You are on page 1of 11

Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.

) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)

PENGGUNAAN TEPUNG GLUKOMANAN UMBI GEMBILI (Dioscorea esculenta


L.) SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN MAKANAN PADA PENGOLAHAN SOSIS
DAGING AYAM
The Use of Glucommanan Flour from Gembili Tuber (Dioscorea Esculenta L.) as Gelling
Agent in Chicken Sausages

Herlina1), Ikhlas Darmawan1)*, Andrew Setiawan Rusdianto1)


1)
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian,Universitas Jember
Jalan Kalimantan 37, Kampus Tegal Boto Jember 68121
*E-mail: darmawan_ikhlas@yahoo.com

ABSTRACT

Gembili tuber contains 2,9% of glucomannan and potentially as food additive in chicken
sausage processing. The purpose of this study was to determine the amount of the gembili’s
glucomannan addition on the physical, chemical and organoleptic characteristics of chicken sausage
and knowing the amount of the gembili's glucomannan flour addition on chicken sausage processing
and to produce sausage with a good characteristics and panelists preferred. The study was designed
using completely randomized design with one factor and three replications. Parameter research
includes characterization of gembili's glucomannan flour (brightness, WHC, ash content, protein
content, moisture content, and the levels of glucomannan), brightness, texture, ash content, moisture
content, protein content, fat content, the organoleptic properties, and effectiveness test to determine
the best treatment. The results showed that the addition of gembili's glucomannan flour significantly
affect the texture, moisture content, and organoleptic. But did not significantly affect the fat content,
protein content, brightness, and ash content. Effectiveness test showed that the value of the highest
combination of all parameters are in sausage meat chicken with the addition of 0.3% gembili's
glucomannan flour with the analysis results that the brightness of 51.96, the texture of 75.57 g /
mm, ash content of 1.41%, 1,78% WHC, levels water 52.13%, 16.47% protein content, fat content
8.84%, the organoleptic properties of flavor 3.88, 3.68 organoleptic properties of color, the
organoleptic properties of elasticity of 3.64%, the organoleptic properties of the slices appearance
of 3.92, and the nature of the overall preferences of 3.88.

Keywords: food additive, gembili tuber, glucomannan, addition variation

PENDAHULUAN bahan makanan lain yang diizinkan.


Sosis adalah produk makanan yang Daging yang umum digunakan dalam
diperoleh dari campuran daging halus dan pengolahan sosis berasal dari sapi, ayam,
tepung atau pati dengan penambahan dan kambing, namun dari ketiga jenis
bumbu, bahan tambahan makanan yang daging tersebut yang memiliki kandungan
dimasukkan ke dalam selongsong sosis. protein tinggi dengan harga terjangkau
Data survei independen yang dilakukan adalah daging ayam dengan kandungan
oleh perusahaan swasta menunjukkan protein sebesar 20-23% (Lawrie, 2003).
bahwa konsumsi sosis oleh masyarakat Pengolahan sosis pada umumnya
Indonesia tumbuh rata–rata 4,46% per menggunakan STPP (Sodium
tahun . Bahan baku yang digunakan untuk Tripoliphospat), karagenan, Mixphos, dan
membuat sosis terdiri dari bahan utama sodium bikarbonat sebagai bahan
dan bahan tambahan. Bahan utama yaitu tambahan makanan yang berfungsi sebagai
daging, sedangkan bahan tambahannya pengenyal, memperbaiki tekstur, dan lain
yaitu bahan pengisi, bahan pengikat, –lain. Menurut Peraturan Menteri nomor
bumbu–bumbu, bahan penyedap, dan 41 tahun 2011 STPP merupakan senyawa

134
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)

anorganik (Na5P3 O10) berwujud serbuk penangas listrik Gerhard, alat–alat gelas,
kristal putih, tidak berbau, dan larut dalam kertas saring, cawan porselen, termometer,
air dan diperoleh dengan cara impor. vortex (Maxi Max 1 Type 16700),
Penggunaan bahan tambahan makanan sentrifuse (yenaco model YC-1180), dan
impor tersebut dapat dikurangi dengan tabung sentrifuse.
mencari alternatif bahan tambahan Bahan baku yang digunakan dalam
makanan lain yang didapatkan dari bahan pembuatan sosis daging ayam dengan
lokal untuk digunakan pada pengolahan variasi penambahan tepung glukomanan
sosis. Salah satu bahan tambahan makanan umbi gembili selongsong sosis
yang dapat digunakan pada pengolahan (casing). Bahan kimia yang digunakan
sosis yaitu glukomanan. Glukomanan pada pada tahap analisis meliputi aquades,
pengolahan sosis berfungsi untuk H2SO4, NaOH, metil biru, metil merah,
menstabilkan emulsi. Glukomanan dapat HCl, Petroleum benzene, dan etanol.
digunakan sebagai bahan tambahan
makanan pada pengolahan sosis karena Tahapan Penelitian
merupakan polisakarida larut air yang Pembuatan tepung glukomanan umbi
memiliki sifat hidrokoloid dengan nilai gembili
Water Holding Capacity (WHC) hingga Gembili dikupas untuk dipisahkan
1900% (Herlina, 2012) sehingga dapat antara kulit dan dagingnya. Setelah
memperbaiki stabilitas suhu, sebagai dikupas gembili dicuci untuk
pengental, pengenyal, memperbaiki menghilangkan kotoran yang melekat pada
mouthfeel dan lain-lain. Bahan pangan daging gembili. Setelah bersih, dilakukan
yang berpotensi sebagai sumber penghalusan menggunakan blender dengan
glukomanan yaitu umbi gembili. Umbi menambahkan aquades dengan
gembili merupakan tumbuhan asli perbandingan gembili : aquades (1:3),
Indonesia yang tumbuh di daerah subtropis hingga terbentuk jus gembili. Jus gembili
hingga tropis. Umbi gembili mengandung selanjutnya dilakukan maserasi selama 1,5
glukomanan sebesar 2,9% (Herlina, 2012). jam. Proses maserasi ini berguna agar
Salah satu potensi umbi gembili dengan glukomanan yang terekstrak semakin
adanya kandungan glukomanan adalah optimal. Setelah dilakukan proses maserasi
pemanfaatannya sebagai tepung selama 1,5 jam, jus gembili disaring untuk
glukomanan yang dapat digunakan sebagai memisahkan antara filtrat dan ampasnya.
bahan tambahan makanan pada pengolahan Filtrat jus gembili kemudian disentrifugasi.
sosis. Sentrifugasi berfungsi untuk memisahkan
supernatan dan endapan (pati dan
METODE PENELITIAN senyawa–senyawa lain) dari jus gembili.
Supernatan yang telah didapat kemudian
Alat dan Bahan dipresipitasi dengan etanol 97% selama 25
Alat yang digunakan dalam menit. Setelah dipresipitasi glukomanan
penelitian ini meliputi alat untuk akan menggumpal dan terbentuk gumpalan
pengolahan dan alat untuk analisis. Alat glukomanan basah. Glukomanan basah
untuk pengolahan meliputi pisau stainless kemudian dioven dengan suhu ±50 oC
steel, kompor, wadah plastik, timbangan, selama 24 jam sehingga terbentuk
food processor Philip, lemari pendingin. glukomanan kering. Glukomanan kering
Alat untuk analisis meliputi oven cabinet, kemudian digiling sehingga terbentuk
eksikator, spatula, penjepit, colour reader tepung glukomanan.
Minolta CR 300 Japan, rheotex (Sun
Scientific CO LTD), neraca analitik
Ohauss, alumunium foil, soxhlet lemak,

135
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)

Pembuatan sosis daging ayam dengan PEMBAHASAN


variasi penambahan tepung glukomanan
umbi gembili Karakterisasi Tepung Glukomanan
Daging ayam dipotong kecil – kecil Umbi Gembili
kemudian digiling. Pada penggilingan Tepung glukomanan umbi gembili
pertama selama satu menit ditambahkan. memiliki beberapa sifat penting yang dapat
10% es batu. Pada penggilingan kedua mempengaruhi kualitas dari suatu produk
selama 15 menit ditambahkan bahan-bahan pangan. Beberapa sifat fisik, kimia, dan
tambahan seperti minyak 10%, tepung fungsional teknis tepung glukomanan dari
glukomanan umbi gembili (0%; 0,1%; umbi gembili berdasarkan penelitian
0,2%;0,3%; dan 0,4%), tapioka 5%, garam pendahuluan dapat dilihat pada Tabel 1.
2%, 1% bawang putih, 6% putih telur, lada
putih 0,35% dan pala 0,1%. Adonan yng Tabel 1. Karakterisasi tepung glukomanan umbi
diperoleh dimasukkan ke dalam gembili
selongsong (casing) dan dimasak dengan Sifat Tepung Glukomanan
Nilai
cara dikukus selama 45 menit. Sosis Umbi Gembili
yang telah dikukus disimpan dalam Kecerahan (Lightness) 48,13
WHC (Water Holding Capacity) 3.441,24%
freezer untuk kemudian dianalisis. Kadar Abu 3,20%
Kadar Protein 8,66%
Rancangan Percobaan Kadar Air 6,07%
Penelitian ini menggunakan metode Kadar Glukomanan 62,05%
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1
faktor, yakni konsentrasi penambahan
tepung glukomanan umbi gembili. Analisis Sifat Fisik Sosis Daging Ayam
Konsentrasi yang digunakan yaitu 0%; dengan Variasi Penambahan Tepung
0,1%; 0,2%; 0,3% dan 0,4%. Glukomanan Umbi Gembili
Kecerahan (Lightness)
Metode Analisis Kecerahan sosis daging ayam dengan
Variabel yang diamati meliputi variasi penambahan tepung glukomanan
WHC (Subagio, 2006), kadar glukomanan umbi gembili berkisar antara 50,75 –
(Widjanarko dan Megawati, 2015), 52,61. Pada hasil sidik ragam menunjukan
kecerahan (Fardiaz, 1992), Tekstur bahwa variasi penambahan tepung
(menggunakan rheotex), kadar abu glukomanan umbi gembili tidak
(metode langsung, Sudarmadji et al., berpengaruh nyata terhadap nilai
1997), kadar air (metode Thermogavimetri, kecerahan sosis daging ayam. Histogram
Sudarmadji et al., 1997), kadar protein nilai kecerahan sosis daging ayam dengan
(metode mikro kjeldahl, Sudarmadji et al., variasi penambahan tepung glukomanan
1997), kadar lemak (metode soxhlet). umbi gembili dapat dilihat pada Gambar
Analisis data menggunakan sidik ragam 1.
dan jika terdapat perbedaan dilanjutkan
dengan menggunakan Duncan New
Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf
uji α ≤ 5 %. Untuk mengetahui perlakuan
terbaik dilakukan uji efektivitas.

136
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)

52,14 52,08 51,96 51,51 51,00 tinggi. hal ini disebabkan oleh sifat
50 glukomanan yang dapat mengikat air dan
40
akan merangkap komponen lain seperti
protein, lemak, dan karbohidrat yang akan
Lightness

30
membentuk matriks jaringan sehingga
20
menyebabkan struktur sosis daging ayam
10
dengan penambahan tepung glukomanan
0
umbi gembili lebih keras dan kompak.
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% pada pembuatan sosis, fase protein-air
Penambahan tepung glukomanan umbi
gembili dalam campuran daging akan membentuk
Gambar 1. Nilai kecerahan warna sosis daging matriks yang menyelubungi dan terbentuk
ayam dengan variasi penambahan butiran–butiran stabil sehingga akan
tepung glukomanan mempengaruhi tekstur (Buckle et al.,
1987).
Tekstur
Tekstur merupakan salah satu Analisis Kimia Sosis Daging Ayam
indikator mutu sosis yang penting. Tekstur dengan Variasi Penambahan Tepung
berperan dalam penerimaan terhadap suatu Glukomanan Umbi Gembili
produk makanan. Hasil analisis tekstur Kadar abu
berkisar antara 68,45 g/mm-113,85 g/mm. Kadar abu merupakan zat anorganik
berdasarkan hasil uji sidik ragam variasi sisa hasil pembakaran suatu bahan. kadar
penambahan tepung glukomanan umbi abu mengandung unsur mineral yang
gembili berpengaruh nyata terhadap tekstur merupakan zat anorganik. Sudarmadji
sosis daging ayam. Histogram nilai tekstur (1997) menyebutkan bahwa kadar abu ada
sosis daging ayam dengan variasi hubungannya dengan mineral suatu bahan.
penambahan tepung glukomanan umbi komponen utama mineral penyusun abu
gembili dapat dilihat pada Gambar 2. terdiri dari kalium, fosfor, magnesium,
sulfur, kalsium, klorida, dan natrium
(Winarno, 2007). Hasil analisis kadar abu
113,77 e sosis daging ayam dengan variasi
120
97,48 c 100,42 d penambahan tepung glukomanan umbi
100
Tekstur (g/mm)

75,57 b gembili berkisar antara 1,21%-1,57%.


80 68,53 a
Histogram hasil analisis kadar abu sosis
60 daging ayam dengan variasi penambahan
40 tepung glukomanan umbi gembili dapat
20 dilihat pada Gambar 3.
0 Gambar 3 menunjukkan bahwa
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% variasi penambahan tepung glukomanan
Penambahan tepung glukomanan umbi umbi gembili berpengaruh tidak nyata
gembili terhadap kadar abu sosis daging ayam.
Perbedaan yang tidak signifikan
Gambar 2. Tekstur sosis daging ayam dengan
disebabkan karena selisih persentase
variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili penambahan tepung glukomanan umbi
gembili cukup kecil. Selain itu berdasarkan
Pada Gambar 2. diketahui bahwa sifat fisik kimia dan fungsional umbi
semakin tinggi konsentrasi penambahan gembili, kadar abu umbi gembili sebesar
tepung glukomanan umbi gembili pada 3,20% (Tabel 1) sehingga pada
pengolahan sosis daging ayam, maka nilai pengolahan sosis daging ayam dengan
tekstur sosis daging ayam juga semakin variasi penambahan tepung glukomanan

137
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)

umbi gembili tidak berpengaruh secara 2 1,65 b 1,74 c 1,78 c 1,81 d


1,52 a
signifikan terhadap kadar abu sosis yang
dihasilkan. Menurut SNI 01- 3820-1995, 1,5

WHC (%)
disebutkan bahwa kadar abu yang 1
terkandung dalam sosis tidak boleh
melebihi 3%. Hal ini berarti sosis dengan 0,5
variasi penambahan tepung glukomanan 0
umbi gembili sebesar 0%; 0,1%; 0,2%; 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
0,3%; dan 0,4% sesuai dengan syarat mutu
tersebut. Penambahan tepung glukomanan umbi
gembili

1,8 1,40 1,41 1,45 1,47 Gambar 4. WHC (Water Holding Capacity) sosis
1,6 1,29 daging ayam dengan variasi
Kadar Abu (%)

1,4 penambahan tepung glukomanan umbi


1,2 gembili
1
0,8
0,6 Pada Gambar 4. dikerahui bahwa
0,4
0,2 semakin tinggi konsentrasi penambahan
0 tepung glukomanan umbi gembili pada
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% pengolahan sosis daging ayam, maka nilai
Penambahan tepung glukomanan umbi WHC sosis daging ayam juga semakin
gembili tinggi. Hal ini disebabkan oleh nilai WHC
Gambar 3. Kadar abu sosis daging ayam dengan
pada tepung glukomanan umbi gembili
variasi penambahan tepung sebesar 3.441,24% (Tabel 1) sehingga
glukomanan umbi gembili sosis dengan penambahan tepung
glukomanan umbi gembili memiliki nilai
WHC yang cukup tinggi.
WHC (Water Holding Capacity)
WHC merupakan suatu nilai yang Kadar air
menunjukkan kemampuan suatu bahan Kadar air sangat berpengaruh
untuk mengikat air atau cairan baik yang terhadap mutu bahan pangan, karena air
berasal dari bahan tersebut maupun berasal dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur,
dari penambahan air. WHC berhubungan serta cita rasa makanan. Pada pengolahan
dengan tekstur dan sifat sensoris yang sosis, kadar air sangat berpengaruh
dihasilkan. Hasil analisis WHC sosis terhadap tekstur sosis yang dihasilkan.
dengan variasi penambahan tepung Semakin tinggi kadar air sosis, maka
glukomanan umbi gembili berkisar antara tekstur sosis akan menjadi lembek. hasil
1,49% - 1,87%. Nilai rata – rata WHC analisis kadar air sosis dengan variasi
sosis daging ayam dengan variasi penambahan tepung glukomanan umbi
penambahan tepung glukomanan umbi gembili berkisar antara 42,54% - 68,45%.
gembili dapat dilihat pada Gambar 4. Nilai rata-rata kadar air sosis daging ayam
dengan variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili dapat dilihat
pada Gambar 5.

138
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)

64,15 a
O, dan N yangtidak dimiliki oleh
70,00
57,37 b
52,13 c
karbohidrat dan lemak. Protein dapat juga
60,00
Kadar Air (%)

50,00
45,99 d 44,13 d digunakan sebagai sumber energi cadangan
40,00 apabila keperluan energi tubuh tidak
30,00 terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak serta
20,00 berfungsi untuk mempertahankan jaringan
10,00 yang telah ada di dalam tubuh manusia
0,00 (Winarno, 2007). Hasil analisis kadar
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% protein sosis daging ayam dengan variasi
Penambahan tepung glukomanan umbi
gembili
penambahan tepung glukomanan umbi
gembili berkisar antara 15,30%-20,45%.
Gambar 5. Kadar air sosis daging ayam dengan Nilai rata - rata kadar protein sosis daging
variasi penambahan tepung ayam dengan variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili glukomanan umbi gembili dapat dilihat
pada Gambar 6.
Gambar 5 menunjukkan bahwa
variasi penambahan tepung glukomanan
25,00
umbi gembili berpengaruh nyata terhadap 16,78 17,28
kadar air sosis daging ayam. Kadar air 16,47
Kadar Protein (%)
20,00 15,06 15,76
tertinggi pada 0% penambahan tepung
15,00
glukomanan umbi gembili dengan nilai
64,15%, sedangkan sosis dengan kadar air 10,00
terendah pada pengolahan sosis daging
5,00
ayam dengan penambahan tepung
glukomanan umbi gembili sebesar 0,4% 0,00
dengan nilai 44,13%. Kadar air sosis 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
daging ayam dapat mempengaruhi tekstur Penambahan tepung glukomanan umbi
sosis daging ayam. hal ini dikarenakan air gembili
akan memerangkap protein, lemak, dan Gambar 6. Kadar protein sosis daging ayam
komponen lain sehingga dapat membentuk dengan variasi penambahan tepung
matriks jaringan. Kadar air dari sosis glukomanan umbi gembili
daging ayam dengan variasi penambahan
tepung glukomanan umbi gembili Kadar lemak
mengalami penurunan, hal ini dikarenakan Lemak merupakan zat makanan yang
kandungan glukomanan memiliki penting untuk menjaga kesehatan tubuh
kemampuan meningkatkan kadar WHC. manusia. Pengukuran kadar lemak
Sehingga kadar air bebas yang terdapat dilakukan untuk mengetahui jumlah lemak
pada sosis semakin sedikit dan kadar air dari suatu bahan tersebut. Analisa kadar
sosis semakin rendah seiring dengan lemak menggunakan metode soxhlet
penambahan tepung glukomanan umbi dengan menggunakan pelarut petroleum
gembili (Winarno, 2007). Kadar air sosis benzene. Hasil analisis kadar lemak sosis
daging ayam maksimal menurut SNI daging ayam dengan variasi penambahan
adalah 67,0% dan sosis dengan variasi tepung glukomanan umbi gembili berkisar
penambahan tepung glukomanan umbi antara 8,73% hingga 8,96%. Nilai rata -
gembili memenuhi syarat tersebut. rata analisis kadar lemak sosis daging
ayam dengan variasi penambahan tepung
Kadar protein glukomanan umbi gembili dapat dilihat
Protein merupakan sumber asam - pada Gambar 7.
asam amino yang mengandung unsur C, H,

139
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)

8,73 8,80 8,84 8,93 8,96 tepung glukomanan umbi gembili berkisar
10,00
antara 3,04 - 3,64 dengan kriteria suka.
Kadar Lemak (%)

8,00 Nilai rata - rata uji organoleptik warna


6,00 pada sosis dengan variasi penambahan
4,00 tepung glukomanan umbi gembili terdapat
2,00 pada Gambar 8.
0,00
4 3,44 c 3,64 d 3,56 d
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% 3,28 b
3,5 3,04 a

Sensoris Warna
Penambahan tepung glukomanan umbi 3
gembili 2,5
Gambar 7. Kadar lemak sosis daging ayam dengan 2
variasi penambahan tepung gembili 1,5
1
0,5
Gambar 7 menunjukkan bahwa 0
variasi penambahan tepung glukomanan
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
umbi gembili berpengaruh tidak nyata Penambahan tepung glukomanan umbi
terhadap kadar lemak sosis daging ayam. gembili
Kadar lemak tertinggi terdapat pada sosis
Gambar 8. Uji kesukaan warna terhadap sosis
daging ayam dengan variasi penambahan daging ayam dengan variasi
tepung glukomanan sebesar 0,4% dengan penambahan tepung glukomanan
nilai 8,96%, sedangkan kadar lemak umbi gembili
terendah terdapat pada variasi penambahan
tepung glukomanan umbi gembili 0% Gambar 8 menunjukkan bahwa
dengan nilai 8,73%. Perbedaan yang tidak variasi penambahan tepung glukomanan
signifikan disebabkan oleh selisih variasi umbi gembili berpengaruh nyata terhadap
penambahan tepung glukomanan umbi uji organoleptik rasa sosis daging ayam.
gembili yang cukup kecil. Kadar lemak Warna yang dihasilkan disebabkan oleh
maksimal sosis daging ayam menurut SBI reaksi maillard yang terjadi selama proses
01-3820-1995 adalah 25%. Hal ini pembuatan sosis. Reaksi maillard
menunjukkan bahwa sosis dengan variasi merupakan reaksi antara karbohidrat,
penambahan tepung glukomanan umbi khususnya gula pereduksi dengan gugus
gembili telah memenuhi syarat mutu yang amino (-NH2) yang mengalami pemanasan
telah ditetapkan oleh SNI. (Winarno, 2007). Warna pada sosis dengan
penambahan tepung glukomanan umbi
Sifat Organoleptik Sosis Daging Ayam gembili dapat dipertahankan karena
dengan Variasi Penambahan Tepung tepungglukomanan umbi gembili dapat
Glukomanan Umbi Gembili memperbaiki emulsi dan memiliki daya
Warna memikat air sebesar 3.4421,24%
Warna yang ada dalam suatu produk
pangan memiliki fungsi sebagai daya tarik Kenampakan irisan
pertama bagi konsumen untuk menerima Kenampakan irisan merupakan
atau menolak bahan panagn tersebut. parameter yang penting bagi sosis untuk
Warna merupakan salah satu atribut dari disukai konsumen. Kenampakan irisan
penampakan suatu produk yang dapat merupakan daya tarik bagi sosis.
menentukan tingkat kesukaan penerimaan Kenampakan irisan menunjukkan bahwa
konsumen terhadap produk secara sosis yang dihasilkan kompak yang
keseluruhan (Meilgaard et al., 2007). Hasil dihasilkan dari proses emulsi yang cukup
rata - rata nilai organoleptik warna sosis baik. hasil rata – rata nilai organoleptik
daging ayam dengan variasi penambahan

140
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)

kenampakan irisan sosis daging ayam dengan deformasi bentuk akibat terkena
berkisar antara 3,16 sampai 3,92 dengan gaya mekanis. Nilai rata-rata uji
kriteria suka. Hasil rata - rata analisis ui organoleptik kekenyalan pada sosis daging
organoleptik kenampakan irisan sosis ayam berkisar antara 2,8 sampai 3,72. hasil
daging ayam dengan variasi penambahan rata-rata uji organoleptik kekenyalan sosis
tepung glukomanan umbi gembili dapat daging ayam dengan variasi penambahan
dilihat pada Gambar 9. tepung glukomanan umbi gembili dapat
dilihat pada Gambar 10.
5
Sensoris kenampakan

3,92 d 3,72 e
4 3,44 b 3,6 c
3,16 a 4 3,64 d 3,72 e 3,52 c
3 3,04 b
irisan

2,8 a

Organoleptik
3

kekenyalan
2
1 2

0 1
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
0
Penambahan tepung glukomanan umbi 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
gembili Penambahan tepung glukomanan umbi
Gambar 9. Uji kesukaan warna terhadap sosis gembili
daging ayam dengan variasi
penambahan tepung glukomanan Gambar 10. Uji kesukaan kekenyalan terhadap
umbi gembili sosis daging ayam dengan variasi
penambahan tepung glukomanan
Gambar 9 menunjukkan bahwa umbi gembili
sosis dengan nilai kesukaan kenampakan
irisan paling rendah terdapat pada Berdasarkan Gambar 10 diketahui
perlakuan dengan penambahan 0% tepung bahwa sosis dengan nilai organoleptik
glukomanan dengan nilai 3,16. Sedangkan kekenyalan terendah terdapat pada sosis
sosis dengan nilai kesukaan kenampakan dengan penambahan tepung glukomanan
irisan paling tinggi terdapat pada sosis sebanyak 0% dengan nilai 2,8, sedangkan
dengan penambahan tepung glukomanan sosis dengan nilai organileptik kekenyalan
umbi gembili sebesar 0,3% dengan nilai paling tinggi terdapat pada sosis dengan
3,92. Berdasarkan hasil analisis uji penambahan tepung glukomanan sebesar
keragaman dengan taraf 5% diketahui 0,3% dengan nilai 3,72. Berdasarkan uji
bahwa variasi penambahan tepung keragaman dengan taraf 5%, diketahui
glukomanan umbi gembili berpengaruh bahwa variasi penambahan tepung
nyata terhadap kesukaan kenampakan glukomanan umbi gembili berpengaruh
irisan sosis daging ayam. Hal ini nyata terhadap sifat organoleptik
dikarenakan kandungan glukomanan umbi kekenyalan sosis daging ayam. Hal ini
gembili dapat menstabilkan emulsi terjadi karena semakin tinggi penambahan
sehingga dapat menghasilkan kenampakan glukomanan, maka stabilitas emulsi sosis
irisan yang baik. daging ayam dengan variasi penambahan
tepung glukomanan semakin baik, dan
Kekenyalan tekstur sosis akan semakin kenyal dan
Kekenyalan merupakan salah satu kompak.
parameter mutu yang penting dari produk
olahan daging termasuk sosis. Kekenyalan Rasa
merupakan salah satu sifat rheologi yaitu Rasa merupakan perasaan yang
sifat fisik produk pangan yang berkaitan dihasilkan oleh makanan yang dimasukkan

141
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)

ke dalam mulut, dan dirasakan oleh indra Keseluruhan


perasa. Rasa dimulai melalui tanggapan Organoleptik keseluruhan
rangsangan kimiawi oleh indra pencicip. merupakan kesimpulan penilaian terhadap
Hasil rata - rata nilai organoleptik rasa sosis dari parameter sensoris yang diamati.
pada sosis daging ayam dengan variasi Menurut Winarno (2007), meskipun
penambahan tepung glukomanan umbi berbagai cara analisis obyektif dapat
gembili berkisar antara 3,52 sampai 3,88. digunakan sebagai tanda adanya penurunan
Hasil rata–rata nilai organoleptik rasa pada mutu bahan makanan, namun penentuan
sosis dengan variasi penambahan tepung akhir adalah kepuasan panelis. Hasil rata -
glukomanan umbi gembili dapat dilihat rata nilai organoleptik keseluruhan sosis
pada Gambar 11. daging ayam dengan variasi penambahan
tepung glukomanan umbi gembili berkisar
4,5 3,88 c antara 2,96 - 3,84. Nilai rata - rata
4 3,52 a 3,52 a 3,64 b 3,72 b
organoleptik keseluruhan sosis daging
3,5
Sensoris rasa

3 ayam dengan variasi penambahan tepung


2,5 glukomanan umbi gembili dapat dilihat
2 pada Gambar 12.
1,5
1
0,5 5
Sensoris keseluruhan

0 3,72 c 3,84 c 3,8 c


4 3,52 b
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% 2,96 a
Penambahan tepung glukomanan umbi 3
gembili
2
Gambar 11. Uji kesukaan rasa terhadap sosis 1
daging ayam dengan variasi
penambahan tepung glukomanan 0
umbi gembili 0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4%
Penambahan tepung glukomanan umbi
Berdasarkan Gambar 11 diketahui gembili
bahwa sosis dengan nilai organoleptik rasa
Gambar 12. Uji kesukaan keseluruhan terhadap
paling rendah terdapat pada sosis dengan sosis daging ayam dengan variasi
variasi penambahan tepung glukomanan penambahan tepung glukomanan
umbi gembili sebesar 0% dengan nilai umbi gembili
3,52. Sedangkan sosis dengan nilai
organoleptik rasa tertinggi terdapat pada Berdasarkan Gambar 12 diketahui
sosis dengan variasi penambahan tepung bahwa sosis dengan nilai organoleptik
glukomanan umbi gembili sebesar 0,3% keseluruhan paling rendah terdapat pada
dengan nilai 3,88. Berdasarkan hasil uji perlakuan dengan penambahan tepung
keragaman diketahui bahwa variasi glukomanan sebesar 0% dengan nilai 2,96.
penambahan tepung glukomanan umbi Sedangkan sosis dengan nilai organoleptik
gembili berpengaruh nyata terhadap sifat keseluruhan palling tinggi terdapat pada
organoleptik rasa sosis daging ayam. Hal sosis dengan variasi penambahan tepung
ini dikarenakan tepung glukomanan umbi glukomanan umbi gembili sebesar 0,3%
gembili memiliki nilai WHC sebesar dengan nilai 3,84. Berdasarkan hasil uji
3.4421,24% sehingga membuat bumbu - keragaman diketahui bahwa variasi
bumbu yang ditambahkan pada proses penambahan tepung glukomanan umbi
pembuatan sosis tetap berada di dalam gembili berpengaruh nyata terhadap uji
sosis tidak menguap atau larut dalam air organoleptik keseluruhan sosis daging
selama proses pemasakan. ayam.

142
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)

Uji Efektivitas Sosis Daging Ayam tekstur, kadar air, kesukaan warna,
dengan Variasi Penambahn Tepung kesukaan kenampakan irisan, kesukaan
Glukomanan Umbi Gembili rasa, kesukaan kekenyalan, dan kesukaan
Hasil fisik, kimia, dan organoleptik keseluruhan. Tetapi penambahan tepung
sosis daging ayam didapatkan beberapa glukomanan umbi gembili tidak berbeda
data yang kemudian dilakukan pengujian nyata terhadap sosis daging ayam yang
nilai efektivitasnya untuk mendapatkan dihasilkan pada kadar lemak, kadar
perlakuan terbaik dengan sampel protein, warna, dan kadar abu. Sosis
penelitian. Uji indeks efektivitas dengan nilai yang baik dan disukai panelis
membantu untuk menentukan perlakuan berdasarkan uji efektivitas adalah sosis
terbaik. Hasil uji efektivitas sosis daging dengan penambahan tepung glukomanan
ayam dengan variasi penambahan tepung umbi gembili sebesar 0,3%. hasil analisa
glukomanan umbi gembili dapat dilihat sosis dengan penambahan 0,3% tepung
pada Gambar 13. glukomanan umbi gembili yaitu warna
51,51, tekstur 100,42g/mm, kadar abu
0,9 0,85 1,45%, kadar air 45,99%, kadar protein
0,8 0,74 16,78%, kadar protein 16,78%, kadar
0,65
Uji efektivitas

0,7 lemak 8,93%, sifat kesukaan rasa 3,88,


0,6
0,5 0,38 sifat kesukaan warna 3,64, sifat kesukaan
0,4 kekenyalan 3,72, sifat kesukaan
0,3 0,17
0,2 kenampakan irisan 3,92, dan sifat
0,1 kesukaan keseluruhan 3,84.
0
0% 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% UCAPAN TERIMAKASIH
Penambahan tepung glukomanan umbi Penulis mengucapkan banyak
gembili terimakasih kepada PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk. Yang telah memberikan
Gambar 13. Uji efektivitas sosis daging ayam
dana penelitian melalui beasiswa program
dengan variasi penambahan tepung
glukomanan umbi gembili Indofood Riset Nugraha 2015/2016.

Berdasarkan uji efektivitas diketahui DAFTAR PUSTAKA


bahwa perlakuan yang memberikan hasil AOAC. 2005. Official Methods of Analysis.
Association of Official Analytical
terbaik pada penelitian ini adalah sosis
Chemists. Benjamin Franklin Station,
dengan penambahan tepung glukomanan Washington.
umbi gembili sebesar 0,3%. Hasil analisa
perlakuan penambahan 0,3% tepung Badan Standar Nasional. 1995. Standar
glukomanan adalah kecerahan 51,51; Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3820-
1995 tentang Sosis Daging meliputi
tekstur 100,42 g/mm; kadar abu 1,45%;
Sarat Mutu, Cara Pengambilan Contoh,
kadar air 0,46%; kadar protein 50,34%; Cara Uji, Syarat Penandaan dan Cara
kadar lemak 8,93%; sifat organoleptik rasa Pengemasan. http://www.bsn.go.id/
3,88; sifat organoleptik warna 3,64; sifat (Diakses Tanggal 23 April 2016)
organoleptik kekenyalan 3,72; sifat
organoleptik kenampakan irisan 3,92; dan Buckle, K. A., Edwards, R. A., Fleet, G. H.,
and Wooton, M. 1987. Ilmu Pangan.
sifat organoleptik keseluruhan 3,84. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
KESIMPULAN Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I.
Penambahan tepung glukomanan Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
umbi gembili berpengaruh nyata terhadap Herlina, 2012. Karakterisasi dan Aktivitas
sosis daging ayam yang dihasilkan pada Hipolipidemik serta Potensi Prebiotik

143
Penggunaan Tepung Glukomanan Umbi Gembili (Dioscorea esculenta l.) sebagai…
Jurnal Agroteknologi Vol. 09 No. 02 (2015)

Polisakarida Larut Air Umbi Gembili


(Dioscorea esculenta. L.). “Disertasi”.
Program Doktor Ilmu-Ilmu Pertanian
Universitas Brawijaya, Malang.
Lawrie, R. A. 2003. Ilmu Daging. Press UI,
Jakarta.
Meilgaard, M. C., Civille, G. V., and Carr, B.
T. 2007. Sensory Evaluation
Techniques, 4th Edition. CRC Press,
Boca Raton, FL, USA.
Subagyo, J. 2006. Metode Penelitian Dalam
Teori Dan Praktek. Rineka Cipta,
Jakarta.
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi. 1997.
Prosedur Analisa untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Penerbit
Liberty, Yogyakarta.
Widjanarko S. B., Aji S., dan Anni, S. 2011b.
Efek hidrogen peroksida terhadap sifat
fisiko-kimia tepung porang
(Amorphophallus oncophyllus) dengan
metode maserasi dan ultrasonik. Jurnal
Teknologi Pertanian, 12: 143-152.
Winarno, F. G. 2007. Kimia Pangan dan Gizi.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

144

You might also like