You are on page 1of 84

KONSEP KEPERAWATAN

INTENSIF & STANDAR


PELAYANAN ICU

Oleh :
Ns.Achirman,SKep.,MKep
PENDAHULUAN

Pasien sakit kritis

ICU

PERAWATAN

STANDAR
PRAKTEK KEP
UNIT PELAYANAN INTENSIF
(ICU)

An Intensive Care Unit (ICU) is a specially


staffed and equipped hospital ward dedicated
to management of patients with life-
threatening illnesses, injuries or complications.
(TEoh, Intensive Care manual, fourth edition, 1997)
Intensive Care

“ A service for patients with potentially recoverable


diseases who can benefit from more detailed
observation and treatment than is generally
available in the standard wards and departments.”
King’s Fund Panel (1989)
PENGERTIAN ICU

ICU merupakan suatu tempat


melaksanakan kegiatan pengelolaan secara
intensif pada pasien sakit kritis yang masih
ada harapan untuk hidup dengan kualitas
hidup yang layak.
Vision
◼ “Critical care is a concept, is not a location,
which frequently begins with ED intervention,
and culminate in ICU admission and continued
management”

Peter Safar, MD (1924-2003)

The Father of ICU


FALSAFAH

◼ Pelayanan keperawatan intensif disediakan dan diberikan kepada


pasien
dalam keadaan KRITIS yang perlu ditanggulangi dan diawasi
secara ketat, terus menerus serta tindakan segera, ditujukan
untuk observasi, perawatan dan terapi.

Multi disiplin secara komphrehansif


Quality of Care

Intervention
Assessment

Evaluation
Planning

Standards for Nursing Care of the Critically Ill


➢the critically ill patient-family unit

➢the critical care nurse


*psychosocial aspects of care
*legal and ethical aspect of critical care nursing

➢the environment in which


critical care nursing is provided

The American Association of Critical Care Nurses,1981


▪ Critically ill patients are defined as
those patients who are at high risk for actual or
potential life-threatening health problems.
▪ Critical Illness is not only a physiological
alteration, but a psychosocial, developmental, and
spiritual process.
▪Critical illness is also a threat to the individual
and his or her family constellation
PASIEN SAKIT KRITIS

Yaitu pasien yang secara fisiologis tidak


stabil artinya apabila ada perubahan sedikit
saja dari salah satu sistem maka akan
berdampak ke sistem sistem yang lain dan
berakibat fatal → multi organ disfungsi →
multi organ failure.
CIRI DARI PASIEN YANG DI
ICU

1. SIRS / SEPSIS

2. Potensial / aktual MODS / MOF

3. Labil
Critical Care Nursing is
that specialty within nursing
that deals specifically with
human responses to
life-threatening problems
◼ Profesional
◼ Teregistrasi
◼ Terlibat dalam memberikan pelayanan keperawatan
kepada pasien yang sakit kritis secara optimal
CRITICAL CARE NURSE
◼ Memberi asuhan keperawatan kepada
pasien dan keluarga dengan masalah
fisiologis akut, tidak stabil.
◼ Bekerja pada lingkungan dengan alat-alat
tehnologi advanced.
◼ Perlu pengetahuan ttg : fisiologi,
patofisiologi, fakmakologi.
◼ Mampu mempergunakan tehnologi tinggi
untuk mengukur parameter fisiologi
dengan tepat
CRITICAL CARE NURSE
◼ Ongoing assessement, mengenal secara
dini komplikasi
◼ Situasi stres kerja tinggi
◼ Mampu memberi dukungan psikologis
◼ Komunikasi jelas dan kerja tim
◼ ➔ PERLU SERTIFIKASI
CRITICAL CARE NURSE,
harus menyakini :

◼ Setiap pasien mempunyai kebutuhan individual dan berhak


mendapatkan `pelayanan terbaik

◼ Kepedulian dan perhatian caring dari tim keperawatan


◼ Kualitas hidup pasien optimal didukung oleh lingkungan internal,
ekternal, fisik dan psikologis

◼ Lingkungan kerja kondusif didukung fasilitas yang memadai


◼ Kualifikasi tenaga perawat memiliki sertifikat khusus

◼ Pelayanan multidisiplin
Karakteristik Perawat ICU

◼ Memberikan asuhan keperawatan mengacu


pada standar keperawatan ICU dengan
konsisten
◼ Menghormati sesama sejawat dan tim lainnya
◼ Mengintegrasikan kemampuan ilmiah dan
keterampilan yang diikuti nilai etik dan legal
◼ Berespon secara terus menerus dengan
perubahan lingkungan
Karakteristik Perawat ICU

◼ Menunjukkan kemampuan keterampilan klinis


yang tinggi
◼ Menerapkan keterampilan komunikasi secara
efektif
◼ Menginterprestasikan analisa situasi yang
komplek
◼ Mengembangkan pendidikan kesehatan untuk
pasien dan keluarga
◼ Berfikir kritis
◼ Mengembangkan pengetahuan dan penelitian
◼ Inovatif
Principle of Critical Care
Nursing Practice

Identifying the interrelationships of the


bio-psycho-social-spiritual dimensions of the person

Critical care nurse


✓Provide comfort
✓Ensure safety
✓Promote health &wellness
✓Collaborates with the team:
patient, family &health care providers
STANDARDS of CARE for ACUTE and CRITICAL
CARE NURSING
American Association of Critical Care Nursing

◼ Standard of Care I: Assessment


THE NURSE CARING FOR ACUTE AND CRITICALLY ILL
PATIENTS COLLECTS RELEVANT PATIENT HEALTH DATA
◼ Standard of Care II: Diagnosis
THE NURSE CARING FOR ACUTE AND CRITICALLY ILL
PATIENTS ANALYZES THE ASSESSMENT DATA IN
DETERMINING DIAGNOSES
◼ Standard of Care III: Outcomes Identification
THE NURSE CARING FOR ACUTE AND CRITICALLY ILL
PATIENTS IDENTIFIES INDIVIDUALIZED , EXPECTED
OUTCOMES FOR THE PATIENT
STANDARDS of CARE for ACUTE and CRITICAL
CARE NURSING
American Association of Critical Care Nursing

◼ Standard of Care IV: Planning


THE NURSE CARING FOR ACUTE AND CRITICALLY ILL
PATIENTS DEVELOPS A PLAN OF CARE THAT PRESCRIBES
INTERVENTIONS TO ATTAIN EXPECTED OUTCOMES
◼ Standard of Care V: Implementation
THE NURSE CARING FOR ACUTE AND CRITICALLY ILL
PATIENTS IMPLEMENTS INTERVENTION IDENTIFIED IN THE
PLAN OF CARE
◼ Standard of Care VI: Evaluation
THE NURSE CARING FOR ACUTE AND CRITICALLY ILL
PATIENT EVALUATES THE PATIENT’S PROGRESS TOWARD
ATTAINING EXPECTED OUTCOMES
Measurement Criteria, standard of
care 1 (Assessment)

◼ Melibatkan pasien, keluarga, dan petugas kesehatan lain.


◼ Prioritas kegiatan pengumpulan data langsung
berdasarkankondisi pasien dan / atau kebutuhan pasien.
◼ Menggunakan teknik pengkajian dan instrumen yang tepat .
◼ Data didokumentasikan di dalam format pengkajian.
◼ Proses pengumpulan data dilakukan secara sistematis dan
berkelanjutan.
Measurement Criteria, standard of
care 2 ( diagnosis )
◼ Diagnosa berasal dari data saat pengkajian
◼ Diagnosa divalidasi oleh keperawatan, bila
memungkinkandan bersama keluarga, pasien dan tim kes
lain.
◼ Diagnosa diprioritaskan dan didokumentasikan
→ memudahkan menentukan hasil yang diharapkan dan
untuk mengembangkan rencana perawatan.
◼ Diagnosa didokumentasikan dalam format
Measurement Criteria, standard of
care 3 ( outcome identification)
◼ Outcome berasal dari diagnosa baik potensial maupun aktual.
◼ Diformulasikan secara tepat bersama pasien/keluarga dan tim
kesehatan lain jika memungkinkan.
◼ Capaian outcome berorientasi pada kebutuhan pasien.
◼ Outcome dapat terukur dengan jelas , dan menggunakan target
waktu.
◼ Outcome menggambarkan continuity of care→ tindakan kep
disesuaikan dg kbutuhan pasien.
◼ Outcome didokumentasikan ke dalam form kep
Measurement Criteria, standard of care
4 ( Planning )
◼ Individual ,→ karakteristik dan kebutuhan
pasien .
◼ Dibuat bersama tim, → keluarga, pasien, tim
kes lain kesehatan, untuk mencapai hasil yg
diharapkan.
◼ Merefleksikan praktek keperawatans akut dan
kritis.
◼ Menggambarkan continuity of care
◼ Menetapkan prioritas.
Measurement Criteria, standard of
care 5 ( Implementation)

◼ Intervensi diberikan dengan meminimalkan


komplikasi dan situasi yang mengancam
kehidupan.
◼ Pasien / keluarga berpartisipasi dalammelaksana
kan rencana keperawatan sesuai dengan
kemampuannya dan membuat
keputusan asuhan keperawatan
◼ Intervensi yang diambil→ didokumentasikan
Measurement Criteria, standard of
care 6 ( Evaluation)
◼ Sistematis, berkelanjutan, dan berdasarkan kriteria.
◼ Tim ( pasien, keluarga, dan petugas kes lain )→ terlibat dalam
proses evaluasi.
◼ Dilakukan sesuai dengan kerangka waktu yg dibuat.
◼ Ongoing assessment → untuk merevisi diagnosa, hasil, dan rencana
perawatan selanjutnya.
◼ Efektivitas intervensi dievaluasi mengacu pada outcome.
◼ Didokumentasikan
Standards of Professional Practice for Acute
and Critical Care Nursing
1. Quality of Care
2. Individual Practice Evaluation
3. Education
4. Collegiality
5. Ethics
6. Collaboration
7. Research
8. Resource Utilization
Standard of Professional Practice I: Quality of
Care

◼ THE NURSE CARING FOR ACUTE AND


CRITICALLY ILL PATIENTS
SYSTEMATICALLY EVALUATES THE
QUALITY AND EFFECTIVENESS OF
NURSING PRACTICE.
Standard of Professional Practice II:
Individual Practice Evaluation

THE PRACTICE OF THE NURSE


CARING FOR ACUTELY AND
CRITICALLY ILL PATIENTS REFLECTS
KNOWLEDGE OF CURRENT
PROFESSIONAL PRACTICE
STANDARDS, LAWS, AND
REGULATIONS.
Standard of Professional Practice III:
Education

◼ THE NURSE ACQUIRES AND


MAINTAINS CURRENT KNOWLEDGE
AND COMPETENCY IN THE CARE OF
ACUTE OR CRITICALLY ILL
PATIENTS.
Standard of Professional Practice IV:
Collegiality

◼ THE NURSE CARING FOR ACUTE AND


CRITICALLY ILL PATIENTS
INTERACTS WITH AND
CONTRIBUTES TO THE
PROFESSIONAL DEVELOPMENT OF
PEERS AND OTHER HEALTHCARE
PROVIDERS AS COLLEAGUES.
Standard of Professional Practice V:
Ethics

◼ THE NURSE'S DECISION AND


ACTIONS ON BEHALF OF ACUTELY
AND CRITICALLY ILL PATIENTS ARE
DETERMINED IN AN ETHICAL
MANNER.
Standard of Professional Practice VI:
Collaboration
◼ THE NURSE CARING FOR ACUTE AND
CRITICALLY ILL PATIENTS
COLLABORATES WITH THE TEAM,
CONSISTING OF PATIENT, FAMILY, AND
HEALTHCARE PROVIDERS, IN
PROVIDING PATIENT CARE IN A
HEALING, HUMANE, AND CARING
ENVIRONMENT.
Standard of Professional Practice VII:
Research

◼ THE NURSE CARING FOR ACUTE AND


CRITICALLY ILL PATIENTS USES
CLINICAL INQUIRY IN PRACTICE.
Standard VIII: Resource Utilization

◼ THE NURSE CARING FOR ACUTE AND


CRITICALLY ILL PATIENTS
CONSIDERS FACTORS RELATED TO
SAFETY, EFFECTIVENESS, AND COST
IN PLANNING AND DELIVERING
PATIENT CARE.
KOMPETENSI CRITICAL CARE NURSES
Dit.Kep &Keteknisian Medis, Dep.Kes-RI, 2005

Kompetensi Dasar Kompetensi Lanjut


❖ Memahami konsep keperawatan ❖ Seluruh kompetensi dasar
intensif ❖ Mengelola pasien yang
❖ Memahami issue etik dan hukum menggunakan ventilasi
pada perawatan intensif mekanik
❖ Mempergunakan ketrampilan ❖ Mempersiapkan
komunikasi yang efektif untuk pemasangan kateter arteri
mencapai asuhan yang optimal. ❖ Mempersiapkan
❖ Melakukan pengkajian dan pemasangan kateter vena
menganalisa data yang didapat sentral
khususnya mengenai: henti nafas ❖ Mempersiapkan
dan jantung, status pernafasan, pemasangan kateter arteri
gangguan irama jantung, status pulmonal
hemodinamik pasien dan status ❖ Melakukan pengukuran
kesadaran pasien. curah jantung
Kompetensi Dasar Kompetensi Lanjut
❖ Mempertahankan bersihan jalan ❖ Melakukan pengukuran
nafas pada pasien yang tekanan vena sentral
terpasang Endo Tracheal Tube
❖ Melakukan persiapan
(ETT)
pemasangan Intra Aortic
❖ Mempertahankan potensi jalan
nafas dengan menggunakan
Baloon Pump (IABP)
ETT ❖ Melakukan pengelolaan
❖ Melakukan fisioterapi dada asuhan keperawatan
❖ Memberikan terapi inhalasi pasien yang terpasang
❖ Mengukur saturasi oksigen IABP
dengan menggunakan pulse
oximetri
❖ Memberikan terapi oksigen
dengan berbagai metode.
Kompetensi Dasar Kompetensi Lanjut
❖ analisa gas darah yang tidak normal ❖ Melakukan pengelolaan
❖ Melakukan interpretasi hasil foto
thoraMelakukan monitoring hemodinamik
asuhan keperawatan pasien
non invasif. yang terpasang IABP
❖ Memberikan BLS (basic life support) dan ❖ Melakukan persiapan
ALS (advanced life support)
pemasangan alat hemodialisis,
❖ Melakukan perekaman Elektro
Kardiogram (EKG) hemofiltrasi (Continous Arterial
❖ Melakukan interpretasi hasil rekaman Venous Hemofiltration [CAVH]
EKG: / Continous Venous Venous
Gangguan Sistem Konduksi
A.
B. Gangguan Irama
Hemofiltration [CVVH])
C. Pasien dengan gangguan miocard (iskemik, ❖ Melakukan pengukuran
injury dan infark)
❖ Melakukan pengambilan contoh darah untuk
tekanan intra kranial
pemeriksaan analisa gas darah (AGD) ❖ Melakukan pengelolaan pasien
❖ Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan AGD
❖ Melakukan pengambilan contoh darah untuk
yang terpasang kateter invasif
pemeriksaan elektrolit (Arteri line, cup line, kateter
❖ Mengetahui koreksi terhadap hasil x Swan Ganz).
❖ Melakukan persiapan pemasangan Water Seal
Drainage (WSD)
Kompetensi Dasar Kompetensi Lanjut
❖ Mempersiapkan pemberian ❖ Melakukan
terapi melalui syringe pump
dan infus pump. pengelolaan pasien
❖ Melakukan pengelolaan pasien yang menggunakan
dengan nutrisi parenteral. terapi trombolitik
❖ Melakukan pengelolaan pasien
❖ Melakukan
dengan terapi cairan intra
vena. pengukuran PETCO2
❖ Melakukan pengelolaan pasien (Konsentrasi CO2
dengan Sindroma Koroner
Akut
pada akhir ekspirasi)
❖ Melakukan penanggulangan
infeksi nosokomial di ICU
Aspek Etik & Legal Keperawatan

•Menghargai pasien sebagai manusia unik, tanpa memandang


umur, status, sosial,latar belakang budaya dan agama
•Menghargai pasien sebagai manusia utuh
•Menghargai kerahasian dan privacy pasien
•Menghargai keputusan yang dibuat oleh pasien dan keluarga
•Mampu memberikan asuhan keperawatan yang bermutu
•Mampu menpertangungjawabkan dan mempertangunggugatkan
•Mampu bekerja sama dengan tim dan teman sejawat
Dilema Etik di ICU

•Kondisi pasien menyebabkan tidak mampu


mengambil keputusan
•Penggunaan alat berteknologi tinggi dan kondisi
pasien yang kritis sehingga kurang berkomunikasi
dengan pasien dan keluarga serta kurang memberikan
pendidikan kesehatan
•Penjagaan mutu asuhan kepeawatan yang belum
optimal
•Keputusan menghentikan pengunaan ventilator
•Konflik dengan sejawat atau tim kesehatan lainnya
Pengembangan Staf

❖ In-service education
❖ Pendidikan berkelanjutan melalui prog. sertifikasi
❖ Pendidikan lanjut melalui pendidikan formal keperawatan
spesialistik
Evaluasi & Pengendalian Mutu
Beberapa indikator pengendalian mutu keperawatan:

❖Patient safety : kejadian nosokomial infeksi, kesalahan


pemberian obat, pasien jatuh dan angka dekubitus
❖ Tingkat kenyamanan (comfort) seperti tingkat rasa nyeri
❖ Tingkat kecemasan
❖Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
❖Tingkat Kemandirian pasien
❖Peningkatan pengetahauan pasien
The goal of intensive care is to treat reversible
life threatening conditions so that patients
can recover and continue to enjoy a
reasonably good quality of life
Standar Pelayanan Minimal
Intensive Care Unit
◼ Resusitasi jantung paru
◼ Pengelolaan jalan nafas termasuk intubasi trakhea dan ventilator
sederhana
◼ Terapi oksigen
◼ Pemantauan EKG, pulse oksimetri terus menesur
◼ Pemberian nutrisi enteral dan parenteral
◼ Pemeriksaan laboratorium khusus dg cepat dan menyeluruh
◼ Pelaksanaan terapi secara titrasi
◼ Memberikan tunjangan fungsi vital dg alat-alat portable selama
transportasi pasien gawat
◼ Kemampuan melakukan fisioterapi dada
BUKU STANDAR PELAYANAN ICU II
BUKU STANDAR PELAYANAN
SK MENKES RI
ICU I
NO: 1203/Menkes/SK/XII/2008
TAHUN 2003
Klasifikasi Pelayanan ICU
◼ Pelayanan ICU primer (Standar minimal)
◼ Pelayanan ICU sekunder
◼ Pelayanan ICU tersier (tertinggi)
ICU PRIMER
1. Ruangan tersendiri (dekat dg.OK, ruang darurat, ruang
perawatan lain).
2. Memiliki kriteria pasien masuk, keluar & rujukan.
3. Memiliki dokter SpAn sebagai kepala
4. Mempunyai dokter jaga 24 jam dengan kemampuan melakukan
resusitasi jantung paru (A-B-C-D-E-F).
5. Konsulen yang membantu harus bisa dihubungi dan dipanggil
setiap saat.
6. Memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagian besar terlatih.
7. Mampu dengan cepat melayani pemeriksaan laboratrium tertentu
(Hb, Ht, elektrolit, gula darah & trombosit), sinar-X, fisioterapi.
8. Kepala perawat ICU harus mempunyai kemampuan managerial
dan bersertifikat perawat ICU
ICU SEKUNDER
1. Seperti persyaratan ICU PRIMER
2. Ada konsultan intensiv care (KIC) atau SpAn
3. Mampu memberikan tunjangan dg. ABN
4. Dlm.keadaan tertentu, mampu melakukan
pemantauan invasif.
5. Mampu menyediakan tenaga perawat dengan
perbandingan 1:1 untuk pasien dg ABN, CRRT dan
2:1 untuk lainnya.
6. > 50% tenaga perawat bersertifikat perawat ICU
(minimal pengalaman kerja di ICU > 3 th).
7. Memiliki ruang isolasi dan mampu melakukan
prosedur isolasi.
8. Laboratorium dan penunjang bekerja 24 jam
9. Kepala perawat ICU harus mempunyai kemampuan managerial dan
bersertifikat perawat ICU
ICU TERSIER
1. Memiliki dokter spesialis dari berbagai disiplin ilmu,
dapat dihubungi dan segera datang bila diperlukan.
2. Dikelola oleh intensivist.
3. Kualitas tenaga perawat : > 75% bersertifikat perawat
ICU.
4. Mampu melakukan pemantauan invasif.
5. Memiliki minimal satu tenaga pendidik untuk medis
ataupun para medis.
6. Memiliki prosedur pelaporan dan pengkajian.
7. Memiliki staf tambahan lain (tenaga administratif
untuk kepentingan ilmiah / penelitian.
8. Kepala perawat ICU setara S1 dan mempunyai
kemampuan managerial dan bersertifikat perawat ICU
KRITERIA MASUK ICU

◼ Kriteria masuk selektif – berdasar skala prioritas

1. PASIEN YANG MEMERLUKAN ALAT


BANTU / MEMERLUKAN TERAPI
INVASIF & TITRASI.
2. PASIEN YG.PERLU PEMANTAUAN
TERUS MENERUS UNTUK
MENCEGAH PENYULIT LEBIH JAUH
YANG FATAL.
3. UNTUK MENGATASI KEGAWATAN
SESAAT PADA PASIEN SAKIT KRONIS.
KRITERIA KELUAR DARI ICU

1. Bila pasien tidak lagi memerlukan terapi secara


intensif / gagal terapi secara intensif dan
berprognosa jelek.

2. Bila kemungkinan mendadak memerlukan


tindakan intensif tidak ada.

3. Pasien kronis yang tidak ada manfaatnya


diterapi secara intensif.
TIDAK PERLU MASUK ICU

1. Pasien yang menolak tindakan invasif & terapi


yang intensif agresif.

2. Pasien dalam keadaan vegetativ yang


permanen.

3. Pasien yang jelas tidak mendapatkan manfaat


perawatan icu.
SIFAT
PENGELOLAAN: SURGERY
MULTIDISCIPLINE &
MULTIMANAGEMENT

NEUROLOGY INTERNE

PATIENT

ANESTESIO-
CARDIOLOGY
LOGY
POLYPHARMACY
PULMONO-
LOGY
SIFAT PENGELOLAAN
1. Secara multidisipliner & multiprofesi tetapi satu
“management”.
2. Bekerja secara tim :
1. Satu komandan → INTENSIVIST
2. Satu bahasa → GUIDELINE
3. Satu tujuan → DEMI KESEHATAN PASIEN
4. Satu kesatuan
5. Dedikasi tinggi
6. Cukup ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang
”uptodate”
7. Purna waktu
MULTIDISCIPLINE &
ONE MANAGEMENT

NEUROLO- BASIC
GY SCIENCE

PEDIATRI CARDIOLOGY

INTENSIVIST

PULMONOLOGY INTERNE

ANESTESIOLO-
SURGERY
GY
Always work in a team
Get on well with different kinds of people
SARANA DAN PRASARANA ICU
LEVEL I (Minimal)
No MACAM JUMLAH KETERANGAN
1 Lokasi - ▪ Dianjurkan satu kompleks
dengan K.bedah dan K. pulih
▪ Letak antara out patien/in
patien
2 Bangunan - ▪ Terisolasi
▪ Standar tertentu terhadap :
o Bahaya api
o Bakteriologis
o Kabel monitor
o Ventilasi
o Pipa air
o Komunikasi
o AC
o Exhaust fan
▪ Lantai
o Mudah dibersihkan, keras dan
rata
o Unit terbuka ukuran 12-16 m2
pert. Tidur atau
o Unit tertutup ukuran 16-20 m2
per t. Tidur
o Jarak antara t. tidur minimal 2 m
SARANA DAN PRASARANA ICU
LEVEL I (Minimal)
No MACAM JUMLAH KETERANGAN
3 Alat komunikasi 1 buah Intern – ekstern RS
4 Tempat cuci tangan 1 set Model bak dengan 3 – 4 rak
yang dapat dibuka tutup
dengan siku/kaki
5 Ruang dokter jaga - -
6 Ruang tempa buang kotoran - -
7 Ruang tempat menyimpan - -
barang dan obat
8 Ruang tunggu keluaga - -
pasien
9 Ruang perawat - -
10 Ruang pencuci alat - -
NO MACAM JUMLAH KETERANGAN
11 Dapur - -
12 Sumber air 1 unit Bakteriologis
13 Sumber listrik cadangan 1 set ▪ Ada sumber cadangan
▪ 220 V
▪ voltage regulator
14 Penerangan ruang - Lampu TL 10 Watt/m2
15 Lampu tindakan 1 lampu per 4 Lampu sorot dengan reflector
tidur sesuai 60 Watt
dengan kebutuhan
16 Tempat tidur ICU Sesuai dengan ▪ Dari metal
I. 2 – 4 kebutuhan ▪ Terdapat penghalang kanan
II.> 4 – 6 kiri
III.> 6 ▪ Dapat diubah posisi
(Trendelemburg/Fowler)
17 Sumber oksigen Sesuai dengan ▪ Silinder
jumlah tempat ▪ Sentral dengan wall outlets
tidur ▪ Ada flowmeter
▪ Medicaloksygen
18 Udara tekan ▪ Sumber udara tekan medi
▪ Tekan 50 – 70 PSI
NO MACAM JUMLAH KETERANGAN
19 Pendingin ruangan / AC Sesuai dengan luas ▪ Split/Wall type
ruangan ▪ PK sesuai luas ruangan
▪ Suhu 22 – 25 C
▪ Humidity : 50 – 70 %
20 Alat penghisap Sesuai dengan Mesin tersendiri/sentral
jumlah tempat tidur
21 Tensimeter Sesuai dengan ▪ Manual tensimeter 1/bed
tempat tidur ▪ Automatic ( non invasive ) 1
per 2 bed
22 EKG -1 EKG / bed ▪ Sendiri 2 / sentral
-1 defibrilator / 4 ▪ Kemampuan
bed ▪ Recorder
▪ Monitor
23 Pressure monitor -1 set / 6 bed ▪ Dengan angka dan wave form
-3 module ▪ Untuk CVP, arteri intra
jantung, ICP
▪ Infuser for blood bag inflatable
▪ Monitor kit
24 Pulse oxymeter 1 per 5 bed

25 Copnorgraph (optional) 1 per 6 bed ▪ Monitor RR


▪ Monitor PCO2
NO MACAM JUMLAH KETERANGAN
26 Ventilator type I 1 per 2 bed ▪ CMV
▪ Assisted ventilation
▪ Alarm (low, high pressure)
27 Ventilator type II 1 per 4 bed ▪ Volume, CMV, ASS, SIMV,
PEEP, alarm low-high
pressure, humidifier,
nebulizer CPAP
28 Infant ventilator 1 per 3 bed

29 Alat resusitasi Sesuai dengan ▪ Manual resuscitation


ventilator ▪ Bag 7 mask resuscitator
(adult and pediatric)
▪ Naso dan oropharyngeal
airway (berabgai ukuran
mappelson tipe C
30 Water’s system without 1 set / ICU
cannister
NO MACAM JUMLAH KETERANGAN
31 Peralatan intubasi :
- Laryngoscope, - 1 set
McIntosh type
complete with 4
blades - 2 set
- Orotracheal tube
with cuff (no. 6
– 9,5) - 1 set
- Nasotracheal
- 1 set
tube with cuff
(no. 6 – 9) - 1 set
- ET tube, plain - 1 set - Berbagai ukuran
(no. 2,5 – 5,5) - 1 set - Berbagai ukuran
- ET stylette - Berbagai ukuran
- Magill forcep
- 1 set
- Pembuka mulut - Berbagai ukuran
- 1 set
(mouth sore- - Berbagai ukuran
ader) tipe
Ferguson
- Et brush
- Antibite device
32 Emergency lit + Minimal 2 buah Tempat obat-obat gawat darurat
emergency trolley
33 Thermometer air 1 buah per bed -
NO MACAM JUMLAH KETERANGAN
34 Elektronik 1 per 2 bed Temperature monitor
thermometer dengan anal/nasal probe
35 Sarana pendukung - Sentralisir di - 24 jam sehari
lab. RS ✓ lab. Elektronik,
- Bila bed kadar gula, kimia
>16 darah
✓ analisis gas darah
✓ portable X-ray
36 Gantung infuse Sesuai dengan Mobile dan gantung
kebutuhan
37 Pakaian khusus secukupnya - baju perawat
- jas dokter
- baju pengunjung
- sandal
38 Jam dinding 1 – 2 buah - Dengan jarum detik
- Quarts
NO MACAM JUMLAH KETERANGAN
39 Nurse station 1 buah

40 Lemari instrumen 1 – 2 buah - Metal dan kaca


- 4 tingkat per rak

43 Negatoscop (optional) 1 – 2 buah - Double viewer


- Dengan lampu
44 Minor surgery set 1 set Dalam rol

45 Venous cut down set 1 set Dalam rol

46 Cricothyrothomy set 1 set Dalam rol

47 Tracheostomy 1 set Dalam rol

48 Treatment trolley 1 set Mobile


NO MACAM JUMLAH KETERANGAN
49 Titik keluar listrik 4 outlets - Standard 220 V
- Minimal 75 cm dari lantai
50 Papan resusitasi Minimal 2 Dari bahan yang keras
51 Matras anti decubitus 1 per 4 bed Bubbling mattress
52 Lemari pendingin 1 buah - Suhu 4 – 5 C
- Untuk menyimpan obat
dll
53 Tromol segala ukuran secukupnya - Kecil, sedang, besar
- Tempat linen steril
54 Infuser for blood bag 1 buah Mediquick / felwall
55 Fiberoptik broncoscope 1 set Dewasa dan anak
56 Transcutaneous gas - 1 set Mengukur Pt O2 dan Pt CO2
monitor - optional 1
◼ LEVEL II : Mempunyai alat-alat ventilasi
mekanik dan pemantauan yang lebih canggih
(non-invasif dan invasive)
◼ LEVEL III : Mempunyai alat-alat ventilasi
mekanik dan pemantauan yang lebih canggih
dan kemampuan melakukan bantuan hidup
ekstra korporatif
Unit - Unit Khusus
ICCU, Renal Unit, Burn Unit, Standard
dan Manajemennya diserahkan kepada
disiplin ilmu terkait.
KOMPONEN PEMBIAYAAN
(SUB-SISTEM PEMBIAYAAN)
Sumber pembiayaan untuk penanggulangan penderita gawat adrurat
dapat berasal dari pemerintah dan masyarakat, terdiri dari :
◼ Sumber dari pemerintah pusat dan daerah
◼ Jasa Marga untuk kecelakaan jalan tol
◼ Asuransi Pegawai Negeri
◼ Asuransi jasa Raharja khusus untuk korban kecelakaan lalu
lintas
◼ Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK)
◼ Dana Upaya Kesehatan Masyarakat (DUKM )
◼ Sumber swasta/perusahaan swasta yang berpotensi resiko
tinggi untuk trjadinya kecelakaan dapat diwajibkan untuk
menyediakan biaya untuk PPGD.
Defibrilator
Intubasi

Terpasang ETT (Tube)


Terpasang ventilator
Bag-valve-mask
Air viva/ambu bag
OPA
NPA
(oro paringeal airway)
(Naso paringeal airway)
Gudel/Mayo
Cula

Suction portable Suction


sentral/dinding

You might also like