Professional Documents
Culture Documents
Farmakoterapi Gout, Reumathoid Athritis Dan Osteoathritis
Farmakoterapi Gout, Reumathoid Athritis Dan Osteoathritis
Arthritis Rheumatoid,
Osteoarthritis
5
patophysiology
✗ Underexcretion of uric acid
• In normal patients, homeostasis between
reabsorption and secretion of urate is maintained.
• Many factors (eg, renal impairment, certain drugs,
alcohol axcess, metabolic syndrome, hypertension
[HTN], coronary hearth disease [CHD]) can use this
balance to fail, resulting in excess serum
concentrations of uric acid and tissue deposition
6
Clinical Presentation
• Acute gout attacks are characterized by rapid onset of
excruciating pain, swelling, and inflammation. The attack is
typically monoarticular, most often affecting the first
metatarsophalangeal joint (podagra), and then, in order of
frequency, the insteps, ankles, heels, knees, wrists, fingers,
and elbows.
• Attacks commonly begin at night, with the patient awakening
with excruciating pain. Affected joints are erythematous,
warm, and swollen. Fever and leukocytosis are common.
Untreated attacks last from 3 to 14 days before spontaneous
recovery.
Dipiro, 2015. Hal. 2 7
• Acute attacks may occur without
provocation or be precipitated by
stress, trauma, alcohol ingestion,
infection, surgery, rapid lowering of
serum uric acid by uric acid–lowering
agents, and ingestion of drugs known
to elevate serum uric acid
concentrations 8
DIAGNOSIS GOUT
13
Kortikosteroid
a. Prednison / prednisolon
(1) 0,5 mg / kg setiap hari selama 5 sampai 10 hari-hari diikuti
dengan penghentian mendadak; atau
(2) 0,5 mg / kg setiap hari selama 2 sampai 5 hari diikuti dengan
pengurangan dosis selama 7 sampai 10 hari.
14
c. Triamcinolone acetonide
✗ 20-40 mg diberikan melalui injeksi IA dapat digunakan jika gout
terbatas pada satu atau dua sendi.
d. Metilprednisolon (kortikosteroid kerja panjang)
✗ yang diberikan dengan suntikan intramuskular (IM) tunggal
diikuti dengan terapi kortikosteroid oral
✗ Sebagai alternatif, monoterapi kortikosteroid IM dapat
dipertimbangkan di pasien dengan beberapa sendi yang
terkena yang tidak dapat menggunakan terapi oral.
15
✗ Penggunaan kortikosteroid jangka pendek umumnya dapat
ditoleransi dengan baik. Gunakan dengan hati-hati pada pasien
dengan diabetes, masalah GI, gangguan perdarahan, penyakit
kardiovaskular, dan gangguan kejiwaan. Hindari penggunaan jangka
panjang karena risiko osteoporosis, hipotalamus-supresi aksis
hipofisis-adrenal, katarak, dan penurunan kondisi otot.
✗ Gel hormon adrenokortikotropik (ACTH) 40 sampai 80 unit USP
dapat diberikan secara IM setiap 6 sampai 8 jam selama 2 atau 3
hari dan kemudian dihentikan. Batasi penggunaan untuk pasien
dengan kontraindikasi terhadap terapi lini pertama (misalnya, gagal
jantung, gagal ginjal kronis, riwayat perdarahan GI) atau pasien yang
tidak dapat minum obat oral. 16
Kolkisin
✗ Sangat efektif dalam meredakan serangan gout akut
✗ Colchicine menyebabkan efek samping GI tergantung dosis
(mual, muntah, dan diare). Efek non-GI termasuk neutropenia
dan neuromiopati aksonal, yang dapat memburuk pada pasien
yang memakai obat miopati lain (misalnya statin) atau pada
insufisiensi ginjal.
✗ Jangan gunakan secara bersamaan dengan P-glikoprotein atau
penghambat CYP450 3A4 yang kuat (misalnya klaritromisin)
karena penurunan ekskresi bilier dapat menyebabkan
peningkatan plasma tingkat colchicine dan toksisitas. Gunakan
dengan hati-hati pada insufisiensi ginjal atau hati.
17
✗ Colcrys adalah produk colchicine yang disetujui FDA tersedia
dalam 0,6 mg tablet oral. Dosis yang dianjurkan adalah 1,2 mg
(dua tablet) pada awalnya, diikuti oleh 0,6 mg (satu tablet) 1
jam kemudian
✗ American College of Pedoman pengobatan gout reumatologi
(ACR) menyarankan agar kolkisin 0,6 mg sekali atau dua kali
sehari dapat dimulai 12 jam setelah dosis awal 1,2 mg dan
dilanjutkan sampai serangan itu teratasi.
18
19
ALLOPURINOL
• Menghambat xanthine oxidase -> hambat metabolisme
hypoxanthine -> xanthine -> asam urat
• Allopurinol (half life 1-2 jam) -> (durasi of action 18-30 jam)
• Allopurinol sebaiknya dimulai dgn dosis rendah (100mg/hr)---->
dinaikkan bertahap tiap bbrp minggu untuk mencapai penurunan
<0.04 mmol/L/bulan
20
Febuxostat
• Menghambat xanthine oxidase secara spesifik -> hambat metabolisme hypoxanthine ->
xanthine -> asam urat
• Febuxostat (half life 1-1,5 jam) -> (durasi of action 22-32 jam)
• Dimulai dgn dosis rendah (40mg/hr) -> dinaikkan bertahap tiap bbrp minggu untuk mencapai
penurunan AU -> target
• Dosis harus dinaikkan bertahap (dg maksimum dosis 120 mg/hr) ->
mencapai target
• Pada pasien gg F/ ginjal, dapat diberikan febuxostat, pada (CCT> 30 ml/menit) -> exresi
lewat liver
• Febuxostat dan allopurinol keduanya dapat dianggap sebagai obat penurun
asam urat lini pertama.
21
Urikosurik
Probenecid
• Pilihan jika fungsi ginjal baik (GFR >30-40mL/mnt)
• Diperlukan hidrasi yg cukup
• Adanya renal calculi, khususnya batu urat merupakan kontraindikasi relatif
• Dosis awal 250 mg 2 kali sehari hingga maksimal 1 g dua kali sehari dinaikkan
bertahap
Losartan
• Angiotensin II type 1 receptor blocker -> memiliki efek urikosurik
• Mekanisme : menghambat reabsorpsi asam urat pada tubulus ginjal melalui proses inhibisi pada
URAT 1 transporter -> peningkatan ekskresi asam urat via urine -> bersifat transient, 4 jam setelah
administrasi
• Penggunaan Losartan pada penderita normotensi kurang disarankan
22
Pegloticase
• Pegloticase diindikasi untuk refrakter gout dengan tophus yg berat,
dengan kualitas hidup yang buruk, dan dengan pengobatan
kombinasi beberapa macam obat tidak mencapai kadar asam urat
yang diinginkan.
• Enzim urat oksidase pegilated (mengubah asam urat -> 5-
hidroksi isourat dan hidrogen peroksida) -> lebih mudah
diekskresi
• Pegloticase 8 mg DIBERIKAN setiap 2 minggu dg IV
• Belum ditetapkan lamanya penggunaan
• Jika tophi mulai menghilang dapat diganti dengan ULT lain.
23
Sediaan Yang Tersedian di Indonesia
24
Nama Obat Kekuatan Nama Dagang
Sediaan
Xanthine Allopurinol 100 mg, 300 Algut,
Oxidase mg Allopurinol,
Inhibitor Alluric
25
Rheumatoid arthritis
Rheumatoid arthritis (RA) adalah gangguan
inflamasi kronis dan progresif dengan etiologi
yang tidak diketahui yang ditandai dengan
keterlibatan sendi simetris polyarticular dan
manifestasi sistemik (Dipiro 2015, hlm. 26)
27
PATOFISIOLOGI
Karakteristik sinovium yang dipengaruhi oleh RA adalah
Azatioprin 50 mg Imuran
Etanersep 25 mg, 50 mg Enbrel
Infiksimab 100 mg Remicade
Leflunomid 20 mg Arava
Siklosporin 25 mg Sandimmun Neoral
Sulfasalazin 500 mg Sulfasalazine,
Azulfidine, sulcolon
41
3 osteoartritis
Osteoartritis (OA) adalah penyakit yang
mempengaruhi sendi diartrodial perifer dan
rangka aksial. Penyakit ini ditandai dengan
kerusakan dan hilangnya kartilago artikular
yang berakibat pada pembentukan osteofit,
rasa sakit, pergerakan yang terbatas,
deformitas dan disabilitas progresif
Pendekatan umum
✗ Terapi obat ditujukan untuk menghilangkan rasa sakit.
Diperlukan pendekatan konservatif karena OA sering
terjadi pada orang tua atau dengan kondisi medis lain.
✗ Terapkan pendekatan individual. Lanjutkan tanpa obat
yang sesuai saat memulai terapi obat.
56
Nama Obat Efek Samping
Paracetamol/ Reaksi alergi, ruam kulit (eritemia/ urtikaria), kelainan darah, hipotensii, kerusakan hati.
Acetaminophen
Ibuprofen Gangguan gastrointestinal (mual, muntah, diare, konstioasi, nyeri ulu hati), ruam kulit,
gannguan pendarahan (trombositepenia), sakit kepala, gangguan pendengaran.
Ketoprofen Nyeri pada tempat injeksi, iritasi rektum pada pemberian supositoria, pedndarahan ,
ulserasi saluran cerna, sakit kepala, vertigo, gannguan fungsi hati dan ginjal.
Morphine, Fentanyl, Mual, muntah, konstipasi, rasa mengantuk, mulut kering. Pada dosis besar : depresi nafas,
Pethidine hipotensi, kekakuan otot, disforia, ketergantungan. 57
Nama Obat Efek Samping
Tamadol Rasa tidak nyaman pada perut, diare, hipotensi, hipertensi, anafilaksis, kebingungan.
Colchicine Mual, muntah, nyeri pada perut, diare, perdarahan saluran cerna, ruam, kerusakan, ginjal
dan hati, neuritis perifer, miopati.
59