You are on page 1of 8

Jurnal Natur Indonesia 11(1), Oktober 2008: 40-47

ISSN
40 1410-9379, Keputusan
Jurnal Natur Akreditasi
Indonesia 11(1):No 55/DIKTI/Kep./2005
40-47 Rustam, et al.

Komunitas Parasitoid Lalat Pengorok Daun


pada Pertanaman Sayuran Dataran Tinggi

Rusli Rustam1*), Aunu Rauf2), Nina Maryana2), Pudjianto2), Dadang2)

1*)
Program Studi Hama dan Penyakit Tanaman, Jurusan Agronomi
Fakultas Pertanian, Universitas Riau Pekanbaru
2)
Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Diterima 10-03-2008 Disetujui 15-09-2008

ABSTRACT
Leafminer fly, Liriomyza spp. are widely known as new important pests attacking many vegetable species in
high land in Indonesia. The objective of the research was to study community of parasitoid leafminer in high
altitude, and parasitization level. This research also looked at more specific on parasitization level caused by
Opius chromatomyiae. There were four species of leafminer recorded from the survey, Liriomyza huidobrensis,
Liriomyza sativae, Liriomyza chinensis and Chromatomyia horticola. The observation also found eight species of
parasitioid associated with collected leafminers. Six species of recorded parasitoid belonged to family of Eulopidae,
and two rest species belonged to Braconidae and Eucoilidae respectively. Those eight species of parasitoids were
Hemiptarsenus varicornis, Asecodes deluchii, Neochrysocharis okazakii, Neochrysocharis formosa ,
Neocrhysocharis sp. Quadrastichus liriomyzae, Opius chromatomyaie, Gronotoma micromorpha. Parasitoid
Opius chromatomyiae and Hemiptarsenus varicornis were found to be dominant in the range altitude between
1001-1300 and 1301-1600 asl. From 16 spesies of hosts attacked by leaf miners, only Opius chromatomyiae was
recorded to have ability to parasitize the leafminer in 13 host species with parasitization level reached 1,84–
62,26%.

Keywords: Liriomyza spp, parasitoid, Opius chromatomyiae,

PENDAHULUAN Liriomyza huidobrensis merupakan spesies yang


Hama lalat pengorok daun Liriomyza spp. pertama kali masuk ke Indonesia.
merupakan hama utama pada pertanaman sayuran. Aktivitas peneluran dan makan imago serta
Sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1994 di aktivitas makan larva pengorok daun dapat
daerah Cisarua, Bogor (Rauf 1995), hama lalat pengorok menyebabkan rusaknya sel-sel jaringan daun tanaman
daun masih menjadi kendala utama bagi petani, dengan gejala berupa bintik-bintik putih serta liang
khususnya petani sayuran. Hama ini bersifat polifag korokan larva yang berkelok-kelok dan berwarna
dan tingkat serangan hama ini pada pertanaman keperakan. Akibatnya luas bagian daun yang
sayuran dapat menurunkan hasil hingga 30-70% (Rauf berfotosintesis berkurang sehingga menurunkan
& Shepard 1999). kualitas dan kuantitas hasil (Parrella 1987; Cardova &
Lalat Liriomyza diketahui berasal dari Amerika Karel 1990), menurunkan nilai estetika, menurunkan
Serikat dan Amerika Selatan (Rauf 1995). Genus ketahanan terhadap penyakit, dan daun lebih cepat
Liriomyza terdiri dari 300 spesies dan tiga spesies gugur (Supartha 1998).
yang bersifat polifag yang menimbulkan kerugian di Umumnya petani sampai sekarang ini masih
berbagai negara (Spencer & Steykal 1986). Ketiga mengandalkan aplikasi insektisida dalam
spesies tersebut adalah Liriomyza trifolii (Burgess), mengendalikan lalat pengorok daun. Namun aplikasi
Liriomyza sativae Blanchard dan Liriomyza insektisida dua kali per minggu dilaporkan belum bisa
huidobrensis (Blanchard). Menurut Rauf (1999), menekan populasi hama pengorok daun (Rauf 1999).
Di samping itu, aplikasi insektisida sering memberikan
pengaruh samping yang buruk, seperti terjadinya
resistensi pada hama sasaran dan matinya musuh
*Telp: 081319126369 alami (Parella 1982; Jhonson 1993).
Email: rusli69@yahoo.co.id
Komunitas parasitoid lalat pengorok 41

Pengendalian hayati dengan memanfaatkan Tabel 1. Tempat pengambilan sampel penelitian

musuh alami merupakan salah satu strategi PHT yang Ketinggian


Kabupaten Kecamatan Desa Tempat
menawarkan solusi pengendalian hama yang lebih
(meter dpl)
ramah terhadap lingkungan. Beberapa parasitoid yang Cianjur Cipanas Cimacan 1074
dilaporkan berasosiasi dengan Liriomyza di antaranya Sindang jaya 1173 - 1513
adalah Hemiptarsenus varicornis, Opius Sindang laya 903
Sukatani 1203 - 1600
chromatomyiae, Asecodes deluchii, Neochrysocharis
Cugenang Cibereum 894 - 934
formosa, Gronotoma micromorpha (Rauf et al, 2000; Cijedil 791
Susilawati 2002; Purnomo 2003). Tabuhan, Opius Nyalindung 927
Pacet Ciherang 969 - 1060
chromatomyaie merupakan endoparasitoid yang
Ciloto 1203 - 1218
dilaporkan dominan menyerang lalat pengorok daun Ciputri 1069
(Rustam 2002). Namun sangat disayangkan bahwa Cipendawa 1076
Sukaresmi Cibadak 875 - 974
pemanfaatan parasitoid ini belum banyak dilakukan
Kawung luwuh 834
karena kajian tentang Opius chromatomyaie ini masih
Bogor Cisarua Batu layang 903
sangat terbatas. Hubungan antara parasitoid dan inang- Tugu utara 980
inangnya, serta faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi interaksinya di lapangan, misalnya
ketinggian lokasi dan tanaman inang merupakan aspek- contoh, umur tanaman, ketinggian tempat dari
aspek yang perlu diketahui untuk merumuskan strategi permukaan laut (dpl) dan kemudian disimpan dalam
pengendalian hayati yang tepat. kotak pendingin untuk selanjutnya dibawa ke
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari laboratorium. Pengukuran ketinggian tempat lokasi
komunitas parasitoid lalat pengorok daun pada diukur dengan menggunakan alat Geographyc Positions
pertanaman sayuran dataran tinggi serta mengetahui System (GPS).
tingkat parasitisasi Opius chromatomiae pada berbagai Pengamatan di Laboratorium. Daun contoh
ketinggian dan jenis tanaman inang. yang dikoleksi dari lapangan dibersihkan dari kotoran,
kemudian dimasukkan ke dalam wadah plastik
BAHAN DAN METODE (diameter 20 cm, tinggi 30 cm). Pada bagian tengah
Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian wadah dipasang sekat kawat sebagai penyangga daun,
dilaksanakan pada pertanaman sayuran di berbagai dan bagian atas wadah dibuat ventilasi udara berbentuk
daerah di Cianjur dan Bogor untuk pengambilan daun bujur sangkar dengan ukuran 15 x 15 cm. Jenis dan
tanaman yang terserang lalat pengorok daun (Tabel 1), banyaknya lalat pengorok daun dan parasitoid yang
sedangkan untuk pemeliharaan dan identifikasi lalat muncul diamati setiap hari.
pengorok daun dan parasitoidnya dilaksanakan di Imago Liriomyza dan spesies parasitoid yang
Laboratorium lapangan Agropolitan, Cianjur dan muncul dihitung dan dicatat, kemudian dimasukkan ke
Laboratorium Ekologi Serangga, Departemen Proteksi dalam botol kecil berisi alkohol 70% untuk dikoleksi
Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. serta diidentifikasi. Selanjutnya dilakukan perhitungan
Penelitian berlangsung dari Juni sampai Mei 2007. tingkat parasitisasi dengan menggunakan rumus
Pengambilan Contoh Daun. Pengambilan sebagai berikut:
contoh daun dilaksanakan di berbagai daerah di Tingkat Parasitisasi =
Kabupaten Cianjur dan Bogor. Daun-daun contoh yang
memperlihatkan gejala korokan dikumpulkan dari Jumlah Imago parasitoid yang muncul
x 100%
lapangan, masing-maisng berjumlah 20-40 helai daun total banyaknya Liriomyza dan parasitoid yang muncul

tergantung ukuran daun. Daun contoh dari tiap


tumbuhan kemudian dimasukkan ke dalam kontong Identifikasi. Spesimen imago Liriomyza
plastik dan diberi label tanggal pengambilan dan nama diidentifikasi berdasarkan ciri morfologi dengan
tanaman. Kantong plastik diberi label yang berisi menggunakan kunci determinasi Spencer (1973).
informasi tentang lokasi, tanggal pengambilan daun
42 Jurnal Natur Indonesia 11(1): 40-47 Rustam, et al.
Proses identifikasi menggunakan mikroskop stereo. huidobrensis dan L. sativae. Kedua spesies ini dapat
Parasitoid diidentifikasi dengan menggunakan Program menyerang lebih dari satu spesies tanaman (Tabel 3).
Lucid Key: Liriomyza Parasitoid of South East Asia Dua spesies lainnya, L. chinensis dan Chromatomyiae
(Fisher et al, 2006). horticola, merupakan spesies yang monofag yang
HASIL DAN PEMBAHASAN menyerang masing-masing tanaman bawang daun dan
Hasil. Berdasarkan pengumpulan daun contoh kacang kapri.
yang menunjukkan gejala korokan sebagai tanda Berdasarkan ketinggian tempat yang diukur
terserang oleh lalat pengorok daun di daerah dataran dengan menggunakan GPS, spesies L. huidobrensis
tinggi Kab. Cianjur dan Bogor didapatkan 16 spesies mendominasi semua daerah, sedangkan L. sativae dan
tanaman yang terserang lalat pengorok daun yang L. chinensis lebih banyak ditemukan pada daerah
terdiri atas sembilan familia tanaman yakni Liliaceae, dengan ketinggian yang lebih rendah (Gambar 1).
Cruciferae, Cucurbitaceae, Fabaceae, Umbeliferae, Pada pengamatan di lapangan, bawang daun
Compositae, Amaranthaceae, Chenopodiaceae dan merupakan tanaman yang dominan pada pertanaman
Solanaceae (Tabel 2). Familia Cruciferae merupakan sayuran dataran tinggi di Kab. Cianjur dan mendapat
kelompok tanaman terbesar yang banyak ditanam di serangan lalat Liriomyza yang tinggi tingkat
dataran tinggi. serangannya. Dari pengamatan tambahan, dengan
Spesies Liriomyza yang muncul dari daun contoh mengamati jumlah spesies yang menyerang bawang
yang terserang Liriomyza bervariasi tergantung jenis daun, ternyata satu helai daun bawang dapat diinfasi
tanaman. Dari empat spesies lalat pengorok daun yang oleh dua spesies Liriomyza (Tabel 4). Kedua spesies
diperoleh, dua spesies bersifat polifag yaitu L. yang menyerang tanaman bawang daun tersebut adalah
L. huidobrensis dan L. chinensis dengan jumlah larva
Tabel 2. Spesies tanaman yang terserang lalat pengorok daun
yang muncul dari daun korokan berturut-turut 19,02 dan
1,12 ekor/daun. Parasitoid yang muncul dari korokan
No. Nama Indonesia Nama latin Familia daun adalah H. varicornis dan O. chromatomyiae
1 Bawang daun Alium fistolusum Liliaceae dengan tingkat parasitisasi masing-masing 8,81% dan
2 Brokoli Brassica Cruciferae 3,11%.
oleraceae var
botrytis Jenis parasitoid, kelimpahan, dan tingkat
3 Caisim Brassica Cruciferae parasitisasi. Hasil survei yang dilakukan pada berbagai
chinensis var jenis sayuran yang terserang lalat pengorok daun,
para chinensis menunjukkan bahwa terdapat delapan spesies
4 Kubis Brassica Cruciferae
parasitoid yang berassosiasi dengan lalat pengorok
oleraceae
5 Pak coy Brassica Cruciferae daun yang terdiri atas tiga familia (Tabel 5). Ketiga
chinensis familia tersebut adalah Eulopidae, Braconidae, dan
6 Caylan Brassica Cruciferae Eucoilidae. Dari delapan spesies yang ditemukan enam
alboglabra
7 Ketimun Cucumber Cucurbitaceae
sativus
8 Oyong Luffa acutangula Cucurbitaceae Tabel 3. Spesies lalat pengorok daun pada berbagai jenis
9 Kacang kapri Pisum sativum Fabaceae tanaman inangnya

10 Buncis Phaseolus Fabaceae Spesies lalat


vulgaris No. Tanaman inang
pengorok daun
11 Seledri Apium Umbeliferae
1. L. huidobrensis Bawang daun, brocoli, buncis,
graveolens
caisim, caylan, horinso, kacang
12 Selada Lactuca sativa Compositae
kapri, ketimun, kubis, pak coy,
13 Tang och Lactuca sp. Compositae selada, oyong, seledri, tang och,
14 Bayam Amaranthus spp. Amaranthaceae tomat
15 Horinso Spinocia Chenopodiaceae 2. L. sativae Buncis, kacang kapri, ketimun, pak
coy, tomat
oleracea
3. L. chinensis Bawang daun
16 Tomat Solanum Solanaceae
4. C. horticola Kacang kapri
lycopersicum
Komunitas parasitoid lalat pengorok 43

Tabel 4. Kelimpahan dan spesies Liriomyza dan parasitoid per Tabel 5. Kelompok parasitoid yang menyerang lalat pengorok
daun pada tanaman bawang daun daun

Rerata dan No. Familia Spesies


Rerata dan kisaran
Parameter kisaran jumlah persentase 1 Eulopidae Hemiptarsenus varicornis,
per daun parasitisasi Asecodes deluchii,
parasitoid (%)
Neochrysocharis okazakii,
Pupa 26,13 (7– 48) - Neochrysocharis formosa,
Jenis Liriomyza Neocrhysocharis sp.,
Liriomyza huidobrensis 19,02 (4 -39) -
Liriomyza chinensis 1,12 (0 - 7) - Quadrastitchus liriomyzae
Jenis parasitoid 2 Braconidae Opius chromatomyaie
Hemiptarssenus 1,6 (0 - 7) 8,81 (0- 42,86) 3 Eucoilidae Gronotoma micromorpha
varicornis
Opius chromatomyiae 0,67 (0 - 4) 3,11 (0-13,64)

L. h uid obrensis L. chinensis L. sa tivae C. h orticola


Pro porsi lalat pengo ro k dau n (% )

9 6 .3 0 9 9 .0 0
100
90
80
70 6 2 .1 8
60
50
40
30 1 6 .7 9
1 5 .0 9
20
5 .9 4 2 .9 4 0 .6 6 0 .7 1
10 0 .1 0 0 .2 9 0 .0 0
0
700-1000 1001-1300 1301-1600
Ketinggian tempat (dpl)
Gambar 1. Komposisi lalat pengorok daun menurut ketinggian tempat

O. ch ro ma to myia e H. va rico rn is
100 Aseco d es d elu chii G. micro mo rp ha
8 7.52 N. o k aza k ii N . fo rmo sa
90
Neo ch rysoch a ris sp . Q.lirio myza e
Proporsi parasitoid (% )

80
6 8 .4 9
70
6 0 .9 7
60
50
3 8 .9 7
40
3 0 .9 0
30
20
1.2 6 0 .9 9 2 .9 6 0 .4 1 0 .0 0 0 .0 8 0 .0 4 0 .0 0 0 .0 0
10 1.71 1.8 0
3 .2 3
0 .54 0 .0 0 0 .12 0 .0 0 0 .0 0 0 .0 2 0 .0 0
0
700-1000 1001-1300 1301-1600
Ketinggian tempat (dpl)
Gambar 2. Komposisi parasitoid menurut ketinggian tempat
44 Jurnal Natur Indonesia 11(1): 40-47 Rustam, et al.

Tabel 6. Tingkat serangan, kelimpahan lalat pengorok dan tingkat parasitisasi parasitoid pada berbagai jenis tanaman inang

Total Parasitisasi
Tanaman Jml. Tingkat
No. lalat Total parasitoid parasitoid
inang daun serangan
pengorok (%)
1. Bw. daun 2050 89,39 6500 2997 31,56
2. Brocoli 120 100 3012 1625 35,04
3. Caisim 20 10,00 183 162 46,96
4. Kubis 20 100 45 3 6,25
5. Pak coy 40 60,05 117 14 10,69
6. Caylan 120 96,67 3533 443 11,14
7. Ketimun 180 93,00 3163 944 22,94
8. Oyong 10 100 13 6 31,58
9. Kc. kapri 180 100 1130 529 31,89
10 Buncis 60 97,50 155 51 24,76
11. Seledri 280 55,00 400 123 23,52
12. Selada 20 9,00 171 290 62,91
13. Tang och 80 100 133 87 39,55
14. Bayam 38 15,00 7 8 53,33
15. Horinso 140 90,00 721 916 55,96
16. Tomat 100 82,20 898 502 35,86

70 Total parasitisasi 62.26


O. chromatomyiae 62.91

60 55.96
53.33
46.09
46.96
50
Tingkat parasitisasi (%)

39.55
40 35.04 35.86
31.56 31.58 31.89

30 26.88
24.76 23.52
22.39 22.94
20.00
20 14.55
10.69 11.14

10 6.04 6.25
3.82 3.25 3.06
1.84 2.19 1.94
0.00 0.00 0.07
0
Bd Br Cs Kb Pc Ky Kt Oy Kc Bc Sl Sld Toc By Hrs Tmt
Tanaman inang
Ket. Bawang daun (Bd), Brocoli (Br), Caisim (Cs), Kubis (Kb), Pak coy (Pc), Kaylan (Ky), Ketimun (Kt), Oyong (Oy), Kacang kapri (Kc), Buncis (Bc), Seledri(Sl), Seleda (Sld), Tang och (Toc),
Bayam (By), Horinso(Hrs), Tomat (Tmt)
Gambar 3. Tingkat parasitisasi parasitoid dan O. chromatomyiae

spesies adalah Eulophidae, dan masing-masing satu Semakin tinggi ketinggian tempat dari permukaan
spesies dari familia Braconidae dan Eucoilidae. laut, proporsi O. chromatomyaie semakin meningkat.
Kelimpahan parasitoid tersebut pada berbagai Sedangkan proporsi H. varicornis semakin menurun
ketinggian yang di bagi atas tiga daerah ketinggian 700- dengan meningkatnya ketinggian tempat dari
1000, 1001-1300 dan 1301-1600 m di atas permukaan permukaan laut.
laut (dpl), terlihat bahwa H. varicornis merupakan Tingkat parasitisasi parasitoid berkisar 6,25-
spesies parasitoid yang mendominasi di semua 62,91% untuk total semua parasitoid dan 1,84-62,26%
ketinggian daerah. Spesies O. chromatomyiae banyak untuk O. chromatomyiae dengan tingkat serangan
ditemukan pada ketinggian 1001-1300 dan 1301-1600 serangan lalat pengorok daun 15-100%. O.
m dpl namun populasinya masih rendah dibandingkan chromatomyiae dapat menyerang lalat pengorok daun
H. varicornis. (Gambar 2). yang menginfasi semua spesies tanaman yang
dikoleksi (Tabel 6). Tingkat parasitisasi tertinggi terjadi
Komunitas parasitoid lalat pengorok 45

pada tanaman selada dengan angka 62,26% (Gambar Kemampuam L. chinensis beradaptasi dengan
3). dataran tinggi dapat membuat kerusakan tanaman
PEMBAHASAN bawang daun semakin parah. Dari survey yang
Dari hasil penelitian ini ditemukan empat spesies dilakukan, tingkat serangan L. chinensis, lalat pengorok
dari lalat pengorok daun yang menyerang tanaman daun ini mencapai 100%. Pengamatan intensif terhadap
sayuran di dataran tinggi Kab Cianjur dan Bogor. L. tanaman daun bawang dengan melihat spesies
huidobrensis dicacat sebagai spesies lalat pengorok Liriomyza yang menyarang tanaman bawang daun,
daun yang banyak menyerang berbagai jenis tanaman menunjukkan satu helai bawang daun dapat diserang
sayuran. Lalat pengorok daun spesies L. huidobrensis oleh L. chinesnis dan L. huidobrensis. Namun
bersifat polifag (Parella 1987; Murphy & LaSalle 1999). populasinya masih didominasi oleh spesies L.
Rauf et al, ( 2000), melaporkan bahwa L. huidobrensis huidobrensis, yang menjadi ancaman besar terhadap
dapat menyerang 70 spesies tanaman yang tergolong kerusakan bawang daun.
ke dalam 20 famili. Banyaknya tanaman inang C. horticola merupakan spesies lalat lalat pengorok
memungkinkan L. huidobrensis dengan cepat dan daun yang hanya menyerang tanaman kacang kapri.
leluasa memencar dari satu wilayah ke wilayah lain Hama C. horticola telah sejak lama ada di Indonesia
(Setiawati 1998). dan telah menimbulkan kerugian besar tanaman kacang
L. huidobrensis merupakan spesies yang pertama kapri (Kalshoven 1981). Namun sejak keberadaan L.
kali ditemukan di Indonesia pada dataran tinggi (Rauf huidobrensis di Indonesia, tampaknya telah menggeser
1999). Dari hasil penelitian, ditemukan spesies L. kedudukan C. horticola sebagai hama penting pada
huidobrensis sangat m endominasi di daerah tanaman kapri. Serangan hama pengorok daun pada
ketinggian. Semakin tinggi ketinggian tempat dari tanaman kacang kapri di Desa Ciloto Kecamatan Pacet,
permukaan laut, proporsi populasi L. hudobrensis hampir semua spesies pengorok yang keluar dari daun
semakin meningkat. Pada skala ketinggian 1000-13001 kacang kapri adalah L. huidobrensis.
proporsi L. huidobrensis sebesar 96,30% dan skala Dalam hubungan dengan parasitoid yang
1301-1600 proporsinya meningkat menjadi 99%. berassosiasi dengan lalat pengorok daun, ditemukan
Lalat pengorok spesies L. sativae lebih banyak delapan spesies parasitoid yang terdiri atas tiga familia
pada skala ketinggian yang lebih rendah, yakni skala yaitu Eulophidae, Eucoilidae dan Braconidae. H.
700-1000 m dpl dan menyerang berbagai jenis tanaman, varicornis, A. deluchii, N. okazakii, N. formosa,
namun kisaran tanaman inangnya lebih sempit Neochrysocharis sp., Q. liriomyzae adalah spesies
dibandingkan L. huidobrensis. L. sativae juga bersifat dari familia Eulopidae. Sedangkan O. chromatomyiae
polifag dan banyak menyerang sayuran pada dataran adalah spesies dari familia Braconidae dan G.
rendah (Rauf 1999; Susilawati 2002; Herlinda et al, micromorpha adalah spesies dari familia Eucoilidae.
2006). Kerusakan pada tanaman ketimun di dataran Namun proporsi parasitoid didominasi oleh H. varicornis
rendah dapat mencapai 60% (Rauf & Shepar 2001). dan O. chromatomyiae. Survei yang dilakukan oleh
L. chinensis hanya ditemukan menyerang tanaman Rauf & Shepard (1999) menemukan delapan spesies
bawang daun. Hal ini menunjukkan L. chinensis berifat parasitoid yang berassosiasi dengan lalat pengorok
monofag dan ditemukan pertama kali di daerah Brebes daun yang terdiri atas familia Eulopiodae dan
(Jawa Tengah), bahkan outbreak serta menyebabkan Eucoilidae. Susilawati (2002) menemukan 19 speises
kehilangan hasil yang begitu tinggi dan banyak parasitoid yang menyerang lalat pengorok daun di
menyerang tanaman bawang dataran rendah (Rauf & Daerah Bogor dan Banjar yang terdiri atas familia
Shepard 2001). L. chinensis dapat beradaptasi Eulopidae, Braconidae, dan Eucoilidae.
terhadap tanaman inang dengan cepat. L. chinensis Dari delapan spesies parasitoid yang ditemukan,
telah dapat beradaptasi dengan tanaman bawang daun H. varicornis dan O. chromatomyiae merupakan
yang tumbuh pada ketinggian di atas 1301 m dpl. parasitoid yang paling mendominasi di lapangan. Kedua
Namun proporsinya masih rendah yaitu sebesar 0,29% spesies tersebut merupakan parasitoid yang dominan
dibandingkan dengan proporsinya pada skala pada dataran tinggi ( Hidrayani 2003; Purnomo 2003).
ketinggian 700-1000 m dpl yakni sebesar 16,79%. H. varicornis menempati proporsi paling tinggi (± 88%)
46 Jurnal Natur Indonesia 11(1): 40-47 Rustam, et al.
pada skala ketinggian 700-1000 m dpl, sedangkan berlimpah dengan semakin tinggi daerah dari permukaan
dengan peningkatan ketinggian tempat dari permukaan laut.
laut proporsi H. varicornis menurun dan terjadi
peningkatan pada proporsi O. chromatonmyiae dari UCAPAN TERIMA KASIH
2% pada skala 700-1000 m dpl menjadi 40% pada skala Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian
1301-1600. O. chromatomyiae lebih sesuai hidupnya Hibah Bersaing, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
pada daerah yang lebih tinggi dari permukaan laut. Departemen Pendidikan Nasional Tahun Anggaran 2007
Proporsi parasitoid lainnya hanya mencapai kisaran pada Lembaga Penelitian, Universitas Riau. Kami
maksimal 4%. mengucapkan terima kasih atas bantuan hibah yang
Tingkat parasitisasi parasitoid pada berbagai jenis telah diberikan. Ucapan terima kasih juga kami
tanaman sayuran berkisar dari 6,25 sampai 62,91%. sampaikan kepada Bapak DR. Rosichon Ubaidillah dari
Tingkat parasitisasi demikian diharapkan dapat efektif Museum Serangga, Lembaga Ilmu Pengetahun
menekan populasi lalat pengorok daun di lapangan Indonesia (LIPI) atas bantuan identifikasi ulang terhadap
karena keragaman parasitoid yang cukup tinggi. O. spesimen parasitoid.
chromatomyiae juga dapat menginfasi tanaman bawang
daun, namun tingkat parasitisasinya masih rendah (±
6%), sedangkan pada tanaman caisim dan selada
DAFTAR PUSTAKA
Cardova C & Karel AK. 1990. Insect and other invertebrate pest
cuk up tinggi m asing-masing 45% dan 62%. of beans. In S.R. Singh. Insect Pest of Food Legumes. Jhon
Keberadaan parasitoid yang dominan ini berlimpah di Willey & Sons Ltd. 157-191.
Fisher N, Ubaidillah R, Reina P, La Salle J. 2006. Liriomyza
lapangan dapat meningkatkan jumlah kematian lalat Parasitoids of South East Asia. Australia
Herlinda S, Purwanti E, Pujiastuti Y, Rauf A. 2006. Preferensi
pengorok daun. Liriomyza sativae (Blanchard) (Diptera: Agromyzidae) pada
ketimun dan tomat. Agritop 25(1): 7-11.
Hidrayani. 2003. Bioekologi Hemiptarsenus varicornis
KESIMPULAN (Girault)(Hymenoptera: Eulopidae), parasitoid Liriomyza
Tanaman sayuran dataran tinggi Kabupaten Cianjur huidobrensis (Blanchard) (Dipetara:Agromyzidae) (Diptera:
Agromyzidae). Disertasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
dan Bogor telah diinfasi oleh empat spesies lalat Johnson MW. 1993. Biological control of Liriomyza leafminers in
the Pasific Basin. Micronesia 4:81-92
pengorok daun, yakni L. huidobrensis, L. sativae, L. Kalshoven LGE. 1981. The pest of Crop in Indonesia. Revised
chinensis dan C. horticola. Dua spesies pertama, L. by PA. van der Laan. Jakarta: PT. Ichtiar Baru. Van Hoeve.
Murphy ST & LaSalle J. 1999. Balancing biological control
huidobrneisis dan L. sativae bersifat polifag sedangkan strategies in the IPM of new world invasive Liriomyza
L. chinensis dan C. horticola bersifat monofag masing- leafminers in field vegetable crops. Biocontrol News and
Information 20: 91-104.
masing pada tanaman bawang (Allium sp.) dan kacang Parella MP. 1987. Biology of Liriomyza. Annu Rev Entomol
kapri (Pisum sativum). 32:201-224
Parella MP. 1982. A reviev of history and taxonomy of
Hasil pengamatan terhadap pertanaman sayuran economically important serpentine leafminers (Liriomyza
spp.) in California (Diptera: Agromyzidae). Pan Pac Entomol
dataran tinggi menunjukkan bahwa terdapat delapan
58:302-308.
spesies parasitoid yang berassosiasi dengan larva lalat Purnomo. 2003. Liriomyza huidobrensis (Blanchard) (Diptera;
Agromyzidae): Kesesuaian inang, perkembangan populasi,
pengorok daun yang terdiri dari familia Eulopidae, dan pengaruh insektisida translamina. Disertasi. Bogor:
Braconidae dan Eucoilidae. Kedelapan spesies tersebut Institut Pertanian Bogor.
Rauf A. 1995. Liriomyza: hama pendatang baru di Indonesia.
adalah H. varicornis, A. deluchii, N. okazakii, N. Bul Hama dan Penyakit Tumbuhan 8(1): 46 – 48.
formosa, Neocrhysocharis sp. Q. liriomyzae (Eulopidae), Rauf A. 1999. Persepsi dan tindakan petani kentang terhadap
lalat pengorok daun, Liriomyza huidobrensis (Blanchard)
O. chromatomyiae (Braconidae), dan G. micromorpha (Diptera: Agromyzidae). Bul Hama dan Penyakit Tumbuhan
(Eucoilidae). O. chromatomyiae dapat menyerang lalat 11(1): 1-13.
Rauf A, Shepard BM. 1999. Leafminers in vegetables in Indonesia:
pengorok daun yang menginfasi semua spesies surveys of host crops. Species composition, parasitoids
and control practices. Worhshop of Leafminers of
tanaman yang dikoleksi dengan tingkat parasitisasi Vegetables in Southeast Asia. Selangor, 2-5 February 1999.
mencapai 62,26%. Selangor: CAB International, Southeast Asia Regional Center.
Rauf A, Shepard BM. 2001. Current status on the biology, ecology
Semakin tinggi ketinggian tempat dari permukaan and management of Liriomyza spp. in Indonesia with emphasis
laut jumlah L. huidobrensis semakin berlimpah. on L. huidobrensis. Paper presented at Seminar on Invasive
Arthropod Pests of Vegetables and Economic Food Crops.
Demikian juga komposisi O. chromatomyiae semakin Kualalumpur Malaysia, 13-14 March 2001.
Komunitas parasitoid lalat pengorok 47
Rauf A, Shepard BM, Johnson MW. 2000. Leafminers in Spencer KA, Steyskal BC. 1986. Manual oh the Agromyzidae
vegetables, ornamental plants and weeds in Indonesia: (Diptera) of United States. New York: USDA.
surveys of host crops, species compositio and parasitoids. Setiawati W. 1998. Liriomyza huidobrensis hama baru pada
Intern J Pest Manage 46(4): 257 - 266. tanaman kentang. Bandung: Balai Tanaman Sayuran.
Rustam R. 2002. Biologi Opius sp.(Hymenoptera: Braconidae) Supartha IW. 1998. Bionomi lalat pengorok daun, Liriomyza
parasitoid lalat pengorok daun kentang. Tesis Pasca Sarjana. huidobrensis (Blanchard) (Diptera: Agromyzidae), pada
Bogor: IPB. pertanaman kentang. Disertasi. Bogor: IPB.
Spencer KA. 1973. Agromyzidae (Diptera) of Economic Susilawati. 2002. Komposisi dan kelimpahan parasitoid lalat
Importance. Dr. W Junk BV. The Hague, 418 p. pengorok daun Liriomyza sativae Blanchard (Diptera:
Agromyzidae). Tesis Pasca Sarjana. Bogor: IPB.

You might also like