Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by bacteria Mikobacterium Tuberculosis.
Giving BCG can reduce the morbidity of tuberculosis to 74% and therefore the government
encourages mothers to give BCG immunization in children. This study aimed to determine the
relationship status of BCG immunization with pulmonary tuberculosis in children aged under five in
the Polyclinic Children's Hospital Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.This research is quantitative with
corelational design. The population is children who come to the Polyclinic Hospital child Dr.Achmad
average Muchtar Bukittinggi - monthly average is 162 people. Samples of 35 people, taken by
accidental sampling. Processing and analysis of data is computerized.The results of the univariate
analysis are known 57.1% of respondents get BCG, and 74.3% did not occur with pulmonary TB
disease. The results of the bivariate analysis is known to have a relationship with the incidence of
BCG immunization status of pulmonary tuberculosis in children aged under five in Poloklinik
Children's Hospital Dr.Achamad Mochtar Bukittinggi (p=0.022 and OR=7.875).Concluded that there
is a correlation with the incidence of BCG immunization status of pulmonary tuberculosis in children
aged under five. Therefore it is expected that health workers at health center or hospital in order to
motivate the mother to give BCG immunization in newborns, and conduct home visits to mothers who
can not come to the health service to obtain BCG immunization.
Abstrak
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobacterium
Tuberculosis.Pemberian BCG dapat mengurangi morbiditas tuberkulosis sampai 74% oleh karena itu
pemerintah menganjurkan para ibu untuk memberikan imunisasi BCG pada anaknya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan status imunisasi BCG dengan tuberkulosis paru pada anak usia
balita di Poliklinik Anak RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.Jenis penelitian ini adalah
kuantitatif dengan desain corelational.Populasi adalah anak yang datang ke Poliklinik anak RSUD
Dr.Achmad Muchtar Bukittinggi rata – rata perbulan adalah 162 orang. Sampel berjumlah 35 orang,
diambil secara accidental sampling. Pengolahan dan analisa data dilakukan secara komputerisasi.
Hasil analisa univariat diketahui 57,1 % responden mendapatkan imunisasi BCG, dan 74,3 % tidak
terjadi penyakit TB Paru. Hasil analisa bivariat diketahui ada hubungan status imunisasi BCG dengan
kejadian tuberkulosis paru pada anak usia balita di Poloklinik Anak RSUD Dr.Achamad Mochtar
Bukittinggi(p=0,022 dan OR=7,875). Disimpulkan bahwa ada hubungan status imunisasi BCG
dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak usia balita. Oleh sebab itu diharapkan kepada tenaga
kesehatan di Puskesmas ataupun di Rumah Sakit agar dapat memotivasi para ibu untuk memberikan
imunisasi BCG pada bayi baru lahir, dan melakukan kunjungan rumah pada ibu yang tidak bisa
mendatangi pelayanan kesehatan untuk memperoleh imunisasi BCG.
54
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 2 Tahun 2018
pemberantasan penyakit menular salah satunya tersebut dapat dipahami karena kelembaban
penyakit Tuberculosis Paru (TB rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan
Paru).(Kemenkes 2010) akan menjadi media yang baik bagi
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit pertumbuhan berbagai mirkoorganisme seperti
infeksi yang disebabkan oleh bakteri bakteri, sporoket, ricketsia, virus dan
Mikobacterium Tuberculosis.Bakteri ini mikroorganisme yang dapat masuk ke dalam
merupakan bakteri basil yang sangat kuat tubuh manusia melalui udara dan dapat
sehingga memerlukan waktu lama untuk menyebabkan terjadinya infeksi pernafasan
mengobatinya.Bakteri ini lebih sering pada penghuninya.(Kompasiana, 2012)
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan Berdasarkan data World Health
bagian lain tubuh manusia. ( Yuliadi, R, 2010.) Organization (WHO) pada tahun 2009 terdapat
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok 1,7 juta orang meninggal akibat penyebab
usia yang paling produktif secara ekonomis kuman TB dan ada 9,4 juta kasus baru. Tahun
(15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB 2010 menurun sebanyak 6,3% menjadi 8,8 juta
dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kasus baru.Tahun 2011 menurun lagi sebanyak
kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut 1,1% menjadi 8,7 juta dengan kasus TB anak
berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan (usia <15 tahun) sebanyak 490.000 dan
rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia kematian TB sebanyak 64.000.( WHO 2011)
meninggal akibat TB, maka akan kehilangan Indonesia termasuk dalam high burden
pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain countries, menempati urutan ketiga setelah
merugikan secara ekonomis, TB juga India dan China. Jumlah penderita TB Paru
emberikan dampak buruk lainnya secara sosial BTA positif di Indonesia secara nasional pada
bahkan dikucilkan oleh masyarakat (DepkesRI, tahun 2005 adalah sebesar 158.640 orang.
2011). Sedangkan tahun 2008 angka penderita TB
Mycobakterium tuberkulosis telah Paru BTA positif mengalami sedikit
menginfeksi sepertiga dari penduduk dunia, peningkatan menjadi sebesar 161.741 kasus
menurut WHO tahun 2002 sekitar delapan juta (Depkes RI, 2010).Laporan Triwulan Sub
penduduk dunia diserang tuborkulosis dengan Direktorat Penyakit TB menyebutkan estimasi
kematian tiga juta orang pertahun, di negara kasus baru TB paru di Indonesia tahun 2011
berkembeng kematian ini merupakan 25% dari sebesar 244 kasus/100.000
kematian penyakit yang sebenarnya dapat penduduk/tahun.(Kemenkes RI, 2011)
diadakan pencegahan. Dieperkirakan 95% Indonesia peringkat empat terbanyak
penderita tuborkulosis berada di negara-negara untuk penderita TB setelah China, India, dan
berkembang dengan munculnya epidemi Afrika Selatan.prevalensi TB di Indonesia pada
HIV/AIDS di dunia sehingga mengakibatkan 2013 ialah 297 per 100.000 penduduk dengan
jumlah penderita tuborkulosis akan selalu kasus baru setiap tahun mencapai 460.000
meningkat (Lely, 2011). kasus. Dengan demikian, total kasus hingga
Meningkatnya kasus TB paru salah 2013 mencapai sekitar 800.000-900.000 kasus.
satunya dipengaruhi oleh faktor (data kesehatan RI tahun 2013)
lingkungan.Pada kondisi lingkungan yang baik, Di Sumatera Barat, penderita TB
cukup mendapat sinar matahari, kuman TB menempati urutan ketujuh nasional. Jumlah
tidak bisa bertahan lama di udara.tapi kalau di penderita TB Paru di Sumatera Barat pada
tempat yang lembab kuman ini bisa bertahan tahun 2010 sebanyak 104.992 orang setelah
hidup dalam waktu lama. Inilah yang dilakukan pemeriksaan dan yang diobati
menyebabkan TB Paru lebih banyak mengenai sebanyak 13.744 orang, dari jumlah yang
masyarakat miskin yang hidup di daerah kumuh diobati jumlah pasien yang sembuh sebanyak
dan biasanya daya tahan tubuh mereka juga 9.390 orang atau sekitar 68,32% (Dinkes
kurang akibat kurangnya makan makanan Prov.Sumatera Barat, 2010).
bergizi.Pada umumnya, lingkungan rumah yang Kota Bukittinggi merupakan
buruk (tidak memenuhi syarat kesehatan) akan yangterbesar jumlah penderitaTBbila
berpengaruh pada penyebaran penyakit menular dibandingkan dengan jumlah penduduk dari
termasuk penyakit TB Paru. Pada lingkungan tiap Kab/Kota dengan jumlah penderita
fisik, kelembaban rumah dan kepadatan sebanyak 10.653 orang yang positif setelah
penghuni rumah memiliki hubungan yang dilakukan pemeriksaandan yang diobati
bermakna dengan kejadian TB Paru. Hal sebanyak 1.960 orang, dari jumlah yang diobati
55
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 2 Tahun 2018
yang sembuh sebanyak 790 orangatau sekitar yang berjumlah 35 orang yang memenuhi
40,30% (Dinkes Kota Bukittinggi, 2010). kriteria inklusi YAITU Bersedia jadi respoden,
Berdasarkan hasil survey yang Ibu yang mempunyai balita usia 1 – 5 tahun
dilakukan kepada 10 orang anak yang datang dan Ibu yang datang ke poli anak RSUD Dr
ke poli anak RSUD Achmad Muchtar Achmad Muchtar. Data yang dikumpulkan
Bukittinggi di dapatkan 6 (60 %) orang anak berapa data primer dan data sekunder.Data
yang melakukan imunisasi BCG dan 4 (40 %) primer merupakan data yang diperoleh dari
orang yang tidak melakukan imunisasi BCG. responden melalui instrumen konsioner, dan
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk juga observasi peneliti dengan responden. Data
melakukan penelitian dengan mengambil judul sekunder yang didapatkan dari dokumentasi
penelitian tentang “ hubungan status imunisasi poliklinik anak RSUD Achmad Muchtar
BCG dengan tuberkulosis paru pada anak usia Bukittinggi. Data dianalisis secara univariat dan
balita di Poliklinik Anak RSUD Dr. Achmad bivariat dengan menggunakan uji statistic chi
Mochtar Bukittinggi”. square test.Untuk melihat kemaknaan,
Berdasarkan latar belakang yang telah penghitungan statistic digunakan dalam batas
penulis uraikan diatas, maka dalam penyusunan kemaknaan 0,05 sehingga jika nilai P ≤ 0,05
karya tulis ilmiah ini yang menjadi rumusan maka hasil secara statistic bermakna
masalah penulisan ini adalah apakah ada “ sedangkan jika P > 0,05 maka hasil hitungan
hubungan status imunisasi BCG dengan tidak bermakna.
kejadian tuberkulosis paru pada anak usia balita
di Poliklinik Anak RSUD Dr. Achmad Mochtar HASIL PENELITIAN DAN
Bukittinggi”. PEMBAHASAN
Sesuai dengan rumusan masalah yang
telah dikemukakan diatas maka penulis Tabel 1 Distribusi Frekuensi Status
menyusun tujuan penelitian adalah untuk Imunisasi BCG pada Anak Usia Balita di
menganalisis hubungan status imunisasi BCG Poliklinik Anak RSUD Dr.Achmad Mochtar
dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak Bukittinggi
usia balita di Poliklinik Anak RSUD Dr.
Achmad Muchtar Bukittinggi. Status Imunisasi BCG Frekuensi %
Tidak imunisasi 15 42,9
METODOLOGI PENELITIAN Imunisasi 20 57,1
Jenis penelitian yang digunakan secara Jumlah 35 100
kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan
adalah penelitian corelational, untuk
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua
bahwa lebih dari separoh responden
variabel. Varibel yang dimaksud adalah “
mendapatkan imunisasi BCG yaitu sebanyak
hubungan status imunisasi BCG dengan
57,1 %.
kejadian tuberkulosis paru pada anak usia balita
Imunisasi BCG merupakan imunisasi
di Poliklinik Anak RSUD Dr.Achmad Mochtar
yang digunakan untuk mencegah terjadinya
Bukittinggi”. Penelitian dilakukan di Poliklinik
penyakit TBC yang berat sebab terjadinya
Anak RSUD Dr. Achmad Mochtar
penyakit TBC yang primer atau yang ringan
Bukittinggi.Waktu penelitian dilaksanakan
dapat terjadi walaupun sudah dilakukan
pada bulan Januari 2018, dimana penelitian
imunisasi BCG. TBC yang berat contohnya
akan melakukan penyebaran kuesioner kepada
adalah TBC pada selaput otak, TBC milier pada
orang tua anak sebagai responden. Populasi
seluruh lapangan paru, atau TBC tulang.
dalam penelitian ini adalah keseluruhan anak
Vaksin BCG merupakan vaksin yang
usia balita yang datang dibawa orang tua nya
mengandung kuman TBC yang telah
atau keluarganya untuk berobat ke Poliklinik
dilemahkan. (Marimbi, Hanum.2010).
Anak RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.
Efek sampingnya akan timbul setelah
Rata – rata anak yang datang ke Poliklinik anak
dua minggu seperti pembengkakan kecil,
RSUD Dr.Achmad Muchtar Bukittinggi rata –
merah, dan tempat penyuntikan akan terjadi
rata perbulan adalah 162 orang. Teknik sampel
abses kecil dengan garis tangan 10 mm. Luka
yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
ini akan sembuh sendiri dan meninggalkan
Accidental Sampling.Sampel dalam penelitian
jaringan parut (scar) bergaris tengah 3-7 mm.
ini adalah keluarga ibu yang memiliki bayi
56
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 2 Tahun 2018
57
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 2 Tahun 2018
memperhatikan hal - hal yang mempunyai berulang tanpa sebab yang jelas, berat badan
sejarah berkaitan erat dengan penderita TB turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik
BTA psitif, tes tuberkulosis yang positif dalam satu bulan meskipun sudah dengan
(>10mm). Gambaran foto rontgen sugestif TB, penanganan gizi yang baik, serta gejala-gejala
terdapat reaksi kemerahan lebih cepat (dalam 3 klinis spesifik (pada kelenjar limfe, otak, tulang
-7 hari) setelah imunisasi BCG. Batuk lebih dan lain-lain).
dari 3 minggu, sakit dan demam lama atau
Tabel 3 Hubungan Status Imunisasi BCG dengan Kejadian Tuberkulosis Paru pada Anak Usia
Balita di Poliklinik Anak RSUD Dr.Achamad Mochtar Bukittinggi.
Kejadian TB Paru
Jumlah
Status OR
Tidak TB n = 35 pvalue
TB Paru
Imunisasi BCG Paru (CI 95 %)
f % f % f %
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui dari TBC barat, TBC Tulang, dan TBC selaput
bahwa diantara 15 responden yang tidak otak (Andi Mariam ddk.2011).
mendapatkan imunisasi BCG, terdapat 46,7 %
Menurut Hadinegoro (2011), bahwa
terjadi TB paru, sedangkan yang tidak terjadi
tujuan BCG yaitu untuk mencegah bayi atau
53,3 %. Setelah dilakukan uji statistic diperoleh
anak terserang penyakit TB Paru yang berat.
nilai p = 0,022 (p < 0,05) artinya ada hubungan
Dikarenakan anak balita masih rentan terinfeksi
status imunisasi BCG dengan kejadian
Mycobacterium Tuberkulosis penyebab
tuberkulosis paru pada anak usia balita di
penyakit TBC, akibat adanya kontak dengan
Poloklinik Anak RSUD Dr.Achamad Mochtar
penderita Tuberkulosis yang ada di sekitarnya,
Bukittinggi. Nilai Odds Ratio diperoleh 7,875,
seperti : orang tua, keluarga, pengasuh, dan
dapat dijelaskan bahwa anak yang tidak
lainnya.
mendapatkan imunisasi BCG berisiko 7,875
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil
kali untuk terjadi TB paru, dibandingkan
Penelitian Windy Rakhmawati (2010) “Faktor-
dengan anak yang mendapatkan imunisasi
faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
BCG.
Tuberkulosis pada Anak di Kecamatan
Tujuan dari pemberian vaksin BCG Ngamprah Kabupaten Bandung Barat”
adalah untuk membuat kekebalan aktif terhadap menunjukan bahwa ada hubungan yang
penyakit tubercolosis atau TBC. Vaksin BCG bermakna dari faktor – faktor seperti imunisasi
mengandung kuman bacilus calmete Guerin BCG, status gizi, riwayat kontok dan status
dari bibit penyakit atau kuman hidup yang ekonomi yang berhubungan dengan kejadian
dilemakan. Diberikan pada bayi usia 0-2 bulan tuberkulosis pada anak.
dengan dosis 0,05 cc vaksinasi ulang pada Penelitian yang dilakukan oleh Erni
umur anak 5 tahun. Sebelum penyuntikan Murniasih & Livana dengan judul “Hubungan
vaksin ini harus dilarutkan terlebi dahulu Pemberian Imunisasi BCG dengan Kejadian
dengan 4 cc pelarut atau Nacl 0,9 %, vaksin Tuberkulosis Paru pada Anak Balita di Balai
yang sudah dilarutkan harus digunakan dalam Pengobatan Penyakit Paru Ambarawa Tahun
waktu 3 jam. Kekebalan yang diperoleh anak 2007, diperoleh hasil bahwa ada hubungan
tidak mutlak 100%, jadi kemungkinan anak antara pemberian imunisasi BCG dengan
menderita TBC ringan, akan tetapi terhindar kejadian TB Paru.Dengan demikian pemberian
58
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 2 Tahun 2018
imunisasi BCG dapat mengurangi resiko di Rumah Sakit agar dapat memotivasi para ibu
terjadinya TB Paru pada anak balita. untuk memberikan imunisasi BCG pada bayi
Menurut asumsi peneliti, adanya baru lahir, dan melakukan kunjungan rumah
hubungan status imunisasi BCG dengan pada ibu yang tidak bisa mendatangi pelayanan
kejadian TB paru pada anak balita karena anak kesehatan untuk memperoleh imunisasi BCG.
yang tidak mendapatkan imunisasi BCG
cendrung untuk mengalami kejadian TB Paru.
Sebaliknya anak yang mendapatkan imunisasi DAFTAR PUSTAKA
BCG cendrung tidak terjadi penyakit TB paru.
Hal ini dapat terjadi karena anak yang Aditama. 2010. Tuberkulosis diagnosis.
mendapatkan imunisasi BCG telah memiliki Edisiv.Jakarta :Yayasan Penerbitan ikatan
anti bodi terhadap kuman TB, sehingga mereka dokter
tidak mudah tertular oleh penyakit TB paru. Andi Mariam ddk.2011. Imunisasi Dalam
Namun demikian, juga ditemukan anak Praktek : Jakarta.
yang sudah mendapatkan imunisasi BCG tetapi Depkes. RI,2010, Modul Pelatihan Tenaga
terjadi penyakit TB paru. Anak yang telah Pelaksanaan Imunisasi Puskesmas : Jakarta.
diberikan imunisasi BCG (ada jaringan parut Halimul, Aziz, Hidayat, A, 2010, Pengantar
atau scar pada lengan kanan) dan ternyata Ilmu Keperawatan Anak : Jakarta.
menderita Tuberkulosis Paru besar Imaruah 2014.Hubungan Kejadian
kemungkinan karena anak telah terinfeksi Tuberculosis Paru Pada Anak Dengan
kuman Tuberkulosis sebelum diberikan Kepatuhan Pemberian Imunisasi BCG
Imunisasi BCG atau anak menderita Dipuskesmas Parongpong Kabupaten
Tuberkulosis Paru karena faktor-faktor lain Bandung Barat. Skripsi
yang tidak diteliti oleh peneliti seperti status Lely.2011. Rahasia Tiongkok Kuno Untuk
gizi, bayi berat lahir rendah, air susu ibu (ASI), Hidup Sehat. Jakarta: PT Gramedia
pendidikan ibu, dan kebiasaan merokok dalam Pustaka Utama, nggota IKAPI.
keluarga, sering kontak langsung dengan orang Lisnawati Lilis, 2011, Generasi Sehat Melalui
positif TB atau memiliki lingkungan (sanitasi) Imuniasi: Jakarta.
rumah yang berisiko terhadap penyakit TB. Marimbi, Hanum.2010.Tumbuh Kembang,
Sedangkan anak yang tidak Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada
mendapatkan imunisasi BCG tetapi tidak Balita.Yogyakarta:Nuha Medika.
terjadi penyakit TB paru dapat disebabkan oleh Mansur, Herawati.2011.Psikologi Ibu Dan
adanya upaya pencegahan yang dilakukan oleh Anak Untuk Kebidanan.Jakarta:Salemba
orang tua, seperti menghindari kontak dengan Medika.
orang positif TB, menjauhkan anak dari asap Mirzal tawi,2010. Ilmu Kesehatan Anak II
rokok dan udara kotor, serta segera melakukan :Fakultas Kedokteran UI : Jakarta : Infomedika.
pengobatan ke Puskesmas ketika anak Ngastiyah, 2004.Perawatan Anak Sakit :
menampakkan gejala TB paru seperti batuk Jakarta.
berdahak dalam waktu lebih dari 2 minggu. Nursalam. 2010.Asuhan Keperawatan Bayi dan
anak (Untuk Perawat dan Bidan).
Jakarta : Salemba Medika
KESIMPULAN
Hasil penelitian yang dilakukan Proverawati, Atikah.2010.Imunisasi dan
terhadap 35 orang anak yang berobat ke Vaksinasi.Yogyakarta:Nuha Offset.
Poliklinik Anak RSUD Dr. Achmad Mochtar Ronald H.S.2011.Buku Saku Diagnosa
Bukittinggi tahun 2015, dapat disimpulkan Keperawatan, Jakarta : EGC.
sebagai berikut :Lebih dari separoh responden Rakhmawati Windy 2010.Faktor-Faktor Yang
mendapatkan imunisasi BCG yaitu sebanyak Berhubungan Dengan Kejadian
57,1 %. Lebih dari separoh responden tidak Tuberculosis Pada Anak Dikecamatan
terjadi penyakit TB Paru yaitu sebanyak 74,3 Ngamprah Kabupaten Bandung
%. Ada hubungan status imunisasi BCG Barat.Skripsi.
dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak Smeltzer, Suzane, 2001, Buku Ajar
usia balita di Poloklinik Anak RSUD Keperawatan Medikal Bedah : Brunner
Dr.Achamad Mochtar Bukittinggi tahun 2015 and Sudarth, Jakarta : EGC.
(p = 0,022 dan OR = 7,875). Diharapkan Suriadi, Skp, dkk, 2010, Asuhan Keperawatan
kepada tenaga kesehatan di Puskesmas ataupun Anak Edisi I : Jakarta.
59
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 2 Tahun 2018
60