pisang merupakan


abad ke- 4, catatan keberadaannya tumbuhan berbatang basah yang
ditemukan di Mesir dan beberapa besar, biasanya mempunyai batang
negara Asia lalu menyebar ke Eropa semu yang tersusun dari pelepah-
dan tempat-tempat lain. Block printing pelepah daun. Batang pisang
pertama kali dikembangkan di Cina merupakan salah satu komponen

5
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3559

penting pada pohon pisang. Batang 2.2.2 Perkembangan Teknik


pisang atau yang sering disebut Pengecapan
gedebog sebenarnya bukan batang
melainkan batang semu yang terdiri
dari pelepah yang berlapis menjulang
menguat dari bawah keatas sehingga
dapat menopang daun dan buah pisang
(Kurniawan, 2018).
Tanaman pisang termasuk dalam
tamaman yang mudah tumbuh. Gambar 2. 3Teknik Cap
Sehingga mudah dijumpai di setiap (Sumber : Dunia Belajar Anak, 2016)

pekarangan di Indonesia. Adapun Dalam perkembangan teknik


pisang yang merupakan buah pengecapan telah lama digunakan
berkelompok yang mana tamaman dengan media kayu atau yang biasa
musaceae hidup di daerah tropis disebut block printing. Dengan
dengan jenis yang berbeda-beda. adanya media alternatif baru yaitu
Pisang ambon, pisang sereh, pelepah pisang dapat menjadikan
pisang raja, pisang tanduk, pisang sebuah landasan untuk menciptakan
sunpride dan pisang kepok inovasi baru dengan memanfaatkan
mmerupakan contoh dari famili material alam Indonesia sebagai
musaceae (Purba, 2010). Pohon pisang alternatif bahan utama pengecapan.
kepok mudah ditemukan di daerah 2.3 Produk Busana
Jakarta Timur. 2.3.1 Pengertian Produk Busana
Serat pelepah pisang diperoleh Fashion berasal dari bahasa Latin,
dari pohon pisang kepok (Musa factio, yang artinya membuat atau
paradisiaca) merupakan serat yang melakukan. Karena itu, arti kata asli
mempunyai sifat mekanik yang baik. fashion mengacu pada kegiatan.
(Nopriantina, 2013). Fashion merupakan sesuatu yang
dilakukan seseorang, tidak seperti
dewasa ini, yang memaknai fashion
sebagai sesuatu yang dikenakan
seseorang (Hendariningrum & Edy
Susilo, 2008). Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, fashion
6
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3560

memiliki makna ragam cara atau Nasional (2015) ready to wear yang
bentuk (gaya busana, corak, dan disebut siap pakai, yaitu proses
sebagainya) terbaru dalam kurun pembuatan produk mode yang
waktu tertentu. Maka, fashion dapat dibuat berdasarkan ukuran standar
berganti dan berubah dengan cepat atau umum dan hasilnya dipasarkan
seiring berjalannya waktu. Studi sebagai produk siap pakai. Produk
mengenai fashion bukan hanya tentang siap pakai dapat dikelompokkan
pakaian, tetapi juga makna dan peran berdasarkan klasifikasinya.
pakaian dalam tindakan sosial 1. Deluxe atau mewah
(Maranatha, 2018). yaitu rancangan desainer yang
2.3.2 Klasifikasi Busana merupakan “designer label”,
Busana yaitu bahan tekstil yang sudah dengan jumlah kuantitas
dijahit yang dipakai untuk penutup produksi dibuat terbatas.
tubuh seseorang (Arifah dkk, 2009).
Adapun beberapa jenis busana sebagai
berikut :
a) Haute couture
Haute Couture berasal dari bahasa
Perancis “haute” yang berarti “tinggi”
dan “couture” yang berarti “tata
Gambar 2. 5 Ready To Wear 2020
busana”. Haute Couture atau adibusana
Sumber : Fimela.com
dalam bahasa Perancis berarti menjahit
2. Mass product atau produk
atau sulam menyulam.
massal, yaitu karya desainer
atau perusahaan swasta dengan
jumlah kuantitas produksi lebih
banyak.

Gambar 2. 4 Haute Couture Dior 2020


Sumber : Dior.com

b) Ready To Wear
Menurut bekraf dalam Rencana
Pengembangan Industri Mode Gambar 2. 6 Ready To Wear 2020
7 Sumber : hm.com
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3561

c) Casual Wear berdasar pada observasi dan data


Yaitu aktivitas sehari-hari mulai dari lapangan serta pengolahan
pakaian terusan/dress, rain/trench coat; pengecapan yang dilakukan.
atasan seperti blazer, bomber jacket, Eksplorasi dilakukan dengan teknik
cardigan, jackets dan lain- lain. cap pelepah pisang yang dibentuk
geometris seperti persegi panjang,
3. HASIL DAN PEMBAHASAN jajargenjang, segitiga dan lingkaran.
Data lapangan yang penulis Dengan mengkomposisikan cap dari
lakukan meliputi observasi lapangan pelepah pisang, tekstur atau motif
dan wawancara guna memperoleh data yang dihasilkan menghasilkan
mengenai pewarna alam indigo dan komposisi motif baru geometris.
teknik pengecapan serta pada Tema yang diangkat yakni
umumnya pewarna indigo digunakan bentuk geometris yang
sebagai pencelupan namun pewarna menggambarkan komposisi motif
indigo juga dapat digunakan sebagai yang seimbang dan menjadi satu
pewarna untuk pengecapan. kesatuan yang akan menjadi
Dapat disimpulkan bahwa inspirasi dalam perancangan produk.
pewarna indigo memiliki potensi untuk 3.2 Konsep Image board
diolah sebangai pewarna untuk
pengecapan dan pelepah pisang
sebagai media alternatif untuk
pengecapan jika dimanfaatkan secara
maksimal. Maka akan menghasilkan
sesuatu yang lebih bernilai.
3.1 Deskripsi Konsep
Konsep perancangan pada penelitian
Gambar 3. 1 Konsep ImageBoard
ini yaitu dengan memanfaatkan (Sumber : Dokumentasi penulis, 2020)
pewarna indigo sebagai pewarna cap Imageboard dibuat dengan
yang akan digunakan dalam mengacu pada pewarna alam indigo
pembuatan produk Ready- to-wear. dan karakter tekstur pelepah pisang
Pertimbangan dalam perancangan yang kemudian dilanjut dengan
yang didasari oleh kelebihan eksplorasi proses eksplorasi sehingga
yang telah dilakukan dengan baik dari menghasilkan motif baru.
segi kualitas maupun material yang Judul imageboard ini adalah Kala
8
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3562

Menata yang mana diharapkan dapat terdiri dari 4 look. Berikut merupakan
menata keindahan dalam kehidupan sketsa desain busana 4 look:
yang selaras. Warna natural pada
gambar daun pisang hingga shade abu
- kecoklatan gambar geometris akan
menjadi acuan warna dalam
perancangan produk busana.
3.3 Eksplorasi
Adapun beberapa eksplorasi yang
terpilih dan pemilihan berdasarkan
Gambar 3. 3 Desain Terpilih
keselarasan dengan moodboard serta
(Sumber : Dokumentasi penulis, 2020)
pengaplikasian pada produk busana.
Dari serangkaian eksperimen yang 3.5 Konsep Merchandise

telah dilakukan dapat disimpulkan Konsep merchandise yang

bahwa hasil pengecapan pelepah digunakan pada produk busana ini di

pisang dengan pewarna indigo paling sesuaikan dengan konsep yang telah

baik dari segi komposisi, efektifitas dibuat yaitu yang benuansa alami

serta motif adalah dengan mordan namun tetap memberi kesan minimalist

tunjung. Adapun gambarnya sebagai dengan menggunakan perpaduan warna

berikut: putih dan coklat muda. Adapun


merchandise ini terdiri dari hang tag,
label care, bussiness card, serta
packaging.

Gambar 3. 2 Eksplorasi Terpilih


(Sumber : Dokumentasi penulis, 2020)

3.4 Desain Produk


Setelah mengumpulkan data lapangan
dan data literatur serta melakukan
serangkaian eksperimen. Hasil
Gambar 3. 4 Label, Hang tag, Card
eksperimen akan diaplikasikan pada
(Sumber : Dokumentasi penulis, 2020)
produk busana berupa ready to wear
deluxe. Koleksi busana ready to wear ini
9
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3563

Gambar 3. 5 Packaging
Gambar 3. 7 look 2
(Sumber : Dokumentasi penulis, 2020)
(Sumber : Dokumentasi penulis, 2020)

Visualisasi Produk

Gambar 3. 6 look 1
(Sumber : Dokumentasi penulis, 2020)

10
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3564

membuat potongan atau bentuk-


bentuk geometris seperti persegi
panjang, segitiga, jajargenjang,
dan lingkaran yang di
komposisikan mampu
memberikan tekstur atau motif
yang baik serta mampu
menempel pada kain.
3. Telah dihasilkan sebuah produk
busana ready to wear, dimana
konsep dari produk tersebut
Gambar 3. 8 look 3 menerapkan hasil dari pengolahan
(Sumber : Dokumentasi penulis, 2020) pewarna indigo dengan teknik cap
Kesimpulan pelepah pisang dan pada image
Adapun beberapa kesimpulan yang board yang telah dibuat. Kain yang
diperoleh berdasarkan keseluruhan digunakan telah melalui proses
penelitian yang dapat dijabarkan sebagai pengecapan dengan pewarna
berikut: indigo.
1. Pewarna alam indigo serbuk
berpotensi atau telah mampu Saran

dioptimalkan sebagai pewarna Adapun beberapa saran

untuk cap dengan cara berdasarkan keseluruhan penelitian

menggunakan pewarna indigo ini, yaitu:

tersebut yang pada awalnya hanya 1. Dalam kondisi pembuatan formula

digunakan sebagai pewarna pewarna indigo sebagai pewarna

pencelupan. Dan telah menemukan pengecapan ada hal-hal yang perlu

takaran yang tepat dari pewarna diperhatikan untuk memudahkan

indigo tersebut. Namun yang pembuatan formula pewarna

mampu menghasilkan warna yang pengecapan yaitu menggunakan

lebih pekat yaitu pewarna indigo pewarna alami indigo serbuk atau

serbuk. kristal karena pewarna indigo

2. Pelepah pisang dapat dimanfaatkan serbuk mampu memberikan hasil

atau digunakan sebagai alat yang optimal dan mampu

pengecapan yang tepat dengan menyerap dengan baik serta

11
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3565

menghasilkan warna yang lebih pekat kotoran, merenggangkan serat-


dari pasta. serat kain agar dapat menyerap
2. Pelepah pisang sangat berpotensi dengan baik dan memiliki warna
untuk dijadikan alat cap dan dibentuk yang pekat.
sesuai kebutuhan namun pelepah 6. Penggunaan material dapat
pisang tidak bisa bertahan lama jika menggunakan kain ramah
sudah dicelupkan ke indigo dan lingkungan, namun tidak
hanya bisa dipakai untuk menghias disarankan untuk menggunakan
kain sekitar setengah meter kain bertekstur.
dikarenakan pelepah pisang jika
gunakan dalam keadaan lama akan Daftar Pustaka
memberikan hasil berbeda dengan
Dunnewold, J (2010). Art Cloth: A
hasil awal pada saat pengecapan
Guide to Surface Design for
(pelepah pisang akan mengerut).
Fabric.
3. Jika ingin menggunakan pelepah
Fitrihana, N. (2007). Teknik
pisang disarankan untuk tidak dicuci
Eksplorasi Zat Pewarna Alam
dahulu karena getah dari pelepah
Dari Tanaman Di Sekitar Kita
pisang akan memberikan efek yang
Untuk Pencelupan Bahan
menarik.
Tekstil. Jurnal Online, 1–8.
4. Agar penyerapan warna alami indigo
http://staff.uny.ac.id/sites/defaul
menyerap dengan baik, sebaiknya
t/files/132297145/TEKNIK
memilih kain serat alam atau kain
PEMBUATAN ZAT WARNA
ramah lingkungan dan sebaiknya
ALAM UNTUK BAHAN
kain dicuci terlebih dahulu serta
TEKSTIL DARI TANAMAN
direbus guna menghilangkan
DISEKITAR KITA.pdf
kotoran, merenggangkan serat-serat
kain agar dapat menyerap dengan Hendariningrum, R., & Edy Susilo,
baik dan memiliki warna yang pekat. M. (2008). Fashion dan Gaya
5. Agar penyerapan warna alami indigo Hidup: Identitas dan
menyerap dengan baik, sebaiknya Komunikasi. Ilmu Komunikasi,
memilih kain serat alam atau kain 6(2), 25–32.
ramah lingkungan dan sebaiknya http://jurnal.upnyk.ac.id/index.p
kain dicuci terlebih dahulu serta hp/komunikasi/article/viewFile/
direbus guna menghilangkan 38/42
12
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.7, No.2 Agustus 2020 | Page 3566

Herjanto, E. (2007). Analisis Tambah Pemanfaatan


Perkembangan SNI Bidang Indigofera Sebagai Bahan
Tekstil dan Produk Tekstil. Jurnal Pewarna Alami Batik Tulis DI
Standardisasi, 9(3), 116–122. Kecamatan imogiri Kabupaten
Bantul.
Indra, (2019). Wawancara Tentang
Pewarna Indigo Yang Dapat Pramono, C. Widodo, S. (2016).
Digunakan Sebagai Pewarna Pengaruh Perlakuan Alkali
Untuk Pencelupan Dan Pelepah Kadar 5% Dengan Lama
Pisang Berpotensi Untuk Peremdaman 0 Jam, 2 Jam, 4
dijadikan sebagai alat alternatif Jam, 6 Jam Terhadap Sifat
cap. Tarik Serat Pelepah Pisang
Kepok. 1(1), 1–7.
Maranatha, U. K. (2018). Teori
Fashion. 1–16. Pujilestari, T. (2016). Review:
Sumber dan Pemanfaatan Zat
Muzayyinah, M. (2014). Indigofera:
Warna Alam untuk Keperluan
“Kini dan Nanti.” Bioedukasi:
Industri. Dinamika Kerajinan
Jurnal Pendidikan Biologi, 7(2),
Dan Batik: Majalah Ilmiah,
23.
32(2), 93.
https://doi.org/10.20961/bioeduk
https://doi.org/10.22322/dkb.v
asi- uns.v7i2.2932
32i2.1365
Nopriantina, A. N. (2013). Pengaruh
Purba, C. O. (2010). Pengaruh KCN
Ketebalan Serat Pelepah Pisang
Terhadap Kandungan Gula-
Kepok (Musa paradisiaca)
Gula Pereduksi Buah Pisang
Terhadap Sifat Mekanik Material
Kepok (Musa paradisiaca L.)
Komposit Poliester-Serat Alam.
Selama Proses Pematangan.
http://jfu.fmipa.unand.ac.id/index
http://digilib.unila.ac.id/19402/
.php/jfu/article/view/45/44
1/SKRIPSI.pdf (Accessed 5
(Accessed 5 Juli 2020)
Juli 2020)
Nur Fathika, R dan Nur Azizah, R.
(2019). Pisang raja, pisang kepok
dan pisang kulit tipis pada kain
batik.

Nurmavianti, S. (2015). Analisi Nilai


13

You might also like