You are on page 1of 8

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Portal Jurnal Malahayati (Universitas Malahayati)

JULI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728


2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 3 JULI 2020] HAL 606-613

EFEKTIFITAS TERAPI AKUPRESUR TERHADAP DERAJAT NEUROPATI PADA


PASIEN DIABETES MELITUS

Defrima Oka Surya1, Ria Desnita2


1
Dosen Prodi D III Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
Email : defrima.okasurya@gmail.com
2
Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
Email : ria.desnita18@gmail.com

ABSTRACT : EFFECTIVENESS OF ACUPRESSURE THERAPY ON THE DEGREE


OF NEUROPATHY IN DIABETES MELITUS PATIENTS

Background : Diabetic neuropathy is a frequent complication of the diabetic


foot. Acupressure therapy is useful in stimulating the flow of energy in the
body thereby improving the flow of the body's circulation.
Purpose : This study aims to determine the effectiveness of acupressure on
the degree of diabetic neuropathy in patients with diabetes mellitus.
Methods : The design of this study was a quasi-experimental study with a pre-
posttest design without control group approach to 17 respondents. Acupressure
therapy is given for 7 sessions, 2 days for 10 minutes. The degree of
neuropathy was assessed using the Michigan Neuropathy Instrument Scale. To
see the effect of acupressure on the degree of neuropathy in patients with
diabetes mellitus, a paired t test was performed with a 95% confidence level
used was 95%
Results : The results showed the average degree of neuropathy in Diabetes
Mellitus patients before the acupressure intervention was 5.82 and after the
intervention 3.68. The results of bivariate analysis showed acupressure was
effective in reducing the degree of neuropathy in patients with diabetes
mellitus (p = 0.001).
Conclusion : Acupressure therapy is effective in reducing the degree of
neuropathy in Diabetes Mellitus patients. Acupressure can be used as an
alternative therapy that can be applied by nurses in the community to prevent
further complications in people with diabetes as a vulnerable group.

Keywords: Diabetic Neuropathy, Diabetes Melitus, Acupressure

INTISARI : EFEKTIFITAS TERAPI AKUPRESUR TERHADAP DERAJAT NEUROPATI


PADA PASIEN DIABETES MELITUS

Pendahuluan : Neuropati diabetik merupakan komplikasi yang sering terjadi


pada kaki Diabetisi. Terapi akupresur bermanfaat dalam menstimulasi aliran
energi dalam tubuh sehingga memperbaiki aliran sirkulasi tubuh.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas akupresur
terhadap derajat neuropati diabetik pada pasien Diabetes Melitus.
Metode : Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pendekatan
pre-posttest design without control grup pada 17 responden. Terapi akupresur
diberikan selama 7 sesi, 2 hari sekali selama 10 menit. Derajat neuropati dinilai
menggunakan Michigan Neuropathy Instrument Scale. Untuk melihat efek

Defrima Oka Surya1, Ria Desnita2


1
Dosen STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang. Email : defrima.okasurya@gmail.com
2
Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang. Email : ria.desnita18@gmail.com

606
JULI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 3 JULI 2020] HAL 606-613

akupresur terhadap derajat neuropati pada pasien Diabetes Melitus dilakukan


uji bivariat paired t test.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan rerata derajat neuropati pada
pasien Diabetes Melitus sebelum dilakukan intervensi akupresur adalah 5,82 dan
sesudah intervensi 3,68. Hasil analisis bivariat menunjukkan akupresur efektif
dalam menurunkan derajat neuropati pada pasien Diabetes Melitus (p=0,001).
Kesimpulan : Terapi akupresur efektif dalam menurunkan derajat neuropati
pada pasien Diabetes Melitus. Akupresur dapat dijadikan salah satu alternatif
terapi yang dapat diterapkan perawat di masyarakat untuk mencegah
terjadinya komplikasi lanjut pada Diabetisi sebagai kelompok rentan.

Kata kunci: Neuropati Diabetik, Diabetes Melitus, Akupresur

PENDAHULUAN negara oleh IDF tahun 2015,


Diabetes Melitus (DM) menunjukkan bahwa jumlah
merupakan penyakit metabolik penderita DM di Indonesia mencapai
kronik yang dicirikan dengan dengan 10 juta jiwa. Indonesia menempati
tingginya kadar glukosa darah atau urutan negara ke 7 di dunia dengan
hiperglikemia. Kondisi hiperglikemia penderita DM terbanyak.
pada penderita DM disebabkan oleh Berdasarkan data dari World Health
ketidakcukupan hormon insulin yang Organization juga menunjukkan
dihasilkan oleh pankreas atau ketika bahwa total penderita DM di
insulin tidak dapat digunakan secara Indonesia berjumlah 7% dari total
efektif oleh tubuh. Hormon insulin penduduk Indonesia. Di Kota Padang
yang dihasilkan oleh pankreas sendiri, total penderita DM juga
diperlukan untuk transfer glukosa mengalami peningkatan dan pada
dari sel darah ke sel tubuh. Ketika tahun 2018 angka kejadian DM
jumlah hormon insulin tidak paling banyak di Kota Padang
dihasilkan dalam jumlah yang cukup adalah di Puskesmas Andalas.
ataupun ketika tubuh tidak mampu DM menimbulkan gangguan
menggunakan insulin secara efektif sistemik yang dapat menimbulkan
maka akan menimbulkan gangguan berbagai komplikasi pada tubuh
metabolisme glukosa yang dicirikan baik komplikasi makrovaskuler
dengan tingginya kadar glukosa maupun mikrovaskuler. Salah satu
darah atau hiperglikemia (Black & komplikasi DM adalah gangguan
Hawk, 2014). neuropati diabetik pada kaki.
Angka kejadian penyakit DM Neuropati diabetik merupakan
terus mengalami peningkatan dari akibat yang terjadi karena paparan
tahun ke tahun, baik di dunia hiperglikemia kronis secara terus-
maupun di Indonesia. Berdasarkan menerus sehingga menimbulkan
data dari International Diabetes kerusakan saraf yang dapat bersifat
Federation (IDF) tahun 2015, lokal dan difus Hiperglikemia kronis
sebanyak 415 juta jiwa orang menimbulkan konsentrasi glukosa di
menderita penyakit DM atau saraf juga tinggi. Glukosa akan
mencapai 5,6% dari total penduduk diubah menjadi sorbitol dan
dunia. IDF memperkirakan akan fruktosa oleh enzim aldose
terus terjadi peningkatan penderita reductase dan sorbitol
DM hingga mencapai 642 juta jiwa dehydrogenase. Membran sel saraf
di tahun 2040. Berdasarkan data bersifat tidak permiabel terhadap
studi populasi DM di berbagai enzim aldose reductase dan sorbitol

Defrima Oka Surya1, Ria Desnita2


1
Dosen STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang. Email : defrima.okasurya@gmail.com
2
Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang. Email : ria.desnita18@gmail.com

607
JULI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 3 JULI 2020] HAL 606-613

dehydrogenase sehingga akan tulang (osteomielitis) maka pasien


terjadi penumpukan ke dua enzim akan beresiko dilakukan amputasi
ini di saraf. Penumpukan enzim ini (Smeltzer & Bare, 2008).
akan menimbulkan penurunan Untuk mencegah terjadinya
kecepatan konduksi saraf dan luka kaki diabetik dapat dilakukan
berujung dengan neuropati (Kuate- dengan pengurangan gejala
Tegueu, Temfack, Ngankou, neuropati. Tindakan pencegahan
Doumbe, Djientcheu, & Kengne, dapat dilakukan dengan perawatan
2015). kaki, senam kaki, masase kaki
Komplikasi DM berupa neuropati ataupun terapi komplementer.
Diabetik adalah masalah yang sering Salah satu terapi komplementer
terjadi pada penderita DM. Hasil yang dapat digunakan untuk
penelitian Kuate-Tegueu et al. mengontrol terjadinya neuropati
(2015) menunjukkan bahwa hampir dan perbaikan sirkulasi ke kaki
50% pasien DM mengalami adalah terapi akupresur.
komplikasi berupa neuropati. Akupresur juga merupakan
Prevalensi neuropati cukup tinggi tindakan keperawatan yang diakui
dibandingkan dengan komplikasi sebagai intervensi mandiri perawat
lainnya, yaitu diperkirakan sebesar dalam Nursing Intervention
8% pada pasien yang baru Classifications.
terdiagnosa DM dan lebih dari 50% Akupresur merupakan suatu
pada pasien yang sudah lama metode pengobatan dengan
terdiagnosa DM (Deli, Bosnyak, memberikan penekanan pada titik
Pusch, Komoly, & Feher, 2014). meridian atau titik akupunktur yang
Neuropati diabetik menjadi memicu terjadinya aliran energi
faktor resiko terjadinya komplikasi dalam tubuh sehingga memperbaiki
lanjut pada penderita DM berupa aliran sirkulasi tubuh. Dari hasil
luka kaki diabetik. Luka kaki penelitian yang dilakukan oleh
diabetik menjadi penyebab utama Surya (2018) menunjukkan bahwa
adanya hospitalisasi pada pasien DM akupresur yang dilakukan pada
(Gemechu, Seemant, & Curley, beberapa titik akupresur di kaki
2013). Lebih dari 50% kejadian dapat meningkatkan aliran darah ke
amputasi non traumatik kaki terjadi kaki, peningkatan aliran darah ini
pada pasien DM dan lebih dari 85% ditandai dengan peningkatan nilai
dicetuskan oleh luka kaki diabetik ankle brachial index (ABI).
yang sudah disertai infeksi Penelitian Surya (2018) juga
(Gemechu et al., 2013). Luka kaki menemukan bahwa akupresur dapat
diabetik akan berdampak pada meningkatkan sensitivitas kaki pada
penurunan kemampuan fisik, diabetisi. Hasil penelitian
psikologis dan sosial ekonomi bagi terdahulu hanya menunjukkan
pasien dan keluarganya. Luka kaki efektifitas akupresur terhadap
diabetik menyebabkan penurunan peningkatan nilai ABI dan
kemampuan fisik dalam melakukan sensitivitas kaki, sedangkan
aktivitas sehari-hari, menurunkan bagaimana efektifitas akupresur
produktivitas sehingga tingkat terhadap skor neuropati secara
ketergantungan pada keluarga keseluruhan tidak dilihat dalam
meningkat. Luka kaki diabetik juga penelitian tersebut.
menimbulkan masalah psikologis Hasil studi pendahuluan
seperti depresi bagi penderitanya. terhadap 10 orang pasien DM tipe II
Bila sudah disertai dengan infeksi ke didapatkan 8 orang pasien memiliki

Defrima Oka Surya1, Ria Desnita2


1
Dosen STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang. Email : defrima.okasurya@gmail.com
2
Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang. Email : ria.desnita18@gmail.com

608
JULI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 3 JULI 2020] HAL 606-613

keluhan neuropati yaitu berupa dalam penelitian ini adalah


kebas di kaki, kram pada di malam terdapat ulkus diabetik di kaki,
hari. 8 pasien ini dilakukan edema di kaki da nada penyakit
pemeriksaan fisik neuropati dan kulit di kaki. Besar sampel pada
ditemukan tampilan umum kaki penelitian ini adalah 17 orang.
kering, penurunan sensitivitas kaki Teknik pengambilan sampel
dan reflek ankle. Hasil skor dilakukan dengan teknik
neuropati rata-rata pada 8 pasien consecutive sampling yaitu
tersebut didapatkan nilai 5,6, mempertimbangkan kriteria inklusi
artinya pasien tersebut positif dan eksklusi.
mengalami neuropati diabetik. Hasil Pada penelitian ini intervensi
wawancara lanjut didapatkan akupresur diberikan sebanyak 7
bahwa upaya yang dilakukan pasien sesi, selama 10 menit, sekali dalam
untuk mengatasi keluhan di kakinya 2 hari. Prosedur terapi akupresur
hanya berupa merendam kaki di air dilakukan sesuai pedoman praktis
hangat dan belum ada pasien yang akupresur (Yapeptri, 2008). Derajat
mendapatkan penanganan berupa neuropati dinilai menggunakan
terapi akupresur untuk mengatasi Michigan Neuropathy Instrument
masalah kakinya. Scale. Penelitian dilakukan dengan
Berdasarkan fenomena yang memperhatikan etika penelitian
ada dan penjelasan penelitian sesuai dengan nomor surat izin
terdahulu maka peneliti akan penelitian : 142d/LP2M-
melakukan penelitian lebih lanjut MCB/XII/2019.
tentang “Efektivitas akupresur Untuk melihat efek akupresur
terhadap derajat neuropati pada terhadap derajat neuropati pada
pasien Diabetes Melitus”. pasien Diabetes Melitus dilakukan
uji bivariat paired t test dengan
METODE PENELITIAN tingkat kepercayaan yang digunakan
Kriteria inklusi penelitian ini adalah 95%. Analisis data dilakukan
adalah bersedia menjadi responden menggunakan aplikasi spss 21.
penelitian, pasien dengan diagnosis
Diabetes Melitus dan tertulis di data HASIL PENELITIAN
rekam medis puskesmas, pasien 1. Karakteristik Responden
dengan ABI < 1,1, pasien dengan
komplikasi neuropati diabetik Gambaran karakteristik
berdasarkan skrining dengan responden pada penelitian ini dapat
Michigan Neuropaty Screening dilihat pada tabel 1 berikut:
Instrument (MNSI). Kriteria eksklusi

Tabel 1
Distribusi Usia, Lama Menderita DM, dan Derajat Neuropati pada Pasien
Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo (n=17)
Variabel Mean SD Min-Maks
Usia 52,41 5,62 39 – 60

Lama Menderita 4,59 1,84 2–8


DM
Derajat Neuropati
Pretest 5,82 1,03 4–8
Postest 3,68 1,19 2,5 – 6

Defrima Oka Surya1, Ria Desnita2


1
Dosen STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang. Email : defrima.okasurya@gmail.com
2
Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang. Email : ria.desnita18@gmail.com

609
JULI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 3 JULI 2020] HAL 606-613

Berdasarkan tabel 1 diketahui derajat neuropati sesudah


bahwa rerata usia pasien Diabetes intervensi adalah 3,68.
Melitus yang menjadi responden 2. Perbedaan Derajat Neuropati
penelitian di Wilayah Kerja Sebelum dan Sesudah Intervensi
Puskesmas Nanggalo Padang adalah Perbedaan derajat neuropati
52,41 tahun, rerata lama menderita sebelum dan sesudah diberikan
DM adalah 4,59 tahun. Rerata terapi akupresur pada pasien
derajat neuropati sebelum hemodialisis dapat dilihat pada
intervensi adalah 5,82 dan rerata tabel 2 berikut.

Tabel 2
Perbedaan Derajat Neuropati Sebelum dan Setelah Diberikan Intervensi
Akupresur pada Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja
Puskesmas Nanggalo (n=17)

Variabel Intervensi (n=17) P


Mean SD Beda
Mean
Derajat
Neuropati
Sebelum 5,82 1,03 2,14 0,001*
Sesudah 3,68 1,19
*bermakna pada α: 0,05
Berdasarkan tabel 2 di atas, perubahan anatomi, fisiologi dan
terlihat perbedaan derajat biokimia sel, termasuk sel saraf dan
neuropati sebelum intervensi dan pembuluh darah. Perubahan pada
sesudah intervensi adalah 2,14. struktur dan fisiologi saraf
Hasil analisis lebih lanjut menyebabkan penurunan konduksi
menunjukkan terapi akupresur saraf sehingga juga menyebabkan
efektif dalam menurunkan derajat penurunan hantaran konduksi saraf
neuropati pada pasien Diabetes di perifer. Salah satu manifestasi
Melitus (p=0,001). penurunan hantaran saraf di perifer
adalah penurunan sensitivitas kaki,
penurunan persepsi getar dan reflek
PEMBAHASAN ankle. Sedangkan perubahan
Berdasarkan hasil penelitian pembuluh darah seperti terjadinya
didapatkan rentang usia responden aterosklerosis menyebabkan
adalah 39 – 60 tahun, dengan rerata penurunan aliran darah termasuk
usia 52,41 tahun. Rentang usia aliran darah tungkai sehingga juga
responden merupakan rentang usia mencetuskan kondisi neuropati
yang memiliki resiko terkena (Verdu, Ceballos, Vilches, &
Diabetes Melitus. Risiko insiden Navarro, 2000).
Diabetes tipe 2 mulai meningkat Berdasarkan hasil penelitian
pada usia di atas 30 tahun (Booya et ditemukan bahwa rerata lama
al., 2005). Risiko terjadinya menderita DM pada responden
komplikasi DM seperti neuropati adalah 4,59 tahun. Terjadinya
diabetik juga meningkat seiring komplikasi DM berupa neuropati
dengan pertambahan usia. Proses tidak berhubungan langsung dengan
penuaan menyebabkan terjadinya lama menderita DM. Terjadinya

Defrima Oka Surya1, Ria Desnita2


1
Dosen STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang. Email : defrima.okasurya@gmail.com
2
Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang. Email : ria.desnita18@gmail.com

610
JULI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 3 JULI 2020] HAL 606-613

komplikasi lebih dihubungkan sensori dan fungsi saraf otonom


dengan lamanya paparan seseoang sehingga menimbulkan vasoaktif
terhadap kondisi hiperglikemia neuropeptida seperti calcitonin
kronik. Hiperglikemia kronik akan gene-related peptide (CGRP) dan
menyebabkan terjadinya substansi p (SP) dan akhirnya
peningkatan kadar glukosa di saraf. melancarkan aliran darah (Shuji et
Tingginya kadar glukosa di saraf al., 2009). Titik akupunktur
akan mengaktivasi enzim aldose merupakan titik perangsangan untuk
reduktase dan sorbitol menimbulkan keseimbangan
dehydrogenase sehingga merubah kesehatan tubuh (Sukanta 2008).
glukosa menjadi sorbitol dan Titik-titik akupuntur menyebar di
fruktosa. Sorbitol dan fruktosa jalur meridian yang merupakan
menyebabkan terjadinya gangguan jalur energi. Stimulasi yang
konduksi saraf sehingga dapat dilakukan untuk menurunkan gejala
menurunkan sensasi kaki (Veves, neuropati dengan melakukan
Giurini, & LoGervo, 2012). pemijatan pada titik LR3, K13, SP6,
Berdasarkan hasil penelitian SP10 dan ST36 dapat menstimulasi
didapatkan perbedaan bermakna reseptor sensori yang ada di kaki
derajat neuropati sebelum dan sehingga mempengaruhi konduksi
sesudah diberikan terapi akupresur saraf di kaki (Tong et al., 2010).
(p=0,001). Hasil penelitian ini Teknik akupresur bertujuan
sejalan dengan penelitian Tong et untuk membangun kembali sel-sel
al. (2010) yang melakukan dalam tubuh yang melemah serta
akupunktur selama 7 sesi terhadap mampu meregenerasikan sel tubuh,
42 orang Diabetisi neuropati. Tong memperlancar aliran darah sehingga
et al. (2010) menyatakan terdapat memperbaiki fungsi sel tubuh dan
pengaruh akupunktur terhadap mengurangi sel abnormal (Fengge,
penurunan gejala neuropati motorik 2012). Jika dibandingkan dengan
dan sensorik pasien neuropati kondisi Diabetisi yang mengalami
diabetik (p<0,05). komplikasi neuropati, maka dengan
Esensi kesamaan penelitian ini pemberian terapi akupresur dapat
dengan penelitian Tong et al. (2010) meregenerasi sel saraf.
adalah akupresur merupakan Teori dasar akupresur
pemijatan yang dilakukan pada titik menjelaskan bahwa manusia terdiri
akupunktur. Akupresur merupakan dua aspek yaitu Yin dan Yan yang
salah satu bentuk terapi sentuhan saling mendasari dan
(touch therapy) yang didasarkan mempengaruhi. Yin adalah sesuatu
pada prinsip ilmu akupunktur dan yang bersifat pasif, sedangkan Yang
pengobatan Cina, dimana beberapa bersifat lebih aktif (Loupatty et
titik yang terdapat pada permukaan al.,1996; Cheung, Li & Wong, 2001;
tubuh dirangsang dengan penekanan Sukanta, 2008). Jika dikaitkan
jari (Dupler, 2005). dengan kondisi Diabetisi dengan
Mekanisme dasar terapi kondisi mengalami komplikasi bisa
akupresur untuk memperbaiki diartikan bahwa unsur Yin atau Yang
gejala neuropati pada Diabetisi dalam tubuh Diabetisi tidak
adalah dengan memperbaiki seimbang. Jika salah satu lebih
sirkulasi darah ke kaki. Stimulasi dominan maka kesehatan terganggu
yang dilakukan pada titik akupresur atau tidak sehat. Tujuan akupresur
dapat menstimulator reseptor

Defrima Oka Surya1, Ria Desnita2


1
Dosen STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang. Email : defrima.okasurya@gmail.com
2
Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang. Email : ria.desnita18@gmail.com

611
JULI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 3 JULI 2020] HAL 606-613

adalah untuk menyeimbangkan Yin menjadi terapis yang tersertifikasi


dan Yang. di tengah masyarakat.
Pada Diabetisi, kondisi
kekurangan insulin dan DAFTAR PUSTAKA
hiperglikemia menyebabkan
terjadinya penurunan nerve growth Black, J. M, & Hawks, J. H. (2010).
factor (NGF). NGF berperan dalam Medical-surgical nursing:
regenerasi saraf. Pada Diabetisi, Clinical management for
berkurangnya NGF menyebabkan positive outcome. St.Louis:
saraf yang rusak tidak mengalami Saunders Elsevier
perbaikan. Dengan pemberian
terapi akupresur, dapat Bulechek, G. M., Dochterman, J. M.,
menstimulasi perbaikan saraf Butcher, H. K., & Wagner,
dengan meningkatkan NGF. C. M. (2015). Nursing
Perbaikan regenerasi saraf dengan intervention classification
pemberian akupresur dapat (NIC). St.Louis: Mosby.
menyebabkan peningkatan konduksi
saraf sehingga mengurangi gejala Dahlan, M. S. (2013). Besar sampel
neuropati (Baeumler et al., 2014). dan cara pengambilan
sampel dalam penelitian
KESIMPULAN kedokteran dan kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat Jakarta: Salemba Medika.
disimpulkan rerata derajat
neuropati pada pasien Diabetes Deli, G., Bosnyak, E., Pusch, G.,
Melitus sebelum diberikan Komoly, S., & Feher, G.
intervensi akpresur adalah 5,82. (2014). Diabetic
Rerata derajat neuropati pada neuropathies: Diagnosis and
pasien Diabetes Melitus setelah management.
diberikan intervensi akupresur Neuroendocrinology, 98(4),
adalah 3,68. Hasil analisis bivariat 267-280.
dengan paired t-test menunjukkan doi:http://dx.doi.org/10.11
akupresur efektif dalam 59/000358728
menurunkan derajat neuropati pada
pasien Diabetes Melitus (p=0,001) Dergisi, H. Y. (2006). Acupressure.
Journal of Hacetteppe
SARAN University School of
Terapi akupresur dapat menjadi Nursing, 304, 43-47.
peluang bagi perawat komunitas Fengge, A. (2012). Terapi akupresur
khususnya di Wilayah Kerja : Manfaat dan teknik
Puskesmas Nanggalo Kota Padang pengobatan. Edisi 1.
untuk mengembangkan pelayanan Yogyakarta: Circle Crop
keperawatan komplementer di
masyarakat untuk mencegah Garrow, A. P., Xing, M., Vere, J.,
terjadinya komplikasi lanjut Verrall, B., Wang, L., &
Diabetes Melitus. Diharapkan Jude, E. B. (2014). Role of
Puskesmas dapat memberikan acupuncture in the
pelatihan akupresur khususnya bagi management of diabetic
perawat sehingga perawat bias painful neuropathy (DPN): a
pilot RCT. Acupuncture

Defrima Oka Surya1, Ria Desnita2


1
Dosen STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang. Email : defrima.okasurya@gmail.com
2
Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang. Email : ria.desnita18@gmail.com

612
JULI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 3 JULI 2020] HAL 606-613

Medical, 32, 242-249. Surya, D. O. (2018). Akupresur


efektif meningkatkan ankle
Gemechu, F. W., Seemant, F., & brachial index pada
Curley, C. A. (2013). diabetisi. Jurnal Endurance,
Diabetic foot infections. 3(2), 408 – 414.
American Family Physician,
88(3), 177-184. University of Michigan. (2000).
Michigan Neuropathy
International Diabetes Federation. Screening Instrument.
(2015). IDF diabetes atlas Retrieved from
2015. Retrieved from http://www.med.umich.ed
http://www.diabetesatlas. u/borc/profs/documents/sv
org/resources/2015- i/MNSI_patient.pdf
atlas.html
Yapeptri. (2008). Pedoman Praktis
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Akupresur. Jakarta :
Pedoman pembinaan Departemen Kesehatan RI.
pengobatan tradisional Direktorat Jendral
akupresur. Jakarta: Pembinaan Kesehatan
Balitbang Kemenkes RI. Masyarakat. Direktorat Bina
Peran Serta Masyarakat.
Kuate-Tegueu, C., Temfack, E., Tidak dipublikasikan.
Ngankou, S., Doumbe, J.,
Djientcheu, V. P., &
Kengne, A. P. (2015).
Prevalence and
determinants of diabetic
polyneuropathy in a sub-
Saharan African referral
hospital. Journal of the
Neurological Sciences, 355,
108–112.
http://doi.org/10.1016/j.jn
s.2015.05.035

Shuji, S., Ichioka, S., Omata, H.,


Yamaguchi, S., Mimura, T.,
& Nakatsuka, T. (2009).
Effect of acupuncture on
lower limb ischemia.
Journal Saitama Medical
University, 36, 1-10.

Smeltzer, S., & Bare. (2008).


Brunner & Suddarth’s
Textbook of medical
surgical nursing.
Philadelpia: Lippincott.

Defrima Oka Surya1, Ria Desnita2


1
Dosen STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang. Email : defrima.okasurya@gmail.com
2
Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang. Email : ria.desnita18@gmail.com

613

You might also like