You are on page 1of 7

Nathania Juliani Christy, Roswita Oktavianti: Pengaruh Komunikasi Persuasif Guru terhadap

Motivasi Belajar Siswa Saat Pandemi COVID-19

Pengaruh Komunikasi Persuasif Guru terhadap


Motivasi Belajar Siswa Saat Pandemi COVID-19

Nathania Juliani Christy, Roswita Oktavianti


nathania.915160014@stu.untar.ac.id, roswitao@fikom.untar.ac.id

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Abstract

Communication between teachers and students is an important aspect in learning process,


especially during this COVID-19 Pandemic. The learning process, which usually happens
face-to-face in schools, is suddenly forced to shift to online learning at home to prevent
spreading the virus. The study aims to determine whether there is an effect of teacher’s
persuasive communication on student’s learning motivation during online learning and how
much influence it has. This study uses the theory of persuasive communication principles and
the theory of sources of motivation. The researcher uses quantitative method with a survey
using 5-level Likert scale questionnaire. The population of this study is students of Methodist
Banda Aceh junior high school with a sample of 112 respondents using simple random
sampling technique. The result of the research is teacher’s persuasive communication does
effect on student’s learning motivation during online learning. It was found that student's
learning motivation was influenced about 67.6% by the teacher's persuasive communication,
while the remaining 32.4% was influenced by other variables that are not examined by the
researcher in this study.

Keywords: learning motivation, online learning, persuasive communication

Abstrak

Komunikasi antara guru dan siswa merupakan aspek penting dalam pembelajaran khususnya
saat pandemi COVID-19. Proses belajar yang biasanya terjadi secara tatap muka di sekolah,
secara mendadak dipaksa beralih ke pembelajaran secara daring untuk mencegah penyebaran
virus corona. Penelitian ini ingin mengetahui apakah ada pengaruh komunikasi persuasif
guru terhadap motivasi belajar siswa selama pembelajaran daring serta seberapa besar
pengaruh tersebut. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei
menggunakan kuesioner online. Populasi dari penelitian ini adalah siswa/i SMP Methodist
Banda Aceh dengan sampel yang diambil sebanyak 112 responden dan menggunakan teknik
simple random sampling. Dari penelitian ini ditemukan bahwa ditemukan ada pengaruh
komunikasi persuasif guru terhadap motivasi belajar siswa selama pembelajaran daring.
Pengaruh tersebut sebesar 67,6%, sementara sisanya 32,4% dipengaruhi oleh variabel-
variabel lain.

Kata Kunci: komunikasi persuasif, motivasi belajar, pembelajaran daring

1. Pendahuluan

Pandemi coronavirus disease atau yang lebih sering disebut sebagai Pandemi
Covid-19 di Indonesia berhasil membuat aktivitas belajar terpaksa harus dilakukan
dari rumah menggunakan sarana video conference, digital documents, dan sarana
daring lainnya untuk mencegah penyebaran virus (kemendikbud.go.id, 2020).
Perubahan yang mendadak ini akhirnya menimbulkan banyak permasalahan seperti
sulitnya terjalin komunikasi yang baik diantara guru, siswa dan orang tua,

187
Koneksi EISSN 2598-0785
Vol. 5, No. 1, Maret 2021, Hal 187-193

peningkatan rasa jenuh, stres dan juga kesulitan konsentrasi dalam belajar
(Covid19.go.id, 2020). Kegiatan belajar daring akhirnya menjadi proses yang terlalu
berat dan tidak menyenangkan sehingga siswa kehilangan motivasi untuk belajar.
Sekolah perlu menemukan cara untuk membangkitkan kembali motivasi
belajar siswa di situasi pandemi Covid-19. Hal ini karena motivasi belajar yang
rendah akan membuat tujuan dari pembelajaran tidak tercapai. Guru memegang
peranan penting untuk dapat membuat siswa berkonsentrasi dalam belajar ataupun
justru menarik diri dari kegiatan belajar, tergantung dari cara berkomunikasi (Sucia,
2017, p.112). Salah satu cara berkomunikasi guru yang dapat digunakan adalah
dengan komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif adalah penyampaian pesan-
pesan yang dilakukan oleh komunikator sedemikian rupa yang bertujuan untuk
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku komunikan (Effendy, dalam Damayanti,
2013). Dengan komunikasi persuasif yang tepat sasaran, siswa dapat merasa percaya
diri untuk menjalankan pembelajaran daring sehingga terhindar dari rasa jenuh dan
tidak termotivasi.
Penelitian mengangkat empat prinsip komunikasi persuasif menurut
Littlejohn dan Jabusch (DeVito, dalam Karlinda, 2013, p.18-19) yaitu, prinsip
partisipasi khalayak, prinsip inokulasi, prinsip pemaparan selektif dan prinsip
besaran perubahan sebagai variabel independen. Variabel dependen dari penelitian
ini adalah dua sumber motivasi (Atthabari, 2019, p.49-50), yaitu motivasi yang
datang dari diri sendiri atau motivasi intrinsik dan motivasi yang dipengaruhi oleh
rangsangan dari luar atau motivasi ekstrinsik.
Penelitian berfokus pada pembelajaran yang terjadi secara jarak jauh atau
daring di masa Pandemi Covid-19. Menurut Sofyana & Abdul (2019, dalam
Handarini & Wulandari, 2020). Pembelajaran daring adalah sistem pembelajaran
yang dilakukan tanpa bertatap muka secara langsung dan menggunakan sarana yang
dapat membantu pembelajaran meskipun dilakukan secara jarak jauh. Beberapa
inovasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran daring adalah penggunaan
Learning Management System (LSM), video conference dan juga melalui video
learning (Gusty, dkk, 2020). Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah
penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh komunikasi persuasif guru terhadap
motivasi belajar siswa selama pembelajaran daring, dan jika ada, seberapa besar
pengaruh tersebut. Hipotesis alternatif dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh
komunikasi persuasif guru terhadap motivasi belajar siswa saat Pandemi Covid-19.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian survei.


Metode survei menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama dalam
pengumpulan data (Siyoto dan Sodik, 2015, p.20). Pendekatan kuantitatif merupakan
jenis penelitian yang sistematis, terencana dan menuntut penggunaan angka serta
pengumpulan dan penafsiran data. Dalam sebuah penelitian kuantitatif, terdapat
variabel independen (variabel X) dan variabel dependen (variabel Y). Variabel X
dari penelitian ini adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh tenaga pengajar.
Variabel Y dari penelitian ini adalah motivasi belajar siswa. Populasi dari penelitian
ini adalah SMP Methodist Banda Aceh. Untuk penarikan sampel, dilakukan teknik
simple random sampling. Lalu digunakan pendekatan rumus Slovin untuk
menentukan jumlah sampel yang digunakan. Dengan batas toleransi kesalahan

188
Nathania Juliani Christy, Roswita Oktavianti: Pengaruh Komunikasi Persuasif Guru terhadap
Motivasi Belajar Siswa Saat Pandemi COVID-19

sebanyak 5%, didapatkan 112 responden untuk mewakili total populasi 155 siswa/i
dari SMP Methodist Banda Aceh.
Data primer dari penelitian ini diambil dari instrumen kuesioner. Menurut
Riyanto dan Hatmawan (2020, p.29), kuesioner adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan
kepada responden untuk dijawab. Kuesioner yang disebar kepada siswa/i SMP
Methodist Banda Aceh berisi pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan
empat prinsip komunikasi persuasif dan sumber dari motivasi belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan skala likert 5 tingkat dari Sangat Setuju (SS) sampai
Sangat Tidak Setuju (STS) untuk memperoleh skor (Riyanto dan Hatmawan, 2020,
p.23). Data sekunder atau data jadi dari penelitian ini diperoleh dari buku-buku serta
jurnal terdahulu. Peneliti juga mengambil data dari sumber online yaitu website
resmi pemerintah.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji koefisien
korelasi yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara kedua variabel
dengan menggunakan Korelasi Pearson. Uji koefisien determinasi dilakukan untuk
mengetahui besar persentase pengaruhnya. Peneliti juga melakukan analisis regresi
sederhana untuk memprediksi nilai variabel X berdasarkan nilai variabel Y dengan
persamaan Y = a + bX dan juga uji T atau uji hipotesis untuk mengetahui apakah
variabel independen yaitu Komunikasi Persuasif (X) secara parsial memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu Motivasi Belajar Siswa
(Y). Keabsahan data dilakukan dengan uji validitas dengan cara melihat angka pada
kolom Corrected Item Total Correlation, uji reliabilitas dengan cara melihat nilai
Cronbach’s Alpha, dan uji normalitas dengan menggunakan One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Seluruh data diolah menggunakan software SPSS
Statistics 20.0 for Windows.

3. Hasil Temuan dan Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa responden yang berada di kelas


1 SMP sebanyak 34 orang (30,40%), kelas 2 SMP sebanyak 46 orang (41,10%) dan
kelas 3 SMP sebanyak 32 orang (28,60%). Dari jumlah responden maka mayoritas
responden merupakan siswa/i kelas 2 SMP. Dari hasil data kuesioner, sebanyak 64,3%
responden memilih aplikasi WhatsApp sebagai sarana pembelajaran daring yang
paling disukai dibanding dengan Google Classroom, Zoom Cloud Meeting, Google
Meet dan Ms Teams. Hasil olah data untuk pernyataan-pernyataan kuesioner terkait
variabel X yaitu prinsip komunikasi persuasif adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Nilai Mean Penilaian Variabel Komunikasi Persuasif

Pemaparan Selektif
Partisipasi Khalayak

Inokulasi
Besaran Perubahan

370 380 390 400 410 420 430

Nilai Mean

Sumber: Pengolahan Data Peneliti

189
Koneksi EISSN 2598-0785
Vol. 5, No. 1, Maret 2021, Hal 187-193

Gambar 1 menunjukkan bahwa dimensi Prinsip Partisipasi Khalayak


merupakan dimensi tertinggi dalam variabel komunikasi persuasif dengan nilai mean
sebesar 424. Menurut definisi Littlejohn dan Jabusch (Devito, dalam Karlinda, 2013)
mengenai prinsip partisipasi khalayak, hal ini berarti komunikasi persuasif yang
dilakukan guru terlihat dari partisipasi aktif dari siswa dalam pembelajaran.
Contohnya seperti berinteraksi dengan guru selama pembelajaran dan mengerjakan
tugas dari guru. Hasil olah data untuk pernyataan-pernyataan kuesioner terkait
variabel Y yaitu sumber motivasi adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Nilai Mean Penilaian Variabel Motivasi Belajar Siswa

Motivasi Intrinsik

Motivasi Ekstrinsik

320 340 360 380 400 420 440

Nilai Mean

Sumber: Pengolahan Data Peneliti

Gambar 2 menunjukkan bahwa dimensi Motivasi Intrinsik merupakan


dimensi tertinggi dalam variabel Motivasi Belajar Siswa dengan nilai mean sebesar
429,5. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kerap mendapat motivasi dari dirinya
sendiri dalam hal belajar karena memahami pentingnya belajar.
Hasil uji validitas terhadap 27 butir pernyataan kuesioner yang terdiri dari 17
butir pernyataan pada variabel komunikasi persuasif dan 10 butir pernyataan pada
variabel motivasi belajar siswa dinyatakan semua valid karena nilai corrected item
total correlation > 0,2. Variabel X dinyatakan reliabel dengan nilai Cronbach’s
Alpha sebesar 0,900 dan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,872 untuk variabel Y.
Berdasarkan hasil dari uji normalitas melalui SPSS 20 menunjukkan bahwa nilai
signifikansi 0,734 > 0,5, maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual hasil data
kuesioner merupakan distribusi normal.

Tabel 1. Hasil Koefisien Korelasi


Komunikasi Motivasi
Persuasif Belajar Siswa
Pearson Correlation 1 .822**
Komunikasi Persuasif Sig. (2-tailed) .000
N 112 112
Pearson Correlation .822** 1
Motivasi Belajar
Sig. (2-tailed) .000
Siswa
N 112 112
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Pengolahan Data Peneliti

190
Nathania Juliani Christy, Roswita Oktavianti: Pengaruh Komunikasi Persuasif Guru terhadap
Motivasi Belajar Siswa Saat Pandemi COVID-19

Tabel 1 menunjukkan hasil uji koefisien korelasi dari penelitian ini yaitu
0,822. Angka ini berada pada dimensi hubungan antar variabel yang sangat kuat.
Artinya, kedua variabel ini saling berhubungan dengan kuat.

Tabel 2. Hasil Koefisien Determinasi


Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
a
1 .822 .676 .673 4.116
a. Predictors: (Constant), Komunikasi Persuasif
Sumber: Pengolahan Data Peneliti

Tabel 2 menunjukkan hasil koefisien determinasi dari penelitian ini yakni


sebesar 0,676. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
siswa dipengaruhi sebesar 67,6% oleh kegiatan komunikasi persuasif guru,
sementara sisanya 32,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Sederhana


Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -.962 2.407 -.400 .690
1 Komunikasi
.576 .038 .822 15.134 .000
Persuasif
Sumber: Pengolahan Data Peneliti

Tabel 3 menunjukkan hasil analisis regresi linear sederhana dan ditemukan


persamaan Y = 0,576X - 0,962, nilai signifikansi 0,000 < probabilitas 0,05.
Berdasarkan definisi dari komunikasi persuasif oleh pakar komunikasi, Andri
Hasan (dalam Siregar, 2014), target dari komunikasi persuasif adalah afektif. Artinya
komunikan tidak hanya sekedar tahu, tapi juga tergerak hatinya dan menimbulkan
perasaan tertentu. Berdasarkan hasil olah data kuesioner, bentuk dari sikap afeksi
siswa/i SMP Methodist Banda Aceh yang paling terlihat adalah ketertarikan belajar
saat guru membahas topik yang disukai, keaktifan dalam mengerjakan tugas dan
mengumpulkannya tepat waktu, serta bagaimana siswa mendengarkan nasehat guru
dengan seksama dan dapat mempengaruhi kepercayaan siswa akan sesuatu. Dengan
demikian, komunikasi persuasif dari guru dapat memberikan pengaruh terhadap
motivasi belajar dari siswa selama pembelajaran daring di masa Pandemi Covid-19.

4. Simpulan

Penelitian yang dilakukan pada siswa SMP ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh antara komunikasi persuasif guru dengan motivasi belajar siswa saat
pandemi COVID-19. Hubungan antara variabel komunikasi persuasif guru dan
motivasi belajar siswa juga sangat kuat. Komunikasi persuasif guru dapat

191
Koneksi EISSN 2598-0785
Vol. 5, No. 1, Maret 2021, Hal 187-193

mempengaruhi motivasi belajar siswa sebanyak 67,6% selama pembelajaran daring


dan sisanya 32,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima, yang berarti terdapat pengaruh antara kegiatan komunikasi persuasif guru
terhadap motivasi belajar siswa SMP Methodist Banda Aceh selama masa Pandemi
COVID-19. Hal ini membuktikan bahwa komunikasi persuasif guru berperan penting
dalam menunjang efektifitas pembelajaran. Peneliti menyarankan bagi peneliti lain
yang ingin meneliti tentang motivasi belajar siswa selama pembelajaran daring bisa
mencari variabel lain yang mampu mempengaruhi selain komunikasi persuasive
guru.

5. Ucapan Terima Kasih

Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Fakultas


Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara dan kepada SMP Methodist Banda
Aceh, terkhusus Kepala Sekolah SMP Methodist Banda Aceh yang telah
mengizinkan penyelenggaraan penelitian ini. Terima kaish kepada para siswa/i
sebagai yang telah bersedia mengisi kuesioner dengan baik dan jujur. Terima kasih
juga kepada semua teman-teman yang sudah banyak membantu peneliti selama
proses pengerjaan skripsi dan memberi banyak masukan serta dukungan moral.

6. Daftar Pustaka

Covid.go.id. (2020).
https://covid19.go.id/storage/app/media/Materi%20Edukasi/20200807-
pembelajaran-di-masa-covid-19-2.pdf diunduh tanggal 15 September 2020
Damayanti, A., Suprihatini, T., & Pradekso, T. (2013). Pengaruh Komunikasi
Persuasif Guru dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Siswa Pada
Mata Pelajaran Bahasa Jawa. Interaksi Online, 2(2).
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/2389
diunduh tanggal 16 September 2020
Gusty, dkk. (2020). Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi
Covid-19. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Handarini, O. I., & Wulandari, S. S. (2020). Pembelajaran Daring Sebagai Upaya
Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19. Jurnal Pendidikan
Administrasi Perkantoran (JPAP), 8(3), 496-503.
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpap/article/view/8503 diunduh tanggal
3 Oktober 2020
Karlinda, D. (2013). Teknik Komunikasi Persuasif Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK
Muhammadiyah 2 Yogyakarta. (Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta).
https://eprints.uny.ac.id/16899/ diunduh tanggal 2 Oktober 2020
Kemendikbud.go.id (2020). https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/se-
mendikbud-pembelajaran-secara-daring-dan-bekerja-dari-rumah-untuk-
mencegah-penyebaran-covid19 diunduh tanggal 15 September 2020
Riyanto, S., & Hatmawan, A. A. (2020). Metode Riset Penelitian Kuantitatif
Penelitian Di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan Dan Eksperimen.
Yogyakarta: Deepublish.

192
Nathania Juliani Christy, Roswita Oktavianti: Pengaruh Komunikasi Persuasif Guru terhadap
Motivasi Belajar Siswa Saat Pandemi COVID-19

Siregar, R. H. (2014). Bentuk dan Teknik Komunikasi Ketua Untuk Meningkatkan


Disiplin Mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Kabupaten
Deli Serdang (Doctoral dissertation, Pascasarjana UIN Sumatera Utara).
http://repository.uinsu.ac.id/1705/ diunduh tanggal 2 Oktober 2020
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Sucia, V. (2017). Pengaruh Gaya Komunikasi Guru Terhadap Motivasi Belajar
Siswa. Komuniti: Jurnal Komunikasi Dan Teknologi Informasi, 8(2), 112-
126. http://journals.ums.ac.id/index.php/komuniti/article/view/2942 diunduh
tanggal 16 September 2020
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

193

You might also like