Professional Documents
Culture Documents
FAJE-Apendisitis-Jason Gerard Halim-K1A1 19 046
FAJE-Apendisitis-Jason Gerard Halim-K1A1 19 046
ABSTRACT
Background: Appendicitis is one of the cause of Results: The mean age in this study was 28.79 ± 13.87
lower abdominal pain and often results in visits to years, with dominant were female (51.8%). Most of the
the Emergency Room. Appendicitis caused by luminal patients were without complications (25%). However,
obstruction of various etiologies which increases mucus most types of case were suppurative (17.9%). From the
production and bacterial overgrowth. This study aimed Alvarado score component, all patients experienced
to determine the profile of acute appendicitis sufferers. complaints of lower right abdominal pain. Meanwhile,
Methods: This descriptive cross-sectional study from the laboratory, most patients with leukocytosis
involved 56 participants obtained with total sampling (80.4%) and shifted to the left (91.1%) characteristic.
method from July 2020 until December 2020. Data Conclusion: Acute appendicitis affects mostly women.
obtained from medical record of the patients, which Judging from the number of leukocytes, most had
diagnosed with acute appendicitis. Descriptive analysis leukocytosis. Meanwhile, in terms of type of cases,
was performed for demographic data, symptoms, most did not had any complications. However, the most
types, and each component of Alvarado score. common type is suppurative.
ABSTRAK
Latar Belakang: Apendisitis merupakan penyebab ± 13,87 tahun. Sebagian besar berjenis kelamin
nyeri perut bawah dan sering menyebabkan kunjungan perempuan (51,8%). Sebagian besar pasien tanpa
ke Unit Gawat Darurat. Apendisitis disebabkan oleh komplikasi (25%). Namun dari tipe-tipe kasus yang
obstruksi luminal akibat berbagai etiologi sehingga ada, sebagian besar yaitu supuratif (17,9%). Dari
meningkatkan produksi mukus dan pertumbuhan komponen skor Alvarado, seluruh pasien mengalami
bakteri berlebih. Penelitian ini bertujuan untuk keluhan nyeri perut kanan bawah. Sedangkan dari segi
mengetahui profil penderita apendisitis akut. laboratorium, sebagian besar mengalami leukositosis
Metode: Penelitian ini merupakan studi potong (80,4%) dan dengan karakteristik shift to the left
1
Dokter Umum, Departemen Bedah Rumah Sakit
lintang deskriptif yang melibatkan 56 sampel. Sampel (91,1%).
Umum Daerah Wangaya, Denpasar, Bali, Indonesia.
2
Departemen Bedah Rumah Sakit Umum Daerah didapatkan melalui total sampling dari periode Simpulan: Apendisitis akut dialami sebagian besar
Wangaya, Denpasar, Bali, Indonesia. Juli 2020 hingga Desember 2020. Data didapatkan oleh perempuan. Dilihat dari jumlah leukosit, rata-rata
dari rekam medis pasien yang didiagnosis dengan pasien mengalami leukositosis. Sedangkan dari tipe
apendisitis akut. Dilakukan analisis deskriptif terhadap kasus, sebagian besar tidak mengalami komplikasi.
*Korespondensi:
data demografik, keluhan, tipe kasus, dan masing- Namun, tipe kasus yang paling sering muncul yaitu
Natario;
Dokter Umum, Departemen Bedah Rumah Sakit
masing komponen skor Alvarado. supuratif.
Umum Daerah Wangaya, Denpasar, Bali, Indonesia; Hasil: Rerata usia pada penelitian ini yaitu 28,79
natario93@gmail.com
Kata kunci: apendisitis akut, komplikasi, karakteristik, skor Alvarado.
Sitasi Artikel ini: Natario., Pretangga, A.A.N. 2021. Profil deskriptif pasien dengan apendisitis akut di Rumah Sakit
Diterima: 29-01-2021 Sekunder periode Juni hingga Desember 2020. Intisari Sains Medis 12(1): 396-400. DOI: 10.15562/ism.v12i1.950
Disetujui: 21-04-2021
Diterbitkan: 30-04-2021
396 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 396-400
Open |access:
doi: 10.15562/ism.v12i1.950
http://isainsmedis.id/
ORIGINAL ARTICLE
Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 396-400 | doi: 10.15562/ism.v12i1.950 397
ORIGINAL ARTICLE
DISKUSI
Berdasarkan hasil penelitian, tabel 1
menunjukkan rata-rata usia pasien yang
mengalami apendisitis berkisar usia 28
tahun. Pada penelitian Thomas dkk di
RSUP Prof. Dr. D. Kandou Manado juga
menunjukkan hasil yang serupa dimana
kejadian apendisitis tertinggi terjadi
pada usia 20-29 tahun.7 Penelitian yang
dilakukan oleh Dani dan Calista tahun
2013 di Rumah sakit Imanuel Bandung
menunjukkan kejadian apendisitis
tertinggi terjadi pada kelompok dewasa
awal pada rentang usia 26-35 tahun.8
Apendisitis ditemukan pada semua
usia, dengan puncak tertinggi terdapat
pada kelompok usia 20-30 tahun. Hal
ini dipengaruhi oleh faktor hiperplasia
dari jaringan limfoid yang mencapai
puncak pertumbuhan pada rentang usia
tersebut sehingga memungkinkan adanya
sumbatan sedikit saja akan menyebabkan
peningkatan tekanan intraluminal, bila
Gambar 1. Gambaran deskriptif tipe kasus apendisitis akut proses ini terjadi berkelanjutan maka akan
berkembang menjadi apendisitis.9
Berdasarkan hasil penelitian
ini, prevalensi apendisitis tertinggi
berdasarkan jenis kelamin adalah
perempuan sebanyak 51,8%. Hasil ini
sejalan dengan penelitian Zhafira dkk
tahun 2012 dan Amalia tahun 2016
dengan prevalensi terbanyak dialami
oleh perempuan.10,11 Namun berbeda
dengan beberapa studi review yang
menyatakan bahwa apendisitis paling
sering dialami oleh laki-laki. Penelitian
Cathleya dkk di RSUP Sanglah Denpasar
tahun 2015-2017 menunjukkan prevalensi
apendisitis terbanyak dialami oleh laki-
laki, yaitu sebanyak 397 orang (54,9%).12
Perbandingan prevalensi apendisitis pada
Gambar 2. Sebaran deskriptif masing-masing komponen dari skor Alvarado jenis kelamin laki-laki dan perempuan
sebenarnya tidak jauh berbeda, hanya saja
apendisitis tertinggi terjadi pada rentang
Sebaran tipe kasus dari apendisitis akut masing-masing 1 (1,8%). 20-30 tahun dan pada rentang usia
dapat dilihat pada Gambar 1. Sebagian Masing-masing komponen dari skor tersebut insiden terbanyak terjadi pada
besar pasien tanpa komplikasi (25%). Alvarado dilihat penyebaran datanya. laki-laki.13
Namun diantara tipe-tipe kasus yang ada, Didapatkan bahwa seluruh pasien Berdasarkan penelitian, rata-rata WBC
sebagian besar yaitu supuratif (17,9%). mengalami keluhan nyeri perut kanan pada pasien apendisitis terjadi sekitar
Sedangkan yang paling sedikit terdiri dari bawah. Sedangkan dari segi laboratorium, 15.000. Hal ini sejalan dengan teori yang
perforasi dan perlengketan, PAI, gangren sebagian besar mengalami leukositosis menyebutkan nilai WBC pada pasien
dan perforasi, PAI dengan perlengketan, (80,4%) dan shift to the left (91,1%). Hasil apendisitis biasanya melebihi 10.000.1
PAI dengan perlengketan dan perforasi lengkap dari sebaran masing-masing Sedangkan rata-rata neutrofil yaitu 15,
usus, retro cecal dengan perlengketan, komponen skor Alvarado dapat dilihat limfosit 2,18. Rata-rata jumlah trombosit
PAI gangrenosa, dan supuratif dengan pada Gambar 2. pada pasien apendisitis sekitar 242,
perlengketan dengan jumlah penderita sedangkan rata-rata hemoglobin yaitu
398 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 396-400 | doi: 10.15562/ism.v12i1.950
ORIGINAL ARTICLE
13,16. Rerata NLR (neutrofil limfosit yang dirasa saat fase awal, dan biasanya perkembangan proses inflamasi yang
rasio) yaitu sebesar 8,85. Respon inflamasi pasien akan mengalami perpindahan terjadi.20
sistemik dapat menyebabkan neutrofilia nyeri maksimal di kuadran kanan bawah. Berdasarkan hasil penelitian pada
dan limfositopenia, menyebabkan Jika inflamasi dibiarkan, akan terjadi gambar 2, dari segi laboratorium, sebagian
peningkatan pada NLR dan PLR, tanda infark, yang mengakibatkan gangren dan besar mengalami leukositosis (80,4%)
inflamasi dari apendisitis akut. NLR dan perforasi, yang biasanya terjadi antara dan shift to the left (91,1%). Hal ini sesuai
PLR merupakan marker yang simpel, 24 dan 36 jam. Anoreksia, mual, dan dengan teori bahwa pada pasien apendisitis
non invasif, dan efektif biaya. Studi dari muntah biasanya mengikuti patofisiologi terjadi leukositosis yang disebabkan oleh
Yazici dkk, menunjukkan NLR di atas 3,5 perburukan.18 inflamasi yang terjadi.21 Leukositosis
pada pasien pediatri memiliki sensitivitas Sebaran tipe kasus dari apendisitis dengan dominan PMN dapat membantu
dan spesifisitas yang lebih tinggi akut berdasarkan gambar 1 menunjukkan dalam diagnosis apendisitis akut, dimana
dibandingkan WBC.14 Studi dari Ishizuka sebagian besar pasien tanpa komplikasi pada studi dari Bener tahun 2002,
dkk menunjukkan NLR > 8 memiliki (25%). Namun dari berbagai tipe kasus, leukositosis lebih dari 10.000 ditemukan
hubungan yang signifikan dengan sebagian besar yaitu supuratif (17,9%). pada 80-85% pasien dengan apendisitis
apendisitis gangrenosa pada pasien Sedangkan yang paling sedikit terdiri dari akut.22 Sedangkan berdasarkan Bologun
yang akan menjalani apendektomi.15 perforasi dan perlengketan, PAI, gangren tahun 2019 leukositosis ditemukan pada
Berdasarkan penelitian Kahramanca dkk, dan perforasi, PAI dengan perlengketan, 55,9% pasien.23
NLR 4,68 merupakan parameter untuk PAI dengan perlengketan dan perforasi Penelitian ini merupakan penelitian
mendiagnosis apendisitis akut, sedangkan usus, retro cecal dengan perlengketan, deskriptif, sehingga untuk memberikan
NLR 5,74 untuk membedakan apendisitis PAI gangrenosa, dan supuratif dengan gambaran secara menyeluruh dari kasus
dengan komplikasi atau tanpa komplikasi.16 perlengketan dengan jumlah penderita apendisitis akut, maka diperlukan durasi
Pada penelitian ini, PLR (platelet limfosit masing-masing 1 (1,8%). Berdasarkan ruang lingkup yang lebih panjang, dengan
rasio) yang didapat sebesar 208,45. studi dari Sartelli dkk, secara histopatologi melibatkan seluruh kasus apendisitis
Berdasarkan studi dari Kahramanca dkk, menunjukkan 32,4% mengalami yang ada. Pada penelitian ini, dilakukan
ditemukan nilai PLR yang lebih tinggi apendisitis supuratif; 31,6% apendisitis pengamatan selama enam bulan sehingga
pada kelompok apendektomi positif inflamatori, dan 18,5% apendisitis ini menjadi salah satu keterbatasan
dibandingkan kelompok apendektomi gangrenosa. Hal ini menunjukkan penelitian. Penelitian lanjutan dengan
negatif. Nilai cutt-off dari PLR yaitu 136,5. mayoritas diagnosis patologis dari kasus mencakup periode yang lebih panjang
Untuk sensitivitas, spesifisitas, NPV dan apendisitis akut berhubungan dengan dibutuhkan untuk dapat memberikan
PPV yaitu 56,3%; 55,3%; 19,6%; 86,2%.17 diagnosis dan skor preoperatif.19 gambaran yang lebih jelas mengenai profil
Patofisiologi terjadinya apendisitis Berdasarkan hasil penelitian, masing- pasien apendisitis akut pada suatu rumah
akut diduga karena obstruksi lumen yang masing komponen dari skor Alvarado sakit.
dapat disebabkan oleh beberapa penyebab dilihat penyebaran datanya, didapatkan
seperti fecalith, hiperplasia limfoid, bahwa seluruh pasien mengalami keluhan SIMPULAN
benda asing, parasit, atau tumor primer nyeri perut kanan bawah. Hasil ini sesuai
Apendisitis akut dialami sebagian besar
(karsinoid, adenokarsinoma, Kaposi dengan penelitian dari Cahleya dkk yang
oleh perempuan. Dilihat dari jumlah
sarcoma, dan limfoma) dan metastasis menyatakan berdasarkan karakteristik
leukosit, rata-rata pasien mengalami
(kanker kolon dan payudara). Stasis feses gejala klinis, didapatkan jumlah terbanyak
leukositosis. Sedangkan dari tipe kasus
dan fecalith menjadi penyebab utama dari pada kelompok yang mengalami gejala
yang ada, sebagian besar tidak mengalami
obstruksi appendiks, yang diikuti oleh nyeri perut kanan bawah sebanyak 628
komplikasi. Namun, tipe kasus yang paling
hiperplasia limfoid, biji buah, barium orang (86,9%).12 Begitu pula dengan hasil
sering muncul yaitu supuratif.
dari studi radiografi sebelumnya, dan penelitian dari Amalia, Dani dan Calista,
cacing usus (terutama ascaris). Obstruksi serta Craig. Gejala utama yang dirasakan
KONFLIK KEPENTINGAN
selanjutnya akan menyebabkan terjadinya oleh pasien apendisitis adalah nyeri kolik
inflamasi. Kemudian, apendiks membesar visceral pada bagian epigastrium dan Penulis menyatakan tidak terdapat konflik
dan memicu perubahan inflamasi pada peri-umbilikal yang biasanya bertahan kepentingan (conflict of interest) pada
jaringan sekitarnya, seperti di lemak selama 24 jam pertama. Nyeri lalu penulisan laporan penelitian ini.
pericecal dan peritoneum. Inflamasi yang menjalar ke perut bagian iliaca kanan
meluas ke serosa, peritoneum parietal, dan dan berubah menjadi nyeri somatik yang ETIKA DALAM PENELITIAN
organ yang berdekatan mengakibatkan relatif konstan dan tajam. Nyeri kolik
Penelitian ini telah disetujui komite etik
serabut saraf aferen visceral yang masuk yang terjadi pada fase awal apendisitis
institusional dan dilaksanakan sesuai
ke sumsum tulang belakang di T8 - T10 akut disebabkan oleh adanya rangsangan
dengan standar etik dalam Deklarasi
dirangsang sehingga menyebabkan nyeri saraf visceral dari dinding usus. Nyeri
Helsinki pada tahun 1964 beserta
epigastrik dan periumbilikal. Pada tahap somatik yang terlokalisir diakibatkan oleh
amandemennya.
ini, nyeri somatik menggantikan nyeri keterlibatan parietal peritoneum setelah
Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 396-400 | doi: 10.15562/ism.v12i1.950 399
ORIGINAL ARTICLE
PENDANAAN R. D. Kandou Manado periode Oktober 2012 – undergoing appendectomy. Int Surg.
September 2015. Jurnal e-clinic. 2016;4(1):1-16. 2012;97:299-304.
Penulis bertanggung jawab terhadap 8. Dani, Calista P. Karakteristik pasien apendisitis 16. Kahramanca S, Özgehan G, Şeker D, Gökce
seluruh pembiayaan dalam pembuatan akut di Rumah Sakit Immanuel Bandung EI, Şeker G, Tunç G, dkk. Neutrophil-to-
periode 1 Januari 2013-30 Juni 2013. [Internet]. lymphocyte ratio as a predictor of acute
laporan penelitian ini. Repository Maranatha. 2013. [diakses: 14 Juli appendicitis. Ulus Travma Acil Cerr Derg.
2018]. Tersedia di: http://repository.maranatha. 2014;20(1):19-22.
KONTRIBUSI PENULIS edu/id/eprint/12568. 17. Kahramanca S, Özgehan G, Şeker D, Gökce EI,
9. Craig S. Appendicitis treatment & management. Şeker G, Tunç G, dkk. Platelet to lymphocyte
Seluruh penulis berkontribusi dalam [Internet]. Medscape. 2017. [diakses: 2 ratio and acute appendicitis. Kafkas J Med Sci.
pembuatan, pengumpulan data, Januari 2021]. Tersedia di: https:// emedicine. 2017;7(2):153-157.
pengolahan data, dan penulisan laporan Medscape.com/article/773895-over view 18. Petroianu A, Villar Barroso TV. Pathophysiology
10. Zhafira T, Yulianti H, Wastaman M. of Acute Appendicitis. JSM Gastroenterol
penelitian ini.
Histopathologic distribution of appendicitis at Hepatol. 2016;4(3):1062.
dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung, 19. Sartelli M, Baiocchi GL, Di Saverio S, Ferrara
DAFTAR PUSTAKA Indonesia in 2012. Althea Medical Journal. F, Labricciosa FM, Ansaloni L, dkk. Prospective
2017;4(1):36-41. Observational Study on acute Appendicitis
1. Di Saverio S, Podda M, De Simone B, Ceresoli
11. Amalia I. Gambaran sosio-demografi dan Worldwide (POSAW). World Journal of
M, Augustin G, Gori A, dkk. Diagnosis and
gejala apendisitis akut di RSU Kota Tanggerang Emergency Surgery. 2018;13:19.
treatment of acute appendicitis: 2020 update of
Selatan. [Internet]. Jakarta: Universitas 20. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar
the WSES Jerusalem guidelines. World J Emerg
Indonesia. 2016. [diakses: 19 Oktober 2018]. patologi. Edisi ke-7 Vol. 2. Jakarta: Penerbit
Surg. 2020;15:27.
Tersedia di: http:// repository. uinjkt.ac.id/ Buku Kedokteran EGC; 2007. h. 860-861.
2. Lee JH, Park YS, Choi JS. The epidemiology
dspace/bitstream/123456789/3419 9/1/ 21. Shogilev DJ, Duus N, Odom SR, Shapiro NI.
of appendicitis and appendectomy in South
IFTINA%20AMALIA-FKIK.pdf. Diagnosing Appendicitis: Evidence-Based
Korea: National registry data. J Epidemiol.
12. Fransisca C, Gotra IM, Mahastuti NM. Review of the Diagnostic Approach. Western
2010;20(2):97-105.
Karakteristik Pasien dengan Gambaran Journal of Emergency Medicine. 2014;15 (7):
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Apendisitis di RSUP Sanglah Denpasar tahun 859-871.
Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:
2015-2017. E-Jurnal Medika Udayana. 2019; 22. Bener A, Suwaidi MH, Ghazawi IE. Diagnosis
Departemen Kesehatan; 2009.
8(7):1-6. of appendicitis. Can J Rural Med. 2002;7:26-29.
4. Livingston EH, Woodward WA, Sarosi GA,
13. Riwanto I, Hamami AH, Pieter J, Tjambolang 23. Balogun OS, Osinowo A, Afolayan M, Olajide
Haley RW. Disconnect between incidence of
TAI. Usus halus, apendiks, kolon, dan T, Lawal A, Adesanya A. Acute perforated
nonperforated and perforated appendicitis:
anorektum. Dalam: Sjamsuhidajat, De Jong, appendicitis in adults: Management and
implications for pathophysiology and
Karnadihardja W, dkk, penyunting. Buku Ajar complications in Lagos, Nigeria. Ann Afr Med.
management. Ann Surg. 2007;245(6):886–892.
Ilmu Bedah edisi ke-3. Jakarta: EGC. 2010. h. 2019;18(1):36-41.
5. Flum DR. Acute Appendicitis — Appendectomy
755-762.
or the “Antibiotics First” Strategy. N Engl J Med.
14. Yazici M, Ozkisacik S, Oztan OM, Gursoy H.
2015;372:1937–1943.
Neutrophil/ lymphocyte ratio in the diagnosis
6. Ohle R, O’Reilly F, O’Brien K, Fahey T, Dimitrov
of childhood appendicitis. Turk J Pediatr.
BD. The Alvarado score for predicting acute
2010;52:400-403.
appendicitis: a systematic review. BMC Med.
15. Ishizuka M, Shimizu T, Kubota K. Neutrophil-
2011;9:139.
to-Lymphocyte Ratio has a close association
7. Thomas GA, Lahunduitan I, Tangkilisan A.
with gangrenous appendicitis in patients
Angka kejadian apendisitis di RSUP Prof. Dr,
400 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 396-400 | doi: 10.15562/ism.v12i1.950