You are on page 1of 22

FR-UBM-9.1.1.9/V0.

R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

POLA KOMUNIKASI EFEKTIF PADA PENYELESAIAN


MANAJEMEN RESIKO KONSUMEN DALAM CREATIVE
MANAGEMENT SYSTEM MOODLE
Effective Communication Design in Consumer Risk Management Completion in a
Moodle Creative Management System
Diterima Tanggal Juni 2020 / Disetujui Tanggal Agustus 2020

ABSTRACT
The business marketing analysis strategy uses the "RAFEs" method as the main performance evaluation
analysis with "RNNs" as the activity log form to determine the "CMCN" creative its way communication. The
term RAFEs can be used for analysis by finding the main performance risk as a strategic business opportunity
method for communication purposes that can create organizational dynamics in entrepreneurial studies
supported by studying the marketing communication mix, in evaluating the method of business environmental
factors. Then the creative management system "RNNs" is the way a business analyzes its main performance
activities to take advantage of information technology. Analyzing RAFE finds ways to encourage the roles and
functions of creative entrepreneurs in the “MSMEs” community which can be agreed with a cooperation
contract with capital which is very important for the sustainability of the national financial cost system. Such
as increasing business communication about job opportunities, equity, increasing resources, developing the
creative economy and increasing the attractiveness of creative economic business through the business
environment and communication with its attractiveness. RAFEs method for data analysis based on business
environmental factors in terms of communication attractiveness, through the attitudes and abilities of
individuals who use information technology and social digital to access, manage, integrate, analyze, evaluate
information data, build new knowledge, make communicating with others, a narrative method is participate
effectively.
Keywords: Communication, access, manage, integrate, analyze, evaluate entrepreneur effectively.

ABSTRAK
Strategi analisis pemasaran bisnis menggunakan metode "RAFEs" sebagai analisis evaluasi kinerja utama
dengan "RNNs" sebagai bentuk log aktivitas untuk menentukan cara komunikasi kreatif "CMCN". Istilah
RAFEs dapat digunakan untuk analisis dengan menemukan risiko kinerja utama sebagai metode peluang
bisnis strategis untuk tujuan komunikasi yang dapat membuat dinamika organisasi dalam studi kewirausahaan
didukung dengan mempelajari bauran pemasaran komunikasi, dalam mengevaluasi metode faktor lingkungan
bisnis. Kemudian sistem manajemen kreatif "RNNs" adalah cara bisnis menganalisis aktivitas kinerja
utamanya untuk memanfaatkan teknologi informasi. Menganalisis RAFEs menemukan cara komunikasi untuk
mendorong peran dan fungsi wirausaha kreatif dalam komunitas “UMKM” yang dapat disepakati dengan
lingkup kontrak kerjasama dengan permodalan yang sangat penting bagi keberlangsungan sistem biaya
keuangan nasional. Seperti peningkatan komunikasi bisnis tentang kesempatan kerja, pemerataan, peningkatan
sumber daya, pengembangan ekonomi kreatif dan peningkatan daya tarik bisnis ekonomi kreatif melalui
lingkungan bisnis dan komunikasi dengan daya tariknya. Metode RAFEs untuk analisis data berbasis faktor
lingkungan bisnis dalam hal daya tarik komunikasi, melalui sikap dan kemampuan individu yang
menggunakan teknologi informasi dan digital sosial untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan,
menganalisis, mengevaluasi data informasi, membangun pengetahuan baru, bersama berkomunikasi dengan
orang lain, berpartisipasi metode naratif secara efektif.
Kata Kunci: Komunikasi, mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisis, mengevaluasi
Kewirausahaan efektif.
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

PENDAHULUAN Hubungan finansial bisnis dengan


manusia budaya dapat pengetahuan perilaku
berbudaya dalam kecakapan sistem informasi
Komunikasi efektif sebagai proses akses
manajemen yang mereka miliki, untuk
dalam cara unsur-unsur komunikasi yang dapat
konseptualisasi sistem informasi komunikasi
memberikan dampak perilaku budaya dengan
dalam kinerja utama berhubungan dengan
hubungan ketertarikan perilaku budaya, budaya
penyelesaian resiko kinerja utama dapat dilihat
sikap, dan kemampuan antarindividu budaya.
dengan log-aktifitas keterampilan antarbudaya.
Hubungan teknologi informasi sebagai cara
Dalam keputusan komunikasi efektif sebagai
naratif untuk dampak komunikasi budaya.
kontektualisasi finansial lingkungan bisnis untuk
Mengakses pola antarperilaku budaya meningkatkan kesejahteraan finansial bisnis
tersebut sebagaimana metode naratif dengan sendiri, baik individu maupun kelompok sosial,
mengatur pola antarbudaya mengelola budaya berpartisipasi dampak rutinitas sosial pada
masyarakat. Pola antarbudaya sendiri dapat yang lingkungan bisnis dimasyarakat yang berbudaya
didapat komunitas itu dengan mengintegrasikan (Utamajaya & Sriathi, 2015).
interprestasi dampak lingkungan budayanya,
Komunikasi efektif istilah berbudaya
sehingga warisan budaya menganalisis
secara umum dapat merujuk pada komunikasi
antarbudaya mereka. Dengan antarperilaku dapat
mengakses seperangkat kemampuan berbudaya.
mengevaluasi informasi teknologi dengan
Mengavaluasi kinerja utama untuk keterampilan
antarbudaya pengetahuan budaya manusia.
manusia lengkap dengan pola budaya. Tingkat
Berkomunikasi dengan orang lainnya, agar
keahlian literasi budaya komunikasi dalam
budaya seakan mengandung gagasan idea yang
menggunakan gaya bahasa ideal yang ditentukan
menarik simpati mereka yang berpartisipasi
oleh masyarakat dalam komunitas antarbudaya
secara efektif dengan kontektualisasi desain
yang diperlukan dalam pengetahuan literasi
budaya (S. Yoo & Chang, 2005).
komunikasi dalam kehidupan sehari-hari (Yalch
Hubungan komunikasi pada saat & Spangenberg, 1990). Sehingga bahasa
mengakses antarbudaya yang menagatur merupakan suatu cara interaksi sosial yang
perilaku manusia sebagai kemampuan individu sangat penting dalam komunikasi yang tidak
budaya yang aktif. bisa agenda dalam kehidupan manusia budaya.
Teknologi informasi untuk dampak Berbahasa antarbudaya harus memperdalami
antarbudaya dengan mengakses, mengelola, kajian bahasa dengan metode naratif yang dapat
mengintegrasikan sebagaimana itu diperlakukan kita lakukan secara lingkungan bisnis mengenai
faktor lingkungan bisnis. Menganalisis simbolik sosial yang dikontruksi secara sosial
mengevaluasi informasi teknologi pada (Susanti et al., 2013).
pengetahuan manusia budaya yang baru. Dengan Belum lagi kita mengenal teknologi
menggunakan antarbudaya yang berkomunikasi informasi dan komunikasi berbasis
dengan banyak budaya manusia di dunia. telekomunikasi masih memberikan medium
Lingkungan bisnis dengan pola budaya yang internet IT yang memerlukan faktor masyarakat
berpartisipasi dalam rangka upaya meningkatkan sosial yang dikontruksi secara sosial dalam
dalam teknologi informasi untuk berkembang metode naratif pada konteks sebagai
elemen masyarakat. Penting pola antarbudaya interprestasi manusia dengan pemikiran
mengembangkan antarperilaku budaya dengan paradigm sendiri dan metode interprestasi
mengakses media massa yang paling penting prakteks pada sistem komunikasi satu arah pada
(Yodiansyah, 2017), yakni akses media massa sistem informasi komunikasi yang memerlukan
dengan elemen media sebagai kultural mixed faktor lingkungan bisnis mereka.
antarbudaya yang dikonstruksi secara sosial.
Mixed branding dengan faktor
Sehingga antarbudaya dengan proses lingkungan wisata bisnis mereka yang dapat
konstruktif sosial antarperilaku secara membentuk rangkaian kode-kode yang
komunikatif dengan kepercayaan diri budaya dikontruksi sosial dalam lapisan masyarakat
yang dibawanya secara kreatif pengetahuan ideal sosial dengan sistem informasi dan komunikasi
yang bertanggung jawab secara masyarakat merepresentasikan “branding wisata” adalah
sosial. suatu sistem informasi teknologi yang mengerti
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

akar komunikasi budaya tertentu (Suparna et al., membuat berkomunikasi sehat, jelas, aktual
2013). Kemudian timbullah komunikasi secara berpartisipasi secara efektif.
interpersonal yang mengharuskan antarperilaku
Jaringan komunikasi sebagai rangkaian
budaya antara dua orang atau lebih dengan
bisnis untuk metode naratif yang menggunakan
membawakan desain komunikasi, seperti
kepemimpinan kewirausahaan untuk strategi
diskripsi desain budaya mengenai pesan yang
manajemen komunikasi pada bauran marketing
akan disampaikan secara desain verbal maupun
komunikasi yang ada dalam sistem kebijakan
non verbal komunikasi. Sehingga jaringan
pemasaran yang berubah-ubah. Dampak
komunikasi yang bisa memahami satu sama lain
lingkungan kontruksi sosial dengan desain
komunikasi secara efektif (Dedi, Hadian dan S.,
antarperilaku:
2014; Firdayanti, 2012; Hartono, 2013;
Herdiana, 2013). Sebagai komunikasi kelompok 1) Tanggapan dalam pengujian pada meta-
kecil yang jaringan komunikasi pada elemen analisis yang masih aktif berkelanjutan.
kehidupan sehari-hari (Kim & Lennon, 2010) 2) Pengetahuan manusia antarbudaya untuk
Komunikasi yang berlangsung secara jaringan perkembangan sosial masih berkurang.
komunikasi diskusi kelompok, karena antara 3) Informasi teknologi baru berupakan
budaya yang masih dipengaruhi keberadaan paradigm yang etis.
situasi yang berpengetahuan. Misalnya diskusi 4) Persepsi etika pada kehidupan manusia
kelompok yang saling sapa satu sama lainnya antara persepsi manusia pada (e-human
dan lebih jaringan komunikasi yang intens versus e-techno) dengan mengakibatkan
sebagai jaringan komunikasi. Metode narative resiko kinerja utama yang terjadinya,
merupakan salah satu jaringan komunikasi hubungan asumsi interprestasi dengan
dengan membentuk bahasa dengan lingkungan analisis dalam kajian persamaan dan
bisnis antara unit—unit komunikasi narasi yang perbedaan dengan tujuan komunikasi
berada lingkungan bisnis tujuan bersama-sama naratif yang berbeda-beda pola bisnis
memberikan tujuan komunikasi yang yang pengetahuan manusia sendiri
kesejahteraan berorganisasi menarik (Nasution, dalam kelompoknya.
n.d.). Dinamika komunikasi demi tujuan
bersama-sama yang dalam membangun filosofi Kewargaan digital massa merupakan
komunikasi budaya terdiri usaha menengah sebagai salah satu definisi warga digital massa
kreative masyarakat yang berhubungan dengan adalah orang yang sadar dengan teknologi
pola kepemimpinan organisasi antara yang satu digital massa dengan dampak lingkungan bisnis.
orang yang berfungsi banyak budaya lain Lingkungan bisnis dengan menunjukkan
dilingkungan bisnis (Meliana et al., 2013). kecerdasan antarperilaku pada kecangihan
Mendiskusikan sebagaimanakah pada teknologi informasi membuat pilihan akses
persoalan resiko kinerja utama sebagai sistem “kinerja utama” yang tepat ketika mengakses
informasi teknologi untuk memanfaatkan teknologi informasi dengan aksi teknologi
strategi layanan bisnis. Dalam digital informasi digital massa ini dipengaruhi pengetahuan
teknologi yang ramah lingkungan bisnis perilaku manusia (Utamajaya & Sriathi, 2015).
“metode pembelajaran ekonomi kreative” yang Pengaruh perilaku manusia dengan kompetensi
dapat digunakan dalam jaringan komunikasi dengan antarbudaya persepsi kepribadian
secara kreatif yang perlu dengan mempelajari dengan komunikasi antarmanusia ialah
sistem informasi komunikasi yang sering kita keseluruhan budaya sikap, budaya ekspresi,
antarbudaya, seperti FB, intragram, database IT budaya perasaan, budaya temparmen, ciri khas
yang media online dengan metode informasi budaya dengan perilaku seseorang budaya.
teknologi sebagai penopang usaha branding Budaya sikap dengan perasaan ekspresi terwujud
wisata bisnis. Mekanisme pasar ekonomi secara tindakan seseorang kalau buadaya dihadapkan
kreatif yang berbasiskan metode digital security kepada situasi tertentu.
system. Hubungan jaringan komunikasi dalam Konseptual budaya yang termediasi
mengaksikan pada sistem informasi teknologi secara konteks anology perilaku budaya pada
dengan aspek lingkungan bisnis yang dengan sistem aktivitas, ketika seseorang memiliki
gagasan idea teknik pengetahuan antarperilaku budaya yang berhubungan antarbudaya dengan
budaya manusia yang berubah baru dengan mencari, memilih, desain budaya, penggunaan
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

desain budaya, serta kinerja utama. Sehingga metode narative dalam kinerja utama sebagai
antarperilaku mengevaluasikan kontruksi sosial memperoleh data layanan IT dengan biaya
pada memenuhi kebutuhan keinginan bisnis keuangan yang mahal. Sistem informasi
dalam antarbudaya merupakan kinerja utama komunikasi layanan publik pada layanan bisnis
yang hal-hal lebih mendasari pada sistem dengan agenda publik yang masih umum
informasi komunikasi untuk bersama keputusan digunakan dalam kontruksi sosial masyarakat
komunikasi secara persuasif berdasarkan proses (Nasution, n.d.; Octavianti, 2016). Menurut
logical advertising tentang bauran marketing kontruksi sosial masyarakat dengan layanan
komunikasi. Etika logika daya tarik sesuai publik terhadap metode mixed faktor lingkungan
dengan teori komunikasi stimulus-respons (S-R) masyarakat yang berinteraksi (Cabang et al.,
menggunakan model komunikasi sebagai aspek 2019), sistem informasi manajemen pada
komunikasi massa dengan agenda publik yang pelayanan publik berupa deskripsi dengan
disesuai dengan apakah akses metode naratif metode narasi pada hubungan kontektualisasi
dalam membahas yang dipengaruhi (Djati & perencanaan, akses data penyusunan dengan
Ferrinadewi, 2004; Firdayanti, 2012; Nasution, layanan publik pada penempatan lokasi kita
n.d.). Menurut metode narative sebagai dalam modal menghasilkan biaya modal yang
pengetahuan antarmanusia dengan komunikasi memadai kebutuhan motivasi kinerja utama.
satu maupun dua arah dengan tujuan komunikasi
Kinerja utama dengan branding wisata
(Kim & Lennon, 2010), dikomunikasi kelompok
terhadap kebutuhan motivasi kinerja utama
kecil yang merupakan komunikasi berlangsung
sebagai modal biaya keuangan ringan untuk
secara antarperilaku, berada dalam situasi
perusahaan untuk secara kreatif (Chang et al.,
antarbuadaya yang saling berhadapan dan saling
2015; Herdiana, 2013; Hosseini et al., 2014;
melihat gagasan idea pengetahuannya.
Lubis & Andayani, 2018; Martinayanti &
Pengetahuan kelompok wisata yang di Setiawan, 2016) dapat memberi kompetensi
agenda ini saling berbenturan satu sama lainnya komunikasi dihadapan agenda publik masih
dan lebih orang intens dalam tujuan manusia identitas sosial (lihat, bagaimana komunikasi,
yang berbeda-beda menanggapi budaya manusia mengakses, mengelola, mengintegrasikan,
(Nasution, n.d.) Tujuan antarmanusia sendiri menganalisis, mengevaluasi kewirausahaan
dapat terlaksana dengan unsur-unsur komunikasi efektif yang terbatas dengan data yang
yang dihubungkan tujuan kelompok budaya diinterprestasikan secara komunikasi yang
antara yang satu orang dengan yang lain memiliki elemen komunikasi yang sangat
sehingga ada kesepakatan, peran yang berfungsi berhubungan dengan profesi kerja dalam
pada suatu lingkungan masyarakat yang masih menghadapi masalah pekerjaan pada tabel
memiliki bisnis usaha kecil menenggah (Meliana sebagai berikut:
et al., 2013). Kewirausahaan pelayanan umum
dalam melakukan fungsi layanan publik pada
Tabel 1. Profesi Pekerjaan berdasarkan Kinerja Utama pada Lingkungan Bisnis
Responden Berdasarkan
Rata- Total
No. Keteria Responden Jenis Kelamin Sampel
Rata (%) (%)
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Karyawan Hotel 16 6 22 0,1 22,2
2 Dosen / Pengusaha 4 6 10 0,1 10,2
3 Pegawai PNS 12 9 21 0,1 34,2
4 Pekerjaan Transportasi 16 8 24 0,1 21,2
5 Buruh/Petani/ Pedagang 16 8 24 0,1 24,2
6 Pekerjaan Ekonomi 18 16 34 0,1 34,2
Jumlah 82 63 145 145,6
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

Lihat diskusi pada tabel 1. diatas tentang pemasaran untuk digital massa dengan desain
profesi pekerjaan berdasarkan masalah kinerja massa.
utama pada lingkungan bisnis, memiliki Sumber
Salah satu solusi keputusan dalam
Daya Manusia sebagai media digital itu sendiri
membentuk persepsi resiko kinerja utama
yang ditentukan akan membuat harga media
sebagai identifikasi masalah manajemen krisis
digital jadi lebih efisien, jadi tidak ada salah
menggunakan kinerja utama sebagai pola
digital massa tersebut dapat mengelola dijadikan
rutinitas yang berbasis informasi teknologi dan
sebuah digital assetnya secara mandiri dengan
layanan umum (Lubis & Andayani, 2018;
menganggap sebagai investasi perusahaan
Setiadi B, 2017; Suryanto et al., 2017). Batasan
digital massa itu dipergunakan. Apa digital
metode dengan pola informasi dan teknologi
massa agensi secara kreatif? Pada dasarnya,
berbentuk log aktifitas dengan memberikan
agensi komunikasi secara kreatif yang hebat
metode yang memiliki tujuan identifikasi
dengan menawarkan perpaduan branding
masalah pada pola bisnis untuk mempelajari
sebagai tujuan komunikasi pada manajemen
metode kewirausahaan sebagai log aktifitas
sebagai berikut:

Gambar 1. Bauran Marketing Komunikasi dalam Jaringan Komunikasi Bisnis

METODE Peran dan fungsi kewirausahaan menggunakan


(digital security system) sebagai penopang usaha
bisnis dengan mekanisme ekonomi pasar secara
Tanggapan Pengujian meta-analysis (Aktif kreatif yang berbasiskan (digital security
berkelanjutan) system). Pola komunikasi dengan menggunakan
Metode pendekatan secara kritis dan pola komunikasi organisasi untuk mengaksikan
kreatif sebagai pengetahuan konsumen risiko sistem informasi teknologi pada aspek sosial
dan solusinya meliputi: Pertama, Literasi sistem bisnis (publics services). Keempat, Jaringan
informasi new normal pada mendiskusikan network pada akses sosial dalam pola bisnis
persoalan resiko kinerja pada sistem informasi sebagai komunikasi narrative dengan
dengan memanfaatkan digital service yang menggunakan pola kewirausahaan pada tujuan
ramah lingkungan bisnis. Kedua, Metode sistem komunikasi pemasaran yang masih lingkungan
informasi teknologi pada era new normal berbeda-beda sebagai menyampaikan marketing
sebagai Metode pembelajaran dengan aplikasi pemasaran berbeda-beda?.
network kreatif yang perlu mempelajari pada Pengetahuan Manusia (Perkembangan sosial
sistem informasi teknologi, seperti FB, masih berkurang)
intragram, aplikasi database yang online. Ketiga,
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

Dalam lingkungan bisnis untuk metode timbal balik yang mengandung nilai sistem
komunikasi secara efektif metode penyelesaian informasi yang sehat, dan nilai etika dan etis
manajemen resiko pada pola konsumen dalam kepada orang lainnya.
creative management system dengan sistem
Segmentasi informasi etika dan etis itu
lingkungan sosial pada moodle system studi
dapat dimarketingkan pada pilihan modal pasar
analisis marketing bisnis strategi pada elemen
sumber sistem informasi manajemen dengan
“RAFEs” dengan analisis evaluasi kinerja utama
kegiatan modal IT yang membagi suatu pasar IT
pada “RNNs” dengan log aktivitas “CMCNs.”
menjadi bagian kelompok dengan manusia
Kelompok diskusi dengan menghasilkan pada
sebagai mengetahui strategi marketing yang
analisis skor motivasi, psikologis kreatif dan
berbeda-beda memiliki kebutuhan, karakteristik,
kritis, tingkat diskusi diantara hasil yang dapat
atau perilaku pun yang berbeda-beda pula.
diraih; Pertimbangan jaringan sosial bisnis
Meskipun mereka dapat melakukan dan saling
dengan keputusan komunikasi jaringan pada
membutuhkan jaringan komunikasi atau bauran
perhatian hubungan komunikasi strategis,
marketing komunikasi yang berbeda-beda pula.
Kepatuhan sistem kewirausahaan dengan
teknologi informatif komunikasi yang Keunggulan bauran marketing komunikasi dapat
menggunakan metode jaringan media digital daring melakukan kapankah saja dan dimanakah
dilakukan dengan permintaan ekonomi pasar yang dapat membedakan-berbeda pada jaringan
lebih dominan digital pada sistem informasi komunikasi yang masih konvensional yang
teknologi komunikasi. Persepsi etika dan e- dampak pada manusia secara daring tidak
logical antara human versus informasi teknologi memerlukan oleh pihak manapun, dapat lebih
untuk metode bauran marketing komunikasi dari dua orang yang berkomunikasi untuk
(Persamaan dan perbedaan komunikasi naratif) bertemu tatap muka, masih memerlukan
teknologi komunikasi daring harus komunikasi
Metode komunikasi narrative yang
satu arah meskipun dapat menghemat biaya
identitas dengan tindakan akses menunjukkan
dengan pemanfaatan akses IT diperlakukan
mengakses aksi seleksi motivasi kinerja utama
dengan aksi komunikasi yang paling penting.
dengan menganalisis data sistem teknologi
Istilah arterfact menjadi sebuah interprestasi
informasi pemilihan sumber informasi, kriteria
komunikasi massa yang mengandung unsur-
analisis data agenda publik yang diselektif
unsur dalam sistem informasi komunikasi dan
dengan pendekatan secara kritis dan kreatif.
sistem informasi manajemen dengan ranah
Dengan kualitas layanan prima sebagai
perilaku massa yang mencoba digambarkan
perencanaan komunikasi pada pola lingkungan
interprestasi dengan kajian sistem informasi
budaya interaksi sosial dalam kepemimpinan
manajemen dan komunikasi yang luas pula, bisa
dan lingkungan bisnis sebagai tujuan dinamika
jadi lebih dapat menguji (lihat, tabel 3.) dalam
konsumen lingkungan bisnis secara berpikir
bentuk penilaian akses dengan aksi perbedaan
kritis-kreatif.
interprestasi persepsi komunikasi yang
Penyelesaian kinerja utama tujuan pola kompleks, singkat dan jelas (lihat kebijakan
dengan persepsi komunikasi yang diskemakan yang kebijakan dan prosedur pemilihan pasar).
sebagai rangkaian bauran marketing komunikasi
Pemilihan ekonomi pasar dengan tujuan
bertujuan komposisi faktor pada lingkungan
jaringan komunikasi teresposisi dengan
bisnis pada metode analisis bauran komunikasi
kebijakan prosedur yang ada untuk menjelaskan
dalam metode meta-analisis komunikasi.
atau memaparkan suatu interprestasi sistem
Kepemimpinan kewirausahaan menurut informasi komunikasi tertentu, sehingga dapat
(Prawitasllri, 2016; Rahmanto, 2004) adalah menambah bauran marketing komunikasi untuk
sistem informatif teknologi “IT” pada bauran mendapatkan lingkungan marketing bisnis
marketing komunikasi sebagai suatu ulasan dengan evaluasi mareka antara bersegmentasi
sosial dan managerial komunikasi yang marketing pasar utama kinerja utama untuk
terungkap dengan pola sistem komunikasi yang membuat proses bauran marketing komunikasi
mereka buat dengan sendirinya sebagai individu yang lebih terarah, sehingga sumber daya tarik
dan kelompok untuk memperoleh apapun yang marketing komunikasi dapat digunakan secara
mereka rasa butuhkan dan inginkan mereka komunikasi yang dapat menentukan sistem
lewat menciptakan dan menukarkan dampak manajemen secara efektif dan efisien.
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

Pengertian simulasi dan komunikasi memberikan umpan balik atau bertanya dengan
sistem kebijakan digital adalah prosedur dampak jaringan komunikasi.
menirukan prosedur pemilihan kinerja utama
Jaringan komunikasi satu arah bisa
(bacalah, Kewirausahaan kepemimpinan
dikatakan sebagai unsur-unsur komunikasi yang
sebelumnya) dideskripsikan menyerupai teknik
kesempatan komunikasi kepada jaringan bisnis
simulasi kewirausahaan kepemimpinan pada
untuk memberikan tanggapan atau sanggahan
dasarnya jaringan komunikasi pula pada upaya
lingkungan bisnis. Komunikasi adalah suatu
memahami konseptualisasi log aktifitas kinerja
proses dimana seseorang atau beberapa orang,
utama (lihat, kewirausahaan kepemimpinan pada
kelompok, organisasi, dan masyarakat
menerapkan metode naratif yang memiliki
menciptakan, dan menggunakan sistem
sistem informasi manajemen itu), log aktifitas
informasi teknologi, agar terhubung lingkungan
yang merupakan metode persuasive komunikasi
bisnis dan orang lainnya. Jaringan komunikasi
yang menggambarkan dengan sistem perilaku
yang daring merupakan metode atau cara
pada suatu sistem informasi teknologi “IT.”
berkomunikasi yang IT yang baru dimana
Sistem IT ialah suatu telekomunikasi dengan dampak jaringan penyampaian dan
yang merupakan proses dampak informasi penerimaan pesan yang dilakukan atau melalui
teknologi dengan telekomunikasi yang bersifat jaringan Internet atau jaringan komunikasi
berkelanjutan atau disebut juga pada simulasi lainnya lazim disebut komunikasi naratif di
dampak dengan kinerja resiko. Kinerja resiko dunia maya atau cyberspace.
merupakan jaringan komunikasi dengan
Cyberspace menunjukkan proses
telekomunikasi ditinjau dari proses pengawasan
jaringan komunikasi dapat memberikan bauran
perusahaan maupun pemerintah.
marketing komunikasi yang berdampak persepsi
Bertanggung jawaban pada echnology kepada lingkungan bisnis disebut “jaringan
komunikasi yang merupakan proses IT yang komunikasi” yang di dunia maya ini yang sering
telah diubah pada suatu kode informasi yang mengalami pola jaringan tidak tetap, membuat
mudah disepakati dalam sebuah mediasi yang pola jaringan komunikasi sendiri yang dengan
transisi budaya oleh pengirim (sender) dampak mengatur sistem informasi teknologi itu, salah
lingkungan bisnis penerima (receiver). satu sistem budaya pada metode naratif dengan
Kebutuhan penerima pesan (receiver) adalah pendekatan persuasif kinerja utama. Mengetahui
sistem informasi teknologi yang menjadi sasaran tangguang jawaban log aktifitas untuk metode
jaringan komunikasi yang dikirimkan kepada narrative untuk menunjukan kinerja utama
sumber (komunikator). Jaringan komunikasi secara efektif sebagai proses evaluasi kinerja
juga bisa disebut istilah khalayak, sasaran, utama dengan mempelajari sistem penyelesaian
pembaca, pendengar, pemirsa, audience, kinerja utama dengan sikap resiko yang dihadapi
decoder atau komunikan. masyarakat mengutamakan untuk sasaran modal
bauran marketing komunikasi. Kajian jaringan
Jaringan komunikasi adalah salah satu
komunikasi menggunakan metode narrative
aktor budaya dari proses komunikasi yang etis.
dengan persuasive antara bertujuan dengan
Proses komunikasi ialah bagaimanakah aturan
bauran marketing komunikasi dan tujuan
antara komunikator dengan menyampaikan
dinamika organisasi upaya meningkatkan
pesan kepada komunikannya, sehingga dapat
motivasi kinerja utama dengan lingkungan
menciptakan suatu dampak persepsi komunikasi
bisnis, kepercayaan komitmen persepsi
tertentu dengan jaringan komunikasi (Schlosser,
komunikasi dengan metode selanjutnya.
1998; Sembiring, 2015; Setiadi B, 2017;
Suparna et al., 2013; Yodiansyah, 2017) antara Analisis kompetensi dari segi psikologi,
komunikan dan komunikatornya dengan metode terdapat dua konsep teori persepsi, yaitu konsep
jaringan komunikasi dengan melakukan metode dimana pemrosesan masukan atau rangsangan
narative, apabila komunikasi antarmanusia tidak yang diterima oleh intrapersonal komunikasi,
berlangsung ada aturan komunikasi budaya dimana sistem transformasi antara informasi
untuk mewujudkan motif lingkungan bisnis. tingkat rendah ini dan informasi tingkat yang
lebih tinggi, misalnya adalah mengenal
Dengan komunikasi satu arah adalah
objektifitas melalui bentuk persepsi komunikasi
dampak sumber kepada sasaran dan sasaran
sebagai lingkungan bisnis. Pengertian
yang mempunyai kesempatan mareka untuk
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

kompetensi penjualan dengan stimulus bauran proses diterimanya stimulus oleh manusia
marketing komunikasi adalah barang atau jasa individu melalui personal komunikasi melalui
yang digunakan manusia untuk meminta proses persepsi individu dapat menyadari
responden dalam pengaturan riset bauran manusia, dapat mengerti perilaku budaya
marketing komunikasi yang berbentuk tentang komunikasi budaya dalam keadaan diri
rangsangan komunikasi satu arah dalam teori individu manusia. Dengan kompetensi jaringan
komunikasi massa, seperti IT bertujuan untuk komunikasi sebagai persepsi konsumen berbeda
memperngaruhi konsumen. Menurut (Simon, adalah suatu proses komunikasi yang membuat
2016; Sitompul, 2012), keputusan analisis seseorang memilih, mengorganisasikan, dan
evaluasi solusi evaluasi tindakan analisis resiko menginterpretasikan rangsangan-rangsangan
kinerja utama adalah tindakan konsumen yang yang diterima menjadi suatu jaringan
pengambilan keputusan dengan analisis mereka komunikasi yang berarti komunikasi budaya
merupakan suatu proses pemilihan salah satu lengkap dengan jaringan komunikasi dengan
dari beberapa alternatif menyelesaikan masalah manusia tentang dunianya (Sembiring, 2015;
dengan tindak lanjut yang nyata berhubungan Sidharta & Boy Suzanto, 2015; Smp, 2014).
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan,
serta pengevaluasian jasa/barang, demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku HASIL DAN PEMBAHASAN
konsumen merupakan hal-hal yang mendasari
kesimpulan kebutuhan dengan motif yang
ditinjau dengan motivasi kinerja utama untuk Pola komunikasi didiskusikan
membuat keputusan analisis motivasi mereka. memelajari bagaimanakah pola komunikasi ini
Proses pengambilan keputusan adalah proses dipelajari dengan desain jaringan komunikasi,
menentukan suatu solusi dengan berkomunikasi membantu masyarakat berkomunikasi dengan
satu arah secara bersama-sama atau secara kreatif yang melibatkan komunikan sehat atau
universal berbagai alternatif. audiens yang sesuai dengan etika sosial
masyarakat dengan memperlajari etis dengan
Kompetensi keahlian dengan persepsi saluran manajemen pemasaran, jaringan
(dari bahasa Latin perceptio, percipio) adalah komunikasi itu menjadikan ekonomi kreatif,
tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan dalam bentuk peluang bisnis, atau jaringan
informasi sensoris guna memberikan gambaran komunikasi ini diperoleh dengan interaksi
dan pemahaman tentang lingkungan. Persepsi personal manusia sebagai aspek budaya seperti
adalah semua sinyal dalam sistem saraf, yang budaya kontemporer dan budaya kulturasi
merupakan hasil dari stimulasi fisik atau kearah bidang kajian lainnya (Nasution, n.d.).
organsm dari intrapersonal komunikasi. Didefinisikan bidang kajian lainnya itu dapat
Kompetensi intrapersonal komunikasi memberikan pengembangan lingkungan sosial
dengan pengiriman pada tujuan jaringan secara kreatif, strategis, dan imitasi budaya yang
komunikasi pada persepsi komunikasi memiliki peran dan fungsi onologi pada kajian
merupakan suatu kajian komunikasi yang filsafat ilmu dengan layanan umum yang
didahului oleh intrapersonal komunikasi, yaitu berbasis design komunikasi dengan agen
suatu stimulus yang diterima oleh individu jaringan komunikasi yang lengkap ditunjuk bisa
manusia melalui alat reseptor yaitu indera melalui saluran informasi teknologi yang dapat
personal dengan komunikasi. Sehingga menawarkan kepada masyarakat yang mudah
intrapersonal komunikasi sebagai penghubung dipencari, lewat media online, desain
personal antara individu dengan dunia atau komunikasi dan pengembangan website
lingkungan luar menimbulkan dmapak informasi budaya dan pariwisata, dan peran dan
komunikasi yang sehat. fungsi ekonomi kreatif secara umum
memberikan dampak budaya pariwisata dengan
Persepsi merupakan suatu proses yang
pola jaringan komunikasi (lihat, kemitraan
didahului oleh intrapersonal komunikasi yang
pariswisata lokal) (Kim & Lennon, 2010; Lubis
berdampak pada interpersonal komunikasi
& Andayani, 2018; Meliana et al., 2013).
bahakan komunikasi massa dengan satu arah.
Sebutan kemitraan wisata lokal pada
Elemen komunikasi evaluasi kinerja utama
merencanakan dengan desain komunikasi yang
dengan “RAFEs” adalah merupakan suatu
diperlukan branding proposisi wisata dengan
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

penempatan budaya lokal pada komunitas dalam Meskipun branding wisata domestik
masyarakat untuk informasi budaya lokal pada pada media branding cyberspece yang memiliki
desain budaya memanfaatkan desain informasi kebijakan wisata yang rapi dan profesional pada
teknologi komunikasi sebagai tujuan branding metode mampu terlihat informasi dengan lapisan
wisata misalnya, faktor branding wisata dengan masyarakat secara rapi dengan tujuan
lingkungan wisata bisnis pada usaha menengah komunikasi massa yang dapat dipoles pada
kreative masyarakat “UMKM” sebagai target interaksi sosial dalam gaya hidup kasual wisata
pasar konsumen wisata tertentu (Kim & Lennon, bisnis (Sitompul, 2012; Spies et al., 1997;
2010; Koo, 2003; Manullang, 2008; Nasution, Suparna et al., 2013).
n.d.; Sabil, 2018). Persepsi komunikasi dengan
Wisata bisnis dengan menawarkan
jaringan komunikasi wisata lokal dengan
tempat wisata dalam lingkungan masyarakat
mempelajari memahami proses faktor branding
secara langsung memberikan sistem informasi
budaya lingkungan bisnis sebagai antarperilaku
manajemen. Dinamika wisata bisnis yang dapat
analitis yang menginginkan dan mendapatkan
sistem informasi manajemen secara efektif untuk
penawaran wisata domestik yang bagus untuk
mensosialisasikan wisatawan domestik itu
wisata lokal dengan metode naratif dengan
dengan sistem informasi manajemen yang dapat
pendekatan secara ekonomi kreatif yang
lebih mudah diakses pada tempat rekreasi
berkonsentrasi branding wisata pada branding
branding wisata UMKM. Pola komunikasi yang
mixed wisata lokal domestik untuk
dapat dilakukan dengan memerlukan property
mempertimbangkan faktor lingkungan bisnis
branding wisata yang mampu mensosialisasi
yang sehat yang dinginkan masyarakat dengan
sebagai ruang diskusi cyberspace pada jaringan
tujuan kinerja utama (Mina et al., 2017; Petra et
komunikasi yang ingin disampaikan dengan pola
al., 2006; Prawitasllri, 2016; Risnayanti &
pesan kepada kunjungan audiens yang telah
Cangara, 2011).
membangun branding wisata domestik dengan
kontruksi sosial pada interprestasi branding
wisata domestik sebagai tujuan budaya wisata
DISKUSI
domestik yang menggunakan aksi sistem
informasi komunikasi (Susanti et al., 2013;
Kinerja utama yang ekonomi kreatif dan Utama, 2003; Utamajaya & Sriathi, 2015;
wisata lokal domestik dengan istilah branding Yodiansyah, 2017; C. Yoo et al., 1998).
proposisi wisata atau jaringan komunikasi yang Kampanye branding wisata domestik ini
dapat memberikan situasi dan kondisi budaya antara teori dengan metode branding wisata dan
lokal masyarakat dengan menjelaskan metode desain interior branding wisata sebagai praktek
wisata lokal domestik dengan jaminan branding survai wisata menggunakan asumsi kompetisi
proposisi wisata yang sejenis sebagai agenda branding wisata lengkap yang diinterprestasikan
publik, mixed branding termasuk faktor wisata pada konteks cyberspace teknologi yang
lingkungan bisnis dengan layanan umum wisata branding wisata yang memiliki keinginan yang
lengkap dengan jaminan publik menangani lebih banyak kompetisi ramah lingkungan bisnis
semua aspek kunjungan wisata domestik yang pada ranah dinamika jaringan komunikasi pada
memperkenalkan kewirausahaan branding logika marketing komunikasi, sehingga
wisata pada “UMKM wisata” mendapatkan penawaran mengakses branding wisata yang
peluang wisata bisnis yang mereka kelola yang antara wisata budaya dan wisata bisnis dengan
melakukan akses wisata antarbudaya keuntungan wisata binaan UMKM mereka yang
memperkenalkan branding wisata mendorong kewirausahaan dengan peluang
kewirausahaan, termasuk perencanaan desain bisnis sebagai prinsip manajemen komunikasi
wisata yang strategis, produksi jaminan wisata yang ideal (Susanti et al., 2013).
domestik, mapping atau peta wisata kreativitas,
Branding wisata sebagai agen wisata
dan inovasi wisata pada layanan domestik, serta
bisnis sebagai pola sistem informasi manajemen
layanan wisata dengan marketing secara
yang mengelola jaringan komunikasi efektif
interaktif melalui desain internet branding wisata
dengan anggaran marketing pada profesi
domestik dengan media branding cyberspece
pekerjaan, setelah mengembangkan tujuan
(Schlosser, 1998; Sembiring, 2015; Sidharta &
branding wisata lebih banyak antara wisata
Boy Suzanto, 2015; Simon, 2016).
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

budaya dan wisata bisnis dengan memberikan branding wisata tersebut, menentukan platform
layanan dan sistem informasi wisata dengan medium online yang terbaik untuk berinvestasi
branding wisata kepada masyarakat untuk modal branding wisata, dan terus menjaga
branding cyberspace wisata budaya dan wisata keseimbangan branding wisata antara kegiatan
bisnis menggunakan manajemen komunikasi branding wisata marketing dengan hasil yang
efisien (Suparna et al., 2013). mereka dapatkan dalam evestasi branding wisata
yang menguntungkan jangka panjang.
Dengan sistem komunikasi yang bekerja
dengan agen wisata dengan prakarsa “branding Bekerja idea dengan gagasan merupakan
wisata” yaitu, antara wisata budaya dan wisata agen branding wisata dengan marketing wisata
bisnis pada binaan wisata untuk mengelola dengan branding wsaita yang berarti lebih
UMKM mereka secara strategis dengan banyak prospek wisata bisnis yang dikonversi
manfaatkan kontrol sosial. wisata budaya dapat menjadi pelanggan
branding wiasta tetap (Suryanto et al., 2017).
Prosedur branding wisata sebagai wisata
budaya dan wisata bisnis dengan pola jaringan Komunikasi kewirausahaan branding
binaan wisata domestik untuk mengelola wisata sebagai konsep kewirausahaan branding
UMKM “branding wisata” yang branding wisata wisata masih terus berkembang. Apakah
domistik dengan mengevaluasi anggaran wisata kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan
mereka sebagai pola komunikasi yang efektif. kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
Apa itu produksi branding wisata yang kreatif? baru yang sangat bernilai dan berguna bagi
Produser branding wisata secara kreatif adalah dirinya dan orang lain. Apa pengertian produk
dengan mempelajari peta dengan konsep branding wisata secara kreatif dengan definisi
branding wisata dengan mewujudkan antara kewirausahaan? Produk branding wisata kreatif
wisata budaya dan wisata bisnis pada binaan adalah produk sistem branding wisata informasi
wisata untuk mengelola UMKM mereka secara yang berasal ide dan gagasan dengan para
strategis dengan manfaatkan kontrol sosial wirausahawan (bacalah, tabel 1) yang bersifat
(Smp, 2014). Proses kontrol sosial melibatkan minifaktur branding wisata baru, sehingga tidak
segala sesuatu mulai branding wisata dari branding wisata yang ada yang menyamai baik
menghasilkan ide akses dan mengumpulkan aksi itu model branding wisatanya, atau bentuk
tim branding wisata dengan sistem informasi branding wisata atau desain branding wisata
manajemen yang tepat untuk melihat pola pada ekonomi kreatif (lihat, UMKM dengan
peluang wisata ekonomi pasar yang berpeluang kewirausahaan). Gaya kewirausahaan adalah
bisnis sehingga ke tahap akhir produksi menjadi sikap wirausahawan yang semestinya, seperti
sebagai metode analisis data mempelajari wisata kreatif, beriorientasi kinerja utama pada
menggunakan teknik pengumpulan data analisis branding wisata masa depan, dan lain-lain.
sebagai metode bauran marketing komunikasi Kesempatan branding kewirausahaan pekerjaan,
(lihat, Tabel 1). secara baik pada sektor pemerintah maupun
perusahaan swasta disatu sisi dan perkembangan
Seorang marketing komunikasi secara
penduduk kreatif, sedemikian perkembangan
kreatif dengan interkasionel produksi branding
sistem informasi manajemen yang pesat di sisi
wisata dan bagaimana komitmen branding
lain, sehingga menuntut masyarakat ekonomi
wisata dengan layanan wisata publik pada
kreatif untuk ada dapat berusaha menciptakan
layanan profesional prima wisata yang dapat
lapangan pekerjaan sendiri pada kewirausahaan.
memasarkan atau marketing peluang bisnis
Anda secara media cyberspace online, seperti Kewirausahaan berasal dari kata “wira”
media online dengan database IT menu dan “usaha.” Wira berarti “pejuang, pahlawan,
branding wisata. Mereka marketing yang hanya manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah
berfokus pada branding wisata antara wisata berani dan berwatak agung.” Usaha adalah
budaya dan wisata bisnis dengan pola jaringan perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu.
pemasaran yang masih dikatakan media Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan
tradisional, seperti interpersonal komunikasi yang berbuat sesuatu. Kreatif adalah memiliki
dengan menggunakan akses media kecil. Agen daya cipta, mempunyai kemampuan usaha untuk
marketing wisata dengan memasaran digital mencipatakan,atau mampu menciptakan sesuatu
dengan mengevaluasi lalu lintas situs web yang hal yang baru, baik berupa gagasan
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

maupun kenyataan idea yang relatif berbeda jawab atas menggunakan sistem informasi
dengan apa yang telah ada sebelumnya itulah teknologi.
yang disampaikan tentang Pengertian Kreatif
Dalam suatu aturan sistem komunikasi
(Smp, 2014; Suparna et al., 2013; Susanti et al.,
Indonesia dalam dunia digital kewirausahaan
2013).
dalam bentuk tata karma branding wisata yang
Perilaku manusia dengan lingkungan bisnis diakses pada membentuk sistem informasi
yang memanfaatkan TI untuk membangun komunikasi yang dapat di akses dengan sistem
lingkungan komunitas bisnis, berkerjasama, dan informasi manajemen (Yodiansyah, 2017;
juga berekreasi dalam lingkungan sosial dalam yolanda utami, 2015), etiket sistem tersebut
branding wisata (S. Yoo & Chang, 2005). dimaksudkan lengkap dengan akses sistem yang
Kewargaan digital branding wisata adalah terkumpul dengan branding wisata untuk
konsep branding wisata bisnis dapat dilakukan menjaga kenyamanan dan keamanan warga
dengan antarperilaku manusia pada pengetahuan digital branding wista lainnya, selain itu kita
branding wisata yang digunakan untuk harus dapat menerapkan etiket teknologi
mempelajari peluang bisnis. Memberikan tujuan informasi komunikasi harus dapat mengajarkan
pengetahuan manusia tersebut mengenai pada warga digital tentang branding wisata, agar
memanfaatkan branding wisata dengan dunia branding wisata yang terciptanya menggunakan
maya dengan baik dan benar. teknologi informasi teknologi yang sehat.
Didefinisikan antarperilaku manusia pada Pengertian komponen hukum digital yang
branding wisata sebagai salah satu etika mengatur etiket sistem informasi komunikasi
antarperilaku manusia bisnis yang tepat yang dalam sistem sosial pada masyarakat. Warga
bertanggung jawab menggunakan teknologi digital massa ini perlu menyadari bahwa resiko
informasi komunikasi. Dalam suatu aturan kinerja utama dapat memberikan identitas sosial
peluang bisnis yang ketat pada dunia digital (baca, wisata budaya) dalam jaringan bisnis
bisnis sebagai bentuk tata krama branding wisata (baca, wisata bisnis) dengan resiko data budaya
bisnis (Yodiansyah, 2017; yolanda utami, 2015), yang mengatur kontrol sosial dengan tahap
sebagai etiket antara wisata bisnis dan wisata evaluasi resiko kinerja utama, maupun properti
budaya yang menjamin branding wisata branding wisata daring dengan pengawasan
kelangsungan bisnis secara modal wisata usaha branding wisata dengan pihak lainnya (lihat
yang dimaksud dalam branding kewirausahaan tabel 1.)
wisata untuk menjaga kenyamanan dan
Privasi atau personal komunikasi yang
keamanan warga digital pada branding wisata
merupakan jaminan mutu branding wisata yang
lingkungan bisnis mereka, selain peluang wisata
dapat melanggar hukum, jika kita tidak
bisnis harus menerapkan branding etiket sosial
mengetahuinya dengan layanan sistem informasi
ini dengan ekonomi kreatif, sering juga harus
Sumber daya Manusia dan Sistem Informasi
mengajarkan ekonomi kreatif pada warga digital
Indonesia (Smp, 2014; Suparna et al., 2013).
memanfaatan bidang kajian w isata lainnya, agar
Aksi personal branding wisata dapat diikuti
lingkungan bisnis terciptanya sistuasi peluang
dengan komunikasi sebagai tindak hukum
bisnis yang bermunculan dengan masyarakat
antarprilaku manusia secara umum adalah proses
yang kreatif kuat dapat menggunakan sistem
memahami makna aksi antara antarbudaya serta
komunikasi dan teknologi informasi yang sehat
berbagi mempelajari akses branding wisata
dan baik. Kewargaan digital antarbudaya wisata
kepada individu atau sekelompok orang lainnya.
bisnis adalah konsep peluang bisnis yang dapat
Arti personal komunikasi menurut (Yodiansyah,
digunakan log aktifitas branding wisata yang
2017) merupakan akses layanan dengan
menemukan solusi evaluasi dari agenda
memahami maupun mempelajari dengan
penyelesaian resiko kinerja utama dengan istilah
menyalurkan ide gagasan dimaksud sumber satu
“RAFEs” yang berhubungan dengan
ke sumber yang lain pada tujuan branding wisata
pengetahuan manusia dengan penyelesaian
yang dapat mengubah mengawasi antarprilaku
resiko pada sistem informasi manajemen di
dengan penerima ide pada saat mengenali antar
dunia maya atau juga dapat didefinisikan
budaya dilingkungan bisnisnya. Jadi akses
“RAFEs” sebagai etika sistem informasi
teknologi informasi komunikasi digital personal
manajemen yang dapat dilakukan di sistem
adalah sistem informasi teknologi yang berbasis
komunikasi Indonesia tepatguna bertanggung
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

telekomunikasi, berbasis mengevaluasi kinerja gampang diakses bermotivasi terhadap kinerja


utama bersifat resiko kinerja metode naratif. utama yang merepresentasikan pada suatu
Metode naratif tersebut yang dapat membentuk gagasan sistem informasi teknologi yang
metode pendekatan persuasive dengan kode- ditentukan oleh telekomunikasi ketentuan
kode yang dapat diketahui orang banyak dan lingkungan bisnisnya.

Model Summaryb

Change Statistics

Adjusted R Std. Error of R Square F Sig. F Durbin-


Model R R Square Square the Estimate Change Change df1 df2 Change Watson

1 .185a .034 .026 .58294 .034 4.010 5 566 .001 .658

a. Predictors: (Constant), X5, X4, X1, X2, X3


b. Dependent Variable: Y1

Tabel 1. Penguji Model Relibititas “R” Berdasarkan Data Durbin-Watson


Pada (Tabel 1.) adalah pengujian model wisata pada memilih pola branding wsaita secara
branding wista yang didukung untuk mengetahui kreatif dan kritis yang berdasarkan manajemen
bauran marketing komunikasi dengan metode responsif dengan log aktifitas branding wisata
Sistem Manajemen Kreatif "CMS" yang dapat disebut dengan Routine Narrative Networks
menganalisis kompetensi yang dipahami sebagai "RNNs" pada jaringan lingkungan bisnis.
salah satu metode naratif yang menyangkut
Peran dan fungsi apakah yang menjadi
masalah kreativitas masyarakat dengan Usaha
branding wisata tersebut?, terutama wisata
Kecil Menengah. Peran dan fungsi UMKM
budaya dengan membentuk persepsi branding
dapat disepakati menjadi sistem informasi
wisata bisnis pada aspek-aspek keputusan
komunikasi sangat penting dalam membiayai
komunikasi dengan jaringan komunikasi,
keuangan nasional. Communication Marketing
meningkatkan kesempatan branding wisata kerja
Mixed atau Bauran Marketing Komunikasi
kinerja utama, pemerataan branding wisata
adalah solusi kinerja utama pada ekonomi
sebagai sistem informasi teknologi, dengan
kreatif untuk menjadi komunikasi naratif secara
meningkatkan upaya akses branding wisata pada
kreatif dan inovatif, dasar akses, kiat aksi, dan
aksi wisata budaya dengan evaluasi kinerja
sumber daya komunikasi untuk menemukan
utama, dengan mengembangkan standar
peluang bisnis untuk berhasil dengan tujuan
branding wisata secara ekonomi kreatif, dan
bersama-sama. Kepemimpinan kewirausahaan
meningkatkan daya tarik branding wisata secara
branding wisata sebagai jaringan komunikasi
ekonomi kreatif (yolanda utami, 2015; C. Yoo et
pada proposisi triangulasi sumber data branding
al., 1998).

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.813 5 1.363 4.010 .001b

Residual 192.339 566 .340

Total 199.152 571

a. Dependent Variable: Y1
b. Predictors: (Constant), X5, X4, X1, X2, X3

Tabel 2. Penguji Model Frekuensi “F” Berdasarkan Data Durbin-Watson


Faktor lingkungan bisnis yang lebih teknologi komunikasi, karena pada dasarnya
besar antarpelaku budaya dibandingkan sistem sistem informasi teknologi seperti dapat
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

menyuarakan branding wisata di seluruh dunia Pada dasarnya sistem informasi yang dalam
ini yang dapat dilakukan oleh manusia di dunia, perkembangan slogan komunikasi yang masih
hanya saja sistem informasi teknologi tersebut, dapat menggunakan sistem desain komunikasi
dimanipulasi memanfaatkan suatu perangkat yang manual ke ranah digital informasi yang
komunikasi pada digital massa untuk kehidupan lebih baru, artianya belum sepenuhnya dapat
manusia yang masih membutuhkan sistem bekerja secara otomatis dengan akses branding
informasi teknologi tanpa jarak dan waktu wisata, seperti pada sistem informasi manajemen
dengan sistem informasi manajemen yang dengan sistem informasi manajemen untuk
jaminan sistem dan pengetahuan yang jelas memahami strategi komunikasi dan juga rencana
(Utama, 2003; Utamajaya & Sriathi, 2015; aksi branding wisata yang dapat digunakan
Waluyo, 2019; Yalch & Spangenberg, 1990). desain komunikasi pada lebih mudah dan biaya
kreatifitas dengan akses branding wisatanya.
Analisis* Ide akses peluang bisnis menurut
kamus besar bahasa Indonesia adalah rancangan Ukuran Akses* Simulasi digital melakukan
bisnis yang tersusun dalam pikiran branding pembelajaran sosial yang berarti metode naratif
wisata berupa gagasan untuk meraih tujuan Idea dapat di akses dengan memanfaatkan sistem
kewirausahaan pada gagasan kreativitas dengan informasi manajemen pada umumnya dan sistem
menciptakan sesuatu branding wisata baru dan informasi komunikasi secara khususnya, produk
berbeda dengan wisata bisnis yang lain sebagai berbasis website mengenai branding wisata
sumber keunggulan wisata budaya dalam dominan dengan sistem produk wisata yang
komunitas branding wisata untuk dijadikan dipetakan pada sistem informasi komunikasi
peluang bisnis dengan memanfaatkan branding yang memadai di lingkungan wisata pada suatu
wisata. Karakteristik sistem komunikasi jaringan bisa secara visual komunikasi yang
Indonesia yang penting yang dimiliki oleh dideskripsikan menyerupai kata, gambar dan
isyarat branding wisata komunikasi yaitu grafis analitik. Teknik simulasi metode branding
branding wisata lingkungan bisnis dengan wisata secara metode mixed dengan pendekatan
jaringan komunikasi dengan mengatur akses faktor branding wisata dominan yang dapat
slogan branding wisata yang digunakan oleh menggambarkan antarperilaku pada suatu sistem
bauran marketing komunikasi atau pemegang teknologi informasi komunikasi “TIK.” Menurut
hak cipta, dengan metode akses branding wisata TIK (Risnayanti & Cangara, 2011; Setiadi B,
untuk membatasi aksi dengan suatu logos atau 2017; Sidharta & Boy Suzanto, 2015; Simon,
erterfak komunikasi yang dirasakan dengan 2016), sehingga persaingan branding wisata
sistem informasi komunikasi yang pada lingkungan bisnis dengan ranah sistem
menyimbulkan platform branding wisata. informasi komunikasi yang berdasarkan pilihan
komunikasi yang etis, dengan metode branding
Akses platform* Branding wisata suatu
wisata pada kinerja utama untuk mempelajari
bentuk perkembangan pada pola desain
metode narative atau jaringan komunikasi pada
teknologi informasi komunikasi yang dipakai
mixed faktor lingkungan bisnis ini, dampak
dengan akses branding, sebelum kita mengetahui
mixed faktor dapat dilihat pada tabel 3., sebagai
menggunakan akses yang dapat berkembangkan
berikut:
menjadi aksi pada sistem informasi teknologi
komunikasi sebagai branding wisata pada sistem
informasi komunikasi.

Multivariate Testsa,b
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
c
Intercept Pillai's Trace .494 273.596 2.000 560.000 .000
Wilks' Lambda .506 273.596c 2.000 560.000 .000
c
Hotelling's Trace .977 273.596 2.000 560.000 .000
Roy's Largest Root .977 273.596c 2.000 560.000 .000
c
PERSEPSI Pillai's Trace .014 3.901 2.000 560.000 .021
Wilks' Lambda .986 3.901c 2.000 560.000 .021
c
Hotelling's Trace .014 3.901 2.000 560.000 .021
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx
Roy's Largest Root .014 3.901c 2.000 560.000 .021
FRM Pillai's Trace .032 4.617 4.000 1122.000 .001
Wilks' Lambda .968 4.631c 4.000 1120.000 .001
Hotelling's Trace .033 4.645 4.000 1118.000 .001
Roy's Largest Root .029 8.221d 2.000 561.000 .000
RAFEs Pillai's Trace .045 6.471 4.000 1122.000 .000
Wilks' Lambda .955 6.530c 4.000 1120.000 .000
Hotelling's Trace .047 6.588 4.000 1118.000 .000
Roy's Largest Root .046 12.948d 2.000 561.000 .000
FRM * RAFEs Pillai's Trace .061 4.407 8.000 1122.000 .000
Wilks' Lambda .939 4.458c 8.000 1120.000 .000
Hotelling's Trace .065 4.509 8.000 1118.000 .000
Roy's Largest Root .062 8.668d 4.000 561.000 .000
a. Design: Intercept + PERSEPSI + FRM + RAFEs + FRM * RAFEs
b. Weighted Least Squares Regression - Weighted by Y1
c. Exact statistic
d. The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level.

Tabel 3. Scale Motivasi Berdasarkan Iklim Komunikasi Organisasi Pada Narrative Kinerja Utama

Pilihan mixed faktor pada proses pemasaran Pengetahuan telekomunikasi adalah teknik
yang rasional yang sehat, dengan gagasan idea pengiriman atau penyampaian sistem informasi,
dengan tujuan komunikasi yang ditentukan pada dari lingkungan bisnis suatu tempat ke tempat
lingkungan bisnis itu tercapai secara bersama- lainnya. Jaringan komunikasi dua arah dengan
sama, tujuan lingkungan bisnis pada sistem pengirim dan penerima sistem informasi
kinerja utama dapat mendiskusikan bertukar komunikasi yang dapat kiranya berhubungan
sistem informasi teknologi komunikasi, terkait dengan menjalin jaringan komunikasi yang
apakah yang ingin kita ketahui pada sebuah berkesinambungan, melalui jaringan komunikasi
perusahaan atau organisasi yang menentukan yang sama. Agenda jaringan komunikasi pada
sistem pemasaran tentang jaringan komunikasi lingkungan bisnis dengan komunikan pasarnya
pada pola lingkungan bisnis (Petra et al., 2006; dapat melakukan sistem informasi komunikasi
Prasetya, 2013). Biasanya jaringan komunikasi walaupun masih terpola secara tradisional
kita lakukan melibatkan dua variable bahkan ditinjau lingkungan bisnis dengan pola waktu
lebih menyimpulkan peran dan fungsi jaringan dulu maupun sekarang dengan evaluasi kinerja
komunikasi secara signifikan pada (lihat, tabel utama, karena sebuah proses penyampaian pesan
2.), tentang komunikasi digital dengan pengujian dari satu pihak ke pihak lain dengan sistem
uji “F” sebagai mixed faktor dengan dampak persepsi manusia itu memahami dan
hubungan analisis pada kajian komunikator mempelajari sistem informasi komunikasi (lihat,
komunikasi secara personal antara seorang tabel 3.) apakah manusia atau mereka dapat
komunikan dalam kelompok yang lebih besar membuktikan mengenai persepsi komunikasi
mempengaruhi dampak akses analisis mixed pada jaringan komunikasi dengan tujuan
faktor-faktor sistem pemasaran terjadi (lihat, penyelesaian organisasi mereka secara internal
model kinerja utama dalam ungkapan sistem maupun ekternal pada tujuan bersama-sama.
penyelesaian resiko yang ada pada tabel 3.
Dengan tujuan ini dapat memberikan tujuan
tentang motivasi personal tentang branding
jaringan komunikasi dapat diagendakan oleh
wisata yang berdasarkan interprestasi
sistem budaya secara tradisional dengan sistem
komunikasi untuk metode narative sebagai
informasi yang sudah digunakan pada teknologi
kinerja utama dominan yang terhubung dampak
lama, digunakan disuatu agenda publik yang
lingkungan bisnis yang terjadi secara kondisi
sebelum, kebudayaan dapat kita sentuh dengan
dan situasi bisnis yang mereka diskusikan.
jaringan komunikasi yang ideal menimbulkan
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

dampak pergeseran sistem teknologi baru memenuhi kebutuhan manusia dan keinginan
dengan hubungan sistem budaya baru pula, lebih manusia oleh jaringan komunikasinya.
tepatnya adalah persepsi tentang sistem
Sehingga sistem budaya terhubung perilaku
teknologi informasi pada tujuan secara post-
konsumen suatu arahan perilaku yang terbentuk
modern (Press, 2013). Argumentasi sistem baru
sistem budaya, hal-hal yang penting pola budaya
disebutkan dialinea atas ada isi agenda pada
mendasari konsumen untuk membuat keputusan
layanan publik yang dapat menjelaskan
komunikasi budaya pada tujuan dan prinsip
pembuktian secara aspek hukum pemasarannya,
sebagai peran dan fungsi komunikasi satu arah.
alasan sistem budaya dengan hukum pemasaran
Seperti peran dan fungsi perilaku dengan sistem
ini suatu cara memberikan interpersepsi persepsi
informasi komunikasi yang mereka seringkali
komunikasi, maupun ulasan persepsi secara
gunakan, ketika mereka melakukan interaksi
objektif pada sistem budaya, dimana analogi
pada proses keputusan dengan budaya
komunikasi dalam filsafat ilmu sebagai jaringan
pembelian dengan sistem penjualan untuk
komunikasi sebagai sebab akibat menunjukkan
melanjuti hubungan dengan tindakan jaringan
proses jaringan komunikasi yang ideal itu kita
komunikasi. Praktek jaringan komunikasi dapat
dapat lakukan dengan studi hukum tentang
membentuk pola tujuan konsumen bersama-
pemasaran yang digagas secara bersama-sama
sama, hal-hal dampak interprestasi personal
menjadi ideal secara sehat. Gagasan pokok
kelompok secara personal komunikasi yang
tersebut, adanya sistem komunikasi yang ideal
mendasari dengan kajian tujuan bersama-sama
secara sehat dengan hubugngan yang mendasar
pula, untuk membuat keputusan komunikasi
metode narrative yang bersifat abstrak/implisit
dengan sistem pada pra atau pasca tentang
secara keilmuan atau antara teori dan metode
sistem bauran marketing komunikasi yang
pendekatan “praktek,” terdapat gagasan pokok
mereka lakukan bersama-sama. Pengaruh
menjiwai ulasan idea mengenai peran dan fungsi
hubungan lingkungan bisnis ini, akan dapat
persepsi dengan makna subjektif yang istilah
membentuk dampak komunitas kecil yang terdiri
satuan pola pikir manusia yang alami secara
dari kelas-kelas hubungan pada sistem budaya,
objektif secara prasangka sosial yang dapat
kelas sosial, sistem keluarga dan situasi elemen
berdiri sendiri diluar tata hukum yang dibuat
masyarakat yang baru.
bersama-sama (Nasution, n.d.; Octavianti, 2016;
Ong & Pambudi, 2014). Perbedaan hubungan sistem perilaku dan
pengaruh dampak personal individu dengan
Pengaruh hubungan pengetahuan dan
sistem budaya bersama-sama menjadi jaringan
kompetensi dengan proses persepsi tersebut
komunikasi yang terhubung secara post-
dengan pengetahuan pasar pada proses personal
tradiosional ataupun post-modern pada sistem
komunikasi yang ideal dan etis sebagai
informasi kelompoknya, yang termotivasikan
keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan,
pada lingkup sistem budaya dan sistem
temparmen, ciri khas memnimbulkan ideologi
perilakuk yang terketerlibat, pengetahuan, sikap,
yang terbentuk secara bersama-sama tanpa
kepribadian, gaya hidup, dan wilayah ekonomi
disadari oleh komunitas, juga sistem prilaku
secara kondisi geografis penduduknya. Proses
yang terbentuk secara sistem budaya bawaan
layanan bisnis secara sistem budaya mengalami
seseorang. Seorang akan bersikap mengenai
perubahan pada sistem perilaku dengan peran
perasaan ekspresi & tempramen atau emosional
dan fungsi sistem informasi kelompok yang
pada gaya komunikasi yang terwujud dengan
secara studi psikologis secara kritis, mengelola
tindakan aksi seseorang berdampak secara
pengolahan untuk jaringan komunikasi bersama-
berdiri sendiri secara personal, kalau dihadapkan
sama, proses pembelajaran, perubahan budaya
kepada situasi lingkungan sosial yang mereka
mengenai sistem perilaku misalnya, sikap dan
hadapi bersama-sama. Consumer behavior atau
budaya perilaku secara personal maupun
perilaku konsumen dengan proses aktivitas
kelompok kecil. Kemampuan sistem budaya
seseorang yang berhubungan menggunakan
sebagai budaya dengan sistem perilaku
perubahan akses dengan sistem pencarian,
konsumen sebuah kegiatan dengan metode
pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
komunikasi satu arah yang berkaitan, erat
pengevaluasian barang dan jasa dengan pola
intrapersonal komunikasi pada proses jaringan
lingkungan bisnis bersama-sama, demi
komunikasi dengan suatu kondisi dan situasi
atau kondisi barang atau jasa yang memerlukan
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

berhubungan dan dampak jaringan komunikasi PEMBAHASAN


mengenai sistem informasi komunikasi secara
personal komunikasi mengenai peran dan fungsi
Metode komunikasi secara persuasif
budaya komunitas itu berlangsung secara ideal
branding wisata berdasarkan proses logika
dan sehat.
komunikasi, bauran marketing komunikasi
dengan toeri stimulus-respons menjadi metode
intrapersonal manusia pada aspek jaringan
komunikasi, diantaranya:

Branding Komunitas
Wisata

Branding Motivasi
Branding
Branding
Kewirausahaan Keputusan
Pariwisata
Wisata Wisata

Branding Layanan Prima


Wisata

Gambar 2. Mixed Faktor Dengan Pemetaan Branding Wisata berdasarkan Faktor Motivasi dengan
Lingkungan Bisnis.
Berdasarkan peran dan fungsi komitmen ideal secara etis. Keputusan yang diambil secara
alternative secara sistem objektifitas untuk komunitas bisnis untuk mengambil keputusan
jaringan komunikasi dan komunikasi pada sistem informasi komunikasi yang ideal itu.
antarbudaya sebagai sistem antarperilaku Dapat diterapkan dengan sistem wisata budaya
tentang branding wisata. Branding wisata (lihat, yang dapat dianggap komunitas yang ideal
gambar 2.) untuk peran dan fungsi komunitas sebagai sarana dan prasarana branding wisata
untuk proses aktivitas budaya wisata, ketika yang menjadi dominasi jargon wisata sebagai
seseorang manusia yang berhubungan sebagai bidang komunikasi periwisata, mengenai
branding wisata yang ideal misalnya, mencari, branding budaya wisata mereka, sistem budaya
memilih, kewirausahaan, layanan prima wisata, mengenai proses branding wisata budaya,
mengevaluasi interprestasi manusia sebagai ditemui pada sistem informasi komunikasi baru
branding wisata kelompok. Mengenai konteks untuk membawa etika wisata budaya yang
branding wisata komunitas untuk mempelajari memiliki komunitas budaya dan wisata dominasi
branding wisata yang dominasi, untuk yang ideal. Aspek lingkungan bisnis yang
memenuhi kebutuhan manusia mengenai sistem memilih kelompok ideal, sebagai jalur analisis
budaya wisata, sebagai sistem budaya dengan budaya sebagai tindakan aksi untuk branding
jaringan komunikasi yang mendasari branding wisata budaya dominasi sebagai tolak ukuran
wisata yang mereka diinginkan, sistem informasi wisata budaya, diantara hubungan kelompok dan
komunikasi tentang tujuan konsumen bersama- branding wisata secara alternatif (pola pada
sama, membuat persepsi keputusan yang gambar 2. diatas) tersedia sehubungan regulasi
dominasi dengan keputusan komunikasi yang budaya wisata kelompok. Sehingga kelompok
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

budaya wisata untuk menghasilkan dominasi analisis evaluasi kinerja utama. Klasifikasi
kelompok wisata budaya dengan pilihan wisata branding wisata budaya dengan solusi masalah
yang dapat memberikan daya tarik branding branding untuk pengambil keputusan pada
wisata destinasi mengenai sistem mixed faktor sistem branding dengan sistem wisata budaya,
komunikasi budaya dengan pola marketing dilakukan pada proses pemetaan wisata budaya
tentang lingkungan bisnis tertentu. Memperlajari secara alternatif pada istilah konseptualisasi
branding wisata budaya tetang tahap-tahap branding komunikasi yang dapat memberikan
branding budaya pada sistem wisata untuk pengetahuan dan sistem informasi wisata antara
sistem destinasi budaya wisata sebagai bidang jaringan komunikasi dan sistem budaya dengan
kewirausahaan, sehingga sistem budaya pada tujuan branding komunikasi bersama-sama,
sistem jaringan komunikasi untuk mempelajari untuk melengkapi image branding denotasi
proses sistem branding wisata dominasi pada wisata budaya untuk sistem perusahaan secara
klasifikasi sistem budaya dan sistem wisata yang komunitas budaya untuk menganjurkan praktek
paling populer, karena mudah klasifikasi wisata branding pariwisata “one way communication
budaya untuk diinterpretasi branding itu dengan and two way communication” pada teori
sistem wisata budaya oleh lingkungan sosial dan komunikasi perusahaan, dengan branding image
bisnis mereka. Sistem budaya manusia yang destinasi sebagai berikut:
ideal keterkaitan pada sistem budaya yang

Kepemimpinan
Kewirausahaan

Leadership Branding Wisata

Sistem Manajemen Solusi Evaluasi Tahap Fase


yang Bertanggung Kinerja Utama Pengetahun
Kebijakan dan Jawab Analisis Resiko Permintaan Pasar
Prosedur Bauran Marketing
Pemilihan Ekonomi Komunikasi
Pasar Interprestasi Branding Wisata

Elemen Fase Logika Mixed Branding Alternative


antarbudaya Wisata terhadap Interprestatif
terhadap faktor lingkungan Jaringan
antarperilaku Bisnis pada Komunikasi
dengan Etika yang Pemetaan Agenda
Etis Publik

Branding Wisata terhadap Jaringan


Komunikasi

Komunikasi Kelas Sosial Motivasi Situasi Kondisi


Budaya Kebijakan Jaringan Jaringan
Komunitas Komunikasi Komunikasi

Gambar 3. Pola Komunikasi Berdasarkan Jaringan Komunikasi Persepsi


FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

Motivasi Kinerja Utama nominal sebagai pilihan rasional, d). Selektif


rasional branding wisata lingkungan bisnis yang
Motivasi kinerja utama tentang branding
kompleks dalam sistem informasi komunikasi
wisata itu terpola komunikasi pada penyelesaian
secara metode branding wisata yang kritis dan
resiko kinerja utama dengan branding wisata
kreatif, e). Tanggung jawab, f). Respon, g).
(lihat, gambar 3.) yang menyelesaikan branding
Kebijakan, h). Promosi dan desain grafis, i).
wisata dalam persepsi tujuan branding wisata
Sumber daya rasional, j). Kualitas layanan
sebagai metode mixed branding wisata untuk
prima, k). Percaya, l). Responsif, m). Keadaan,
komposisi faktor lingkungan bisnis. Metode
n). Jaminan, dan o). Empati;
branding wisata analisis ini sebagai salah satu
cara mengungkap kinerja utama dengan Branding Kebijakan Wisata, Rencana etika
melengkapi data log aktifitas branding wisata budaya dengan komunikasi budaya yang
berdasarkan kriteria meta-analisis dengan jaringan sosial pada kepatutan kepemimpinan
branding wisata pengetahuan secara kritis dan dan manajemen dengan branding wisata
kreatif. Dalam kinerja resiko branding wisata lingkungan bisnis yang memiliki pola keuangan
dengan solusinya dengan motivasi kinerja utama rasional branding wisata;
pada jaringan komunikasi pada branding wisata
Branding Layanan Prima Wisata, pola
lingkungan bisnis secara kreatif dan kritis,
biaya keuangan branding wisata dengan modal
mixed branding wisata dengan faktor lingkungan
layanan prima branding wisata pada dampak
bisnis;
lingkungan bisnis yang memadai, dengan
Branding Komunitas Wisata, log-aktifitas membuat pola log aktifitas, miaslnya: a). Tahap
dengan mixed faktor lingkungan bisnis (gambar I. Identifikasi masalah kinerja utama, b). Tahap
3), sistem etika komunikasi dengan jaringan II. Evaluasi program branding wisata dengan
branding wisata dengan lingkungan bisnis pada solusi kinerja utama yang berdampak branding
metode naratif, mengetahui metode branding wisata pada masalah kinerja utama, c). Tahap
wisata komunitas dengan perangkat analisis III. Pola komunikasi internal dan eksternal
berdasarkan meta-analisis: 1). Komitmen objek sistem komunikasi untuk jaringan rutin log
dengan lingkungan bisnis yang dengan acuan aktifitas branding wisata, d). Tahap IV.
sumber branding wisata intent, 2). Etika Branding wisata dengan marketing wisata
branding wisata bisnis dalam motivasi branding bertujuan branding wisata pada metode branding
wisata pasar yang dapat mampu membangun wisata bisnis, e) Tahap V. Dinamika branding
lingkungan bisnis, 3). Kemampuan masyarakat wisata pasar dengan pola berpikir branding
sebagai lingkungan bisnis dengan kompetensi wisata kritis-kreatif dengan persaingan branding
branding wisata dengan persaingan bisnis yang wisata bisnis yang sehat;
sehat, 4). Kompetensi branding wisata pasar
Branding Kewirausahaan Wisata, Tahapan
dagang dengan pola lingkungan bisnis yang
kepemimpinan kewirausahaan dalam lingkungan
kompleks, 5). Identitas tindakan lingkungan
jaringan motivasi kinerja utama, meningkatkan
branding wisata bisnis pada berdasarkan daya
pola hidup branding wisata pasar dengan; *a)
saing ekonomi kreatif. Daya tarik branding
Tahap pola kepemimpinan branding wisata
wisata pasar ekonomi kreatif yang menunjukkan
bisnis dengan keterampilan sosial ditetapkan
peringkat akses seleksi motivasi branding wisata
pada lingkungan bisnis; *b) Tahap pola
dengan menganalisis sistem informasi
kebijakan dan prosedur branding wisata pasar
komunikasi;
lingkungan bisnis; *c) Tahap pola jaringan
Branding Keputusan Wisata, Keputusan komunikasi branding wisata yang bertanggung
komunikasi dengan lingkungan branding wisata jawab lingkungan bisnis; *d) Tahap pola
bisnis pada sistem informasi manajemen lingkungan bisnis perumusan branding wisata
diantaranya: a). Pemilihan sumber informasi dengan rencana sistem informasi manajemen *e)
branding wisata yang tepat, b). Pemilihan Tahap pola evaluasi kinerja utama dengan
kriteria analisis data yang diinginkan sesuai prosedur motivasi branding wisata dengan
dengan pilihan kriteria branding wisata pasar keputusan motivasi pasar rasional; *f) Tahap
lingkungan bisnis, c). Pemilihan peran dan pola fase pengendalian branding wisata
fungsi branding wisata pasar yang memiliki lingkungan bisnis dengan evaluasi kinerja utama
standar khusus lingkungan dalam nilai dan internal dan eksternal dengan dampak branding
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

wisata lingkungan budaya sekitarnya dan *g) dan kritis, mixed branding wisata dengan faktor
Tahap pola komunikasi yang efektif dengan pola lingkungan bisnis; Pengetahuan kewirausahaan
lingkungan branding wisata bisnis berstandarkan (gambar 2), Kedua, (1) Pertimbangan
informasi teknologi pada faktor branding wisata lingkungan bisnis dalam jaringan sosial dengan
lingkungan bisnis. keputusan komunikasi pada jaringan bisnis, (2)
Perhatian jaringan lingkungan bisnis dengan
hubungan komunikasi strategis, (3) Kepatuhan
SIMPULAN lingkungan bisnis dengan sistem kewirausahaan
Metodelogi* Analisis marketing bisnis pada kewajaran teknologi informatif
dengan elemen strategi jaringan komunikasi menggunakan metode jaringan digital massa
merupakan log-aktivitas branding wisata atau media massa lainnya, (4) Permintaan
komunitas dengan istilah branding bisnis sebagai lingkungan bisnis pasar yang lebih dominan;
kepemimpinan kewirausahaan branding pada Akses dan Aksi pada Sistem informasi
inti bertujuan komunikasi branding budaya Manajemen (gambar 2), Ketiga, lingkungan
dengan pola branding kewirausahaan yang bisnis dalam mencakup pada metode lingkungan
didukung jaringan komunikasi branding yang bisnis faktual secara objektif dan e). Sistem
mengetahui literasi teknologi informasi informatif akses lingkungan bisnis yang sehat
komunikasi (TIK). Dalam rangka mempelajari dalam memberikan upaya aturan dan kompetensi
sistem manajemen branding kreatif "CMS" pada bisnis yang berinteraksi dengan pola informasi
menganalisis lingkungan bisnis wisata yang teknologi;
masih dalam keadaan kompetensi kinerja utama
Aturan kompetensi lingkungan bisnis
dengan peluang bisnis dengan bauran marketing
sebagai interaksi sosial secara bisnis dalam
komunikasi sebagai peluang bisnis untuk
sistem informasi manajemen, kompetensi
kebutuhkan kompetitif manusia budaya pada
lingkungan bisnis terhadap pola persepsi
jaringan komunikasi yang dipahami dampak
lingkungan bisnis yang di situasi metode
jaringan komunikasi budaya branding wisata
komunikasi persuasif pada pendekatan kondisi
manusia itu sendiri dengan branding wisata
dengan lingkungan bisnis berdasarkan informasi
interpersonal komunikasi budayanya. Peran
teknologi yang etis;
branding bisa dalam bentuk misalnya, Usaha
Menengah Kreative Masyarakat (UMKM) yang Tahap-tahapan Survay dan tanggapan*
disepakati bersama-sama dengan lingkungan Peran dan fungsi kepemimpinan kewirausahaan
bisnis sebagai modal pendekatan jaringan merupakan ini terutama peluang bisnis aspek
branding komunikasi dan biaya wisata bisnis fungsi lingkungan bisnis menjadi pola
yang sangat penting dengan bauran marketing komunikasi efektif, seperti meningkatkan usaha
komunikasi secara nasional. bisnis dengan peluang kerja, pemerataan,
peningkatan sumber daya, pengembangan
Motivasi Branding* Motivasi kinerja
ekonomi secara kreatif dan meningkatkan daya
utama branding wisata itu sebagai terpola
tarik jaringan komunikasi pada sistem
komunikasi pada penyelesaian resiko kinerja
komunikasi Indonesia dengan sistem teknologi
utama branding wisata yang menyelesaikan
informasi komunikasi.
branding wisata pada persepsi tujuan branding
wisata sebagai metode mixed branding wisata Langkah-langkah Teoritis* digital massa
untuk komposisi faktor lingkungan bisnis. dengan budaya ketertarikan, budaya sikap, dan
kemampuan interpersonal komunikasi pada
Metode branding wisata sebagai salah satu
menggunakan jaringan komunikasi dalam
cara mengungkap kinerja utama pada
bentuk digital massa sebagai komunikasi budaya
melengkapi data log aktifitas branding wisata
bertujuan memberikan mengakses, mengelola,
berdasarkan kriteria meta-analisis sebagai
mengintegrasikan, konsep rencana menganalisis,
branding wisata pengetahuan secara kritis dan
mengevaluasi budaya informasi, membangun
kreatif.
pengetahuan teknologi baru, membuat dan
Dalam kinerja resiko branding wisata berkomunikasi dengan mereka lainnya, agar
dengan solusinya meliputi: Pertama, motivasi dapat berpartisipasi secara komunikasi lebih
kinerja utama dengan jaringan komunikasi pada efektif.
branding wisata lingkungan bisnis secara kreatif
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

Terhadap Kepuasan Pelanggan Dalam


Membentuk Loyalitas Pelangan
DAFTAR PUSTAKA
McDONALD’S. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Cabang, J. N. E., Tiza, M. F., & Susanti, F. Universitas Surabaya, 2(2), 1–20.
(2019). Pengaruh Kualitas Pelayanan
Herdiana. (2013). Pengaruh Brand Awarenes
Terhadap Kepuasan Pelanggan. 1–8.
Dan Kepercayaan Konsumen atas Merek
Chang, H. J., Cho, H. J., Turner, T., Gupta, M., Terhadap Keputusan Pembelian Ulang
& Watchravesringkan, K. (2015). Effects Minuman Aqua Di Kota Padang. Journal
of store attributes on retail patronage of Chemical Information and Modeling,
behaviors Evidence from activewear 53(9), 1689–1699.
specialty stores. Journal of Fashion https://doi.org/10.1017/CBO97811074153
Marketing and Management, 19(2), 136– 24.004
153.
Hosseini, Z., Jayashree, S., & Malarvizhi, C.
Darkasyi, M., Johar, R., & Ahmad, A. (2014). (2014). Store image and its effect on
Peningkatan Kemampuan Komunikasi customer perception of retail stores. Asian
Matematis dan Motivasi Siswa dengan Social Science, 10(21), 223–235.
Pembelajaran Pendekatan Quantum https://doi.org/10.5539/ass.v10n21p223
Learning pada Siswa SMP Negeri 5
Kim, H., & Lennon, S. J. (2010). E-atmosphere,
Lhokseumawe. 1(1), 21–34.
emotional, cognitive, and behavioral
https://doi.org/10.24815/dm.v1i1.1336
responses. Journal of Fashion Marketing
Dedi, Hadian dan S., Y. (2014). Pengaruh and Management, 14(3), 412–428.
Motivasi, Komunikasi dan Kompetensi https://doi.org/10.1108/1361202101106186
dari Efektifitas Kinerja Aparatur Serta 1
Dampaknya Terhadap Efektifitas
Koo, D. M. (2003). Inter-relationships among
Organisasi Badan Koordinasi Promosi dan
store images, store satisfaction, and store
Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa
loyalty among Korea discount retail
Barat. Jurnal Ekonomi, Bisnis &
patrons. Asia Pacific Journal of Marketing
Entrepreneurship, 8(1), 1–14.
and Logistics, 15(4), 42–71.
Donovan, R., & Rossiter, J. (1982). Store https://doi.org/10.1108/1355585031076503
atmosphere: an environmental psychology 3
approach. Journal of Retailing, 58(1), 34–
Lubis, A. S., & Andayani, N. R. (2018).
57.
Pengaruh Kualitas Pelayanan (Service
Firdayanti, R. (2012). Persepsi Risiko Quality) Terhadap Kepuasan Pelanggan
Melakukan E-Commerce Dengan PT. Sucofindo Batam. Journal of Applied
Kepercayaan Konsumen Dalam Membeli Business Administration, 1(2), 232–243.
Produk Fashion Online. Journal of Social https://doi.org/10.30871/jaba.v1i2.619
and Industrial Psychology, 1(1), 28–33.
Lusy Suprajadi, F. E. U. K. P. (2009). Teori
Han Shen, C., & Tsuifang, H. (2011). The effect Kecurangan, Fraud Awereness dan
of atmosphere on customer perceptions and Metodologi untuk Mendeteksi Kecurangan
customer behavior responses in chain store Pelaporan Keuangan. Bina Ekonomi
supermarkets. African Journal of Business Majalah Ilmiah Fakultas Ekonomi Umpar,
Management, 5(24), 10054–10066. 13, 52–58.
https://doi.org/10.5897/ajbm10.608
Manullang, I. (2008). Pengaruh Kualitas
Handayani, R. S., Gitawati, R., Sistem, P., Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan
Litbangkes, B., Ri, D., Biomedis, P., Jasa Penerbangan Pt. Garuda Indonesia
Litbangkes, B., & Ri, D. (2009). Persepsi Airlines Di Bandara Polonia Medan.
Konsumen Apotek Terhadap Pelayanan Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Apotek di Tiga Kota di Indonesia. 13(1), Kepuasan Pelanggan Jasa Penerbangan
22–26. Pt. Garuda Indonesia Airlines Di Bandara
Hartono, K. (2013). Pengaruh Kulaitas Layanan Polonia Medan, 95.
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

Martinayanti, N., & Setiawan, P. (2016). Peran Komunikologi, 1(2).


Kepercayaan Dalam Memediasi Persepsi http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-
Risiko Pada Niat Beli Produk Fashion Via Journal-4603-Aris_F.pdf
Instagram Di Kota Denpasar. E-Jurnal
Risnayanti, B., & Cangara, H. (2011). Jilbab
Manajemen Universitas Udayana, 5(4),
sebagai Simbol Komunikasi diKalangan
2026–2053.
Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Studi
Meliana, M., Sulistiono, S., & Setiawan, B. Komunikasi Nonverbal). Komunikasi
(2013). Pengaruh Kualitas Pelayanan dan KAREBA, 1(2), 149–176.
Kepercayaan Konsumen Terhadap
Sabil, M. (2018). Pengaruh kepemimpinan,
Keputusan Pembelian. Jurnal Ilmiah
motivasi, komunikasi dan lingkungan kerja
Manajemen Kesatuan, 1(3), 247–254.
terhadap kinerja pegawai kantor desa
https://doi.org/10.37641/jimkes.v1i3.273
kecamatan pragaan kabupaten sumenep.
Mina, Mang, L., Mariani, I., & Sariyathi, N. K. Jurnal Riset Manajemen, 1–25.
(2017). DI DENPASAR. 6(7), 3540–3569.
Schlosser, A. E. (1998). Applying the functional
Nasution, Z. (n.d.). Komunikasi Massa dan theory of attitudes to understanding the
Masyarakat. 1–35. influence of store atmosphere on store
inferences. Journal of Consumer
Octavianti, M. (2016). Komunikasi Nonverbal
Psychology, 7(4), 345–369.
Proksemik Di Rumah Tidak Layak Huni.
https://doi.org/10.1207/s15327663jcp0704
Jurnal Kajian Komunikasi, 4(1), 10.
_03
https://doi.org/10.24198/jkk.v4i1.7547
Sembiring, R. (2015). Pengaruh Komunikasi ,
Ong, J. O., & Pambudi, J. (2014). Analisis
Kepemimpinan , Motivasi Dan Pelatihan
Kepuasan Pelanggan Dengan Importance
Terhadap Kinerja karyawan PT. Nipsea
Performance Analysis Di SBU Laboratory
Paint and Chemicals co.ltd. 8(1), 42–47.
Cibitung Pt Sucofindo (Persero). Jurnal
Teknik Industri UNDIP, IX(1), 1–10. Setiadi B, S. (2017). Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Motivasi Karyawan
Petra, U. K., Di, K., & Srikandi, P. T. (2006).
dalam Menerapkan Budaya Kerja 5S (studi
Hubungan Kepuasan Komunikasi
Kasus Pada Karyawan PT. PLN
Organisasi Dengan Motivasi Kerja
(PERSERO) P3JB APP Semarang.
Karyawan di PT. Srikandi Plastik Sidoarjo.
Prosiding SNATIF Ke-4 Tahun 2017, 153–
JURNAL E-KOMUNIKASI, 1(1), 1–10.
160.
Prasetya, A. Y. (2013). Analisis Faktor yang https://doi.org/10.2298/PAN0903301G
Mempengaruhi Keinginan Konsumen
Sidharta, I., & Boy Suzanto. (2015). Pengaruh
Berbelanja Online Melalui Kepercayaan
Kepuasan Transaksi Online Shopping Dan
Konsumen. 4, 1–7.
Kepercayaan Konsumen Terhadap Sikap
Prawitasllri, J. E. (2016). Mengenal Emosi Serta Perilaku Konsumen Pada E-
Melalui Komunikasi Nonverbal. Buletin Commerce. Jurnal Computech & Bisnis,
Psikologi, 3(1), 27–43. 9(1), 23–36. http://jurnal.stmik-
https://doi.org/10.22146/bpsi.13384 mi.ac.id/index.php/jcb/article/download/12
Press, N. 1995. T. B. P. L. P. B. P. B. S. I. S. 4/148
(2013). Peranan Komunikasi Interpersonal Simon, K. (2016). Pengaruh Kualitas Layanan
Guru Dalam Meningkatkan Pengetahuan Terhadap Kepuasan Pelanggan Surya
Anak (Studi Pada Guru - Guru di Santa Nalendra Sejahtera Tours & Travel.
Lucia Tuminting). Nurhadi. 1995. Tata Journal Of Management, 1(3), 15–26.
Bahasa Pendidikan: Landasan https://doi.org/10.1017/CBO97811074153
Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa. 24.004
Semarang: IKIP Semarang Press, I(I), 1–
Sitompul, N. (2012). Perilaku Komunikasi
11.
Nonverbal Guru Dalam Kelas
Rahmanto, A. F. (2004). Peranan Komunikasi Pembelajaran: Maknanya Bagi Siswa
Dalam Suatu Organisasi. Jurnal SMA. Jurnal Pendidikan Dan
FR-UBM-9.1.1.9/V0.R2

Jurnal xxxxxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.x (No. x ) : no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Hasil Penelitian p-ISSN: xxxx-xxxx
e-ISSN: xxxx-xxxx

Pembelajaran Universitas Negeri Malang, Yodiansyah, H. (2017). Akses Literasi Media


19(1), 38–49. dalam Perencanaan Komunikasi. Jurnal
Ipteks Terapan, 11(2), 128.
Smp, S. S. S. (2014). Keefektifan Model
https://doi.org/10.22216/jit.2017.v11i2.966
Pembelajaran ISK dan Di Tinjau dari
Motivasi, Sikap, dan Kemampuan yolanda utami, hayu. (2015). Pengaruh
Komunikasi Matematis. Jurnal Riset Tangible, Empathy, Reliability,
Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor Responsiveness dan Assurance Terhadap
1, Mei 2014, 1(1), 48–57. Loyalitas Pelangan Berbelanja Pada Toko
di Lubuk Buaya Kota Padang. Economica,
Spies, K., Hesse, F., & Loesch, K. (1997). Store
3(1), 64–70.
atmosphere, mood and purchasing
https://doi.org/10.22202/economica.2014.v
behavior. International Journal of
3.i1.237
Research in Marketing, 14(1), 1–17.
https://doi.org/10.1016/S0167- Yoo, C., Park, J., & MacInnis, D. J. (1998).
8116(96)00015-8 Effects of Store Characteristics and In-
Store Emotional Experiences on Store
Suparna, P., Rachmawati, T. S., & Winoto, Y.
Attitude. Journal of Business Research,
(2013). Keterbukaan Komunikasi Dalam
42(3), 253–263.
Menciptakan Iklim Komunikasi Yang
https://doi.org/10.1016/S0148-
Kondusif Di Perpustakaan. Jurnal Kajian
2963(97)00122-7
Informasi Dan Perpustakaan, 1(2), 157.
https://doi.org/10.24198/jkip.v1i2.11006 Yoo, S., & Chang, Y. (2005). An Exploratory
Research on the Store Image Attributes
Suryanto, R., Indriyani, Y., & Sofyani, H.
Affecting Its Store Loyalty. Seoul Journal
(2017). Determinan Kemampuan Auditor
of Business, 11(1), 19–41. http://s-
dalam Mendeteksi Kecurangan. Jurnal
space.snu.ac.kr/handle/10371/1830
Akuntansi Dan Investasi, 18(1), 102–118.
https://doi.org/10.18196/jai.18163
Susanti, V., Hadi, C., & Si, M. (2013).
Kepercayaan Konsumen dalam Melakukan
Pembelian Gadget secara Online. Psikologi
Industri Dan Organisasi, 02(01), 55–33.
Utama, A. (2003). Analisis Pengaruh Persepsi
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Pelanggan Rumah Sakit Umum Cakra
Husada Klaten Agung. Opsi, 1(2), 96–110.
https://doi.org/10.1007/s10114-009-8211-7
Utamajaya, I., & Sriathi, A. (2015). Pengaruh
Motivasi, Komunikasi, Serta Lingkungan
Kerja Fisik Terhadap Semangat Kerja
Karyawan Pada Fuji Jaya Motor Gianyar.
E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana, 4(6), 1504–1524.
Waluyo, D. (2019). Pemahaman Komunikasi
Politik Pada Era Digital. Diakom : Jurnal
Media Dan Komunikasi, 2(2), 160–167.
https://doi.org/10.17933/diakom.v2i2.63
Yalch, R., & Spangenberg, E. (1990). Effects of
Store Music on Shopping Behavior.
Journal of Services Marketing, 4(1), 31–
39.
https://doi.org/10.1108/EUM00000000025
02

You might also like