You are on page 1of 10

E-ISSN : 2621-4164

Vol. 04 No.1

Analisa Air Bawah Tanah pada Lokasi Tambang Batubara


Tanah Laut Kalimantan Selatan
Teddy W Sudinda
Jurusan Teknik Sipil FTSP Universitas Trisakti
teddy.sudinda@gmail.com

Abstract

The impact of coal mining will produce a reservoir due to cutting and excavation from the mined area. If it
is left without any effort to improve the environment due to mining it will have an impact on the surrounding
environment. Research conducted by the author to determine the effect that occurs with a reservoir due to
coal mining in the surrounding area. Based on measurements using the geoelectric method, it can be seen
the condition of the soil layer in the reservoir and surrounding areas so that it can be estimated the
movement of underground water in the aquifer layer. By using a piezometer around the reservoir it can be
seen the change in the level of the underground water level at a certain time and the water level in the
reservoir is measured in elevation so that it can be predicted the flow direction that occurs. From the results
of the study obtained the underground water level has a greater value than the water level in the reservoir,
especially in the rainy season. This activity is the initial stage of the study to determine the effect of the
reservoir on underground water conservation. For the next stage measurements are needed throughout the
year by installing logers so that data can be recorded automatically digitally and doing model simulations
using Modflow software to predict the effect of reservoirs on underground water conservation in the long.

Keywords: Underground water, Reservoir, Conservation

Abstrak

Dampak penambangan batubara akan menghasilkan reservoir akibat pemotongan dan galian dari wilayah
yang ditambang. Apabila dibiarkan tanpa ada upaya untuk memperbaiki lingkungan akibat penambangan
tersebut akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Penelitian yang dilakukan penulis
untuk mengetahui pengaruh yang terjadi dengan adanya reservoir akibat penambangan batubara diwilayah
sekitarnya. Berdasarkan pengukuran dengan metoda geolistrik dapat diketahui kondisi lapisan tanah
diwilayah reservoir dan sekitarmya sehingga dapat diperkirakan pergerakan air bawah tanah pada lapisan
akifer. Dengan mengunakan piezometer yang berada disekitar reservoir dapat diketahui perubahan tinggi
muka air bawah tanah pada waktu tertentu dan tinggi muka air di reservoir diukur elevasinya sehingga
dapat diperediksi arah aliran yang terjadi . Dari hasil penelitian diperoleh tinggi muka air bawah tanah
mempunyai nilai yang lebih besar dari tinggi muka air di reservoir terutama pada musim hujan. Kegiatan
Ini merupakan tahap awal dari penelitian untuk mengetahui pengaruh adanya reservoir terhadap konservasi
air bawah tanah. Untuk tahap selanjutnya diperlukan pengukuran sepanjang tahun dengan memasang loger
sehingga data dapat dicatat secara otomatis secara dijital dan melakukan simulasi model dengan
menggunakan software Modflow untuk memprediksi pengaruh adanya reservoir terhadap konservasi air
bawah tanah untuk jangka panjang.

Kata kunci: Air Bawah Tanah, Reservoir, Konservasi

Pendahuluan di Provinsi Kalimantan Selatan. Salah satu dampak


yang perlu dikelola lebih lanjut, sebagaimana
Areal penambangan yang menjadi daerah operasi tercantum dalam dokumen AMDAL yang telah
berlokasi didaerah Satui (Kecamatan Satui), disetujui, adalah terbentuknya lubang bekas
Kabupaten Tanah Bumbu dan daerah Kintap tambang (reservoir) sisa bukaan akhir tambang.
(kecamatan Kintap), Kabupaten Tanah Laut. Reservoir-reservoir tersebut harus dikelola dan
Kedua wilayah operasi produksi tersebut terletak dimanfaatkan secara optimal baik untuk
kepentingan ekologis maupun ekonomis. Reservoir

11
Analisa Air Bawah Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Tanah Laut Kalimantan Selatan CESD Vol 04, No.01, Juni 2021

Pit Antasena adalah salah satu reservoir ditambang (OKMAR) angin Munson bergerak dari Barat Laut
Satui yang telah terbentuk tahun 2010 lalu. ke Tenggara, sebaliknya pada sepanjang April –
September (ASEP) angin bergerak dari Tenggara
Dalam rangka melengkapi dan mendetilkan ke Barat Laut. Secara geografis wilayah studi
rancangan pengelolaan dan pemanfaatan reservoir terletak dekat dengan garis khatulistiwa. Hal ini
tersebut hingga penutupan tambang, maka berpengaruh terhadap kondisi iklim wilayah studi
diperlukan Analisa Potensi Air Bawah Tanah yang menyebabkan fluktuasi iklim yang terjadi
pada Lokasi Tambang Batubara yang mencakup sepanjang tahun relatif kecil, sehingga tidak
kondisi geologi, hidrogeologi sehingga diperoleh terdapat perbedaan yang ekstrim antara musim
pengaruh reservoir terhadap kondisi air bawah hujan dan musim kemarau. Menurut Klasifikasi
tanah disekitarnya. Hal ini merupakan dasar dari Koppen dalam Panekoek (1918) tentang
perencanaan desain ahir pemanfaatan reservoir. pembagian zona iklim, wilayah studi termasuk
Analisa ini dimaksudkan agar rencana dalam daerah beriklim tropika basah (tipe iklim
pemanfaatan reservoir telah disiapkan jauh-jauh Af/Am) dengan musim kemarau (musim kering)
hari sebelum pelaksanaannya, sehingga lebih yang singkat atau tipe iklim B menurut Schmidt
menjamin telah dilakukannya persiapan secara dan Ferguson dengan jumlah bulan kering (< 60
matang, termasuk jika dalam prosesnya diperlukan mm) sebanyak 1 sampai 2 bulan dalam satu tahun.
pelibatan para pihak pemangku kepentingan. Menurut Koppen (1918) dalam Kartasapoetra
(1988), daerah dengan tipe iklim demikian
Berdasarkan desain teknis dan rencana memiliki karakteristik suhu udara selalu tinggi
penambangan sebagaimana tertuang dalam
dokumen ANDAL/RKL-RPL, reservoir Pit hujan selalu tinggi sepanjang tahun dan hujan total
Antasena telah selesai ditambang atau minedout tahunan lebih dari 1.500 mm. Pada bulan-bulan
pada tahun 2010. ReservoirAntasena Timur kemarau daerah ini terasa panas dan kering,
memiliki luas 46,7 ha dengan prediksi kedalaman sebaliknya di waktu musim hujan (waktu hujan
reservoir 96m dan Reservoir Antasena Barat deras) terjadi banjir.
memiliki luas 28,7 ha, prediksi kedalaman 55m.
Rencana pemanfataan reservoir untuk sementara Geologi
ditetapkan sebagai sumber air baku atau budidaya
perikanan. Wilayah studi termasuk dalam tatanan cekungan
pengendapan geologi regional, menempati bagian
timur laut Sub Cekungan Barito yang menjadi
bagian dari Cekungan Asam-Asam. Dalam tatanan
stratigrafi regional wilayah studi dan sekitarnya
hasil pemetaan P3G Bandung diketahui tersusun
oleh batuan sedimenter tersier Formasi Tanjung
(Tet) berumur Eosen, Formasi Berai (Tomb)
berumur Oligo-Miosen, Formasi Warukin (Tmw)
berumur Miosen, Formasi Dahor (Qtd) berumur
Plio-pleistosen dan Endapan Alluvial (Qa).
Sedimen tersier merupakan sedimen endapan laut
dangkal yang kondisi paleogeografinya saat itu
silih berganti mengalami proses susut laut dan
genang laut. Terangkatnya paparan laut dangkal
Gambar 1 Lokasi PIT Antasena di Kecamatan
akhir miosen menyebabkan kondisi lingkungan
Kintap, Kabupaten Tanah Laut
pengendapan berubah dari paralis menjadi darat
hingga sekarang.
Meteorologi
(1) Formasi Tanjung. Formasi ini merupakan
Stasiun klimatologi terdekat dengan wilayah studi
formasi tersier tertua berumur Eosen dengan
adalah stasiun BMG Pelaihari, Kabupaten Tanah
ketebalan 1000-1500 m, disusun konglomerat,
Laut. Berdasarkan data iklim yang tercatat di
batupasir kuarsa, batulempung dengan sisipan
stasiun tersebut wilayah kajian termasuk katagori
batubara dibagian bawah dan batupasir,
iklim tipe Munson. Wilayah yang bertipe
siltstone serta batulempung (Mudstone) di
demikian sangat dipengaruhi oleh angin passat
bagian atas. Karakteristik sifat fisik batuan
timur laut dan angin passat tenggara, angin darat
penyusun Formasi Tanjung adalah padat dan
pada malam hari dan angin laut pada siang hari,
kompak, permeabilitas rendah-tinggi dengan
dan didominasi oleh angin Munson yang selalu
daya dukung batuan tinggi. Sedang
berubah menurut musim. Pada saat matahari
karakteristik tanah lapukan dan rombakan
berada di selatan sepanjang bulan Oktober – Maret

12
Analisa Air Bawah Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Tanah Laut Kalimantan Selatan CESD Vol 04, No.01, Juni 2021

adalah bersifat lepas, tidak padu, permeabilitas (5) Endapan Alluvial. Endapan ini terdiri dari
tinggi, pada daerah terbuka rentan erosi. lumpur, lempung yang mengandung gambut,
kerikil, kerakal dan bongkah berbagai jenis
(2) Formasi Berai. Formasi ini berumur Oligosen batuan. Material tersebut terakumulasi sebagai
Bawah – Miosen Tengah (Oligosen – Miosen material yang bersifat lepas, belum mengalami
Awal) dengan ketebalan berkisar 1000 m. kompaksi (pemadatan) dan dan pada daerah
Litologi dibagian bawah berupa Limestone terbuka sangat rentan erosi. Endapan Alluvium
(batugamping) hasil pengendapan laut dangkal mempunyai umur Holosen, serta menindih
dan Marly (napal) terendapkan dibagian atas. secara tidak selaras Formasi Dahor.
Formasi ini juga mengandung sisipan lapisan
batubara sangat tipis. Karakteristik sifat fisik Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di
batuan penyusun Formasi Berai adalah padat wilayah studi, daerah penambangan batubara di
dan kompak, permeabilitas rendah setempat- daerah Satui dan Karuh terletak diatas kelompok
setempat sangat tinggi dengan daya dukung batuan sedimenter Formasi Tanjung.
batuan tinggi. Sedang karakteristik tanah
lapukan dan rombakan adalah bersifat lepas, Hidrogeologi
tidak padu, permeabilitas tinggi, pada daerah
terbuka rentan erosi. Batuan dasar Pra Tersier yang terdiri mulai dari
bagian bawah ke atas adalah konglomerat, batu
(3) Formasi Warukin. Formasi ini berumur Miosen pasir, serpih dan batu lempung dengan ketebalan
Tengah – Miosen Ahkir dengan ketebalan beberapa meter hingga lebih dari 150 meter.
antara 1.000 – 2.000 m, tersusun oleh Secara tidak selaras diatasnya diendapkan batuan-
perselingan antara batupasir kuarsa dan batuan Tersier diantaranya seperti Formasi
batulempung dengan sisipan batulempung Tanjung dan Formasi Warukin, sebagai Formasi
pasiran dan batubara. Secara garis besar pembawa bahan galian batubara. Lapisan-lapisan
Formasi Warukin dapat dibagi dalam tiga yang potensial untuk menjadi akifer adalah batu
satuan batuan dengan susunan batuan dari pasir, konglomerat, batu gamping, dan lapisan
bawah ke atas adalah sebagai berikut : Satuan permukaan yang terbentuk akibat pelapukan.
batulempung (claystone), satuan batulumpur Batuan lain, terkecuali bila mengandung rekahan-
(mudstone) selang seling batupasir (sandstone). ¬rekahan, dapat dikatakan tidak potensial untuk
Bagian atas berupa batulempung mengandung menjadi akifer. Topografi wilayah studi bervariasi
sisipan batupasir dan batubara sedang bagian dengan ketinggian dari permukaan air laut mulai 0
bawah batulempung berselang seling dengan sampai 75 m. Sedangkan lokasi rencana tambang
batupasir kurang kompak. Sifat fisik batuan batubara Asam-asam Mulia terletak di suatu
penyusun Formasi Warukin adalah padat, pegunungan memanjang dari Barat ke Timur
kurang kompak, permeabilitas rendah dengan ketinggian antara 25 - 60 meter diatas
setempat-setempat tinggi dengan daya dukung permukaan laut dengan kemiringan berkisar dari
batuan sedang-tinggi. Sedang karakteristik 2%-10%. Bentuk topografi daerah ini
tanah lapukan dan rombakan adalah bersifat menunjukkan adanya tinggian (Meratus) di bagian
lepas, tidak padu, permeabilitas tinggi, pada Utara. Dari sini, ketinggian menurun ke arah
daerah terbuka sangat rentan erosi. Selatan, sampai ke Laut Jawa, dengan bukit-bukit
di antaranya. Berdasarkan hal ini, dapat
(4) Formasi Dahor. Formasi ini disusun oleh diperkirakan adanya sistem aliran air tanah
sedimen klastik berbutir kasar yang tersusun regional dari Utara ke Selatan dengan akhir
oleh batupasir kuarsa lepas dan konglomerat pergerakannya menuju ke laut Jawa, dengan
dengan sisipan batulempung, dan batulempung sistem-sistem aliran air tanah lokal diantaranya
pasiran. Setempat-setempat dijumpai lignit dan (Gambar 2).
limonit. Umur dari formasi ini adalah Plio-
Pleistosen dengan ketebalan mencapai 250 m.
Formasi ini terletak tidak selaras diatas
Formasi Warukin. Karakteris sifat fisik batuan
penyusun Formasi Dahor adalah padat dan
kurang kompak, permeabilitas tinggi setempat-
setempat rendah dengan daya dukung batuan
tinggi. Sedang karakteristik tanah lapukan dan
rombakan adalah bersifat lepas, tidak padu,
permeabilitas tinggi, pada daerah terbuka
rentan erosi.

13
Analisa Air Bawah Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Tanah Laut Kalimantan Selatan CESD Vol 04, No.01, Juni 2021

dapat diketahui dengan mengambil prosentase


tertentu dari curah hujan rata rata tahunan (Rf)
yang meresap ke reservoir air tanah. Prosentase
imbuhan air tanah dari curah hujan rerata tahunan
terutama dikontrol oleh kondisi geologi.
Tabel 1 Prosentase Imbuhan Air Tanah dari Curah
Hujan Rerata Tahunan berdasarkan Kondisi
Geologi
Kondisi atau Formasi Geologi Imbuhan Rf (%)
Volkanik Muda 30 – 100
Volkanik tua – sedimen – 15 – 25
Gambar 2 Perkiraan Sistem Aliran Air Tanah di campuran sedimen muda
Wilayah Studi Sedimen napal dan indurated 5
rock
Daerah yang lebih tinggi merupakan daerah Batu gamping 30 - 50
tangkapan (rechange area) dan daerah yang lebih Sumber: Petunjuk Teknis NSASD (bakosurtanal, 2000)
rendah merupakan daerah buangan (discharge
area). Banyaknya air yang terserap oleh tanah Besarnya imbuhan air pada akifer dapat dihitung
sangat ditentukan oleh kecepatan infiltrasi, dengan formulasi:
intensitas dan lamanya hujan serta kedalaman RC = P x A x RF (%)
lapisan tanah yang mampu meluluskan dan
menyimpan air. Kecepatan infiltrasi, permeabilitas Keterangan:
tanah pada lokasi rencana pertambangan
bervariasi dari 1,32 cm/jam sampai dengan 5,63 RC = besarnya imbuhan air (m3/tahun)
cm/jam. Kedalaman air tanah dangkal pada P = curah hujan rerata tahunan yang dihitung
umumnya berkisar antara 0,8 sampai 2,0 meter berdasarkan peta isohyet atau Polygon
pada bagian hulu pada topogarafi datar sampai Thiessen
hampir datar, dan di bagian tengah topografi
berombak (undulating) sampai bergelombang A = laus area atau tadah hujan (m2), tidak
rolling kedalaman air tanah dangkal lebih dari 5 termasuk sawah irigasi
meter. Fluktuasi air tanah dangkal ini relatif besar, Rf = Persentase imbuhan berdasarkan kondisi
terutama pada daerah-daerah bertopografi geologi
berombak-bergelombang.

Pada makalah ini penulis melakukan analisa


Penentuan Ketebalan dan Jenis Lapisan
dampak keberadaan reservoir akibat adanya
kegiatan penambangan batubara dengan Pengambilan Data Lapangan
mengamati tinggi muka air pada reservoir dan
Secara garis besar ada dua kegiatan utama dalam
tinggi muka air tanah pada pizometer. Untuk
pengambilan data lapangan, yaitu pemetaan situasi
mengetahui lapisan akifer dianalisa dari data
untuk menentukan posisi titik pengukuran dan
pengukuran dengan metoda Geolistrik.
pengukuran data tahanan jenis. Pemetaan Situasi
bertujuan untuk mendapatkan Peta Situasi
Metode Pengukuran Geolistrik Tahanan Jenis yang
mencakup posisi titik pengukuran. Peralatan yang
Penentuan Imbuhan digunakan adalah GPS (Global Positioning
System) untuk menentukan posisi titik
Beberapa data sekunder mengenai geohidrologi
pengambilan data geolistrik yang telah
sudah terdapat di dalam ANDAL dan Feasibility
direncanakan dan ditentukan di studio. Pemetaan
Study (FS). Untuk Survey geohidrologi akan
dilakukan di daerah eksplorasi dan eksploitasi
melihat potensi/cadangan air tanah melalui
Kondur Petroleum S. A. dan sekitarnya. Dalam
karakteristik atau litologi batuannya.Untuk
penentuan titik-titik ini sangat ditentukan oleh
melakukan perhitungan cadangan air tanah
aksesibilitas dari rencana titik yang telah
diperlukan data tebal akifer, sebaran akifer dan
ditentukan. Rencana titik geolistrik yang
transmisibilitas akifer, baik akifer tidak tertekan
ditempatkan pada peta digital, didasarkan pada
maupun tertekan. Untuk dapat terpenuhinya data
sebaran jalan yang termuat pada peta tersebut.
tersebut sangat sulit, sehingga cadangan air tanah
Adapun jalan di peta tidak dibedakan antara jalan
disetarakan dengan imbuhan air tanah yang berasal
aspal atau tanah dan dapat dilalui kendaraan roda 4
dari air hujan. Perkiraan awal imbuhan air tanah

14
Analisa Air Bawah Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Tanah Laut Kalimantan Selatan CESD Vol 04, No.01, Juni 2021

atau roda 2 saja, sehingga kondisi sebenarnya di


lapangan menyebabkan rencana titik pengukuran
geolistrik bergeser atau hilang sama sekali.
Pengambilan Data Tahanan Jenis
Pengambilan data di lapangan meliputi penentuan
posisi titik pengukuran, pengukuran ketinggian dan
pengukuran tahanan jenis. Penentuan posisi titik
pengukuran dan ketinggian merupakan pekerjaan
yang sangat penting dan fundamental dalam setiap
pengukuran. Karena dengan mengetahui posisi dan
ketinggian secara akurat, maka hasil pengukuran Gambar 4. Skematik Tahanan Jenis Konfigurasi
dapat di plot dan dikoreksi di peta dan kemudian Schlumberger
siap untuk dilakukan analisis dan interpretasi lebih
lanjut. Dalam penelitian ini, posisi lokasi titik Seperti terlihat pada gambar diatas ketika
pengukuran tahanan jenis akan ditentukan dengan dilakukan pengukuran arus akan mengalir pada
alat GPS (Global Positioning System) . elektroda AB sedangkan beda potensial akan
Peralatan yang digunakan untuk mengukur tahanan diukur pada elektroda MN, untuk pengukuran
jenis adalah SARIS Scintrex, dilengkapi dengan selanjutnya jarak antara elektroda MN diperlebar
elektroda arus, elektroda potensial, kabel, sampai ¼ lebar jarak elektroda AB. Jika jarak
bateraidan perlengkapan lainnya. elektroda MN sudah ¼ AB maka giliran jarak
elektrod AB yang diperlebar. Konfigurasi
elektroda wenner dilakukan untuk melihat pola
Resistivitymeter
perubahan lapisan secara horizontal. Hal ini dapat
C1 I P1 P2 C2
dimengerti karena jarak antara elektroda AM =
V Permukaan Tanah
MN = NB, M, N adalah elektroda potensial,
sedangkan A dan B adalah elektroda arus. Untuk
A M N B
l
Konfigurasi Schlumberger, tahanan jenis
L didapatkan dari persamaan sebagai berikut :

V   L2  l 2 
Gambar 3. Visualisasi Pengambilan Data Tahanan  s  Ks dan Ks 
Jenis Konfigurasi Schlumberger I 2l

Hasil dan Pembahasan


Konfigurasi elektroda yang dipakai dalam
pengambilan data tahanan jenis adalah konfigurasi Review Air Bawah Tanah
Schlumberger yang dapat divisualisasikan pada Untuk mengetahui kondisi air bawah tanah di
gambar .4. Prinsip pengukuran dalam metoda lokasi sekitar reservoir telah dilakukan
tahanan jenis adalah dengan menginjeksikan arus pengukuran dengan menggunakan Resistivity
listrik (dalam satuan mA) ke dalam bumi melalui Method dengan total pengukuran resistivitas di
dua elektroda arus, kemudian beda potensial yang wilayah survei adalah 13 poin. Pengamatan
terjadi (dalam satuan mV) diukur melalui dua geologi dan hidrogeologi dan peta stratigrafi dapat
elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus digunakan sebagai komparatif dalam interpretasi
dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda dan korelasi kondisi bawah permukaan sesuai
yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi dengan data resistivitas. Berdasarkan data
-masing lapisan di pengukuran Resistivity terhadap lapisan tanah
bawah titik ukur dalam satuan ohm-m. Terdapat disekitar reservoir antasena diperoleh kondisi
beberapa Susunan elektroda (arus dan potensial) lapisan tanah yang dijelaskan pada Gambar 5 dan
atau konfigurasi elektroda sesuai dengan target Gambar 6 dibawah ini.
dan kondisi lapangan yang umum dilakukan untuk
Geolistrik 2D adalah Schlumberger dan wenner.
Konfigurasi Schlumberger dilakukan untuk lebih
melihat variasi lapisan secara vertikal.

15
Analisa Air Bawah Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Tanah Laut Kalimantan Selatan CESD Vol 04, No.01, Juni 2021

Sumber : Report Resistivity Measurement for Sumber : Report Resistivity Measurement for
Dewatering Project PT Arutmin Dewatering Project PT Arutmin

Gambar 5. Ketebalan aktual dan litologi lapisan


tiga dimensi di bawah permukaan berdasarkan Gambar 7 Hasil analisis tru resistivity pada lokasi
interpretasi resistivitas dari arah barat daya reservoir Antasena sebelum dilakukan penggalian
pada cross section line 1

Sumber : Report Resistivity Measurement for


Dewatering Project PT Arutmin Sumber : Report Resistivity Measurement for
Dewatering Project PT Arutmin
Gambar 6 Interpretasi Litologi dan Ketebalan
lapisan berdasarkan Diagram Fence dari arah Barat Gambar 8 Hasil analisis tru resistivity pada lokasi
Daya reservoir Antasena sebelum dilakukan penggalian
pada cross section line 2
Bagian silang dari A-6 sampai A-12 dan A-7
sampai A-11 menunjukkan lokasi lapisan bantalan
air yang berada di sekitar terowongan. Ada dua
lapisan bantalan air potensial, bagian tengah
menunjukkan akuifer kebocoran. Kedua akuifer ini
dipisahkan oleh batulempung / mustone atau
siltstone. Semakin rendah akuifer relatif konsisten
dalam transmisitivities sedangkan akuifer
menengah bervariasi tergantung pada kandungan
tanah liat dalam akuifer. Ini ditunjukkan dengan
perubahan nilai resistivitas sepanjang bagian.
Ketinggian Air relatif menempati semua area.
Sumber : Report Resistivity Measurement for
Dewatering Project PT Arutmin

Gambar 9 Hasil analisis tru resistivity pada lokasi


reservoir Antasena sebelum dilakukan penggalian
pada cross section line 3

16
Analisa Air Bawah Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Tanah Laut Kalimantan Selatan CESD Vol 04, No.01, Juni 2021

Sumber : Report Resistivity Measurement for Sumber : Report Resistivity Measurement for
Dewatering Project PT Arutmin Dewatering Project PT Arutmin

Gambar 10 Hasil analisis tru resistivity pada Gambar 11 Potongan Melintang lapisan tanah di
lokasi reservoir Antasena sebelum dilakukan Lokasi Reservoir Antasena
penggalian pada cross section line 3

Lapisan tanah terdiri dari humus, topsoil, dump


Adanya air tanah dangkal (aquifer bebas) rock, lay, sandy clay, clay sand, aquifer dan
menempati sebagian besar wilayah survei. Air unconfined aquifer. Pada saat penambangan
tanah dangkal ini dipisahkan oleh lapisan kedap air dilakukan penggalian tanah sampai dengan
(claystone, mudstone orsiltstone). Akifer kedua kedalaman 90 meter mencapai lapisan confined
yang terdiri beberapa ketebalan yang disebabkan dan unconfined aquifer yang merupakan sumber
oleh kebocoran akifer. Kondisi ini sesuai dengan air bawah tanah dan dilakukan dewatering.
pengukuran pemantauan dimana permukaan Pengaruhnya akan mengakibatkan menurunnya
piezometrik hampir tidak terpengaruh oleh muka air tanah sesaat pada saat pelaksanaan
penggalian. Sementara itu akuifer yang paling konstruksi. Setelah dilakukan reklamasi reservoir
penting terletak di sekitar area penggalian. Secara antasena terisi dari air permukaan dan air bawah
umum permukaan piezometrik dipengaruhi oleh permukaan sampai pada ahirnya mencapai elevasi
penggalian namun karena ketebalan atau ketebalan yang telah ditentukan. Berdasarkan pengamatan
lapisan tanah liat yang berlapis menyebabkan air visual di lapangan kondisi air relative tidak
tidak terkuras dengan baik. Kondisi ini berubah sepanjang tahun dan kecendrungan air
menyebabkan tekanan air pori masih tinggi. Dari melimpah, air tanah yang berasal dari unconfined
gambar tersebut, akuifer yang mempengaruhi dan confined aquifer mengalir masuk kedalam
kestabilan terletak di sekitar terowongan. Ada kolam. Berdasarkan peta topografi dan kondisi
kemungkinan bahwa pengisian kembali akuifer lapisan aquifer di sekitar reservoir air mengalir
berasal dari arah timur laut dan barat laut. Kondisi dari arah utara ke selatan dan dari arah barat
turunan dan lapisan kedap di atas akuifer ketimur. Bagian Utara daera hberbukit yang
menyebabkan tekanan sekitar A-9 menjadi tinggi dilakukan pemotongan terhadap lapisan pada saat
dari kondisi normal. Berarti sementara tekanan air dilakukan penambangan sedangkan bagian selatan,
di sekitar tembok tinggi turun sesuai waktu dengan barat dan reservoir . Bagian wilayah yang
signifikan karena pit yang ada menjadi daerah direklamasi terdiri dari lapisan tanah yang jenis
pelepasan (bagian utara dari pembagian air tanah). tanahnya bercampur antara yang satu denganl
ainnya.
Berdasarkan data potongan melintang yang
Dampak Reservoir Antasena terhadap Air dijelaskan pada Gambar 11, dan kondisi air dalam
Bawah Tanah Reservoir saat ini, kejadian Recharge dengan
adanya reservoir terhadap airtanah disekitarnya
Berdasarkan hasil pengukuran resitiviy diperoleh terjadi pada saat musim hujan hal ini terjadi karena
jenis dan ketebalan lapisan tanah untuk potongan elevasi air pada reservoir saat musim hujan
melintang A6 – A12 dapat dilihat pada Gambar mempunyai ketinggian lebih besar dari pada
11. elevasi mukaair tanah dan sebaliknya pada saat
musim kemarau terjadi discharge dimana elevasi
airtanah lebihtinggi dari padaelevasi air di
Reservoir . Dari hasi lpengukuran resistivity untuk
8 titik (A-6, A-5, A-4, A-3, A-2, A-1, A-9, A-12)

17
Analisa Air Bawah Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Tanah Laut Kalimantan Selatan CESD Vol 04, No.01, Juni 2021

diperoleh interpretasi ketebalan dan jenis lapisan Pergerakan Air Bawah Tanah
tanahpadaTabel 2.
Untuk mengetahui kesinambungan pemaanfaatan
Tabel 2 Interpretasi ketebalan dan Jenis Lapisan air reservoir diketahui bahwa sumber daya air dari
berdasarkan pengukuran resistivity Reservoir Antasena berasal dari air permukaaan
dan air bawah permukaan. Reservoir Antasena
Lokasi Lapisan Ketebalan JenisLapisan
A-6 1 0,9 Top soil
adalah reservoir yang terbentuk dengan adanya
2 1,8 Dumped rock penambangan batubara yang dilakukan
3 3.9 Unconfined pemotongan pada lapisan tanah pada kedalaman
water bearing tertentu sehingga membentuk reservoir. Reservoir
5 21,7 Clay Sand
6 71,8 Aquifer
terisi oleh air yang berasal dari akifer yang
INF Clay terpotong dan elevasi air dalam reservoir akan
A-5 1 0,9 Top soil terisi sampai dengan elevasi sama dengan tinggi
2 0,8 Top soil muka air tanah disekitar reservoir. Karena
3 4,0 Dumped rock pemotongan lapisan tanah mengenai akifer bebas
4 10,4 Unconfined
water bearing dan akifer tertekan sehingga tinggi muka air di
5 34,8 Clay Sand reservoir dipengaruhi oleh kondisi kedua akifer
6 INF Aquifer tersebut. Untuk melihat kondisi minimum
ketersediaan air di dalam reservoir dapat di lihat
A-4 1 0,9 Top soil
2 2,4 Dumped rock pada sumur pantau (piezometer) yang pada saat ini
3 6,5 Clay hanya satu unit yang lokasinya dibagian selatan
4 9,1 Unconfined dari Reservoir terutama pada saat musim kering
water bearing karena terjadinya penguapan dan harus mensuplai
5 44,3 Clay Sand
6 INF Aquifer air untuk PDAM. Gambar dan data Piezometer
yang dicatat oleh PT Arutmin di lokasi Satui Mine
dapat dilihat pada Gambar 12 dan Tabel 3.

A-3 1 1,0 Humus


2 2,5 Top Soil
3 13,0 Unconfined
water bearing
4 32,8 Clay Sand
5 INF Aquifer

A-2 1 1,1 Humus


2 1,4 Top Soil
3 6,0 Unconfined
water bearing
4 15,0 Clay
5 90,1 Clay Sand
6 INF Aquifer

A-1 1 1,1 Humus


2 1,8 Top Soil
3 5,5 Water bearing layer
4 14,9 Clay Gambar 12 Lokasi Piezometer di Satui
5 79,0 Clay Sand
6 INF Aquifer Tabel 3 Data Piezometer di Lokasi Satui
A-9 1 1,1 Humus
2 2,3 Top Soil HOLE NO GATS 1101
3 4,0 Unconfined LOCATION ANTASENA
water bearing NORTHING 9583783.640
4 10,8 Clay
EASTHING 295320.019
5 59,9 Clay Sand pH
6 INF Aquifer ELV 26.272 (HA1255)
HOLE DEPTH 155
A-12 1 1,1 Humus STICK UP 0.87
2 2,0 Top Soil ELV
3 5,2 Water bearing DATE Depth (m)
(m)
layer 8-Jan-14 16.24 10.90 6.5
4 13,6 Clay
6-Feb-14 15.91 11.232 6.5
5 79,7 Clay Sand
6 INF Aquifer 5-Mar-14 16.31 10.832 6.5
5-Apr-14 16.44 10.70 6.5
10-May-14 15.84 11.302 6.5
7-Jun-14 15.4 11.742 6.5

18
Analisa Air Bawah Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Tanah Laut Kalimantan Selatan CESD Vol 04, No.01, Juni 2021

4-Jul-14 17.3 9.84 6.5 hulu akan terjaga selama kondisi lingkungan
1-Aug-14 17.32 9.822 6.5 dibagian hulu tidak terganggu dan proses
6-Sep-14 17.29 9.852 6.5 meresapnya air kedalam tanah berlangsung secara
9-Oct-14 17.36 9.78 6.5 maksimal selama musim hujan sehingga menjadi
7-Nov-14 16.63 10.512 6.5 reservoir air pada saat musim kering. Perkiraan
11-Dec-14 16.57 10.572 6.5 awal imbuhan air tanah sekitar Reservoir dapat
10-Apr-18 15.13 12.01 6.5 diketahui dengan mengambil prosentase tertentu
dari curah hujan rata rata tahunan (Rf) yang
meresap ke reservoir air tanah.
Berdasarkan data pengamatan Kedalaman dan
elevasi air pada piezometer berubah berkisar antara
1 sd 2 meter. Perubahan disini dipengaruhi oleh Luas daerah tangkapan air untuk reservoir barat
banyaknya air yang meresap kedalam akifer yang sebesar 133 ha (1.330.000 m2 ), dengan curah
mengakibatkan kedalaman air berkurang dan hujan tahunan 2316 mm, Formasi geologi
elevasi air bertambah dan sebaliknya dipengaruhi Volkanik tua – sedimen – campuran sedimen muda
oleh banyaknya air yang masuk kedalam reservoir Nilai RF = 20 % , maka besarnya Imbuhan air RC
yang mengakibatkan kedalaman air bertambah dan = 2316 mm x 1.330.000 x 20 % = 616,1 m3/tahun.
elevasi berkurang. Untuk mengetahui fenomena Luas daerah tangkapan air untuk reservoir barat
tersebut perlu dibandingkan elevasi air di sebesar 200 ha (2.000.000 m2 ), dengan curah
Reservoir dengan elevasi air di Piezometer. Pada hujan tahunan 2316 mm, Formasi geologi
saat dilapangan telah dilakukan pengukuran Volkanik tua – sedimen – campuran sedimen muda
elevasi sesaat di lokasi outlet Reservoir bagian Nilai RF = 20 % , maka besarnya Imbuhan air RC
Timur dan elevasi Piezometer dapat dilihat pada = 2316 mm x 2.000.000 x 20 % = 926.4
Tabel 4. m3/tahun.
Tabel 4 Hasil Pengukuran Elevasi Air Reservoir Untuk mengetahui potensi air tanah yang lebih
dan PiezometerElevasi Air ( meter) akurat perlu dilakukan pumping test dan recovery
test diwilayah sekitar reservoir dan menambah
Pengukuran Reservoir Pizometer piezometer dengan jumlah yang bisa mewakili
GPS (m) (m) pemantauan disekeliling Reservoir. Pemantauan
1. 28 43 elevasi air dilakukan pada piezometer dan pada
Reservoir sepanjang tahun sehingga bisa diketahui
2. 24 35 hubungan antara elevasi air tanah dan elevasi air di
3. 23 36 Reservoir pada saat musim hujan dan kemarau.
Tinggi muka air di Pizometrik (April 2018), Pumping test dan recovery test di sekitar reservoir
15.13 meter dilakukan untuk mengetahui secara pasti apakah
potensi airtanah dapat mensuplai reservoir
khususnya pada saat musim kering dengan tidak
Berdasarkan hasil pengukuran diatas, elevasi air di melebihi kapasitas dari dari akifer yang ada
Outlet Reservoir bagian Timur diperoleh + 25 m disekitar Reservoir.
dan elevasi air di piezometer + 23 m, sehingga
terjadi perbedaan elevasi air sebesar 2 m. Untuk
kondisi ini air dari reservoir akan mengalami Kesimpulan dan Saran
recharge kedalam akifer yang terpotong pada saat
penambangan batu bara dilakukan. Dari Peta Kesimpulan
topografi sekitar wilayah Reservoir
Berdasarkan analisa data potongan melintang
menggambarkan kondisi hidrogeologi
lapisan tanah pada reservoir Antasena dan kondisi
disekitarnya, dimana air tanah mengalir dari arah
air dalam reservoir saat ini, dengan adanya
utara ke selatan melalui akifer bebas (unconfined
reservoir terjadi recharge terhadap airtanah
aquifer) pada kedalaman 0 - 10 m dan akifer
disekitarnya pada saat musim hujan hal ini terjadi
tertekan (confined aquifer) 10 - 100 m. Secara
karena elevasi air pada reservoir saat musim
fisualisasi dilapangan kondisi air di reservoir
hujan mempunyai ketinggian lebih besar dari pada
setiap saat melimpah melalui mercu dengan elevasi
elevasi muka air tanah dan sebaliknya pada saat
yang konstan dan mengalir kesaluran yang pada
musim kemarau terjadi discharge dimana elevasi
ahirnya menuju sungai. Hal ini menjelaskan bahwa
airtanah lebih tinggi dari pada elevasi air di
air dalam reservoir tidak pernah berkurang
reservoir .
walaupun musim kering, hal ini disebabkan karena
sumber air berasal dari akifer bagian hulu bagian Reservoir Antasena adalah reservoir yang
utara dari Reservoir yang elevasinya lebih tinggi terbentuk dengan adanya penambangan batubara
dari pada elevasi air di Reservoir. Akifer bagian yang dilakukan pemotongan pada lapisan tanah

19
Analisa Air Bawah Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Tanah Laut Kalimantan Selatan CESD Vol 04, No.01, Juni 2021

pada kedalaman tertentu sehingga membentuk Herrmann, F., Christoph Jahnke, Florian Jenn,
reservoir. Reservoir terisi oleh air yang berasal dari Ralf Kunkel, Hans-Jürgen Voigt, Jens
akifer yang terpotong dan elevasi air dalam Voigt, and Frank Wendland. 2009.
reservoir akan terisi sampai dengan elevasi sama Groundwater recharge rates for regional
dengan tinggi muka air tanah disekitar reservoir. groundwater modelling: a case study using
Karena pemotongan lapisan tanah mengenai akifer GROWA in the Lower Rhine lignite mining
bebas dan akifer tertekan sehingga tinggi muka air area, Germany. Hydrogeology Journal Vol.
di reservoir dipengaruhi oleh kondisi kedua akifer 17, Iss. 8; pg. 2049.
tersebut.
H. Firmasnyah, 2012. Perencanaan Lanskap Pasca
Tambang Batubara PT. Arutmin Indonesia
Saran Untuk Ekowisata di Batulicin Kalimantan
Selatan. Departemen Arsitektur Lanskap.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk Fakultas Pertanian-IPB, Bogor.
mengetahui tinggi muka air pada reservoir dan
tinggi muka airtanah sekitar reservoir dengan Manrulu, R. H., Nurfalaq, A., Hamid, I. D. (2018).
menggunakan loger sehingga data dapat dicatat Pendugaan Sebaran Air Tanah
setiap saat. Hal ini dilakukan agar diperoleh data Menggunakan Metode Geolistrik
yang akurat dan dapat memastikan berapa besar Resistivitas Konfigurasi Wenner dan
pengaruh reservoir terhadap konservasi air bawah Schlumberger Di Kampus 2 Universitas
tanah. Selanjutnya dibuat model simulasi dengan Cokroaminoto Palopo. Jurnal Fisika Flux,
menggunakan software mudflow sehingga dapat 15(1), 6-12.
diprediksi tinggi muka air bawah tanah untuk masa Rojanschi, V., J. Wolf, and R. Barthel. 2006.
yang akan datang. Storage cascade vs. MODFLOW for the
modelling of groundwater flow in the
Daftar Pustaka context of the calibration of a hydrological
model in the Ammer catchment. Advanced
Aninomous, 2013. Bab 2 Gambaran Umum in Geosciences, 9, 101–108.
Wilayah Kabupaten Tanah Laut. Draft Buku Saranga, H. T., As’ari, A., & Tongkukut, S. H. J.
Putih Sanitasi Kabupaten Tanah Laut. (2016). Deteksi Air Tanah Menggunakan
Arshad. M., Cheema, I. M., & Ahmed, S. Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi
Wenner- Schlumberger di Masjid Kampus
(2007). Determination of lithology and
Universitas Sam Ratulangi dan Sekitarnya.
groundwater quality using electrical Jurnal Mipa Unsrat Online, 5 (2), 70-75.
resistivity survey. Int. I. Agric. Biol, 9,
Todd, D.K dan Mays, L.W., 2005.
143-146.
GroundwaterHydrology: Third Edition.
Elkrail, Adil Balla and Abdalla E. Ibrahim. 2008. John Wiley & Sons, Inc.: United States of
Regional groundwater flow modeling of America.
Gash River Basin, Sudan. Journal of
Applied Sciences in Environmental Widdowson, J.P. 1990. The Impacts Of Surface
Sanitation. Mining Activities On Soil And Water. In
T.F. Rijnberg (Ed.). Proceedings Of The
Fetter, C.W., 2001. Applied Hydrogeology: Joint Seminar On Environmental Impacts
Fourth Edition. Prentice Hall: United States Of Mining In Watersheed Management.
of America Bogor And Tanjung Enim, November 5-
Harbaugh, Arlen W., Edward R. Banta, Mary 14th., 1990. Hal: 34-5
C. Hill, and Michael G. McDonald. 2000.
MODFLOW-2000, The U.S. Geological
Survey Modular Ground –Water Model:
User Guide to Modularization Concepts and
The Ground Water Flow Process. United
State: U.S. Geological Survey.
He, B., Keiji Takase, and Yi Wang. 2008. A Semi-
distributed groudwater recharge modeling
for estimating water-table and water
balance variables. Hydrogeology Journal
16:1215-1228.

20

You might also like