You are on page 1of 26

JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO.

2 NOVEMBER 2013

EFEKTIVITAS PROGRAM SIARAN KONSELING DI RADIO TRIJAYA


BAGI MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA

Wiratri Anindhita1
Program Studi Ilmu Komunikasi, Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie,

ABSTRACT
The counselling broadcasting program of Trijaya station radio is designed purposes in helping listeners
to understand alternative wayout to their daily problems. People for solving their daily-psycological
problems. The research objectives are : (1) to understand the effectivity of councelling program to their
active and passive listeners; and (2) to identify the several influencing factors of the programs
effectivity. The mixed method with qualitative and quantitative approach was applied. The respondents
was determined using a stratified random sampling for each 31 respondents of active and passive
listeners. The qualitative approach applied an in-depth interview and FGD to five key informants as
representative of radio station management. The results show that both passive and active listeners confirms
that the program is an effective program in helping to understand and solve their daily program,
especially in regards with their social and psychological problems. However, the former listeners confirms
that the program is more effective than that of the latter. In order to increase the program effectivity,
the program material and announcer performance should be updated and improved.

Key words : Program effectivity; councelling broadcasting programs, active listeners; passive listeners.

ABSTRAK
Program siaran Konseling di radio Trijaya Yogyakarta merupakan program yang bertujuan untuk
membantu masyarakat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
bidang psikologi. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui dan mengukur efektivitas program siaran
Konseling di radio Trijaya di kalangan pendengar aktif dan pendengar pasif di kota Yogyakarta; dan (2) untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas program tersebut. Metode dasar penelitian ini
mix method, yaitu perpaduan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sampel penelitian ditentukan
dengan metode stratified random sampling dengan masing-masing 31 sampel pendengar aktif dan
pendengar pasif. pendekatan kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam dan FGD terhadap lima
key informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program siaran Konseling efektif untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pendengar aktif maupun pasif untuk menghadapi dan
memecahkan masalah kehidupan di kalangan masyarakat. Pendengar aktif menilai bahwa program ini lebih
efektif dibanding pendengar pasif. Efektivitas program dapat ditingkatkan dengan memperbaiki
kualitas materi siaran dan kualitas penyiar.

Kata kunci: efektivitas, program siaran Konseling, pendengar aktif dan pasif.

PENDAHULUAN lainnya memiliki peran besar dalam proses


Radio sebagai media massa modern difusi inovasi atau pesan-pesan pembangunan
menjadi salah satu penunjang keberhasilan yang cukup strategis. Radio sebagai salah satu
dalam pembangunan di negara-negara dunia media massa juga memiliki fungsi tertentu dalam
ketiga atau negara berkembang. Radio dengan proses pembangunan, yaitu menyebarluaskan
berbagai kelebihannya dibanding dengan media informasi, meratakan pendidikan, merangsang

1
Alamat kini : Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jln. Yos Sudarso Kav.87 Sunter, Jakarta 14350
Penulis untuk Korespondensi: Telp. (021) 65307062 .E-mail: dhita@kwikkiangie.ac.id

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 27
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan fenomena-fenomena yang sedang marak ditengah


kegembiraan dalam hidup atau menghibur masyarakat. Selain memberikan informasi
seseorang. maupun pesan-pesan kepada masyarakat,
Letak peranan strategis media radio di program siaran ini juga memberikan solusi atas
negara berkembang melekat pada karakteristik permasalahan yang tengah dihadapi
media radio itu. Radio adalah suatu bentuk pendengarnya dengan mendatangkan narasumber
media massa yang dapat menjangkau jumlah sesuai dengan tema yang diangkat pada saat
pendengar dalam jumlah yang besar pada siaran berlangsung.
waktu bersamaan, mampu menyampaikan Berdasarkan hal tersebut mendorong
informasi pada komunikan yang hidup penulis untuk mengkaji secara langsung kepada
terpencil dan terpencar, serta radio juga mampu pendengar program siaran Konseling di radio
memberikan informasi secara cepat dan aktual. Trijaya Yogyakarta, dengan harapan penelitian
Melalui radio kendala geografis, medan yang ini dapat menjadi referensi bagi pihak
berat, dan ketiadaan jalan dan angkutan dapat pengelola radio untuk mengevaluasi terhadap
diatasi. Radio sering dikenal sebagai the setiap program-program yang disajikan kepada
shadow media, yaitu media yang sangat dekat pendengarnya. Besarnya manfaat dan peran radio
dengan pendengarnya seperti bayangan. Radio sebagai media massa penting kiranya dikaji secara
dapat dibawa kemanapun dan kapan pun ilmiah, karena transformasi masyarakat
pendengarnya dapat mengakses radio tanpa terbelakang menjadi masyarakat maju dan
menggangu aktivitas utamanya serta tanpa harus modern tidak terlepas dari adanya sumbangsih
terlalu serius mendengarkannya. media massa. Perubahan pengetahuan, sikap
Seiring dengan perkembangannya pula, dan perilaku masyarakat terjadi melalui
radio dituntut untuk lebih maju dan tidak kalah berbagai perangkat mengingat mobilitas manusia
dengan media-media lain. Untuk itu agar para tinggi dan isolasi geografis yang senantiasa
pendengar radio yang terdiri dari berbagai menjadi kendala difusi inovasi pembangunan,
kalangan tersebut menjadi pendengar tetap maka radio tampil dengan berbagai kelebihannya
radio, maka radio harus bisa menciptakan ide- menjawab tantangan tersebut. Dalam
ide kreatif yang dapat membangun dan perkembangannya pendengar radio bukanlah
menunjang kemajuan radio. Dalam hal ini pendengar pasif, melainkan pendengar radio
kualitas program menjadi fokus utama untuk lebih selektif dan aktif dalam mengikuti arus
menarik perhatian pendengar. Kualitas program informasi melalui media radio.
juga dipandang sebagai syarat penting dalam Berbagai jenis program radio disajikan
memenangkan persaingan dalam industri radio. kepada pendengar, semuanya dianggap
Jika sebuah radio ingin tetap eksis dan bermanfaat bagi masyarakat oleh media. Radio
berkembang, maka harus dapat menyajikan Trijaya Yogyakarta memiliki segmen acara
program yang bermutu dan berkualitas di tengah Konseling yang membahas berbagai
ketatnya persaingan dengan stasiun-stasiun radio problematika masyarakat dalam bidang
lain. Dengan memproduksi program yang baik psikologi. Program siaran Konseling di radio
atau bermutu bagi pendengarnya, serta Trijaya Yogyakarta tergolong masih baru,
memberikan materi-materi yang sesuai dengan sehingga membutuhkan pengkajian untuk
keinginan pendengar sebagai konsumennya, memastikan berapa besar manfaat dan efektifnya
maka terpenuhinya kebutuhan mereka akan program tersebut bagi masyarakat.
informasi dapat menimbulkan loyalitas atau Melalui tujuan program siaran diatas
sering disebut sebagai “pendengar setia”. diharapkan program siaran Konseling mampu
Berdasarkan pernyataan di atas, menarik pendengar radio untuk mendengarkan
sebagai media penyiaran radio Trijaya secara intens. Namun pada kenyataannya
Yogyakarta harus dapat memberikan program- program siaran Konseling di radio Trijaya
program siaran yang bermutu atau berkualitas Yogyakarta tidak menunjukkan antusias
bagi masyarakat sebagai pendengar. Salah pendengar yang cukup banyak dibandingkan
satunya melalui program talk show non berita dengan antusiasme pendengar pada
yaitu program Konseling. Program ini ditujukan program siaran talkshow lainnya yang ada di
kepada pedengar radio yang mempunyai radio Trijaya Yogyakarta. Padahal program talk
permasalahan atau problematika kehidupan yang show ini merupakan program siaran yang erat
berkaitan dengan bidang psikologi, maupun kaitannya dengan masyarakat dalam menghadapi

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 28
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

problematika kehidupan sehari- hari, oleh karena tujuan-tujuan yang ditetapkan maka program juga
itu penulis merumuskan permasalahan penelitian semakin efektif begitu juga sebaliknya. Definisi
ini sebagai berikut: yang dikemukakan oleh Bryant dan White
1. Apakah program siaran Konseling di radio menunjukkan program yang efektif juga
Trijaya Yogyakarta sudah berjalan secara ditentukan oleh tercapai tidaknya tujuan- tujuan
efektif bagi pendengar aktif dan pendengar yang telah ditetapkan. Jadi efektivitas yang
pasif? diharapkan dari tercapainya tujuan program dapat
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi diwujudkan, artinya ada perubahan yang terjadi
efektivitas program siaran Konseling di radio dalam diri pendengar setelah menerima sesuatu
Trijaya Yogyakarta? pesan. Perubahan tersebut seperti pengetahuan,
sikap, dan perilaku nyata Schramm dalam
Program Radio Wiryanto, (2000).
Penelitian tentang efektivitas program Semakin banyaknya tingkat penerimaan
siaran Konseling di Radio Trijaya Yogyakarta masyarakat terhadap program siaran radio, maka
bertujuan sebagai harapan untuk perbaikan ditandai dengan semakin seringnya masyarakat
kebijakan dan agenda media massa khususnya mendengarkan siaran radio tersebut. Dan hal
radio bagi masyarakat, sehingga keberadaan tersebut menandakan bahwa kesadaran
radio benar-benar menjadi sumber pengetahuan, masyarakat akan pentingnya program siaran
informasi dan hiburan bagi masyarakat. tersebut meningkat sehingga akan
Dalam penelitian mengenai suatu meningkatkan pengetahuan masyarakat dan
efektivitas program di radio telah banyak ketrampilan yang bertambah sehingga
dilakukan, tetapi dalam penelitian ini akan meningkatkan penghasilan atau taraf hidup.
dilakukan secara berbeda dengan penelitian- Berdasarkan penjelasan sebelumnya
penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian ini efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini
dapat dilihat dari aspek yang akan diteliti. Pada adalah terwujudnya tujuan program siaran radio.
penelitian ini, peneliti ingin melihat sejauh mana Dengan terwujudnya tujuan dari program siaran
program siaran dapat berjalan secara efektif dan yang disajikan diharapkan mampu membawa
tindakan evaluasi apa yang dilakukan oleh perubahan yang terjadi dalam diri pendengar
pengelola radio. setelah menerima sesuatu pesan. Perubahan antara
Program siaran dalam penelitian ini lain seperti pengetahuan, sikap, dan perilaku nyata.
berupa program siaran talk show yang berkaitan Dari ketiga tahap perubahan yang ditimbulkan
dengan bidang psikologi. Indikator yang oleh tersebut, dalam penelitian ini peneliti
digunakan untuk melihat program siaran membatasi hanya pada tahap perubahan
dikatakan efektif dalam penelitian ini adalah 1) pengetahuan saja. Selain adanya tambahan
i ntensitas pendengar dalam mendengarkan pengetahuan yang didapat oleh pendengar radio
program radio, 2) tingkat pemahaman pendengar setelah mendengarkan program siaran,
mengenai program siaran, 3) pemanfaatan pendengar radio juga diharapkan dapat
program. Selain itu yang membedakan penelitian mengaplikasikannya atau menerapkan dalam
ini dengan penelitian sebelumnya adalah dari kehidupannya sehari- hari.
aspek pendengar, dimana dalam penelitian ini Dalam penelitian ini program siaran
peneliti membedakan pendengar radio antara Konseling di radio Trijaya Yogyakarta
pendengar aktif dan pendengar pasif dalam mempunyai tujuan agar program yang disajikan
mendengarkan program siaran. Metode dapat bermanfaat bagi pendengarnya. Melalui
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini program siaran Konseling ini, diharapkan
menggunakan mix method dimana penelitian ini masyarakat sebagai pendengar radio
menggabungkan antara dua penelitian yaitu mendapatkan manfaat baik berupa pengetahuan
kuantitatif dan kualitatif. Sampel yang maupun terselesaikannya masalah melalui tips
digunakan dalam penelitian ini adalah stratified (solusi) atau pesan-pesan yang diberikan oleh
random sampling, sedangkan lokasi penelitian narasumber pada saat program siaran Konseling
berada di kota Yogyakarta. berlangsung. Jika tujuan program siaran
Bryant dan White (1987) mendefinisikan Konseling di radio Trijaya Yogyakarta ini berhasil
efektivitas program adalah seberapa dekat hasil maka dapat dikatakan program siaran Konseling
dari suatu program dengan tujuan-tujuan yang efektif. Pengukuran tingkat efektivitas dalam
hendak dicapai. Semakin dekat hasil dengan penelitian ini merujuk pada penelitian terdahulu

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 29
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

yaitu 1) tingkat kepuasan masyarakat dalam manfaat bagi masyarakat melalui informasi yang
memperoleh informasi yang dibutuhkan; 2) berkaitan dengan bidang psikologi. Agar program
tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya siaran tersebut dapat diterima oleh masyarakat
program siaran bagi masyarakat; 3) tingkat sebagai pendengar radio, maka ada beberapa
tanggapan masyarakat terhadap program siaran; langkah yang harus dilakukan atau beberapa
4) tingkat aplikasi masyarakat terhadap faktor yang mempengaruhi efektivitas program.
informasi yang telah diterimanya; 5) Menurut Moenir (1992), ada beberapa
kemampuan program memberikan dampak pada faktor yang harus diperhatikan agar tujuan dari
kelompok nonsasaran. Melalui kelima ukuran program dapat tercapai. Beberapa faktor penting
atau indikator efektivitas diatas, pada penelitian tersebut diantaranya faktor kesadaran pelaksana
ini indikator yang digunakan untuk mengukur yang berkecimpung dalam program tersebut,
efektivitas terdiri dari 3 yaitu: faktor aturan yang menjadi landasan kerja
a. Intensitas pendengar dalam mendengarkan program, faktor organisasi yang merupakan alat
program radio serta sistem yang memungkinkan berjalannya
Yang dimaksud adalah frekuensi mekanisme program, faktor ketrampilan dan
mendengarkan program siaran Konseling di kemampuan pelaksana serta faktor sarana dalam
radio Trijaya. Semakin sering pendengar pelaksanaan program.
mendengarkan program siaran Konseling Sebagaimana yang diungkapkan oleh
berarti program ini dapat diterima khalayak, Leslie Rae (1989) dalam bukunya Mengukur
tetapi jika intensitasnya kurang menandakan Efektivitas Pelatihan, ada beberapa faktor penting
program kurang diminati, dan hal ini perlu yang berpengaruh pada efektivitas sebuah
evaluasi sehingga program yang disajikan program, yang merupakan rangkaian proses yang
dapat menarik perhatian pendengar. bermula dari identifikasi kebutuhan, proses yang
b. Tingkat pemahaman pendengar mengenai terjadi sebelum program dilaksanakan atau
program siaran diberikan kepada kelompok sasaran, dan proses
Pemahaman yang dimaksud disini adalah pelaksanaan program itu sendiri.
pendengar dapat mengerti dan memahami Berdasarkan penelitian terdahulu faktor
program siaran Konseling yang disajikan yang dapat mempengaruhi efektivitas program
oleh radio Trijaya Yogyakarta. Pemahaman dilihat dari faktor pelaksana dan pelaksanaan
ini berkaitan dengan isi (content), bagaimana program. Kemampuan pelaksana merupakan
program ini disajikan dalam satu bulan faktor pengaruh yang paling penting terhadap
berapa kali dan juga waktu siarannya. Jika aktivitas program karena merekalah yang
masyarakat sebagai pendengar mengetahui langsung berhubungan dengan pendengar. Oleh
dan memahami content program siaran karena itu kemampuan mereka dalam penguasaan
Konseling di radio Trijaya maka program ini terhadap materi, kemampuan menyampaikan
dapat dikatakan efektif. materi, sampai kepercayaan pendengar kepada
c. Pemanfaatan program pelaksana senantiasa penting. Artinya berhasil
Program siaran Konseling di radio Trijaya tidaknya program dalam mencapai tujuan sangat
Yogyakarta dibuat untuk memenuhi dipengaruhi kemampuan pelaksana. Selain itu
kebutuhan pendengar akan informasi seputar pelaksanaan program juga merupakan faktor yang
psikologi. Program ini diharapkan dapat tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi
bermanfaaat menambah pengetahuan di suatu program itu efektif atau tidak, karena
bidang psikologi, dan dapat bermanfaat perencanaan yang matang jika tidak didukung
dalam hal pemecahan masalah melalui solusi dengan pelaksanaan yang konsisten maka tujuan
maupun pesan yang disampaikan. Selain dari program juga tidak akan tercapai. Artinya
manfaat yang dapat diperoleh melalui ada kesesuaian antara perencanaan dan
program yang disajikan, masyarakat pelakasanaan, sehingga efektivitas program dapat
diharapkan dapat mengaplikasikannya atau terwujud.
dapat menerapkannya dalam kehidupan Kemampuan pelaksana pada penelitian
sehari-hari. terdahulu ditunjukkan dari: 1) tingkat pendidikan
Selain indikator efektivitas program di dan pengalaman pelaksana, 2) kemampuan dalam
atas, sebagaimana yang telah diungkapkan mengkomunikasikan pesan-pesan yang
sebelumnya bahwa program siaran Konseling di disampaikan kepada masyarakat sebagai
radio Trijaya Yogyakarta bertujuan memberikan kelompok sasaran, 3) kemampuan dalam

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 30
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

membangun citra positif. Sedangkan dari faktor dianggap paling berpengaruh pada program
pelaksanaan ditunjukkan dari: 1) kegiatan siaran Konseling yang ada di radio Trijaya
perencanaan dan evaluasi program, 2) Yogyakarta. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaan waktu yang tepat dalam dalam penelitian ini terdiri dari dua faktor yaitu
pelaksanaan siaran, 3) penyajiannya mampu dari faktor kualitas program dan karakteristik
menarik kelompok sasaran, 4) kekuatan daya pendengar baik secara aktif maupun pasif.
pancar gelombang radio. Faktor kualitas program ditunjukkan berdasarkan
Selain faktor-faktor tersebut diatas, : 1) Materi siaran, 2) Announcer (penyiar), 3)
faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas narasumber, dan 4) kekuatan daya pancaran
program dapat dilihat dari faktor khalayak gelombang radio. Sedangkan faktor yang berasal
sebagai orang yang menggunakan media. dari karakteristik pendengar aktif maupun pasif
Menurut DeFleur dan Ball Rokeach (dalam ditunjukkan berdasarkan dari aktivitas pendengar
Jalaludin, 2002), melihat pertemuan khalayak yang merujuk pada faktor individual yaitu umur
dengan media berdasarkan kerangka teoritis: dan pendidikan. Kedua faktor di atas merupakan
perspektif perbedaan individual, perspektif sosial, faktor yang dianggap penting dalam penelitian
dan perspektif hubungan sosial. Perspektif ini, untuk lebih jelasnya kedua faktor tersebut akan
perbedaan individual memandang bahwa sikap diuraikan pada halaman selanjutnya.
dan organisasi personal-psikologis individu akan Program radio (talk show) adalah
menentukan bagaimana individu memilih stimuli kombinasi antara seni berbicara dan seni
dari lingkungan, dan bagaimana ia memberi wawancara. Program perbincangan biasanya
makna pada stimuli tersebut. Setiap orang diarahkan oleh seseorang pemandu acara (host)
mempunyai potensi biologis, pengalaman belajar, bersama satu atau lebih narasumber untuk
dan lingkungan yang berbeda. Perbedaan ini membahas sebuah topik yang sudah dirancang
menyebabkan pengaruh media massa yang sebelumnya. Program acara talk show saat ini
berbeda pula. Perpektif kategori sosial berasumsi menjadi program unggulan di banyak stasiun
bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok- radio, karena selain menambah informasi, program
kelompok sosial, yang reaksinya pada stimuli ini juga bersifat fleksibel. yaitu dapat disajikan
tertentu cenderung sama. dalam bentuk dan tema apapun (Rizki, 2004).
Golongan sosial berdasarkan usia, jenis Program siaran Konseling adalah
kelamin, tingkat pendapatan, pendidikan, tempat merupakan program talk show non berita yang
tinggal, dan keyakinan beragama menampilkan disajikan untuk memenuhi kebutuhan
kategori respons. Anggota-anggota kategori pendengarnya akan informasi seputar psikologi,
tertentu akan cenderung memilih isi komunikasi lengkap dengan solusi-solusi pemecahan
yang sama dan akan memberi respons kepadanya permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, serta
dengan cara yang hampir sama pula. Perspektif mengangkat topik mengenai fenomena yang
hubungan sosial menekankan pentingnya sedang marak terjadi di masyarakat.. Konseling
peranan hubungan sosial yang informal dalam merupakan suatu proses untuk membantu
mempengaruhi reaksi orang terhadap media individu mengatasi hambatan-hambatan
massa. Perspektif ini tampak model “two step perkembangan dirinya, dan untuk mencapai
flow of communication”. Dalam model ini, perkembangan yang optimal kemampuan pribadi
informasi bergerak melewati dua tahap. Pertama, yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi
informasi bergerak pada sekelompok individu setiap waktu. Konseling meliputi pemahaman dan
yang relatif lebih tahu dan sering hubungan individu untuk mengungkapkan
memperhatikan media massa. Kedua, informasi kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan potensi-
bergerak dari orang-orang yang disebut “pemuka potensi yang yang unik dari individu dan
pendapat” dan kemudian melalui saluran-saluran membantu individu yang bersangkutan untuk
intrapersonal disampaikan kepada individu yang mengapresiasikan ketiga hal tersebut.
bergantung kepada mereka dalam hal informasi. Program siaran Konseling ini bersifat
Melalui pernyataan diatas, banyak faktor edukatif dan informatif, tidak saja
yang mempengaruhi efektivitas suatu program, meningkatkan pengetahuan dan memberikan
dan tidak mustahil semua faktor itu dapat informasi-informasi baru yang bermanfaat, tetapi
mempengaruhi efektivitas pada penelitian ini. juga memberikan solusi pemecahan masalah
Akan tetapi didalam penelitian ini penulis yang dihadapi masyarakat agar dapat
membatasinya pada beberapa faktor penting yang diaplikasikan atau diterapkan dalam kehidupan

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 31
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

sehari-hari. Program siaran Konseling di radio yang berkompeten sesuai dengan tema program
Trijaya Yogyakarta ini berupa siaran mingguan siaran. Program talk show ini dikemas secara
dengan komunikasi secara dua arah (two ways santai, sehingga membuat pendengar tidak terlalu
traffict communication) artinya masyarakat serius dalam mendengarkan, tetapi dapat lepas
sebagai pedengar dapat berinteraktif secara mengungkapkan segala permasalahan yang
langsung untuk menanggapi permasalahan menyangkut dengan topik yang sedang dibahas.
maupun menyampaikan permasalahan yang Selain itu program siaran Konseling disini
berhubungan dengan bidang psikologi. Dalam memiliki segmen pendengar yang pas dan sesuai
program siaran talk show Konseling di radio dengan segmen usia pendengar radio Trijaya
Trijaya Yogyakarta ini mengacu pada tiga yaitu berusia 25-45 tahun.
bentuk program perbincangan yang banyak Program acara Konseling ini diharapkan
digunakan stasiun radio yaitu : (Morissan, 2008) mampu menyedot antusias para pendengar radio.
1. One-on-one-show, yaitu perbincangan saat Dengan program baru yang dikemas secara
penyiar (pewawancara) dan narasumber berbeda dengan radio- radio lain yang ada di
mendiskusikan suatu topik dengan dua Yogyakarta. Program talk show terbaru di radio
posisi mikrofon terpisah di ruang studio yang Trijaya Yogyakarta ini diharapkan mampu
sama. bersaing dan mendapat tempat di hati para
2. Panel discussion, pewawancara sebagai pendengarnya sama dengan program-program
moderator hadir bersama sejumlah acara radio lainnya yang ada di radio Trijaya
narasumber. Yogyakarta yang telah berhasil atau eksis terlebih
3. Call in show, program perbincangan yang dahulu. Untuk itu melalui penelitian ini kita bisa
hanya melibatkan telepon dari pendengar. mengetahui akan keberhasilan dan manfaat
Topik ditentukan lebih dahulu oleh penyiar di program siaran Konseling yang ada di radio
studio, diberikan contoh berdasarkan Trijaya Yogyakarta bagi masyarakat.
pengalaman penyiar, kemudian pendengar Tidak ada formula khusus yang dapat
diminta untuk memberikan respon menjamin kesuksesan sebuah acara. Namun, ada
berdasarkan pengalaman masing-masing ke beberapa standar kualitas tertentu yang harus
stasiun radio. Tidak semua respon audien dimiliki oleh sebuah program siaran agar
layak disiarkan sehingga perlu petugas berhasil. Menurut Morissan (2008) elemen
penyeleksi telepon masuk sebelum keberhasilan tersebut adalah :
diudarakan. a. Konflik
Program acara Konseling yang disiarkan Yaitu adanya benturan kepentingan atau
di Radio Trijaya Yogyakarta ini berdurasi selama benturan karakter di antara tokoh-tokoh yang
1 jam. Acara ini mendatangkan narasumber terlibat. Tanpa adanya konflik, maka kecil
secara langsung yang terkait dengan topik yang kemungkinan program itu akan mampu
akan dibahas dan yang sedang marak terjadi di menahan perhatian audien. Dalam program
masyarakat. Program siaran Konseling talk show, elemen konflik tetap harus ada.
diluncurkan di Radio Trijaya Yogyakarta dengan Acara talk show yang menarik audien adalah
tujuan yaitu agar program-program siaran di acara dengan pembicara yang memiliki opini
Radio Trijaya dapat beragam dan dapat kuat namun bertentangan (konflik) dengan
memenuhi kebutuhan informasi yang sesuai pembicaraan lainnya atau dengan audiens.
dengan selera pendengar. b. Durasi
Spesifikasi program siaran Konseling Suatu program yang berhasil adalah program
dibandingkan dengan program-program siaran talk yang dapat bertahan selama mungkin. Ada
show sejenis di radio lain yang ada di Yogyakarta program yang bertahan hanya dalam hitungan
yaitu program siaran ini dipandu oleh satu orang bulan, namun ada juga yang dapat bertahan
penyiar (Announcer) yang siaran secara langsung lama. Dengan demikian, ditinjau dari durasi
atau on air bukan berupa rekaman acara dan atau lamanya penayangan program, suatu
didampingi oleh seorang narasumber yang program itu terdiri atas program yang dapat
bertugas untuk memberikan informasi, pesan, serta bertahan lama (durable program) dan
solusi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh program yang tidak dapat bertahan lama
pendengar yang sedang berinteraktif maupun (nondurable program). Pengelola program
yang tidak berinteraktif. Narasumber yang sebaiknya merancang suatu produksi
didatangkan merupakan seorang narasumber program yang mampu bertahan terus

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 32
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

menerus, dengan kata lain, program itu berkembang biasanya lebih menjamin
memiliki kemampuan untuk mempertahankan keberhasilan. Namun sebaliknya, program
daya tariknya selama mungkin. Kata kunci yang tidak seirama dengan tren, besar
untuk mempertahankan selama mungkin kemungkinan akan gagal.mengikuti tren
suatu program adalah tidak boleh kehabisan bukanlah faktor yang sangat penting dalam
ide cerita. menentukan keberhasilan sebuah acara. Tetapi
c. Kesukaan tren bisa digunakan sebagai petunjuk
Adakalanya orang menyukai suatu program terhadap selera audien secara umum,
bukan karena isinya, namun lebih tertarik sehingga sedikit banyak dapat memantau
kepada penampilan pembaca berita atau peningkatan rating acara.
pembawa acaranya. Biasanya audien lebih Kualitas program berdasarkan penelitian
tertarik dengan orang-orang yang memiliki yang terdahulu dapat dilihat dari aspek content
kepribadian hangat, suka menghibur, atau isi dan aspek waktu atau penjadwalan.
sekaligus sensitif dan ramah. Seorang Selain aspek tersebut, menurut Darmanto (2009)
pembawa acara yang tidak simpatik pasti tidak ada beberapa aspek yang dapat dipakai untuk
disukai audien dan program itu akan menilai kualitas siaran yaitu 1) Program, 2) Isi, 3)
ditinggalkan. Penyiar, 4) Kualitas teknik teknologi, dan 5)
d. Konsistensi tingkat apresiasi pendengar.
Sebuah program acara harus konsisten Berdasarkan pernyataan diatas mengenai
terhadap tema dan karakter yang telah dibawa kualitas program, banyak aspek yang menunjukkan
sejak awal. Dengan demikian, tidak boleh kualitas program. Tetapi di dalam penelitian
terjadi pembelokan atau penyimpangan tema ini kualitas program ditunjukkan dari materi
di tengah jalan, yang akan membuat audien siaran, penyiar (Announcer), narasumber, dan
menjadi bingung dan ahkirnya akan daya pancar gelombang radio, hal ini dikarenakan
meninggalkan program tersebut. berkaitan dengan program siaran yang menjadi
e. Energi obyek penelitian. Penelitian ini mengambil
Setiap program harus memiliki energi yang program siaran berupa talk show, jadi aspek yang
mampu menahan audien untuk tidak digunakan untuk melihat kualitas program siaran
mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal menggunakan aspek- aspek tersebut diatas.
lain. Dalam acara talk show, seorang host Berikut adalah aspek yang digunakan dalam
memegang peranan yang penting dalam melihat kualitas program dalam penelitian ini :
upaya mempertahankan energi. Untuk itu, a. Materi siaran
diperlukan upaya dan koordinasi yang baik Yang dimaksud materi siaran disini adalah
dari seluruh pendukung acara, agar daya tarik bahan yang didapatkan dari berbagai sumber
acara tetap terjaga. baik dari internet, surat kabar maupun
f. Timing sumber-sumber lain yang dapat dijadikan
Seorang produser harus mempertimbangkan bahan dalam membawakan program siaran.
tentang waktu penayangan (timing), dalam Dalam kaitannya dengan program yang
membuat sebuah program siaran. dengan diteliti dalam penelitian ini materi yang
demikian, setiap program harus dapat menjaga disampaikan berkaitan dengan bidang
keharmonisannya dengan waktu. Jika sebuah psikologi.
program terlalu ketinggalan jaman, atau b. Penyiar (Announcer)
bahkan terlalu maju, maka akan ditinggalkan Untuk dapat diterima menjadi penyiar tidak
oleh audien. Berarti, nilai- nilai atau gaya cukup hanya memiliki modal suara yang
hidup yang diperlihatkan tidak boleh mikroponis, tetapi juga pengetahuan luas dan
bertentangan dengan nilai-nilai yang masih kepribadian yang matang. Para petinggi radio
berlaku dan dipertahankan oleh audien saat siaran memiliki keyakinan, seorang penyiar
ini. atau dengan kata lain mempertimbangkan tidak saja pandai mengolah kata di udara,
unsur kekinian (up to date). tetapi perilakunya juga harus bisa diteladani
g. Tren masyarakat. Announcer adalah orang yang
Seorang programmer harus memiliki menyajikan materi siaran kepada pendengar
kesadaran yang tinggi terhadap hal-hal yang secara tetap dan reguler. Seseorang dapat
sedang disenangi umum (tren). Program menjadi penyiar radio melalui pertimbangan
yang sejalan dengan tren yang sedang bahwa kualitas suara yang sesuai dengan

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 33
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

“tone yang diinginkan”, serta announcing dari topik yang dibicarakan. Seorang
skill. Announcing skill yang dimaksud adalah penyiar harus berani memotong
sebagai berikut : pembicaraan narasumber yang
1) Komunikasi gagasan (Communication of menjelaskan sesuatu terlalu panjang atau
idea) tidak relevan lagi dengan topik.
2) Komunikasi kepribadian (Communication c. Narasumber
of personality) Yang dimaksud disini adalah orang yang
3) Proyeksi kepribadian (Projection of memberi (mengetahui secara jelas atau
personality), (kelincahan, menjadi sumber) informasi. Narasumber
keramahtamahan, dan adaptasi) dalam penelitian ini harus disesuaikan
4) Pengucapan (Pronounciation) dengan program siaran. Dalam hal ini
5) Kontrol suara (Voice control) program siaran Konseling merupakan
Selain dilihat dari kemampuan program yang berhubungan dengan bidang
penyiar diatas, dalam penelitian ini penyiar psikologi. Untuk itu narasumber yang
dikategorikan lebih spesifik sesuai dengan dihadirkan harus dapat memberikan informasi
program siaran yang diteliti yaitu berupa yang berkaitan dengan bidang psikologi.
program talk show. Metode talk show yaitu d. Daya pancaran gelombang radio
harmony, actual, responsible, leading, Yang dimaksud disini adalah melalui
entertainment, dan yield. Istilah tersebut kemajuan teknologi yang semakin
dikenal dengan talk show skill, berupa berkembang secara pesat dan canggih saat
kemampuan penyiar dalam melakukan ini, diharapkan aspek pancaran siaran radio
beberapa tindakan yang meliputi: (1) dapat diterima dengan baik di masyarakat.
mengambil keputusan, (2) menyusun topik Jangan sampai audiens sebagai pendengar
dan pertanyaan dengan cepat, (3) memotong mengalami kesulitan untuk tune in pada
pembicaraan narasumber yang melenceng, frekuensi radio tertentu. Dengan banyaknya
(4) kemampuan melakukan kompromi dan radio yang bermunculan diharapkan tidak
meyakinkan narasumber, dan (5) memadukan menggangu pancaran siaran radio antara
kemasan program secara interaktif (Masduki, frekuensi yang satu dengan yang lain
2001). Menurut Olii (2007) penyiar untuk sehingga tidak terjadi tumpang tindih yang
program talk show harus mempunyai kriteria menggangu kejelasan siaran radio.
tersendiri yaitu: Melalui pernyataan diatas diharapkan
1) Berkarakter istimewa. Yakni positif, media elektronik seperti radio dapat menyajikan
tenang, supel, ramah, mau mendengar dan program-program siaran yang berkualitas sehingga
menghargai pendapat orang lain, namun dapat bermanfaat bagi masyarakat dan juga dapat
tegas dan berwibawa. mewujudkan fungsi media. Radio harus memiliki
2) Menguasai masalah dan mengetahui apa tanggung jawab sosial yang tinggi kepada
yang sedang dibicarakan. masyarakat untuk memberikan informasi yang
3) Artikulatif. Penyiar harus pandai bermutu dan bermanfaat. Salah satu bentuk
berbicara dan mampu merumuskan tanggung jawab radio sebagai media salah satunya
pandangan yang mencuat selama ditunjukkan dengan memberikan program yang
berlangsungnya talk show. berkualitas bagi masyarakat.
4) Analitis dan mengetahui secara tepat Radio adalah media hiburan yang murah,
aspek kontroversial pada persoalan yang dapat didengarkan di mana saja, dan tidak terikat
sedang dibahas. Kontroversi bisa waktu, dapat didengarkan sambil melakukan
digunakan sebagai umpan yang aktivitas sehari-hari, sehingga pendengar tidak
menghangatkan jalannya diskusi yang merasa dibelenggu oleh apapun. Dari sini muncul
berkembang. Disini penyiar sangat interaksi yang baik antara radio, penyiar dan
penting untuk dapat menguasai masalah pendengar.
yang dibicarakan. Ia harus mampu Pendengar adalah orang yang berniat
melontarkannya ke dalam diskusi, entah mendengarkan. Dari dasar niat, orang ini
ditujukan kepada narasumber atau kepada mempunyai sikap simpati dan empati kepada
penelpon. sebuah objek yang mengesankan sehingga
5) Mampu menguasai jalannya talk show, muncul rasa suka, cinta dan menarik hati.
selalu waspada agar diskusi tidak keluar Pendengar muncul karena simpatinya pada

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 34
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

sebuah acara di radio. Simpati ini didasari yang hendak menyampaikan pesan menggunakan
beberapa unsur motivasi ketertarikan. Menurut media radio. Menurut Rizki (2004) sifat atau
Parto (2009), ketertarikan pendengar bisa karena karakteristik pendengar radio adalah sebagai
jenis lagu, informasinya, suara penyiar, sikap berikut :
penyiar, ataupun memang merasa kebutuhannya a. Heterogen
dapat dipenuhi oleh radio tersebut. Pendengar radio adalah massa, sejumlah
Lebih jauh Parto (2009) menggolongkan orang yang sangat banyak yang sifatnya
pendengar radio menjadi dua kelompok yaitu: heterogen, terpencar-pencar di berbagai
a. Pendengar aktif tempat. Mereka berbeda dalam hal jenis
Pendengar aktif adalah pendengar yang kelamin, umur, tingkat pendidikan, juga taraf
mempunyai keterlibatan langsung dengan kebudayaannya. Selain itu mereka juga
acara. Artinya mereka mempunyai memiliki ketidaksamaan dalam pengalaman
komunikasi langsung atau tidak langsung dan keinginan, tabiat dan kebiasaan, yang
dengan penyiar radio. Misalnya interaksi aktif kesemuanya itu dapat menjadi dasar bagi
dalam talkshow, kirim salam melalui berbagai komunikator media massa radio.
media, surat, SMS, telepon, Yahoo b. Pribadi
Messenger, Facebook, dan sebagai ajang Karena pendengar berada dalam keadaan
sillaturahmi udara antar pendengar. heterogen, terpencar-pencar di berbagai
Pendengar aktif juga dapat berperan serta tempat dan umumnya di rumah-rumah, maka
ikut memonitor dan memberikan kritik demi sebuah pesan akan dapat diterima dan
perbaikan dan perkembangan siaran radio. dimengerti kalau sifatnya pribadi (personal)
Hal inilah yang sering disebut sebagai atensi sesuai dengan situasi dimana pendengar
atau bentuk rasa ikut memiliki. berada. Seolah-olah komunikator radio
b. Pendengar pasif bertamu dan memberikan uraian kepada
Yang dimaksud dengan pendengar pasif pendengar bagaikan seorang teman yang
disini adalah pendengar yang hanya datang bertamu.
mendengarkan dan tidak berinteraksi secara c. Aktif
langsung dengan penyiar. Radio dengan Pada mulanya para ahli komunikasi mengira
jangkauannya yang luas, tidak mengecilkan bahwa pendengar radio sifatnya pasif,
peran pendengar pasif, karena mereka juga ternyata tidaklah demikian. Berdasarkan
mempunyai rasa simpati pada radio yang penelitian yang dilakukan terbukti bahwa
didengarkannya. Pendengar pasif juga dapat pendengar radio jauh dari pasif. Apabila
dikatakan memiliki atensi Parto. mereka menjumpai sesuatu yang menarik dari
Ada sebuah ikatan moral yang terjalin sebuah stasiun radio, mereka aktif berpikir,
antara pendengar dan penyiar, mereka saling melakukan interpretasi. Mereka bertanya-
membutuhkan. Pendengar membutuhkan penyiar tanya pada diri sendiri, apakah yang
sebagai orang yang menyuguhkan informasi, diucapkan oleh penyiar itu benar atau salah.
hiburan dan tidak mustahil juga mentransfer d. Selektif
ilmu pengetahuan. Penyiar juga membutuhkan Pendengar radio sifatnya selektif. Ia dapat
pendengar sebagai objek sasaran. Penyiar tanpa dan akan memilih program siaran radio yang
pendengar tidak berarti apa-apa. Setiap penyiar disukainya. Begitu pula bila pendengar tidak
tentunya berusaha untuk mendapatkan pendengar menyukainya, maka akan segera mematikan
sebanyak-banyaknya, kecuali penyiar yang atau menggantikannya dengan program siaran
sudah benar- benar fakum dan tidak mempunyai lain yang lebih menarik.
gerak kreatif. Pendengarpun ingin mendapatkan McQuail (1987) Karakteristik pendengar
kenyamanan dalam memperoleh hiburan, tersebut diatas merujuk kepada aktivitas
mencari sesuatu yang mempunyai nilai lebih dari pendengar. Aktivitas pendengar dapat diukur
sebuah program acara. dengan merujuk pada pertanyaan-pertanyaan
Komunikasi dapat dikatakan efektif berikut :
apabila pendengar terpikat perhatiannya, tertarik a) Sejauh mana selektivitas pendengar terhadap
terus minatnya, mengerti, tergerak hatinya untuk pesan-pesan komunikasi
melakukan aktifitas seperti yang diinginkan b) Kadar dan jenis motivasi pendengar yang
komunikator. Pengetahuan mengenai sifat menimbulkan penggunaan media
pendengar radio sangat penting bagi komunikator c) Penolakan terhadap pengaruh yang tidak

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 35
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

diinginkan salah satu sumber informasi bagi masyarakat.


d) Jenis dan jumlah tanggapan (response) yang Disamping memberikan informasi maupun
diajukan pendengar media hiburan, media juga mempunyai peranan penting
Menurut Mc Quail, (1987) aktivitas di dalam proses pembangunan. Besarnya peranan
pendengar ini sangat bergantung pada sejumlah yang ditimbulkan media tidak terlepas dari efek
faktor antara lain yang dapat, dikelompokkan yang ditimbulkan dari media tersebut. Media
menjadi faktor individual, sosial dan media. juga mempunyai manfaat ataupun dampak
Faktor individual dapat dilihat dari : 1) Jenis yang ditimbulkan. Maka dalam penelitian ini
kelamin, 2) Umur, 3) Pendidikan, 4) Kepribadian, pendekatan teori yang dapat mencakup elemen-
5) dan tempat atau latar belakang siklus elemen tersebut diatas yaitu teori uses and
kehidupannya. Faktor sosial misalnya hubungan gratification atau teori manfaat dan gratifikasi.
antara kelas sosial dengan konsumsi media. Di dalam kehidupan bermedia baik di
Faktor sosial diidentifikasi seperti status dalam maupun di luar media, seringkali cenderung
perkawinan, partisipasi mobilitas sosial, dan beranggapan bahwa media “melakukan tindakan”
ukuran potensial interaksi. Faktor-faktor sosial kepada penonton, pendengar, dan pembacanya.
tersebut kemudian akan menentukan bagaimana Secara bawah sadar, sering kali kita terus
kebutuhan orientasi media, kondisi orientasi menerus menerima model media jarum suntik
pendengar terhadap media, dan situasi sosial atau sebutir peluru yang diarahkan kearah
konsumsi media, yang semuanya itu sasaran yang pasif. Akan tetapi, audien tidaklah
mempengaruhi aktivitas pendengar. Faktor media, selalu pasif. Dengan ungkapan lain asumsi teori
bisa dilihat dari perbedaan-perbedaan ini mengatakan bahwa orang sebenarnya aktif
kompleksitas pesan, gaya pesan, dan variasi- membuat pilihan sesuai dengan apa yang menjadi
variasi dalam isi pesan substantif. kebutuhan dan keinginannya. Karena itu teori ini
Dalam kaitannya dengan penelitian disini, digunakan jika ingin mengetahui apa yang
pendengar berdasarkan aktivitasnya dapat dilihat dilakukan oleh orang terhadap media (what the
dari beberapa faktor tetapi peneliti hanya melihat people do with mass media).
dari faktor individu yaitu berdasarkan umur dan Teori penggunaan dan kepuasan ini
pendidikan. Faktor tersebut dapat menyatakan bahwa orang mempunyai kebutuhan-
mempengaruhi efektivitas program siaran kebutuhan dan keinginan-keinginan yang dapat
Konseling di radio Trijaya Yogyakarta. Umur dipenuhi dengan cara berlangganan, membaca,
berpengaruh dalam aktivitasnya sebagai menonton, atau mendengarkan media massa.
pendengar program siaran radio. Kedewasaan Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
umur membuat pendengar dapat memahami dan tersebut orang lalu memilih, media apa yang
merespon sebuah program siaran, selektif dalam hendak digunakan, kemudian juga memilih pesan
memilih media, maupun menolak terhadap apa (acara, rubrik, b erita) yang hendak
pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan dari media. “dinikmati”. Tindakan memilih atau
Semakin dewasa umur pendengar radio, maka menggunakan tersebut dilakukan karena orang
mudah merespon maupun menerima informasi mengharapkan kepuasan atau terpenuhinya
yang disampaikan. Sedangkan dari faktor keinginan.
pendidikan, kaitannya dengan penelitian ini adalah Warga masyarakat secara keseluruhan,
pendidikan merupakan tolak ukur untuk bahkan setiap orang menggunakan media baik
mengetahui kualitas sumber daya manusia karena secara sadar (diakui secara jelas) atau tidak,
pendidikan pendengar disini berhubungan dengan dilakukan dengan berbagai alasan, motivasi,
penerimaan informasi melalui media radio. tujuan, sebab media bisa berfungsi menghibur,
Melalui pendidikan yang tinggi seseorang akan memberi informasi, menjual, mendidik,
semakin mudah untuk memahami informasi membekali aktualisasi diri dalam pergaulan,
maupun pesan-pesan yang disampaikan melalui membentuk sikap dan perilaku (budaya). Dengan
program siaran yang disajikan. demikian, teori ini juga menegaskan, jika
Teori Uses and Gratification kebutuhan dan keinginan publik dapat
Untuk mengkaji persoalan yang diangkat diidentifikasi, maka media massa akan dapat
dalam penelitian ini, maka landasan teori yang secara lebih baik memenuhinya. Namun perlu
tepat untuk mengkaji yaitu melalui pendekatan disadari bahwa berdasarkan hasil penelitian
lewat media. Pendekatan media yang dimaksud menunjukkan, tidak mudah melakukan identifikasi
disini adalah dimana media selama ini menjadi kebutuhan dan keinginan publik.

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 36
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

Intinya dalam teori uses and program siaran radio, tingkat


gratifications adalah khalayak pada dasarnya pemahaman pendengar mengenai
menggunakan media massa berdasarkan motif- program siaran, dan pemanfaatan program
motif tertentu. Media dianggap berusaha siaran akan semakin baik.
memenuhi motif khalayak. Jika motif ini b. Semakin baik pendidikan yang dimiliki
terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan pendengar radio maka intensitas dalam
terpenuhi. Pada ahkirnya, media yang mampu mendengarkan program siaran radio,
memenuhi kebutuhan khalayak disebut media tingkat pemahaman pendengar mengenai
yang efektif. program siaran, dan pemanfaatan
Teori uses and gratifications jika program siaran akan semakin baik.
dikaitkan dengan penelitian ini merujuk kepada c. Semakin baik materi siaran yang
alasan mendengarkan radio atau motif apa yang disampaikan kepada pendengar radio
mendorong seseorang dalam mendengarkan maka intensitas dalam mendengarkan
radio. Selain itu apakah pendengar sebagai program siaran radio, tingkat
konsumen media khususnya radio merasa puas pemahaman pendengar mengenai program
setelah menggunakan media tersebut. Puas siaran, dan pemanfaatan program siaran
disini diartikan terpenuhinya kebutuhan informasi akan semakin baik.
yang di dapatkan melalui media radio. Selain itu d. Semakin baik penyiar (Announcer) dalam
teori ini jika dikaitkan dengan penelitian ini akan membawakan program siaran maka
menunjukkan asumsi sebagai berikut, jika seorang intensitas dalam mendengarkan program
pendengar radio percaya program siaran siaran radio, tingkat pemahaman
Konseling di radio Trijaya dapat memberikan pendengar mengenai program siaran, dan
informasi seputar psikologi dan kemudian pemanfaatan program siaran akan
pendengar mempercayainya dan dapat semakin baik.
menganalisa bahwa program tersebut telah e. Semakin baik narasumber dalam
memberikan informasi yang sangat menarik, memberikan informasi dan
maka dari hasil evaluasi tersebut pendengar akan menyampaikan pesan kepada pendengar
mencari kepuasan dari kebutuhan akan radio maka intensitas dalam
informasi itu dengan cara mendengarkan setiap mendengarkan program siaran radio,
kali program siaran Konseling di radio Trijaya tingkat pemahaman pendengar mengenai
berlangsung. Sebaliknya, jika pendengar percaya program siaran, dan pemanfaatan program
bahwa program siaran Konseling di radio Trijaya siaran akan semakin baik.
memberikan pandangan tentang bidang psikologi f. Semakin jelas kekuatan daya pancaran
yang kurang realistik maupun yang tidak sesuai gelombang radio maka intensitas dalam
dengan keinginan pendengar, maka pendengar mendengarkan program siaran radio,
tidak akan mendengarkan program siaran tingkat pemahaman pendengar mengenai
Konseling tersebut. program siaran, dan pemanfaatan
program siaran akan semakin baik.
Hipotesis
1. Diduga program siaran Konseling di radio METODE PENELITIAN
Trijaya Yogyakarta efektif bagi pendengar Pada penelitian ini sebagai responden
aktif dan pendengar pasif yang adalah laki-laki maupun perempuan. Penentuan
ditunjukkan melalui intensitas pendengar sampel pendengar program siaran Konseling di
dalam mendengarkan program siaran radio, radio Trijaya Yogyakarta dilakukan secara
tingkat pemahaman pendengar mengenai stratified random sampling dengan cara
program siaran radio, dan pemanfaatan mengelompokkan pendengar menjadi dua bagian
program siaran radio. yaitu pendengar aktif dan pendengar pasif.
2. Diduga efektivitas program siaran Konseling Kelompok pendengar aktif, berdasarkan data
pada pendengar aktif dan pendengar pasif pendengar aktif yang secara intens menelepon dan
dipengaruhi oleh umur, pendidikan, materi SMS (short message center) dalam program
siaran, penyiar (Announcer), narasumber, dan siaran Konseling untuk wilayah kota Yogyakarta
kekuatan daya pancaran gelombang radio. maka sebanyak 31 orang pendengar aktif diambil
a. Semakin dewasa umur pendengar radio secara sensus yaitu seluruh pendengar aktif
maka intensitas dalam mendengarkan diwawancarai.

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 37
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

Sedangkan pendengar pasif dalam dan pendengar pasif program siaran


penelitian ini ditentukan dari hasil survei Konseling di radio Trijaya Yogyakarta.
melalui pendengar aktif dengan cara data yang dikumpulkan disini adalah data-data
menanyakan kepada responden di sekitar pendengar program siaran Konseling yang
wilayah yang diteliti apakah terdapat pendengar secara aktif mengikuti program siaran
siaran Konseling yang mendengarkan tetapi tidak tersebut, data yang diperoleh sebagai data
melakukan interaktif secara langsung. Jumlah sekunder.
pendengar pasif akan diambil sama dengan 3. Teknik Focus Group Discussion (FGD), yaitu
pendengar aktif yaitu sebanyak 31 orang pengumpulan data pada kelompok sasaran
pendengar. Jadi total sampel dalam penelitian ini yang umumnya dilakukan pada penelitian
adalah sebanyak 62 orang yang terdiri dari kualitatif dengan tujuan menemukan makna
pendengar aktif sebanyak 31 orang dan pendengar sebuah tema berdasarkan hasil diskusi yang
pasif sebanyak 31 orang. terpusat. Teknik pengumpulan data ini
Untuk memperoleh data dan informasi bertujuan untuk melihat keefektifan
yang lebih akurat guna melakukan kajian tindak program siaran Konseling di masyarakat
lanjut dari pengelola atas hasil penelitian khususnya di DI Yogyakarta, dari hasil
kuantitatif, maka peneliti mewawancarai survey yang dilakukan dilapangan melalui
informan kunci untuk penelitian ini yaitu para kuesioner akan di dapat hasil yang berupa
karyawan radio Trijaya Yogyakarta yang data yang menunjukkan keberhasilan program
bertanggung jawab dalam proses pembuatan siaran Konseling di masyarakat apakah telah
dan pelaksanaan program siaran Konseling. berjalan secara efektif atau tidak efektif. Dari
Informan dalam penelitian ini terdiri dari :Station hasil survey tersebut, maka melalui teknik
Manager 1 orang, Produser 1 orang, Penyiar Focus Group Discusion (FGD) ini program
(Announcer) 1 orang, Narasumber 1 orang dan siaran Konseling dapat menjadi bahan
Teknisi 1 orang evaluasi bagi pihak pengelola stasiun radio.
Total informan dari pihak pengelola Teknik pelaksanaan FGD dalam penelitian ini
radio Trijaya Yogyakarta dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
sebanyak 5 orang. Penarikan informan di atas a. FGD dihadiri oleh pihak-pihak yang
ditentukan secara purposive, karena jumlah berkaitan dengan perencana program yaitu
informan tersebut di atas secara representatif station manager, produser, sampai
dapat memberikan data dan informasi secara dengan pihak yang melaksanakan program
lengkap sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam yang terdiri dari penyiar (Announcer),
penelitian ini teknik pengumpulan data narasumber dan teknisi;
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : b. Peserta FGD selanjutnya saling
1. Teknik wawancara memberikan informasi berdasarkan
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengetahuan dan informasi yang mereka
tanya jawab dengan pendengar program ketahui;
siaran Konseling di radio Trijaya c. Peneliti akan bertindak sebagai
Yogyakarta dengan menggunakan daftar fasilitator yang memberikan pertanyaan-
pertanyaan tertulis atau kuesioner yang telah pertanyaan dan mengarahkan jalannya
disiapkan. Data-data yang dikumpulkan diskusi;
melalui teknik wawancara yaitu data d. Fasilitator tidak boleh mengarahkan
seputar latar belakang pendengar dari segi jawaban dari para peserta diskusi atau
umur dan pendidikan serta keaktifan maupun informan, melainkan hanya memberikan
intensistas mereka dalam mengikuti program stimulasi; Dari hasil diskusi ini
siaran Konseling di radio Trijaya Yogyakarta, diharapkan peserta (FGD) memahami
data yang diperoleh dipergunakan sebagai data bahwa berdasarkan hasil survey yang
primer. telah diketahui, diharapkan dapat
2. Teknik Pencatatan menjadi bahan evaluasi untuk
Yaitu mencatat data yang diperlukan serta ada kelangsungan kedepan program siaran
hubungannya dengan penelitian ini baik yang Konseling. Evaluasi ini diharapkan dapat
berada di instansi maupun publikasi dari meningkatkan kualitas program-program
internet. Data-data yang diperoleh melalui baik yang telah dibuat maupun yang
teknik pencatatan adalah data pendengar aktif akan dibuat agar dapat menghasilkan

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 38
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

program yang baik dan dapat bermanfaat ikut berpartisipasi dalam siaran ini.
bagi masyarakat. Program siaran Konseling yang ada di
4. Wawancara mendalam (indepth interview) radio Trijaya Yogyakarta berdurasi selama 1 jam.
Wawancara mendalam merupakan suatu cara Siaran ini berlangsung setiap hari selasa pada
mengumpulkan data atau informasi dengan pukul 20.00-2100. Pemilihan waktu di atas
langsung bertatap muka dengan informan, disesuaikan denganaktivitas para pendengar
dengan maksud untuk mendapatkan yang diasumsikan bahwa pada jam-jam tersebut
gambaran yang lengkap mengenai topik masyarakat sudah tidak melakukan aktivitas
yang ingin diteliti (Bungin, 2004). seperti bekerja dan lebih santai terlepas dari
Wawancara mendalam ini dilakukan dengan kegiatan sehari-hari. Waktu pada malam hari
mengadakan tanya jawab secara langsung untuk talk show seperti program siaran Konseling
dengan informan telah ditetapkan dan dirasa sangat pas, jadi para pendengar radio dapat
dilakukan secara mendalam dengan fokus mendengarkan siaran.
menggunakan pedoman wawancara. Selain dari segi pemilihan waktu,
Untuk teknik pengumpulan data dalam program siaran Konseling dalam hal ini dikemas
penelitian ini menggunakan teknik triangulasi secara santai dan tidak kaku meskipun tema yang
yang bersifat menggabungkan teknik diangkat merupakan problematika hidup
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada masyarakat yang terjadi dalam kehidupan
yaitu wawancara dengan pendengar radio, teknik sehari-hari. Program siaran Konseling
pencatatan, teknik focus group discussion (FGD) dibawakan oleh seorang penyiar dan tiga
dan wawancara mendalam (Indepth interview). orang narasumber. Penyiar disini dipilih
Program siaran Konseling merupakan berdasarkan kemampuannya dalam mengulas
salah satu program talk show dalam bidang permasalahan khususnya dalam bidang psikologi.
psikologi yang ada di radio Trijaya Yogyakarta. Setiap bulan selalu diadakan evaluasi penyiar
Program ini disiarkan dengan tujuan dapat dalam setiap program, hal ini dilakukan untuk
memenuhi informasi para pendengar radio Trijaya mengantisipasi agar program ini tetap diminati
khususnya dalam bidang psikologi. Masalah pendengar, dan pendengar tidak merasa bosan atau
yang berkaitan dengan bidang psikologi jenuh dengan pembawaan yang dilakukan penyiar.
sebagian besar pasti sering dialami oleh Tahap selanjutnya selain dari penyiar
masyarakat pada umumnya. Untuk itu program sebagai kunci dalam suatu program siaran,
siaran Konseling di radio Trijaya pemilihan topik dalam program siaran Konseling
Yogyakarta mencoba untuk memberikan solusi juga harus disesuaikan dengan permasalahan
atau pemecahan terhadap masalah-masalah yang sedang terjadi (up to date). Proses
yang dihadapi masyarakat melalui siaran pemilihan topik dilakukan melalui diskusi
Konseling. antara penyiar, produser, dan narasumber.
Program siaran Konseling yang ada di Topik program siaran Konseling di radio Trijaya
radio Trijaya Yogyakarta pada awalnya bernama dalam satu bulan penyiaran ditentukan terlebih
Parenting Corner yang kemudian diganti dahulu sebelum disiarkan. Pemilihan topik
dengan Parenting Talk dengan alasan lebih dilakukan melalui beberapa tahapan antara lain,
spesifik dengan bahasan seputar orang tua dan topik diambil dari pengalaman-pengalaman dan
anak. Tetapi melihat antusias dari pendengar fenomena psikologi yang terjadi di masyarakat
program siaran yang ternyata tidak hanya dari melalui narasumber, serta dari permintaan
kalangan orang tua tetapi dari kalangan remaja dan pendengar yang menginginkan masalah yang
dewasa pun juga ada yang ikut aktif menanyakan mereka alami untuk disiarkan, dan juga dari
seputar permasalahan mereka, maka pihak pengalaman-pengalaman permasalahan psikologi
pengelola radio yaitu produser beserta station dari produser maupun penyiar. Topik yang akan
manager memutuskan untuk mengganti nama diangkat tersebut sewaktu-waktu dapat diganti
program siaran dalam bidang psikologi ini tergantung dengan permasalahan apa yang sedang
dengan nama Konseling agar lebih umum. terjadi di masyarakat.
Penggunaan nama “Konseling” dimaksudkan
agar program tidak hanya dikhususkan untuk Tabel 1. Topik Program Siaran Konseling di
orang tua yang sudah memiliki anak tetapi Radio Trijaya Yogyakarta
untuk semua masyarakat yang mempunyai Topik Program Siaran Konseling
problematika dalam kehidupan sehari-hari dapat

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 39
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

Mei Juni dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows


dengan metode backward. Variabel dependen
• Pobia • Facebook adalah Efektivitas program (Y) dan variabel
• Hiperaktif Anak • Paranoid independen adalah umur (X1), pendidikan (X2),
• Depresi • Mencegah emosi yang materi siaran (X3), penyiar (Announcer) (X4),
berlebihan narasumber (X5), kekuatan daya pancaran
• Pernikahan Siri •Perselingkuhan
gelombang radio (X6), tipe pendengar (D).
Hasil analisis regresi menunjukkan
Sumber : Data program siaran Konseling, radio
bahwa materi siaran, kulaitas penyiar dan tipe
Trijaya, Yogyakarta, 2010
pendengar memiliki pengaruh yang positif dan
Tabel 1. menunjukkan bahwa topik nyata pada efektivitas program siaran Konseling.
program siaran Konseling di radio Trijaya hal ini berarti bahwa semakin baik pendapat
Yogyakarta pada bulan Mei dan Juni tahun 2010 pendengar terkait ketiga aspek tersebut maka
sebelum disiarkan topik ditentukan terlebih semakin efektif program siaran Konseling di
dahulu. Dari topik yang ada akan mengalami kalangan pendengarnya. Sedangkan variabel
perubahan sewaktu-waktu dengan munculnya umur dan tingkat pendidikan pendengar, serta
permasalahan baru yang sedang terjadi di kualitas narasumber dan kekuatan daya pancaran
masyarakat. Seperti topik pada bulan Mei yaitu gelombang radio pengaruhnya tidak nyata pada
Pernikahan Siri dan pada bulan Juni topik efektivitas program Konseling di kalangan
mengenai Facebook atau situs jejaring sosial pendengar radio Trijaya.
yang tengah marak di kalangan masyarakat. Nilai koefisien determinasi regresi (R2)
Topik pernikahan siri pada bulan Mei diangkat dari model akhir efektivitas program Konseling
karena maraknya pernikahan secara siri adalah sebesar 0,752 atau 75 % yang berarti
dikalangan masyarakat. Sedangkan pada bulan varibilitas efektivitas dapat dijelaskan oleh
Juni topik yang diangkat adalah Facebook atau variabel materi siaran (X3), penyiar (Announcer)
situs jejaring sosial, topik ini diangkat karena (X4), dan tipe pendengar (D) sebesar 75%
banyaknya kejadian orang hilang melalui situs
sedangkan sisanya sebesar 25% dijelaskan
pertemanan atau Facebook. Facebook menarik
variabel lain di luar model.
untuk diangkat karena permasalahan ini tengah
Nilai Fhitung = 25,123 dan Ftabel = 2,763
ramai diperbicangkan oleh kalangan masyarakat
terutama para orang tua yang resah dengan dengan df = 0,05%. Dengan demikian secara jelas
munculnya situs Facebook di internet. bahwa Fhitung > Ftabel, sehingga variabel
Selain itu, ada topik yang disiarkan pada materi siaran, penyiar (Announcer), dan tipe
bulan Mei dan Juni. Seperti pada bulan Mei yang pendengar bersama-sama berpengaruh terhadap
mengangkat topik mengenai masalah pobia atau efektivitas program siaran Konseling di radio
ketakutan yang berlebihan dengan ketinggian, Trijaya Yogyakarta.
hiperaktif anak, dan depresi. Sedangkan pada Berdasarkan uji simultan dan uji parsial
bulan Juni yaitu paranoid, mencegah emosi yang maka dapat disusun model efektivitas program
berlebihan, dan perselingkuhan. Topik- topik siaran Konseling radio Trijaya Yogyakarta sebagai
tersebut ditentukan berdasarkan hasil diskusi berikut :
antara produser, penyiar dan narasumber yang Efektivitas Program Siaran = 14,703 + 0,433
mengamati permasalahan apa yang sering terjadi Materi siaran + 0,348 Penyiar
di masyarakat khususnya dalam bidang (Announcer) + 3,307 Tipe Pendengar + e
psikologi. Keenam topik tersebut tidak Model efektivitas program untuk
mengalami perubahan seperti kedua topik yaitu pendengar aktif (D/Tipe Pendengar = 1)
Facebook dan Pernikahan Siri. adalah :
Hipotesis yang berkaitan dengan faktor Efektivitas Program Siaran = 18,010 + 0,433
yang mempengaruhi efektivitas program Materi siaran + 0,348 Penyiar
Konseling dalam penelitian ini diduga bahwa (Announcer) + e
efektivitas program dipengaruhi oleh umur, Sedangkan model efektivitas program
pendidikan, materi siaran, penyiar (Announcer), untuk pendengar pasif (D/Tipe Pendengar = 0)
narasumber, dan kekuatan daya pancaran adalah:
gelombang radio. Pengujian hipotesis ini Efektivitas Program Siaran = 14,703 + 0,433
menggunakan analisis regresi linear berganda Materi siaran + 0,348 Penyiar

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 40
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

(Announcer) + e apabila dilihat dari indikator program,


Berdasarkan model regresi untuk industri, dan pendengar.
pendengar aktif dan pasif diketahui bahwa Selain produser dan penyiar, station
variabel materi siaran dan variabel penyiar manager sebagai pihak yang bertanggung
(Announcer) mempunyai nilai positif yaitu 0,433 jawab terhadap seluruh program siaran yang
dan 0,348. Hal ini menunjukkan, apabila materi ada di radio Trijaya Yogyakarta juga memiliki
siaran semakin baik dan kualitas penyiar pendapat yang berbeda dalam menanggapi
(Announcer) juga semakin baik maka program pertanyaan pertama dari peneliti. Menurut
siaran Konseling di radio Trijaya Yogyakarta station manager efektivitas program siaran
akan semakin efektif. Perbedaan konstanta Konseling dapat ditunjukkan melalui 3
antara pendengar aktif dan pendengar pasif indikator dalam menilai program siaran efektif
sebesar 3,307 menunjukkan bahwa efektivitas atau tidak efektif. ketiga indikator tersebut
program siaran Konseling di radio Trijaya adalah segmen, pendengar, dan media sebagai
Yogyakarta tanpa dipengaruhi oleh variabel mediator.
materi siaran dan penyiar (Announcer) lebih efektif Pendapat dalam diskusi selanjutnya
bagi pendengar aktif. mengarah kepada narasumber yang merupakan
pihak yang bekerjasama dengan radio Trijaya
Focus Group Discusion (FGD) Yogyakarta. Narasumber program siaran
Pada penelitian ini peneliti mengunakan Konseling ini berasal dari lembaga konsultan
dua metode pendekatan penelitian yaitu psikologi. Berdasarkan hasil FGD
kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif narasumber memiliki pendapat yang
penelitian dilakukan dengan survei terhadap berbeda dalam menanggapi pertanyaan
pendengar program siaran Konseling sebagai peneliti, menurut narasumber ada 3 indikator
respondenya. Sedangkan pendekatan kualitatif, yang digunakan dalam mengukur efektivitas
penelitian dilakukan melalui Focus Group program siaran Konseling yang pertama
Discusion (FGD) dengan pihak pengelola radio adalah pendengar, kedua adalah pelaksana
Trijaya Yogyakarta yang terdiri dari produser, program, dan yang terahkir adalah industri.
penyiar (Announcer), station manager, Yang terahkir peneliti mengarahkan
narasumber, dan teknisi. pertanyaan kepada teknisi program siaran
Konseling di radio Trijaya Yogyakarta. Dari
HASIL DAN PEMBAHASAN pendapat teknisi jawaban untuk pertanyaan
1. Menurut pihak pengelola radio Trijaya yang pertama tidak berbeda jauh dengan hasil
Yogyakarta sebagai media yang jawaban dari penyiar (Announcer), dan
menyiarkan program siaran Konseling, narasumber.
efektivitas program siaran Konseling di Berdasarkan hasil FGD pada
radio Trijaya Yogyakarta dapat dilihat pertanyaan pertama dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan indikator apa saja : efektivitas program siaran Konseling dapat
Melalui diskusi peneliti memberikan diukur berdasarkan 3 indikator yaitu
kesempatan terlebih dahulu kepada produser pendengar, pelaksana program, dan industri.
untuk menjawab pertanyaan pertama dalam Seluruh peserta FGD sepakat bahwa ketiga
FGD. Produser disini bertindak sebagai indikator tersebut mampu untuk melihat
pembuat ide program siaran Konseling apakah program siaran Konseling efektif atau
menurut produser, program siaran Konseling tidak. Hasil diskusi disimpulkan secara
efektif apabila dilihat dari indikator yang bersama-sama dan disampaikan oleh station
terkait pendengar saja. Produser mengangap manager yang ditunjuk sebagai perwakilan
pendengar adalah kunci yang utama dalam dari pihak radio Trijaya Yogyakarta.
melihat program siaran efektif atau tidak
efektif dimata pendengar. 2. Faktor-faktor apa saja yang
Berbeda dengan produser, penyiar mempengaruhi efektivitas program
(Announcer) yang membawakan program siaran Konseling di radio Trijaya
siaran Konseling mempunyai pendapat yang Yogyakarta menurut pihak pengelola radio:
berbeda dalam menanggapi pertanyaan Pertanyaan yang kedua dalam FGD
pertama dari peneliti. Menurut penyiar ini yang pertama di berikan kepada
(Announcer) program siaran Konseling efektif produser, menurut produser program siaran

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 41
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

Konseling radio Trijaya Yogyakarta ada Dari hasil FGD dengan pihak
beberapa faktor yang mempengaruhi pengelola radio Trijaya Yogyakarta terdapat
program siaran Konseling. Faktor-faktor kesamaan pendapat mengenai indikator dalam
tersebut antara lain yaitu segmen pendengar, melihat keefektifan program siaran Konseling
pemilihan waktu, penyajian materi, penyiar serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
(Announcer), narasumber, dan teknis. Hasil FGD menyatakan bahwa efektivitas
Produser mengatakan bahwa faktor yang program siaran Konseling di radio Trijaya
mempengaruhi efektivitas program siaran dapat berjalan secara efektif ditunjukkan
Konseling berasal dari pihak pelaksana melalui pendengar, pelaksana program, dan
program siaran Konseling. sisi industri. Hal tersebut menunjukan antara
Pertanyaan kedua selanjutnya hasil FGD dengan hasil penelitian berkaitan
mengarah kepada penyiar (Announcer) dan sama-sama melihat indikator efektivitas
program siaran Konseling. Penyiar dari aspek-aspek tersebut. Selain itu hasil FGD
mempunyai pandangan yang berbeda dalam dan hasil penelitian mengenai faktor-faktor
menanggapi pertanyaan yang kedua ini. yang mempengaruhi program siaran Konseling
Menurut penyiar faktor yang mempengaruhi di radio Trijaya Yogyakarta terdapat kesamaan
efektivitas program siaran Konseling berasal yang berarti ada keterkaitan dan hasil FGD
dari materi siaran, penyiar (Announcer) mendukung hasil penelitian.
narasumber, dan teknis. Berdasarkan temuan dalam penelitian,
Pendapat selanjutnya berasal dari maka ada beberapa hal yang sangat penting
station manager, menurut station manager untuk dibahas lebih lanjut, yaitu efektivitas
ada beberapa faktor yang mempengaruhi program siaran Konseling di radio Trijaya
efektivitas program siaran Konseling. Faktor Yogyakarta, faktor-faktor yang mempengaruhi
tersebut antara lain biaya (cost), pelaksana efektivitas program siaran Konseling di
program, waktu, dan narasumber. radio Trijaya Yogyakarta, efektivitas
Pertanyaan selanjutnya mengarah program siaran Konseling menurut pihak
kepada narasumber, menurut narasumber ada pengelola radio Trijaya Yogyakarta, dan
3 faktor saja yang paling berpengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
terhadap efektivitas program siaran Konseling program siaran Konseling di radio Trijaya
di radio Trijaya Yogyakarta. Faktor tersebut Yogyakarta menurut pihak pengelola radio.
antara lain materi siaran, penyiar, dan a. Efektivitas Program Menurut
narasumber. Pendengar
Sebelum membahas tentang Pada bagian ini sangat penting
kesimpulan pada pertanyaan kedua dalam untuk dibahas, karena efektivitas suatu
FGD ini, pertanyaan terahkir disampaikan program siaran radio dalam hal ini
oleh teknisi yang dalam hal ini berkaitan mengacu kepada keberhasilan suatu
sebagai pelaksana program siaran Konseling program siaran. Program siaran Konseling
di radio Trijaya Yogyakarta. Menurut teknisi di radio Trijaya Yogyakarta pada
ada beberapa faktor yang mempengaruhi perjalanannya menunjukkan keberhasilan
program siaran Konseling di radio Trijaya yang biasa-biasa saja. Hal tersebut
Yogyakarta yaitu materi siaran, penyiar, sangat kontras dengan latar belakang
narasumber, dan teknis. program siaran Konseling yang bertujuan
Berdasarkan hasil FGD diatas dapat untuk membantu masyarakat di kota
disimpulkan pertanyaan kedua yang Yogyakarta dalam menyelesaikan
membahas tentang faktor-faktor apa yang permasalahan atau persoalan yang sering
dapat mempengaruhi efektivitas program dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
siaran Konseling di radio Trijaya masyarakat.
Yogyakarta. Dari hasil diskusi dapat Program siaran Konseling
dismpulkan beberapa faktor yang merupakan program yang berkaitan
mempengaruhi efektivitas program siaran dengan bidang psikologi. Bidang tersebut
Konseling di radio Trijaya Yogyakarta. sangat erat kaitannya dengan masyarakat,
faktor-faktor tersebut antara lain yaitu materi akan tetapi pada perjalanannya antusias
siaran, segmen, penyiar (Announcer), pendengar dalam program siaran
narasumber, dan teknis. Konseling ini menunjukkan pada level

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 42
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

yang biasa saja dan sangat berbeda jauh beberapa alasan yang dikemukakan
dengan antusias pendengar pada program mengapa pendengar pasif tidak
siaran talk show lain yang ada di radio melakukan interaktif antara lain yaitu
Trijaya Yogyakarta. Hal ini merupakan karena faktor malu, para pendengar pasif
suatu problem yang menarik dibahas menganggap masalah pribadi tidak perlu
oleh peneliti, yang nantinya dapat di share kan kepada orang-orang.
memberi manfaat bagi institusi media Kemudian pendengar pasif cenderung
Trijaya Yogyakarta. lebih tertutup dalam mengungkapkan
Melalui hasil penelitian di masalah pribadi yang terjadi dalam
lapangan kepada pendengar aktif dan kehidupan sehari-hari.
pendengar pasif program siaran Konseling Alasan selanjutnya adalah masalah
di radio Trijaya dapat diketahui seberapa yang berhubungan dengan waktu. Jika
efektif program siaran Konseling di radio pendengar aktif antusias dalam
Trijaya bagi masyarakat di Kota mengikuti program siaran Konseling dan
Yogyakarta. Dalam penelitian ini meluangkan waktunya untuk
efektivitas program siaran Konseling di mendengarkan program tersebut, berbeda
radio Trijaya Yogyakarta, diukur dengan pendengar pasif yang
berdasarkan 3 indikator. Indikator mendengarkan program siaran Konseling
efektivitas program siaran Konseling di di radio Trijaya Yogyakarta ketika
radio Trijaya Yogyakarta adalah sebagai memiliki waktu luang atau dalam kondisi
berikut : tidak melakukan aktivitas. Selain itu
b. Intensitas Pendengar dalam intensitas pendengar pasif dalam
Mendengarkan Program Siaran mendengarkan program siaran Konseling
Radio di radio Trijaya juga disesuaikan dengan
Intensitas pendengar dalam kebutuhan mereka, ketika topik yang
mendengarkan program siaran Konseling diangkat pada program siaran Konseling
tervisualisasi dalam frekuensi perilaku berhubungan dengan permasalahan yang
keaktifan masyarakat dalam menikmati tengah mereka hadapi maka para
sajian program siaran Konseling di radio pendengar pasif akan mendengarkan
Trijaya Yogyakarta. Berdasarkan hasil dengan setia.
penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan pernyataan-
pendengar yang intens dalam pernyataan di atas menunjukkan bahwa
mendengarkan program siaran Konseling pendengar aktif program siaran Konseling
di radio Trijaya Yogyakarta adalah merupakan pendengar yang paling intens
berasal dari pendengar aktif, yaitu dalam mengikuti maupun mendengarkan
pendengar yang sering melakukan program siaran Konseling. Hal ini
interaktif baik melalui telepon maupun disebabkan pendengar aktif memiliki
SMS. waktu luang dalam mendengarkan
Pendengar aktif secara intens program siaran Konseling dan mereka
mengikuti program siaran Konseling di juga membutuhkan program siaran
radio Trijaya dibandingkan dengan Konseling di radio Trijaya karena
pendengar pasif, akan tetapi bukan berarti berhubungan dengan permasalahan
pendengar pasif tidak pernah mengikuti pribadi mereka. Pendengar aktif cenderung
dan mendengarkan program siaran lebih terbuka, sehingga mereka dapat
Konseling di radio Trijaya Yogyakarta, secara langsung mengungkapkan
hanya saja pendengar pasif program permasalahan mereka tanpa ada
siaran Konseling di radio Trijaya perasaan malu. Intensitas pendengar dalam
Yogyakarta sama sekali tidak pernah mendengarkan program siaran terjadi jika
melakukan interaktif baik melalui Telepon program tersebut mampu menarik mereka
maupun SMS. dengan informasi yang mereka butuhkan.
Berdasarkan hasil wawancara Selain itu berdasarkan tingkat pendidikan,
dengan pendengar pasif, mereka pendengar aktif memiliki tingkat
mempunyai alasan mengapa tidak pendidikan yang tinggi dan wawasan yang
melakukan interaktif secara langsung. Ada cukup luas sehingga mereka cukup kritis

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 43
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

dalam menangapi materi-materi yang dengan aktivitas lain mereka


disajikan melalui program siaran cenderung tidak mendengarkan. Jadi
Konseling. ketidakintensifan yang ditunjukkan para
Sedangkan karakteristik pendengar program siaran Konseling di
pendengar berdasarkan umur, pendengar radio Trijaya dalam berinteraktif bukan
aktif berumur 23-45 tahun yang berarti program siaran Konseling tidak
menunjukkan bahwa usia tersebut baik tetapi ada beberapa faktor yang
merupakan usia produktif dibandingkan menjadi alasan seperti yang telah
dengan umur pendengar pasif yang dijelaskan di atas. Sehubungan dengan
berumur diatas 45 tahun. hasil temuan ini, maka efektivitas pesan
Melalui hasil penelitian di media terhadap khalayak sangat berkaitan
lapangan kepada pendengar aktif dan dengan kondisi waktu khalayak.
pendengar pasif dapat diketahui bahwa Oleh karena itu, seorang produser
intensitas pada program siaran Konseling harus mempertimbangkan tentang waktu
di radio Trijaya yang menunjukkan level penayangan (timing), dalam membuat
biasa-biasa saja dibandingkan dengan sebuah program siaran. Menurut
program talk show lainnya, dikarenakan Morissan, (2008), salah satu elemen
untuk program siaran talk show yang keberhasilan suatu program siaran adalah
berkaitan dengan psikologi, tidak semua faktor timing. Keharmonisan waktu yang
orang mau untuk mengutarakan tepat (timing) serta pembuatan program
permasalahan pribadi mereka di hadapan siaran yang tidak ketinggalan jaman
media secara langsung. tetapi juga tidak terlalu maju akan
Melvin Defleur dalam Effendy membuat program siaran tidak
(2003), mengetengahkan Teori Perbedaan ditinggalkan oleh pendengarnya.
Individu (Individual Differences Theory). c. Tingkat Pemahaman Pendengar
Teori ini dengan anggapan dasar bahwa Mengenai Program Siaran Radio
manusia amat bervariasi dalam organisasi Pemahaman pendengar mengenai
psikologisnya secara pribadi. Teori ini suatu program siaran di radio sangatlah
pula mengandung rangsangan-rangsangan penting, karena jika pendengar paham
khusus yang menimbulkan interaksi yang terhadap isi yang disampaikan melalui
berbeda dengan watak-watak perorangan program tersebut berarti program
anggota khalayak. Oleh karena terdapat tersebut telah efektif dalam
perbedaan individual pada setiap pribadi menyampaikan informasi kepada
anggota khalayak itu, maka secara pendengar.
alamiah dapat diduga akan muncul Berdasarkan hasil penelitian,
respon yang bervariasi sesuai dengan pemahaman pendengar baik pendengar
perbedaan individual tersebut. aktif maupun pasif pada program siaran
Bleyer (Racmadi, 1994), Konseling di radio Trijaya Yogyakarta
mengatakan bahwa sebagai syarat suatu menunjukkan bahwa pendengar aktif
pesan yang baik adalah “anything timely lebih memahami isi program siaran
that interest a number of readers”. Konseling di radio Trijaya Yogyakarta.
Dengan dasar inilah, institusi media Hal ini dikarenakan pendengar aktif lebih
seharusnya mampu memetakan dan intens dalam mendengarkan program
mengklasifikasi khalayaknya sehingga siaran Konseling di radio Trijaya
program yang disajikan dapat Yogyakarta dan juga keaktifannya dalam
membangkitkan ketertarikan individu interaktif secara langsung baik melalui
agar memperoleh ruang dalam telepon maupun SMS. Selain itu dari segi
mengutarakan permasalahan pribadinya pendidikan, pendengar aktif memiliki
tanpa harus malu dan mengisolasi diri pendidikan yang tinggi dibandingkan
dalam permasalahannya. dengan pendidikan pendengar pasif.
Selain itu, faktor waktu juga Pemahaman pendengar aktif
mempengaruhi, dimana ketika pendengar dalam mendengarkan program siaran
memiliki waktu kosong mereka senantiasa Konseling di radio Trijaya ditunjukkan
mendengarkan, tetapi jika bertepatan juga melalui hasil wawancara pada saat

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 44
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

penelitian dilapangan, yang menunjukkan para pendengar pasif ini merasa kurang
bahwa mereka mengerti isi keseluruhan dapat memahami.
dari program siaran Konseling mulai dari Media apapun massa apapun, baik
waktu penyiaran sampai dengan topik- cetak maupun elektronik harus mampu
topik yang disajikan. mengetahui dan memahami kondisi
Berdasarkan pemahaman khalayaknya, karena tidaklah mudah
pendengar aktif mengenai isi program untuk melakukan komunikasi secara
siaran Konseling di radio Trijaya efektif. Bahkan dinyatakan para pakar
Yogyakarta, pendengar aktif mengatakan komunikasi mengatakan bahwa tidak
bahwa isi program siaran Konseling mungkinlah seseorang melakukan
mudah untuk dipahami, mereka komunikasi yang sebenar-benarnya efektif.
memahami isi program siaran Konseling Ada banyak hambatan yang bisa merusak
yang menyiarkan tentang talk show komunikasi. Oleh karena itu
yang berkaitan dengan psikologi. Selain komunikator akan sukses dalam
itu menurut pendengar aktif isi yang komunikasinya, kalau menyesuaikan
terkandung dalam program siaran komunikasinyadengan theimage dari
Konseling di radio Trijaya Yogyakarta komunikan, yaitu memahami
sudah memenuhi kebutuhan informasi kepentingannya, kebutuhannya,
sesuai dengan keinginan mereka. kecakapannya, pengalamannya,
Selanjutnya dari aspek pemilihan kemampuan berpikir, dan sebagainya.
waktu menurut pendengar aktif, waktu Singkatnya, komunikator harus menjadi
untuk program talk show mengenai kesemestaan alam mental yang terdapat
psikologi sangat pas apabila disiarkan pada komunikan, yang oleh Prof. Hartley
pada malam hari. Menurut mereka waktu disebut “the image of other”, (Effendy,
tersebut merupakan waktu yang santai 2003).
untuk mendengarkan radio karena sudah d. Pemanfaatan Program Siaran
tidak terganggu oleh aktivitas-aktivitas Radio
pekerjaan. Pemanfaatan program siaran radio
Sedangkan hasil penelitian yang dimaksud adalah berkaitan dengan
kepada pendengar pasif mengenai manfaat yang diperoleh pendengar
pemahaman mereka terhadap program program siaran Konseling di radio
siaran Konseling di radio Trijaya Trijaya melalui program yang disajikan,
Yogyakarta, pendengar pasif berada dalam hal penambahan informasi dan
pada kategori cukup memahami pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian
program siaran Konseling. Pendengar tampak bahwa pendengar aktif menilai
pasif disini sebagian besar memahami program siaran Konseling di radio
program siaran Konseling di radio Trijaya Yogyakarta bermanfaat. Program
Trijaya Yogyakarta tetapi sebagian besar siaran Konseling bagi para pendengar
lainnya ada yang kurang memahami aktif dapat memberikan pengetahuan-
program siaran Konseling ini. Kondisi pengetahuan baru khususnya di bidang
ini dikarenakan pendengar pasif tidak psikologi. Selain itu program siaran
cukup intens dalam mendengarkan Konseling di radio Trijaya Yogyakarta
program siaran Konseling di radio ini dapat diterapkan dalam kehidupan
Trijaya Yogyakarta, selain itu sehari-hari.
berdasarkan latarbelakang pendidikan Pendengar aktif mengatakan
pendengar pasif rata-rata berada pada bahwa informasi-informasi yang
tingkat SMU. diberikan melalui program siaran
Berdasarkan hasil wawancara Konseling di radio Trijaya Yogyakarta
kepada pendengar pasif yang mengatakan dapat bermanfaat dan dapat diterapkan
pemahaman mereka tentang program dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan
siaran Konseling sering terkendala pada bagi pendengar pasif, program siaran
materi program siaran yang berkaitan Konseling di radio Trijaya Yogyakarta
dengan psikologi, istilah-istilah dalam juga memberikan manfaat serta
bidang psikologi yang terkadang membuat pengetahuan dalam bidang psikologi,

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 45
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

namun dalam penerapan informasi yang media harus meningkatkan kualitas program
diberikan untuk diterapkan dalam siaran Konseling berdasarkan materi siaran,
kehidupan sehari-hari menurut pendengar penyiar (Announcer), dan tipe pendengar.
pasif tergantung kepada informasi apa Berikut adalah pembahasan mengenai
yang cocok atau pantas untuk diterapkan ketiga faktor yang mempengaruhi program
dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, siaran Konseling di radio Trijaya Yogyakarta:
pendengar pasif berusaha untuk memilah- a. Materi Siaran
milah informasi yang diberikan melalui Materi siaran dalam suatu program
program siaran Konseling di radio Trijaya siaran radio merupakan salah satu bagian
Yogyakarta, tidak semua informasi yang penting. Materi siaran yang baik adalah
diberikan diterapkan dalam kehidupan materi siaran yang dapat memenuhi
mereka melainkan mereka menyaring kebutuhan informasi pendengarnya. Menurut
informasi yang diberikan dan menerapkan pendengar aktif, materi siaran yang disiarkan
mana yang dianggap pantas untuk mereka termasuk pada kategori baik. Pendengar aktif
terapkan dalam kehidupan sehari-hari. menilai secara keseluruhan materi yang
Salah satu syarat isi pesan media diberikan dapat memenuhi kebutuhan
massa adalah jarak (proximity). Faktor jauh mereka dalam bidang psikologi atau
dekatnya suatu pesan dari pendegar akan kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut
mempengaruhi nilai dan manfaat tersebut. pendengar pasif, mereka berpendapat
Jadi faktor jarak atau kedekatan keaktualan topik yang disajikan cukup up
merupakan syarat yang harus diperhatikan to date dalam penyajiannya tetapi bagi
oleh media (Barus, 1994). Dengan demikian pendengar pasif hal tersebut terkadang
pemanfaatan isi pesan oleh pendengar dengan keterbatasan pengalaman mereka
manakala pesan tersebut memiliki nilai belum mengetahui atau memahami
apabila masyarakat mampu memanfaatkan sebelumnya, dengan mendengarkan program
isi program tersebut. siaran Konseling mereka menjadi tahu
informasi- informasi terbaru yang berkaitan
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dengan bidang psikologi.
Efektivitas Program Siaran Konseling Kualitas materi siaran pada program
di Radio Trijaya Yogyakarta Konseling di radio Trijaya Yogyakarta
Berdasarkan hasil analisis, faktor- secara keseluruhan cukup memenuhi
faktor yang mempengaruhi program siaran kebutuhan pendengar baik pendengar aktif
Konseling di radio Trijaya Yogyakarta maupun pasif. Berdasarkan pengamatan
adalah materi siaran, penyiar (Announcer), peneliti dilapangan untuk kualitas materi
dan tipe pendengar yang terdiri dari siaran yang disajikan melalui program siaran
pendengar aktif dan pendengar pasif. Nilai Konseling di radio Trijaya Yogyakarta tidak
koefisien regresi yang positif menunjukkan menemui permasalahan, tetapi peneliti
bahwa semakin baik materi siaran yang menemukan permasalahan dari pihak
disajikan kepada pendengar radio, semakin pengelola radio. Hasil pengamatan peneliti
baik penyiar (Announcer) dalam selama mengikuti proses dibalik penyiaran
membawakan program siaran Konseling di program siaran Konseling yang pada
radio Trijaya Yogyakarta, serta semakin umumnya penyiar dan narasumber telah
aktif pendengar program siaran Konseling menentukan dan mendiskusikannya paling
di radio Trijaya Yogyakarta maka akan tidak satu bulan sebelum hari siaran. Namun
semakin efektif program siaran Konseling demikian pada perjalanannya materi siaran
dimata pendengar. Sedangkan faktor-faktor yang telah disusun sewaktu-waktu dapat
seperti umur, pendidikan, narasumber, dan berubah. Perubahan terjadi apabila ada topik
daya pancaran gelombang radio tidak yang sedang marak dibicarakan orang.
berpengaruh nyata terhadap efektivitas Penyiar (Announcer) dan narasumber seketika
program siaran Konseling di radio Trijaya itu akan mengganti materi siaran yang telah
Yogyakarta. disusun dengan materi siaran yang sedang
Berdasarkan hasil penelitian booming. Penyajian materi siaran secara up
tersebut diatas, maka dalam hal ini radio to date memang harus di kedepankan oleh
Trijaya Yogyakarta sebagai pihak pengelola media massa seperti radio, tetapi sebagai

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 46
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

media massa radio harus menjaga konsistensi. penyiar (Announcer) yang memiliki
Konsistensi yang dimaksud disini adalah sifat positif, supel, ramah, mau
konsistensi mengenai penyajian materi siaran. mendengar dan menghargai pendapat
Menurut Moriisan, (2008), sebuah program orang lain, namun tegas dan berwibawa.
siaran harus konsisten terhadap tema dan Menurut pendengar aktif program siaran
karakter yang telah dibawa sejak awal. Konseling di radio Trijaya Yogyakarta,
Dengan demikian, tidak boleh terjadi penyiar (Announcer) program siaran
pembelokan atau penyimpangan tema di Konseling di radio Trijaya Yogyakarta
tengah jalan, yang akan membuat audien atau telah mampu menerapkan kesemuanya.
pendengar menjadi bingung dan ahkirnya Keramahan penyiar (Announcer) radio
meninggalkan program tersebut. Jika hal ini Trijaya Yogyakarta pada saat
terjadi akan membahayakan pihak pengelola membawakan program siaran Konseling
radio Trijaya, karena inti dari sebuah menurut pendengar aktif dan pasif
program siaran adalah pendengar, jika sangat ramah dan familiar atau sangat
pendengar merasa tertarik dengan topik yang kekeluargaan. Penyiar sangat supel
diangkat pasti mereka dengan setia akan dalam menjawab interaktif dari
mendengarkan program tersebut tetapi jika pendengar aktif dan mau mendengarkan
pendengar merasa bingung dengan topik yang dan menghargai pendapat dari pendengar
dibahas seketika itu juga pendengar akan aktif. Tetapi menurut pendengar pasif
meninggalkan program siaran dan mengganti ada beberapa hal yang menjadi catatan
saluran dari station radio lainnya. penting bagi penyiar (Announcer)
b. Penyiar (Announcer) program siaran Konseling di radio
Penyiar (Announcer) merupakan salah Trijaya Yogyakarta mengenai
satu kunci dalam suatu program siaran radio, permasalahan mengontrol pembicaraan
karena penyiar inilah yang membawakan yang dilakukan oleh penyiar (Announcer)
program siaran radio dan yang bertugas kepada narasumber pada saat program
membuat program siaran disukai oleh siaran berlangsung. Pendengar pasif
pendengar. Penyiar (Announcer) dapat menilai, penyiar (Announcer) program
dikatakan sebagai faktor utama yang siaran Konseling kurang tegas dalam
mempengaruhi efektivitas program siaran memotong pembicaraan dari
radio. Dikatakan sebagai faktor yang paling narasumber yang terlalu panjang dan
utama karena sebaik apapun materi siaran sering keluar dari topik permasalahan.
yang disajikan tetapi jika tidak dibawakan Pengemasan program siaran yang santai
secara menarik oleh penyiar (Announcer) memang sangat baik dilakukan apalagi
maka materi siaran tersebut akan terkesan pada program talk show yang berkaitan
biasa saja. Program siaran radio akan dengan bidang psikologi, tetapi
berjalan secara efektif apabila penyiar pembicaraan yang terlalu melebar dan
(Announcer) mampu membawakan program tidak fokus serta canda tawa yang
siaran dengan baik sehingga dapat menarik berlebihan yang dilakukan oleh
para pendengar untuk mendengarkan program narasumber dan penyiar (Announcer)
siaran. dalam hal ini menurut pendengar
Berdasarkan hasil pengamatan di pasif sedikit menggangu. Berbeda
lapangan, menurut pendengar aktif dan dengan pendengar aktif, menurut
pendengar pasif program siaran Konseling di pendengar aktif pembicaraan yang
radio Trijaya Yogyakarta kualitas penyiar diselingi canda tawa yang dilakukan oleh
(Announcer) yang dimiliki radio Trijaya penyiar (Announcer) dan narasumber
Yogyakarta cukup baik. Menurut Olii, tidak terlalu bermasalah justru bagi
(2007), sebagai penyiar radio yang pendengar aktif hal tersebut memberikan
membawakan program talk show tidaklah hiburan tersendiri disela-sela
mudah dan ada beberapa kriteria yang harus mendengarkan topik yang serius yang
diterapkan penyiar (Announcer) dalam hal sedang dibahas.
misalnya: 2) Menguasai masalah dan tahu persis
1) Berkarakter istimewa apa yang sedang dibicarakan
Yang dimaksud disini adalah Sebagai seorang penyiar

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 47
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

(Announcer) talk show sebelum siaran yahoo mesangger. Ketidaktahuan


berlangsung penyiar harus pendengar pasif mengenai istilah-istilah
mempersiapkan terlebih dahulu topik dalam bidang psikologi dikarenakan
atau tema apa yang menjadi pembahasan pendengar pasif cenderung tertutup dan
dalam siaran. Penguasaan masalah oleh enggan untuk bertanya kepada penyiar
penyiar akan memudahkan penyiar dalam secara langsung melalui interaktif pada
membawakan program siaran. Menurut saat siaran berlangsung.
pendengar aktif program siaran Konseling 3) Artikulatif
di radio Trijaya Yogyakarta, penyiar
(Announcer) radio Trijaya Yogyakarta Yang dimaksud artikulatif dalam
menguasai masalah dan mengetahui hal ini adalah penyiar (Announcer) harus
secara persis bahasan apa yang sedang pandai berbicara dan mampu
dibicarakan. merumuskan pandangan yang mencuat
Selain itu menurut pendengar selama berlangsungnya talk show.
aktif pengetahuan penyiar dalam bidang Menurut pendengar aktif selama siaran
psikologi cukup luas sehingga Konseling berlangsung penyiar
memudahkan penyiar dalam menanggapi (Announcer) mampu untuk
pertanyaan dari pendengar yang sedang menanggapi pandangan- pandangan yang
berinteraktif maupun membalas mencuat selama talk show berlangsung.
pembicaraan yang dilontarkan Di akhir siaran penyiar juga
narasumber yang berkaitan dengan merumuskan hasil pembahasan selama
bidang psikologi. Sedangkan menurut talk show berlangsung dan hal tersebut
pendengar pasif, penyiar (Announcer) membuktikan bahwa penyiar sudah
memang menguasai topik yang dibahas menerapkan aspek artikulatif sebagai
pada saat siaran berlangsung tetapi penyiar talk show. Berbeda dengan
penyiar sering tidak menjelaskan istilah- pendapat pendengar pasif, pendengar
istilah dalam bidang psikologi yang di pasif menilai bahwa penyiar kurang
lontarkan oleh narasumber. tajam dalam menanggapi konflik-konflik
Pendengar Trijaya untuk permasalahan yang terjadi selama siaran
pendengar aktif sebagian besar memiliki berlangsung.
pendidikan yang tinggi jadi mereka lebih Dalam suatu program talk show
cepat memahami istilah- istilah asing konflik memang harus ada untuk
dalam bidang psikologi meskipun tanpa menimbulkan suasana siaran yang lebih
dijelaskan oleh penyiar. Berbeda dengan hidup dan menarik. Konflik yang
pendengar pasif yang memiliki dimaksud disini adalah konflik
pendidikan dibawah pendengar aktif, benturan kepentingan dan benturan
pendengar pasif sering mengalami karakter diantara tokoh-tokoh yang
kendala mengenai istilah-istilah dalam terlibat.
bidang psikologi yang terkadang tidak Menurut Morissan, (2008), tanpa
dijelaskan oleh penyiar (Announcer). adanya konflik, maka kecil
Sebagai catatan pada kemungkinan program itu mampu
pembicaraan melalui indepth interview menahan perhatian pendengar. Dalam
yang dilakukan oleh peneliti kepada program talk show elemen konflik tetap
penyiar (Announcer), disitu dikatakan harus ada. Acara talk show yang menarik
bahwa penyiar berusaha untuk pendengar adalah acara dengan
menjelaskan secara detail kepada pembicara yang memiliki opini kuat
pendengar tetapi jika pendengar merasa namun bertentangan (konflik) dengan
kurang jelas dengan bahasan yang pembicaraan lainnya atau dengan
disampaikan melalui talk show maka pendengar sendiri. Berdasarkan hal
pendengar pasif dapat menanyakan tersebut radio Trijaya sebagai media yang
melalui interaktif atau melalui pesan memberikan informasi kepada pendengar
yang dapat dikirim lewat media-media harus dapat memenuhi kebutuhan dan
yang disediakan oleh radio Trijaya keinginan pendengarnya.
Yogyakarta seperti email, facebook, dan Penyiar program siaran Konseling

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 48
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

di radio Trijaya Yogyakarta harus dapat sering keluar dari topik permasalahan
membuat talk show lebih hidup dan serta kurang berani dalam memotong
lebih menarik lagi, tidak hanya sekedar pembicaraan narasumber yang terlalu
menjadi mediator yang menghubungkan panjang sehingga terkesan kurang tegas.
pendengar dengan narasumber serta Peneliti dalam hal ini tidak hanya melihat
hanya sebagai orang yang merumuskan pendapat dari pendengar saja tetapi juga
hasil talk show diahkir acara saja, melakukan observasi secara langsung
tetapi penyiar harus dapat menangapi bagaimana penyiar dalam membawakan
perkataan-perkataan yangdilontarkanoleh program siaran Konseling di radio Trijaya
narasumber untuk dikomentari secara Yogyakarta.Melaluipengamatan selama
lebih tajam lagi. berlangsungnya siaran, penyiar sering
4) Analtis dan mengetahui secara tepat terbawa alur narasumber yang sering
aspek kontroversial pada persoalan keluar dari konteks pembicaraan dan
yang sedang dibahas pembicaraan yang melebar disertai canda
Kontroversi dapat digunakan tawa dari narasumber. Bagi pendengar
sebagai umpan yang menghangatkan aktif hal tersebut tidak terlalu
jalannya diskusi yang berkembang. Di dipermasalahkan karena menggangap hal
sini penting bagi penyiar bahwa penyiar tersebut merupakan selingan agar
harus dapat menguasai masalah yang program siaran tidak serius dan lebih
dibicarakan. Ia harus mampu santai, tetapi bagi pendengar pasif hal
melontarkannya ke dalam diskusi, entah tersebut dapat menggangu konsentrasi
ditujukan kepada narasumber atau mereka ketika mereka sedang serius
kepada penelpon atau pendengar. Seperti mendengarkan program siaran Konseling.
yang telah diungkapkan diatas penyiar Sebagai media massa yang memenuhi
program siaran Konseling perlu lebih kebutuhan dan keinginan pendengarnya
tajam lagi dalam mengulas permasalahan radio Trijaya harus bersikap netral
yang sedang marak tengah terjadi di dalam menghadapi permasalahan ini.
masyarakat. Radio Trijaya seharusnya mengevalusi
Menurut pengamatan peneliti penyiar agar lebih fokus dalam
selama mengikuti jalannya siaran membawakan program siaran Konseling
program Konseling di studio Trijaya dan mampu menguasai jalannya siaran.
Yogyakarta, peneliti dapat melihat bahwa Penyiar disini adalah orang yang
penyiar kurang aktif dalam membahas memimpin jalannya siaran oleh karena itu
permasalahan dengan tema yang sedang dirasakan perlu lebih tegas dalam
marak. Salah satu contoh tema yang memotong pembicaraan narasumber
diangkat pada saat itu yang sedang marak yang terlalu panjang serta berani
terjadi di masyarakat adalah mengenai mengembalikan topik pembicaraan yang
pernikahan siri, tetapi jalannya talk show melebar kembali ke topik semula,
yang pada saat itu terkesan biasa saja dan bukan malah ikut terbawa arus
seolah-olah masalah pernikahan siri narasumber yang semakin lama
dikalangan masyarakat merupakan hal pembicaraanya semakin melebar.
yang wajar.
Dalam hal ini penyiar kurang c. Tipe Pendengar
dapat membuat tema ini menjadi Berdasarkan hasil penelitian,
kontroversi dan menarik untuk dibahas faktor terahkir yang mempengaruhi
lebih lanjut. Hal-hal inilah yang perlu efektivitas program siaran Konseling di
dicermati penyiar program siaran radio Trijaya Yogyakarta adalah tipe
Konseling untuk membuat program siaran pendengar. Tipe pendengar dalam penelitian
talk show ini menjadi lebih hidup dan ini terdiri dari pendengar aktif dan pendengar
menarik sehingga tidak ditinggalkan oleh pasif. Komunikasi dapat dikatakan efektif
pendengarnya. apabila pendengar terpikat perhatiannya,
5) Mampu menguasai jalannya talk show tertarik terus minatnya, mengerti, serta
Seperti yang dikemukakan tergerak hatinya untuk melakukan aktivitas
pendengar pasif diatas bahwa penyiar seperti yang diinginkan komunikator.

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 49
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

Pengetahuan mengenai sifat pendengar radio dimana pendengar berada.


sangat penting bagi komunikatoryanghendak Melalui program siaran
menyampaikan pesan menggunakan media Konseling pendengar dapat
radio. Menurut Rizki (2004), Pendengar radio mendengarkan program siaran secara
mempunyai sifat atau karakteristik tersendiri, personal mengingat program Konseling
yaitu : berhubungan dengan masalah sehari-
1. Heterogen hari, pendengar tidak perlu takut atau
Pendengar radio adalah massa, malu sewaktu mendengar program
sejumlah orang yang sangat banyak tersebut. Melalui radio seolah-olah
yang sifatnya heterogen, terpencar-pencar komunikator radio bertamu dan
di berbagai tempat. Mereka berbeda memberikan uraian kepada pendengar
dalam hal jenis kelamin, umur, tingkat bagaikan seorang teman yang datang
pendidikan, juga taraf kebudayaannya. bertamu.
Selain itu mereka juga memiliki 3. Aktif
ketidaksamaan dalam pengalaman dan Pada mulanya para ahli
keinginan, tabiat dan kebiasaan, yang komunikasi mengira bahwa pendengar
kesemuannya itu dapat menjadi dasar radio sifatnya pasif, ternyata tidaklah
bagi komunikator media massa radio. demikian. Berdasarkan penelitian yang
Berdasarkan hasil survei dilakukan terbukti bahwa pendengar radio
peneliti dilapangan, pendengar aktif jauh dari pasif. Apabila mereka
maupun pendengar pasif radio Trijaya di menjumpai sesuatu yang menarik dari
kota Yogyakarta bersifat heterogen dan sebuah stasiun radio, mereka aktif
terpencar-pencar. Kebanyakan pendengar berpikir, melakukan interpretasi. Mereka
program siaran Konseling di radio bertanya-tanya pada diri sendiri, apakah
Trijaya Yogyakarta berjenis kelamin yang diucapkan oleh penyiar itu benar
laki-laki, dan pendengar yang berjenis atau salah.
kelamin laki-laki cenderung lebih aktif Melalui hasil survei dilapangan
untuk berinteraktif melalui telepon secara program siaran Konseling di radio
langsung pada saat siaran. Sedangkan Trijaya Yogyakarta lebih cocok bagi
untuk pendengar berjenis kelamin pendengar yang relatif muda usianya,
perempuan kebanyakan bersifat pasif dan karena pendengar golongan ini memiliki
hanya mendengarkan saja, tetapi ada juga ketertarikan yang lebih dengan program
pendengar berjenis kelamin perempuan siaran Konseling, ketertarikan pendengar
yang aktif berinteraktif tetapi hanya aktif terhadap program siaran Konseling
melalui SMS dan tidak secara langsung membuat pendengar aktif lebih kritis dan
mengutarakan permasalahan mereka lebih aktif dalam mengomentari setiap
melalui telepon. Hal ini membuktikan permasalahan yang dibahas melalui
bahwa pendengar pasif lebih cenderung interaktif secara langsung melalui
tertutup dalam mengungkapkan telepon pada saat siaran Konseling
permasalahan dikarenakan kebanyakan berlangsung.
pendengar pasif berjenis kelamin 4. Selektif
perempuan. Perempuan biasanya Pendengar radio sifatnya selektif.
cenderung malu, berbeda dengan Ia dapat dan akan memilih program
pendengar laki-laki yang lebih siaran radio yang disukainya. Begitu pula
terbuka dan lebih berani dalam bila pendengar tidak menyukainya, maka
mengungkapkan permasalahan mereka ke akan segera mematikan atau
media. menggantikannya dengan program siaran
2. Pribadi lain yang lebih menarik.
Pendengar dalam keadaan Menurut hasil survei di lapangan,
heterogen, terpencar-pencar di berbagai pendengar radio yang mempunyai sifat
tempat dan umumnya berada di rumah- selektif adalah pendengar pasif.
rumah, maka sebuah pesan akan dapat Pendengar pasif lebih selektif dalam
diterima dan dimengerti kalau sifatnya memilih program siaran. Jika topik yang
pribadi (personal) sesuai dengan situasi disajikan dalam program siaran

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 50
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

Konseling di radio Trijaya Yogyakarta 6. Kunci utama keefektian sebuah program siaran
kurang menarik, pendengar pasif dapat dilihat berdasarkan pendengarnya.
cenderung akan meninggalkan dan Pendengar dapat menjadi tolok ukur untuk
berpindah ke station radio lain. Selain itu melihat program berjalan secara efektif.
pendengar pasif juga memilah-milah 7. Selain pendengar faktor yang menentukan
solusi yang diberikan narasumber dalam keberhasilan suatu program siara adalah
menyelesaikan permasalahan yang di
pelaksanaan program yaitu produser, penyiar,
hadapi pendengar. menurut pendengar
teknisi, dan station manager.
pasif apabila solusi tersebut bermanfaat
bagi mereka maka solusi dari 8. Penyiar harus mempunyai wawasan dan
narasumber tersebut akan diterapkan di informasi yang cukup luas serta mampu
dalam kehidupannya sehari-hari. bersikap tegas dalam membawakan program
siaran talk show.
9. Pihak pengelola radio sebagai pelaksana
SIMPULAN program merupakan faktor penting dalam
1. Program siaran Konseling efektif bagi menunjang suksesnya suatu program siaran,
pendengar aktif radio Trijaya Yogyakarta. karena keberlangsungan suatu institusiradio
Efektivitas program siaran Konseling di radio ditentukan pula oleh program siaran yang
Trijaya Yogyakarta di kalangan pendengar sukses. Program siaran yang efektif akan
aktif lebih tinggi dibanding pendengar pasif menarik para pelaku bisnis untuk
karena mereka lebih sering berinteraksi dan mengiklankan produk maupun jasa mereka di
berdiskusi apabila kurang memahami materi radio.
siaran sehingga pada ahkirnya pendengar aktif
lebih paham akan isi program dan mengambil DAFTAR PUSTAKA
keuntungan atau manfaat yang lebih banyak. Agustini. 2007. Efektivitas Isi Program Siaran
2. Pendengar pasif tidak melakukan interaktif Pendidikan dan Kebudayaan di PRO 4 RRI.
karena memiliki hambatan pandangan nilai http://www.tiniwirkam.blogspot.com/2007/0
sosial yang memahami bahwa kehidupan 4/efektivitas-isi-program- siaran.pdf Diakses
pribadi tidak perlu diumbar ke publik pada tanggal 20 Februari 2010, pukul 20.00.
Arikunto, Suharsimi dan Jabar, C.S abdul, 2004.
walaupun melalui radio. Program siaran
Evaluasi Program Pendidikan, Bumi
Konseling di kalangan pendengar pasif tetap
Aksara, Jakarta.
dikatakan memiliki manfaat dan efektif untuk Bryant, Caroline G. White, 1993. Manajemen
meningkatkan pengetahuan kalangan Pembangunan untuk Negara Berkembang,
pendengar. LP3ES, Jakarta.
3. Ada 3 faktor yang berpengaruh nyata terhadap Bungin, Burhan, 2007. Sosiologi Komunikasi,
efektivitas program siaran Konseling di radio Fajar Interpratama Offset, Jakarta.
Trijaya dapat ditingkatkan secara signifikan Darmanto.2009.Menyoal Kualitas Siaran Radio di
apabila, materi siaran dan kualitas penyiar Yogyakarta.
dapat ditingkatkan. Pendengar aktif akan http://www.cetakkompas.com./read/2009/09
memperoleh manfaat peningkatan maupun /29/03552252/menyoalkualitas.siaranradio.h
praktek kehidupannya dari program siaran tml. Diakses pada tanggal 9 April 2010 pukul
Konseling dibanding pendengar pasif. 19.00.
Dominick, Joseph R.1990. The Dynamics of Mass
4. Keharmonisan waktu yang tepat (timing)
Communication Mc Graw. Hill Publishing
dalam menyajikan suatu program siaran akan Company, New York.
membuat pendengar tidak meninggalkan Dunn, William N., 1998. Pengantar Analisis
program siaran tersebut. Kebijakan Publik Edisi Kedua, Gadjah Mada
5. Materi siaran menjadi salah satu alasan University Press, Yogyakarta.
pendengar untuk mendengarkan program Dwipayana Sabeh, I Gede Eka, 2004. Kebijakan
siaran untuk itu materi siaran perlu memasukan Programming Pada Radio Network (Studi
unsur kekinian atau up to date, agar pendengar Kasus Pada Trijaya Network dalam
dapat memperoleh informasi-informasi Pemeliharaan Mutu Program). Skripsi
terbaru. Jurusan Ilmu Komunikasi. Fisipol.

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 51
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS VOLUME I NO. 2 NOVEMBER 2013

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. dan Penyiar.


Effendi, Onong Uchjana, 2008. Dinamika http://www.adiprakosa.blog.com./2008/07/pe
Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, ndengar-penyiar.html. Diakses pada tanggal
Bandung. 29 Desember 2009, pukul 21.00.
----------------------------------, 1978. Radio Siaran Rahardian Tito, Rizki, 2009. Program Talk
Teori dan Praktek, CV. Mandar Maju, Show Money Management di Radio Trijaya
Bandung. FM Yogyakarta. Tugas Ahkir, Fisipol UNS,
John Echols dan Shadily, 1989. Kamus Bahasa Surakarta.
Inggris Indonesia, PT. Gramedia, Jakarta. Rahmat, Jalaludin, 2007. Metode Penelitian
Fisher G. Andrey, 1990. Teori-teori Komunikasi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya,
(terjemahan Soeyono Trimo, MLS) Remaja Bandung.
Karya, Bandung. Rogers, M. Everett, 1985. Komunikasi dan
Ghozali, Imam.2007. Aplikasi Analisis Pembangunan Perspektif Kritis, LP3ES,
multivariate dengan Program SPSS. Jakarta.
Cetakan ke-4, Semarang: BP-Undip. Saydam, Gaouzali, 1997. Kamus Istilah
Ginting Munthe, Muryanto.1996. Media Kepegawaian. Pustaka Sinar Harapan.
Komunikasi Radio. Jakarta: Pustaka Sinar Singarimbun, Masri, 1984. Pedoman
Harapan. Praktis Membuat Usulan Penelitian, Ghalia
Gomes, Faustino Cardoso, 2000. Manajemen Indonesia, Jakarta.
Sumber Daya Manusia, Andi offset, Singarimbun, Masri, 1995. Metode Penelitian
Yogyakarta. Survey, LP3ES, Jakarta.
Imroatussolihah, 2004. Efektivitas Siaran Stanley J. Baran dan Dennis K. Davis, 2003.
Pedesaan RRI Cabang Madya Yogyakarta, Mass Communication Theory: Foundation,
Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Ferment, and Future,Wadsworth, USA.
Fisipol, Universitas gadjah mada, Sugiyono, 1994. Metode Penelitian
Yogyakarta. Administrasi, ALFABETA, Bandung.
Isbandiyah, HS, 1994. Laporan Penelitian Sujarweni, V. Wiratna. 2008. Belajar Mudah
Monitoring Umpan Balik Dan Efektivitas SPSS untuk Penelitian Skripsi, Tesis,
Program Radio, Fisipol, Universitas gadjah Disertasi dan Umum, Cetakan Pertama,
mada, Yogyakarta. Global Media Informasi. Yogyakarta.
Kriyantono, Rachmat, 2006. Teknik Praktis Suryabrata, S.2005. Pengembangan Alat Ukur
Riset Komunikasi, Fajar Interpratama Offset, Psikologis, ANDI, Yogyakarta.
Jakarta. Wiryanto, 2000. Teori Komunikasi Massa, PT.
Moleong, L.J., 2005. “Metodologi Peneletian Grassindo, Jakarta.
Kualitatif”, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Masduki, 2001. Jurnalistik Radio: Menata
Profesionalisme Reporter dan Penyiar.
LKiS, Yogyakarta.
Melkote, Srivinas R, 1991. Communication For
Development In The Third and Practice,
Sage Publications, New Delhi.
Mc Ouail, Dennis, 1987. Teori Komunikasi Massa
Ed. 2, Erlangga, Jakarta.
Moenir, H.A.S., 1992. Manajemen Pelayanan
Umum di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta.
Morissan, M.A.2008. Manajemen Media
Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan
Televisi. Kencana, Jakarta.
Nazir, Mohamad, 1988. Metode Penelitian, Cet.3,
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Olii, Helena. 2007. Berita dan Informasi:
Jurnalistik Radio. Indeks, Jakarta. Parto.
2009. Tinjauan Pragmatis Antara Pendengar

Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 52

You might also like