You are on page 1of 5

Agibta, Sri Pinta.

Rekonstruksi Fosil Porifera

Rekonstruksi Fosil Porifera


Sri Pinta Agibta Ginting1a, Cintya Agnessa Sitorus1, Dede Purba1, Renta Sabatini Napitupulu1,
Riski Pratama1, Rosari Marlindah1, Siti Fatimatuz Azzahra1, Hani Anggraini1, Thariza Lazuardi
Nur1. Septia Ariananda1, Akbar Tangguh1.
1
Program Studi Teknik Geologi, Jurusan Teknik Manufaktur, Mineral, dan Kebumian
a
Email : sri.120150008@student.itera.ac.id

Abstract

Porifera are porous animals and are often also called hollow animals because their entire body
is filled with small holes called pores. Porifera or sponges or sponges are multicellular
organisms, which have many pores so that water can pass through. These animals are still
classified as simple animals because during their lives they live on coral or other hard objects
on the seabed. Porifera are often found living attached to a hard substrate and living in
colonies that are static or immobile. More complex sponges have multiple body walls, and many
have branching water canals and several osculums. Porifera have an important role because
they provide habitat for many small creatures such as gun shrimp, starfish, worms, and small
crustaceans. They have economic value, also in the form of sponge baths that have been used in
ancient times. Economically, Porifera is not very important. Demospongia animals. Porifera
live in heterotrophs. Its food is bacteria and plankton. Food that enters the body in liquid form
so that sponges are also called fluid eaters, with the process of water being drawn through the
pores into the middle cavity, the spongosol, and then flowing out of the sponge through a larger
opening called the osculum. .

Keywords: heterotrophs, sponges, pores, osculum

Abstrak

Porifera merupakan hewan yang berpori dan sering juga disebut hewan berongga karena
seluruhtubuhnya dipenuhi oleh lubang-lubang kecil yang disebut pori.Porifera atau spons atau
bunga karang adalah organisme multiseluler, yang mempunyai banyak pori sehingga air dapat
melewatinya. Porifera sering ditemukan hidup melekat pada substrat yang keras dan hidupnya
berkoloni yang statif atau tidak bergerak. Porifera yang lebih kompleks memiliki dinding tubuh
yang berlipat-lipat, dan banyak yang memiliki kanal air yang bercabang-cabang dan
beberapaoskulum. Hewan Demospongia yang hidup di lautdangkal dapat dimanfaatkan oleh
manusia, misalnya spons untuk mandi dan pembersih kaca.Porifera hidup secara heterotrof.
Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yangmasuk ke tubuh dalam bentuk cairan
sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan,dengan proses air ditarik melalui pori-
pori ke dalam ronga tengah, spongosol, dan kemudianmengalir keluar dari sponge melalui
bukaan yang lebih besar disebut oskulum

Kata kunci : heterotrof, porifera, pori, oskulum


Agibta, Sri Pinta. Rekonstruksi Fosil Porifera

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Porifera merupakan kelompok hewan invertebrata unik dengan dicirikan memiliki pori
dominan diseluruh bagian tubuhnya, disertai dengan kanal-kanal yang saling terhubung.
Hewan ini masih tergolong hewan sederhana karena selama hidupnya menetap pada
karang atau benda keras lainnya di dasar laut. Porifera juga merupakan hewan
multiseluler paling sederhana dan hidup secara heterotrof. Pada aktivitas kali ini, akan
dilakukan rekonstruksi fosil porifera dengan tujuan dapat menunjukkan bagian-bagian
tubuh porifera. Selain itu, melalui rekonstruksi fosil porifera terutama taxon
Archaeocyatha yang merupakan kelompok porifera yang terdstribusi luas secara
paleografi dan hadir dalam waktu yang lama yaitu sejak Cambrian dan Pliocene kita
dapat mengetahui bagaimana proses-proses kehidupan yang terjadi pada masa lalu.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah pada praktikum kali ini yaitu :
1. Bagaimana bentuk struktur tubuh porifera ?
2. Bagaimana cara mengelompokkan porifera berdasarkan umurnya ?
3. Apa peran porifera dalam geologi ?

1.3 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu :
1. Dapat menunjukkan bagian-bagian tubuh porifera.
2. Dapat mengelompokkan porifera berdasarkan umurnya.
3. Mengetahui peran porifera dalam ilmu geologi.

1.4 Potensi dan Manfaat Praktikum


Adapun potensi dan manfaat yang dapat diambil pada praktikum kali ini yaitu :
1. Praktikan dapat menunjukkan bagian-bagian tubuh porifera.
2. Praktikan dapat megelompokkan porifera berdasarkan umurnya
3. Praktikan mengetahui peran porifera dalam ilmu geologi.

1.5 Tinjauan Pustaka


Porifera merupakan salah satu kelas dari invertebrata atau hewan tidak bertulang
belakang.Porifera adalah hewan yang pada permukaan tubuhnya berpori. Pori-pori
ditubuhnya dihubungkan oleh saluran kecil menuju rongga yang dindingnya
mempunyai rambut getar. Fungsi pori sebagai saluran keluar masuknya air yang
mengandung bahan makanan ke dalam rongga tubuh. Poriferra merupakan hewan
bersel banyak (metazoa) yang paling sederhana atau primitive, karena sel-sel cenderung
bekerja sendiri-sendiri dan belum terorganisi dengan baik serta belum mempunyai organ
atau jaringan sejati, merupakan hewan multiseluler, tapi belum mempunyai jaringan,
Agibta, Sri Pinta. Rekonstruksi Fosil Porifera

organ dan sistem organ.Gerakanya sangat kecil dan hidupnya bersifat menetap.
Biasanya porifera terdapat pada perairan jernih, dangkal dan menempel pada substrat.
Porifera merupakan hewan yang berpori dan sering juga disebut hewan berongga karena
seluruh tubuhnya dipenuhi oleh lubang-lubang kecil yang disebut pori. Tubuhnya
menyerupai vas bunga, memiliki rongga tubuh (spongosol) dan lubang keluar
(oskulum), tubuh lunak, permukaannya berpori (ostium) (Zaif, 2012). Porifera sering
ditemukan hidup melekat pada substrat yang keras dan hidupnya berkoloni yang statif
atau tidak bergerak. Umumnya terdapat di perairan jernih dan dangkal. Beberapa
menetap di dasar perairan dan lumpur (Aslan, 2010). Porifera yang lebih kompleks
memiliki dinding tubuh yang berlipat-lipat, dan banyak yang memiliki kanal air yang
bercabang-cabang dan beberapa oskulum (Campbell, 2008). Porifera merupakan hewan
multiseluler yang paling sederhana dan hidup secara heterotrof. Makanannya adalah
bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuh dalam bentuk cairan sehingga
porifera disebut juga sebagai pemakan cairan, dengan proses air ditarik melalui pori-
pori ke dalam rongga tengah, spongosol, dan kemudian mengalir keluar dari sponge
melalui bukaan yang lebih besar disebut oskulum (Rusyana, 2013). Sedangkan sisa
makanan yang tidak dicerna dibuang keluar dari sel leher (Suwigyo, 2006). Pada
porifera dibagi menjadi beberapa spesies yang berdasarkan kerangka tubuh dan spikula
yang terdiri dari tiga kelas, yaitu Calcarea, Hexantinellida, dan Demospongiae. Porifera
juga dibedakan berdasarkan tempat saluran air yang dibagi menjadi tiga tipe, yaitu
Ascon, Sycon, dan Rhagon (Suhardi, 2007).

2. HASIL DAN PEMBAHASAN,


Di dalam praktikum minggu kali ini menggunakan plastisin sebagai media untuk
merekonstruksi fosil porifera. Ada beberapa jenis porifera yang direkontruksikan
berdasarkan umurnya, yaitu Porifera Permian, Porifera Miocene, dan Porifera
Pliocene. Setelah plastisin dibentuk menyerupai fosil porifera, dilakukan pengamatan
mengenai struktur tubuh porifera. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa
struktur tubuh porifera yang dapat ditemukan terdiri dari epidermis sebagai sel-sel
terluar dari porifera yang berfungsi untuk melindungi sel-sel yang terletak di dalam,
mesohil sebagai bahan pengisi yang terletak di sebelah dalam epidermis, spikula adalah
rangka sederhana dari porifera yang bentuknya seperti duri-duri yang berfungsi
menguatkan tubuh agar berdiri tegak, porosit adalah sel yang membentuk pori-pori
(ostium) di permukaan tubuh dimana pori ini berfungsi sebagai saluran air masuk yang
membawa makanan yang diperlukan oleh porifera, spongosol sebagai rongga utama di
tubuh porifera, oskulum adalah lubang besar di ujung atas porifera yang berfungsi
sebagai saluran keluarnya air, dan terakhir terdapat septum yang berfungsi sebagai sekat
antar bagian-bagian tubuh porifera dimana pengertian dari septum itu xendiri yaitu
Septum (dari bahasa Latin yang berfaedah something yang melingkupi, jamak: Septa)
adalah pembatas yang memisahkan suatu rongga atau ruang. Sebagai contoh anatara
lain:
Agibta, Sri Pinta. Rekonstruksi Fosil Porifera

2.1 Zaman Permian

Gambar 1. Zaman Permian

Dalam rekonstruksi ini berdasarkan umurnya dikelompokkan pada zaman Permian.


Porifera yang hidup di zaman ini merupakan yang paling tua, untuk contoh yang dipakai
disini adalah pemmatities timorensis, basleophyllum pachyderma, dan pentaphyllum
(tachylasma) timorense var. cylindric.Porifera tersebut hidup sekitar 230-280 juta tahun
yang lalu, semuanya memiliki bentuk yang sederhana karena semakin tua umurnya
maka bentuk forifera akan semakin sederhana

2.2 Zaman Miocene

Gambar 2. Zaman Miocene

Dalam rekonstruksi berdasarkan umurnya dikelompokkan pada zaman Miocene.


Porifera yang hidup pada zaman ini memiliki stryktur tubuh yang lebih kompleks dari
yang sebelumnya, untuk contoh rekonstruksi porifera yang dipakai disini adalah
spenotrochus viola dan flabellum irregular.
Agibta, Sri Pinta. Rekonstruksi Fosil Porifera

2. 3 Zaman Pliocene

Gambar 3. Zaman Pliocene

Dalam rekonstruksi ini berdasarkan umurnya dikelompokkan ke dalam zaman Pliocene.


Porifera yang hidup pada zaman ini merupakan porifera yang paling muda dan memiliki
struktur serta bentuk tubuh yang lenih kompleks, untuk contoh rekonstruksi porifera
yang dipakai adalah flabellum variabile forma alta, dendrophyllia rutteni, dan
balanophyllia variabilis.

Kesimpulan

Dari pembahasn yang telah dilakukan diatas maka pada praktikum kali ini dapat
disimpulkan bahwa porifera merupakan hewan multiseluler dengan ciri memiliki
banyak pori ditubuhnya, porifera sudah ada sejak zaman permian dan terus berkembang
sesuai keadaan, porifera memiliki banyak jenis saluran air, porifera merupakan salah
satu anggota kingdom animalia yang primitif, porifera dengan zaman hidup yang lebih
tua memiliki struktur lebih sederhana dibandingkan dengan porifera yang hidup di
zaman lebih muda.

4. REFERENSI

Amir, I. & Budiyanto, A. 1996. Mengenal spons laut (Demospongiae) secara umum.
Oseana vol. 21(2) : 15–31.

Bolli and Saunders. Oligocene to Holocene Low Latitude Planktonic Foraminifera.


Cambridge: Cambridge University Press, 1985.

Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka

You might also like