You are on page 1of 7

J. Akademika Kim.

6(2): 125-131, May 2017


ISSN 2302-6030 (p), 2477-5185 (e)

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK AIR DAN EKSTRAK


ETANOL DAUN KELOR (Moringa Oleifera LAM)

Antioxidant Activity Tests of Water and Ethanol Extracts of Moringa (Moringa


oleifera LAM) Leaves
*Rizkayanti, Anang Wahid. M. Diah, dan Minarni Rama Jura
Pendidikan Kimia/FKIP - Universitas Tadulako, Palu - Indonesia 94118
Recieved 14 March 2017, Revised 17 April 2017, Accepted 15 May 2017

Abstract
Moringa (Moringa oleifera Lam) leaves contains many molecules as inhibitors for free radicals such
as phenolic compounds (phenolic acids, flavonoids, quinones, coumarins, lignans, stilbenes, tannins),
nitrogen compounds (alkaloids, amines, betalain), vitamins, terpenoids (including carotenoids), and
several other endogenous metabolites as antioxidants. This study aimed to determine the antioxidant
potency of water and ethanol extracts of moringa (moringa oleifera Lam) leaves obtained by maceration
and dekok. The concentration of free radical 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) was analyzed using
UV-Vis spectrophotometer after addition of various concentrations of Moringa leaves extracts. Various
concentrations of moringa leaves extracts used were 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm and 80 ppm. Vitamin C
solutions as the positive control were prepared on similar various concentrations. The negative control
was prepared using DPPH solutions dissolved in absolute ethanol. The results indicated that the ethanol
extract of moringa leaves prepared by maceration method showed the antioxidant potency with IC50
value of 22,1818 ppm, but the IC50 value of water extract of moringa leaves prepared by dekok was
57,5439 ppm. While, the IC50 value of Vitamin C was 8,8084 ppm. Based on the IC50 data it can be
concluded that Vitamin C is stronger antioxidant than moringa leaves extracts.
Keywords: antioxidants, moringa leaves, DPPH, free radicals.
Pendahuluan
Indonesia memiliki sumber daya alam yang Seiring dengan meningkatnya minat
sangat beranekaragam dan sangat melimpah. masyarakat terhadap obat bahan alami, berbagai
Sumber daya alam ini dikelola untuk obat dari ekstrak tumbuhan mulai menjadi
kesejahteraan manusia dan berperan penting perhatian.Penggunaan obat tradisional dengan
dalam mendukung perekonomian negara. memanfaatkan tanaman yang berkhasiat obat
Salah satu pemanfaatan sumber daya alam semakin meningkat dan dianggap sebagai
tumbuhan oleh manusia adalah sebagai sumber salah satu jawaban untuk mengatasi masalah
makanan, yaitu sebagai sumber karbohidrat, masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan
protein, lemak, vitamin dan mineral serta kesehatan, karena obat tradisional lebih
nutrisi.Usaha pengolahan bahan pangan dapat murah, mudah diperoleh dan efek samping
dilakukan dengan mencari bahan pangan baru relatif kecil. Kelebihan dari pengobatan
atau mengolah bahan pangan yang sudah ada dengan menggunakan ramuan tanaman tidak
menjadi produk olahan yang beragam dengan menimbulkan efek samping seperti yang
harga yang bisa dijangkau oleh masyarakat sering terjadi pada pengobatan secara sintesis
kurang mampu (Palupi, dkk., 2007). Selain (Mangan, 2003).
sebagai bahan sumber makanan, sumber daya Tubuh membutuhkan antioksidan
alam tumbuhan juga sering dimanfaatkan untuk menetralisis radikal bebas yang dapat
sebagai bahan obat alami. membantu melindungi tubuh dari serangan
*Correspondence: radikal bebas dan meredam dampak negatifnya.
Rizkayanti Antioksidan merupakan suatu senyawa yang
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako
sangat berguna bagi kesehatan manusia.
email: rizkayanti@rocketmail.com Senyawa antioksidan dapat menginaktifasi
Published by Universitas Tadulako 2017 berkembangnya reaksi oksidasi sehingga sering
125
Volume 6, No. 2, 2017: 125-131 Jurnal Akademika Kimia

digunakan sebagai radikal bebas. Radikal bebas sebagai the miracle tree atau pohon ajaib karena
merupakan salah satu bentuk senyawa reaktif, terbukti secara alamiah merupakan sumber gizi
yang secara umum diketahui sebagai senyawa berkhasiat obat yang kandungannya di luar
yang memiliki elektron yang tidak berpasangan kebiasaan kandungan tanaman pada umumnya
di kulit terluarnya (Winarsi, 2007). Radikal (Karyadi, 2004).
bebas terbentuk pada saat molekul yang Kelor diketahui mengandung lebih dari 90
kehilangan elektron menjadi tidak stabil. jenis nutrisi berupa vitamin esensial, mineral,
Radikal bebas juga merupakan produk alamiah asam amino, antipenuaan, dan antiinflamasi.
hasil metabolisme sel. Kelor mangandung 539 senyawa yang dikenal
Tubuh memiliki sistem pertahanan alami dalam pengobatan tradisional afrika dan india
untuk menetralisir radikal bebas agar tidak serta telah digunakan dalam pengobatan
berkembang dan menjadi berbahaya bagi tradisional untuk mencagah lebih dari 300
tubuh. Pengaruh lingkungan dan kebiasaan penyakit, berbagai bagian dari tanaman
buruk seperti radiasi ultraviolet, polusi, kelor bertindak sebagai stimulan jantung
kebiasaan mengonsumsi “junk food” dan dan peredaran darah, memiliki antitumor,
merokok, dapat membuat sistem pertahanan antipiretik, antiepilepsi, antiinflamasi,
tubuh tidak mampu menghadapi radikal antiulcer, diuretik, antihipertensi, menurunkan
bebas yang berjumlah besar. Adanya radikal kolesterol, antioksidan, antidiabetik, antibakteri
bebas didalam tubuh manusia berperan dalam dan antijamur (Shintia, 2014).
patologi dari berbagai penyakit degeneratif Tanaman kelor banyak mengandung
yakni kanker, aterosklerosis, rematik, jantung berbagai molekul penghambat radikal bebas,
koroner, katarak, dan penyakit degenerasi seperti senyawa fenolik (asam fenolik, flavonoid,
saraf seperti perkinson (Silalahi, 2006). kuinon, kumarin, lignan, stilbenes, tanin),
Radikal bebas dapat ditangkal atau diredam senyawa nitrogen (alkaloid, amina, betalain),
dengan pemberian antioksidan atau dengan vitamin, terpenoid (termasuk karotenoid), dan
mengkonsumsi antioksidan (Halliwel, 2007). beberapa metabolit endogen lainnya yang kaya
Efek radikal bebas dapat menyebabkan akan aktivitas antioksidan(Karyadi, 2004).
peradangan dan penuaan serta memacu zat Senyawa metabolit ini umumnya bersifat
karsinogenik yang menyebabkan kanker.Tubuh polar sehingga dalam penelitian ini digunakan
membutuhkan antioksidan untuk menetralisir pelarut polar yaitu etanol dan air.Pelarut polar
radikal bebas yang dapat membantu ini diharapkan dapat mencari lebih banyak
melindungi dari serangan radikal bebas dan senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan
meredam dampak negatifnya. Antioksidan tersebut.
merupakan suatu senyawa yang sangat berguna Tanaman kelor, menurut sejarahnya berasal
bagi kesehatan manusia. Senyawa antioksidan dari kawasan sekitar Himalaya dan India,
dapat menginaktifasi berkembangnya reaksi kemudianmenyebar ke kawasan disekitarnya
oksidasi sehingga sering digunakan sebagai hinggake benua Afrika dan Asia Barat. Di
radikal bebas (Winarsi, 2007). beberapa negara dibenua Afrika seperti Ethiopia,
Banyak bahan pangan yang dapat menjadi Sudan, Madagaskar, Somalia, Kenya dijadikan
sumber antioksidan alami, misalnya rempah- negara dengan programpemulihan tanah yang
rempah, teh, coklat, biji-biji serelia, sayur- kering dan gersang dengan ditanamikelor
sayuran, enzim dan protein. Kebanyakan karena tanaman kelor mudah tumbuh pada
sumber antioksidan alami ialah tumbuhan dan tanah kering dan gersang. Tanaman kelor di
umumnya merupakan senyawa fenolik yang Indonesia mempunyai nama lokal yaitu kelor
tersebar di seluruh bagian tumbuhan (Sarastani, (Jawa, Sunda, Bali,Lampung), Kerol (Buru),
dkk., 2002). Senyawa fenolik atau polifenolik Marangghi (Madura), Moltong (Flores), Kelo
antara lain dapat berupa golongan flavonoid. (Gorontalo), Keloro (Bugis), Kawano (Sumba),
Kemampuan flavonoid sebagai antioksidan Ongge (Bima), Hau fo (Timor) (Aliya, 2006).
telah banyak diteliti belakangan tahun ini, Sejak zaman dahulu daun kelor telah
dimana flavonoid memiliki kemampuan untuk diketahui memiliki berbagai manfaat
merubah atau mereduksi radikal bebas dan juga khususnya untuk kesehatan.Para orang tua
sebagai anti radikal bebas (Pietta, 2000). jaman dulu telah memanfaatkan daun kelor ini
Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai untuk penyembuhan beberapa jenis penyakit.
tumbuhan obat ialah kelor. Tanaman kelor Penyakit yang paling sering umum diobati
(Moringa oleifera Lam) telah dikenal selama dengan penggunaan daun kelor ini adalah
berabad-abad sebagai tanaman multiguna penyakit demam.Selain itu, daun kelor juga
padat nutrisi dan berkhasiat obat. Kelor dikenal biasa digunakan untuk bahan sayuran.Beberapa

126
Rizkayanti Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Dan Ekstrak ..........

penjelasan bahwa daun kelor memiliki manfaat Ekstraksi daun kelor dengan menggunakan
sebagai antimikroba, antibakteri, antioksidan, metode dekok
mempercepat penyembuhan berbagai penyakit 30 gram serbuk kering daun kelor dimasukkan
radang, mengobati penyakit flu dan pilek, ke dalam gelas kimia dan ditambahkan aquades
cacingan, bronchitis, kanker, dan tiroid (Aliya, hingga 300 mL.Selanjutnya dipanaskan dalam
2006). aqua bath selama 30 menit.Waktu 30 menit
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan dihitung setelah suhu dalam gelas kimia telah
informasi kepada masyarakat di Sulawesi mencapai 90°C.
Tengah pada umumnya dan Kota Palu
khususnya, terkait dengan daun kelor yang Pengujian Aktivitas Antioksidan secara
dapat menghambat aktivitas radikal bebas dan Kuantitatif dengan Metode DPPH
kemampuannya sebagai bahan antioksidan 19,7 mg DPPH dilarutkan dengan etanol
alami. absolut dalam labu ukur 100 mL, kemudian
dicukupkan volumenya dengan etanol absolut
Metode sampai garis tanda, kemudian dimasukkan
Alat dan Bahan dalam botol gelap.
Peralatan yang digunakan adalah neraca
analitik(Merck-210g), corong, blender, gemmy Pembuatan Larutan Blanko
orbit shaker (VRN-480),seperangkat alat Larutan DPPH 0,5 mM dipipet sebanyak 5
rotary vacum evaporator(EYELA CCA-1111), mL, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur
spektrofotometer UV-Vis(T80+), labu takar, 25 mL, dicukupkan dengan etanol/air sampai
pipet volum, aqua bath, kuvet, dan peralatan garis tanda.
gelas yang umum di laboratorium. Sedangkan
bahan-bahan yang digunakan: daun kelor, Pembuatan Larutan uji ekstrak air dan ekstrak
etanol absolut(Merck), air, aquades, 1,1-difenil- etanol daun kelor (Moringa Oleifera Lam)
2-pikrilhidrazil DPPH(Merck) dan Vitamin Masing-masing sebanyak 25 mg ekstrak
daun kelor, dimasukkan ke dalam dua buah
C(Merck).
labu ukur 25 mL. Labu pertama kemudian
dicukupkan volumenya dengan etanol absolut
Cara Kerja sampai tanda batas, kemudian labu kedua
Preparasi Sampel dicukupkan volumenya dengan air sampai
Langkah dalam preparasi sampel pada tanda batas. Selanjutnya dari masing-masing
daun kelor yaitu daun kelor yang segar dan larutan induk tersebut dibuat seri konsentrasi
dibersihkan selanjutnyadikeringkan dengan 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm dan 80 ppm.
cara diangin-anginkankan selama 14 hari (2
minggu). Setelah kering, kemudian sampel Pengukuran serapan dengan menggunakan
daun kelor tersebut dihaluskan menggunakan spektrofotometer UV-VIS
blender. Setelah itu,daun kelor yang halus Masing-masing larutan uji di pipet
siap untuk diekstraksi. Serbuk kering daun sebanyak 0,5 mL, 1 mL, 1,5 mL, dan 2 mL,
kelor (Moringa Oleifera Lam) diekstraksi dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL,
menggunakan dua metode yang berbeda yaitu kemudian ditambahkan 5 mL larutan DPPH
sebagai berikut: selanjutnya volumenya dicukupkan dengan
etanol absolut/air sampai garis tanda. Larutan
Ekstraksi daun kelor dengan menggunakan tersebut kemudian dihomogenkan dan
metode maserasi didiamkan selama 20 menit, selanjutnya diukur
Ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera absorbansinya dengan spektrofotometer UV-
Lam) dibuat dengan mengekstraksi 30 gram VIS pada panjang gelombang 517 nm.Semua
serbuk daun kelor secara maserasi dengan pengerjaan dilakukan dalam ruangan yang
pelarut etanol hingga terekstraksi sempurna. terhindar dari cahaya matahari.
Simplisia direndam dalam pelarut etanol
absolut sebanyak 300 mL selama 2 x 24 jam. Pembuatan larutan pembanding vitamin C
Setelah itu filtrat yang diperoleh disaring dan 25 mg vitamin C ditambahkan aquades
residunya dimaserasi kembali dengan pelarut secukupnya, kemudian volume akhir
etanol. Selanjutnyahasil ekstraksi dipekatkan dicukupkan dengan etanol absolut hingga 25
menggunakan rotary vacum evaporator. mL. Kemudian dari larutan tersebut dibuat seri
127
Volume 6, No. 2, 2017: 125-131 Jurnal Akademika Kimia

konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, dan 80 gelombang maksimum DPPH menggunakan


ppm. spektrofotometer UV-Vis sehingga akan
diketahui nilai aktivitas peredaman radikal
Pengukuran serapan dengan menggunakan bebas yang dinyatakan dengan nilai IC50
spektrofotometer UV-Vis (Inhibitory concentration). Nilai IC50
Masing-masing larutan uji dipipet sebanyak didefinisikan sebagai besarnya konsentrasi
0,5 mL, 1 mL, 1,5 mL, dan 2 mL, kemudian senyawa uji yang dapat meredam radikal
dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL, bebas sebanyak 50%(Molyneux, 2004).
kemudian ditambahkan 5 mL larutan DPPH Semakin kecil nilai IC50 maka aktivitas
lalu volumenya dicukupkan dengan etanol peredaman radikal bebas semakin tinggi.
absolut sampai garis tanda. Larutan tersebut Pengukuran aktivitas antioksidan secara
spektrofotometer dilakukan pada panjang
kemudian dihomogenkan dan didiamkan gelombang 517 nm, yang merupakan panjang
selama 20 menit, selanjutnya diukur gelombang maksimum DPPH.Panjang
absorbansinya dengan spektrofotometri UV- gelombang maksimum ini memberikan
VIS pada panjang gelombang 517 nm.Semua serapan paling maksimal dari larutan uji
pengerjaan dilakukan dalam ruangan yang dan memberikan kepekaan paling besar.
terhindar dari cahaya matahari. Menurut Ozcelik, dkk. (2003), senyawa
DPPH sensitif terhadap beberapa basa Lewis
Pengukuran Daya Antioksidan Ekstrak Daun dan jenis pelarut, serta oksigen. Metode
Kelor dan Larutan Pembanding Vitamin C DPPH didasarkan pada penurunan nilai
Serapan diukur setelah didiamkan selama absorbansi akibat perubahan warna larutan.
20 menit pada panjang gelombang 517 nm. Larutan yang mula-mula berwarna ungu
Hasil penetapan antioksidan dibandingkan akan berubah menjadi warna kuning.
dengan vitamin C (Zuhra, dkk., 2008)’ Perubahan ini terjadi saat radikal DPPH
ditangkap oleh antioksidan yang melepas
Hasil dan Pembahasan atom hidrogen untuk menangkap DPPH-H
Pengujian aktivitas antioksidan pada stabil.Reaksi antara antioksidan dengan
ekstrak daun kelor dengan metode molekul DPPH dapat dilihat pada Gambar 1
pengujian menggunakan 1,1-difenil-2-
pikrilhidrazil (DPPH). Metode uji antioksidan
menggunakan DPPH adalah salah satu
metode uji kuantitatif untuk menentukan
daya aktivitas daun kelor sebagai antioksidan.
Metode DPPH ini dipilih karena merupakan
metode yang sederhana, mudah, cepat dan
peka serta hanya memerlukan sedikit sampel
untuk evaluasi aktivitas antioksidan dari
senyawa bahan alam (Molyneux, 2004). Gambar 1.Reaksi Antara Antioksidan dan
Prinsip pengukuran aktivitas antioksidan Molekul DPPH (Prakash, 2011)
secara kuantitatif menggunakan metode
DPPH ini adalah adanya perubahan intensitas Hasil pengamatan pada proses pengukuran
warna ungu DPPH yang sebanding dengan serapan ekstrak daun kelor dan vitamin C
konsentrasi larutan DPPH tersebut. Radikal disajikan dalam Gambar 2. Berdasarkan data
bebas DPPH yang memiliki elektron tidak pada gambar tersebut, dapat dilihat bahwa nilai
berpasangan akan memberikan warna
ungu. Warna akan berubah menjadi kuning absorbansi DPPH semakin berkurang seiring
saat elektronnya berpasangan. Perubahan dengan bertambahnya konsentrasi ekstrak daun
intensitas warna ungu ini terjadi karena adanya kelor. Hal ini dapat terjadi oleh karena adanya
peredaman radikal bebas yang dihasilkan oleh reduksi radikal DPPH oleh antioksidan, dimana
bereaksinya molekul DPPH dengan atom semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun kelor
hidrogen yang dilepaskan oleh molekul senyawa maka partikel-partikel senyawa antioksidan
sampel sehingga terbentuk senyawa difenil yang terkandung akan semakin banyak sehingga
pikril hidrazin dan menyebabkan terjadinya semakin besar pula aktivitas antioksidannya
peluruhan warna DPPH dari ungu ke kuning. dan menyebabkan absorbansi DPPH semakin
Perubahan warna ini akan memberikan berkurang (Talapessy, dkk., 2013). Hal yang
perubahan absorbansi pada panjang sama juga terlihat pada pembanding vitamin

128
Rizkayanti Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Dan Ekstrak ..........

C dengan variasi konsentrasi yang sama


dengan ekstrak daun kelor, dimana seiring
dengan bertambahnya konsentrasi vitamin C,
maka absorbansi DPPH semakin berkurang.

Gambar 3. Perbandingan Persentase


Penghambatan Ekstrak Daun Kelor dengan
Vitamin C.
tahapan yaitu menghitung nilai log konsentrasi
Gambar 2. Grafik Hubungan Absorbansi dan nilai probit untuk masing-masing
Dengan Konsentrasi Ekstrak Daun Kelor persentase aktivitas penghambat radikal bebas
DPPH dari ekstrak daun kelor dan vitamin C.
Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi Nilai probit ditentukan menggunakan rumus:
tersebut, dapat ditentukan pula persentase Probit = (Harga probit tertinggi – Harga
penghambatan radikal bebas oleh ekstrak daun probit terendah) (Daya Antioksidan (%) –
kelor dan vitamin C tersebut pada berbagai probit terendah) + Harga Probit terendah
konsentrasi yang disajikan pada Gambar 3. Selanjutnya menghubungkan nilai probit
Data tersebut menunjukkan bahwa ekstrak dan nilai log konsentrasi yang diperoleh dalam
etanol dengan menggunakan metode maserasi 1 grafik utuh, dimana nilai log konsentrasi
memiliki aktivitas antioksidan yang sangat dijadikan sebagai sumbu X dan nilai probit
kuat, sedangkan ekstrak air dengan metode digunakan sebagai sumbu Y seperti tampak
dekok memiliki aktivitas antioksidan yang pada Gambar 4.Berdasarkan Gambar tersebut
lemah.Vitamin C sebagai kontrol positif juga diperoleh persamaan regresi linear Y= 1,8731X
memiliki aktivitas antioksidan yang sangat + 2,4804 untuk esktrak etanol, Y = 1,4619X
kuat. Besarnya antioksidan ekstrak etanol + 2,4265 untuk ekstrak air, dan Y = 1,2294X
berbeda dengan besarnya aktivitas antioksidan + 3,8383 untuk vitamin C (Pembanding/
vitamin C. Perbedaan ini diartikan bahwa Kontrol positif ). Melalui persamaan regresi
ekstrak etanol memiliki aktivitas antioksidan yang diperoleh pada Gambar 4, nilai Xdapat
lebih lemah dibandingkan vitamin C. Vitamin ditentukan setelah mengganti nilai Y=5
C merupakan antikosidan yang bekerja sebagai yang merupakan harga probit dari 50%.
oxygen scavengers, yaitu mengikat oksigen Selanjutnya nilai IC50 ditentukan dengan
sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi. menggunakan rumus IC50 = A Log X.
Dalam hal ini, vitamin C akan mengadakan
reaksi dengan oksigen yang berada dalam sistem
sehingga jumlah oksigen akan berkurang.
Selain vitamin C, senyawa yang bekerja
sebagai oxygen scavengers diantaranya askorbil
palminat, asam eritorbat, dan sulfit (Gordon,
1990). Peningkatan konsentrasi senyawa
mempengaruhi aktivitas antioksidannya.
Perbandingan tersebut dapat dilihat sebagai
persen penghambatan radikal bebas DPPH
dari ekstrak etanol, ekstrak air, dan kontrol
positif vitamin C dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 5 Hubungan Log konsentrasi dan
Probit Antara Vitamin C, Ekstrak
Pengukuran IC50 Ekstrak Daun Kelor Etanol dan Ekstrak Air Dari Daun Kelor.
Uji antioksidan dalam penelitian ini Berdasarkan Gambar 4 diperoleh nilai r
menggunakan parameter IC50 (Inhibition untuk ekstrak etanol, air dan Vitamin C sebagai
concentration) untuk menginterpretasikan hasil kontrol positif yaitu masing-masing 0,7082;
pengujian dengan metode uji menggunakan 0,9156; dan 0,6488. Nilai r yang diperoleh
DPPH. Nilai IC50 diperoleh dari beberapa dapat diartikan bahwa data probit dari ekstrak

129
Volume 6, No. 2, 2017: 125-131 Jurnal Akademika Kimia

daun kelor dengan pelarut air yang diperoleh Vitamin C lebih kuat dari ekstrak daun kelor,
lebih baik dari pada data probit daun kelor dimana nilai IC50 dari Vitamin C yaitu 8,8084
dengan pelarut etanol dan data probit vitamin ppm.
C. Jika grafik hasil perhitungan memiliki nilai
r mendekati 1 atau sama dengan 1, maka data Ucapan Terima Kasih
hasil penelitian yang diperoleh sangat baik. Oleh Ucapan terima kasih penulis berikan
karenanya nilai r yang diperoleh untuk ekstrak kepada laboran Laboratorium Kimia Fakultas
daun kelor dengan menggunakan pelarut air Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
dan vitamin C dapat dikatakan kurangbaik. Tadulako yang banyak membantu penulis
Hal ini kemungkinan disebabkan karena 3 dalam menyelesaikan penelitian ini.
hal, yaitu: (1) kurang baiknya pembuatan
deret konsentrasi larutan yang digunakan Referensi
(2) instrument (spektrophotometer UV-Vis) Aliya. (2006). Mengenal teknik penjernihan air.
yang tidak dikalibrasi secara benar, dan (3) Semarang: CV Aneka Ilmu.
pengotor dalam tabung reaksi yang digunakan Day, R. A. (1999). Analisis kimia kuantitatif.
sebagai tempat awal larutan (Day, 1999).Nilai Edisi keenam. Jakarta: Erlangga.
IC50 yang diperoleh dari hasil perhitungan
akhir yaitu untuk ekstrak air dari daun kelor Gordon, M. H. (1990). The mechanism of
mempunyai IC50 sebesar 57,5439 ppm, untuk antioxidants action in vitro. In b. J. F.
ekstrak etanol dari daun kelor mempunyai Hudson,.Editor.Food antioxidants. London:
IC50 sebesar 22,1818 ppm, sedangkan IC50 Elvesier Applied Science.
yang dihasilkan vitamin C sebesar 8,8084
ppm. Hal ini menjelaskan bahwa kemampuan Halliwel, B. (2007). Dietary polyphenols:
menangkap radikal bebas daun kelor dengan Good, bad, or indifferent for your health.
menggunakan ekstrak air termasuk dalam Journal Cardiovascular Research, 73, 341-
golongan kuat, sedangkan daun kelor dengan 347.
menggunakan ekstrak etanol termasuk dalam
golongan sangat kuat dikarenakan nilai IC50 Karyadi. (2004). Antioksidan resep sehat dan
yang diperolehdari perhitungan kurang dari umur panjang: http://www.kompas.com/
kesehatan/news/0601/29/185345.htm.
50 ppm untuk ekstrak etanol sedangkan untuk Diakses 10 Juni 2015.
ekstrak air di atas 50 ppm.Hal ini sesuai dengan
literatur yang mengatakan bahwa tingkat Molyneux, P. (2004). The use of the stable
kekuatan antioksidan menggunakan metode free radical diphenylpicrylhydrazyl
DPPH dapat digolongkan menurutIC50. (dpph) for estimating antioxidant activity.
Antioksidan sangat kuat jika nilai IC50kurang Songklanakarin Journal Science Technology,
dari 50 ppm, kuat jika IC50 bernilai 50-100 26(2), 211-219.
ppm, sedang jika IC50 bernilai 100-150 ppm,
dan lemah jika IC50 bernilai lebih dari 150 Ozcelik, B., Lee, J. H., & Min, D. B.
ppm(Molyneux, 2004). Semakin kecil nilai (2003). Effect of light, oxygen, and pH
IC50berarti semakin kuat daya antioksidannya. on the absorbance of 2,2-diphenyl-1-
Vitamin C sebagai pembanding atau kontrol picrylhidrazyl. Journal Food Science, 68,
positif termasuk antioksidan yang lebih kuat 487-490.
jika dibandingkan dengan ekstrak daun kelor
yang digunakan sebagai sampel pada penelitian Palupi, N., Zakaria, F., & Prangdimurti, E.
(2007). Pengaruh pengelolahan terhadap
ini, hal ini bisa dilihat dari nilai IC50 untuk nilai gizi pangan. Departemen Ilmu Dan
vitamin C yang diperoleh yaitu 8,8084 ppm. Teknologi Pangan-Fateta-IPB: Modul
e-Learning.
Kesimpulan
Ekstrak etanol daun kelor dengan Pietta. P. G. (2000). Flavonoids as antioxidants.
menggunakan metode maserasi memiliki daya Journal of Natural Product, 63(7), 1035-
antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 22,1818 1042.
ppm, sedangkan ekstrak air daun kelor dengan
menggunakan metode dekok memiliki IC50 Prakash, A. (2011). Antioxidant activity.
sebesar 57,5439 ppm. Berdasarkan data IC50 Medallion laboratories. Journal Analytical
tersebutdapat diketahui bahwa antioksidan Progress, 19(2), 1-6.

130
Rizkayanti Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Dan Ekstrak ..........

Roloff, A., Weisgerber, H., Lang, U., & Silalahi, J. (2006). Makanan fungsional.
Stimm, B. (2009). Moringa oleifera LAM. Yogjakarta: Kanisius.
1785. Http://Contet.schweitzer-online.
de: WILET-VCH Verlang GmbH & Co. Talapessy, S., Suryanto, E., & Yudistira, A.
KGaA, weinheim. (2013). Uji aktivitas antioksidan dari ampas
hasil pengolahan sagu (metroxylon sagu
Sarastani, D., Suwarna, T., & Apriyanto, A. rottb). Jurnal Ilmiah Farmasi, 2(3), 40-44.
(2002). Aktivitas antioksidan ekstrak dan
fraksi ekstrak biji atung. Jurnal Teknologi Winarsi, H. M. S. (2007). Antioksidan alami
dan Industri Pangan, 13(2), 149-156. dan radikal bebas. Yogyakarta: Kansius.
Shintia, S. T., Jemmy, A., & Frenly, W. (2014). Zuhra, C. F., Tarigan, J. B., & Sihotang, H.
Aktivitas Antioksidan Dan Kandungan (2008). Aktivitas antioksidan senyawa
Total Fenolik Ekstrak Daun Kelor (Moringa flavonoid dari daun katuk (sauropus
Oleifera Lam). Jurnal Ilmiah Farmasih androgunus(l) merr.). Jurnal Biologi
UNSART, 3(4), 2302-2493. Sumatera, 3(1), 7-10.

131

You might also like