You are on page 1of 8

PENGARUH KOMITMEN KARIR DAN KESUKSESAN KARIR SUBJEKTIF

TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI PERUBAHAN

Fridayanti
Fakultas Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jl. A.H Nasution No. 105 Bandung
email: fridayanti90@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji model pengaruh komitmen karir dan
Kesuksesan Karir Subjektif terhadap Kesiapan menghadapi Perubahan. Penelitian
dilakukan terhadap 41 orang guru di SMA X di kota Bandung yang berstatus Rintisan
Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner Komitmen Karir. Kesuksesan Karir Subjektif dan Kesiapan
Menghadapi Perubahan. Analisa data menggunakan analisa jalur (path analysis) dengan
menggunakan menggunakan program SPSS (Statistical Program for Social Science) versi
17. Hasil menunjukkan bahwa model signifikan baik secara keseluruhan maupun secara
parsial artinya Komitmen karir dan Kesuksesan Karir subjektif , baik secara sendiri
sendiri maupun secara bersama-sama, berpengaruh terhadap Kesiapan Menghadapi
Perubahan. komitmen karir mempengaruhi komitmen karir secara total sebesar 24.76 %
(0.2476) , sedangkan pengaruh total Kesuksesan karir subjektif sebesar 16,61% (0,166).
Adapun Secara Bersama-sama Komitmen Karir dan Kesuksesan Karir Subjektif
mempengaruhi sebesar 41,4% (0,144), dan pengaruh variabel lain diluar komitmen karir
dan Kesuksesan Karir Subjektif sebesar 58,6% (0, 589)

Kata kunci : komitmen karir, kesuksesan karir subjektif, kesiapan menghadapi perubahan

Abstract

The aim of this study is to test the influence of career commitment and subjective career
success toward readiness to change. The subject of this study were 41 full time teachers
who work in SMA ,which is hold the status of Pioneering International Standard-Based
School and now this school is being process of change to become International Standard
Based Schol. Data was collected by three measuring instruments or questionaires,
namely by career commitment, subjective career success and readiness for change.
Measurements were conducted using path analysis, with the assistence by software
Statistical Packages for Social Science (SPSS) 17.0 for Windows. The result of this
research showed that hypothesis to be tested was significan,. It means that readiness to
change could be predicted by career commitment and subjective career succes, either
simultaneously or partially. The amount of power influence of career commitment is
24.76 % (0.2476). Subjective Career Success toward readiness to change is 16,61%
(0,166). Simultaneously, the amount of influence of career commitment and subjective
career success toward readiness to change is 41,4% (0,144)

Key words : career commitment, subjective career success, readiness to change


Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi 2011, Vol. IV, No.1: 232 - 239

PENDAHULUAN Perubahan selalu terjadi dimanapun dan


kapanpun serta tidak dapat dihindarkan. Orga-
Pendidikan adalah pilar penting bagi su- nisasi sebagai suatu sistem terbuka tidak lepas
atu bangsa. namun kondisi pendidikan Indo- dari pengaruh perubahan tersebut. Organisasi
nesia masih sangat memprihatinkan. Data me- harus berubah untuk beradaptasi dengan per-
nunjukkan bahwa prestasi siswa Indonesia ma- kembangan internal dan eksternal. Dilain pihak,
sih jauh tertinggal. Survey yang dilakukan oleh membuat perubahan yang efektif kadang meru-
UNDP mengenai HDI (Human Development pakan problem yang rumit, bahkan berlang-
Index) menunjukkan rangking HDI Indonesia sung sangat sulit sehingga merupakan ke-
dari tahun 2003 sampai 2007 adalah 112, 111, ajaiban bila dapat berlangsung sukses (Kanter,
110 dan 108, bandingkan dengan Malaysia Stein, and Jick, 1992, dalam Kilian M. Ben-
yang berada pada rangking 58, 59, 61 dan 61 nebroek Gravenhorst, 2003). Kesulitan terjadi
(http://www.lintasberita.com). karena adanya kelembaman (inertia) yang di-
Berdasarkan hal ini maka pemerintah sebabkan karena rasa takut untuk berubah
menggulirkan program sekolah model yaitu sehingga individu menolak untuk berubah atau
Sekolah Berstandar Internasional (SBI) agar menjadi resisten terhadap perubahan (Resis-
memiliki standar pendidikan yang berkualitas tence to change). Individu yang resisten akan
yang dapat bersaing dengan negara lain. Seba- mempertahankan status quo-nya. Mereka men-
gai langkah awal, maka pemerintah membuat jadi skeptis terhadap perubahan. Untuk itu
Rintisan Sekolah berstandar Internasional (RS- perubahan harus dirancang sedemikian rupa
BI). Rencana meningkatkan mutu pendidikan agar tidak berujung pada kegagalan.
yang dilakukan pemerintah ternyata menuai Kurt Lewin, 1957 menjelaskan proses
banyak kritik, diantaranya terkait dengan keti- perubahan organisasi sebagai proses tiga tahap
daksiapan guru menghadapi perubahan, dima- dan dapat digunakan untuk merumuskan lang-
na dengan perubahan status sebagai sekolah kah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola
rintisan, menuntut pula terjadinya perubahan perubahan. Proses tiga tahap tersebut adalah per-
pada tugas-tugas yang dilaksanakan. Kondisi tama mencairkan (Unfreezing) yaitu proses penya-
ketidaksiapan dapat membawa dampak negatif daran akan perlunya berubah atau adanya
karena ketidaksiapan akan membuat guru tidak kebutuhan mendesak untuk berubah. Fokus pada
dapat menjalankan peran yang diharapkan da- tahap ini adalah bagaimana menciptakan motivasi
lam tugasnya secara optimal. Sebaliknya guru- untuk berubah. Dengan melakukan hal ini,
guru yang siap akan mendukung perubahan. individu didorong untuk menggantikan perilaku
Sangat penting untuk menemukan faktor-fak- dan sikap lama dengan perilaku dan sikap baru
tor yang dapat mempengaruhi kesiapan meng- yang diinginkan oleh manajemen.
hadapi perubahan dikalangan guru-guru RSBI Proses kedua adalah mengubah (Chang-
sehingga guru-guru termotivasi untuk mendu- ing) yaitu membuat atau melaksanakan pro-
kung perubahan. Ini penting agar tujuan peme- gram perubahan yang diperlukan. Karena peru-
rintah meningkatkan kualitas pendidikan dapat bahan melibatkan pembelajaran, maka pada
tercapai. Hal inilah yang mendasari peneliti tahap ini karyawan harus dilengkapi dengan
mengenai kesiapan menghadapi perubahan informasi yang baru, model perilaku baru, atau
serta meneliti faktor-faktor yang dapat mem- cara–cara baru untuk memandang segala se-
pengaruhi kesiapan menghadapi perubahan. suatu. Tujuannya adalah untuk membantu kar-
SMAT X adalah salah satu sekolah di yawan mempelajari konsep atau cara pandang
kota Bandung yang sedang bergerak meng- baru tersebut. Proses Ketiga adalah membe-
hadapi perubahan yaitu menuju tahap Sekolah kukan kembali (Refreezing). Tahap ini dicapai
Berstandar Internasional (SBI). Saat ini seko- ketika perubahan menjadi permanen atau
lah sedang berada pada tahap rintisan atau di- membawa kembali organisasi kepada keseim-
kenal sebagai Rintisan Sekolah Berstandar In- bangan yang baru. Perubahan distabilkan pada
ternasional (RSBI). Dengan demikian guru ha- tahap ini dengan cara membantu karyawan
rus menghadapi kenyataan terjadinya perubah- mengintegrasikan sikap dan perilaku yang te-
an dalam beberapa tugas yang harus di- lah diubah ke dalam cara-cara normal kar-
jalaninya. yawan dalam melakukan segala sesuatu.

233
Pengaruh Komitmen Karir dan Kesuksesan Karir Subjektif terhadap Kesiapan Menghadapi Perubahan (Fridayanti)

Bila merujuk pada pendapat Lewin, Melihat sedikitnya penelitian mengenai faktor
organisasi yang sedang bersiap untuk peru- internal maka peneliti tertarik dan memfokus-
bahan dapat dipandang berada dalam fase un- kan penelitian pada faktor personal yaitu fak-
freezing. Tujuan dari tahap ini adalah membuat tor-faktor yang ada dalam diri individu sebagai
organisasi menjadi siap dengan cara mengum- salah satu faktor yang mempengaruhi Kesiapan
pulkan sumber daya, menstrukturkan rencana menghadapi perubahan.
memberi pelatihan dan penjelasan yang dibu- Proses perubahan yang dialami dan di-
tuhkan serta mengumpulkan data data.Dengan rasakan akan dapat dimaknai atau dipersepsi
demikian dalam tahap ini yang perlu dibangun secara berbeda oleh individu. Ini berarti guru-
adalah kesiapan menghadapi perubahan (readi- guru di SMAT Krida Nusantara akan menilai
ness to change). kondisi perubahan yang terjadi, dimana peni-
Konsep readiness akhir-akhir ini sema- laian seseorang terhadap situasi akan sangat
kin disadari dan dirasakan kepentingannya dipengaruhi oleh karakteristik personal yang
oleh para teoretikus pengembangan organisasi. dimiliki misalnya kebutuhan dan nilai-nilai dan
Kesiapan menghadapi perubahan dapat dilihat motivasi yang dimiliki seseorang. Lewin, et
dari dua level yaitu level organisasi dan level al,1944 (dalam Tredway Ron, 2004 hal.17)
individu. Penelitian ini lebih difokuskan untuk reaksi yang muncul terhadap perubahan dida-
melihat kesiapan menghadapi perubahan pada sari kebutuhan dan persepsi mengenai terpe-
level individu. Holt, et.al (2002) dan Armena- nuhinya kesuksesan psikologis dan kegagalan.
kis, Harris, and Mossholder (1993) melihat ke- Dalam fungsi manajemen sumber daya manu-
siapan menghadapi perubahan sebagai sebuah sia, kesuksesan dan kegagalan merupakan
sikap yang muncul dari adanya perubahan. Se- bagian dari sistem perencanaan karir.
bagai sebuah sikap, maka kesiapan mengha-
dapi perubahan merefleksikan kumpulan pi- Komitmen Karir
kiran, perasaan dan intensi individu meng-
hadapi perubahan, yang dengan sikap ini maka Salah satu tema penting dalam karir ada-
akan memunculkan tingkah laku berpartisipasi lah Komitmen Karir. Penelitian yang disam-
mendukung atau menolak perubahan. Dengan paikan UNESCO dalam International Confe-
demikian, seseorang yang memiliki kesiapan rence on Education pada tahun 1996, menun-
akan mendukung perubahan dibandingkan me- jukan terjadinya deteorasi kondisi kerja dari
nolak perubahan. guru yang mengakibatkan demoralisasi, peng-
Desplaces (2005) menyebutkan bahwa abaian profesi, ketidakhadiran kerja dan dam-
karakteristik individual dan organisasi dapat pak negatif terhadap kualitas pendidikan bagi
mengarahkan pada sikap positif seperti ke- siswa (Tedesco, 1997 dalam Bob Elliott and
siapan perubahan. Faktor-faktor ini diantara- Leanne Crosswell, 2002). Terkait dengan de-
nya adalah faktor personal, sosial, lingkungan, teorisasi kondisi kerja guru seperti yang di-
kebutuhan dan pelayanan organisasi. Dari studi ungkap UNESCO yang mengakibatkan adanya
literatur mengenai faktor-faktor yang dapat pengabaian profesi pada sebagian guru, maka
mempengaruhi kesiapan menghadapi perubah- penelitian ini secara spesifik akan menyorot
an menunjukkan bahwa penelitian banyak di- pada bagaimana guru berkomitmen terhadap
fokuskan pada faktor luar atau eksternal yang karirnya.
mempengaruhi kesiapan menghadapi perubah- Komitmen Karir adalah merupakan fak-
an seperti pengalaman dukungan terhadap ling- tor penting yang harus dimiliki seorang guru
kungan (Desplaces, David, 2005), peran agen untuk keberhasilan suatu pendidikan. Istilah
perubahan, kebutuhan untuk perubahan, ke- Komitmen Karir, yang disebut juga sebagai
mampuan organisasi, kultur partisipasi, keper- komitmen terhadap profesi, sering digunakan
cayaan, lingkungan dan komitmen (Cunning- untuk menjelaskan guru-guru yang memiliki
ham et al., 2002; Eby et al., 2000; Madsen et dedikasi, mengerjakan pekerjaan dengan „se-
al., 2005; Armenakis et al.,1999 dalam Nai- rius‟, sekaligus mendapat kesenangan dengan
matullah Shah, tanpa tahun) serta Iklim dan pekerjaan mereka. Beberapa guru melihat ko-
budaya organisasi (McNabb and Sepic 1995 mitmen sebagai identitas keprofesionalan me-
dalam Chonko, Lawrence B,2004). Adapun reka. Seorang guru yang memiliki komitmen
Faktor internal yang telah diidentifikasi misal- akan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
nya self efficacy Desplaces, David (2005). padanya karena kesenangan dan dedikasi. Me-
234
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi 2011, Vol. IV, No.1: 232 - 239

reka akan termotivasi untuk bekerja sebaik- pengukuran objektif mengenai kesuksesan
baiknya, termasuk ketika terjadi perubahan or- (Collin & Young, 1986; Cox & Harquail, 1991;
ganisai. Peneliti mengarahkan penelitian untuk Hall, 1976 dalam Turban & Dougherty, 1994).
mengkaji peran Komitmen Karir terhadap Ke- Dengan demikian mungkin saja dua jenis ke-
siapan Menghadapi Perubahan mengingat o- suksesan ini menghasilkan reaksi berbeda pada
rang yang berkomitmen akan memiliki kese- diri individu.
diaan untuk mengerahkan upaya dan kemam- Dalam level individu, reaksi terhadap
puan terbaiknya. Dengan demikian hipotesis perubahan didasari kebutuhan dan persepsi
penelitian pertama yang hendak diuji adalah: mengenai terpenuhinya kesuksesan psikologis
Terdapat Pengaruh Komitmen Karir terhadap dan kegagalan (Lewin, et al, 1944 dalam Tred-
Kesiapan Menghadapi Perubahan. way Ron, 2004). Dengan demikian, reaksi ter-
hadap perubahan dipengaruhi sejauhmana ke-
Kesuksesan Karir Subjektif suksesan yang dicapai seseorang. Mengingat
terdapat dua jenis kesuksesan, maka reaksi
Dalam model Coetsee, 1999 (dalam Al- yang berbedadapat muncul pula, yaitu men-
bert F. Bolognese, Ed. D, 2002) disebutkan dukung atau menolak perubahan.
bahwa resistensi dan kesiapan berada dalam Penolakan atau resistensi dapat muncul
kutub yang berbeda dalam kontinum. Kesuk- karena kesuksesan dapat membuat seseorang
sesan karir dapat mengarahkan pada dua level merasa nyaman dengan kondisi yang dihada-
yang berbeda terhadap ke perubahan yaitu pinya (comfort zone). Kondisi ini dapat ber-
menjadi siap atau justru tidak siap bahkan re- dampak pada keengganan individu untuk me-
sisten terhadap perubahan. Dalam hal ini men- lakukan perubahan atau bahkan dalam tingkat
jadi pertanyaan bagi peneliti mengenai kesuk- yang lebih ekstrim menolak perubahan. Hal ini
sesan seperti apa yang dapat mengarahkan pa- disebabkan karena perubahan dirasakan seba-
da kesiapan menghadapi perubahan atau me- gai ancaman karena dapat mengganggu stabi-
nolak perubahan. litas dan kontinuitas bagi seseorang. Bila me-
Studi literatur mengenai kesuksesan se- rujuk pada pandangan Maslow mengenai hie-
cara umum membagi dua jenis kesuksesan: rarkhi kebutuhan, maka orang yang berada pa-
(Turban & Dougherty, 1994) yaitu Kesukse- da tahap kebutuhan dasar akan memenuhi ter-
san Karir Objektif (Objective Career Succes) lebih dahulu kebutuhan seperti fisiologis dan
yaitu kesuksesan yang secara umum diukur rasa aman (atau disebut juga hygiene factor
dengan menggunakan indikator yang dapat di- misalnya penggajian, Herzberg, 1966 dalam
evaluasi oleh orang lain seperti gaji, promosi, Hackman & Oldham, 1976). Oleh karena itu
dan status pekerjaan (Ng, et.all, 2005). Umum- orang yang memiliki kriteria kesuksesan karir
nya istilah kesuksesan karir (career succes) objektif akan berusaha mempertahankan rasa
sering digunakan untuk menggambarkan ke- aman dengan mempertahankan apa yang telah
suksesan karir objektif ini. Kriteria kedua ada- dicapainya. Kondisi ini akan membuat sese-
lah Kesuksesan Karir Subjektif (Subjective Ca- orang bertahan dalam status quo dan menjadi
reer Success). Dari artikel mengenai karir yang resisten terhadap perubahan.
dipublikasikan dalam jurnal interdisipliner an- Bila kesuksesan karir objektif merujuk
tara tahun 1980 sampai 1994, lebih dari 75% pada kriteria yang dapat dilihat oleh orang lain,
memfokuskan pada perspektif objektif (Do- maka Kesuksesan karir subjektif adalah kri-
brow, Shoshana, artikel, tanpa tahun). Dalam teria kesuksesan yang bersifat internal, tidak
beberapa tahun terakhir, telah muncul pene- tergantung pada penilaian orang lain, tapi pada
litian mengenai karir dari sudut pandang sub- ukuran yang ditetapkannya secara pribadi ber-
jektif atau berdasarkan penilaian individu sen- dasarkan harapan dan minat-minatnya. Mung-
diri, meski cakupannya masih sangat terbatas. kin saja masih terdapat guru-guru yang merasa
Penelititan Korman, et.all (1981) me- sukses meski penghasilan mereka seringkali
nunjukkan bahwa sampel dari manajer yang dianggap kurang memadai. Perasaan sukses ini
sukses sering tidak merasa puas dengan ka- akan membuat orang lebih merasa siap karena
rirnya dan tidak merasa berhasil atau bangga dirinya telah mempersepsi karir sebagai suatu
dengan pencapaiannya. Penelitian lain menye- yang menyenangkan. Saat menghadapi peru-
butkan bahwa hasil pengukuran mengenai ke- bahan mungkin saja pengalaman positif ber-
suksesan karir dapat saja tidak paralel dengan kaitan dengan pekerjaan membuat dirinya akan
235
Pengaruh Komitmen Karir dan Kesuksesan Karir Subjektif terhadap Kesiapan Menghadapi Perubahan (Fridayanti)

memandang positif pula perubahan yang ter- Bekerja berdasarkan idealisme akan me-
jadi sehingga Kesuksesan Karir Subjektif da- munculkan motivasi intrinsik dalam diri guru.
pat berperan pada terbangunnya kesiapan Motivasi intrinsik adalah motivasi yang di-
menghadapi perubahan. Dengan demikian Hi- dasarkan pada pengalaman yang dianggap
potesis penelitian kedua yang hendak diuji “bernilai” (meaningfull) yang didapat oleh se-
adalah: Terdapat Pengaruh Kesuksesan Karir seorang secara langsung dari pekerjaannnya
Subjektif terhadap Kesiapan Menghadapi Pe- sehingga memungkinkan karyawan mengatur
rubahan. dan mengarahkan diri sendiri (self-managing
/self-leading). Artinya guru tersebut mengerah-
Komitmen Karir dan Kesuksesan Karir kan energi atas dasar kemauan sendiri dan
Subjektif terhadap Kesiapan Menghadapi menjadikan pekerjaannya sebagai pemenuhan
Perubahan pada Guru. personal (personally fullfilling). Dengan terpe-
nuhinya kebutuhan intrinsik sebagai hasil dari
Profesi guru adalah unik karena seba- pengalaman positif selama karir mengajar, ma-
gian besar orang telah mengalami dan meng- ka guru-guru akan merasakan kepuasan dalam
observasi karir sebagai guru sejak masih kecil. kaitannya dengan profesi sebagai guru. Tho-
Dengan demikian, sedikit banyak, orang yang mas & Velthouse (1990) dan Spreitzer (1995)
menentukan pilihan karir sebagai guru sudah beragumen bahwa motivasi intrinsik (intrinsic
mengetahui gambaran besar mengenai tugas- motivation) adalah kunci dari komponen psiko-
tugas seorang guru serta apa yang mungkin logis/motivational dari pemberdayaan karya-
diharapkan ketika menjadi seorang guru. Da- wan (employee empowerment). Manz, 1991
lam jajak pendapat Kompas yang dilakukan (dalam Narda R. Quigley and Walter G. Ty-
terhadap pembaca koran Kompas (19-20 No- mon Jr, 2006) mencatat bahwa motivasi intrin-
vember 2008), menunjukkan bahwa masih ba- sik memungkinkan karyawan mengatur dan
nyak orang yang memilih karir guru karena mengarahkan diri (self-managing /self-leading).
idealisme. Kebanyakan responden mengaku Komitmen Karir dan Kesuksesan Karir
minatnya menjadi guru karena menyukai ke- Subjektif adalah atribut individual yang ditam-
ilmuan yang dipelajari, status yang diperoleh, pilkan seorang pegawai sebagai hasil dari
dan aspek empati lainnya. Hanya 3,3 persen kumpulan persepsi, sikap dan pengalaman se-
saja responden yang bercita-cita menjadi guru seorang dalam bekerja pada profesi tertentu.
karena faktor gaji dan penghasilan. Dengan Komitmen Karir dan Kesuksesan Karir Sub-
demikian, Profesi guru di Indonesia telah di- jektif adalah hasil dari pengalaman positif se-
sadari oleh banyak orang akan menawarkan hingga dapat memunculkan motivasi intrinsik
eksternal reward (penghasilan) yang relatif ke- dalam diri seseorang. Pengalaman positif ini
cil. Meski menyadari bahwa penghasilan seba- akan membangun semangat, keterlibatan, ko-
gai guru tidak besar, namun masih banyak mitmen dan tergerakkan oleh pekerjaan (Tho-
orang yang tetap memilih karir sebagai guru mas & Tymon, 1997 dalam Narda R. Quigley
karena nilai pengabdian dan idealisme. and Walter G. Tymon Jr, 2006).
Guru yang bekerja atas dasar pengabdian Bagi guru-guru yang memilih profesi
dan idealisme dapat juga merasa puas atas nilai- guru karena menyukai dan tertarik dengan ni-
nilai yang dianutnya. Ini ditunjukkan dengan lai-nilai idealisme guru seperti pengabdian, il-
penelitian Goodlad (1984 dalam Barbara Fresko, mu yang dipelajari atau kesempa-tan belajar,
Drora Kfir, Fadia Nasser, 1997) dimana dise- maka guru dengan karakteristik seperti ini, le-
butkan bahwa nilai-nilai profesional yang inhe- bih tertantang untuk bekerja atas dasar kebu-
rent (seperti idealisme) lebih memunculkan ke- tuhan psikologis misalnya kebutuhan untuk
puasan dan komitmen dibandingkan mereka menjadi kompeten pada bidangnya. Ini menun-
yang mengajar karena alasan ekonomi. Hasil pe- jukkan bahwa kriteria kepuasan dapat saja ti-
nelitian lainnya menemukan bahwa mereka yang dak sekedar kepuasan akan keberhasilan yang
tetap dalam profesinya sebagai pengajar menun- sifatnya objektif tapi terpuaskan oleh peme-
jukkan kecenderungan lebih puas dibanding me- nuhan kebutuhan atau motivasi internal yang
reka yang berhenti atau meninggalkan profesi bersifat psikologis. Dengan terbangunnya ke-
mengajar (Chase, 1985; Goodlad,1984; Watson butuhan psikologis maka kriteria keberhasilan
et al., 1997, da-lam Barbara Fresko, Drora Kfir, terarah pada kesuksesan psikologis atau dike-
Fadia Nasser (1997). nal dengan Kesuksesan Karir Subjektif.
236
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi 2011, Vol. IV, No.1: 232 - 239

Karena kesuksesan psikologis adalah ya- Parasuraman, Wormley, 1990) dan Kesiapan
ng utama, maka orang dengan Kesuksesan Ka- Menghadapi Perubahan (Readiness to Change)
rir Subjektif tidak akan memandang perubahan yang dikembangkan oleh Daniel T Holt, Achil-
sebagai hambatan tapi sebagai tantangan kare- les A. Armenakis, et.all, 2007). Ketiga angket
na ada kebutuhan untuk meningkatkan kompe- menggunakan skala Likert. Pengolahan data
tensi dan keahlian. Ini akan berbeda dengan menggunakan analisa jalur (path analysis) de-
orang yang memiliki kriteria kesuksesan ob- ngan dengan menggunakan bantuan software
jektif dimana standar keberhasilannya atadalah Statistical Packages for Social Science (SPSS)
gaji atau posisi. Dengan demikian bagi guru- 17.0 for Windows.
guru yang memiliki kriteria Kesuksesan Karir
Subjektif, maka perubahan akan dipandang se- HASIL DAN PEMBAHASAN
bagai tantangan dibanding hambatan.
Guru-guru yang memiliki Komitmen Berdasarkan hasil analisis uji reliabili-
Karir dan Kesuksesan Karir subjektif akan tas, diketahui bahwa besarnya koefisien relia-
meningkatkan upaya untuk mengembangkan bilitas Alpha Cronbach dari kuosioner Komit-
keahlian karena munculnya kebutuhan untuk men Karir adalah sebesar 0,607, Kuosioner
menjadi kompeten pada bidangnya (need for Kesuksesan Karir Subjektif sebesar 0,905 dan
competence) atau munculnya keinginan untuk kesiapan perubahan sebesar 0,955. Mengikuti
mengembangkan diri. Motivasi dan kebutuhan kriteria Guilford, maka kuosioner Komitmen
mengembangkan diri ini akan mengarahkan se- Karir memiliki reliabilitas sedang, dan dapat
seorang untuk mengambil tindakan yaitu de- digunakan. Adapun Kuosioner Kesuksesan Ka-
ngan meningkatkan kemampuan dan keahlian rir Subjektif dan Kesiapan Menghadapi peru-
dalam organisasi (Colarelli dan Bishop, 1990). bahan memiliki reliabilitas sangat tinggi.
Dengan terbentuknya Komitmen karir Hasil Penelitian menunjukkan bahwa uji
dan Kesuksesan Karir Subjektif maka peru- hipotesis adalah signifikan yang berarti bahwa
bahan tidak akan dipandang sebagai pengham- Komitmen Karir dan Kesuksesan Karir Sub-
bat. Motivasi internal akan membuat individu jektif dapat memprediksi Kesiapan Mengha-
lebih mudah mengatasi hambatan berkenaan dapi Perubahan, baik secara bersama-sama (si-
dengan perubahan yang terjadi sehingga akan multan) maupun secara sendiri-sendiri, namun
terbentuk sikap positif terhadap perubahan. kekuatan pengaruh akan lebih kuat bila ko-
Dengan sikap positif ini maka guru-guru SMA mitmen karir berinteraksi secara simultan de-
X akan lebih siap menghadapi perubahan ka- ngan Kesuksesan Karir Subjektif bila diban-
rena Bagi seseorang yang memiliki motivasi dingkan kekuatan pengaruh secara sendiri-sen-
intrinsik, maka perubahan akan dipandang se- diri. Besarnya pengaruh total Komitmen karir
bagai tantangan untuk pemenuhan personal. terhadap kesiapan menghadapi perubahan ada-
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam pene- lah sebesar 24.76 % (0.2476), sedangkan pe-
litian ini hipotesis yang diajukan adalah: Ko- ngaruh total Kesuksesan karir subjektif ter-
mitmen Karir dan Kesuksesan Karir Subjektif hadap kesiapan menghadapi perubahan adalah
Berkontribusi secara Bersama-Sama Terhadap sebesar 16,61% (0,166). Adapun Secara Bersa-
Kesiapan Menghadapi Perubahan. ma-sama Komitmen Karir dan Kesuksesan
Karir Subjektif mempengaruhi Kesiapan me-
METODE PENELITIAN nghadapi perubahan sebesar 41,4% (0,144).
Disebabkan temuan penelitian yang me-
Penelitian ini merupakan penelitian sur- nunjukkan cukup besarnya pengaruh variabel
vey terhadap guru di SMA X di kota Bandung lain dalam penelitian ini, maka untuk peneltian
yang berstatus sebagai Rintisan Sekolah Ber- selanjutnya mengenai Kesiapan Menghadapi
standar International. Jumlah responden seba- Perubahan, peneliti menyarankan untuk dapat
nyak 41 orang guru. Pengambilan data meng- meneliti mengenai variabel lain dalam fungsi
gunakan kuesioner yang diadaptasi dari kue- manajemen sumber daya manusia, diluar karir
sioner Komitmen Karir (Career Commitment seperti pelatihan dan pemberdayaan guru
dari Blau, 1985), Kesuksesan Karir Subjektif menghadapi perubahan, kompetensi guru atau
(Career Success Scale (CSS) dari Greenhause, kesesuaian individu dengan pekerjaannya.

237
Pengaruh Komitmen Karir dan Kesuksesan Karir Subjektif terhadap Kesiapan Menghadapi Perubahan (Fridayanti)

DAFTAR PUSTAKA and management, Group & Organi-


zation Studies, Vol. 15 No. 2
Armenakis, Achilles A, Harris, Stanley G, Mo- Desplaces, D. 2005, A Multilevel Approach to
ssholder, Kevin W. Jun 1993. Creating Individual Readiness to Change, Journal
readiness for organizational change, of Behavioral and Applied Management,
Human Relations. New York: Vol. 46, vol. 7, no. 1.
Iss. 6 Dobrow, Shoshana, artikel: Extereme Subjec-
Albert F. Bolognese, Ed. D. 2002. Employee tive Career Success: a New Integrated
Resistance to Organizational Change © View of Having a Calling. Harvard Bu-
Winthrop University melalui http:// siness School, melalui: Error!
www.newfoundations.com/OrgTheory/ Hyperlink reference not valid.
Bolognese721.html Friedenberg, Lisa, 1995. Psychological Testing,
Aryee, S., Tan, K. 1992, Antecedents and Out- Design, Analysis and Use. Massachu-
comes of Career Commitment, Journal settts. Allyn and Bacon
of Vocational Behavior, Vol. 40 Greenhause, J., Parasuraman. S, & Wormley,
Aryee S, Chay YW, Tan HH. 1994. An Exa- 1990. Effects of race on organizational
mination of the Antecedents of Subjec- experience, job performance, evaluation
tive career success among a managerial and career outcomes. Academy of
sample in Singapore. Human Relations. Management Journal, 1990.
Barbara Fresko, Drora Kfir, Fadia Nasser Hackman, Richard J. & Oldham, Greg R, 1976
(1997) Predicting Teacher Commitment, Motivation through design of work: test
Teaching and Teacher education Vol. of a theory. Organizational Behavior and
13, No. 4 Human Performance.
Blau, Gary J., 1985. The Measurement and Hall, D. T., & Chandler, D. E. (2005). Psycho-
Prediction of Career Commitment. Jo- logical success: When the career is a
urnal of Occupational Psychology calling. Journal of Organizational Be-
Bob Elliott and Leanne Crosswell, Queensland haviour.
University Technology, Papers publish- Hall, D. (1971), A Theoretical Model of
ed in December 2002 Teacher Com- Career Sub-Identity Development In
mitment and Engagement: the Dimen- Organizational Settings, Organizational
sions of Ideology and Practice Asso- Behavior and Human Performance.
ciated with Teacher Commitment and Heslin, P, 2005. Conceptualizing and Eva-
Engagement Within an Australian Pers- luating Career Success. Journal of Or-
pective. AARE (the Association for ganizational Behavior.
active educational researcher, Melalui Holt DT, Armenakis AA, Feild HS, Harris SG.
http://www.aare.edu.au/02pap/cro02522. 2007: Readiness for Organizational
Carson, Kerry D., and Badeian G.A., 1994. Change: The Systematic Development of
Career Commitment : Construction of a a Scale. Journal of Applied
Measure and Examination of its Psy- Behavioral Science, Vol. 43, Iss.2.
chometric Properties. Journal of voca- Judge, T., Cable, D., Boudreau, J. and Bretz, R.
tional Behavior (1995), An empirical investigation of the
Charles C. Healy, 1984 Career development, predictors of executive career success,
Counseling Through the life stages Personnel Psychology, Vol. 48
Allyn & Bacon, Inc Kadyschuck, Ronald., 1997, Teacher Commit-
Chonko, Lawrence B (2004) Organizational men: A Study of the Organizational
Readiness for Change, Individual Fear Commitment, Profesional Commitment
of Change, and Sales Manager Per- and Union Commitmen of Teachers in
0formance: an empirical investigation. Public School in Saskatchewan. Thesis.
Journal of Personal Selling & Sales Departemen of Educational Adminis-
Management melalui: http://www.all- tration, University of Saskatchewan,
business.com/management/187133.html Saskatoon
Colarelli, S.M. and Bishop, R.C. (1990), Ca- Kilian M. Bennebroek Gravenhorst, 2003, A
reer Commitment: Functions, Correlates, Different View on Resistance to Change

238
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi 2011, Vol. IV, No.1: 232 - 239

Paper for “Power Dynamics and Organi- Naimatullah Shah, Dissertasi, Brunel Univer-
zational Change IV” Symposium at the sity, 2008 melalui http://www.bru
11th EAWOP Conference in Lisbon, nel.ac.uk/about/acad/bbs/research/phdpr
Portugal, 14-17 May 2003 melalui: ogrammes/pds09
http://www.pluspulse.nl/pdf Narda R. Quigley, Walter G. Tymon Jr, 2006
Korman, A., Wiitig-Berman, U., & Lang, D. Toward an Integrated Model of Intrinsic
1981. Career success and personal fai- Motivation and Career Self-Managemen,
lure: Alienation in professionals and Career Development International.
managers. Academy of Management Nwachukwu Prince Ololube, tanpa tahun.
Journal. Teachers Job Satisfaction and Motiva-
Lewin, K. (1997). Resolving social conflicts: tion for School Effectiveness: An As-
And field theory in social science. New sessment University of Helsinki Finland.
York:Harper & Row. (Reprinted from Raju, P. Mohan., Srivastava, R.C., 1994 Fac-
Field Theory in Social Science, 1951) tors Contributing to Commitment to the
Meyer, J. P., Allen, N. J., & Smith, C. A. Teaching Profession International Jour-
(1993). Commitment to Organizations nal of Educational Management
and Occupations: Extension and Test of Robert Kegan & Lisa Laskow Lahey. 2009,
a Three-Component Conceptualization. Menyingkap Imunitas Perubahan, (Re-
Journal of Applied Psychology. sensi Buku, Pustakaloka Kompas, Rabu
Meyer, J.P. & Allen, N.J. 1997. Commitment 25 Agustus 2010).
in the Workplace: Theory, Research, Steffy, B., &L Jones, J. (1988). The Impact of
and Application. Thousand Oaks, CA.: Family and Career Planning Variables
Sage Publishing, Inc. on the Organizational, Career, and
M.G. Shahnawaz and Rakesh C. Juyal, 2006 Community Commitment of Professional
Human Resource Management Prac- Women. Journal of Vocational Behavior
tices andOrganizational Commitment in Tredway Ron, 2004 A Merger Case Study of
Different Organizations Journal of the Learning and Change: Exploring Rela-
Indian Academy of Applied Psychology, tionship Between Learning Style and
Vol. 32, No. 3. change orientation to enhance learning
Morrow, P., Goetz, J., 1988. Profesionalism as intervention. Dissertation. Faculty of
a form of work commitment. Journal of North Carolina State University
vocational Behavior. Vol.32. Tryggvi Hallgrímsson, (2008), Thesis, Unive-
Morrow, P.C. & Wirth, R.E. 1989. Work Com- rsitetet i Tromsø, Våren. Islandia.
mitment among Salaried Professionals. melalui http://www.ub.uit.no/munin/bit
Journal of Vocational Behavior Vol. 34. stream/10037/1542/1/thesis.pdf
Nabi, G.R. (2001), The Relationship Between Turban DB., Dougherty TW. 1990. Role of
HRM, Social Support and Subjective Protégé Personality in Receipt of
Career Success among Men and Women, Mentoring and Career Success. Aca-
International Journal of Manpower, demy of Management Journal
Vol. 22 No.5. Banyak Guru Belum Menjadi "Role Model"
Nabi, G.R. (2003), Situational Characteristics SBI. Melalui http://edukasi.kompas.
and Subjective Career Success: The com/ read/ 2009 ( 24 /07/ 2009)
Mediating Role of Career-Enhancing Undang Undang no 20 tahun 2003 tentang
Strategies, International Journal of Sistem Pendidikan Nasional. Melalui :
Man-power, Vol. 24 No.6. http://www.dikti.go.id/Archive2007/UU
Ng, T.W.H., Eby, L.T., Sorensen, K.L., Feld- no20th2003-Sisdiknas.htm
man, D.C. 2005, Predictors of Objective Kompas.com SBI masih perlu disempurnakan.
and Subjective Career Success: a Meta- Melalui::http://edukasi.kompas.com/read/xml/
Analysis, Personnel Psychology, Vol. 2009/06/30/18035769/sbi.masih.perlu.disempu
58. rnakan.

239

You might also like