You are on page 1of 7

Produksi Alkohol Fuel Grade Dengan Proses Jurnal

24 Distilasi Ekstraktif
Penelitian Ilmu(Mu’tasim BillahNo.1
Teknik Vol.9, dan Juni
Sani)2009 : 24-30
24

PRODUKSI ALKOHOL FUEL GRADE


DENGAN PROSES DISTILASI EKSTRAKTIF

Mu’tasim Billah
Progdi Teknik Kimia FTI- UPNV Jawa Timur

ABSTRACT

One of the alternate fuels that can be used is fuel grade alcohol, which is anhydrous ethanol
with water content of no more than 0.5%. To get ethanol > 99.6% can not be through ordinary
distillation, because ethanol has a point azeotrope where the vapor composition similar to
composition liquid. Though the need for anhydrous ethanol is big enough.
The research aims to go beyond the point azeotrope ethanol by combining method and salt
effect of extractive distillation to obtain anhydrous ethanol with high purity. In extractive
distillation solvent is used ethylene glycol and potassium carbonate salts as the salt effect.
Both these ingredients are mixed with a composition that has been determined and
incorporated into the distillation flask as entrainer mixed with 70% ethanol. Take place within
the plate distillation column with a pressure of 1 atm, time reflux for 1 hour. Distillate purity
obtained is analyzed, the relative volatility and acid numbers. Meanwhile, under the product
or residue can be used to recycle the next process. Of course, with further proceedings
because the residue contains ethylene glycol - salt - water.
The study concluded that the purity of 99.74% by weight of ethylene glycol on the addition of
300 ml and 55 g of salt. Relative volatility is 7.1518 and the largest number of smallest acid is
0.0048 obtained when the addition of 500 ml ethylene glycol and 55 grams of salt.

Keywords: azeotrope, fuel grade alcohol, ethanol, extractive distillation, ethylene glycol

PENDAHULUAN distilasi hanya dapat mencapai 95.6 %


berat, hal ini disebabkan adanya azeotrop
Kebutuhan bahan bakar di dunia homogen atau rendahnya relative
dan di Indonesia semakin meningkat dari volatilitynya (www.Petrojam.com).
hari kehari, sedangkan bahan bakar untuk Untuk mendapatkan alcohol dengan
memenuhi kebutuhan tersebut tidaklah kadar > 99.6 % berdasarkan kajian literature
mencukupi karena dimana kita ketahui dan peneliti terdahulu digunakan methode
bahwa sumber bahan bakar yang ada tidak azeotropik distilasi, membrane separation
dapat diperbaharui. Dan dalam jangka dan ektrative distilasi. Pada dasarnya semua
waktu beberapa tahun yang akan datang di methode ini menghasilkan alcohol
dunia akan terjadi krisis bahan bakar. Oleh anhydrous yang dapat digunakan sebagai
karena itu banyak diciptakan bahan bakar bahan bakar. Dalam skala besar umumnya
baru sebagai pengganti. Dan salah satu dari digunakan distilasi azeotropik
pengganti bahan bakar yang dapat menggunakan benzene sebagai entrainer.
digunakan adalah alcohol fuel grade Operasi ini memiliki kendala yaitu benzene
(Ethanol). yang tersisa pada akhir operasi masih
Alkohol yang digunakan sebagai menganggu, disamping itu sering terjadi
bahan bakar kendaraan adalah ethanol keracunan benzene, dan jumlah plate yang
anhydrous dengan kadar air tidak lebih dari dibutuhkan pada proses ini cukup tinggi
0.5 %. Ethanol sebagai bahan bakar ini serta butuh perhatian khusus dalam
digunakan untuk meningkatkan octane dan penyimpanan dan pengoperasian karena
meningkatkan kualiti emisi pada gasoline. benzene bersifat flameable. (
Tetapi produksi alcohol dengan proses www.petrojam.com)
Produksi Alkohol Fuel Grade Dengan Proses Distilasi Ekstraktif (Mu’tasim Billah dan Sani) 25

Suatu methode lain yang digunakan Relatif volativity adalah ukuran


untuk memproduksi ethanol anhydrous keefektifan ratio konsentrasi zat A dalam
adalah penambahan garam pada system fase uap terhadap konsentrasi zat A dalam
distilasi (Salt effect). Garam yang terbentuk fase liquid dibagi dengan ratio konsentrasi
didalam system dapat meningkatkan zat B dalam fasa uap terhadap konsentrasi
relative volatilitasnya. Akan tetapi pada zat B dalam fase liquid. Secara matematis,
kenyataannya garam merupakan bahan yang relative volativity adalah perbandingan
sukar larut. Untuk menyiasati dilakukan antara fraksi mol komponen yang lebih
penggabungan methode penambahan volatile pada fase gas dan cair dengan fraksi
solvent dengan penambahan garam. mol komponen yang tidak volatile pada fase
Sehingga ratio solvent menjadi lebih kecil gas dan cair, sehingga persamaanya dapat
dan relative volatilitas system meningkat dituliskan sebagai berikut :
dan dicapai hasil yang diinginkan. (Rongqi
Zhou ) YA/XA YA/XA
Proses ini cukup potensial untuk αAB = ________ =
dikembangkan, akan tetapi belum banyak YB/XB (1-YA)/(1-XA)
yang meneliti tentang pengaruh garam yang
dilarutkan dalam solvent pada distilasi Dimana αAB adalah relative volativity A
ekstraktif ethanol-air serta kemurnian dari terhadap B dalam system biner.
pada ethanol yang dihasilkan pada kondisi Jika system mengikuti Hukum Roult, maka
optimum untuk masing-masing komposisi berlaku persamaan :
campuran. PA.XA PB.XB
Tujuan dari penelitian ini adalah YA = ________ ; YB =
untuk mengetahui pengaruh penambahan P P
garam kalium carbonat (K2CO3) dalam Jika persamaan (2.2) disubsitusikan
solvent ethylene glycol terhadap relative kedalam persamaan (2.1) maka untuk
volatifitas dan kemurnian dari pada produk system gas ideal , didapat :
ethanol fuel grade. PA
Distilasi adalah suatu proses yang αAB = ___
bertujuan untuk memisahkan suatu PB
campuran liquid yang miscible dan volatile Sehingga persamaan (2.3) dapat disusun
menjadi komponen masing-masing. Syarat menjadi :
dasar dari pada proses distilasi ini adalah XA
komposisi uapnya berbeda komposisi YA =
liquidnya pada saat terjadi kesetimbangan. 1+ ( - 1)XA
Proses distilasi secara teoritis tidak akan Dimana AB = 
menghasilkan produk dengan kemurnian
100 % karena semakin mendekati Pemisahan mungkin dilakukan nilai
kemurniaan maka kerja yang dilakukan alat  dibawah 1.0 atau diatas 1.0. Nilai relative
akan semakin besar. Operasi ini dipengaruhi volativity akan berubah seiring dengan
oleh jumlah plate dalam kolom, harga perubahan konsentrasi komponen. Jika
relative volatility serta kecepatan aliran fase system biner mengikuti hukum roult,
liquid dan fase uapnya. Apabila perbedaan relative volativity sering berubah-berubah
komposisi uap jauh lebih besar sedikit pada range konsentrasi yang luas
dibandingkan komposisi liquid maka pada tekanan total konstan.
pemisahan komponen akan lebih mudah (Geankoplis.1993).
dilakukan.
26
Produksi Alkohol Fuel Grade Dengan ProsesJurnal Penelitian
Distilasi Ilmu (Mu’tasim
Ekstraktif Teknik Vol.9, No.1
Billah danJuni 2009 : 24-30
Sani) 26

Pemisahan tidak ekonomis jika relative relative volatility system akan berubah.
volativitynya antara 0.95 – 1.05. karena Penambahan garam pada distilasi ini juga
pada area ini dibutuhkan stage dengan memiliki efek langsung terhadap relative
jumlah yang banyak dan reflux ratio (L/D) volatility, karena pada dasarnya garam
besar. (Van Winkle, Matthew. 1969). memiliki efek dehidrasi yang dapat
Banyak campuran liquid yang tidak merubah komposisi fase uap dan fase liquid
dapat dipisahkan dengan proses distilasi, hal dari ethanol. Perubahan relative volatility
ini dikarenakan titik didihnya saling ini akan berpengaruh terhadap produk,
berdekatan, relative volativitynya sehingga kemurnian ethanol dapat
mendekati 1 atau karena campuran melampaui kondisi azeotropnya.
membentuk azeotrop pada suhu dan Parameter kualitas dari ethanol
konsentrasi tertentu hingga tidak dapat adalah angka asam. Angka asam adalah
dipisahkan lagi. Beberapa komponen dapat banyaknya alcohol yang teroksidasi menjadi
dipisahkan dengan menambahkan asam karboksilat selama proses distilasi.
komponen yang lain yang dapat Penambahan komponen ketiga yang
meningkatkan relative volativitasdari memiliki sifat mengikat air akan dapat
konstituen aslinya sehingga salah satu mengurangi kontak lebih lama antara
komponen campuran binary mula-mula ethanol dengan air dan oksigen sehingga
dapat dipisahkan. Distilasi yang diiringi semakin sedikit ethanol yang teroksidasi.
dengan penambahan komponen untuk
meningkatkan relative volativitas disebut METODE PENELITIAN
dengan distilasi azeotrop, distilasi reaktif, Rancangan Peralatan yang Digunakan
distilasi ekstraktif, tergantung dari bahan Rancangan penelitian ini berbentuk
yang ditambahkan kedalamnya. eksperimental, dengan menggunakan
Larutan ethanol – air pada seperangkat peralatan distilasi kolom
komposisi 95 % berat ethanol (fraksi mol berpacking. Sistem ini terdiri atas dua buah
0.89) tidak dapat ditingkatkan lagi melalui thermometer 250 oC, erlemeyer untuk
distilasi biasa. Karena ethanol – air menampung hasil distilat serta analisa
merupakan system yang membentuk produk. Bahan yang digunakan adalah
azeotrop. Yaitu komposisi fase liquidnya ethanol 70 %, ethylene glycol, kalium
sama dengan komposisi fase uap, sehingga carbonat (K2CO3), NaOH 0,1 N untuk
tidak lagi terjadi perubahan fase dari analisa, indikator methyl orange (MO) dan
ethanol. Untuk meningkatkan konsentrasi phenolptalein (PP)
dan memperoleh ethanol anhydrous maka
ditambahkan komponen ketiga yang Variabel Penelitian
meningkatkan relative volativitas system. Peubah – peubah dalam penelitian
Untuk dua komponen yaitu ethanol ini adalah sebagai berikut :
– air dimana ethanol lebih volatile dari pada  Kondisi yang ditetapkan
air, ada empat variable yang berpengaruh 1. Volume feed ethanol 70 %, 350 ml.
dalam system kesetimbangannya yaitu: 2. Waktu refluk 60 menit.
tekanan (P), suhu (T), konsentrasi ethanol  Peubah yang dijalankan
dalam fase liquid (X) dan konsentrasi 1. Konsentrasi kalium carbonat
ethanol dalam fase uap (Y). terhadap solvent ethylene glycol (gr
Salah satu proses pemisahan K2CO3/ m solvent).
ethanol – air yang digunakan adalah dengan 2. Ratio ethanol dengan ekstraktif
proses distilasi ekstraktif dan salt effect (solvent + kalium carbonat).
yang dipanaskan sampai titik didih ethanol. Skema Alat dan Prosedur Penelitian
Komponen ketiga berupa solvent yang Penelitian ini menggunakan
ditambahkan akan mempengaruhi susunan peralatan distilasi kolom
komposisi fase liquid dan fase uap sehingga berpacking, seperti terlihat pada Gambar 1 :
Produksi Alkohol Fuel Grade Dengan Proses Distilasi Ekstraktif (Mu’tasim Billah dan Sani) 27

5
2

x y Keterangan Gambar :
1. Labu leher tiga
4 2. Termometer
3. Kolom
3
4. Elemeyer
5. Kondensor
6. X dan Y : kran
2
1

Gambar 1 Susunan Peralatan Distilasi Kolom Berpacking

Prosedur penelitian yang harus dijalankan menguap, suhu dijaga konstan.


adalah sebagai berikut : Setelah 60 menit refluks dibuka.
 350 ml ethanol 70 % dimasukan  Setelah diperoleh hasil distilat yang
kedalam labu distilasi. Ethylene cukup dilakukan analisa terhadap
glycol dan kalium carbonat distilat. Residu yang berupa
(K2CO3) disiapkan dengan campuran ethylene glycol – kalium
konsentrasi campuran dan carbonat – air distilasi (dipanaskan)
komposisi tertentu sesuai variable. hingga semua air habis menguap.
Labu dipanaskan sampai suhu 65 Dari distilasi kedua, air akan keluar
o
C. sebagai distilat. Residu yang berupa
 Campuran ethylene glycol dan ethylene glycol dan kalium
kalium carbonat dimasukan carbonat yang digunakan sebagai
kedalam labu leher tiga. Kemudian recycle solvent bagi proses distilasi
dipanaskan hingga sebagian ethanol berikutnya dengan variable yang
berbeda.
Produksi Alkohol Fuel Grade Dengan Proses Jurnal
28 Distilasi Ekstraktif
Penelitian Ilmu(Mu’tasim Billah
Teknik Vol.9, dan Juni
No.1 Sani)2009 : 24-30
28

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pengaruh variasi penambahan garam K2CO3 (gr) yang terlarut dalam Ethylene
Glycol (ml) terhadap kadar kemurnian Ethanol

101
100
Kadar Ethanol (%)

99 Ethylene Glycol 100 ml


98 Ethylene Glycol 200 ml
97
Ethylene Glycol 300 ml
96
95 Ethylene Glycol 400 ml
94 Ethylene Glycol 500 ml
93
92
10 20 30 40 50 60
Variasi garam K 2CO3 (gr)

Gambar 2 Hubungan antara kadar kemurnian Ethanol (%) dengan variasi penambahan
garam K2CO3 (gr) yang terlarut dalam Ethylene Glycol (ml)

Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa penambahan Ethylene Glycol 400 dan 500
penambahan garam K2CO3 yang bervariasi ml kemurnian ethanol menurun. Hal ini
dapat meningkatkan kadar kemurnian dikarenakan pada saat ratio penambahan
ethanol, semakin banyak garam K2CO3 yang Ethylene Glycol diatas 1 : 1 titik didih
dilarutkan dalam Ethylene Glycol maka ethanol dalam campuran menjadi sangat
semakin murni ethanol. Penambahan garam tinggi, sehingga air dalam campuran air -
K2CO3 disini berfungsi untuk memberikan ethanol ikut menguap.
efek dehidrasi yang berpengaruh pada Dari berbagai variabel diatas
system pemisahan ethanol – air sehingga didapatkan kadar kemurnian ethanol
didapatkan Ethanol berkadar murni. tertinggi yaitu sebesar 99.74 % berat pada
Sedangkan Ethylene Glycol yang digunakan variasi penambahan garam sebesar 55 gr
memiliki volatilitas yang rendah sehingga yang dilarutkan kedalam 300 ml Ethylene
meningkatkan recovery solute dan Glycol.
menurunkan loses pelarut. Pada

2. Pengaruh variasi penambahan garam K2CO3 yang terlarut dalam ethylene glycol
terhadap relative volatilitas.

8
7
Relative Volatilitas

6 Ethylene Glycol 100


ml
5
4
Ethylene Glycol 200
ml
3
2
Ethylene Glycol 300
ml
1
Ethylene Glycol 400
0
ml
10 20 30 40 50 60
Ethylene Glycol 500
Variasi garam K 2 CO3 (gr) ml

Gambar 3 Hubungan antara Relative Volatilitas dengan variasi penambahan


ethylene glycol dan garam K2CO3
Produksi Alkohol Fuel Grade Dengan Proses Distilasi Ekstraktif (Mu’tasim Billah dan Sani) 29

Dari Gambar 3 dapat kita lihat dapat dipisahkan jika relative volatilitasnya
bahwa dengan bervariasinya penambahan tidak mendekati satu atau sama dengan satu.
garam yang dilarutkan kedalam ethylene Nilai relative volatilitas terbesar
glycol dapat meningkatkan nilai relative diperoleh pada saat penambahan ethylene
volatilitas. Hal ini dikarenakan garam glycol sebanyak 500 ml dan garam 55 gr
K2CO3 memiliki efek dehidrasi mengikat air yaitu sebesar 7.1518. Walaupun didapatkan
pada system ethanol – air. Relative nilai relative volatilitas yang besar tetapi
volatilitas merupakan factor yang sangat kadar Ethanolnya kecil, hal ini dikarenakan
penting dalam proses pemisahan pada titik didih yang tinggi sehingga air juga ikut
system distilasi, dimana dua komponen menguap mengakibatkan kemurnian ethanol
yang saling melarut seperti ethanol – air menurun.

3. Pengaruh variasi penambahan garam K2CO3 (gr) yang dilarutkan dalam Ethylene
Glycol (ml) terhadap angka asam.

0.025
Angka Asam (mg)

0.02 Ethylene Glycol 100 ml


Ethylene Glycol 200 ml
0.015
Ethylene Glycol 300 ml
0.01
Ethylene Glycol 400 ml
0.005 Ethylene Glycol 500 ml

0
10 20 30 40 50 60
Variasi garam K 2 CO3 (gr)

Gambar 4 Hubungan antara Angka asam (mg) dengan variasi penambahan


garam K2CO3 (gr) yang dilarutkan dalam ethylene glycol (ml)

Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa KESIMPULAN


semakin banyak penambahan ethylene
glycol maka semakin menurun keasaman Penelitian dapat disimpulkan bahwa
ethanol. Angka asam ethanol juga semakin hasil kemurnian sebesar 99.74 % berat pada
menurun seiring dengan penambahan garam penambahan ethylene glycol sebanyak 300
K2CO3 kedalam proses. Hal ini dikarenakan ml dan garam 55 gr. Relative volatilitas
garam dan ethylene glycol bersifat terbesar adalah 7.1518 dan angka asam
mengikat air sehingga kontak antara ethanol terkecil adalah 0.0048 didapat pada saat
– air dengan oksigen berkurang. penambahan ethylene glycol 500 ml dan
Berkurangnya kontak antara ethanol – air garam 55 gr.
dengan oksigen mengakibatkan semakin Berdasarkan kesimpulan di atas maka
sedikit ethanol yang teroksidasi. Dari saran yang disampaikan bahwa methode
gambar didapatkan nilai angka asam distilasi ekstraktive ini dapat diterapkan
terendah yaitu 0.0048 mg pada saat kedalam industri ethanol karena bila
ethylene glycol 500 ml dan penambahan dibandingkan dengan proses pemisahan
garam sebanyak 55 gr. yang lain methode ini lebih effisien.
30
Produksi Alkohol Fuel Grade Dengan Proses Jurnal Penelitian
Distilasi Ilmu
Ekstraktif Teknik Vol.9,
(Mu’tasim BillahNo.1
dan Juni
Sani)2009 : 24-30
30

DAFTAR PUSTAKA Perry, R.H, 1984, Chemical Engineers


Handbook 6th ed, Mc Graw – Hill.
Atkins, P.W, 1996, Kimia Fisika jilid I, Inc, USA
Edisi keempat, Hal 190 – 197, Shugar, Gerson.J, 1981, Chemical
Erlangga, Jakarta. Technicians Ready References
Geankoplis, Christie.J, 1993, Transport Handbook,2rd ed,Mc Graw – Hill.
Processes and Unit Operation, 3rd Inc, USA.
ed, Van Winkle, Matthew, 1967, Distilation,
Hal 640 – 695, Prentice – hall.Inc, Hal 30 – 195, Mc Graw – Hill. Inc,
New Jersey.USA, USA.
Kirk, R.E & Othmer, D.F, 1984 Vogel, 1990, Text Book of Macro and
Encyclopedia Of Chemical Semimacro Qualitative Inorganic
Technology, Supplementary Analisys 5th ed, Longman Group
Volume Alkohol Fuels to Limited, London.
Toxylogy, 3rd, john - Wiley and http://www.sintesa-online.com
sons, Canada. http://www.Petrojam.com

You might also like