Professional Documents
Culture Documents
Nyoman Ardyatri Kairavini*, Gusti Ayu Trisna Ariani**, Sukandriani Utami***, Nurman
Hikmallah****
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al- Azhar Mataram
Email : kairaviniardyatri@gmail.com
ABSTRACT
Background: Rhinitis Allergic is an inflammatory process in the nasal mucosa caused by type I
hypersensitivity reactions that are triggered by certain allergens. The prevalence of rhinitis
allergic in Indonesia is estimated to range between 10- 20% and is constantly increasing. The
average Onset age of Rhinitis Allergic is 8- 11 years old and 80% of rhinitis allergic develops at
the age of 20 years old. Usually rhinitis allergic occurs at a young age. Rhinitis Allergic can be
triggered by several types of aeroallergens, one of which is house dust mites. Lopo C research
mentioned that most allergens cause allergic rhinitis are house dust mites that is equal to (75.6%).
Objective: To determine the correlation of house dust mites to the incidence of rhinitis allergic
being treated at the ENT Polyclinic in Bangli Regional Hospital in 2019. Method: This study was
an observational study with a cross sectional design. Samples were taken based on primary and
secondary data using non-probability sampling techniques by purposive sampling. The samples
used in this study were 143 samples of rhinitis patients. Data analysis using Chi Square. Results:
The results obtained from the Chi Square test did not have a significant correlation of house dust
mites and the number of incidence of allergic rhinitis is p-value 0.060 (p> 0.05). Conclusion:
There is no significant correlation of household dust mites and the incidence of rhinitis allergic in
the ent polyclinic of Bangli hospital in2019.
Keywords: house dust mites, rhinitis allergic
Bangli Tahun 2016, Bangli memiliki Namun berbeda dengan penelitian yang
suhu udara rata-rata berkisar 25-300C dilakukan oleh Dwi Fitria Nova pada
dengan tingkat kelembapan rata-rata 80- tahun 2018 yang menyatakan bahwa
90% yang merupakan rata-rata suhu dan tidak terdapat hubungan yang bermakna
kelembapan yang cocok untuk antara tungau debu rumah dengan rinitis
pertumbuhan dan perkembangan tungau alergi.
deburumah (Profil Kab Bangli, 2016). Berdasarkan uraian diatas, peneliti
Menurut penelitian Wistiani di ingin meneliti “Hubungan tungau debu
Poliklinik Rawat Jalan RSUP Dr. rumah terhadap angka kejadian rinitis
Kariadi Semarang menemukan bahwa alergi yang berobat di Poli THT RSUD
penyebab rinitis alergi terbanyak Bangli Tahun 2019”.
disebabkan oleh debu rumah mencapai
75% , tungau (mite culture) 70%, dan METODE PENELITIAN
human dander 70%. Menurut penelitian Jenis penelitian yang digunakan
Utama di SubBagianAlergi Imunologi adalah penelitian observasional dengan
Kinik THT-KL RSUP Dr. Kariadi rancangan penelitian yang digunakan
Semarang pada tahun 2010 adalah cross sectional yaitu penelitian
menunjukkan 83,8% tungau debu rumah yang mempelajari hubungan antara
menjadi aeroalergen yang diduga faktor risiko (independen) dengan faktor
menjadi pemicu timbulnya gejala rinitis efek atau (dependen), dimana
alergi. Penelitian Harsono menyebutkan pengukuran variabel dilakukan sekali
tungau debu rumah merupakan alergen dalam waktu yang serentak
yang paling banyak ditemukan pada (Riyanto,2017). Penelitian dilakukan
rinitis alergi anak. Penelitian Lopo C dengan menggunakan data primer dan
(2003) dalam Novitasari menyebutkan data sekunder. Data sekunder
alergen inhalan terbanyak penyebab menggunakan rekam medis di RSUD
rinitis alergi adalah tungau debu rumah Bangli pada bulan Desember 2019.
yaitu sebesar (75,6%). Penelitian dari Sedangkan data primer menggunakan
Sudipta yang dilakukan di Di Poli THT- kuisioner dan pengambilan debu rumah
KL RSUP Sanglah Denpasar Tahun dari masing-masing sampel yang akan
2015 juga menyatakan bahwa tungau dianalisi di laboratorium.
debu rumah merupakan jenis alergen Populasi pada penelitian ini adalah
penyebab rinitis alergi terbanyak yang seluruh pasien rinitis alergi yang berobat
ditemukan pada 31 penderita atau ke poli THT RSUD Bangli periode 1
58,49% dari total penderita rinitis alergi. Januari 2018 sampai 31 Desember 2018
dengan jumlah 228 kunjungan kita serta sangat dipengaruhi oleh suhu,
berdasarkan data rekam medik RSUD kelembapan dan sanitasi lingkungan.
Bangli. Dalam penelitian ini teknik Keberadaan tungau debu rumah
pengambilan sampel yang digunakan ditunjang oleh adanya faktor-faktor
adalah teknik nonprobability sampling terutama suhu 20-30oC dan kelembapan
dengan metode purposive sampling 70-80% serta adanya persediaan
yaitu teknik pengambilan sampel makanan yang cukup. Debu yang
berdasarkan yang telah dibuat oleh berasal dari kotoran yang dikeluarkan
peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat oleh tungau debu dapat menimbulkan
populasi yang sudah diketahui alergi. Penyebabnya adalah enzim-
sebelumnya (Riyanto,2017). Untuk enzim yang keluar dari perut bersama
menentukan jumlah sampel pada degan kotorannya (Edyansyah,2017).
penelitian, peneliti menggunakan rumus Di dalam rumah, tungau debu paling
diketahui. banyak dijumpai pada perabot kamar
tidur dan paling sedikit pada hiasan
HASIL DAN PEMBAHASAN rumah. Keberadaan tungau debu rumah
Hasil Penelitian pada perabot kamar tidur terutama kasur
Rinitis Alergi didefinisikan kapuk erat kaitannya dengan
dengan gejala bersin, hidung tersumbat ketersediaan makanan dari tungau debu.
dan sebagian besar hidung berair yang Bagian tungau debu rumah yang
disebabkan oleh reaksi immunoglobulin menjadi alergen adalah kutikula, organ
E (IgE). Pada penelitian Faiza tahun seks dan saluran pencernaan
2006 ada beberapa faktor resiko yang (Pongalunggu,2015). Tungau debu
dapat mempengaruhi angka kejadian rumah dapat menjadi masalah serius
rinitis alergi. Diantaranya serbuk bunga, bagi kesehatan orang yang rentan
asap kendaraan, asap rokok, tungau sehingga dapat menimbulkan reaksi
debu rumah, binatang peliharaan, alergi seperti rinitisalergi
makanan dan faktor genetik. Tungau (Mapanawang,2013). Namun, teori
debu rumah merupakanaeroalergen diatas berbeda dengan hasil penelitian
dalam rumah terbanyak di seluruh dunia yang telah dilakukan. Dari hasil analisis
yang dikaitkan dengan manifestasi univariat berdasarkan tungau debu
alergi (Harsono,2007;Majawati,2019). rumah didapatkan hasil tungau debu
Tungau debu merupakan sejenis rumah berjumlah 10 orang (7,0%). Hal
tungau yang hidup dan berkembang biak ini dikarenakan kebanyakan responden
di dalam debu yang terdapat di sekitar menjaga kebersihan tempat tinggalnya
secara rutin dan menggunakan kasur (seasonal) adalah rinitis alergi yang
yang tidak terbuat dari kapuk. Sesuai lebih banyak dihubungkan dengan alergi
dengan penelitian Qamariah tahun 2015 serbuk sari (pollen) yang muncul secara
yang menyatakan berkurangnya musiman, sedangkan rinitis alergi
keberadaan tungau debu rumah sepanjang tahun (perennial) banyak
diakibatkan oleh tindakan dihubungkan dengan tungau debu rumah
membersihkan tempat tinggal secara (house-dust-mite), serpihan kulit
rutin (setiap pagi/sore setiap dua kali binatang dan jamur. Nisa menyatakan
sehari) seperti menjemur kasur dan penyebab non spesifik rinitis alergi
bantal secara berkala, membersihkan diantaranya adalah pajanan udara
tempat tidur setiap selesai digunakan, dingin, debu, uap, polusi udara,
mengganti/ mencuci seprai dan sarung hormonal dan psikis. Udara lembab,
bantal secara berkala dan membersihkan perubahan suhu, dan angin secara tidak
perabotan secara rutin. Selain itu, langsung berpengaruh terhadap
penggunaan kasur yang tidak terbuat penyebaran debu rumah dan serbuk sari
dari kapuk juga mempengaruhi bunga, dan juga memberi suasana yang
berkurangnya keberadaan tungau debu baik untuk tumbuhnya berbagai macam
rumah. Kasur yang terbuat dari serat jamur. Menurut Talango rinitis alergi
kapuk merupakan tempat yang cocok dapat terjadi karena kebanyakan
untuk tungau debu rumah karena pada aktifitas yang dilakukan di lingkungan
serat kapuk banyak terdapat jamur. dengan suhu dan kelembapan yang
Jamur tersebut membantu untuk mudah terpajan aeoalergen seperti
memecahkan dan melembutkan serpihan lingkungan pekerjaan, area sekolah
kulit manusia yang merupakan makanan ataupun tempat belajar berdebu dengan
dari tungau debu rumah. ventilasi ruangan yang kurang baik. Hal
Pada analisis univariat berdasarkan ini sesuai dengan hasil penelitian.
rinitis alergi, didapatkan hasil responden Dilihat dari karakteristik responden
rinitis alergi lebih banyak dibandingkan seperti jenis kelamin dan usia yang
tidak rinitis alergi. Menurut Lumbanraja masih produktif. Responden lebih
berdasarkan jenis alergennya, penyebab banyak melakukan aktivitas di
rinitis alergi dapat digolongkan menjadi lingkungan luar yang mudah terpapar
dua kelompok, yakni penyebab spesifik aeroalergen. Dan daerah kabupaten
dan non spesifik. Penyebab spesifik Bangli merupakan daerah dengan suhu
dibedakan menjadi musiman dan dingin dan kelembapan tinggi yang
menahun.Rinitis alergi musiman menjadi pemicu utama penyebab
sg=AOvVaw1NZqcwO9nYnR_ ikke.staff.ipb.ac.id%2Ffiles%2F
lFb1hhiIM. Diakses 18 Agustus 2014%2F06%2FTungau-debu-
2019. Dermatophagoides1.pdf&usg=
Departemen Kesehatan RI., 2008. AOvVaw0Aj8EKPGoK2HG3v
Laporan Hasil Riset Kesehatan zrdRCQ4.Diakses 6 Oktober
Dasar (RISKESDAS) 2019.
Provinsi Nusa Harsono, dkk., 2007. Faktor yang
Tenggara Barat Tahun diduga menjadi resiko pada
2007.https://www.google.com/u anak dengan rhinitis alergi
rl?sa=t&source=web&rct=j&url di RSU Dr. Cipto
=http://perpustaka Mangunkusumo Jakarta.
an.bappenas.go.id/lontar/file%3 https://www.google.com/url?sa
Ffile%3Ddigital/83476- =t&source=web&rct=j&url=htt
%5B_Konten_%5D- p://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/ar
DR.%2520TRIONO%2520SOE ticle/download/296/282&ved=2
NDORO,%2520PHD.pdf&ved ahUKEwjzvYjw_fXkAhVEK4
=2ahUKEwj4mvfjKXlAhWJbis 8KHWAyA8MQFjAHegQICh
KHRUVBsgQFjADegQICRAB AB&usg=AOvVaw1KcrpIo9H
&usg=AOvVaw1qlFmLk H3PzJ_TQe7T5_&cshid=15697
GjMvVkqCYHEDZIo. Diakses 58844976. Diakses 29
18 Agustus 2019. September 2019.
Edyansyah, E. 2017. Keberadaan Kristin, S., Josef, S. & Greta.,
Tungau Debu Rumah 2015.Jenis Dan Kepadatan
(Dermatophagoides Tungau Debu Rumah Di
pteronyssinus) Pada Musholla Kelurahan Malalayang 1
SMA/SMK Negeri Di Kota Kecamatan Malalayang Kota
Palembang Tahun 2013. Manado.https://ejournal.unsrat.a
https://www.teknolabjournal.co c.id/index.php/ebiomedik/articl
m/index.php/Jtl/article/view/51. e/viewFile/9516/9094. Diakses
Diakses 30 Januari 2020 12 September 2019.
Faiza, A., 2006. Hubungan Antara Kurniawan, P., Dwi, R., 2012.
Lama Penggunaan Kasur Kapuk Transport Mukosiliar Hidung
Dengan Jumlah Populasi Pada Rinitis Alergi.
Tungau Debu Rumah Di journal.unair.ac.id › download-
Perumahan PJKA Kelurahan fullpapers-
Randusari thtkl6f03634336full.Diakses 19
Semarang.http://eprints.undip.a Juli 2019.
c.id/21270/. Diakses 30 Januari Lumbanraja, Patar L.H., 2008.
2020 Distribusi Alergen pada
Ghanie, A. 2007.Penatalaksanaan Penderita Rinitis Alergi di
Rhinitis Alergi Terkini FK Departemen THT-KL FK-
UNSRI. USU/RSUP H.Adam Malik
eprints.unsri.ac.id/876/1/Penatal Medan.Tesis.
aksanaan_Rhinitis_Alergi_Terk Medan:Fakultas Kedokteran
ini.pdf. Diakses 19 Juli 2019. Universitas Sumatera
Hadi, U.K., 2014. Tungau Debu, Utara.
Dermatophagoides. https://www.google.com/url?sa
https://www.google.com/url?sa =t&rct=j&q=&esrc=s&source=
=t&rct=j&q=&esrc=s&source= web&cd=1&ved=2ahUKEwjrvJ
web&cd=1&v GJzoblAhVKl48KHQz-
ed=2ahUKEwj1qeStjqblAhVD BXIQFjAAegQIAxAC&url=htt
QH0KHXlAA78QFjAAegQIB p%3A%2F%2Frepository.usu.a
hAC&url=http%3A%2F%2Fup c.id%2Fbitstream%2Fhandle%2
F123456789%2F6432%2F07E0 222+&cd=1&hl=id&ct=clnk&g
0001.pdf%3Fsequence%3D1% l=id&client=firefox-b-d.
26isAllowed%3Dy&usg=AOv Diakses 19 Juli 2019.
Vaw1pa6qBRR1kc4Vn1EdVJh Nisa, R., 2017. Kejadian Rinitis Alergi
u9. Diakses 6 oktober 2019. Dengan Komplikasi Otitis
Majawati., 2019. Gambaran Prevalensi Media Akut Pada Anak
Tungau Debu Rumah Penyebab Usia 5 Tahun.
Alergi di Kelurahan https://juke.kedokteran.unila.ac.
Tanjung Duren Utara id/index.php/medula/article/vie
Jakarta w/747. Diakses 30 Janurai 2020
Barat.https://ejournal.ukrida.ac.i Notoatmodjo, S., 2018. Metodologi
d/ojs/index.php/Meditek/article/ Penelitian Kesehatan. Jakarta:
view/1751. Diakses 27 Januari PT. Rineka Cipta.
2020 Nova, D., Selfi, R. & Fachzi. 2018.
Mantu, B.G., Greta, J. & Janno., Perbedaan Paparan Tungau
2016.Hubungan kepadatan Debu Rumah dengan Status
tungau debu rumah dengan Rhinitis Alergi Berdasarkan
derajat rinitis Kriteria ISAAC pada Anak di
alergi.https://media.neliti.com/ Dua Panti Asuhan Kecamatan
media/publications/63590-ID- Koto Tangah.
hubungan-kepadatan- tungau- https://www.google.com/url?sa
debu-rumah-den.pdf. Diakses =t&rct=j&q=&esrc=s&source=
12 September 2019. web&cd=1&ved=2ahUKEwi7x
Moore, K., Anne, M., 2016. Anatomi rf3_6XlAhWE73MBHdrFDUw
Klinis Dasar. Jakarta: QFjAAegQIAhAB&url=htt
Hipokrates. p%3A%2F%2Fjurnal.fk.unand.
Mapanawang, S., 2013.Survey Perilaku ac.id%2Findex.php%2Fjka%2F
Masyarakat Terhadap Tungau article%2Fview%2F810&usg=
Debu Rumah Disekitar Rumah AOvVaw2Gfgdtejj2YTaiVkWI
Penduduk Kelurahan Taas K-Zv. Diakses 19 Juli 2019.
Kecamatan Tikala Kota Novina., 2011. Faktor Risiko Yang
Manado.https://ejournal.unsrat.a Mempengaruhi Disfungsi Tuba
c.id/index.php/ebiomedik/articl Pada penderita Rinitis Alergi
e/view/5476. Diakses 30 Persisten.http://eprints.undip.ac.
Januari 2020 id/29135/. Diakses 19 Juli 2019.
Nadraja, I., 2010. Prevalensi Gejala Novitasari., Angel, S. & Wahongan.,
Rinitis Alergi Di Kalangan 2013. Profil Penderita Alergi
Mahasiswa Fakultas Dengan Hasil Skin Prick Test
Kedokteran Universitas Tdr Positif Di Poliklinik Alergi-
Sumatra Utara Angkatan 2007- Imunologi Rsup Prof. Dr. R. D.
2009.http://repository.usu.ac.id/ Kandou Manado Periode 2007-
handle/123456789/21493. 2009.https://media.neliti.com/m
Diakses 19 Juli 2019. edia/publications/66004-ID-
Nurjannah., 2011. Faktor Risiko Rinitis profil-penderita-alergi-dengan-
Alergi Pada Pasien Rawat Jalan hasil-ski.pdf.Diakses 6 Oktober
Di Poliklinik THT-KL Rumah 2019.
Sakit Umum Daerah Zainoel Paramita, OD., 2011. Hubungan Asma,
Abidin (RSUDZA) Bandaaceh Rinitis Alergik, Dermatitis
Tahun 2011. Atopik Dengan IgE Spesifik
http://webcache.googleusercont Pada Anak Usia 6-7 Tahun.
ent.com/search?q=cache:aRZV- Universitas Diponegoro
cXeTbIJ:www.jurnal.unsyiah.ac Semarang.
.id/JKS/article/viewFile/3457/3