You are on page 1of 20

Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 27, No.

2, Agustus 2021: 230-249

JURNAL KETAHANAN NASIONAL


Vol. 27, No. 2, Agustus 2021, Hal 230-249
DOI:http://dx.doi.org/ 10.22146/jkn.64606
ISSN:0853-9340(Print), ISSN:2527-9688(Online)
Online sejak 28 Desember 2015 di :http://jurnal.ugm.ac.id/JKN

VOLUME 27 No. 2, Agustus 2021 Halaman 230-249

Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya Terhadap


Ketahanan Pribadi Siswa

Rusnaini
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
email: rusnaini@staff.uns.ac.id

Raharjo
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
email: raharjoppkn@staff.uns.ac.id

Anis Suryaningsih
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
email: anissuryaningsih@staff.uns.ac.id

Widya Noventari
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
email: widyanoventari@staff.uns.ac.id

Dikirim;13-07-2021; Direvisi;09-09-2021; Diterima; 4-10-2021

ABSTRACT
The dynamics of social, national and state life continue to develop along with the development of phenomena,
science, and technology. Nowadays, national problems continue to appear in the form of various phenomena that can
be said to be actual, but clichéd. In the world of education, recently, for example, several viral news have appeared
in the mass media and social media about problems that can be said to be clichés, namely intolerance. However,
there are not a few other problems that occur in the world of primary and secondary education such as problems
of radicalism and bullying. These problems are considered as a violation of the values of ​​ Pancasila. Therefore, the
Ministry of Education and Culture continues to strive to prepare and implement appropriate policies to overcome
these various problems. One of the efforts made is by initiating the “Profil Pelajar Pancasila”, an ideal profile of
Indonesian students, of course according to Pancasila. The purpose of this study is to find out more about the “Profil
Pelajar Pancasila”, and what its implications are for students’ personal resilience. The method used in this study
is a qualitative method. The results of the study indicate that the profile referred to in the “Profil Pelajar Pancasila
are noble, independent, critical reasoning, creative, mutual cooperation and global diversity. The Ministry of
Education and Culture in the idea of ​​a student profile has conveyed what are the indicators of the “Profil Pelajar
Pancasila”. This profile is an indicator used to measure how the criteria for Indonesian students are in accordance
with Pancasila, which was initiated by the Ministry of Education and Culture’s Character Strengthening Center. In
his study of the “Profil Pelajar Pancasila” which contains characters that refer to Pancasila, it has implications
for students’ personal resilience, where the Pancasila Student Profile directs students to become individuals with
character in accordance with Pancasila which is summarized in a “Profil Pelajar Pancasila”.

Keywords: Intensification; Pancasila Student Profile; Personal Resilience

230
Rusnaini, Raharjo, Anis Suryaningsih, Widya Noventari -- Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya
Terhadap Ketahanan Pribadi Siswa

ABSTRAK
Dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara terus berkembang seiring berkembangnya
fenomena, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dewasa ini problematika kebangsaan terus muncul dalam wujud
berbagai fenomena yang dapat dikatakan aktual, namun klise. Di dunia pendidikan, baru-baru ini misalnya,
muncul beberapa berita viral di media massa maupun media sosial tentang problematika yang dapat dikatakan
klise, yaitu tentang intoleransi. Namun begitu, tidak sedikit pula permasalahan-permasalahan lain yang terjadi di
dunia pendidikan dasar dan menengah seperti masalah radikalisme dan perundungan. Berbagai permasalahan
ini dianggap sebagai pelanggaran terhadap nilai-nilai Pancasila. Oleh sebab itu, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan terus berupaya menyiapkan dan melaksanakan kebijakan yang tepat untuk mengatasi berbagai
problematika tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan menggagas Profil Pelajar Pancasila, sebuah
profil pelajar Indonesia yang ideal, tentu saja menurut Pancasila. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui lebih
dalam tentang apa itu Profil Pelajar Pancasila, dan bagaimana implikasinya terhadap ketahanan pribadi siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Profil
yang dimaksud dalam Profil Pelajar Pancasila ialah berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong
royong dan berkebhinnekaan global. Kemendikbud dalam gagasan profil pelajar ini sudah menyampaikan apa saja
indikator dari Profil Pelajar Pancasila. Profil ini merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur bagaimana
kriteria peserta didik Indonesia yang sesuai dengan Pancasila yang digagas oleh Pusat Penguatan Karakter
Kemendikbud. Dalam kajiannya mengenai Profil Pelajar Pancasila yang di dalamnya berisi karakter-karakter
yang merujuk pada Pancasila, memberikan implikasi terhadap ketahanan pribadi siswa, dimana Profil Pelajar
Pancasila ini mengarahkan siswa menjadi pribadi yang berkarakter sesuai dengan Pancasila yang terangkum
dalam sebuah Profil Pelajar Pancasila.

Kata Kunci: Intensifikasi; Profil Pelajar Pancasila; Ketahanan Pribadi

PENGANTAR Tegas. Link: https://www. jpnn.com/news/kasus-


Problematika yang muncul di dunia intoleransi-di-smkn-2-padang-kemendikbud-
pendidikan dewasa ini semakin kompleks dengan keluarkan-pernyataan-tegas). Tidak sedikit
berbagai implikasinya. Sebenarnya, masalah- tokoh pendidikan yang langsung merespons
masalah yang muncul dapat dikatakan sebagai secara tegas terkait dengan berita ini, bahkan,
problematika yang klasik atau klise, karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
hal-hal yang dianggap sebagai masalah itu pada secara kelembagaan menyampaikan bahwa hal
prinsipnya bukan hal yang baru, akan tetapi di ini adalah bentuk intoleransi, bahkan Menteri
era digital saat ini, dampak dari masalah tersebut Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
lebih luas karena viral melalui media massa Nadiem A. Makarim meminta agar pihak
maupun media sosial. Di dunia pendidikan, baru- terlibat diberikan sanksi tegas, seperti pemecatan
baru ini mendapat perhatian publik yang cukup (Zaking, S & Adikara, B, 2021, JawaPos.com,
luas karena adanya fenomena permasalahan 29/01/2021. Nadiem Ancam Pecat Jajaran
intoleransi. Viralnya rekaman percakapan antara SMKN 2 Padang, Kepsek: Salah Saya di Mana?,
Kepala Sekolah SMKN Padang dengan seorang Link: https://www.jawapos.com/nasional/
wali murid terkait dengan masalah seragam pendidikan/29/01/2021/nadiem-ancam-pecat-
siswi untuk memakai jilbab meskipun tidak jajaran-smkn-2-padang-kepsek-salah-saya-di-
beragama islam, menjadi trending topic dan mana/).
ramai dibahas masyarakat (Esy, 2021, jppn. Sebenarnya kasus semacam ini bukanlah
com, 23/01/2021. Kasus Intoleransi di SMKN kasus yang baru, hal ini disampaikan oleh
2 Padang, Kemendikbud Keluarkan Pernyataan Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G)

231
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 27, No. 2, Agustus 2021: 230-249

menanggapi respons dari Mendikbud terkait perbedaan pandangan yang dipengaruhi


kasus ini. Disamping mengapresiasi, Kepala oleh Agama yang dianut seseorang. Namun
Bidang Advokasi P2G, Iman Zanatul Haeri begitu, tidak sedikit pula permasalahan-
menyayangkan Nadiem A. Makarim yang permasalahan lain yang terjadi di dunia
hanya merespon kasus baru dan ramai pendidikan dasar dan menengah seperti
dibicararakan. Iman Zanatul menyampaikan masalah radikalisme dan perundungan.
“Mas Menteri tidak mengakui secara terbuka, Berbagai permasalahan ini dianggap sebagai
mengungkapkan ke publik jika fenomena pelanggaran terhadap nilai-nilai Pancasila.
intoleransi tersebut banyak dan sering terjadi Kemendikbud sebagai kementerian yang
dalam persekolahan di Tanah Air”, melalui menaungi dunia pendidikan, telah merancang
keterangan tertulis pada Ahad, 24 Januari upaya-upaya dan kebijakan-kebijakan untuk
2021. Iman melanjutkan bahwa “Kasus mengatasi problematika ini, salah satunya
intoleransi di sekolah yang dilakukan secara ialah gagasan Sekolah Penggerak yang
terstruktur bukanlah kasus baru. Dalam catatan akan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
P2G, pernah ada kasus seperti pelarangan Profil yang dimaksud ialah berakhlak mulia,
jilbab di SMAN 1 Maumere 2017 dan di SD mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong
Inpres 22 Wosi Manokwari tahun 2019. Jauh royong dan berkebhinnekaan global. Enam
sebelumnya 2014 sempat terjadi pada sekolah- hal ini disebut sebagai indikator profil pelajar
sekolah di Bali. Sedangkan kasus pemaksaan Pancasila (Kementerian Pendidikan dan
jilbab kami menduga lebih banyak lagi terjadi Kebudayaan, 2020).
di berbagai daerah di Indonesia” (Rahma, Bahwa dengan adanya Profil Pelajar
A & Wibowo, Eko Ari, 2021, Tempo.co, Pancasila ini, menurut hemat peneliti ialah
24/01/2021 Kasus Jilbab di SMKN 2 Padang, sebuah target siswa yang ideal sesuai dengan
P2G: Kasus Intoleransi Banyak Terjadi. Link: Pancasila. Namun permasalahannya ialah,
https://nasional.tempo.co/read/1426265/ apakah dunia pendidikan kita sudah mengenal
kasus-jilbab-di-smkn-2-padang-p2g-kasus- profil pelajar Pancasila ini, apakah sosialisasi
intoleransi-banyak-terjadi). sudah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan
Sejalan dengan pendapat P2G, Prof. dan Kebudayaan, utamanya di lapangan atau
Anita Lie dalam kolom opini di media cetak dalam hal ini di tingkat satuan pendidikan
Kompas, memaparkan opininya bahwa terkait / sekolah. Tujuan utama penelitian ini ialah
permasalahan intoleransi, masalah yang lain untuk mengetahui lebih dalam (intensifikasi)
juga muncul seperti kabar tentang kasus terkait dengan Profil Pelajar Pancasila itu
guru SMAN 58 Ciracas, Jakarta Timur yang sendiri. Kemudian bagaimana dampak atau
melakukan intervensi dalam pemilihan ketua implikasi yang dihasilkan dari Profil Pelajar
OSIS, demikian pula yang terjadi di SMAN 6 Pancasila ini, utamanya implikasinya terhadap
Depok yang sempat viral di media sosial perihal ketahanan pribadi siswa. Intensifikasi sendiri,
yang sama yaitu masalah pemilihan ketua di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
OSIS (Lie. 2021). Profil Pelajar Pancasila dan Daring yang dapat diakses di https://kbbi.
Konsolidasi di Sekolah. Kompas, edisi Jumat, kemdikbud.go.id/entri/intensifikasi, memiliki
29 Januari 2021). Kesemua permasalahan pemaknaan “perihal meningkatkan kegiatan
ini ialah tentang intoleransi, karena adanya yang lebih hebat; pengintensifan”. Sehingga

232
Rusnaini, Raharjo, Anis Suryaningsih, Widya Noventari -- Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya
Terhadap Ketahanan Pribadi Siswa

peneliti menggunakan kata intensifikasi pelajar Pancasila. Selanjutnya, pada tahun


dengan maksud untuk mendalami terkait 2020, dilakukan penelitian tentang Konstruksi
dengan suatu kajian dan di dalamnya terdapat Pengembangan Materi Pembelajaran PPKn
ide-ide, kritik, dan ulasan terkait suatu kajian Kajian Bhinneka Tunggal Ika Berbasis Isu
atau kebijakan tersebut. Adapun kajian Aktual yang memaparkan tentang bagaimana
yang dimaksud peneliti dalam hal ini ialah cara melakukan konstruksi dan pengembangan
mengenai Profil Pelajar Pancasila. materi dan juga membahas tentang indikator-
Ketertarikan peneliti terhadap bidang indikator Kajian Bhinneka Tunggal Ika (Riset
kajian dalam penelitian ini, tidak terlepas Grup Filsafat Politik Kewarganegaraan,
dari bidang kajian yang pernah dilakukan 2020). Penelitian ini mendasari bagaimana
oleh peneliti dan tim sebelumnya. Pada nantinya penelti melakukan konstruksi tentang
tahun 2018, penelitian tentang karakterisasi intensifikasi Profil Pelajar Pancasila.
kewarganegaraan dalam perspektif sejarah Terkait dengan Profil Pelajar Pancasila
dan hukum. Di mana di dalam penelitian itu sendiri, Kementerian Pendidikan dan
ini dijelaskan bahwa karakterisasi warga Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat
negara Indonesia pada prinsipnya dapat Penguatan Karakter (Puspeka) terus berupaya
dianalisis dalam perspektif sejarah dan hukum untuk mencetak penerus bangsa yang sesuai
dalam konteks sebagai kewarganegaraan dengan Profil Pelajar Pancasila. Mendikbud
dalam arti praktik dan dalam arti status Nadiem Anwar Makarim telah menetapkan
(legal hukum) (Riset Grup Filsafat Politik enam indikator profil Pelajar Pancasila.
Kewarganegaraan, 2018). Penelitin ini sebagai Keenam indikator tersebut ialah berakhlak
kajian pendukung terkait dengan anailsis mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif,
yang akan penelti lakukan terhadap butir- bergotong royong dan berkebhinekaan global.
butir indikator Profil Pelajar Pancasila dari Keenam indikator ini tidak lepas dari Peta
sisi kesesuaiannya dengan karakterisasi Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035, yang
kewarganegaraan Indonesia. Kemudian disebabkan oleh perubahan teknologi, sosial,
pada tahun 2019, dilakukan penelitian dan lingkungan sedang terjadi secara global
tentang Strategi Peningkatan Capaian (Kearney, 2020: 3). Atas dasar berbagai macam
pembelajaran Mata kuliah Umum Pendidikan fenomena di dunia pendidikan yang terjadi di
Kewarganegaraan melalui Pengembangan Indonesia, baik itu masalah-masalah klasik
Desain Instruksional Berorientasi KKNI, maupun permasalahan modern. Permasalahan
yang mana penelitian ini memaparkan bahwa klasik yang terjadi ialah masalah-masalah
desain instruksional yang di dalamnya terdapat sosial seperti intoleransi di dunia pendidikan.
indikator perlu diuji kesesuaiannya dengan Hal ini dianggap sebagai ancaman, utamanya
tujuan kurikulum terbaru yang berlaku ancaman terhadap ideologi bangsa yaitu
(Riset Grup Pembelajaran Pendidikan Pancasila. Maraknya persoalan-persoalan
Kewarganegaraan, 2019). Penelitian ini sosial klasik seperti konflik-konflik sosial
menjadi dasar ilmiah peneliti dalam bagaimana berbasis ras dan agama, pelanggaran HAM,
strategi pencapaian kompetensi terhadap dan ancaman radikalisme yang telah banyak
rencana penelitian yang akan peneliti lakukan memakan korban jiwa (Setyowati, A, 2019).
terkait dengan indikator ketercapaian profil Dalam hal radikalisme misalnya, beberapa

233
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 27, No. 2, Agustus 2021: 230-249

penelitian dan lembaga survai seperti Setara mendatang. Kebanyakan pekerjaan akan
Instititute mencatat bahwa sebagian besar mengalami perubahan dalam keterampilan
masyarakat di berbagai wilayah Indonesia ( Wo r l d E c o n o m i c F o r u m , 2 0 2 0 : 6 ) .
bersikap intoleran terhadap perbedaan. Data tersebut didukung dengan adanya
Mirisnya, penelitian-penelitian yang dilakukan perubahan “perilaku digital” yang sangat
sejumlah lembaga seperti Badan Nasional pesat di masyarakat Indonesia. Menurut
Penanggulangan Terorisme (BNPT, 2020), APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
the Wahid Institute (2019), Center for the Indonesia), pada tahun 2016 jumlah pengguna
Study of Religion and Culture (CSRC, 2019), internet di Indonesia mencapai 132,7 juta
dan the Habibie Center (2019) menemukan jiwa, pada tahun 2017 meningkat 143,26 juta
bahwa beberapa sekolah dan perguruan tinggi jiwa, dan di tahun 2018 mencapai 171,17 dari
negeri di Indonesia terpapar paham intoleran total populasi penduduk Indonesia 264,16 juta
dan radikal yang berpotensi mengancam orang (APJII, 2019). Penetrasi penggunaan
keutuhan bangsa. Kelompok muda menjadi internet sangat tinggi, namun bertolak
target penyebaran paham tersebut karena bagi belakang dengan perkembangan indeks
mereka kelompok muda adalah ‘investasi’ pembangunan manusia. Data angka indeks
untuk melanggengkan ideologi anti Pancasila. pembangunan manusia (IPM) dari United
Fenomenanya, generasi-generasi kita dianalisis Nations Development Programme (UNDP)
rentan dalam mengadopsi ideologi intoleran, 2016, dimana Indonesia hanya meraih 0,689
hasil studi juga menegaskan bahwa tidak dan berada di peringkat ke-113 dari 188 negara
hanya menginfiltrasi kaum muda, paham- (UNDP, 2016). Begitu pula UNESCO dalam
paham radikal juga ditengarai mulai menyusup Global Education Monitoring (GEM) Report
ke badan-badan pemerintahan yang strategis 2016, menempatkan pendidikan di Indonesia
(Sugiarto, 2020: 209-226). Hasil penelitian ini berada peringkat ke-10 dari 14 negara
mendukung hasil penelitian sebelumnya yang berkembang. Dalam perkembangannya, pada
dilakukan oleh W Khozim, tentang potensi tahun 2017, Berdasarkan Education Index
radikal agama di perguruan tinggi (Khozim, yang dikeluarkan oleh Human Development
W., 2013: 289-304). Reports, pada 2017, Indonesia ada di posisi
Selain permasalahan klasik tersebut, ketujuh di ASEAN dengan skor 0,622
dewasa ini, di dunia pendidikan Indonesia (tirto.co.id, 2019). Hal ini dianalisis karena
telah berkembang problematika modern, pemanfaatan internet yang cenderung belum
seiring dengan perkembangan teknologi maksimal. Konten yang diakses para pelajar
informasi dan komunikasi. Dewasa ini, masih jauh dari dunia pendidikan, dibuktikan
para pelajar dianggap kurang peka dan oleh data APJII bahwa perilaku masyarakat
kurang terampil dalam pemecahan masalah dalam penggunaan internet berdasarkan
sosial, padahal, Kemendikbud mengutip konten yang diakses didominasi oleh akses
World Economic Forum memaparkan data konten video sebesar 45,3%, bermain game
bahwa bahwa kemampuan memecahkan 17,1%, dan mendengarkan musik 13,3%
masalah, sosial, proses, dan sistem adalah (APJII, 2019).
keterampilan yang akan paling dicari sebagai Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi
keterampilan inti di tempat kerja pada masa informasi merupakan lokomotif yang dahsyat

234
Rusnaini, Raharjo, Anis Suryaningsih, Widya Noventari -- Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya
Terhadap Ketahanan Pribadi Siswa

dalam mendorong transformasi sosial di mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yaitu


seluruh dunia dalam beberapa dasawarsa pelajar yang berakhlak mulia, mandiri,
terakhir. Kebanyakan dari proses perubahan bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan
ini didasarkan kepada produksi informasi. berkebhinnekaan global.
Freddy K. Kalidjernih memaparkan bahwa Keenam indikator ini dirumuskan
teknologi informasi memainkan peran dalam rangka untuk membentuk SDM yang
penting dalam perubahan sosial termasuk unggul, pelajar sepanjang hayat yang memiliki
pendidikan kewarganegaraan. Kalidjernih kompetensi global dan berperilaku sesuai
memaparkan bahwa pendidikan pada dengan nilai-nilai Pancasila. Permasalahannya
umumnya dan pendidikan kewarganegaraan ialah substansi dari keenam indikator ini
pada khususnya dihadapkan kepada implikasi- perlu dikaji lebih jauh untuk diketahui lebih
implikasi perubahan ini, khususnya dalam dalam dan lebih luas bagaimana tujuan
hubungannya dengan kehidupan yang dan maksudnya. Oleh sebab itu, peneliti
semakin mengglobal yang telah membentuk sangat tertarik untuk melakukan penelitian
dan mempertajam kultur-kultur pengajaran terkait dengan Pelajar Pancasila dan akan
(teaching) dan pembelajaran (learning) melakukan penelitian mendasar terkait dengan
(Kalidjernih, 2011: 67). Selaras dengan implikasinya dengan ketahanan pribadi. Hal
pandangan ini, Kemendikbud merespons ini dikarenakan kajian sosial kebangsaan pada
problematika modern ini dengan menggagas akhirnya ialah ingin mencapai ketahanan
program sekolah penggerak dengan tujuan nasional dan global. Hal ini dibuktikan oleh

Gambar 1
Enam Indikator Profil Pelajar Pancasila Versi Sekolah Penggerak

Sumber: Kemendikbud, 2020

235
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 27, No. 2, Agustus 2021: 230-249

penelitian yang dilakukan oleh Raharjo, dkk penggunaan teknik dan alat pengumpulan data
yang menyatakan bahwa penguatan civic yang tepat memungkinkan diperolehnya data
literacy berimplikasi pada ketahanan pribadi yang objektif. Creswell (2016) menjelaskan
warga negara muda (Raharjo, dkk,. 2017: metode pengumpulan data merupakan bagian
175-198). Kemudian Penelitian Ade Nur dari instrumen pengumpulan data yang
Rohim yang memaparkan hasil penelitian menentukan berhasil atau tidaknya suatu
mengenai nilai dasar bela negara yang relevan penelitian. Peneliti melakukan wawancara,
dan dapat membangun ketahanan pribadi Focuss Group Discussion (FGD), studi
(Rohim, Ade Nur, 2020: 293-307) dan Joniel dokumen, observasi, dan studi literatur serta
Hendrik Salouw, dkk yang memaparkan penelusaran data online dalam penelitian
hasil penelitiannya bahwa peran guru dalam ini. Validasi data sangat diperlukan dalam
meningkatkan karakter disiplin siswa dapat penelitian. Validasi merupakan ukuran yang
membentuk ketahanan pribadi siswa (Salouw, menunjukkan tingkat kesahihan instrumen
J. H, dkk, 2020: 380-398). Ke semua kajian penelitian. Validasi dalam penelitian
tersebut tidak lepas dari kajian Pancasila, menggunakan triangulasi data sebagai teknik
dalam konteks Profil Pelajar Pancasila, pemeriksaan keabsahan data melalui sumber
maka peneliti mengkaji pada implikasinya lain. Triangulasi merupakan suatu metode
terhadap ketahanan pribadi siswa. Dengan untuk mengatasi masalah sebagai akibat dari
demikian terlihat ketertarikan peneliti untuk kajian yang hanya mengandalkan suatu teori,
membedah dan membahas mengenai kajian data, atau satu metode penelitian saja. Metode
Profil Pelajar Pancasila dengan rumusan ini digunakan peneliti untuk mendapatkan dan
masalah yang diangkat yaitu bagaimana menganalis data terkait dengan intensifikasi
intensifikasi profil pelajar Pancasila pada Profil Pelajar Pancasila dan implikasinya
dunia pendidikan?; dan bagaimana implikasi terhadap ketahanan pribadi siswa.
Profil Pelajar Pancasila terhadap ketahanan
pribadi siswa di lapangan?. Lokasi penelitian PEMBAHASAN
ini dilakukan di Pusat Penguatan Karakter Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila
(Puspeka) Kemdikbud Jakarta dan salah Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan
satu sekolah penggerak yang dibina dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
melakukan kerjasama dengan Puspeka yaitu (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
SD Muhammadiyah 1 Muntilan dengan fokus Riset, dan Teknologi) sebagaimana tertuang
penelitian intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan
dan implikasinya terhadap ketahanan pribadi dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020
siswa. Adapun metode penelitian yang peneliti tentang Rencana Strategis Kementerian
gunakan ialah metode penelitian kualitatif. Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-
Tujuan utama dari suatu penelitian yaitu 2024, bahwa “Pelajar Pancasila adalah
untuk memperoleh data. Dalam penelitian perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar
selain dibutuhkan metode yang tepat, perlu sepanjang hayat yang memiliki kompetensi
juga memilih teknik dan pengumpulan data global dan berperilaku sesuai dengan nilai-
yang relevan agar hasil dari penelitiannya nilai Pancasila, dengan enam ciri utama:
objektif. Zuriah (2009) menyatakan bahwa beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,

236
Rusnaini, Raharjo, Anis Suryaningsih, Widya Noventari -- Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya
Terhadap Ketahanan Pribadi Siswa

dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, Jika diperhatikan lebih detail, ada
bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, perbedaan pada salah satu indikator Profil
dan kreatif”. Pelajar Pancasila yang dirilis website https://
Gagasan terkait dengan Profil Pelajar sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/ (versi
Pancasila ini dapat ditelusuri secara Sekolah Penggerak Kemdikbud yang terdapat
lengkap dalam website Pusat Penguatan pada gambar 1) dengan website https://
Karakter Kemendikbud di link berikut: cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/?page_
https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/. id=2817 (versi Pusat Penguatan Karakter di
Bahkan, secara infografik dibuat sangat atas). Namun begitu, perbedaan ini bukanlah
menarik oleh Puspeka terkait dengan deskripsi sesuatu yang kontra, melainkan komplementer.
Profil Pelajar Pancasila itu sendiri. Lebih Pada website Pusat Penguatan Karakter tertera
spesifiknya, infografik Profil Pelajar Pancasila infografis Profil Pelajar Pancasila yang lebih
dapat diakses pada website berikut: https:// lengkap yaitu beriman, bertakwa kepada
cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/?page_ Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
id=2817. Adapun infografisnya gambar 2. pada indikator Profil Pelajar Pancasila versi

Gambar 2
Profil Pelajar Pancasila beserta 6 Indikatornya (Versi Puspeka)

Sumber: https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/?page_id=2817, 2020

237
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 27, No. 2, Agustus 2021: 230-249

website sekolah penggerak ialah berakhlak ajaran agama dan kepercayaannya serta
mulia. Selain indikator tersebut, lainnya menerapkannya dalam kehidupan sehari-
sama, yaitu mandiri, bernalar kritis, kreatif, hari. Adapun beberapa elemennya ialah:
bergotong royong dan berkebhinekaan global. akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak
Selanjutnya, penjelasan masing-masing kepada manusia, akhlak kepada alam, akhlak
indikator Profil Pelajar Pancasila tersebut juga bernegara.
tersedia dalam infografis gambar 3 Indikator kedua menggambarkan
Indikator pertama menjelaskan bahwa tentang kebhinakaan global, di mana yang
pelajar Indonesia yang berakhlak mulia, dimaksudkan ialah bahwa Pelajar Indonesia
maksudnya ialah bahwa akhlak mulia mempertahankan budaya luhur, lokalitas,
dalam hubungan dengan Tuhan Yang Maha dan identitasnya, dan tetap memiliki pikiran
Esa, manusia Indonesia perlu memahami terbuka dalam berinteraksi dengan budaya

Gambar 3
Indikator Pertama Profil Pelajar Pancasila

Sumber: https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/?page_id=2817, 2020

Gambar 4.
Indikator Kedua Profil Pelajar Pancasila

Sumber: https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/?page_id=2817, 2020

238
Rusnaini, Raharjo, Anis Suryaningsih, Widya Noventari -- Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya
Terhadap Ketahanan Pribadi Siswa

Gambar 5
Indikator Ketiga Profil Pelajar Pancasila

Sumber: https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/?page_id=2817, 2020

Gambar 6
Indikator Keempat Profil Pelajar Pancasila

Sumber: https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/?page_id=2817, 2020

lain, sehingga menumbuhkan rasa saling yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah
menghargai dam kemungkinan terbentuknya dan ringan. Elemen kunci dalam Profil Pelajar
budaya baru yang positif dan tidak bertentangan Pancasila dengan indikator gotong royong
dengan budaya luhur bangsa. Adapun elemen ialah melakukan kolaborasi atau kerjasama
kunci dalam indikator berkebhinekaan global antar pelajar, kerjasama dalam bidang-bidang
ialah mengenal dan menghargai budaya, yang positif dalam konteks saling membantu
kemampuan komunikasi interkultural dan saling menolong sesama, kemudian
dalam berinteraksi dengan sesama, refleksi kepedulian yang merupakan sebuah sikap
dan tanggungjawab terhadap pengalaman penting yang perlu dimiliki untuk dapat
kebhinekaan. menggerakkan perilaku gotong royong, dan
Indikator ketiga terkait dengan Profil yang terakhir ialah berbagi, sikap dimana perlu
Pelajar Pancasila yaitu Gotong Royong. adanya latihan karena berbagi merupakan
Dalam hal ini dijelaskan bahwa gotong sikap mulia yang dapat mewujudkan indikator
royong yang dimaksud ialah Pelajar Indonesia gotong royong dalam Profil Pelajar Pancasila
memiliki kemampuan gotong royong, yaitu ini.
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara Indikator keempat yaitu mandiri, yang
bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan dimaksud mandiri dalam Profil pelajar

239
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 27, No. 2, Agustus 2021: 230-249

Pancasila ini ialah Pelajar Indonesia yang informasi, mengevaluasi dan kemudian
bertanggung jawab atas sebuah proses dan menyimpulkannya. adapun elemen kuncinya
juga hasil belajarnya. Adapun elemen kunci yaitu memperoleh dan memproses informasi
profil mandiri ini ialah adanya kesadaran akan dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi
diri dan situasi yang dihadapi, dan regulasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses
diri. berpikir, serta mengambil keputusan.
Indikator yang kelima dari Profil Yang terakhir, indikator keenam dari
Pelajar Pancasila ini ialah bernalar kritis. Profil Pelajar Pancasila ialah kreatif. Kreatif
Bernal kritis yang dimaksud dalam hal ini yang dimaksud dalam Profil Pelajar Pancasila
ialah pelajar yang mampu secara objektif ini ialah pelajar yang mampu memodifikasi
memproses informasi baik kualitatif dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
maupun kuantitatif, membangun keterkaitan bermakna, bermanfaat, dan berdampak,
antara berbagai informasi, menganalisis dengan elemen kuncinya yaitu menghasilkan

Gambar 7
Indikator Kelima Profil Pelajar Pancasila

Sumber: https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/?page_id=2817, 2020

Gambar 8
Indikator Keenam Profil Pelajar Pancasila

Sumber: https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/?page_id=2817, 2020

240
Rusnaini, Raharjo, Anis Suryaningsih, Widya Noventari -- Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya
Terhadap Ketahanan Pribadi Siswa

gagasan yang orisinal dan menhasilkan karya memaparkan tentang relevansi Pancasila di
dan tindakan yang orisinal pula. Orisinalitas masa kini. Beliau memaparkan bahwa:
dalam indikator kreatif ini sangat penting “Dalam melaksanakan tugas, Pusat
dimana perilaku duplikasi atau menirukan Penguatan Karakter atau yang biasa
orang lain tanpa disertai sikap bertanggung disebut Puspeka mendapat apresiasi
jawab dalam kehidupan sehari-hari dapat baik langsung atau tidak langsung dari
menjadi sebuah perilaku-perilaku yang negatif beberapa pihak, terkait program yang
telah dilaksanakan. Namun sesungguhnya
dan bahkan merugikan, misalnya mengakui capaian tersebut merupakan buah dari
karya orang lain sebagai karyanya sendiri. arahan pimpinan, kolaborasi, dan sinergitas
Keenam indikator Profil Pelajar dengan berbagai pihak, baik di internal
Pancasila ini sangat ideal bagi bangsa maupun eksternal Kemendikbud, termasuk
pemerintah daerah dan organisasi mitra.
Indonesia. Sesuai dengan rujukannya yaitu
Khususdi internal Puspeka, kami berupaya
ideologi Pancasila, maka tidak mengherankan membangun suasana lingkungan kerja
isinya-pun sangat ideal. Pertanyaan kritisnya yang siap bekerja dengan keras, cerdas,
ialah, bagaimana kondisi di lapangan terkait cermat, tuntas, ikhlas, dan mengedepankan
dengan Profil Pelajar Pancasila ini?. kebersamaan” (Puspeka, 2020: 16).
Pusat Penguatan Karakter (Puspeka)
Pada dasarnya, capaian pelaksanakan
telah merangkum proses dari usaha untuk
program Puspeka terhimpun dari 4 (empat)
mewujudkan Indikator Profil Pelajar Pancasila
kelompok kerja, yaitu kajian dan produksi
ini dalam sebuah buku dengan judul “Capaian
konten, penyebarluasan konten, pemantauan
Satu Tahun Kolaborasi Dengan Tokoh
dan evaluasi, serta pendukungan dan
Penggerak dalam Mewujudkan Profil Pelajar
administratif. Dari situlah lahir berbagai
Pancasila”. Buku ini merangkum bagaimana
program yang menurut pihak lain inovatif
para tokoh penggerak “membumikan” Profil
dan mengacu pada arahan dan kebijakan
Pelajar Pancasila di satuan pendidikan atau
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, salah
di sekolah-sekolah di Indonesia. Dalam
satu di antaranya bagaimana memanfaatkan
dokumen buku ini, dijelaskan mengenai
perkembangan dan kemajuan teknologi
capaian-capaian yang telah dilakukan dalam
informasi dan komunikasi (Puspeka, 2020:
rangka mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
16).
Hal ini dirangkum dalam beberapa sub bab
Kondisi di lapangan terkait dengan
pembahasan, seperti “Menjadi Milenial yang
usaha mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
Pancasilais”, “Seru Belajar Kebiasaan Baru”,
di dunia pendidikan sudah dilakukan dengan
“Tetap Produktif di Masa Penuh Tantangan”,
berbagai macam cara dan inovasi oleh Puspeka
“Menguatkan Literasi Memajukan Bangsa”,
dan menggandeng tokoh penggerak dari
“Pahlawan Masa Kini”, dan “Anti Kekerasan
seluruh Indonesia dan berasal dari berbagai
Berbasis Gender”.
daerah dan berbagai macam latar pendidikan.
Penjelasan capaian satu tahun
Puspeka berupaya mewujudkan generasi muda
kolaborasi dengan tokoh penggerak untuk
yang cerdas berkarakter melalui kampanye
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila ini
komunikasi publik pada berbagai media,
diawali dengan penngantar dari Kepala Pusat
meliputi media sosial, media cetak, Iklan
Penguatan Karakter Bapak Hendrarman yang
Layanan Masyarakat (ILM), film pendek,

241
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 27, No. 2, Agustus 2021: 230-249

sinetron, festival/mega events, pergelaran jarak jauh. Menurut Eko, “paling tidak aplikasi
musik, pameran, sayembara, kunjungan ini merupakan langkah awal untuk menuju
museum virtual, kemah karakter, dan lain- pembelajaran abad 21 yang bergeser dari
lain (Puspeka, 2020: 17). Kesemuanya ini metode tatap muka ke digital” (Puspeka, 2020:
dilakukan dengan sistem kerja yang terarah dan 32). Eko adalah salah satu contoh di lapangan
terstruktur disertai dengan pendokumentasian yang menunjukkan sikap-sikap uletnya,
dan evaluasi. mandiri, berpikir kritis, dan kreatif. Hal-hal
Salah satu target yang hendak dicapai seperti ini juga dilakukan oleh tokoh-tokoh
dari mewujudkan Profil Pelajar Pancasila penggerak dalam dunia pendidikan. Beberapa
ini, ialah membentuk generasi milenial yang tokoh peneliti rangkum dalam sebuah tabel
Pancasilais. Milenial atau sering disebut yang menunjukkan sebuah pesan inspiratifnya
Generasi Y, adalah mereka yang kini berada kaitannya dengan kolaborasi mewujudkan
pada rentang usia sekitar 20 hingga 40 tahun. Profil Pelajar Pancasila yang dirangkum dalam
Dengan kata lain, hanya kelahiran 1980 sampai tabel 1.
1990 atau 2000-an awal yang masuk angkatan Beberapa tokoh yang dikutip di dalam
generasi milenial atau istilah kerennya disebut tabel di atas memberikan penjelasan secara
generasi ‘zaman now”. Lantas, benarkah implisit dalam sebuah pesan inspiratif dalam
milenial tidak memiliki masalah sekompleks rangka kolaborasi mewujudkan Profil Pelajar
generasi sebelumnya, dikarenakan generasi ini Pancasila. Para tokoh penggerak mengajak
tumbuh dengan dukungan kemajuan teknologi semua civitas akademika di bidang pendidikan
digital, sehingga segala pekerjaannya bisa untuk bergerak dan menyadari bahwa perlunya
dilakukan serba cepat?. Atau jangan-jangan, kolaborasi bersama untuk bersama-sama
mereka justru memiliki problematika yang mewujudkan indikator Profil Pelajar Pancasila
lebih besar, terutama saat mengenali jati ini dengan asumsi bahwa pendidikan untuk
dirinya sebagai manusia Indonesia seutuhnya semua, artinya semua anak Indonesia mestinya
(Puspeka, 2020: 23). Di tengah keresahan mengenyam pendidikan, dan sebagai lembaga
tersebut, hal-hal positif terus dilakukan formal satuan pendidikan merupakan salah
Puspeka dengan menggandeng tokoh-tokoh satu jaminan untuk mengenalkan apa itu dan
milenial untuk berkolaborasi mewujudkan bagaimana Profil Pelajar Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila. Pada prinsipnya, penguatan karakter
Kondisi lapangan yang terjadi terkait Pancasila yang dilakukan melalui perwujudan
dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila Profil Pelajar Pancasila ini merupakan sebuah
ini dijelaskan oleh Puspeka seperti keadaan gagasan estafet dari masa ke masa. Hal ini
dalam masa pandemi Covid-19, kabar baik dilatarbelakangi oleh keresahan banyak
tersiar dari ujung barat Indonesia. Eko Wahyu pihak terkait dengan kondisi kebangsaan
Jamaluddin, seorang Guru PPKn di Aceh Besar manusia Indonesia. Peneliti menganalisis
berhasil menciptakan media pembelajaran bahwa setiap generasi pada masanya selalu
jarak jauh yang mumpuni berbasis teknologi ada yang memikirkan dan bergerak untuk
digital. Eko menginisiasi aplikasi pembelajaran melakukan aksi terkait dengan penguatan
bertajuk konstitusiku yang dapat digunakan nilai-nilai Pancasila. Hal ini dikarenakan
para siswa selama mengikuti pembelajaran menjadi manusia Pancasila pada prinsipnya

242
Rusnaini, Raharjo, Anis Suryaningsih, Widya Noventari -- Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya
Terhadap Ketahanan Pribadi Siswa

Tabel 1
Petikan Inspiratif Tokoh Penggerak Profil Pelajar Pancasila
Nama Tokoh Posisi / Aktif Sebagai Petikan Inspiratif
Hilman Farid Direktur Jenderal Kebudayaan “Kenali sejarah (bangsa)mu, kenali kekuatanmu, Sebab dengan modal
Kemendikbud RI itulah kita bisa melakukan hal-hal luar biasa baik sekarang maupun di
masa depan”
Iwan Syahril D i r e k t u r J e n d e r a l G u r u “Luar biasa memang tantangan kita di masa pandemi ini. Janganlah patah
dan Tenaga Kependidikan hati, terus belajar dan berbagi untuk mencari solusi”
Kemendikbud RI
Najelaa Shihab Tokoh Pemerhati Pendidikan “Budaya sekolah yang melebur dengan nilai-nilai Pancasila akan membuat
Pancasila terus hidup dan berkesan di dalam diri siswa. Keragaman bangsa
harus diapresiasi dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari”
Risa Santoso Rektor Institut Teknologi dan “Kolaborasi menjadi hal yang paling kuat, jika dibandingkan dengan
Bisnis Asia Malang (kemampuan) berpikir kritis, serta berkomunikasi”.
Atalia Paratya Bunda PAUD Provinsi Jawa “Cinta itu akan tetap ada karena selalu dipupuk dan dirawat. Termasuk
Kamil Barat cinta kepada bangsa dan negara. Karena itu, pupuklah sedini mungkin
hingga akarnya kuat dan tak mudah tergoyahkan”
Safhira Alfarisi Founder Xchange Hamada dan “Agama merupakan pondasi utama yang membentuk kepribadian diri.
Yayasan Beasiswa 10.000 Sebab pada dasarnya, seluruh agama mengajarkan kebaikan”
Sumber: Puspeka, 2020: 34-35

merupakan cita-cita luhur yang harus terus Monodualis raga-jiwa itu susunan
berusaha diwujudkan sampai kapanpun. atau senyawa kodrat namanya. Monodualis
Ide atau gagasan manusia Indonesia yang individu-sosial itu sifat kodrat namanya.
seusai Pancasila dimulai sejak Pancasila itu Adapun monodualis makhluk tuhan-pribadi
sendiri disepakati oleh para pendiri bangsa mandiri itu kedudukan kodrat di hadapan
sebagai dasar falsafah negara. Manusia Tuhan namanya. Raga memiliki tiga anasir:
Pancasila tidak dapat lepas dari hakikat anorganis, vegetatip, dan animal. Sedangkan
manusia itu sendiri, seperti yang dijelaskan Jiwa memiliki tridaya jiwa: pikir, perasaan,
oleh Wreksosuhardjo (2007: 48-49) bahwa kehendak (cipta, rasa, karsa). Karena
dalam kajian hakikat manusia, manusia raganya, manusia memiliki nafsu-nafsu
yang dimaksud di sini ialah manusia yang badaniah, seperti: nafsu makan, dan minum,
seutuhnya. Jadi bukan pemahaman terhadap nafsu seksual. Karena jiwanya, manusia
manusia secara segmental, seperti animal memiliki nafsu-nafsu rohaniah, seperti:
rasional, homo faber, homo ekonomikus, nafsu menguasai, nafsu ingin memiliki,
zoon politicon, dan sebagainya. Menurut nafsu ingin menang sendiri, dan sebagainya
pandangan yang utuh ini, pada hakikatnya (Wreksosuhardjo, 2007: 48-49). Secara
manusia itu ialah monopluralisme (kesarwa- sederhana, penjelasannya ialah bahwa Hakikat
tunggalan) dari keseluruhan unsur-unsurnya abstrak (=hakikat pribadi) manusia Pancasila,
yang berpasang-pasangan monodualis raga- digambarkan dalam bagan gambar 1.
jiwa, monodualis individu-sosial, kedudukan Penjelasan di atas menguatkan analisis
monodualis makhluk tuhan-pribadi mandiri, peneliti bahwa pada prinsipnya, gagasan
yang kesemua unsur tersebut bersatu secara terkait dengan mewujudkan manusia
organis, harmonis dan dinamis (Notonagoro, Indonesia yang ideal sesuai dengan Pancasila
dalam Wreksosuhardjo, S, 2007). merupakan gagasan yang tidak lekang oleh

243
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 27, No. 2, Agustus 2021: 230-249

Gambar 9
Hakikat Pribadi Manusia
Gambar 9 Pancasila
Hakikat Pribadi Manusia Pancasila

Makhluk TUHAN
Anorganis Cipta

Raga Jiwa
Vegetatip Rasa

Individu Sosial
Animal Karsa

Pribadi Mandiri

Sumber: Wreksosuhardjo, 2007: 49


Sumber: Wreksosuhardjo, 2007: 49
waktu. Hanya Penjelasan
saja, setiapdi generasi punya analisis
atas menguatkan dari segala
penelitiupaya
bahwa peningkatan
pada prinsipnya, kualitas
caranyagagasan
sendiri. Hal dengan
terkait yang lebih pentingmanusia
mewujudkan pendidikan
Indonesianasional yang
yang ideal perludengan
sesuai dihidupkan
dari masing-masing gagasan itu, menurut dan menjadi bagian dari budaya satuan
Pancasila merupakan gagasan yang tidak lekang oleh waktu. Hanya saja, setiap
hemat peneliti ialah bagaimana action atau pendidikan, termasuk dalam menjawab
generasi punya caranya sendiri.
implementasi dari setiap gagasan tersebut. Ide Hal yang lebih penting
tantangan urgensidari masing-masingProfil
dirumuskannya
atau gagasan harus
gagasan itu,terus dijagahemat
menurut bahkanpeneliti
diasah ialahPelajar Pancasila,
bagaimana yaitu
action atauterjaganya nilai luhur
implementasi
untuk lebih
dari cemerlang,
setiap gagasan namun implementasi
tersebut. dan moral
Ide atau gagasan harus bangsa, kesiapan
terus dijaga bahkanuntuk menjadi
diasah
dari ide dan gagasan itu lebih utama untuk warga dunia, perwujudan keadilan sosial, serta
untuk lebih cemerlang, namun implementasi dari ide dan gagasan itu lebih utama
menentukan evaluasi dan langkah selanjutnya. tercapaianya kompetensi Abad 21. Di jiwa
untuk menentukan evaluasi
Saat ini program penguatan karakter yang dan langkah selanjutnya.
dan perilaku Saat ini program
sehari-hari penguatan
di dalam komunitas
dilakukan dan untuk
karakter yang kita dukung
dilakukan danbersama maupunbersama
untuk kita dukung profesi, ialah
kita harus
sebuahmemiliki
cita-cita profil
ialah sebuah
untuk cita-cita
mewujudkan untukgenerasi
mewujudkan pelajar Pancasila.
manusia Pancasila PelajarProfil
yang bertajuk yang Pelajar
dimaksud di
generasi manusia Pancasila yang bertajuk sini adalah SDM unggul yang merupakan
Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila. pelajar sepanjang hayat yang memiliki
kompetensi global dan berperilaku sesuai
Implikasi Profil Pelajar Pancasila Terhadap nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila tidak
Ketahanan Pribadi sekadar untuk dipahami, tetapi yang sangat
Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) penting dan bermanfaat ialah bagaimana
memaparkan bahwa pada dasarnya, nilai-nilai mempraktekkan dalam kehidupan sehari-
Pancasila sangat relevan untuk diterapkan hari baik di keluarga, masyarakat, satuan
oleh generasi muda kita dalam menghadapi pendidikan, maupun tempat kita bekerja dan
perkembangan zaman. Sehingga Profil berusaha (Puspeka, 2020: 18-19).
Pelajar Pancasila yang merupakan salah satu Implementasi Profil Pelajar Pancasila di
kebijakan Kemendikbud menjadi kompas lapangan dilakukan oleh Titik Nur Istiqomah,

244
Rusnaini, Raharjo, Anis Suryaningsih, Widya Noventari -- Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya
Terhadap Ketahanan Pribadi Siswa

Guru SD Muhammadiyah 1 Muntilan, yang milenial dan generasi-generasi selanjutnya


melakukan strategi intensifikasi Profil Pelajar harus sadar bahwa nilai-nilai Pancasila yang
Pancasila berupa kegiatan yang bertajuk “Seru ditanam, seperti ketuhanan, kemanusiaan,
Belajar Kebiasaan Baru”. Hasil penelitian persatuan, gotong royong, musyawarah
menunjukkan ada 3 kategori yang digunakan untuk mufakat, keadilan sosial, patriotisme,
guru dalam menanamkan seru belajar hal- nasionalisme, menghormati perbedaan bukan
hal baru yaitu memberikan tantangan dari hanya untuk dihafal, namun terlebih dan
konvensional menjadi digital, adaptif terhadap paling penting adalah untuk diterapkan pada
perubahan, dan bahagia melangkah bersama. diri sendiri dan menebarkannya kepada
Ketiga kategori ini telah dilakukan oleh Titik generasi lainnya yang sama-sama berperan
Nur Istiqomah, Guru SD Muhammadiyah penting dalam menciptakan Indonesia yang
1 Muntilan, yang juga tergabung dalam damai, aman dan tentram. Generasi milenial
Komunitas Guru Belajar Kabupaten Magelang, dan generas-generasi selanjutnya harus
yaitu dengan melakukan pemetaan profil maju ke depan dengan membawa obor yang
murid untuk menentukan daya dukung dapat menyalakan api semangat membangun
tantangan dari konvensional menjadi digital Indonesia jaya, pada kehidupan lebih baik lagi
utamanya dalam penggunaan gawai dan di masa-masa sekarang dan di masa yang akan
pemanfaatan aplikasi di dalamnya, kemudian datang (Puspeka, 2020: 19).
melakukan tindakan adaptif dalam setiap Narasi Pusat Penguatan Karakter
keadaan, misalkan yang dilakukan beliau tertuju pada sebuah tujuan yang mulia dan
ialah melakukan “personal home visit” selama komprehensif, yaitu bagaimana karakter
pembelajaran jarak jauh, dan memaksimalkan manusia Indonesia terwujud pada setiap
paguyuban kelas dan sekolah untuk menjaga individunya, untuk kemudian membangun
komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua keluarga, masyarakat, dan membangun
agar mengetahui segala macam perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini
dan merasa bergerak bersama-sama. Strategi sesuai dengan kajian teori ketahanan nasional
yang dilakukan ini menstimulus kondisi pada umumnya, dan ketahanan pribadi
dinamis siswa dalam menghadapi segala pada khususnya. Hal ini dikarenakan kajian
macam perubahan untuk kemudian menjadi sosial kebangsaan pada akhirnya ialah ingin
adaptif atau menyesuaikan diri dengan mencapai ketahanan nasional dan global. Hal
keadaan yang baru. ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan
Puspeka selalu mengkaji tekait menjadi oleh Raharjo dkk yang menyatakan bahwa
manusia Pancasilais, termasuk bagaimana penguatan civic literacy berimplikasi pada
menjadi milenial yang Pancasilais yang ketahanan pribadi warga negara muda (Raharjo,
menjadikan Pancasila sebagai acuan dalam dkk, 2017: 175-198). Kemudian Penelitian
menjalani hidup bermasyakat, berbangsa, Ade Nur Rohim yang memaparkan hasil
dan bernegara dalam relevansinya dengan penelitian mengenai nilai dasar bela negara
sila-sila dalam Pancasila. Pada hakikatnya yang relevan dan dapat membangun ketahanan
generasi milenial harus terus memelihara dan pribadi (Rohim, Ade Nur. 2020: 293-307) dan
mengamalkan Pancasila dalam kehidupan Joniel Hendrik Salouw, dkk yang memaparkan
nyata sehari-hari. Melalui pendidikan, generasi hasil penelitiannya bahwa peran guru dalam

245
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 27, No. 2, Agustus 2021: 230-249

meningkatkan karakter disiplin siswa dapat Bila saat ini kehidupan negeri diliputi kabut
membentuk ketahanan pribadi siswa (Joniel apatisme dan pesimisme; riuh kegaduhan
Hendrik Salouw, Suharno Suharno, Rostin dengan miskin solusi; banyak gerakan jalanan
Talapessy. 2020: 380-398). kesemua kajian tanpa kejelasan arah yang benar; rasa saling
tersebut tidak lepas dari kajian Pancasila, percaya lenyap dalam pergaulan; hukum
dalam konteks Profil Pelajar Pancasila, maka disalahgunakan; kebaikan dimusuhi, kejahatan
peneliti mengkaji pada implikasinya terhadap diagungkan; sebab utamanya karena kita
ketahanan pribadi siswa. mengalami krisis nilai, akibat keterbelakangan
Selanjutnya, Latif (2018: 222- di bidang pembangunan nilai (Latif, 2018:
223) menggambarkan bagaimana urgensi 222-223).
pengembangan “infrastruktur nilai”. Indonesia Data degradasi nilai tersebut di atas
berkejaran dengan waktu untuk mengatasi menjadi latar belakang berbagai macam
degenerasi dalam nilai-nilai etis-ideologis dan gerakan baik formal maupun informal di
karakter jati diri bangsa. Kita menghadapi bidang pembangunan nilai dan karakter. Oleh
gempuran pasar internasional dan ideologi- sebab itu, peneliti memiliki analisis bahwa
ideologi transnasional dalam situasi ketahanan Profil Pelajar Pancasila merupakan salah
kejiwaan bangsa yangs edang rapuh. Tendensi satu usaha nyata yang sedang dalam proses
kemerosotan nilai-nilai kebangsaan dan diwujudkan untuk membentuk pelajar-pelajar
ketahanan ideologi bisa dilihat dari berbagai Indonesia yang bernilai Pancasila, sebagai
hasil survei dan pengukuran. Indeks Ketahanan salah satu jawaban dari berbagai keresahan
Nasional yang disusun Labkurtanas, Lembaga yang dilengkapi data terkait dengan degradasi
Ketahanan Nasional, mengindikasikan nilai. Profil Pelajar Pancasila menyasar pada
melemahnya ketahanan ideologi dan politik setiap individu-individu pelajar Indonesia
dalam kurun waktu 2010-2016. Indeks untuk membentuk dirinya seideal mungkin
Ketahanan Ideologi (meliputi variabel toleransi, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan
kesederajatan dalam hukum, kesamaan hak demikian Profil Pelajar Pancasila berusaha
dan kehidupan sosial, dan persatuan bangsa) untuk mewujudkan pelajar yang memiliki
cenderung terus merosot dari skor 2,31 (pada kepribadian Pancasila. Kepribadian yang
2010) menjadi 2,06 (pada 2016). Gambaran dimiliki ini menjadi sebuah kondisi dinamis
yang sama diperlihatkan oleh hasil Survei dari diri pelajar yang kemudian membentuk
Nilai-Nilai Kebangsaan (SNK) oleh BPS pada sebuah ketahanan diri atau ketahanan pribadi.
tahun 2015 (survei pertama kali di Indonesia) Ketahanan pribadi ini ialah anasir utama
(Latif, 2018: 222-223). Dari setiap 100 orang untuk kemudian dapat membentuk ketahanan
Indonesia, 18 orang bahkan tidak tahu judul masyarakat, ketahanan wilayah, dan kemudian
lagu kebangsaan Republik Indonesia; 53 persen ketahanan nasional.
orang Indonesia tidak hafal seluruhnya lirik
lagu kebangsaan; 24 dari setiap 100 orang SIMPULAN
Indonesia tidak hafal sila-sila Pancasila; 42 Profil Pelajar Pancasila berakar pada
persen orang Indonesia terbiasa menggunakan Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan
barang bajakan; 55 persen orang Indonesia Kebudayaan (Kementerian Pendidikan,
jarang bahkan tidak pernah ikut kerja bakti. K e b u d a y a a n , R i s e t , d a n Te k n o l o g i )

246
Rusnaini, Raharjo, Anis Suryaningsih, Widya Noventari -- Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya
Terhadap Ketahanan Pribadi Siswa

sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan DAFTAR PUSTAKA


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis (APJII), 2019, Penetrasi & Perilaku
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pengguna Internet Indonesia, Jakarta:
Tahun 2020-2024, bahwa “Pelajar Pancasila Polling Indonesia. Data Survei Diambil
adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai dalam Kurun Waktu 9 Maret-14 April
pelajar sepanjang hayat yang memiliki 2019, dan Dirilis Tahun 2019, hh. 7.
kompetensi global dan berperilaku sesuai Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri Indonesia (APJII), 2019, Penetrasi &
utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, Perilaku Pengguna Internet Indonesia,
dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, Jakarta: Polling Indonesia. Data Survei
bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, Diambil dalam Kurun Waktu 9 Maret-14
dan kreatif”. Keenam indikator ini dirumuskan April 2019, dan Dirilis Tahun 2019, hh.
dalam rangka untuk membentuk SDM yang 46.
unggul, pelajar sepanjang hayat yang memiliki Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
kompetensi global dan berperilaku sesuai (BNPT), 2020, Teropong Radikalisme,
dengan nilai-nilai Pancasila. Diakses di <https://jdih.bnpt.go.id/
Profil Pelajar Pancasila berimplikasi storage/document/Majalah%20
pada pembentukan ketahanan pribadi peserta Januari%202020%20RGB.pdf>.
didik atau siswa. Profil Pelajar Pancasila Center for the Study of Religion and Culture
memiliki tujuan utama yaitu terjaganya (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah, 2019,
nilai luhur dan moral bangsa, kesiapan Kondisi Radikalisme Termutahir di
untuk menjadi warga dunia, perwujudan Indonesia, Jakarta.
keadilan sosial, serta tercapaianya kompetensi Creswell, J., W., 2016, Research Design:
Abad 21. Di jiwa dan perilaku sehari-hari Pendekatan Metode Kualitatif,
di dalam komunitas maupun profesi, kita Kuantitatif, dan Campuran Edisi
harus memiliki profil pelajar Pancasila. Keempat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pelajar yang dimaksud di sini adalah SDM Esy, 2021, jppn.com, 23/01/2021, Kasus
unggul yang merupakan pelajar sepanjang Intoleransi di SMKN 2 Padang,
hayat yang memiliki kompetensi global Kemendikbud Keluarkan Pernyataan
dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Tegas, Editor: Esy. Diakses di <https://
Nilai-nilai Pancasila tidak sekadar untuk www.jpnn.com/news/kasus-intoleransi-
dipahami, tetapi yang sangat penting dan di-smkn-2-padang-kemendikbud-
bermanfaat ialah bagaimana mempraktekkan keluarkan-pernyataan-tegas>, Diakses
dalam kehidupan sehari-hari baik di keluarga, pada 12 Juni 2021.
masyarakat, satuan pendidikan, maupun Kalidjernih, Freddy K., 2011, Puspa Ragam,
tempat kita bekerja dan berusaha. Hal ini Konsep dan Isu Kewarganegaraan,
dimulai dengan diwujudkannya ketahanan Bandung: Widya Aksara.
pribadi yang kemudian akan membentuk Lie, Anita, 2021, Profil Pelajar Pancasila dan
ketahanan keluarga, ketahanan masyarakat, Konsolidasi di Sekolah, Kompas, edisi
ketahanan wilayah, dan ketahanan nasional. Jumat, 29 Januari 2021.

247
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 27, No. 2, Agustus 2021: 230-249

Salouw, Joniel Hendrik, Suharno, Rostin Ketahanan Nasional, Vol 23 No. 2, hh


Talapessy, 2020, “Peran Guru Dalam 175-198.
Meningkatkan Karakter Disiplin Untuk Rahma, A & Wibowo, Eko Ari, 2021, Tempo.
Mewujudkan Ketahanan Pribadi Siswa co, 24/01/2021, Kasus Jilbab di SMKN
Melalui Pembelajaran PPKn (Studi 2 Padang, P2G: Kasus Intoleransi
Kasus Di SMA 1 Wonreli Maluku Banyak Terjadi. Reporter: Andita
Barat Daya)”, dalam Jurnal Ketahanan Rahma, Editor: Eko Ari Wibowo, diakses
Nasional, Vol 26 No. 3, Desember 2020 di link: <https://nasional.tempo.co/
hh. 380-398. read/1426265/kasus-jilbab-di-smkn-2-
Kearney, 2020, Dalam Peta Jalan Pendidikan padang-p2g-kasus-intoleransi-banyak-
Indonesia 2020-2035, Kementerian terjadi (diakses pada 13 Juni 2021)>.
Pendidikan dan Kebudayaan, Mei, 2020. Riset Grup Filsafat dan Politik
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kewarganegaraan PPKn FKIP UNS,
2020, Sekolah Penggerak dan Profil 2018, Karakterisasi Kewarganegaraan
Pelajar Pancasila, Diakses di link Indonesia Dalam Perspektif Sejarah dan
<https://sekolah.penggerak.kemdikbud. Hukum, Dokumen Laporan Penelitian
go.id/>. RG Filsafat Politik Kewargenagaraan,
Khozim, W., 2013. “Sikap Keagamaan dan 2018.
Potensi Radikal Agama Mahasiswa Riset Grup Pembelajaran Pendidikan
Perguruan Tinggi Agama,” dalam Kewarganegaraan, PPKn FKIP UNS,
Edukasi, Vol 11, No. 3, hh. 289-304. 2019. Strategi Peningkatan Capaian
Latif, Yudi, 2018, Wawasan Pancasila: pembelajaran Mata kuliah Umum
Bintang Penuntun untuk Pembudayaan, Pendidikan Kewarganegaraan melalui
Jakarta: Mizan. Pengembangan desain instruksional
Pusat Penguatan Karakter, 2020, Infografis Berorientasi KKNI, Dokumen Laporan
Profil Pelajar Pancasila, diakses di Penelitian RG Pembelajaran dan
<website: https://cerdasberkarakter. Pendidikan Kewrganegaraan, 2019.
kemdikbud.go.id/>. Riset Grup Filsafat dan Politik
Pusat Penguatan Karakter, 2020, Capaian Kewarganegaraan PPKn FKIP UNS,
Satu Tahun Kolaborasi dengan Tokoh 2020, Konstruksi Pengembangan
Penggerak dalam Mewujudkan Profil Materi Pembelajaran PPKn Kajian
Pelajar Pancasila, Jakarta: PUSPEKA. Bhinneka Tunggal Ika Berbasis Isu
Raharjo, Armaidy Armawi, Djoko Soerjo, Aktual, Dokumen Laporan Penelitian
2017, “Penguatan Civic Literacy Dalam RG Filsafat Politik Kewargenagaraan,
Pembentukan Warga Negara Yang 2020.
Baik (Good Citizen) Dan Implikasinya Rohim, Ade Nur, 2020, “Relevansi Nilai Dasar
Terhadap Ketahanan Pribadi Warga Bela Negara Dengan Pembayaran Zakat
Negara Muda (Studi Tentang Peran dan Implikasinya Terhadap Ketahanan
Pemuda HMP PPKn Demokratia pada Pribadi”, dalam Jurnal Ketahanan
Dusun Binaan Mutiara Ilmu di Jebres, Nasional, Vol 26, No. 3, Desember
Surakarta, Jawa Tengah)”, dalam Jurnal 2020, hh. 293-307.

248
Rusnaini, Raharjo, Anis Suryaningsih, Widya Noventari -- Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya
Terhadap Ketahanan Pribadi Siswa

Setyowati, Agnes, 2019, “Strategi diakses di link <https://tirto.id/indeks-


Menyelamatkan Pancasila”, Artikel ini pendidikan-indonesia-rendah-daya-
telah tayang di Kompas.com, diakses saing-pun-lemah-dnvR>.
di <link: https://nasional.kompas.com/ United Nations Development Programme
read/2019/10/13/21112671/strategi- (UNDP), 2016, Indeks Pembangunan
menyelamatkan-pancasila?page=all. Manusia Global dan Asean.
(Diakses pada 13 Juni 2021)>. World Economic Forum, dalam Peta
Sugiarto, 2020, “Strategi Komunikasi Badan Jalan Pendidikan Indonesia 2020-
Nasional Penanggulangan Terorisme 2035, Kementerian Pendidikan dan
dalam Program Deradikalisasi di Kebudayaan, Mei, 2020.
Indonesia”, dalam Jurnal Pertahanan & Wreksosuhardjo, Sunarjo, 2007, Pancasila
Bela Negara, Vol 10 No. 2. hh. 209-226. & Kejawen. Surakarta: Lembaga
The Habibie Center, 2019, Memberantas Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS
Terorisme di Indonesia: Praktik, dan UPT Penerbitan dan Percetakan
Kebijakan dan Tantangan, Tersedia/ UNS (UNS Press).
dapat diakses di Link <https://www. Zaking, S. & Adikara, B., 2021, JawaPos.
habibiecenter.or.id/img/publication/32 com, 29/01/2021, Nadiem Ancam Pecat
214d4ad76cedc4d9f3 4f382b30d2ed. Jajaran SMKN 2 Padang, Kepsek:
pdf>. Salah Saya di Mana?. Reporter: Saifan
The Wahid Institute, 2019, Yenny Wahid: Zaking, Editor: Banu Adikara. Link:
Intoleransi dan Radikalisme Masih https://www.jawapos.com/nasional/
Jadi PR Pemerintahan Mendatang, pendidikan/29/01/2021/nadiem-ancam-
Tersedia/dapat diakses di Link: <http:// pecat-jajaran-smkn-2-padang-kepsek-
wahidfoundation.org/index.php/news/ salah-saya-di-mana/ (diakses pada 12
detail/Yenny-Wahid-Intoleransi- Juni 2021).
dan-Radikalisme-Masih-Jadi-PR- Zuriah, N., 2009, Metode Penelitian Sosial
Pemerintahan-Mendatang>. dan pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Tirto.co.id, 2019, Indeks Pendidikan Indonesia
Rendah, Daya Saing pun Lemah,

249

You might also like