You are on page 1of 8

BISNIS & BIROKRASI: Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi

Volume 16 Number 1 Article 4

2-11-2011

Pengaruh Kompensasi dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan


Kerja
ELVIERA SARI
British International School

Follow this and additional works at: https://scholarhub.ui.ac.id/jbb

Recommended Citation
SARI, ELVIERA (2011) "Pengaruh Kompensasi dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja," BISNIS &
BIROKRASI: Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi: Vol. 16 : No. 1 , Article 4.
DOI: 10.20476/jbb.v16i1.600
Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jbb/vol16/iss1/4

This Article is brought to you for free and open access by the Faculty of Administrative Science at UI Scholars Hub.
It has been accepted for inclusion in BISNIS & BIROKRASI: Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi by an
authorized editor of UI Scholars Hub.
Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan—Apr 2009, hlm. 18-24 Volume 16, Nomor 1
ISSN 0854-3844

Pengaruh Kompensasi dan Iklim Organisasi


terhadap Kepuasan Kerja
ELVIERA SARI1*

1British International School

Abstract. Competitions amongst International Schools recently become a major concern of School management.
The numbers of opening International schools in Jakarta provide a large opportunity of labor market especially
those interested in working for a school. Hiring and retaining competent employees are not jobs; school
management need to generate an attractive package to attract qualified employees. This research focuses on
the job satisfaction from two different perspectives i.e. compensation and organizational climate. This research
analyzes the correlation between compensation and organizational climate as factors that provide employee’s job
satisfaction at British International School. Descriptive method is used to explore the correlations and identify
the attribution of each factor that affects employee’s job satisfactions. The research indicates that compensation
and organizational climate strongly affect the job satisfactions.

Keywords: compensation, organizational climate, job satisfaction

PENDAHULUAN Indonesia belajar di sekolah mereka pada tahun pertama


program ini diperkenalkan. Melalui diberikannya
Sejalan dengan keterbukaan perekonomian dan era kesempatan tersebut diharapkan program ini juga dapat
globalisasi di dunia mendorong pemerintah Indonesia menghemat devisa dikarenakan orang tua yang mampu
untuk membuka kesempatan investasi seluas-luasnya secara finansial tidak perlu mengirimkan anak-anaknya
bagi para investor dan pemilik perusahaan asing, dan belajar ke luar negeri.
secara tidak langsung mendorong datangnya orang asing Kehadiran sekolah-sekolah internasional tersebut
ke Indonesia. Salah satu hal yang menjadi pertimbangan menciptakan persaingan bisnis pendidikan yang cukup
para tenaga ahli asing atau teknisi, anggota perwakilan ketat antar sekolah internasional yang ada di Indonesia
diplomatik (konsuler) bersedia bekerja dan ditempatkan khususnya di Jakarta. Guna kelancaran operasional
di Indonesia adalah tersedianya fasilitas yang dapat dan administrasi, sekolah-sekolah internasional
memenuhi kebutuhan mereka dan keluarganya. membutuhkan karyawan yang memiliki keterampilan
Keputusan Bersama Menteri Keuangan Republik dan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaannya dan
Indonesia, Menteri Luar Negeri, Menteri Pendidikan dan mampu berinteraksi dengan para siswa dan orang tua
Kebudayaan Nomor KEP-354A atau MK atau II atau 4 menggunakan bahasa pengantar sekolah internasional
atau 1975-SP atau 817 atau PD atau XI atau 75-060 atau tersebut. Sekolah internasional dalam memberikan
01975 tentang “Pendirian dan Penyelenggaraan Sekolah pelayanan terbaik kepada para siswa dan orang tua
Perwakilan Diplomatik, Sekolah Gabungan Perwakilan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas
Diplomatik dan Sekolah Internasional di Indonesia” dan profesional sehingga sekolah internasional harus
juga merupakan salah satu daya tarik bagi orang asing merekrut, menyeleksi, dan mendidik sumber daya
untuk menetap lama di Indonesia. Sebagian orang tua manusia yang sesuai dengan standar yang diperlukan.
di Indonesia beranggapan bahwa sistem pendidikan Sekolah internasional yang telah memiliki sumber
yang terdapat di Indonesia saat ini masih terlambat daya manusia yang berkualitas dan profesional me-
dalam mengikuti perkembangan dunia sehingga mereka nginginkan karyawannya dapat tetap berada dalam
mengirimkan anaknya sekolah di luar negeri agar dapat organisasi sekolah selama mungkin. Organisasi sekolah
mengikuti kurikulum internasional. internasional menerapkan beberapa cara yang bertujuan
Guna mengantisipasi hal ini pemerintah Indonesia untuk mempertahankan karyawannya dengan memberi
mengeluarkan kebijakan bagi Warga Negara Indonesia kompensasi yang menarik, menciptakan suasana kerja
agar dapat mengikuti pendidikan internasional di yang menyenangkan dan kondusif, fasilitas lain yang
Indonesia. Kebijakan tersebut mendapat tanggapan dapat dinikmati karyawan selain kompensasi tetap, dan
positif baik dari para siswa Indonesia itu sendiri maupun memberikan rangsangan kepada karyawan agar dapat
sekolah-sekolah internasional dengan adanya sebelas meningkatnya kinerjanya. Salah satu hal penting dari
sekolah internasional yang bersedia menerima siswa organisasi sekolah adalah kemampuannya memberikan
_________________ sistem kompensasi yang menarik dan iklim organisasi

Korespondensi: +62811109100; elviera@bis.or.id yang kondusif sehingga mampu memberikan kepuasan
sari , kompensasi dan iklim organisasi 19

kerja karyawan. dapat berbentuk dua hal, yaitu materi dan non materi.
Suatu organisasi seyogyanya memberikan Kepu-asan kerja karyawan terdapat pada kombinasi
kompensasi melalui sistem balas jasa yang sesuai dari teori Maslow tersebut, karyawan membutuhkan
dan berkewajiban menciptakan suatu iklim di dalam pekerjaan guna memenuhi kebutuhannya, rasa aman atas
organisasi yang mampu memberikan kepuasan pekerjaannya, perasaan diperlukan oleh lingkungannya
kerja sehingga karyawan dapat termotivasi untuk dan bentuk aktualisasi diri masing-masing. Apabila hal
meningkatkan prestasi kerja masing-masing. Untuk ini dipenuhi, kepuasan kerja karyawan akan meningkat.
itu perlu diketahui faktor apa saja yang menjadi faktor Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran
penentu kepuasan kerja karyawan dan pengaruh penting dalam manajemen sumber daya manusia karena
kompensasi dan iklim organisasi terhadap kepuasan akan mempengaruhi kinerja dan produktivitas kerja.
kerja karyawan. Kepuasan kerja dapat dilihat dari bagaimana pegawai
Keberhasilan suatu organisasi dalam memperta- bereaksi terhadap perubahan karakteristik pekerjaan-
hankan karyawan yang telah dimiliki tidak dapat dicapai nya. Suatu gambaran tentang kepuasan kerja pegawai
dengan cara yang mudah. Hal tersebut hanya dapat adalah bobot ide yang dihasilkan oleh pegawai dalam
terwujud berkat kepiawaian organisasi dalam memahami pikirannya terhadap semua aspek pekerjaan mereka
kebutuhan karyawan dan menciptakan lingkungan kerja (Hamermesh, 2001). Job Description Index (JDI)
yang kondusif sehingga memberikan kepuasan kerja bagi dapat digunakan untuk mengukur kepuasan kerja dari
karyawan dan termotivasi secara optimal. Karyawan lima hal yaitu pekerjaan itu sendiri, supervisor langsung
selalu berharap adanya kesinambungan pekerjaan dan diatasnya, gaji, rekan kerja dan peluang untuk promosi
diimbangi dengan peningkatan keseejahteraan untuk (Downey, 1975).
karyawan dan keluarga dari waktu ke waktu (Soeling, Kepuasan kerja yang tinggi menunjukkan bahwa
2005). Karyawan yang memiliki dedikasi, komitmen, sebuah organisasi telah mengelola kebutuhan karyawan
dan kompetensi yang tinggi adalah karyawan yang harus dengan baik melalui manajemen yang efektif. Sementara
dimiliki dan dipertahankan oleh setiap organisasi. itu, Luthan (1981) menyatakan bahwa kepuasan kerja
Motivasi setiap individu dalam bekerja sangat adalah tergantung kepada bagaimana persepsi individu
mempengaruhi cara mereka bersikap dan bekerja seseorang dalam melaksanakan tugasnya di tempat
sehingga manajeman suatu organisasi harus memiliki kerja sehingga bersifat subjektif bagi individu yang
kemampuan untuk memahami karakteristik setiap merasakannya.
individu. Studi menunjukkan bahwa gender (jenis Pegawai akan merasa puas dalam bekerja apabila
kelamin) seseorang tidak mempengaruhi motivasi dan aspek pekerjaan dan individunya saling menunjang
kepuasan kerja seseorang. Kepuasan kerja merupakan sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja
salah satu sikap karyawan yang perlu diciptakan di berkenaan dengan perasaan seseorang tentang
lingkungan kerja agar karyawan dapat bekerja dengan menyenangkan atau tidaknya pekerjaan karyawan.
penuh rasa tanggung jawab sehingga menghasilkan Aspek yang mempe-ngaruhi kepuasan kerja ini dapat
kerja yang optimal, secara spesifik pengaruhnya dipelajari dan diteliti guna mengetahui aspek yang
terhadap kerja yang kreatif (Amabile, 1998; Soeling, paling mempengaruhi kepuasan kerja karyawan seperti
2005). Herzberg dengan teori dua faktor menyatakan yang dijelaskan oleh Spector (1997),
bahwa kebutuhan karyawan dalam pekerjaan dapat “A job satisfation facet can ben concerned
dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu hygiene with any aspect or part of a job. Facet
factors atau disatisfier (pemenuhan kebutuhan dasar frequently assessed include rewards such
seseorang) dan motivator atau satisfier (kebutuhan as pay or fringe benefts, other people such
psikologis untuk mendapatkan sesuatu dan berkembang as coworker or supervisors, the nature of
menjadi lebih maju). Herzberg menyatakan bahwa the work itself, and the organization itself”.
kompensasi tidak selalu dapat memberikan kepuasan Komponen lain selain gaji dan fasilitas yang
kerja dan motivasi yang tinggi bagi karyawan namun mempengaruhi kepuasan kerja biasanya terdiri dari
lebih kepada adanya kompensasi intrinsik yang terdiri penghargaan yang diberikan kepada karyawan, ko-
dari perasaan puas atas pekerjaannya, kesempatan untuk munikasi, hubungan dengan atasan dan teman kerja,
lebih maju dalam karir, peningkatan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, keamanan dan lain lain. Kepuasan
pengakuan atas kemampuan dan suasana atau iklim kerja bersifat dinamis, yang berarti berkembang terus
suatu organisasi. tergantung harapan yang ada di lingkungan kerja.
Teori Maslow dalam Gibson (2006) membahas Organisasi seyogyanya menciptakan reward dan
kebutuhan hierarki dasar manusia yaitu physiological compensation system yang efektif dan sedapat mungkin
needs, safety needs, belonging needs and love, esteem memberi kepuasan kerja karyawan. Amstrong, Murlis
needs, self-actualization. Maslow menjelaskan, bahwa (1999) menyatakan,
materi merupakan faktor mendasar yang mutlak “ Reward management is about the develop-
ada sebelum munculnya kebutuhan-kebutuhan yang ment, implementation, maintenance, communi-
lain bersifat nonmateri. Dengan demikian, motivasi cation and evaluation of reward process. These
20 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 16, No. 1, Jan—Apr 2009, hlm. 18-24

processes deal with the assessment of relative di lain pihak iklim digunakan untuk mengevaluasi
job values, the design and management of pay kepuasan kerja. Iklim organisasi adalah suatu sistem
structures, performance management, paying sosial yang selalu dipengaruhi oleh lingkungan baik
for performance, competence or skill (contin- internal maupun eksternal. Iklim organisasi yang baik
gent pay), the provision of employee benefits penting untuk diciptakan karena merupakan persepsi
and pensions, and the management of reward seorang karyawan tentang apa yang diberikan oleh
procedures.” organisasi dan dijadikan dasar bagi penentuan tingkah
Kompensasi adalah salah satu bentuk penghargaan laku karyawan selanjutnya. Pengertian iklim organisasi
suatu organisasi terhadap sumber daya manusia yang atau suasana kerja dapat bersifat jelas secara fisik, tetapi
terlibat di dalamnya. Manajemen kompensasi adalah dapat pula bersifat tidak secara fisik atau emosional.
salah satu fungsi penting dalam manajemen sumber Iklim organisasi merupakan suasana kerja yang dialami
daya manusia. Sistem kompensasi yang sesuai dan oleh karyawan, misalnya lewat ruang kerja yang menye-
tepat dipercaya akan dapat meningkatkan motivasi, nangkan, rasa aman dalam bekerja, penerangan yang
komitmen, dan kontribusi sumberdaya manusia dalam memadai, sarana dan prasana yang memadai jaminan
organisasi. Pandangan ini sesuai dengan pendapat sosial yang memadai, promosi jabatan, kedudukan
Lockyer yang dikutip oleh Irianto (2001) yang dan pengawasan yang memadai. Oleh karena itu iklim
menyatakan, “Sistem kompensasi merupakan bagian organisasi merupakan hal yang krusial dan berdampak
internal dalam hubungan industrial dan mempengaruhi pada motivasi individu dalam pencapaian suatu hasil
efektivitas hubungan antara organisasi dan pekerja”. (Brown dan Leigh, Neal, Griffin dan Hart, 1996).
Kompensasi yang sesuai dan tepat dapat memberikan James and Jones menyatakan bahwa iklim orga-
pemenuhan kebutuhan dasar karyawan untuk membeli nisasi tertuju pada atribut dari organisasi yang meliputi
makanan, minuman, perumahan yang didapat melalui deskripsi organisasi, dan diukur berdasarkan persepsi
gaji yang diterima seperti yang dijelaskan dalam teori (Muchinsky, 1977). George H. Litwin dan Robert
Maslow tentang hierarki kebutuhan dasar manusia. A. Stringer, Jr. (1976) menyatakan bahwa iklim
Kompensasi juga menjadi pemenuhan kebutuhan dasar organisasi dapat dilihat dari beberapa dimensi. Pertama,
manusia dalam teori Herzberg meski dapat pula menjadi dimensi struktur yang menjelaskan langkah dan
hygiene factor atau disatisfier, faktor yang dapat tindakan dari pihak manajemen, berhubungan dengan
menyebabkan karyawan menjadi kehilangan motivasi peraturan yang ditetapkan, hirarki dalam organisasi
atau demotivation apabila kompensasi tidak diberikan dan birokrasi, kejelasan uraian tugas yang diberikan,
dengan tepat. proses pengambilan keputusan serta kontrol yang
Dalam hasil Annual Job Satisfaction Survey diberlakukan di organisasi. Kedua, dimensi interaksi
terhadap para staf perusahan di Amerika Serikat yang menggambarkan suasana interaksi antar karyawan
menunjukkan bahwa level tertinggi dari ketidakpuasan suatu orga-nisasi, seyogyanya dalam suatu organisasi
karyawan berkisar seputar gaji, bonus, dan hubungan harus tercipta interaksi yang baik dan harmonis antar
antara pembayaran karyawan karyawan dan hasil karyawan suatu organisasi. Ketiga, dimensi imbalan
kerjanya (Weldon,1999). Sedangkan penelitian yang memiliki pengaruh yang besar dalam terciptanya
yang dilakukan oleh Sugiarto, Alhabsji dan Al- iklim organisasi yang baik, dimensi ini menggambarkan
Musadieq terhadap karyawan Hotel Patra Jasa sistem imbalan yang ada. Keempat, dimensi resiko
Semarang menunjukan bahwa variabel-variabel dalam yang menjelakan bahwa setiap aktivitas organisasi
kompensasi (kompensasi finansial dan nonfinansial) memiliki risiko dan menjadi kewajiban organisasi untuk
secara simultan dan parsial mempunyai pengaruh yang meminimalkan risiko dan memiliki action plan apabila
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan (Sugiarto, terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kelima, dimensi
Alhabsji, dan Al-Musadieq, 2001), begitu pula dengan tanggung jawab yang menjelaskan rasa tanggung
penelitian yang dilakukan oleh Agung Panudju terhadap jawab yang ada di dalam organisasi, setiap karyawan
karyawan di PT X Palembang yang menemukan bahwa diharapkan memiliki tanggung jawab yang tinggi atas
kompensasi baik financial dan nonfinancial secara pekerjaannya.
bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan Suatu organisasi harus dapat menciptakan dimensi
terhadap kepuasan kerja (Panudju, 2003). yang dijabarkan di atas. Selain itu pengetahuan
Igalens (1999) mengklasifikasikan kompensasi mengenai motivasi setiap karyawan di suatu organisasi
ke dalam dua bagian, yaitu fixed pay dan flexible merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh para
pay. Fixed pay adalah kompensasi yang jumlah dan pelaku organisasi. Dengan demikian, mereka akan
pembayarannya telah ditetapkan misalnya gaji pokok, lebih dapat memahami bagaimana menciptakan iklim
bonus seniority, gaji ke-13, dsb, sedangkan flexible organisasi yang kondusif.
pay meliputi variable pay dan deferred income, seperti
sharing keuntungan, bonus, insentif, lembur, dan METODE PENELITIAN
sebagainya.
Iklim (climate) selalu dilihat sebagai descriptive Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang
concept yang tertuju pada fakta tentang lingkungan, dikelompokkan ke dalam studi deskriptif (descriptive
sari , kompensasi dan iklim organisasi 21

Tabel 1. Urutan Persentase Variabel Kompensasi


No. Pernyataan Pernyataan Persentase Ranking

12 Tunjangan kacamata yang diterima telah memenuhi harapan saya 95,00% 1

13 Tunjangan melahirkan yang diterima telah memenuhi harapan saya 93,33% 2

9 Upah lembur yang diberikan telah memenuhi harapan saya 93,33% 3

11 Program pemeliharaan kesehatan yang diterima telah memenuhi harapan saya 81,67% 4

2 Gaji yang diterima sesuai dengan pekerjaan saya 60,00% 5

1 Gaji yang diterima telah memenuhi harapan saya 60,00% 6

3 Gaji yang diterima telah sesuai dengan tanggung jawab saya 58,33% 7

14 Kesempatan kenaikan pangkat yang ada telah memenuhi harapan saya 53,33% 8

10 Tunjangan lembur yang diterima telah memenuhi harapan saya 51,67% 9

7 Sistem kenaikan gaji yang diterapkan telah sesuai dengan lama kerja saya 48,33% 10
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian, 2007

study) yaitu untuk memberikan gambaran dan penjelasan melebihi 50%, antara lain seperti pada tabel 1.
secara akurat mengenai pengaruh variabel kompensasi Hasil penentuan urutan faktor dari variabel
dan variabel iklim organisasi terhadap variabel kepuasan kompensasi yang paling mempengaruhi kepuasan kerja
kerja. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah komponen tunjangan yang berbeda dari gaji
adalah data primer yaitu data yang didapatkan melalui bulanan. Kompensasi memiliki dampak signifikan bagi
penyebaran kuesioner kepada responden. Kuesioner suatu organisasi untuk menarik dan mempertahankan
merupakan daftar pertanyaan yang ditujukan untuk karyawannya sesuai dengan teori Bergmann (2002).
mengumpulkan data dari populasi atau responden Teori lain dari Lockyer (1992) menjelaskan bahwa
yang terlibat dengan materi penelitian, sedangkan data sistem kompensasi adalah timbal balik atas tugas
sekunder didapat dari departemen sumber daya manusia yang dibebankan kepada karyawan berbentuk uang,
British International School yang berisi informasi tentang perlindungan, bantuan dalam bentuk nyata dan tunjangan
tingkat kepangkatan karyawan, organization chart, dan yang diterima merupakan bagian internal dalam hubungan
job description (uraian tugas). industrial dan mempengaruhi efektivitas hubungan kerja.
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah Teori lain dari Spector (2007) juga menyatakan bahwa
karyawan administrasi British International School. gaji tidak selalu menjadi faktor penentu dari kepuasan
Anggota populasi dalam penelitian ini berjumlah 138 kerja namun lebih terhadap proses penetapan gaji yang
orang, terdiri atas karyawan administrasi (administrative dilakukan secara adil. Hal ini membuktikan bahwa
support) dan karyawan pendidikan (teaching support) kepuasan kerja karyawan British International School
dari berbagai departemen di ruang lingkup kerja British didapat melalui komponen kompensasi yang berbentuk
International School. Teknik penarikan sampel yang tunjangan-tunjangan.
digunakan adalah probability sampling (simple random
sampling), yaitu cara pemilihan sampel di mana anggota B. Iklim Organisasi
dari populasi dipilih satu persatu secara random atau acak. Berdasarkan analisis data penelitian dapat
Total responden yang dipilih adalah 60 orang, dalam hal ditentukan faktor penentu variabel iklim organisasi
ini responden yang sudah terpilih tidak dapat dipilih lagi. berdasarkan nilai persentase dari frequency atau hasil
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2006 setiap jawaban responden yang nilainya melebihi 50%
dengan didahului studi literatur, dan dilanjutkan dengan (tabel 2).
pengumpulan data lapangan pada bulan Pebruari 2007. Hasil penentuan urutan faktor dari variabel iklim
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat organisasi yang paling mempengaruhi kepuasan kerja
bantu perhitungan statistik yaitu Statistical Package for membuktikan bahwa kepuasan kerja diperoleh dari
Social Science (SPSS) versi 13.0 . sistem sosial yang dipengaruhi lingkungan internal
dan eksternal dengan bervariasinya iklim organisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN yang diciptakan British International School. Iklim
organisasi yang diciptakan, antara lain dengan
A. Kompensasi menerapkan hari kerja dan jam kerja yang lebih rendah
Dari jawaban responden yang telah diolah dengan dari organisasi lain sehingga iklim kerja yang lebih
bantuan SPSS ditemukan bahwa terdapat beberapa faktor rileks dapat dinikmati oleh karyawan yang akhirnya
penentu variabel kompensasi. Faktor penentu tersebut menciptakan situasi kerja yang kondusif. Hal ini sesuai
ditetapkan berdasarkan nilai persentase dari frequency dengan teori Litwin dan Stringer Jr. (1976) mengenai
atau hasil setiap jawaban responden yang nilainya dimensi interaksi yang menggambarkan suasana
22 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 16, No. 1, Jan—Apr 2009, hlm. 18-24

Tabel 2. Urutan Persentase Variabel Iklim Organisasi

No.Pernyataan Pernyataan Persentase Ranking

9 Hari kerja yang diterapkan saat ini telah memenuhi pengharapan saya 100,00% 1

8 Jam kerja yang diterapkan saat ini telah memenuhi harapan saya 100,00% 2

6 Kondisi kerja yang bersih dan menyenangkan memenuhi harapan saya 100,00% 3

4 Perlakuan seperti teman dari rekan kerja memenuhi harapan saya 95,00% 4

Jaminan keamanan kerja dan bebas dari pemutusan hubungan kerja telah memenuhi
7 91,67% 5
harapan saya

Fasilitas olahraga yang tersedia dan dapat digunakan karyawan setelah waktu kerja telah
5 90,00% 6
memenuhi harapan saya

3 Perlakuan seperti teman dari atasan memenuhi harapan saya 90,00% 7

10 Jatah cuti tahunan yang diberikan telah memenuhi pengharapan saya 76,67% 8

2 Pujian dan penghargaan dari atasan atas prestasi yang dicapai memenuhi harapan saya 63,33% 9

Pujian dan penghargaan dari rekan kerja atas prestasi yang dicapai memenuhi harapan
1 61,67% 10
saya
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian, 2007

Tabel 3. Urutan Persentase Variabel Kepuasan Kerja

No. Pernyataan Pernyataan Persentase Ranking

Saya beranggapan bahwa saya memiliki kebebasan untuk membuat keputusan yang
20 100,00% 1
berhubungan dengan penyelesaian tugas dan pekerjaan saya

Jam kerja sebanyak 37,5 seminggu dapat memberikan suasana kerja yang
17 100,00% 2
menyenangkan bagi saya dan memberikan kepuasan kerja

Saya beranggapan bahwa saya memiliki kesempatan untuk meningkatkan ketrampilan


22 91,67% 3
dan pengetahuan secara formal

Kondisi lingkungan kerja yang asri, hijau dan bebas polusi dapat memberikan
18 88,33% 4
kepuasan kerja bagi saya

Fasilitas penggantian biaya melahirkan yang diberikan dapat meningkatkan prestasi


8 85,00% 5
kerja saya

Fasilitas untuk mendapatkan pinjaman uang pada saat darurat dapat meningkatkan
9 83,33% 6
prestasi kerja saya

Kondisi kerja yang memungkinkan penggunaan fasilitas olahraga yang modern setelah
12 78,33% 7
jam kerja dapat meningkatkan prestasi kerja saya

Saya beranggapan bahwa hubungan kerjasama antar karyawan di unit kerja saya
21 76,67% 8
terjalin dengan baik

Berbagai jenis pekerjaan yang diberikan kepada saya menawarkan beragam tugas
19 76,67% 9
kepada saya sehingga tidak membosankan

Fasilitas penggantian biaya kacamata yang diberikan dapat meningkatkan prestasi


7 76,67% 10
kerja saya

Sumber: Hasil pengolahan data penelitian, 2007

interaksi yang baik antar karyawan di suatu organisasi. kepuasan kerja di atas membuktikan bahwa kebebasan
karyawan untuk mengembangkan keterampilan
C. Kepuasan Kerja dengan kesempatan yang diberikan untuk mengambil
Faktor penentu variabel kepuasan kerja ditentukan keputusan sendiri dalam pekerjaan memberikan
berdasarkan nilai persentase dari frequency atau hasil kepuasan kerja,bagi karyawan terbaru. Hal ini
setiap jawaban responden yang nilainya melebihi 50% sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Litwin
(lihat tabel 3). dan Stringer, Jr. (1976) bahwa dimensi tanggung
Hasil penentuan urutan faktor dari variabel jawab dalam iklim organisasi harus diciptakan dalam
sari , kompensasi dan iklim organisasi 23

Tabel 4. Hasil Pengukuran Korelasi Spearman


meningkatkan kepuasan dan prestasi kerja (Loyker,
No. Variabel Koefisien Korelasi p-value 1992; Iriantito, 2001).
1 X1 dengan Y 0,852 0,000 Variabel iklim organisasi (X2) terhadap variabel
kepuasan kerja (Y) mempunyai koefisien korelasi
2 X2 dengan Y 0,714 0,000 sebesar 0,714. Koefisien korelasi tersebut menunjukkan
3 X1, X2 dengan Y 0,883 0,000 tingkat hubungan iklim organisasi dan kepuasan kerja
kuat dan positif berarti semakin baik persepsi karyawan
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian, 2007
terhadap iklim organisasi maka kepuasan kerja akan
organisasi guna memberi kesempatan bagi karyawan meningkat. Hal tersebut sejalan dengan teori Litwin dan
untuk berkembang. Stringer bahwa terdapat beberapa unsur atau dimensi
Selain analisis tersebut juga dapat dikatakan bahwa yang dapat membentuk iklim organisasi yang baik dan
kepuasan kerja karyawan British International School menyenangkan, yaitu dimensi interaksi dan dimensi
didapat dengan lingkungan kerja yang mendukung tanggung jawab.
karyawan untuk dapat meningkatkan ketrampilan Teori lain adalah Davis dan Newstron (1981), yang
dan pengetahuan melalui pekerjaannya, kondisi kerja menyatakan bahwa iklim organisasi merupakan suatu
dan tunjangan yang diterima. Hal ini sesuai dengan konsep atau pemikiran yang menggambarkan suatu
teori Sampath George MA (1994) yang menyatakan internal lingkungan organisasi yang dapat dirasakan
bahwa kepuasan kerja adalah sikap karyawan terhadap oleh karyawannya pada saat mereka melakukan aktivi-
pekerjaannya dan tingkat pemenuhan kebutuhan tas yang memiliki target pencapaian suatu organisasi.
seseorang, seperti kondisi kerja, gaji, upah, tunjangan, Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin baik iklim
dan hubungan teman sejawat. organisasi yang diciptakan akan semakin memberikan
kepuasan kerja.
D. Korelasi Koefisien determinasi iklim organisasi memberikan
Koefisien korelasi dapat digunakan untuk mengukur kontribusi sebesar 50,98%, terhadap kepuasan kerja
asosiasi atau hubungan antar variabel (lihat tabel 4). karyawan, hal ini sesuai dengan pendapat Davis dan
Koefisien korelasi digunakan untuk menganalisis Newstron, yang menyatakan bahwa iklim organisasi
seberapa besar hubungan antar variabel. Koefisien yang baik penting untuk diciptakan karena merupakan
determinasi digunakan untuk melihat besarnya persentase persepsi karyawan tentang apa yang diberikan oleh
variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. organisasi dan dijadikan dasar bagi penentuan tingkah
Variabel kompensasi (X1) terhadap variabel kepuasan laku karyawan selanjutnya.
kerja (Y) mempunyai koefisien korelasi sebesar 0,852. Variabel kompensasi (X1) dan variabel iklim organisasi
Koefisien korelasi menunjukkan tingkat hubungan antara (X2) terhadap variabel kepuasan kerja (Y) mempunyai
kompensasi dan kepuasan kerja sangat kuat dan positif, koefisien korelasi sebesar 0,883. Koefisien korelasi
berarti semakin meningkat sarana kompensasi akan tersebut menunjukkan tingkat hubungan kompensasi dan
meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Hal tersebut iklim organisasi terhadap kepuasan sangat kuat dan positif
sejalan dengan beberapa teori kebutuhan Herzberg yang berarti persepsi karyawan terhadap kompensasi
dan Maslow yaitu Hygiene factors atau disatisfier dan dan iklim organisasi baik sehingga kepuasan kerja akan
physiological needs yang membahas tentang pemenuhan meningkat. Hal tersebut sejalan dengan beberapa teori
kebutuhan dasar seseorang, kebutuhan psikologis yang kebutuhan Maslow yang membahas tentang hierarki
dapat dipenuhi dengan uang guna memenuhi kebutuhan kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari physiological
hidupnya yaitu untuk membeli makanan dan tempat needs, safety needs, belonging needs and love, esteem
tinggal. Penelitian ini menunjukkan bahwa kompensasi needs, self-actualization, bahwa kebutuhan manusia
merupakan faktor utama dari kepuasan kerja. Dengan berbeda sesuai dengan kebutuhannya dan pemenuhan
demikian, komponen kompensasi yang diberikan kebutuhan tersebut akan mempengaruhi kepuasan kerja
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan karyawan. mereka. Teori lain yang menguatkan atas hubungan
D = r² x 100 % kompensasi dan iklim organisasi dengan kepuasan kerja
= (0,852)² x 100 % adalah teori total reward perspective oleh Bergmann.
= 72,59 % Koefisien determinasi atas sarana kompensasi yang
Koefisien determinasi sarana kompensasi yang diterima dan iklim organisasi yang ada memberikan
diterima karyawan memberikan kontribusi sebesar nilai sebesar 77,97% terhadap kepuasan kerja karyawan,
72,59% terhadap kepuasan kerja karyawan. Pendapat hasil tersebut di atas sesuai dengan pendapat Spector
yang menyatakan bahwa kompensasi merupakan bagian (1997) yang menyatakan bahwa aspek-aspek yang
internal dalam hubungan industrial dan mempengaruhi mempengaruhi kepuasan kerja selain gaji dan fasilitas
efektivitas hubungan antara organisasi dan pekerja adalah penghargaan yang diberikan kepada karyawan,
sehingga semakin baik kompensasi yang diberikan, komunikasi, hubungan dengan teman sekerja, kondisi
semakin besar kepuasan kerja karyawan karena kom- pekerjaan, keamanan dan lain-lain. Komponen ini dapat
pensasi merupakan salah satu faktor penting untuk dipelajari dan diteliti guna mengetahui aspek apa yang
pengendalian dan motivasi kerja yang kemudian akan paling mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
24 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 16, No. 1, Jan—Apr 2009, hlm. 18-24

Teori lain yang menguatkan penelitian ini bahwa Downey, H.Kirk, Don Hellriegel, John W Scolum Jr. 1975. Congruence
pemenuhan kebutuhan karyawan sangat bervariasi dan between Individual Needs, Organizational Climate, Job Satisfaction
sesuai dengan pendapat Luthan (1981) yang mengatakan and Performance. Academy of Management Journal (pre 1986).
bahwa kepuasan kerja menjadi relatif dan bersifat ABI/INFORM Global. March
subyektif tergantung bagaimana presepsi individu Gibson, James L., Ivancevich, John M., Donnelly, James H.Jr., Kono-
tersebut, dengan demikian dibutuhkan kemampuan paske, Robert. 2006. Organizations, Behaviour, Structure, Processes.
manajemen untuk meneliti dan memahami faktor-faktor New York: Irwin McGraw-Hill Inc.
yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Hamermesh, Daniel S. 2001. The Changing Distribution of Job Sat-
isfaction. Journal of Human Resources, Vol. 36, No. 1 (Winter).
KESIMPULAN University of Wisconsin Press Stable.
Igalens, Jacques, and Patrice Roussek. 1999. A Study of Relationship
Hasil penentuan urutan faktor dari variabel between Compensation Package, Work Motivation and Job Satisfac-
kompensasi yang paling mempengaruhi kepuasan kerja tion. Journal of Organizational Behaviour.
adalah komponen tunjangan yang berbeda dari gaji Irianto, Jusuf. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya:
bulanan, sedangkan hasil penentuan urutan faktor dari Insan Cendikia.
variabel iklim organisasi yang paling mempengaruhi Litwin, George H, dan Robert A. Stringer. 1996. Motivation and Organi-
kepuasan kerja diperoleh dari sistem sosial yang zational Culture. Boston: Division of Research Harvard University
dipengaruhi lingkungan internal dan eksternal dengan Graduate School of Business Administration
bervariasinya iklim organisasi yang diciptakan British Luthan, Fred. 1995. Organization Behaviour, 7th Edition, New York:
International School. Penetapan hari kerja sampai pujian McGraw Hill Book Company.
dan penghargaan dari rekan kerja adalah respon yang Meilan Sugirato, Taher Alhabsy, Al-Musadieq. 2001. Pengaruh Kompen-
paling disikapi secara positif. sasi dan Karakteristik Pekerjaan terhadap Kepuasan Kerja. Wacana,
Hubungan kompensasi yang diterima karyawan dan Vol. 4, No. 1 (Juli)
iklim organisasi secara bersama-sama menunjukkan Muchinsky, Paul M. 1977. Organizational Communication: Relation-
hubungan yang sangat kuat dan positif terhadap kepuasan ship to Organizational Climate and Job Satisfaction. Academy of
kerja. Namun hubungan kompensasi terhadap kepuasan Management Journal.Vol. 20, No. 4.
kerja lebih besar dibandingkan hubungan iklim organisasi Neal, A. dan M. A. Griffin, P. M. Hart. 2000. The Impact of Organiza-
terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa tional Climate on Safety Climate and Individual Behavior. Safety
menciptakan kompensasi dan proses balas jasa yang Science Vol. 34.
baik terhadap karyawan akan lebih mendorong kepuasan Panudju, Agung. 2003. Pengaruh Kompensasi dan Karakteristik Perk-
kerja karyawan dibandingkan dengan menciptakan iklim erjaan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Unit Produksi PT X
organisasi yang baik. Palembang. Jurnal manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol. 1 (Oktober)
Patterson, Malcolm, Peter Warr, Michael West. 2004. Organizational
Daftar Pustaka Climate and Company Productivity: The Role of Employee Affect
and Employee Level. Journal of Occupational and Organizational
Amabile, Teresa M, 1998. How to Kill Creativity. Harvard Business Psychology.
Review. Soeling, Pantius. 2005. Mendorong Munculnya Gagasan-Gagasan Inova-
Amstrong, michael dan Helen Murlis. 2003. A Hand Book of Human tif bagi Eksistensi dan Daya Strategis. Jurnal Ilmu Administrasi dan
Resources Management, Terjemahan. Jakarta: Elex Media Kom- Organisasi, Bisnis & Birokrasi, Vol. 13, No.1 (Januari).
putindo. _____. 2007. Menyoroti Kompensasi Eksekutif yang Berlebihan. Jurnal
Bergmann, Thomas J. 2002. Compensation Decison Making 4th edition, Ilmu Administrasi dan Organisasi, Bisnis & Birokrasi, Vol.15,
Southwestern, Ohio-USA; Thomson Learning. No.2 (Mei).
Davis dan Newstron. 1981. Human Behaviour at Work: Organizational Spector, Paul E. 1997. Job Satisfaction: Application, Assessment, Causes
Behaviour. New York: McGraw-Hill International Editions. and Consequences. USA: Sage Publication.

You might also like