Professional Documents
Culture Documents
RQWHNVWXDO
Hamruni
Guru Besar FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
e-mail : hamruni@uin-suka.ac.id
Abstract
/HDUQLQJ VWUDWHJLHV LV RQH DVSHFW WR EH SUHSDUHG E\ WHDFKHUV LQ SHUIRUPLQJ WKHLU WDVNV /HDUQLQJ VWUDWHJ\
RXWOLQHV D FRXUVH RI DFWLRQ LQ RUGHU WR DFKLHYH WKH REMHFWLYHV %\ LPSOHPHQWLQJ D VWUDWHJ\ WHDFKHU FDQ
DFW EDVHG RQ JXLGHOLQHV UHJDUGLQJ WKH YDULRXV DOWHUQDWLYHV WKDW PD\ EH SXUVXHG VR WKDW WHDFKLQJ DQG
OHDUQLQJ FDQ WDNH SODFH LQ D V\VWHPDWLF SXUSRVHIXO VPRRWK DQG HIIHFWLYH ZD\ 2QH VWUDWHJ\ WKDW FDQ
EH GHYHORSHG E\ WHDFKHU LV FRQWH[WXDO OHDUQLQJ &RQWH[WXDO OHDUQLQJ RU DOVR NQRZQ DV &7/ &RQWH[WXDO
7HDFKLQJ DQG OHDUQLQJ LV D SURFHVV RI OHDUQLQJ WKDW HPSKDVL]HV WKH LQYROYHPHQW RI VWXGHQWV WR EH DEOH
WR ÀQG WKH PDWHULDO VWXGLHG DQG FRQQHFW ZLWK UHDO OLIH VLWXDWLRQV WKXV HQFRXUDJLQJ VWXGHQWV WR EH DEOH
WR DSSO\ LW LQ WKHLU OLYHV 7KLV DUWLFOH GLVFXVVHV WKH FRQFHSW DQG LPSOHPHQWDWLRQ RI OHDUQLQJ FRQWH[WXDO
ZKHUH OHDUQLQJ LV PRUH HPSKDVLV RQ VWXGHQW DFWLYLW\ IXOO\ ERWK SK\VLFDOO\ DQG PHQWDOO\ WKH FODVV
UDWKHU WKDQ DV D SODFH WR REWDLQ LQIRUPDWLRQ EXW UDWKHU D SODFH WR H[DPLQH GDWD IURP WKHLU ÀQGLQJV LQ
WKH ÀHOG OHDUQLQJ LV QRW MXVW PHPRUL]H EXW WKH SURFHVV H[SHULHQFHG LQ UHDO OLIH
Keywords /HDUQLQJ VWUDWHJLHV &RQWH[WXDO OHDUQLQJ &7/.
Abstrak
6WUDWHJL SHPEHODMDUDQ PHUXSDNDQ VDODK VDWX DVSHN \DQJ KDUXV GLSHUVLDSNDQ JXUX GL GDODP PHODN-
VDQDNDQ WXJDVQ\D 6WUDWHJL SHPEHODMDUDQ PHUXSDNDQ JDULV JDULV EHVDU KDOXDQ EHUWLQGDN GDODP UDQJND
PHQFDSDL VDVDUDQ \DQJ GLJDULVNDQ 'HQJDQ PHQHUDSNDQ VHEXDK VWUDWHJL VHRUDQJ JXUX PHPSXQ\DL
SHGRPDQ GDODP EHUWLQGDN \DQJ EHUNHQDDQ GHQJDQ EHUEDJDL DOWHUQDWLI SLOLKDQ \DQJ PXQJNLQ GDSDW
GLWHPSXK VHKLQJJD NHJLDWDQ EHODMDU PHQJDMDU GDSDW EHUODQJVXQJ VHFDUD VLVWHPDWLV WHUDUDK ODQFDU GDQ
HIHNWLI 6DODK VDWX VWUDWHJL \DQJ ELVD GLNHPEDQJNDQ JXUX DGDODK SHPEHODMDUDQ NRQWHNVWXDO 3HPEHODMD-
UDQ NRQWHNVWXDO DWDX \DQJ MXJD GLNHQDO GHQJDQ &7/ &RQWH[WXDO 7HDFKLQJ DQG /HDUQLQJ DGDODK SHP-
EHODMDUDQ \DQJ PHQHNDQNDQ NHSDGD SURVHV NHWHUOLEDWDQ VLVZD XQWXN GDSDW PHQHPXNDQ PDWHUL \DQJ
GLSHODMDUL GDQ PHQJKXEXQJNDQ GHQJDQ VLWXDVL NHKLGXSDQ Q\DWD VHKLQJJD PHQGRURQJ VLVZD XQWXN
GDSDW PHQHUDSNDQQ\D GDODP NHKLGXSDQ PHUHND $UWLNHO LQL PHPEDKDV NRQVHS GDQ LPSOHPHQWDVL GDUL
SHPEHODMDUDQ NRQWHNVWXDO GLPDQD SHPEHODMDUDQ OHELK PHQHNDQNDQ SDGD DNWLYLWDV VLVZD VHFDUD SHQXK
EDLN ÀVLN PDXSXQ PHQWDO NHODV EXNDQ VHEDJDL WHPSDW XQWXN PHPSHUROHK LQIRUPDVL PHODLQNDQ WHPSDW
XQWXN PHQJXML GDWD KDVLO WHPXDQ PHUHND GL ODSDQJDQ EHODMDU EXNDQ KDQ\D PHQJKDIDO WHWDSL SURVHV
PHQJDODPL GDODP NHKLGXSDQ Q\DWD
Kata kunci: 6WUDWHJL 3HPEHODMDUDQ 3HPEHODMDUDQ .RQWHNVWXDO &7/
177
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 2, Desember 2015
178
Hamruni, .RQVHS 'DVDU GDQ ,PSOHPHQWDVL 3HPEHODMDUDQ .RQWHNVWXDO
kan siswa secara penuh dalam proses nyak pengalaman maka akan semakin
pembelajaran. Siswa didorong untuk banyak pula pengetahuan yang mereka
beraktivitas mempelajari pelajaran se- proleh. Belajar bukan sekedar memper-
suai topik yang akan dipelajarinya. Da- oleh pengetahuan dengan mengumpul-
lam pembelajaran kontekstual, belajar kan fakta yang lepas-lepas, tetapi meru-
bukan hanya sekedar mendengarkan pakan organisasi dari semua yang dia-
dan mencatat, tetapi belajar adalah lami, sehingga pengetahuan yang dimi-
proses mengalami secara langsung. liki akan berpengaruh terhadap pola
Melalui proses mengalami itu diharap- SULODNX PDQXVLD VHSHUWL SROD EHUÀNLU
kan perkembangan siswa terjadi secara pola bertindak, kemampuan memecah-
utuh dan tidak hanya berkembang da- kan persoalan termasuk penampilan
lam aspek kognitif saja, tetapi juga as- seseorang.
pek afektif dan psikomotorik. Melalui
pembelajaran kontekstual diharapkan Konsep Dasar Pembelajaran
siswa dapat menentukan sendiri materi Kontekstual
yang dipelajarinya. Pembelajaran kontekstual dipe-
Pembelajaran kontekstual me- QJDUXKL ROHK ÀOVDIDW NRQVWUXNWLYLVPH
ngarahkan siswa kepada upaya untuk yang dikemukakan oleh Mark Baldwin
membangun kemampuan berpikir dan dan disempurnakan oleh Jean Piaget
kemampuan menguasai materi pembe- dan Vgotsky. Menurut aliran ini bahwa
lajaran. Pengetahuan yang sumbernya belajar bukanlah sekedar menghafal,
dari luar diri dikonstruksi dalam diri tetapi proses mengkonstruksi pengeta-
siswa. Dalam hal ini pengetahuan tidak huan melalui pengalaman. Pengetahuan
diproleh dengan cara diberikan atau bukanlah hasil pemberian dari orang
ditransfer dari orang lain melainkan lain seperti guru, melainkan hasil dari
dibentuk dan konstruksi oleh siswa proses merekonstruksi yang dilakukan
sendiri, sehingga bisa mengembangkan setiap individu.
intelektualnya. Dalam proses pembe- Konstruktivisme menurut Bru-
lajaran guru harus memahami hakikat ning dalam Schunk (2012: 320) adalah
materi pelajaran yang diajarkan sebaga SHUVSHNWLI SVLNRORJL GDQ ÀORVRÀV \DQJ
suatu pelajaran yang dapat mengem- memandang bahwa masing-masing in-
bangkan kemampuan berpikir siswa dividu membentuk atau membangun
dan memahami berbagai model pem- sebagian besar dari apa yang mereka
belajaran yang dapat merangsang ke- pelajari dan pahami. Menurut Schunk
mampuan siswa untuk belajar dengan Konstruktivisme adalah sebuah episte-
perencanaan pengajaran yang matang PRORJL DWDX SHQMHODVDQ ÀORVRÀV WHQWDQJ
oleh guru. sifat pembelajaran, dan aliran ini meno-
Dalam pembelajaran kontekstual, lak gagasan bahwa pengetahuan itu
belajar bukanlah menghafal akan tetapi didapat dari menunggu, pengetahuan
proses merekonstruksi pengetahuan se- tidak diatur dari orang lain melainkan
suai dengan pengalaman yang mereka terbentuk dari pencarian dalam diri.
miliki. Oleh karena itulah, semakin ba- (Schunk, 2012: 384).
179
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 2, Desember 2015
180
Hamruni, .RQVHS 'DVDU GDQ ,PSOHPHQWDVL 3HPEHODMDUDQ .RQWHNVWXDO
181
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 2, Desember 2015
Ini berarti bahwa seseorang itu da- akan tetapi merancang pembelaja-
pat dikatakan mengetahui sesuatu ran yang memungkinkan siswa da-
bila dia dapat menjelaskan unsur- pat menemukan sendiri materi yang
unsur apa yang membangun sesuatu harus dipahaminya. Belajar pada
itu, sebagai hasil proses berpikirnya dasarnya merupakan proses mental
(SURFFHV RI PLQG), jadi sesuatu itu te- seseorang yang tidak terjadi secara
lah diketahuinya karena dikonstruk- mekanis. Melalui proses mental itu-
sikan dalam pikirannya. lah, diharapkan siswa berkembang
Konstruktivisme adalah proses secara utuh baik intelektual, mental,
membangun atau menyusun penge- emosional, maupun pribadinya.
tahuan baru dalam struktur kognitif 3. Bertanya (4XHVWLRQLQJ)
siswa berdasarkan pengalaman. Belajar pada hakikatnya adalah ber-
Filsafat konstruktivisme mengang- tanya dan menjawab pertanyaan.
gap bahwa pengetahuan terbentuk Bertanya dapat dipandang seba-
bukan hanya dari objek semata, JDL UHÁHNVL GDUL NHLQJLQWDKXDQ VHW-
tetapi juga dari kemampuan indi- iap individu, sedangkan menjawab
vidu sebagai subjek yang menang- pertanyaanmencerminkan kemam-
kap setiap objek yang diamatinya. SXDQ VHVHRUDQJ GDODP EHUÀNLU 'D-
Menurut konstruktivisme, pengeta- lam pembelajaran kontekstual, guru
huan itu memang berasal dari luar, tidak menyampaikan informasi
akan tetapi dikonstruksi oleh dan begitu saja, melainkan memancing
dari dalam diri seseorang. Oleh se- agar siswa dapat menemukan send-
bab itu pengetahuan terbentuk oleh iri. Karena itu peran bertanya sangat
dua faktor penting, yaitu objek yang penting, sebab melalui pertanyaan-
menjadi bahan pengamatan dan ke- pertanyaan guru dapat membim-
mampuan subjek untuk menginter- bing dan mengarahkan siswa un-
pretasikan objek tersebut. Dengan tuk menemukan setiap materi yang
demikian pengetahuan itu tidak ber- dipelajarinya.
sifat statis tetapi bersifat dinamis, Dalam suatu pembelajaran yang
tergantung individu yang melihat produktif kemampuan bertanya
dan mengkonstruksinya. sangat penting, karena digunakan
2. Inkuiri untuk berbagai tujuan, antara lain:
Inkuiri berarti proses pembela- a. Menggali informasi tentang
jaran didasarkan pada pencaraian kemampuan siswa dalam
dan penemuan melalui proses ber- penguasan materi pelajaran
ÀNLU VHFDUD VLVWHPDWLV 3HQJHWDKXDQ b. Membangkitkan motivasi
bukanlah sejumlah fakta hasil me- siswa untuk belajar.
ngingat, akan tetapi hasil dari pros- c. Merangsang keingintahuan
es menemukan sendiri. Dengan de- siswa terhadap sesuatu
mikian dalam proses perencanaan, d. Memfokuskan siswa pada se-
guru bukanlah mempersiapkan se- suatu yang diinginkan
jumlah materi yang harus dihafal, e. Membimbing siswa untuk
182
Hamruni, .RQVHS 'DVDU GDQ ,PSOHPHQWDVL 3HPEHODMDUDQ .RQWHNVWXDO
183
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 2, Desember 2015
184
Hamruni, .RQVHS 'DVDU GDQ ,PSOHPHQWDVL 3HPEHODMDUDQ .RQWHNVWXDO
185
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 2, Desember 2015
186
Hamruni, .RQVHS 'DVDU GDQ ,PSOHPHQWDVL 3HPEHODMDUDQ .RQWHNVWXDO
187
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 2, Desember 2015
188