Professional Documents
Culture Documents
Hasil analisis ABC VEN menghasilkan biaya pemakaian. Kelompok A Esensial (AE)
obat kelompok A Vital (AV) dengan jumlah 9 sebesar 88 item (17,6%) dari 500 item obat,
item (2%) dari 500 item obat dengan biaya biaya pemakaiannya Rp 3.785.789.501 (65%)
pemakaian Rp. 235.806.298 (4%) dari total dari total biaya pemakaian. Kelompok A Non
187
Esensial (AN) sebesar 2 item (0,3%) dari 500 Esensial) lebih banyak, dikarenakan fungsinya
item obat dengan biaya pemakaian Rp. sebagai penanggulangan penyakit pasien,
20.324.120 (0,3%) dari total biaya pemakaian. secara biaya banyak dikeluarkan dalam
Pada penelitian lain menyebutkan bahwa pengadaannya. Hasil analisis ini menentukan
kelompok AV, AE terdiri dari 20 item obat prioritas pilihan obat yang dapat dikurangi
(15,5%) dari total keseluruhan obat dengan pengadaannya karena pemakaiannya yang
biaya pemakaian yang mahal dan tidak boleh tidak efektif atau sedikit maupun yang
kehabisan stok.4,5 memiliki kesamaan manfaatnya. Hasil
Kelompok B Vital (BV) jumlah item penelitian ini sejalan dengan penelitian lain.6,7
obat 21 item ( 4,2%) dari 500 item obat, Hasil analisis ini dapat memberi prioritas
dengan biaya pemakaian Rp. 312.347.525 obat yang dapat dikurangi atau dihilangkan
(5,4%) dari total biaya pemakaian. Kelompok dalam rencana kebutuhan atau pengadaan obat
B Esensial (BE) sebesar 173 item obat (35%) berkaitan dengan anggaran yang disediakan
dari 500 item obat dengan biaya pemakaian rumah sakit. Obat pada kelompok CN (C Non
Rp.1.245.889.562. Esensial) dengan biaya pemakaian Rp.
Kelompok B Non Esensial (BN) sebesar 2.310.682 menjadi prioritas utama untuk
6 item obat (1,2%) dari 500 item obat dengan dikurangi, apabila dana rumah sakit masih
biaya pemakaian Rp.95. 581.398. Kelompok C kurang dapat melakukan pengurangan obat
Vital (CV) 9 item obat (1,8%) dari 500 item yang masuk pada kelompok BN (B non
obat,dengan biaya pemakaian Rp.14.464.447 esensial) dengan biaya pemakaian
(0,02%) dari total biaya pemakaian. Kelompok Rp.95.581.398, dan obat yang masuk
C Esensial (CE) sebesar 183 item (37%) dari kelompok selanjutnya apabila dana RS masih
500 item obat dengan biaya pemakaian kurang adalah obat yang masuk dalam
Rp.120.529.014 (2%) dari total biaya kelompok AN (A non esensial) dengan biaya
pemakaian. Kelompok C Non Esensial (CN) pemakaian Rp.20.324.120. obat kelompok CN,
sebanyak 9 item (1,8%) dari 500 item dengan BN, AN termasuk tidak berbahaya jika
biaya pemakaian Rp.2.310.682 (0,003%) dari persediaannya habis dan dalam pengadaannya
total biaya pemakaian. tidak masuk dalam anggaran, dikarenakan
Hasil analisis ABC VEN yang untuk kasus pasien yang dapat sembuh sendiri
dikelompokkan menjadi AV, AE, AN, BV, BE, dan manfaatnya sedikit terhadap pasien.8,9
BN, CV, CE, CN, menggambarkan Efisisensi Hasil analisis ABC VEN dengan biaya
dan efektifitas. Hasil kelompok AE (A stok dapat dilihat pada tabel 2.
Hasil Analisa terhadap 500 item obat Rp. 355.089.999 (6,08%) dari total
dalam 1 tahun sebelum dilakukan ABC VEN keseluruhan biaya.
pada tabel 2 terdapat pengeluaran anggaran Hasil penelitian Pudjaningsih tentang
sebesar Rp. 6.188.185.555, dengan selisih pengembangan indikator efisiensi pengelolaan
setelah dilakukan analisa ABC VEN sebesar obat di farmasi RS menyebutkan persentase
188
selisih penyerapan dana yang tersedia dengan Rp. 355.089.998 (6,08%) dari total biaya
keseluruhan dana yang sesungguhnya pemakaian obat.
seharusnya adalah 0%.10 Penelitian oleh Astari
Budhi Utami di RS Condong catur Yogyakarta UCAPAN TERIMA KASIH
dengan hasil 3,59% dan penelitian oleh Terima kasih kepada Dr. J. Sugiarto, PH. SU,
Madania di RS Muhammadiyah Gresik Farid Agushybana,SKM.,DEA, Ph.D, Dr. M
sebesar 3,31%. Nilai selisih menjadi dasar Zen Rahfiludin, SKM. M.Kes, Dr. Yuliani
dalam pengadaan obat selanjutnya sehingga Setyaningsih., SKM., M.Kes, Seluruh dosen
RS dapat menentukan obat yang banyak atau Program Pasca Sarjana Magister Kesehatan
sedikit digunakan. Jumlah obat yang menjadi Masyarakat Universitas Diponegoro yang
selisih tersebut juga merupakan nilai telah memberikan ilmu masukan dan saran
perputaran uang dalam rumah sakit.11,12 yang sangat berharga bagi penulis.
Hasil analisis ABC VEN ini dapat
mengetahui prioritas pengadaan obat mana DAFTAR PUSTAKA
yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan 1. Kementerian Kesehatan Republik
anggaran. Rumah sakit dalam menentukan Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
dan menyusun rencana pengadaan obat dapat Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
terbantu karena hasil dapat diketahui secara 2016 tentang Standar Pelayanan
langsung dan mudah. Penelitian ini sejalan Kefarmasian di Rumah Sakit. 72/2016,
dengan penelitian lain yang menunjukkan Indonesia, 2016.
bahwa metode analisis ABC VEN pada obat 2. World Health Organization. Managing
dapat membuat efisiensi keuangan.13,14 Drug Supply,
Pengadaan obat dalam manajemen http://www.who.int/selection_medicines/
rumah sakit harus memperhatikan standar en/ (1997, accessed 20 July 2019).
penggunaan obat dan memperhatikan 3. Quick JD, Hogerzeil H V, Rankin JR, et al.
terjadinya pengembangan atau perubahan Managing drug supply : the selection,
diagnosa selama perawatan pasien, serta procurement, distribution, and use of
kepatuhan pada standar terapi, konfirmasi pharmaceuticals. 1997.
penggunaan obat, periode pengadaan, prioritas 4. Anand T, Ingle GK, Kishore J, et al.
medis, ekonomi, farmakologi, alokasi ABC-VED analysis of a drug store in the
anggaran, dan strategi pengadaan hal ini Department of Community Medicine of a
sejalan dengan penelitian lainnya.15,16 Sistem Medical College in Delhi. Indian J Pharm
satu pintu dalam pengadaan obat di RS dan Sci 2013; 75: 113–117.
membuat regulasi untuk menjamin tata kelola 5. Devnani M, Gupta AK, Nigah R. ABC
perbekalan farmasi yang baik.17,18 and VED analysis of the pharmacy store
of a tertiary care teaching, research and
SIMPULAN referral healthcare institute of India. J
Hasil Penelitian Sistem pengadaan obat Young Pharm 2010; 2: 201–205.
dengan metode ABC VEN di RS X Semarang 6. Migbaru S, Yigeremu M, Woldegerima B,
dapat disimpulkan bahwa sistem pengadaan et al. ABC-VEN matrix analysis of
yang saat ini dilakukan RS belum efisien pharmaceutical inventory management in
sehingga menyebabkan kerugian bagi rumah Tikur Anbessa. Indian J Basic Appl Med
sakit. RS X selama beroperasional belum Res 2016; 5: 734–743.
memiliki sistem pengadaan obat yang adekuat 7. Maimun A. Perencanaan Obat Antibiotik
seperti halnya Analisis ABC , Analisis VEN, berdasarkan Kombinasi Metode
dan lainnya. Konsumsi dengan Analisis ABC dan
Hasil Analisa terhadap 500 item obat Reorder Point terhadap Nilai Persediaan
dalam 1 tahun sebelum dilakukan ABC VEN dan Turn Over Ratio di Instalasi Farmasi
terdapat pengeluaran anggaran sebesar Rp. RS Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal.
6.188.185.555, selisih anggaran setelah Universitas Diponegoro, 2008.
dilakukan analisa ABC VEN adalah sebesar 8. Monton C, Charoenchai L, Suksaeree J.
Purchasing and inventory management by
189
pharmacist of a private hospital in Hospital. J Supply Chain Manag Healthc
northeast of Thailand. Int J Pharm Pharm 2015; 4: 11–19.
Sci 2014; 6: 401–405. 14. Singh S, Gupta AK, Latika L, et al. ABC
9. Suryantini NL, Citraningtyas G, Sudewi S. and VED analysis of the pharmacy store
Evaluasi Perencanaan Dan Pengadaan of a tertiary care, Academic Institute of
Obat Antibiotik Dengan Menggunakan the Northern India to identify the
Analisis Abc Terhadap Nilai Persediaan categories of drugs needing strict
Di Instalasi Farmasi Rsup Prof. Dr. R. D. management control. J Young Pharm
Kandou Manado. J Ilm Farm UNSRAT 2015; 7: 76–80.
2016; 5: 12–22. 15. Triana M, Suryawati C, Sriyatmi A.
10. Pudjaningsih D. Pengembangan Indikator Evaluasi Perencanaan Obat Pelayanan
Efisiensi Pengelolaan Obat Di Farmasi Kesehatan Dasar (PKD) di Gudang
Rumah Sakit. Universitas Gadjah Mada, Farmasi Kabupaten Gunung Mas Provinsi
1996. Epub ahead of print 1996. DOI: Kalimantan Tengah. J Manaj Kesehat
10.20885/logika.vol3.iss1.art2. Indones 2014; 2: 44–51.
11. Utami AB. Evaluasi Kinerja Efisiensi 16. Febreani SH, Chalidyanto D. Pengelolaan
Ketersediaan Obat dengan Kombinasi Sediaan Obat Pada Logistik Farmasi
ABC-VEN di Instalasi Farmasi Rumah Rumah Sakit Umum Tipe B di Jawa
Sakit Condong Catur Yogyakarta. Timur. J Adm Kesehat Indones 2016; 4:
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 136–145.
2016. 17. Suciati S, Adisasmito W. Analisis
12. Santhi G, Karthikeyan K. Recent review Perencanaan Obat Berdasarkan ABC
article on pharmaceutical inventory Index kritis di Instalasi Farmasi. J Manaj
models. Int J PharmTech Res 2016; 9: Pelayanan Kesehat; 9.
434–443. 18. Sabarguna B. Buku Pegangan Mahasiswa
13. Lyombe TH. Analysis of medicine Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: Sagung
expenditures and pharmautical inventory Seto, 2009.
control manajemen at Muhimbili National
190