You are on page 1of 7

METODE HAZARD IDENTIFICATION, RISK

ASSESSMENT AND DETERMINING CONTROL


(HIRADC) DALAM MENGENDALIKAN RISIKO DI PT.
ZAE ELANG PERKASA
RISK CONTROL METHOD USING HAZARD IDENTIFICATION, RISK
ASSESSMENT AND DETERMINING CONTROL (HIRADC) IN PT. ZAE
ELANG PERKASA
TOHA SAPUTRO 1 , DODDY LOMBARDO 1
1
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains Dan Teknologi Uiversitas Islam As-Syafi’iyah
Email: letter.fortoha@gmail.com

ABSTRACT
PT. Zae Elang Perkasa (ZEP) is one of the companies engaged in the metal industry. Based on
observations there are several types of work accidents in the lathe process, including grams that injure
the body, scratched, coolant liquid that hits the eye, etc. In this research, risk control efforts will be
compiled through the stages of risk identification, risk assessment, and determining control using the
HIRADC method. HIRADC is an important element in OH&S Management System, because it is
directly related to risk control aimed at improving the company’s OH&S performance. Risk
identification is carried out based on field observations, interviews and questionnaires. After that, the
risk level is assessed for its probability and impact level, than a risk level assessment is carried out
and a risk control recommendation is made by involving the operator and management. The purpose
of this research is that the company can determine the potential risk that exist, determine the value of
the risks, and make suggestion for risk control. The result showed 14 potential hazards that had 15
negative risks and 7 potential opportunities that had 15 positive risks. The risk control carried out in
this research is mainly administrative control and exploit. Administrative control actions are carried out
at threat risk while exploit are carried out at opportunity risk.

Keywords: Risk, Control, HIRADC, SMK3

ABSTRAK
PT. Zae Elang Perkasa (ZEP) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang Industri
Logam. Berdasarkan observasi terdapat beberapa macam kecelakaan kerja pada proses bubut,
diantaranya gram yang melukai tubuh, tangan tergores, mata terkena cairan coolant dll. Pada
penelitian kali ini akan disusun upaya pengendalian risikonya melalui tahapan identifikasi risiko,
penilaian risiko, serta pengendalian risikonya menggunakan metode HIRADC. HIRADC merupakan
elemen penting dalam SMK3 karena berkaitan dengan upaya pengendalian risiko yang bertujuan
untuk meningkatkan kinerja K3 perusahaan. Identifikasi risiko dilakukan berdasarkan observasi
lapangan, wawancara dan kuesioner. Kemudian risiko tersebut dinilai tingkat kemungkinan dan
dampaknya, lalu dilakukan penilaian risiko dan membuat tindakan rekomendasi pengendaliannya
dengan melibatkan operator dan pihak manajemen. Tujuan dari penelitian ini yaitu perusahaan dapat
mengetahui potensi risiko yang ada, mengetahui nilai risikonya, serta membuat usulan pengendalian
risikonya. Hasil penelitian menunjukkan 14 potensi bahaya yang memiliki 15 risiko negatif dan 7
potensi peluang yang memiliki 15 risiko positif. Pengendalian risiko yang dilakukan pada penelitian
kali ini rata-rata yaitu administrative control dan exploit. Tindakan administrative control dilakukan
pada risiko ancaman sedangkan exploit dilakukan pada risiko peluang.

Kata kunci: Risiko, Control, HIRADC, SMK3

Jurnal Baut Dan Manufaktur Vol. 03, No 1, April 2021, ISSN: 2686-5351 23
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini sektor industri
memiliki peranan yang sangat penting dalam
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Salah satu
kelompok industri yang menjadi pusat perhatian
pemerintah adalah industri logam dasar, menurut
Menteri Perindustrian periode 2014-2019,
Airlangga Hartanto pengembangan industri
logam berbasis sumber daya lokal memiliki
potensi yang sangat besar untuk pertumbuhan
ekonomi nasional (Kemenperin.go.id 24/8/2016).
Dalam dunia industri terdapat istilah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3),
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah Gambar 1. Konsep Sistem Manajemen
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
kesehatan dan keselamatan tenaga kerja melalui (SMK3) (4)
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja (1). Kesehatan dan PT. Zae Elang Perkasa merupakan salah
Keselamatan Kerja bertujuan untuk mencegah satu perusahaan yang bergerak dibidang
terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja, Industri Logam. PT. Zae Elang Perkasa
memberikan perlindungan pada sumber-sumber berdiri pada tahun 2017. PT. Zae Elang
produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi Perkasa fokus memproduksi berbagai macam
dan produktivitas (3)
. Kesehatan dan alat pemotong, Jig dan Special Purpose
Keselamatan Kerja merupakan elemen penting Machine (SPM). PT. Zae Elang Perkasa pada
yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan. K3 pelaksanaan kegiatan industrinya sudah
merupakan salah satu aspek perlindungan bagi menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan
tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang dan Keselamatan Kerja (SMK3). Namun,
Nomor 13 Tahun 2003. pada kondisi aktualnya penerapan
Dalam pelaksanaan penerapan K3 terdapat manajemen K3 di PT. Zae Elang Perkasa
istilah Sistem Manajemen Kesehatan dan khususnya pada bagian produksi belum
Keselamatan Kerja (SMK3), Sistem Manajemen terlaksana dengan baik, dikarenakan tingkat
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah kepedulian terhadap K3 mulai dari pihak
bagian dari sebuah sistem manajemen manajemen sampai karyawannya masih
organisasi (perusahaan) yang digunakan untuk rendah.
mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 Berdasarkan wawancara, kuesioner dan
dan mengelola risiko K3 organisasi (perusahaan) observasi yang telah dilakukan di PT. Zae
tersebut (4). Pendekatan sistem manajemen K3 Elang Perkasa khususnya pada proses
berdasarkan standar ISO 45001:2018 pembubutan, terdapat beberapa macam
menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act kecelakaan kerja dan beberapa potensi
(PDCA). Konsep PDCA adalah proses berulang kecelakaan kerja yang disebabkan oleh unsur
yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai unsafe condition dan unsafe act. Contoh
peningkatan yang berkelanjutan (4). Adapun unsafe condition yaitu adanya gram bubut
penjabaran langkah dari konsep PDCA adalah yang berserakan di lantai kerja, adanya
sebagai berikut: tumpahan oli dan cairan coolant di lantai
kerja. Sedangkan contoh unsafe act yaitu
1. Plan, menentukan dan menilai risiko K3 dan pekerja yang tidak menggunakan APD saat
risiko lainnya, serta menentukan dan menilai sedang melakukan pekerjaannya.
peluang K3 dan peluang lainnya. Menetapkan Dalam mengidentifikasi dan melakukan
tujuan dan proses K3 yang diperlukan untuk analisis risiko bahaya maka dapat dilakukan
memberikan hasil yang sesuai dengan dengan menggunakan Hazard Identification, Risk
kebijakan K3 organisasi. Assessment and Determining Control (HIRADC).
2. Do, menerapkan proses sesuai rencana Hazard Identification, Risk Assessment and
3. Check, memantau dan mengukur kegiatan Determining Control (HIRADC) merupakan salah
serta proses sehubungan dengan kebijakan satu persyaratan yang harus ada dalam
K3, tujuan K3 dan melaporkan hasilnya menerapkan SMK3 berdasarkan ISO 45001:2018.
4. Act, mengambil tindakan untuk terus HIRADC di bagi menjadi 3 tahap yaitu:
meningkatkan kinerja K3 guna mencapai
hasil yang diinginkan.

Jurnal Baut Dan Manufaktur Vol. 03, No 1, April 2021, ISSN: 2686-5351 24
1. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification) Tabel 2 Skala Indeks Probabilitas (2)
Mengidentifikasi bahaya merupakan langkah Indeks Nilai Dampak
pertama dalam manajemen bahaya.
Sangat Tinggi 0.8 Sangat Merugikan Sekali
Identifikasi bahaya dilakukan dengan tujuan
mengetahui potensi bahaya yang dihadapi Tinggi 0.4 Kerugian Besar
pekerja saat bekerja. Tahap identifikasi Sedang 0.2 Cukup Merugikan
bahaya ini dapat dilakukan dengan Rendah 0.1 Kerugian Kecil
melakukan wawancara, pengamatan
Sangat Rendah 0.05 Kerugian Dapat Diabaikan
langsung dilapangan dan melalui data historis.
Salah satu poin penambahan dalam ISO
45001 yang tidak ada dalam OHSAS 18001 Setelah skala indeks diketahui, maka langkah
adalah klausul 6.1.2.3, yaitu identifikasi selanjutnya adalah melakukan penilaian risiko
peluang dalam Sistem Manajemen K3, yang agar dapat menentukan risiko mana yang perlu
didalamnya membahas tentang kebutuhan ditanggapi atau dikelola terlebih dahulu. Proses
untuk bertindak atas setiap peluang yang penilaian risiko dapat menggunakan matrik
didapat dari identifikasi bahaya, penilaian probabilitas dan dampak. Matriks probabilitas
risiko, dan kegiatan lain dari perusahaan dan dampak merupakan salah satu tools dan
untuk meningkatkan atau memperbaiki tehnik yang ada dalam proses Qualitative Risk
implementasi Sistem Manajemen K3, dengan Analysis (6). Matriks probabilitas dan dampak ini
kata lain peluang merupakan dampak dari biasanya digunakan untuk membantu dalam
risiko positif. menentukan prioritas terhadap risiko, sehingga
2. Penilaian Risiko (Risk Assessment) mampu mengetahui risiko mana yang
Penilaian risiko adalah proses untuk menentukan memerlukan rencana respon risiko yang lebih
prioritas pengendalian terhadap tingkat risiko rinci.
kecelakaan atau penyakit akibat kerja (5).
Penilaian risiko telah menjadi komponen penting
dalam memastikan keamanan dan kefektifan
suatu operasi. Hal ini dikarenakan keselamatan
dirancang dalam proses, sehingga penilaian
risiko menjadi semakin penting. Dalam
menentukan besar kecilnya suatu risiko
diperlukan teknik analisa risiko, analisa risiko
adalah teknik untuk menentukan besarnya suatu
risiko yang di cerminkan dari kemungkinan dan
dampak yang di timbulkan berdasarkan aspek
ancaman dan peluang (6). Gambar 2 Matriks Probabilitas dan Dampak (6)

Nilai Risiko = Probabilitas x Dampak Nilai risiko membantu menunjukkan respon risiko.
Misalnya risiko ancaman jika terjadi dan berada
Matriks probabilitas dan dampak membantu dalam zona matriks merah, mungkin memerlukan
menentukan risiko mana yang memerlukan rencana tindakan prioritas dan strategi terhadap respons
respons risiko yang lebih rinci. Nilai numerik ini yang agresif. Ancaman yang ditemukan pada
diperoleh dengan mengalikan nilai probabilitas dan zona orange, mungkin tidak memerlukan
nilai dampak, yang diharapkan akan tersedia dalam tindakan manajemen proaktif, tetapi tetap
aset proses organisasi. Untuk memberikan penilaian ditempatkan dalam daftar risiko sebagai bagian
probabilitas dan dampaknya terhadap organisasi, dari daftar pantauan atau menambahkan
maka dapat membuat skala indeksnya terlebih cadangan kontingensi.
dahulu. Skala indeks probabilitas dan dampaknya
dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Sama halnya dengan ancaman, peluang yang
berada di zona merah atau yang dapat diperoleh
Tabel 1 Skala Indeks Probabilitas (2) dengan mudah dan menawarkan manfaat
terbesar harus di targetkan terlebih dahulu
Indeks Nilai Probabilitas
karena peluang tersebut merupakan prioritas.
Sangat Tinggi 0.9 Selalu Terjadi Peluang pada zona berisiko orange harus
Tinggi 0.7 Sering Terjadi dilakukan pemantauan. Nilai-nilai yang
Sedang 0.5 Kadang Terjadi digunakan dalam gambar merupakan nilai
representatif.
Rendah 0.3 Jarang Terjadi
Sangat Rendah 0.1 Sangat Jarang Terjadi

Jurnal Baut Dan Maniufaktur Vol. 03, No 1, April 2021, ISSN: 2685-5351 25
3. Pengendalian Kontrol (Determining Control) 3) Share
Pengendalian dapat dilakukan secara Strategi ini melibatkan pengalihan kepemilikan
bertahap mulai dari peringkat risiko paling atas peluang kepada pihak ketiga, sehingga hal
tinggi hingga paling rendah. Pengendalian ini berdampak pada pembagian keuntungan
risiko negatif dilakukan berdasarkan hirarki jika manfaat peluang tersebut terjadi.
kontrol yang terdiri dari lima tahapan yaitu: 4) Enhance
a) Elimination Strategi ini digunakan untuk meningkatkan
Eliminasi adalah menghilangkan probabilitas dan atau dampak dari suatu
pekerjaan yang berbahaya yaitu berupa peluang. Peningkatan atau penambahan
alat, proses, mesin atau zat dengan manfaat peluang di awal perencanaan lebih
tujuan untuk melindungi pekerja. efektif daripada mencoba meningkatkan
b) Substitution manfaat setelah peluang terjadi. Probabilitas
Substitusi bertujuan untuk mengganti terjadinya peluang dapat ditingkatkan dengan
bahan, proses, operasi ataupun memusatkan perhatian pada penyebabnya.
peralatan dari yang berbahaya menjadi 5) Accept
lebih tidak berbahaya. Menerima peluang atau mengakui
c) Engineering control keberadaannya, tetapi tidak ada tindakan
Tipe pengendalian ini merupakan yang proaktif yang diambil. Strategi ini mungkin
paling umum digunakan karena memiliki sesuai untuk peluang prioritas rendah.
kemampuan untuk merubah jalur Penerimaan dapat bersifat aktif atau pasif.
transmisi bahaya atau mengisolasi
pekerja dari bahaya. Penelitian terkait penerapan SMK3 dengan
d) Administrative control metode HIRADC sebelumnya sudah pernah
Pengendalian bahaya dengan melakukan dilakukan oleh (Laksana, et al, 2018), (Handoko
modifikasi pada interaksi pekerja dengan dan Rahardjo, 2017), (Hartono dan Hernawati,
lingkungan kerja, seperti rotasi kerja, 2018), (Afandi dkk, 2014), (Supriyadi dkk, 2015)
pelatihan, pengembangan standar kerja Dari hasil masing-masing penelitian dapat
(SOP), shift kerja dan housekeeping. ditemukan nilai risiko tertinggi sampai yang
e) Personal perspective equipment (APD) terendah untuk kemudian menjadi dasar
Alat pelindung diri dirancang untuk pengendalian risiko di masing-masing
melindungi diri dari bahaya di lingkungan perusahaan, sehingga dapat mengurangi atau
kerja, serta zat pencemar, agar tetap menghilangkan potensi dan risiko kecelakaan
selalu aman dan sehat kerja yang terdapat di masing-masing
perusahaan.
Sedangkan langkah pengendalian untuk risiko positif
menggunakan respon risiko berdasarkan PMBOK 1.2 Tujuan Penelitian
Guide 6th edition, 2017. Dalam PMBOK Guide 6th
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
edition, 2017 terdapat lima langkah alternatif dalam
adalah untuk mengetahui risiko, mengetahui nilai
menangani risiko positif (peluang) yaitu:
risiko serta membuat usulan pengendalian
1) Escalate
risikonya, yaitu dengan menggunakan metode
Strategi ini sesuai ketika tim proyek atau
Hazard Identification, Risk Assessment and
sponsor proyek menyetujui bahwa peluang
Determining Control (HIRADC). Hasil penelitian ini
berada di luar ruang lingkup proyek atau
diharapkan dapat menjadi pertimbangan
bahwa respons yang diusulkan akan
perusahaan dalam upaya peningkatan kualitas
melampaui wewenang manajer proyek.
penerapan SMK3 DI PT. Zae Elang Perkasa.
Manajer proyek menentukan siapa yang harus
diberitahu tentang peluang itu dan
2. BAHAN DAN METODE
mengkomunikasikan detailnya kepada bagian
organisasi tersebut. 2.1 Bahan
2) Exploit
Bahan yang digunakan dalam melakukan
Strategi eksploitasi dapat dipilih untuk peluang
penelitian merupakan data yang didapatkan dari
yang memiliki prioritas tinggi, dimana
organisasi ingin memastikan bahwa peluang perusahaan. Data yang digunakan adalah data
dapat direalisasikan. Strategi ini berupaya potensi bahaya yang diperoleh melalui pengamatan
langsung, wawancara dan kuesioner terkait sumber-
untuk menangkap manfaat yang berkaitan
sumber risiko kecelakaan kerja yang terdapat di
dengan peluang tertentu dengan memastikan
area produksi pada proses kerja pembubutan.
bahwa itu pasti terjadi dan meningkatkan
kemungkinan terjadinya menjadi 100%

Jurnal Baut Dan Manufaktur Vol. 03, No 1, April 2021, ISSN: 2686-5351 26
2.2 Metode i) Bahaya jaringan listrik pada mesin
j) Jadwal perawatan dan pemeliharaan yang
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian
belum teratur
kuantitatif dikarenakan dalam penelitian ini akan
k) Kondisi komponen safety control di mesin
ada aspek penghitungan. Pada penelitian ini juga
kurang baik
dikatakan penelitian studi kasus, dikarenakan
l) SOP yang belum tersosialisasikan
penelitian dilakukan di area produksi PT. Zae
m) Penggunaan cairan coolant yang kurang tepat
Elang Perkasa, Bekasi, Jawa Barat. Subjek
n) Tidak menggunakan alat bantu ketika
penelitian kali ini yaitu seluruh operator mesin
membersihkan partikel gram
bubut yang ada di area produksi PT. Zae Elang
Perkasa.
Sedangkan potensi peluang yang
Proses kerja bubut dipilih menjadi lokasi
teridentifikasi pada proses pembubutan adalah
penelitian dikarenakan tingkat risikonya yang
sebagai berikut:
sangat tinggi dan kompleks. Dari sumber-sumber
a) Pengadaan jadwal rutin audit/ inspeksi dari
risiko yang ada kemudian dimasukkan ke dalam
pihak manajemen terkait aspek K3
tabel penilaian risiko yang didasarkan pada aspek
b) Pembuatan jadwal rutin pengecekan,
probability dan impactnya sesuai standar PMBOK
perawatan dan pemeliharaan mesin
Guide 6th edition, 2017. Kemudian dari tabel
c) Pemberian reward pada pekerja yang memiliki
probability dan impact tersebut dapat dibuat tabel
inisiatif terhadap perbaikan proses kerja
risk matrixnya sesuai standar PMBOK Guide 6th
ataupun pada mesin
edition, 2017, untuk mengetahui tingkat/ nilai risiko
d) Pemberian punishment pada pekerja yang tidak
yang terdapat pada proses pembubutan. Setelah
taat pada aspek K3
diketahui nilai risikonya, kemudian penulis
e) Pelatihan terkait penerapan K3 yang baik dan
menyusun tindaklanjut pengendalian risikonya
benar
untuk dimasukkan kedalam tabel pengendalian
f) Pemasangan hazard sign pada area proses
risiko.
kerja pembubutan
g) Pemasangan work instruction pada mesin
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari tahap identifikasi ditemukan 14
Penyusunan HIRADC pada penelitian ini diawali potensi bahaya dan 7 potensi peluang. Dalam 14
dengan tahapan identifikasi potensi bahaya dan potensi bahaya tersebut ditemukan 22 risiko
potensi peluang pada seluruh aktivitas di proses negatif, sedangkan dalam 7 potensi peluang
kerja pembubutan pada PT. Zae Elang Perkasa. ditemukan 50 risiko positif. Kemudian pada tahap
Setiap potensi bahaya dan peluang yang ditemukan penilaian risiko, risiko negatif mempunyai 8 low
akan dianalisa dan dilakukan penilaian risiko. Hasil risk, 10 medium risk, 4 high risk. Sedangkan pada
dari penilaian risiko kemudian dijadikan acuan untuk risiko positif terdapat 2 low risk, 33 medium risk
menentukan pengendalian risiko yang tepat. dan 15 high risk. Dalam menentukan tindaklanjut
Pengendalian risiko negatif dan risiko positif yang proses pengendalian risiko harus melibatkan
tepat diharapkan dapat mengurangi atau bahkan pertimbangan perusahaan dalam hal ini
menghilangkan risiko yang ada sehingga dapat diwakilkan oleh pihak manajemen perusahaan, hal
memberikan keuntungan atau manfaat bagi itu dikarenakan supaya perusahaan dapat lebih
perusahaan. memetakan kekuatannya.
Pada tahap identifikasi potensi bahaya dan Setelah dipertimbangkan dengan pihak
peluang yang dilakukan dengan menggunakan perusahaan maka disepakati risiko negatif yang
metode HIRADC berdasarkan ISO 45001:2018 pada akan ditindaklanjuti adalah level medium risk dan
proses pembubutan di PT. Zae Elang Perkasa high risk. Sedangkan pada risiko positif yang
ditemukan beberapa potensi bahaya dan potensi akan ditindaklanjuti adalah level high risk.
peluang, Adapun potensi bahaya yang teridentifikasi Setelah adanya kesepakatan tersebut maka
diantaranya adalah sebagai berikut: terdapat 14 risiko ancaman dan 15 risiko peluang.
Pengendalian risiko negatif (ancaman) pada
a) Putaran mesin yang cukup tinggi penelitian kali ini dilakukan menggunakan
b) Kondisi alat potong yang kurang baik hierarchy of controls, hierarchy of controls ini
c) Jadwal pengecekan rutin pada mesin belum terdapat pada ISO 45001:2018 klausul 8.1.2.
teratur Dalam ISO 45001:2018 hierarchy of controls
d) Ujung/ sisi benda yang tajam terdiri dari 5 tingkatan yaitu elimination,
e) Penjepitan benda kerja yang tidak sempurna substitution, engineering control, administrative
f) Serpihan/ gram dari benda kerja yang berputar control, Personal Protective Equipment (PPE)/
g) Serpihan/ gram panjang yang terurai keluar Alat Pelindung Diri (APD). Sedangkan pada risiko
hingga ke jalan area proses pembubutan positif (peluang) pengendalian/ pemanfaatannya
h) Pembersihan pada alat berputar dilakukan menggunakan respon risiko berdasarkan PMBOK
pada saat mesin dalam keadaan menyala Guide 6th edition, 2017, Dalam PMBOK Guide 6th

Jurnal Baut Dan Maniufaktur Vol. 03, No 1, April 2021, ISSN: 2685-5351 27
edition, 2017, respon risiko terdiri dari 5 tingkatan Gambar 3. Sedangkan tabel HIRADC usulan
yaitu escalate, exploit, share, enhance, accept. pengendalian risiko positif (peluang) dapat dilihat
Adapun tabel HIRADC usulan pengendalian pada Gambar 4.
risiko negatif (ancaman) dapat dilihat pada

Gambar 3 Tabel HIRADC Usulan Pengendalian Risiko Negatif Pada Proses Kerja Pembubutan

Gambar 4 Tabel HIRADC Usulan Pengendalian Risko Positif Pada Proses Kerja Pembubutan

Jurnal Baut Dan Manufaktur Vol. 03, No 1, April 2021, ISSN: 2686-5351 28
4. KESIMPULAN Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Islam As Syafi’iyah yang telah memberikan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
arahan dan motivasi tinggi kepada penulis
terkait usulan pengendalian risiko pada proses
untuk dapat menyelesaikan penelitian ini
kerja pembubutan di PT. Zae Elang Perkasa
hingga selesai.
yang dilakukan menggunakan metode
HIRADC teridentifikasi 14 potensi bahaya dan
7 potensi peluang. Kemudian pada tahap DAFTAR PUSTAKA
penilaian risiko ditetapkan 14 risiko negatif dan
1. Indonesia, R. (2012). Peraturan Pemerintah
15 risiko positif yang akan ditindaklanjuti untuk
Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
dilakukan upaya pengendalian risikonya. Pada
Tentang Penerapan Sistem Manajemen
tahap pengendalian risiko di tetapkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Hierarchy Of Control berdasarkan ISO
Sekretariat Negara, Jakarta.
45001:2018 sebagai dasar pengendalian risiko
negatif (ancaman), sedangkan pengendalian 2. Sufa’atin. 2017. Implementasi Probability
risiko positif (peluang) ditindaklanjuti Impact Matriks (PIM) Untuk Mengidentifikasi
menggunakan Risk Respons berdasarkan Kemungkinan dan Dampak Risiko Proyek.
PMBOK Guide 6th edition, 2017. Ultima InfoSys, 8(1), 43 – 47.
3. Indonesia, R., & Indonesia, P. R. (1970).
PERSANTUNAN Undang Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang:
Keselamatan Kerja. Sekretariat Negara:
Penulis menyampaikan terimakasih
Jakarta.
kepada jajaran staf hingga manajemen PT.
Zae Elang Perkasa yang telah memberikan 4. ISO 45001:2018. Occupational Health And
kesempatan dan kemudahan dalam Safety Management System - Requirements
menyelesaiakan studi lapangan, informasi With Guidance For Use Of ISO 45001:2018.
data dan dukungan moral sehingga penelitian
ini dapat terlaksana dengan baik. Kepada 5. Organization, Labour International. 2013.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat
Kepala Program Studi Teknik Industri,
Kerja. Jakarta: ILO-SCORE.
6. Institute, Project Management. 2017. A Guide
to the Project Management Body Of
Knowledge (6thed). Pennsylvania. PMI

Jurnal Baut Dan Manufaktur Vol. 03, No 1, April 2021, ISSN: 2686-535 29

You might also like