Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Kajian Bali: Journal of Bali Studies
Jurnal Kajian Bali: Journal of Bali Studies
..........................................................................................................................................
Terakreditasi Sinta-2, SK Dirjen Penguatan Riset dan
Pengembangan Kemenristekdikti No. 23/E/KPT/2019
..........................................................................................................................................
Email: anantawikrama_t_atmadja@undiksha.ac.id
Abstract
Prewedding Photo Business: Commercialization of Marriage
Rituals in the Balinese Community
Abstrak
Mempersiapkan foto prewedding sangat penting dalam
rangkaian ritual perkawinan pada masyarakat Bali dewasa ini.
JURNAL KAJIAN BALI Vol. 09, No. 02, Oktober 2019 339
Anantawikrama Tungga Atmadja, Tuty Maryati, Nengah Bawa Atmadja Hlm. 339–358
1. Pendahluan
340 JURNAL KAJIAN BALI Vol. 09, No. 02, Oktober 2019
Hlm. 339–358 Bisnis Foto Prewedding: Komersialisasi Ritual Perkawinan pada Masyarakat Bali
2. Metode Penelitian
Untuk menjawab kedua masalah penelitian, digunakan teori
image (Barthes, 2004, 2007; Culler, 2003; Sunardi, 2012), dan teori
budaya konsumen (Lury, 1998; Lee, 2006; Piliang dan Jaelani 2028;
Atmadja, Atmadja, dan Maryati, 2017: Ibrahim, 2011, dan Strinati,
2009). Mengacu kepada teori-teori ini dapat dibangun kerangka
berpikir bahwa manusia terikat pada image. Mengingat, image
sangat dominan bagi pembentukan kesadaran manusia. Image
diwujudkan dalam bentuk pemakaian berbagai aksesoris pada saat
seseorang berinteraksi sosial dalam kehidupan sehari-hari dan/atau
ketika mereka melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan. Kondisi
ini acap kali diabadikan dalam bentuk fotografi.
Mengacu kepada gagasan Sunardi (2012: 215-217) fotografi
berkedudukan sangat penting, tidak saja karena objeknya, tapi juga
pada cara memandangnya. Foto dapat dipandang sebagai medium
informasi, referensi, keindahan, dan membangkitkan kegairahan
untuk mengenang kejadian penting dalam kehidupan. Bahkan tidak
kalah pentingnya fotografi bisa pula dipajang agar orang lain dapat
menontonnya. Hal ini sangat penting, sebab manusia yang terikat
pada image, tidak saja menyukai penampilan, tetapi juga puas jika
orang lain menontonnya. Dengan demikian tidak mengherankan
jika seseorang mengabadikan kejadian penting berbentuk foto atas
inisiatif sendiri dan/atau karena meniru orang lain. Hal ini sesuai
dengan hakikat manusia sebagai makhluk peniru (Atmadja dan
Ariyani, 2017; Dawkins, 2017).
342 JURNAL KAJIAN BALI Vol. 09, No. 02, Oktober 2019
Hlm. 339–358 Bisnis Foto Prewedding: Komersialisasi Ritual Perkawinan pada Masyarakat Bali
3. Pembahasan
Agama Hindu menggariskan ritual perkawinan sangat
penting bagi pengesahan pembentukan keluarga secara adat dan
agama (Sudharta, 1997: 65-66: Korn, 2017). Ritual perkawinan
selalu menghadirkan situasi kegembiraan bercampur baur dengan
suasana religiusitas.
JURNAL KAJIAN BALI Vol. 09, No. 02, Oktober 2019 345
Anantawikrama Tungga Atmadja, Tuty Maryati, Nengah Bawa Atmadja Hlm. 339–358
Foto 1. Proses kreatif yang dilakukan oleh penata busana, fotografer dan
penata dekorasi dalam pembuatan foto prewedding. Tampak pakaian
pengantin berikut aksesorisnya yang glamor dapat memberi kesan
mewah pada prosesi perkawinan kedua mempelai nantinya (Foto koleksi
Anantawikrama)
352 JURNAL KAJIAN BALI Vol. 09, No. 02, Oktober 2019
Hlm. 339–358 Bisnis Foto Prewedding: Komersialisasi Ritual Perkawinan pada Masyarakat Bali
JURNAL KAJIAN BALI Vol. 09, No. 02, Oktober 2019 353
Anantawikrama Tungga Atmadja, Tuty Maryati, Nengah Bawa Atmadja Hlm. 339–358
4. Penutup
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa latar
belakang praktik berfoto prewedding, selain karena tidak menyalahi
JURNAL KAJIAN BALI Vol. 09, No. 02, Oktober 2019 355
Anantawikrama Tungga Atmadja, Tuty Maryati, Nengah Bawa Atmadja Hlm. 339–358
Daftar Pustaka
356 JURNAL KAJIAN BALI Vol. 09, No. 02, Oktober 2019
Hlm. 339–358 Bisnis Foto Prewedding: Komersialisasi Ritual Perkawinan pada Masyarakat Bali
Atmadja, Nengah Bawa dan Luh Putu Sri Ariyani. 2017. Sosiologi Media
Perspektif Teori Kritis. Jakarta: CV Grafindo-Persada.
Berger, Jonah. 2013. Contagious Rahasia di Balik Produk dan Gagasan yang
Populer. [Penerjemah. Alex Tri Kantjono Widodo]. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Hartley, John. 2010. Communication, Cultural, & Media Studies: Konsep Kunci.
[Penerjemah. Kartika Wijayanti]. Yogyakarta: Jalasutra.
Heryanto, Ariel. 2012. “Budaya Pop dan Pesaingan Identitas”. Dalam Ariel
Heryanto ed. Budaya Pop di Indonesia Mencairnya Identitas Pasca-Orde
Baru. [Penerjemah E.S. Saputra]. Yogyakarta: Jalasustra. Hlm. 1-52.
Lee, Martyn. 2006. Budaya Konsumen Terlahir Kembali Arah Baru Modernitas
dalam Kajian Modal, Konsumsi, dan Kebudayaan. [Penerjemah
Nurhadi]. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
JURNAL KAJIAN BALI Vol. 09, No. 02, Oktober 2019 357
Anantawikrama Tungga Atmadja, Tuty Maryati, Nengah Bawa Atmadja Hlm. 339–358
Sadnyini, Ida Ayu. 2016. Sanksi Perkawinan Terlarang di Bali Dulu dan Kini.
Denpasar: Udayana University Press.
Schmidt, Eric dan Jared Cohen. 2014. The New Digital Age Cakrawala Baru
Negara, Bisnis, dan Hidup Kita. [Penerjemah. Selviya Hanna]. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia].
Sudharta, Tjok Rai. 1993. Manusia Hindu Dari Kandungan Sampai Perkawinan.
Denpasar: Yayasan Dharma Naradha.
Sukarsa, Made. 2009. Biaya Upacara Manusia Bali. Denpasar: Buku Arti.
Sunardi, St. 2012. Vodka dan Birahi Seorang Nabi: Esai-esai Seni dan Estetika.
Yogyakarta: Jalasutra.
Wiana, I Ketut. 2004. Makna Upacara Yajnya Dalam Agama Hindu. Surabaya:
Paramita.
358 JURNAL KAJIAN BALI Vol. 09, No. 02, Oktober 2019