You are on page 1of 12

31

Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

STUDI PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI LOA BUAH KOTA SAMARINDA

(Study on Flood Control at Loa Buah River of Samarinda City)

Purwanto
Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
Jl. Ir. H. Juanda Nomor 80 Samarinda

ABSTRACT
The purpose of the study are: (1) to identify the areas prone to flooding and its causes in Loa
Buah, (2) to prepare a technical planning document of flood control building in accordance with
the conditions of the current development, (3) to plan the implementation of flood control in Loa
Buah region so that it can be implemented stepwise by the relevant parties, and (4) to develop a
planning document and detailed design of river normalization as well as the flood control building.
This study lasted for four months, at Loa Buah region, Sungai Kunjang sub district of Samarinda
Municipality, East Kalimantan.The study results showed that: (1) The problem of flooding in the
study area are caused by natural factors, namely the existence of high rainfall, physiographic
location of the flood is lowland, and the human factors, in this case is land clearing at upstream
areas, such as mining activities, building crossing construction (culvert at home building) are not
in accordance with the dimensions of the river, and building houses along the river which is
floodplains; (2) simulation results revealed flood management that provide a large reduction of
flood discharge is to make the building dam on the left Loa Buah river and normalization of
drainage channels as well as the connection to the right Loa Buah river where the channel went
straight into Mahakam river. Reduction of flood discharge that occurs is equal to 64.13%. The
selected flood control handlings are river normalization, normalization of drainage channels,
connecting with the right Loa Buah river where the channel went straight into Mahakam river, and
building a reservoir at the former coal mining ponds; and (3) the results of topographic mapping
of trase sungai and reservoir location, as well as the hydrological analysis of return period of 100
years, the storage capacity amounted to 154,755 m 3 reservoir with an inundation area of 6.6 ha.

Keywords : Flood Control, Loa Buah River

PENDAHULUAN sistem pengendalian banjir, baik berupa


Mengantisipasi pesatnya perencanaan umum dan sektoral maupun
perkembangan wilayah yang mengalami rehabilitasi sistem yang telah ada.
Sebagai wilayah yang dekat dengan
perubahan jenjang/status dalam hal
bantaran Sungai Mahakam, wilayah Loa
pembukaan lahan untuk kawasan
Buah sering mengalami permasalahan banjir.
permukiman, perkebunan, pertambangan,
Untuk itu perlu dilakukan evaluasi dan
perniagaan dan industri, maka konsekuensi
pengelolaan terpadu di kawasan ini. Untuk
logis adanya perkembangan tersebut adalah
pengamanan hasil pembangunan dan
pengaruh secara hidrologis terhadap tata guna
pengembangan Loa Buah sesuai dengan
lahan, pengisian air tanah dan limpasan
arahan pembangunan wilayah serta rencana
banjir. Banjir yang terjadi pada lokasi rawan
pengembangan kawasan, maka perlu adanya
banjir merupakan pengaruh dari hal-hal
kajian yang rinci terhadap penataan wilayah,
tersebut. Untuk mengatasinya diperlukan
khususnya dalam hal pengendalian banjir.
kajian perilaku hidrologis yang berdampak
pada iklim sehingga dapat direncanakan
32
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Untuk mendapatkan konstruksi 5. Identifikasi dan analisis kondisi


bangunan pengendali banjir yang memenuhi karakteristik DAS
kriteria sesuai dengan kondisi terkini, baik 6. Menyusun nota desain yang meliputi
ditinjau dari aspek lingkungan, teknik, kriteria yang dipergunakan dalam
ekonomi, maupun sosial dan budaya, maka menyusun desain dan perhitungan
harus perlu dilaksanakan SID Pengendalian gambar teknis;
Banjir Loa Buah di Kota Samarinda. 7. Membuat spesifikasi teknis yang
Tujuan studi adalah : (1) meliputi ukuran yang harus dipenuhi
mengidentifikasi daerah rawan banjir dan untuk mencapai kualitas pekerjaan yang
penyebabnya di Loa Buah, (2) menyusun disyaratkan;
dokumen perencanaan teknis bangunan 8. Menyusun metode pelaksanaan yang
pengendali banjir sesuai dengan kondisi paling sedikit meliputi cara pengelakan
perkembangan saat ini, (3) menyusun rencana aliran sungai, penimbunan tubuh
pelaksanaan pengendalian banjir di kawasan Loa bendungan,serta pemasangan
Buah sehingga dapat dilaksanakan secara instrumentasi dan peralatan
bertahap oleh pihak-pihak terkait, dan (4)
hidromekanikal.
menyusun dokumen perencanaan teknis dan
desain rinci normalisasi sungai dan bangunan
pengendali banjir HASIL DAN PEMBAHASAN
Sasaran studi ini adalah menyusun Keadaan Umum Wilayah Studi
program kerja pengendalian banjir yang Kota Samarinda merupakan ibu kota
realistik, holistik, berwawasan lingkungan, Provinsi Kalimantan Timur yang terletak
serta berkesinambungan, sejalan dengan antara 117o 03’ 00”BT sampai dengan 117o
perkembangan wilayah pada masa yang akan 18’ 14” BT serta diantara 00o 19’ 02” LS
datang. sampai dengan 00o 42’ 34” LS. Kota
Samarinda memeliki luas 718,00 km2 (Kota
METODE PENELITIAN Samarinda Dalam Angka, 2013). Pada akhir
Waktu dan Lokasi tahun 2010 Kota Samarinda terdiri atas 10
Studi dilaksanakan selama 4 bulan, Kecamatan dan 53 Kelurahan/Desa.
lokasi studi kawasan Loa Buah, Kecamatan Berdasarkan topografinya, wilayah
Sungai Kunjang Kota Samarinda, Provinsi Kota samarinda berada di ketinggian antara
Kalimantan Timur, 0-200 m dpl dan hampir 24,17 % berada di
ketinggian 0–7 m dpl, umumnya terletak di
Lingkup Studi dekat Sungai Mahakam sekitar 41,10 %
Secara garis besar ruang lingkup studi berada dalam ketinggian 7–25m dpl, dan
meliputi : 32,48 % berada di ketinggian 25–100 m dpl
(Sumber : Bappeda Kota Samarinda, 2014).
1. Analisis kondisi topografi untuk tapak Daerah Loa Buah secara topografis
rencana bendungan, jalan akses, quarry mempunyai ketinggian antara 0 – 118 m dpl.
dan borrow area, penyimpanan material, Pada lokasi studi mengalir sungai Loa Buah
tempat pembuangan galian, dan daerah yang bermuara ke sungai Mahakam.
genangan; Topografi daerah aliran sungai Loa Buah
2. Analisis geologi yang berkaitan dengan bervariasi yaitu daerah berbukit-bukit yang
tapak bendungan, lokasi material bahan ditumbuhi hutan kecil dan daerah lembah
bendungan dan daerah genangan; sungai yang dimanfaatkan untuk pemukiman
3. Analisis hidrologi daerah tangkapan air; Berdasarkan kemiringan, maka
4. Analisa kependudukan, sosial ekonomi, wilayah Kota Samarinda terbagi dalam 4
dan budaya; kategori yaitu : 0-2 % seluas 259,87 km2
(36,19%); : 3-14 % seluas 182,75 km2
33
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

(25,45%); : 15-39 % seluas 178,60 km2 jiwa dan 3.905 jiwa perempuan serta serta
(24,89%); 40-59 % seluas 72,05 km2 terdiri atas 2.533 KK.
(10,04%); dan > 60 % seluas 24,73 km2
(3,44%). Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Di lokasi studi mengalir sungai Loa Samarinda
Buah yang bermuara di sungai Mahakam. Mengacu pada RTRW Kota Samarinda
Berdasarkan peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999, yang dibuat oleh Pemerintah
sungai Loa Buah mempunyai panjang sungai Kota Samarinda, dalam “Peta Rencana
utama 3320 meter dan terdapat 3 anak sungai. Pemanfaatan Lahan Kota Samarinda Tahun
Luas DASnya sebesar 5.69 km2. 2014” tercantum rencana pemanfaatan lahan
Kemiringan tanah yang curam terdapat di Loa Buah dan sekitarnya adalah untuk
di wilayah hulu sungai Loah Buah hingga kawasan lindung, kawasan permukiman,
kurang lebih 1/3 bagian panjang dari hulu kawasan perdagangan, kawasan
dengan kemiringan rata-rata 0,0178. pergudangan, kawasan industr, dan kawasan
Kemiringan sungai bagian tengah dan hilir pertanian sayuran/palawija. Sebagai daerah
cukup landai dengan kemiringan rata-rata yang akan dikembangkan untuk kawasan
0,0017. Bahkan di bagian hilir sebelum tersebut di atas Kelurahan Loa Buah akan
pertemuan dengan sungai Mahakam, memerlukan prasarana untuk mengurangi
kemiringan sungai hanya 0,000395. terjadinya resiko banjir. Untuk itu dikawasan
Kemiringan yang sangat landai ini ditandai tersebut diperlukan kajian yang rinci dalam
dengan terbentuknya pola sungai bermeander pengendalian banjir.
pada muara sungai Loah Buah. Panjang
sungai Loah Buah dari hulu sampai bertemu Identifikasi Permasalahan Banjir
dengan sungai Mahakam adalah ±2866 m Banjir merupakan fenomena alamiah di
dengan luas DAS keseluruhan ± 5.65 km2. dataran banjir (floodplain). Aliran air sungai
Keadaan iklim di Samarinda termasuk memiliki toleransi untuk meluap didaratan
iklim tropis, musim kemarau berlangsung yaitu di dataran banjir sehingga terkesan
antara bulan Mei sampai Oktober dan musim menggenangi lahan sekitar sungai yang
penghujan antara bulan Nopember sampai sebenarnya adalah wilayah “milik air”.
April. Suhu minimum sebesar 24.6o C dan Banjir yang sering terjadi di Kelurahan
suhu maksimum rerata sebesar 32.3o C. Loa Buah diakibatkan oleh meluapnya sungai
Periode penyinaran matahari bervariasi Loa Buah yang bersamaan dengan terjadinya
antara 33 – 51%. Tingkat kelembaban udara pengaruh pasang Sungai Mahakam. Bila
bervariasi antara 77 – 86 %, dengan terjadi hujan dengan intensitas lebih dari 1
kelembaban terbesar terjadi pada bulan jam dapat dipastikan daerah di sekitar sungai
Desember dan terkecil pada bulan Loa Buah bagian hilir akan terjadi banjir.
September. Banjir menggenangi lingkungan RT 17, RT.
03, RT.02, RT.04 dan RT.20 kelurahan Loa
Keadaan Penduduk Buah. Kuantitas banjir dengan ketinggian air
Berdasarkan data dari Samarinda 50 - 80 cm dengan lama genangan 6 sampai
Dalam Angka tahun 2013 jumlah penduduk 10 jam dan menggenangi lebih dari 150
kota Samarinda mencapai 781.184 jiwa yang rumah, jalan raya, SD, dan tempat ibadah.
terdiri atas laki-laki sebanyak 404.235 jiwa Muka air tertinggi banjir terjadi pada bulan
dan perempuan sebanyak 376.949 jiwa. Januari 2011 dengan ketinggian air mencapai
Berdasarkan data dari monografi kecamatan ± 120 cm (Sumber: Informasi Kel. Loah
Sungai Kunjang penduduk Kelurahan Loa Buah). Beberapa kerugian meteri sebagai
Buah pada akhir Januari 2014 berjumlah akibat dari kejadian banjir tersebut seperti
8.213 jiwa yang terdiri atas laki-laki 4.308
34
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

yang telah konsultan catat dari masyarakat


adalah :

Gambar 1. Rencana Pemanfaatan Lahan Kota Samarinda Tahun 2014

1. Sering terendamnya sarana jalan di yang menyebabkan semacam efek


Kelurahan Loa Buah (Jl. Flamboyan dan pembendungan.
Jl. Sendawar) dan berakibat cepat 2. Pengaruh fisiografi, pada bagian hilir
rusaknya badan jalan tersebut sungai Loa Buah merupakan dataran
2. Sering terendamnya rumah penduduk rendah oleh karena itu alur sungai
(±150 rumah) dan berakibat cepat berkelok-kelok sehingga mempelambat
rusaknya perabot rumah dan dinding aliran dan memperlama untuk sampai ke
rumah yang dari kayu. muara.
3. Terendamnya fasilitas umum seperti 3. Erosi dan sedimentasi, sebagian DAS
SDN 015, kantor Kelurahan Loa Buah, Loa Buah bagian hulu merupakan daerah
pondok pesantren dan mushallah. tambang batu bara terbuka. Lahan
Berdasarkan hasil orientasi lapangan terbuka ini pada waktu terjadi hujan
permasalahan yang dapat menyebabkan tidak bisa menyimpan sebagai air tanah
terjadinya banjir di Kelurahan Loa Buah dan mengalirkannya sebagai air
disamping curah hujan yang tinggi adalah : permukaan sambil membawa material
1. Pengaruh air pasang surut sungai tanah. Material hasil erosi lahan akan
Mahakam, muara sungai Loa Buah terbawah masuk ke dalam sungai dan
adalah sungai Mahakam yang diendapkan.
dipengaruhi oleh pasang surut air laut 4. Banyaknya bangunan persilangan
(gorong-gorong) rumah di sepanjang Jl.
35
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Flamboyan yang lebih kecil dari dimensi perekonomian masyarakat, namun lebih lebih
saluranya sehingga menghambat aliran diharapkan untuk memberikan rasa aman
air sungai. terhadap banjir.
5. Di sepanjang bantaran sungai Loa Buah
bagian hilir banyak berdiri bangunan Pengendalian Banjir Sungai Loa Buah
rumah yang pondasinya menjorok ke Masalah banjir adalah masalah yang
alur sungai sehingga memperlambat laju sangat terkait dengan lingkungan hidup, yang
aliran air sungai. dipengaruhi oleh keadaan dan peristiwa alam
6. Belum adanya bangunan pengendali yang bersifat dinamis, serta akibat adanya
banjir, kegiatan pengembangan sektor berbagai kegiatan manusia di daerah aliran
pertambangan di DAS Loa Buah sampai sungai (DAS) baik di hulu, tengah, dan hilir
saat ini belum diikuti dengan yang juga dinamis. Oleh sebab itu kunci
pembangunan bangunan pengendali keberhasilan upaya mengatasi masalah banjir
banjir. ditentukan oleh tingkat keharmonisan antara
Dalam pelaksanaan studi ini, peneliti berbagai kegiatan manusia dengan alam
melakukan pendekatan kepada pihak lingkungannya.
pemerintah Kecamatan Sei Kunjang dan Pengendalian banjir, merupakan salah
Kelurahan Loa Buah untuk mendapatkan satu aspek yang ada di dalam PP No. 38 tahun
informasi dan masukan/aspirasi masyarakat 2011 yaitu pengendalian daya rusak air
tentang kejadian dan kerugian banjir serta sungai, dengan pengelolaan resiko banjir
upaya penanggulangan banjir di Kelurahan yang ditujukan untuk mengurangi kerugian
Loa Buah. akibat banjir. Pengelolaan resiko banjir
Secara umum masyarakat dilakukan melalui : (1) pengurangan resiko
mengharapkan adanya upaya-upaya besaran banjir (secara struktural) dan (2)
pengendalian banjir yang akan dilakukan pengurangan resiko kerentanan banjir (non
oleh pemerintah. Aktifitas upaya struktural). Permasalahan yang terindefikasi
di sungai Loa Buah disajikan pada Tabel 1.
pengendalian banjir, oleh masyarakat
nantinya diharapkan tidak menggangu sendi

Table 1. Permasalahan yang terindefikasi di sungai Loa Buah Kota Samarinda


Permasalahan yang teridentifikasi di sungai Loa Buah
Solusinya
No. Permasalahan Akibat yang ditimbulkan Penyebabnya
Struktural Non Struktural
1 Perubahan tata guna lahan Banyak terdapat lahan terbuka di DAS Loa Buah karena Manusia Memperbesar Reboisisasi lahan
aktifitas pertambangan batu bara dan permukiman. Terjadi kapasitas alur sungai/ terbuka
kenaikan run of dan penurunan infiltrasi airtanah sehingga debit normalisasi sungai dan
yang masuk sungai menjadi meningkat dan waktu tibanya mereduksi debit
meningkat juga. puncak banjir dengan
waduk
2 Erosi lahan Lahan terbuka, permukaan tanahnya mudah tererosi oleh air Manusia dan alam Memperbesar Konservasi DAS
hujan dan membawanya masuk ke palung sungai kapasitas alur sungai/ Loa Buah
mengakibatkan pendangkalan pada sungai dan akan normalisasi sungai
mengurangi kapasitas aliran sungai

3 Permukiman dibantaran sungai Bangunan di pinggir sungai akan mengakibatkan terhambatnya Manusia Penerapan
aliran sungai diwaktu terjadi banjir karena mengurangi daya Sempadan sungai
tampung sungai serta akan menyulitkan bila dilakukan PP. No. 38 Tahun
pemeloharaan sungai. 2011

4 Daerah dataran rendah Secara alam daerah ini yang pertama tergenang bila terjadi Alam Dengan mereduksi Menerapkan "Bar
banjir. Karena dataran banjir merupakan tempatnya air debit banjir/waduk Code" misalnya
rumah panggung

Sumber : Hasil Analisa


Sumber : Hasil Analisis (2014)
36
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Normalisasi Sungai Loa Buah melewati sungai Loa Buah bawah yang mana
Normalisasi sungai dan perkuatan selama ini di kanan kirinya merupakan
tebing sungai Loa Buah bertujuan untuk daerah yang sering dilanda banjir. Saluran
menurunkan muka air banjir serta baru ini akan mengalirkan semua debit banjir
memberikan batas badan palung sungai dan yang mengalir dari sungai Loa Buah kanan
memberikan perkuatan pada tebing sungai langsung menuju ke sungai Mahakam dengan
supaya tidak mudah longsor. Normalisasi dan menyambungkan dan menormalisasi saluran
perkuatan tebing sungai dilakukan pada drainase di sebelah kanan Jl. Flamboyan
semua ruas sungai dengan bahan dari menuju ke sungai Mahakam.
pasangan beton bertulang.
Pembuatan saluran baru dimaksudkan
untuk mengurangi (reduksi) debit banjir yang

Tabel 2. Tinggi jagaan untuk saluran pasangan


Debit Tanggul (F) Sal. Pasangan (F1)
(m3/dt) (m) (m)
< 0.5 0.4 0.2
0.6 – 1.5 0.5 0.2
1.5 – 5.0 0.6 0.25
5.0 – 10.0 0.75 0.3
10.0 – 15.0 0.85 0.4
> 15.0 1.00 0.5
Sumber : KP.03, hal. 65

Kriteria perencanaan normalisasi


sungai dan pembuatan saluran baru mengacu Normalisasi dilakukan pada ruas sungai Loa
pada Standar Perencanaan Irigasi KP.03 yang Buah kiri sepanjang 900 m, Loa Buah Kanan
dikeluarkan Departemen Pekerjaan Umum. sepanjang 900 m Loa Buah bawah sepanjang
a. Penentuan debit banjir perencanaan 1.026 m. Perhitungan dilakukan dengan
dihitung dengan debit banjir kala ulang metode aliran seragam dengan rumus
10 tahun Manning sebagai berikut:
b. Kecepatan maksimum yang dianjurkan 1
Q  x I 0.5 x R 2 / 3 x A
untuk saluran pasangan : n
- Pasangan batu : Dimana : A = debit rencana (m3/dt); n =
kecepatan maksimum 2 m/dt koefisien kekasaran Manning; I =
- Pasangan beton : kemiringan dasar sungai; R = radius hidrolik
kecepatan maksimum 3 m/dt (m); dan A = luas penampang basah (m2).
c. Koefesien kekasaran Strickler k yang Perhitungan dimensi normalisasi
dianjurkan pemakaianya adalah : sungai Loa dilakukan dalam kondisi setelah
- Pasangan batu : 60 m1/3/dt adanya embung dengan debit rencana kala
- - Pasangan beton : 70 m1/3/dt ulang 10 tahun. Dimensi penampang sungai
d. Tinggi jagaan, harga tinggi minimum segiempat karena keterbatasan lahan dilokasi
untuk jagaan saluran pasangan seperti studi. Kemiringan rencana sungai didasarkan
Tabel dibawah 2 ini. pada kemiringan ruas sungai rerata.
37
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Gambar 2. Peta Rencana Trase Normalisasi Sungai dan Saluran Baru

Perencanaan Bangunan Pengelak Dari hasil penelusuran banjir (routing)


Konsep perencanaan saluran pengelak rencana kala ulang 2 tahunan lewat saluran
pada embung Loa Buah direncanakan berupa pengelak (box culvert) dengan dimensi
saluran tertutup dengan aliran bebas dan rencana 0.8 x 1.5 m sebanyak 2 (dua) buah
tekan yang dilengkapi dengan pintu air yang didapat elevasi muka air waduk maksimum
berfungsi untuk mengatur debit air keluar pada elevasi + 17.88 m, dengan menambah
dari embung. Saluran pengelak tinggi jagaan 0,5 m maka puncak cofferdam
berada/menyatu dengan bangunan pelimpah direncanakan pada elevasi + 18.38.
embung. Tanggul pengelak (coverdam) Tanggul pengelak (cover dam)
direncanakan dari urugan tanah homogen dibangun dengan maksud menutupi sungai
yang menggunakan material dari sekitar agar aliran berbelok dan masuk ke saluran
lokasi embung. pengelak sehingga tidak mengganggu
Debit banjir yang direncanakan untuk pelaksaan konstruksi embung yang sedang
menentukan dimensi dari saluran pengelak dibangun. Tanggul pengelak dibangun di
dan tinggi tanggul adalah dengan kala ulang bagian hulu embung. Data teknis tangul
2 tahun adalah sebesar 2.42 m3/dt. pengelakan, adalah sebagai berikut :
1. Tanggul Pengelak (Coverdam) yaitu :
- Konstruksi:Timbunan tanah homogen
- Letak/posisi:Bagian hulu embung
- Tinggi bangunan:2.64 m
- Panjang :135 m
- Lebar puncak:2 m
- Elevasi puncak:+18.38 m
- Kemiringan Hulu dan Hilir:1 : 2 dan 1 : 2
38
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

2. Saluran Pengelak dengan tinggi jagaan. Tinggi muka air banjir


- Tipe : Box Cullvert diperoleh dari perhitungan penelusuran banjir
- Lebar : 0.8 m kala ulang 100 tahun. Elevasi muka air
- Tinggi : 1.5 m maksimum diwaduk adalah + 20.38 m.
- Jumlah : 2 buah Tinggi jagaan adalah jarak bebas antara
- Panjang : 12 m
mercu embung dengan permukaan air
- Kemiringan dasar : 0.001
- Elevasi Inlet : + 15,59 m maksimum rencana. Tinggi jagaan menurut
- Elevasi Outlet : + 15.48 m “Pedoman Kriteria Desain Embung Kecil
- Konstruksi :Beton bertulang K-225 untuk daerah semi kering di Indonesia” untuk
tipe urugan diambil sebesar 1.0 m. Dengan
Perencanaan Embung demikian elevasi puncak embung adalah
Tujuan dari pembuatan embung adalah +21.38 m
untuk menampung sebagian debit puncak d. Tinggi embung
untuk sementara waktu dan mengatur debit Dari hasil pengukuran potongan
yang mengalir ke hilir sesuai dengan melintang rencana as embung elevasi tanah
kapasitas tampung sungai. Tampungan dasar adalah +15.74 m, sedangkan puncak
puncak banjir dalam embung akan mercu embung direncanakan pada elevasi
mengurangi debit dan elevasi muka air banjir +21.38 m. Sehingga tinggi embung
dibagian hilir embung. Embung maksimum adalah 21.38 – 15.74 = 5.64 m.
direncanakan dibangun di bagian hulu sungai e. Kemiringan lereng embung
Loa Buah ruas kiri. Dalam perencanaan Dengan penggunaan material berupa
embung ini kriteria perencanaan akan tanah jenis CH/SC maka kemiringan embung
mengacu “Pedoman Perencanaan Embung penutup ditentukan sebagai berikut :
Kecil Untuk Daerah Semi Kering Di kemiringan hulu = 1 : 2; dan kemiringan hilir
Indonesia” yang diterbitkan oleh Yayasan =1:1
Penerbit Departemen Pekerjaan Umum. f. Lebar puncak embung
a. Debit banjir rencana Lebar puncak embung harus memadai
Dengan luas DAS embung sebesar 1.96 guna mengantisipasi hempasan gelombang
2
km , dengan analisis hidrologi didapat debit air permukaan serta sebagai jalan inspeksi.
banjir rancangan kala ulang 100 tahun Dengan tinggi embung rencana 5.6 meter
(Q100thn) yang terjadi pada lokasi embung Loa dalam perencanaan ini lebar puncak embung
Buah adalah sebesar Q100 = 11.165 m3/dt. direncanakan selebar 4,0 meter.
b. Material konstruksi g. Panjang embung
Berdasarkan material yang tersedia di Panjang embung diukur pada peta
lokasi atau sekitarnya maka tubuh embung topografi per meter. Dengan elevasi puncak
direncanakan dengan urugan tanah homogen. tanggul penutup +21.38, maka panjang
Bahan-bahan material yang akan digunakan embung adalah 158 m.
diambil dari lokasi dihulu rencana tampungan h. Pondasi embung
air. Tanah bahan timbunan berupa tanah Galian pondasi pada rencana embung
lempung merah hasil pelapukan batu direncanakan memiliki kedalaman ± 2 m
lempung. Dari hasil pengujian laboratorium disesuaikan dengan kondisi topografi
mekanikan tanah mempunyai density rerata tanahnya. Kriteria desain galian pondasi dan
1.64 t/m3. kupasan adalah menghilangkan material
c. Elevasi puncak embung dipermukaan tanah seperti tumbuh-
Elevasi puncak embung penutup tumbuhan, kayu dan lain sebagainya yang
didapat dari elevasi muka air banjir ditambah bersifat organik.
39
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

5.28 2.00 6.00 4.00 5.67


+21.38
Q1000 =+20.98

Q100 =+20.38

2
1:

1
5.67

:1
+18.38
Q2 =+17.88 Timbunan Homogen

2
1: Coverdam

+15.74

Gambar 3. Dimensi rencana embung


POTONGAN MELINTANG TANGGUL PENUTUP

Perencanaan Pelimpah bantuan Hec Hms dengan lebar rencana


Bangunan pelimpah berfungsi untuk pelimpah 5.0 m didapatkan elevasi muka air
mengalirkan kelebihan debit air banjir yang maksimum di waduk adalah + 20.38 m, tinggi
masuk ke dalam tampungan embung agar muka air di atas ambang pelimpah +20.38 –
tidak membahayakan keamanan tubuh 20.00 = 0.38 m.
embung. Pada perencanaan bangunan
b. Kondisi perencanaan
pelimpah embung Loa Buah ini digunakan Data perencanaan embung sungai Loa
debit banjir rencana 100 tahun. Bagian- Buah adalah sebagai berikut : (1) elevasi
bagian dari bangunan pelimpah yang
puncak embung = +19.78 m; (2) elevasi
direncanakan adalah: penampang mercu
mercu pelimpah = +20.000 m; (3) elevasi
pelimpah, saluran transisi, saluran peluncur, dasar pelimpah = +17.59 m; (4) tinggi
dan bangunan peredam energi. pelimpah P = 2.41 m; (5) lebar pelimpah L =
Dalam perencanaan pelimpah embung 5.0 m; (6) kemiringan pelimpah
ini kriteria perencanaan akan mengacu bagian hulu = 1 : 3; dan (7) kemiringan
“Pedoman Perencanaan Embung Kecil Untuk pelimpah bagian hilir =1 : 1.
Daerah Semi Kering Di Indonesia” yang
diterbitkan oleh Yayasan Penerbit
Departemen Pekerjaan Umum. Perencanaan Pelurusan Sungai Loa Buah
a. Tipe bangunan pelimpah Kanan
Kolam tampungan sementara dengan Pelurusan sungai Loa Buah kanan
tubuh embung jenis urugan homogen yang dilakukan dengan menormalisasi saluran
berfungsi untuk membatasi tampungan air disebelah kanan Jl. Flamboyan sampai
yang mempunyai tinggi 2.41 m. Pelimpah menyatu dengan sungai Loa Buah kanan
pada kolam tampungan ini direncanakan yang akan mengalir langsung ke sungai
dengan ambang tipe ogee. Mahakam. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi debit banjir yang lewat sungai
b.Debit rencana pelimpah Loa Buah bawah yang sering terjadi banjir
Perencanaan pelimpah ini dengan a. Debit desain pelurusan sungai
memperhitungkan kemampuan reservoir Karena normalisasi saluran untuk
dalam menurunkan puncak banjir. menyatukan aliran air dari sungai Loa Buah
Berdasarkan hasil perhitungan penelusuran kanan, maka dalam perencanaan
banjir lewat waduk dengan debit banjir direncanakan mampu mengalirkan semua
rencana kala ulang 100 tahun dengan elevasi debit sungai Loa Buah kanan. Dari hasil
mercu pelimpah + 20.00 m debit yang analisis hidrologi maka besarnya debit
melewati pelimpah adalah sebesar 1.78 m3/dt. normalisasi dan pelurusan dengan kala ulang
Berdasarkan hasil penelusuran banjir dengan
40
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

10 tahun adalah 6.449 m3/dt. Dimana : A = debit rencana (m3/dt); n =


Koefisien kekasaran Manning; I =
b. Dimensi hidrolis pelurusan sungai
kemiringan dasar sungai; R = radius hidrolik
Perhitungan dimensi hidrolis sudetan
(m); dan A = luas penampang basah (m2).
dilakukan dengan metode aliran seragam
Normalisasi dengan bentuk penampang
dengan rumus Manning sebagai berikut:
segiempat dan diberi perkuatan beton pada
1
Q  x I 0.5 x R 2 / 3 x A kedua sisinya. Dimensi saluran pelurusan
n sungai Loa Buah kanan disajikan pada Tabel
3.

Tabel 3. Dimensi saluran pelurusan sungai Loa Buah Kanan


Loa Buah kanan dan normalisasi (ruas A.60 - B.24)
Area : ha Q b/d d+Fb z Q Fb
Eff. : % b/d = - Q<5 m3/s 0.30 1.00 1.00 1.00 lined unlined
IWR : l/s/ha b/d = 3.22 Q>5 m3/s 0.50 1.20 1.50 0.4 0.20
Q = 6.449 m3/s Canal = concrete 0.75 1.30 2.00 2.00 0.50
b = 1.750 m' Vmax = 3.00 m/s 1.00 1.50 0.5 0.20
d = 1.311 m' Vmin = 0.30 m/s 1.50 1.80 1.50
S = 0.003800 4.50 2.70 0.6 0.25
Fb = 0.30 Q'ty lining = 4.97 m2 5.00 2.90 5.00
Fb+d= 1.611 6.00 3.10 0.75 0.30
z = 0.00 Fb(unlined) = 0.75 m 7.50 3.50 Q k 10.00
k = 70.00 Fb(lined) = 0.30 m 9.00 3.70 unlined 1.00 35.00 0.85 0.40
z^2 = 0.00 10.00 3.90 40.00 15.00
t = 1.3110 11.00 4.20 5.00
P = 4.3721 m' lined 15.00 4.90 42.50
A = 2.2960 m2 10.00 45.00
R = 0.5252 m
V = 2.8088 m/s ----------> OK lined
A = 2.2960 m2 Concrete 70.00
d = 1.311 m
b/d= 1.33 ----------> Check Stone M. 60.00

KESIMPULAN DAN SARAN penyambungan ke sungai Loa Buah


Kesimpulan kanan yang alirannya langsung menuju
Berdasarkan hasil penelitian dan ke sungai Mahakam. Reduksi debit
pembahasan dapat diambil kesimpulan, yaitu banjir yang terjadi adalah sebesar 64.13
sebagai berikut : %. Penanganan pengendalian banjir yang
1. Permasalahan banjir di wilayah studi terpilih dengan normalisasi sungai Loa
disebabkan oleh faktor alam yaitu Buah, normalisasi saluran drainase dan
adanya curah hujan yang tinggi dan penyambungan dengan sungai Loa Buah
secara fisiografi lokasi banjir merupakan kanan yang aliranya langsung menuju ke
dataran rendah serta faktor manusia yaitu sungai Mahakam dan pembuatan
adanya pembukaan lahan di daerah hulu embung di bekas galian batubara.
karena adanya kegiatan tambang, 3. Hasil pemetaan topografi trase sungai
pembuatan bangunan persilangan dan lokasi embung serta analisa
(gorong-gorong rumah) yang tidak hidrologi kala ulang 100 tahun kapasitas
sesuai dengan dimensi sungai dan tampungan embung sebesar 154.755 m3
pembuatan bangunan rumah di bantara dengan luas genangan 6.6 ha.
sungai yang merupakan daerah dataran
banjir.
2. Hasil simulasi penanganan banjir yang
memberikan reduksi debit banjir yang
besar adalah dengan membuat bangunan
embung di sungai Loa Buah kiri dan
normalisasi saluran drainase serta
41
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Saran Asdak, C., 2010. Hidrologi dan Pengelolaan


1. Menindaklanjuti usulan masyarakat akan Daerah Aliran Sungai Yogyakarta :
pentingnya untuk menormalisasi saluran Gajah Mada University Press.
drainase di sisi kanan Jl. Flamboyan serta
menyambung dengan sungai Loa Buah D.A. Wulandari, S. Darsono, dan D. Legono,
kanan untuk dialirkan langsung ke 2012. ”Optimasi Pemanfaatan Air
sungai Mahakam. Dengan Waduk Wonogiri dengan Program
penyambungan ini akan mengurangi Dinamik”. Prosiding PIT HATHI – 29,
debit banjir yang masuk ke sungai Loa Bandung.
Buah bawah yang selama ini sering
terjadi banjir dan untuk mempercepat Dwicahyo, I., 2013. ”Kajian Pengoperasian
aliran air ke sungai Mahakam. Bendungan Samboja Kalimantan
2. Mengingat penduduk daerah hilir Timur”. Tesis Program Studi Magister
embung Loa Buah cukup padat, Pengelolaan Sumber Daya Air,
disarankan untuk ditindak lanjuti dengan Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Detail Engineering Design (DED)
embung dan dilakukan dengan analisa Direktorat Jenderal Pengairan Departemen
mengenai lingkungan (Amdal atau Pekerjaan Umum, 1986. ”Standart
UKL/UPL) serta petunjuk operasi dan Perencanaan Irigasi KP 04”. Jakarta.
pemeliharaan.
3. Dalam pelaksanaan konstruksi tubuh Irnad, 2014. ”Menuju Pengelolaan Daerah
embung nantinya khususnya timbunan Tangkapan Air (DTA) Berkelanjutan,
tubuh embung diperlukan pengawasan Integrasi Ekonomi dan Kelembagaan
yang cukup ketat, hal ini karena bahan (Kasus DTA Waduk Koto Panjang
timbunan yang digunakan merupakan Provinsi Sumatera Barat-Riau
bahan timbunan tanah homogen Indonesia)”. 20-21 November 2014 hal-
sehingga perlu kecermatan dalam 2.
pemilihan bahan maupun metode <http://pasca.unand.ac.id/id/unduh/ba
penimbunannya. han-kuliah/artikel-program-master-
s2/html>
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Permukiman dan Prasarana
Anonim, 2010 a. ”DED Pengendalian Banjir Wilayah, 2004. ”Pedoman
Sungai Karangmumus Atas Pengoperasian Waduk Tunggal”.
(Lempake)”. CV. Patoya Indah, Jakarta : Pd.T–25-2004–A.
Samarinda.
Suripin, 2006. Pelestarian Sumber Daya
Anonim, 2010 b. ”FS Bendungan Sungai Tanah dan Air. Andi Offset,
Karangmumus di Kota Samarinda”. PT. Yogyakarta.
Metana EC, Samarinda.
32
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

You might also like