You are on page 1of 13

JOURNAL OF APPLIED MANAGEMENT RESEARCH (JAMR) - VOL.2 NO.

1 (2022) 53-65

Terbit online pada laman web jurnal: http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/jamr

eISSN: 2797-2917

Journal of Applied
Management Research

Potensi Bahaya pada Proses Pembuatan Tablet Onkologi


Menggunakan Metode HIRA JSA
Adi Wildan1, Tatan Sukwika2*, Kholil Kholil3

1,2,3Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Sahid, Jakarta

ABSTRACT

[Analysis of Potential Hazards in the Process of Manufacturing Oncological Tablets Using HIRA JSA Method]
Human resources are the main assets that function as the driving force for the company's operations. PT. XYZ is a
pharmaceutical manufacturing company supported by professional human resources. PT. XYZ move in the field of tablet
production, volume liquid injection and lyophilized injection (freeze dry) for the treatment of cancer. This study aims to
identify potential hazards to workers in the area of the tablet preparation process oncology and analyze the application of
hazard risk control in the area of the oncology tablet manufacturing process PT. XYZ. Analysis of potential hazard risks is
carried out using the hazard identification and risk assessment method (HIRA) where the output produced is in the form of
the risk level of all activities, after the risk level is obtained then each activity is re-analyzed using job safety analysis
(JSA) to identify hazards, analyze risks, and determine an appropriate control action to reduce the risk to an acceptable
level received. The conclusion of the research shows that in the area of the process of making oncology tablet
preparations, two risk levels, namely low and medium levels which are still relatively safe to carry out activities/work. Effort
risk control carried out is predicted to minimize the potential for accidents and occupational health employees, and help
improve performance. Recommended the need for risk level risk control by implementing administrative control systems
and PPE and control by design (modification) and administrative controls in areas at risk of exposure to hazardous
substances.
.

Keywords: pharmaceutical oncology, cancer, analysis of potential hazards, HIRA, JSA

ABSTRAK

Sumber daya manusia merupakan aset utama yang berfungsi sebagai penggerak operasional perusahaan. PT. XYZ
sebagai perusahaan manufaktur farmasi didukung dengan sumber daya manusia yang professional. PT. XYZ bergerak
di bidang produksi tablet, injeksi cair volume dan injeksi liofilisasi (freeze dry) untuk pengobatan penyakit kanker.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya pada pekerja di area proses pembuatan sediaan tablet
onkologi, dan menganalisis penerapan pengendalian risiko bahaya pada area proses pembuatan sediaan tablet onkologi
PT. XYZ. Analisa potensi risiko bahaya dilakukan menggunakan metode hazard identification and risk assessment
(HIRA) dimana output yang dihasilkan berupa tingkatan risiko semua kegiatan, setelah tingkatan risiko didapat kemudian
setiap kegiatan dianalisis kembali menggunakan job safety analysis (JSA) untuk diidentifikasi bahayanya, menganalisa
risikonya, dan menentukan suatu tindakan pengendalian yang tepat guna menurunkan risikonya pada batas yang dapat
diterima. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan pada area proses pembuatan sediaan tablet onkologi ditemukan dua
tingkatan risiko yaitu tingkatan low dan medium yang masih tergolong aman untuk melakukan kegiatan/bekerja. Upaya
pengendalian risiko dilakuan diprediksi dapat meminimalisasi potensi terjadinya kecelakaan dan kesehatan kerja
karyawan, membantu meningkatkan kinerja. Direkomendasikan perlunya pengendalian risiko tingkat risiko dengan
melakukan penerapan sistem pengendalian adminstrasi dan APD dan pengendalian dengan perancangan (modifikasi)
dan pengendalian administrasi di area yang berisiko paparan bahan berbahaya.

Kata kunci: farmasi onkologi, kanker, analisa potensi risiko bahaya, HIRA, JSA

Histori Artikel:
*Alamat korespondensi Naskah masuk (received) : 17-02-2022
Alamat Institusi: Jl. Prof. Dr. Soepomo No. 84, Jakarta Selatan 12870 Naskah revisi (revised) : 21-04-2022
E-mail: tatan.swk@gmail.com Naskah diterima (accepted) : 02-06-2022

http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/jamr Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved


WILDAN ET AL / JOURNAL OF APPLIED MANAGEMENT RESEARCH - VOL.2 NO.1 (2022) 53-65

PENDAHULUAN

Karyawan merupakan salah satu modal dalam bentuk sumber daya manusia yang sangat
penting keberadaannya dalam setiap sendi operasional perusahaan. Sumber daya manusia juga
merupakan aset utama yang berfungsi sebagai penggerak operasional perusahaan. Perusahaan
meyakini bahwa sumber daya manusia yang profesional, terpercaya, kompeten dan tekun adalah
kunci keberhasilan pencapaian tujuan. Dengan demikian perusahaan harus mengelola dan
memelihara dengan baik sumber daya manusianya. Demikian halnya perusahaan manufaktur
farmasi PT. XYZ, yang merupakan perusahaan modal dalam negeri dan salah satu perusahaan
yang tergabung dalam grup perusahaan yang bekerja di bidang farmasi/kesehatan. Perusahaan
yang resmi berdiri pada akhir 2019 ini berlokasi di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta.
PT. XYZ bergerak di bidang produksi tablet, injeksi cair volume dan injeksi liofilisasi (freeze
dry) untuk pengobatan kanker. Gedung pembuatan obat kanker, penerapan sistem manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus diimplementasikan dengan sangat baik. Beberapa
golongan obat kanker memiliki efek berbahaya, baik dari segi toksisitas, adanya sifat
hipersensitifitas maupun dari segi paparan terhadap personil dan lingkungan, Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja memiliki dampak yang cukup besar yaitu sumber bahaya kerja
dapat berupa faktor fisik, kimia, biologis, serta mental psikilogis atau tindakan manusia yang
merupakan penyebab terjadinya kecelakaan yang harus ditangani secara dini (Moniaga & Rompis,
2019). Dalam upaya memperkecil risiko bahaya medis yang serius akibat terjadi pencemaran
silang, suatu sarana khusus dan selfcontained harus disediakan untuk produksi obat sitotoksik
(onkologi). Adapun bentuk sediaan yang diproduksi pada fasilitas onkologi yaitu bentuk sediaan
injeksi (cair dan liofilisasi) dan tablet. Dalam hal ini aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
menjadi sangat penting bagi perusahaan karena merupakan salah satu faktor pencegahan resiko
terjadinya kecelakaan kerja.
Obat kanker bekerja dengan cara membunuh sel- sel kanker. Namun sayangnya kedua
tindakan medis ini juga ikut membunuh sel-sel baik yang akan tumbuh. Kebanyakan sel yang ikut
terbunuh adalah sel-sel di sumsum tulang, saluran pencernaan, dan di folikel rambut. Sehingga
efek samping yang paling umum ditimbulkan adalah myelosupresi (penurunan produksi sel darah),
mucositis (peradangan lapisan saluran pencernaan), dan alopecia (rambut rontok). Oleh sebab itu
perusahaan menerapkan tahapan-tahapan dan aturan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3), terlebih di bidang produksi obat kanker ini dengan potensi risiko bahaya yang tinggi, sistem
manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus lebih ditingkatkan, untuk mengurangi
potensi-potensi risiko bahaya serta mengurangi potensi kecelakaan kerja. Dampak yang akan
terjadi dari potensi-potensi yang timbul, seperti terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK), terjadinya
cidera ringan atau berat bahkan dalam kasus tertentu seperti paparan obat dalam jangka panjang
juga dapat mengakibatkan kerusakan organ ataupun kematian pada tenaga kerja, memberi
kerugian terhadap lingkungan ataupun terhadap perusahaan itu sendiri.

TINJAUAN LITERATUR

Industri Farmasi. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi, industri farmasi adalah badan usaha yang
memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.
Tahapan pembuatan obat yang dimaksud adalah seluruh proses pembuatan obat dan atau bahan
obat yang meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan,
pengawasan mutu, dan pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk didistribusikan (Permenkes,
54 http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/jamr
JOURNAL OF APPLIED MANAGEMENT RESEARCH - VOL.2 NO.1 (2022) 53-65

2010). Suatu proses pembuatan obat harus memiliki dasar penelitian dan pengembangan terkait
produk yang dimaksud, sebagai hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan
pembuatan obat dan atau bahan obat yang dilaksanakan oleh suatu industri farmasi harus
memenuhi persyaratan kualitas seperti mematuhi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang
dibuktikan dengan memiliki sertifikat CPOB.
Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA). Metode HIRA (Hazard Identification
Risk Assessment), yaitu suatu proses pemeriksaan terstruktur dan sistematis dari perencanaan
dan proses atau operasi yang ada untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah guna
mengurangi terjadinya kecelakaan kerja untuk menuju zero accident (Moniaga & Rompis, 2019;
Restuputri & Sulaksmi, 2016). HIRA merupakan salah satu metode untuk memudahkan identifikasi
bahaya, melakukan penilaian risiko serta memberikan upaya pengendalian sesuai dengan tingkat
risiko untuk menurunkan potensi bahaya (Anthony, 2020). HIRA bertujuan untuk mengidentifikasi
potensi-potensi bahaya yang terdapat di suatu perusahaan untuk dinilai besarnya peluang
terjadinya suatu kecelakaan atau kerugian. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta
pengawasan harus dilakukan di seluruh aktifitas perusahaan, termasuk aktifitas rutin dan non rutin,
baik pekerjaan tersebut dilakukan oleh karyawan langsung maupun karyawan kontrak, supplier
dan kontraktor, serta aktivitas fasilitas atau personal yang masuk ke dalam tempat kerja
Penelitian Terdahulu. Kajian metode Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA)
sebelumnya dilakukan Afandi et al., (2015); Anis et al., (2015); Wardhana, (2015); Palupi & Dyan,
(2015); Smallwood, (2015); Danial et al., (2016); Smallwood & Emuze, (2016); serta Pranata &
Sukwika (2022). Penelitian saat ini terdapat mempunyai kesamaan yaitu mengukur tingkat potensi
dan risiko bahaya menggunakan metode HIRA. Perbedaannya pada penelitian ini digunakan
metode HIRA dilanjutkan dengan menggunakan tools Job Safety Analysis (JSA), fokus kajian lebih
ditekankan pada potensi bahaya, penilaian risiko, dan penentuan tingkat risiko bahaya pada area
pembuatan ketersediaan tablet dan memberikan alternatif untuk pengendalian risiko bahaya yang
tepat dalam meminimalisasi potensi kecelakaan kerja.

METODE

Jenis Data dan Waktu Penelitian. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi: (1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari wawancara dengan bagian HSE,
Produksi, serta melakukan pengamatan langsung (observasi) untuk menganalisa potensi risiko
bahaya di gedung produksi pembuatan sediaan tablet onkologi, serta meganalisa upaya
pengendalian risiko bahaya yang sudah diterapkan perusahaan; (2) Data Sekunder, yatu data
yang dikumpulkan berupa gambaran umum perusahaan, prosedur kerja pembuatan sediaan tablet
onkologi, jumlah pekerja, alat dan bahan berbahaya dalam proses pembuatan sediaan tablet
onkologi serta upaya pengendalian kecelakaan yang telah dilakukan.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan objek penelitian potensi risiko bahaya pada
proses pembuatan sediaan tablet onkologi. Waktu pelaksanaan dimulai pada Bulan Juni 2021
sampai dengan September 2021. Tempat penelitian adalah berlangsung di gedung produksi
sediaan tablet onkologi, Departmen Produksi dan Logistik PT. XYZ yang berlokasi di Kawasan
Industri Pulogadung, Jakarta.
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data.Teknik pengumpulan data kuesioner yang
dilakukan yaitu berupa sejumlah pertanyaan tertulis untuk mendapatkan informasi dari responden
tentang pribadinya, keadaan di area kerja atau hal-hal lain yang diketahuinya. Sampel kuesioner
pada penelitian ini menggunakan metode Teknik Sampel Jenuh. Teknik Sampel Jenuh adalah
http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/jamr 55
WILDAN ET AL / JOURNAL OF APPLIED MANAGEMENT RESEARCH - VOL.2 NO.1 (2022) 53-65

teknik penentuan sampel yang menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel, dengan
syarat populasinya kurang dari 30 orang. Populasi yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian
adalah seluruh karyawan pada proses pembuatan sediaan tablet dimulai dari penerimaan bahan,
kemas/wadah, penimbangan lalu proses produksi hingga ke pengiriman obat jadi tablet onkologi.
Jumlah responden melingkupi setiap orang yang terlibat pada proses pembuatan sediaan tablet
onkologi yang berjumlah 23 orang (lima personil logistik dan 18 operator produksi).
Hasil penilaian resiko yang didapat dengan metode HIRA dijadikan sebagai acuan dalam
pengerjaan pengendalian resiko. Pengendalian resiko ini dilakukan dengan cara mengetahui
potensi resiko-resiko yang muncul berupa uraian kegiatan dengan tingkat risiko rendah, sedang,
tinggi dan ekstrem. Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan Job Safety Analysis
(JSA), yang kemudian hasil dari analisis tersebut berbentuk rangkaian kegiatan pada setiap area
proses pembuatan sediaan tablet onkologi beserta upaya pengendaliannya. Penentuan besaran
risiko dengan metode kualitatif menggunakan rumus berikut, dimana consequence adalah hazard
severity atau efek dan probability adalah likelyhood of occurance.

RISK = Consequence (E) x Probability (P)

Penentuan kategori dampak kesehatan dalam Hazard Identification Risk Assessment (HIRA)
yang ditimbulkan disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Evaluasi Risiko Terhadap Kategori Dampak Kesehatan dalam HIRA


Tingkatan Kriteria Penjelasan
1 Insignifikan/Tidak Signifikan Tidak ada cedera, kerugian materi sangat kecil
2 Minor/Minor Memerlukan perawatan P3K, kerugian materi sedang
3 Moderate/Sedang Memerlukan perawatan medis dan mengakibatkan
hilangnya hari kerja/hilangnya fungsi anggota tubuh
untuk sementara waktu, kerugian materi cukup besar
4 Major/Mayor Cidera yang mengakibatkan cacat/hilangnya fungsi
tubuh secara total, tidak berjalannya proses produksi,
kerugian materi besar
5 Catastrope/Bencana Menyebabkan kematian, kerugian materi sangat besar
Sumber: Peraturan-BNPB (2012).

Penentuan kategori probabilitas Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) dapat dilihat pada
Tabel 2.

Tabel 2. Kategori Kemungkinan/Probabilitas dalam HIRA


Kategori Keterangan
1 = Sangat Jarang Terjadi sekali dalam lima tahun
2 = Jarang Terjadi sekali dalam 1 – 2 tahun
3 = Mungkin Terjadi sekali dalam 1 – 2 tahun
4 = Sering Terjadi beberapa kali dalam setahun
5 = Sering Terjadi Terjadi dalam hitungan minggu atau bulan
Sumber: Peraturan-BNPB (2012)

Adapun matrix pengkajian risiko Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) dapat dilihat
pada Tabel 3 berikut.

56 http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/jamr
JOURNAL OF APPLIED MANAGEMENT RESEARCH - VOL.2 NO.1 (2022) 53-65

Tabel 3. Matrix Risiko Hazard Identification Risk Assessment (HIRA)


DAMPAK/EFEK
MATRIKS RISIKO
1 2 3 4 5
K 1 1 2 3 4 5
E
M
2 2 4 6 8 10
U
N
G 3 3 6 9 12 15
K
I
4 4 8 12 16 20
N
A
N 5 5 10 15 20 25

Sumber: Peraturan-BNPB (2012).

Adapun penentuan tingkat risiko Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) dapat dilihat
pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Tingkat Risiko HIRA


KxD Tingkat Risiko Keterangan Warna
1-3 Rendah
4-6 Sedang
8-12 Bermakna
15-25 Ekstrem
Sumber: Peraturan-BNPB (2012).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sediaan Tablet yang diproses di PT. XYZ merupakan tablet dengan komposisi zat aktif
utama tamoxifen. Tamoxifen merupakan obat kanker golongan pertama, bersifat toksik dan
karsinogenik. Mengingat potensi bahaya saat proses yang berhubungan dengan kontak langsung
dengan material setiap karyawan diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) wajib di area
proses, yaitu: Sarung tangan nitrile, Masker N95, Hoodie (penutup kepala), baju hazmat beserta
PAPR (Purified Air Purifying Respirator). Adapun untuk area non proses, menggunakan APD
sesuai kebutuhan di areanya masing-masing. Menurut Kartikasari & Sukwika (2021), karyawan
yang menggunakan APD di laboratorium dapat tercegah dari risiko terpapar, terhirup, dan atau
tertelan zat berbahaya yang dapat menimbulkan gangguan saluran pernafasan, iritasi, peradangan
hingga keracunan. Sulistyowati & Sukwika (2022) menyoroti pentingnya APD sebagai alat
pengendali terjadinya risiko kecelakaan dan Kesehatan. Adapun contoh perlengkapan APD
karyawan di area proses produksi sediaan tablet onkologi PT. XYZ ditunjukkan pada Gambar 1.
Identifikasi Potensi Bahaya dan Tingkat Risiko HIRA. Identifikasi potensi bahaya dan
tingkat risiko Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) dilakukan di seluruh unit area proses
pembuatan sediaan tablet onkologi yang berada di PT. XYZ. Kegiatan observasi dilakukan
diseluruh area proses pembuatan sediaan tablet. Hasil HIRA diperoleh dari data kuesioner “form
risk assessment” yang dibagikan kepada pekerja di area proses. Berikut hasil tersebut disajikan
dalam Tabel 5.

http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/jamr 57
WILDAN ET AL / JOURNAL OF APPLIED MANAGEMENT RESEARCH - VOL.2 NO.1 (2022) 53-65

Gambar 1. Contoh APD Karyawan di Area Proses Produksi Sediaan Tablet Onkologi

Tabel 5. Hasil Form Risk Assessment (HIRA)


Evaluasi
Identifikasi Bahaya Pengendalian Risiko
Risiko
Tingkat Tingkat
No Aktifitas Pekerjaan Pengendalian tambahan Ket.
Risiko Risiko
HIRA pada proses pembuatan sediaan tablet onkologi bagian penerimaan material (Receiving)
1 Penggunaan linde/Handpallet 4 Pengawasan & training karyawan, Penggunaan 1 Low
safety shoes
2 Mengangkat barang 2 Pengawasan & training karyawan, Backsupport 1 Low
belt
3 Melakukan olah data 1 UPS 1 Low
4 Memindahkan barang ke area karantina 4 Pengawasan & training karyawan, Penggunaan 1 Low
menggunakan handpallet safety shoes
5 Berjalan di area gudang 3 Pengawasan & training karyawan 1 Low

Evaluasi
Identifikasi Bahaya Pengendalian Risiko
Risiko
Tingkat Tingkat
No Aktifitas Pekerjaan Pengendalian tambahan Ket.
Risiko Risiko
HIRA pada proses pembuatan sediaan tablet onkologi bagian penyimpanan material Bahan baku & Bahan kemas
1 Menyimpan/menyusun dan mengambil 1 Pengawasan & Training karyawan 1 Low
material di rak/boardesk
2 Menurunkan barang dengan porklift 4 Pengawasan & Training karyawan, 1 Low
Penggunaan sirine porklift
3 Bekerja dengan mesin 2 Pengawasan & training karyawan 1 Low
4 Berjalan di Lorong 2 Penggunaan Safety sign, Pengawasan & 2 Low
training karyawan

Evaluasi
Identifikasi Bahaya Pengendalian Risiko
Risiko
Tingkat Tingkat
No Aktifitas Pekerjaan Pengendalian tambahan Ket.
Risiko Risiko
HIRA pada proses pembuatan sediaan tablet onkologi bagian Penimbangan Bahan Baku (Raw Material Weighing)
1 Penyiapan bahan yang akan digunakan 1 Penggunaan sepatu & Helm safety, 1 Low
Penggunaan saetysign
2 Mengangkat Bahan Baku/Material 4 Pengawasan & Training karyawan, 1 Low
penggunaan back support belt
3 Membuka kemasan sekunder bahan baku 4 Penggunaan sarung tangan kain, Pengawasan 2 Medium
yang akan ditimbang & Training karyawan
4 Operasional isolator 4 Pembuatan penandaan safetysign, Danger 2 Low
Map Area Ruang Timbang
2 Pembuatan penandaan safety sign, Danger 2 Low
Map Area Ruang Timbang
5 Verifikasi Timbangan Harian 4 Pengawasan & Training Karyawan 1 Low
6 Menimbang bahan zat aktif/B3 di isolator 8 Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit, 4 Medium
Hood, Powered Air Purifying Respirator
(PAPR), Sarung tangan nitrile, Isolator.

58 http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/jamr
JOURNAL OF APPLIED MANAGEMENT RESEARCH - VOL.2 NO.1 (2022) 53-65

Evaluasi
Identifikasi Bahaya Pengendalian Risiko
Risiko
Tingkat Tingkat
No Aktifitas Pekerjaan Pengendalian tambahan Ket.
Risiko Risiko
8 Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit, 4 Medium
Hood, Powered Air Purifying Respirator
(PAPR), Sarung tangan nitrile, Isolator.
7 Handling air limbah pembersihan isolator 8 Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit, 4 Medium
Hood, Powered Air Purifying Respirator
(PAPR), Sarung tangan nitrile, Isolator.
8 Bekerja / beraktivitas di ruang timbang 2 Penggunaan APD ear plug 2 Low
1 Danger Map Area Ruang Timbang, Diingatkan 1 Low
setiap briefing pagi
1 Danger Map Area Ruang Timbang, Diingatkan 1 Low
setiap briefing pagi

Tingkat Tingkat
No Aktifitas Pekerjaan Pengendalian tambahan Ket.
Risiko Risiko
HIRA pada proses pembuatan sediaan tablet onkologi bagian Granulasi Mixing
1 Bekerja dengan mesin 2 Penggunaan APD ear plug 2 low
1 Pengawasan & Training Karyawan 1 low
4 Danger Map, Penggunaan saetysign 2 low
2 Set up & Cleaning Mesin 4 Pengawasan & Training Karyawan 2 low
8 Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit, 4 medium
Hood, Powered Air Purifying Respirator
(PAPR), Sarung tangan nitrile.
3 Memasukan material kedalam mesin 4 Pengawasan Pada Karyawan, Training 1 low
granulasi 4 Danger Map Area Ruang Mixing, Training 2 low
2 Pembuatan penandaan, Danger Map Area 2 low
Ruang Mixing
8 Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit, 4 medium
Hood, Powered Air Purifying Respirator
(PAPR), Sarung tangan nitrile.
4 Mengeluarkan material hasil granulasi 8 Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit, 4 medium
Hood, Powered Air Purifying Respirator
(PAPR), Sarung tangan nitrile.
5 Penimbangan Hasil Granulasi 1 Pengawasan & Training Karyawan 1 low
6 Penyimpanan hasil granulasi ke ruang 1 Pengawasan & Training Karyawan 1 low
WIP

Tingkat Tingkat
No Aktifitas Pekerjaan Pengendalian tambahan Ket.
Risiko Risiko
HIRA pada proses pembuatan sediaan tablet onkologi bagian Cetak
1 Bekerja dengan mesin 2 Penggunaan APD ear plug 2 low
1 Pengawasan & Training Karyawan 1 low
4 Danger Map, Penggunaan tanda bahaya 2 low
2 Set up & Cleaning Mesin 4 Pengawasan & Training Karyawan 2 low
8 Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit, 4 medium
Hood, Powered Air Purifying Respirator
(PAPR), Sarung tangan nitrile.
3 Memasukan material kedalam mesin cetak 8 Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit, 4 medium
Hood, Powered Air Purifying Respirator
(PAPR), Sarung tangan nitrile.
4 Menampung tablet hasil cetak 8 Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit, 4 medium
Hood, Powered Air Purifying Respirator
(PAPR), Sarung tangan nitrile.
5 Penimbangan Tablet Hasil Cetak 1 Pengawasan & Training Karyawan 1 Low
6 Penyimpanan hasil cetak ke ruang WIP 1 Pengawasan & Training Karyawan 1 Low

Tingkat Tingkat
No Aktifitas Pekerjaan Pengendalian tambahan Ket.
Risiko Risiko
HIRA pada proses pembuatan sediaan tablet onkologi bagian Coating
1 Bekerja dengan mesin 2 Penggunaan APD ear plug 2 Low
1 Pengawasan & Training Pada Karyawan 1 Low
4 Danger Map, Penggunaan tanda bahaya 2 Low
2 Pencampuran Zat Pelarut coating 6 Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit, 2 Low
Hood, Powered Air Purifying Respirator
(PAPR), Sarung tangan nitrile.
3 Memasukan tablet hasil cetak kedalam 8 Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit, 4 Medium
mesin Hood, Powered Air Purifying Respirator
(PAPR), Sarung tangan nitrile.
http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/jamr 59
WILDAN ET AL / JOURNAL OF APPLIED MANAGEMENT RESEARCH - VOL.2 NO.1 (2022) 53-65

Tingkat Tingkat
No Aktifitas Pekerjaan Pengendalian tambahan Ket.
Risiko Risiko
4 Penimbangan tablet hasil salut selaput 2 Pengawasan & Training Karyawan 1 Low
(coating)
5 Penyimpanan tablet hasil coating ke ruang 1 Pengawasan & Training Karyawan 1 Low
WIP

Tingkat Tingkat
No Aktifitas Pekerjaan Pengendalian tambahan Ket.
Risiko Risiko
HIRA pada proses pembuatan sediaan tablet onkologi bagian Stripping
1 Bekerja dengan mesin 2 Penggunaan APD ear plug 2 Low
1 Danger Map, Diingatkan setiap briefing pagi 1 Low
1 Danger Map, Diingatkan setiap briefing pagi 1 Low
2 Set up & Cleaning Mesin 4 Pengawasan & Training Karyawan 2 Low
8 Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit, 4 Medium
Hood, Powered Air Purifying Respirator
(PAPR), Sarung tangan nitrile.
3 4 Pengawasan Pada Karyawan, Training 1 Low
Pengiriman bulk tablet coating dari area 4 Pengawasan Pada Karyawan, Training 1 Low
coating ke area stripping
4 Memasukan bulk tablet hasil coating 4 Pengawasan Pada Karyawan, Training 1 Low
4 Danger Map Area Ruang Stripping, Training 2 Low
2 Pembuatan penandaan, Danger Map Area 2 Low
Ruang Stripping
8 Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit, 4 Medium
Hood, Powered Air Purifying Respirator
(PAPR), Sarung tangan nitrile.
5 Setting polycell / bahan kemas di mesin 2 Pengawasan & Training Karyawan 1 Low
stripping 3 Pengawasan & Training Karyawan 2 Low

6 Penyimpanan bulk stripping kedalam box 2 Pengawasan & Training Karyawan 1 Low
penyimpanan sementara

Tingkat Tingkat
No Aktifitas Pekerjaan Pengendalian tambahan Ket.
Risiko Risiko
HIRA pada proses pembuatan sediaan tablet onkologi bagian Kemas
1 Pengambilan bulk tablet dari area stripping 1 Pengawasan & Training Karyawan 1 Low
2 Penyortiran tablet stripping 2 Pengawasan & Training Karyawan 1 Low
3 Operasional Conveyor 3 Pengawasan & Training Karyawan 2 Low
4 Pengemasan Tablet kedalam Duss 2 Pengawasan & Training Karyawan 1 Low
5 Verifikasi Timbangan Harian 4 Pengawasan & Training Karyawan 1 Low
6 Penimbangan Master Box 1 Pengawasan & Training Karyawan 1 Low

Tingkat Tingkat
No Aktifitas Pekerjaan Pengendalian tambahan Ket.
Risiko Risiko
HIRA pada proses pembuatan sediaan tablet onkologi bagian Pengiriman Produk (Shipping)
1 Pengoperasian Linde / Handpallet 4 Safety shoes & Pengawasan terhadap 1 Low
karyawan
2 Penyiapan produk untuk pengiriman 1 Pengawasan & Training Karyawan 1 Low
3 Memasukan masterbox produk kedalam 1 Pengawasan & Training Karyawan 1 Low
box

Hasil identifikasi potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja pada area proses pembuatan
sediaan tablet onkologi di PT. XYZ, terdapat dua kriteria penilaian risiko. Kriteria tersebut
dipengaruhi oleh kriteria lingkungan, risiko metode kerja, risiko manusia, dan risiko material. Jika
dibandingkan dengan penelitian Wardhana (2015), terdapat kesamaan dengan penelitian ini yaitu
perusahaan sudah melakukan implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan baik,
pengendalian semua bahaya Kecelakaan Kerja menurut tingkat risiko dilakukan dengan adanya
kebijakan K3 dari perusahaan, pelatihan/penyuluhan K3, dilakukan audit secara rutin dan
terjadwal, menggunakan APD, penerapan SOP, dan metode pelaksanaan akan menurunkan
tingkat risiko kecelakaan kerja.
Kebijakan K3 merupakan komitmen pimpinan suatu organisasi perusahaan untuk menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja bagi seluruh personil di bawah PT XYZ. Menurut Sutrisno &
Sukwika (2021) komitmen untuk melindungi karyawannya ditunjukkan keberhasilan penerapan
kebijakan K3 melalui menyediaan APD yang baik karena penyediaan APD adalah hakikat
60 http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/jamr
JOURNAL OF APPLIED MANAGEMENT RESEARCH - VOL.2 NO.1 (2022) 53-65

keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan hasil wawancara, manajemen puncak telah
menunjukkan kepemimpinan dan komitmen terhadap Implementasi K3, melaporkan kinerja
pekerja ke manajemen puncak, menentukan kebijakan K3 secara lisan, dan mengikutsertakan
pekerja dalam partisipasi pekerja. Jika dibandingkan dengan penelitian Smallwood & Emuze
(2016) terdapat persamaan yaitu perusahan sepenuhnya melibatkan implementasi K3 dengan
semua golongan karyawan, serta menerima semua masukan terkait implementasi k3 dan secara
jujur menerima konsekuensi apabila terjadi pelanggaran K3 dengan menumbuhkan sikap integritas
di diri pekerja di area kerja demi mewujudkan zero accident di area kerja.
PT. XYZ telah membuat, melaksanakan proses untuk kesiapsiagaan, dan tanggap darurat
terhadap potensi keadaan darurat termasuk penyediaan kotak P3K, mengomunikasikan dan
memberikan informasi yang relevan kepada semua pekerja, mengomunikasikan informasi yang
relevan kepada tamu, pengunjung, dan membuat prosedur tanggap darurat. Jika dibandingkan
dengan penelitian Afandi (2015), terdapat beberapa persamaan di mana risiko bahaya yang
mungkin terjadi untuk pekerjaan disebabkan oleh potensi terhirup partikel debu zat B3 pada saat
proses kerja, terkena panas saat operasional mesin, tertimpa barang atau material serta cedera
ringan saat bekerja.
Berdasarkan hasil tabel HIRA yang menilai aktivitas di area proses pembuatan sediaan
tablet onkologi PT. XYZ, diketahui terdapat dua tingkatan risiko kerja, sebagai berikut: (1) Tingkat
Risiko Rendah (low). Pada tingkat risiko dengan warna hijau ini menandakan bahwa tingkatan
risiko pada area tersebut masih tergolong ringan/rendah. Namun pengendalian tetap dilakukan
agar kesehatan karyawan/ keamanan kerja dapat tetap terjaga selama bekerja. Risiko dengan
tingkat warna hijau ini berada pada setiap area proses; (2) Tingkat Risiko Sedang (medium). Pada
tingkat risiko dengan warna kuning ini menandakan bahwa tingkatan risiko pada area tersebut
tergolong sedang, dimana diperlukan penanganan secara langsung dan rutin, untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja. Risiko dengan tingkat warna kuning ini berada pada area proses:
Penimbangan bahan baku, area granulasi/mixing, area cetak, area coating serta area stripping.
Area-area tersebut merupakan area dimana terdapat kontak langsung dengan material zat
aktif/produk ruahan.
Identifikasi Potensi Bahaya dan Tingkat Risiko JSA. Kegiatan di area proses pembuatan
sediaan tablet onkologi yang potensi risiko bahaya telah dianalisis dan dihitung tingkatan risikonya
menggunakan metode HIRA kemudian dilakukan analisis lanjutan menggunakan tools JSA untuk
ditentukan bentuk upaya pengendaliannya yang didasarkan pada hasil identifikasi potensi bahaya.
Bahaya dalam sebuah pekerjaan harus dikelola dengan baik agar pekerjaan dapat berlangsung
dengan aman. Salah satu cara mengelola bahaya dalam pekerjaan adalah dengan kajian potensi
risiko bahaya (Marfiana et al., 2019).
Penyusunan JSA dilakukan untuk mengetahui urutan aktivitas pekerjaan dan risiko
kecelakaan kerja. Adapun area proses yang dianalisis pada kajian ini dimulai dari area receiving,
penyimpanan material, penimbangan bahan baku, area granulasi/mixing, area cetak, area coating,
area stripping, kemas serta area shipping dianalisa potensi risiko bahayanya. Hasil penyusunan
JSA diperoleh alternatif pengendalian risiko bahaya secara efektif untuk menurunkan tingkat risiko
dan mengurangi potensi kecelakaan kerja pada area kerja. Tabel 6 adalah tabel hasil analisis
potensi risiko bahaya pada bidang-bidang proses pembuatan sediaan tablet onkologi PT. XYZ
menggunakan tools Job Safety Analysis (JSA).

http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/jamr 61
WILDAN ET AL / JOURNAL OF APPLIED MANAGEMENT RESEARCH - VOL.2 NO.1 (2022) 53-65

Tabel 6. Hasil Form Job Safety Analysis (JSA)


JOB SAFETY ANALYSIS 1
Area Pekerjaan: Penerimaan Material (Receiving) Departmen : Logistik
Pengawas : Supervisor logistik Pelaksana : Logistik Worker
APD : 1. Safety Helm, 2. Safety Shoes, 3. Nitrile Gloves, 4. Back Support Belt
No Urutan Kerja Potensi Bahaya Upaya Pengendalian
1 Penerimaan material dari Kaki Terjepit Menggunakan safety shoes, safety helm, serta
vendor handpallet/Tertimpa pallet sarung tangan nitrile, Training Karyawan
2 Mengangkat barang Posisi pengambilan barang Menggunakan Back Support Belt
3 Melakukan olah data Eror/Hang komputer, Sakit Mata Penggunaan monitor LCD dan kesesuaian lux lampu
ruangan kerja
4 Memindahkan barang ke area Tangan kaki terjepit Menggunakan safety shoes, penggunaan tanda
karantina pallet/handpallet, kaki terlindas bahaya pada alat angkut berat
handpallet, tertabrak porklift
5 Berjalan di area gudang Kejatuhan barang Menggunakan safety shoes, safety helm

JOB SAFETY ANALYSIS 2


Area Pekerjaan: Penyimpanan Material Bahan Baku & kemas Departmen : Logistik
Pengawas : Supervisor logistik Pelaksana : Logistik Worker / Logistik Weigher
APD : 1. Safety Helm, 2. Safety Shoes, 3. Nitrille Gloves, 4. Back Support Belt
No Urutan Kerja Potensi Bahaya Upaya Pengendalian
1 Menyimpan/menyusun dan Posisi tidak ergonomis, Menggunakan safety shoes, safety helm, Back
mengambil material di rak / kepala/kaki tertimpa barang Support Belt
boardesk
2 Menurunkan barang dengan Tertimpa barang Menggunakan safety shoes, safety helm,
porklift Penggunaan sirine porklift
3 Bekerja dengan mesin Tidak fokus dalam bekerja / Pengawasan & Training Karyawan
porklift Kurangnya pengetahuan
4 Berjalan di Lorong Kejatuhan barang Menggunakan safety shoes, safety helm

JOB SAFETY ANALYSIS 3


Area Pekerjaan : Penimbangan Bahan Baku (Weighing) Departmen : Logistik
Pengawas : Supervisor logistik Pelaksana : Logistik Weigher
APD : 1. Safety Helm, 2. Safety Shoes, 3. Nitrille Gloves, 4. Back Support Belt, 5. Hood, 6. Masker N95, 7. Powered Air
Purifying Respirator (PAPR), 8. Sarung tangan kain & Nitrile, 9. Hazmat Suit
No Urutan Kerja Potensi Bahaya Upaya Pengendalian
1 Penyiapan bahan yang akan Kepala/ Kaki tertimpa bahan Menggunakan safety shoes, safety helm
digunakan
2 Mengangkat Bahan Posisi tidak ergonomis, Menggunakan safety shoes, safety helm, Back
Baku/Material kepala/kaki tertimpa barang Support Belt
3 Membuka kemasan sekunder Tangan terjepit tang / terkena Menggunakan sarung tangan kain
bahan baku yang akan pisau
ditimbang
4 Operasional Mesin isolator Kepala terbentur penutup chamber Pengawasan karyawan, danger map
isolator
Jari terjepit saat membuka/ Pengawasan karyawan, danger map area ruang
menutup pintu chamber isolator timbang
5 Verifikasi Timbangan Harian Tertimpa Anak Timbang Pengawasan & Training karyawan
6 Menimbang bahan zat aktif/B3 Terkena tumpahan material Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit, Hood,
di isolator Powered Air Purifying Respirator (PAPR), Sarung
tangan nitrile, Isolator.
Material Zat aktif/B3 terhirup saat Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit, Hood,
melakukan penimbangan Powered Air Purifying Respirator (PAPR), Sarung
tangan nitrile, Isolator.
7 Handling air limbah Terkena cipratan air limbah Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit,
pembersihan isolator Hood, Powered Air Purifying Respirator (PAPR),
Sarung tangan nitrile, Isolator.
8 Bekerja / beraktivitas di ruang Kebisingan Exhaust Penggunaan APD ear plug
timbang Tidak Fokus Dalam Bekerja Danger Map area ruang timbang, Diingatkan setiap
briefing pagi
Kurangnya Pengetahuan Danger Map area ruang timbang, Diingatkan setiap
briefing pagi

JOB SAFETY ANALYSIS 4


Area Pekerjaan : Granulasi (Mixing) Departmen : Produksi
Pengawas : Supervisor Produksi Pelaksana : Operator proses
APD : 1. Nitrile Gloves, 2. Hood, 3. Masker N95, 4. Hazmat Suit, 5. Powered Air Purifying Respirator (PAPR), 6. Ear Plug
No Urutan Kerja Potensi Bahaya Upaya Pengendalian
1 Bekerja dengan mesin Kebisingan Mesin Penggunaan APD ear plug
Tidak Fokus Dalam Bekerja Pengawasan & Training Karyawan
Bahaya Panas dari mesin Danger Map area mixing, Penggunaan tanda
bahaya
2 Set up & Cleaning Mesin Tertimpa partisi mesin Pengawasan & Training Karyawan
62 http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/jamr
JOURNAL OF APPLIED MANAGEMENT RESEARCH - VOL.2 NO.1 (2022) 53-65

Terkena Residu debu tablet pada Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit,
mesin Hood, Powered Air Purifying Respirator (PAPR),
Sarung tangan nitrile.
3 Memasukan material kedalam Terjatuh dari tangga Pengawasan & Training Karyawan
mesin granulasi Kepala terbentur mesin Danger Map Area Ruang Mixing, Training
Tangan terjepit pintu mesin Pembuatan penandaan, Danger Map Area
Ruang Mixing
Terhirupnya debu / partikel tablet Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit,
Hood, Powered Air Purifying Respirator (PAPR),
Sarung tangan nitrile.
4 Mengeluarkan material hasil Terhirupnya debu / partikel tablet Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit,
granulasi Hood, Powered Air Purifying Respirator (PAPR),
Sarung tangan nitrile.
5 Penimbangan Hasil Granulasi Tertimpa Box Penyimpanan Pengawasan & Training Karyawan
Granulasi
6 Penyimpanan hasil granulasi Tertimpa Box Penyimpanan Pengawasan & Training Karyawan
ke ruang WIP Granulasi

JOB SAFETY ANALYSIS 5


Area Pekerjaan : Cetak Departmen : Produksi
Pengawas : Supervisor Produksi Pelaksana : Operator Proses
APD : 1. Nitrile Gloves, 2. Hood, 3. Masker N95, 4. Hazmat Suit,5. Powered Air Purifying Respirator (PAPR), 6. Ear Plug
No Urutan Kerja Potensi Bahaya Upaya Pengendalian
1 Bekerja dengan mesin Kebisingan Mesin Penggunaan APD ear plug
Tidak Fokus Dalam Bekerja Pengawasan Pada Karyawan, Training
Bahaya Panas dari mesin Danger Map area ruang cetak, Penggunaan
tanda bahaya
2 Set up & Cleaning Mesin Tertimpa partisi mesin Pengawasan Pada Karyawan, Training
Terkena Residu debu tablet pada Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit,
mesin Hood, Powered Air Purifying Respirator (PAPR),
Sarung tangan nitrile.
3 Memasukan material kedalam Terhirupnya debu / partikel tablet Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit,
mesin cetak Hood, Powered Air Purifying Respirator (PAPR),
Sarung tangan nitrile.
4 Menampung tablet hasil cetak Terhirupnya debu / partikel tablet Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit,
Hood, Powered Air Purifying Respirator (PAPR),
Sarung tangan nitrile.
5 Penimbangan Tablet Hasil Tertimpa Box Penyimpanan tablet Pengawasan & Training Karyawan
Cetak
6 Penyimpanan hasil cetak ke Tertimpa Box Penyimpanan tablet Pengawasan & Training Karyawan
ruang WIP

JOB SAFETY ANALYSIS 6


Area Pekerjaan : Coating Departmen : Produksi
Pengawas : Supervisor Produksi Pelaksana : Operator Produksi
APD : 1. Nitrile Gloves, 2. Hood, 3. Masker N95, 4. Hazmat Suit, 5. Powered Air Purifying Respirator (PAPR), 6. Ear Plug,
7. Masker Respirator

No Urutan Kerja Potensi Bahaya Upaya Pengendalian


1 Bekerja dengan mesin Kebisingan Mesin Penggunaan APD ear plug
Tidak Fokus Dalam Bekerja Pengawasan & Training Karyawan
Bahaya Panas dari mesin Danger Map, Penggunaan tanda bahaya
2 Pencampuran Zat Pelarut Terhirupnya gas zat pelarut Penggunaan APD Masker Respirator
coating
3 Memasukan tablet hasil cetak Terhirupnya debu / partikel tablet Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit,
kedalam mesin Hood, Powered Air Purifying Respirator (PAPR),
Sarung tangan nitrile.
4 Penimbangan tablet hasil salut Tertimpa box penyimpanan Pengawasan & Training Karyawan
selaput (coating)
5 Penyimpanan tablet hasil Tertimpa Box Penyimpanan tablet Pengawasan & Training Karyawan
coating ke ruang WIP coating

JOB SAFETY ANALYSIS


Area Pekerjaan : Stripping Departmen : Produksi
Pengawas : Supervisor Produksi Pelaksana : Operator Proses
APD : 1. Nitrile Gloves, 2. Hood, 3. Masker N95, 4. Hazmat Suit, 5. Powered Air Purifying Respirator (PAPR), 6. Ear Plug,
7. Masker Respirator
No Urutan Kerja Potensi Bahaya Upaya Pengendalian
1 Bekerja dengan mesin Kebisingan Exhaust Penggunaan APD ear plug
Tidak Fokus Dalam Bekerja Danger Map, Diingatkan setiap briefing pagi
Kurangnya Pengetahuan Danger Map, Diingatkan setiap briefing pagi
2 Set up & Cleaning Mesin Tertimpa partisi mesin Pengawasan Pada Karyawan, Training

http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/jamr 63
WILDAN ET AL / JOURNAL OF APPLIED MANAGEMENT RESEARCH - VOL.2 NO.1 (2022) 53-65

Terkena Residu debu tablet pada Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit,
mesin Hood, Powered Air Purifying Respirator (PAPR),
Sarung tangan nitrile.
3 Pengiriman bulk tablet coating Kaki terlindas trolly Pengawasan Pada Karyawan, Training
dari area coating ke area Tertimpa bak penyimpanan tablet Pengawasan Pada Karyawan, Training
stripping
4 Terjatuh dari tangga Pengawasan Pada Karyawan, Training
Memasukan bulk tablet hasil Kepala terbentur mesin Danger Map Area Ruang Stripping, Training
coating Tangan terjepit pintu mesin Pembuatan penandaan, Danger Map Area
Ruang Stripping
Terhirupnya debu / partikel tablet Penggunaan APD Masker N95, Hazmat Suit,
Hood, Powered Air Purifying Respirator (PAPR),
Sarung tangan nitrile.
5 Setting polycell / bahan Tertimpa material polycel Pengawasan & Training Karyawan
kemas di mesin stripping Tangan terjepit alat/mesin Pengawasan & Training Karyawan
6 Penyimpanan bulk stripping Tertimpa box Pengawasan & Training Karyawan
kedalam box penyimpanan
sementara

JOB SAFETY ANALYSIS


Area Pekerjaan : Kemas Departmen : Produksi
Pengawas : Supervisor Produksi Pelaksana : Operator Kemas
APD : 1. Nitrile Gloves, Masker Medis
No Urutan Kerja Potensi Bahaya Upaya Pengendalian
1 Pengambilan bulk tablet dari Tertimpa Box Penyimpanan Pengawasan & Training Karyawan
area stripping
2 Penyortiran tablet stripping Tersayat bagian tajam foil Penggunaan sarung tangan nitrile, Pengawasan &
Training Karyawan
3 Operasional Conveyor Tangan terjepit conveyor Danger map area kemas, Pengawasan &
Training Karyawan
4 Pengemasan Tablet kedalam Tersayat bagian tajam foil Penggunaan sarung tangan nitrile, Pengawasan
Duss & Training Karyawan
5 Verifikasi Timbangan Harian Tertimpa Anak Timbang Pengawasan & Training Karyawan
6 Penimbangan Master Box Tertimpa Master Box Pengawasan & Training Karyawan

JOB SAFETY ANALYSIS


Area Pekerjaan : Shipping Departmen : Logistik
Pengawas : Supervisor logistik Pelaksana : Logistik Worker
APD : 1. Saety Helm, 2. Safety Shoes, 3. Nitrille Gloves
No Urutan Kerja Potensi Bahaya Upaya Pengendalian
1 Pengoperasian Linde / Kaki Terjepit handpallet/Tertimpa Menggunakan safety shoes, safety helm, Training
Handpallet pallet Karyawan
2 Penyiapan produk untuk Tertimpa barang Penggunaan sarung tangan nitrile, Pengawasan &
pengiriman Training Karyawan
3 Memasukan masterbox produk Tertimpa barang Menggunakan safety shoes, safety helm,
kedalam mobil box Pengawasan & Training Karyawan

KESIMPULAN

Sesuai hasil Hazard Identification And Risk Assessment (HIRA), sebagian besar area proses
pembuatan sediaan tablet onkologi terdapat dua tingkatan risiko yaitu tingkatan low dan medium
yang masih tergolong aman untuk melakukan kegiatan/bekerja. Penyebab risiko terbanyak akibat
kontak langsung dengan material bahan baku, di mana karyawan berisiko terpapar, terhirup, atau
tertelan zat berbahaya obat onkologi sehingga dapat berdampak pada gangguan saluran
pernafasan, karsinogenik, myelosupresi (penurunan produksi sel darah), mucositis (peradangan
lapisan saluran pencernaan), dan alopecia (rambut rontok). Hasil pengendalian risiko dilakuan
dengan Job Safety Analysis (JSA) diprediksi dapat meminimalisasi potensi terjadinya kecelakaan
dan kesehatan kerja karyawan, membantu meningkatkan kinerja. Saran ditekankan pada perlunya
pengendalian risiko tingkat risiko dengan melakukan penerapan sistem pengendalian adminstrasi
dan APD. Untuk tingkat risiko sedang perlu pengendalian dengan perancangan (modifikasi) dan
pengendalian administrasi di area yang berisiko paparan bahan berbahaya yang bisa
menyebabkan kerusakan organ maupun kematian pada karyawan.

64 http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/jamr
JOURNAL OF APPLIED MANAGEMENT RESEARCH - VOL.2 NO.1 (2022) 53-65

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, M., Anggraeni, S.K., & Mariawati, A. S. (2015). Manajemen Risiko K3 Menggunakan
Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) Guna
Mengidentifikasi Potensi Hazard. Jurnal Teknik Industri Untirta, 3(2), 4-5.
Anis, M., Wijaya, G. G., & Muslimah, E. (2015). Implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) di Industri Batik: Studi Kasus di Industri Batik GT Laweyan Surakarta. In Seminar
Nasional IENACO-2015. ISSN. 2337-4349.
Anthony, M. B. (2020). Identifikasi dan Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pada Proses Instalasi Hydraulic System Menggunakan Metode HIRA (Hazard Identification
and Risk Assesment) di PT. HPP. Jurnal Media Teknik Dan Sistem Industri, 4(2), 60-70.
Danial, A., Hasyim, M. H., & El Unas, S. (2015). Analisis Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K3) Dengan Metode Hazard Analysis Dan Consequence–Likelihood Analysis (Studi Kasus
Pada Proyek Pembangunan Gedung Baru Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya).
Brawijaya University.
Kartikasari, S. E., & Sukwika, T. (2021). Disiplin K3 melalui Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
di Laboratorium Kimia PT Sucofindo. VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 20(1), 41-50.
Marfiana, P., Ritonga, H. K., & Salsabiela, M. (2019). Implementasi Job Safety Analysis (JSA)
Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja. Jurnal Migasian, 3(2), 25-32.
Moniaga F., & Rompis V. S. (2019). Analisa Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja (Smk3) Proyek Kontruksi Menggunakan Metode Hazard Identification and Risk
Assessment. Jurnal Ilmiah Realtech, 15(2) 65-73.
Peraturan-BNPB. (2012). Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02,
2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.
Pranata, H. D., & Sukwika, T. (2022). Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Bidang
Freight Forwader: Penerapan Metode HIRADC. Jurnal Teknik, 20(1).
Restuputri, D. P., & Sari, R. P. D. (2015). Analisis Kecelakaan Kerja dengan Menggunakan
Metode Hazard and Operability Study (HAZOP). Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 14(1), 24-35.
Smallwood, J. (2015). Optimising the Elements of a Construction Health and Safety (H&S)
Programme and Audit System. Procedia Engineering, 123, 528-537.
Smallwood, J., & Emuze, F. (2016). Towards Zero Fatalities, Injuries, and Disease in
Construction. Procedia Engineering, 1(64), 453-460.
Sulistyowati, I. ., & Sukwika, T. (2022). Investigasi Kecelakaan Kerja Akibat Alat Pelindung Diri
Menggunakan Metode Scat dan Smart-PLS. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health
Sciences Journal, 13(01), 27–45.
Sutrisno, G., & Sukwika, T. (2021). Kepemimpinan Keselamatan, Komitmen Ahli K3, Akuntabilitas
terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Keselamatan. Jurnal Ecodemica Jurnal Ekonomi
Manajemen dan Bisnis, 5 (2), 164-174.
Wardhana, R.T. (2015). Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Metode
Hazard Analysis (Studi Kasus pada Proyek Pembangunan Gedung Marvell City Surabaya).
Universitas Jember.

http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/jamr 65

You might also like