Professional Documents
Culture Documents
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS PERTANIAN
Kampus Unhas Tamalanrea Jalan Perintis Kemerdekaan – Makassar 90245, Indonesia
Telp./fax : ( 0411 ) 586 014, 587 050 Ext. 2282, 2301, 2302,
E-mail : exfarm@Indosat.net.id
Nama : Marliah
Hari/Tanggal :
Pukul :
Tempat :
BAB 1
PENDAHULUAN
90% luas areal kakao di Indonesia merupakan perkebunan rakyat (Siswanto dan
tanaman yang masih berada di bawah 900 kg/ha/thn dari rata-rata potensi sebesar
2.000 kg/ha/thn. Beberapa penyebabnya adalah bahan tanaman yang kurang baik,
mencapai 30% setiap tahunnya bahkan ada penyakit penting yang dapat
terluas, kehilangan hasil akibat penyakit busuk buah di musim hujan dapat
mencapai 60% (Rosmana et al., 2006; Rosmana et al., 2010). Pada serangan buah
permukaan buah, namun bagian paling rentan adalah pangkal buah. Permukan
buah yang terinfeksi patogen akan berwarna coklat kehitaman, menjadi busuk basah
dan selanjutnya menyebar menutupi seluruh permukaan buah (Semangun, 2000).
Cendawan berada dalam tanah dapat juga terangkut oleh serangga, antara lain
semut, sehingga dapat mencapai buah-buah yang tinggi. Dari buah-buah yang tinggi,
Peran semut ini sangat penting terutama dalam penyebaran secara vertical
seperti yang terjadi di Papua New Guinea dan Afrika. Keberadaan semut dalam
populasi yang tinggi dikedua wilayah ini berhubungan dengan kerusakan yang berat
oleh penyakit busuk buah kakao (McGregor & Moxon, 1985; Konam & Guest,
Daha et al., 2003). Pada pertanaman Kakao wilayah Polewali Mandar yang dijadikan
lokasi penelitian telah diambil beberapa spesies semut pada pohon yang diamati :
(a) (b) (c)
spesies semut dengan penyakit busuk buah Phytopthora palmivora pada tanaman
kakao.
Hipotesis
vektor terhadap penyakit busuk buah Phytopthora palmivora pada tanaman kakao.
hubungan antara spesies semut dengan Phytopthora palmivora penyebab busuk buah
kakao.
BAB III
METODE PENELITIAN
lebih 2 ha dengan jumlah tanaman sekitar 2000 pohon. Areal pertanaman kakao
tersebut dibentuk diagonal kemudian diambil 100 pohon sampel pada tiap lahan
Keterangan :
: Lahan
: Plot
pohon yang ditentukan pada buah berumur 1-3 bulan dengan gejala Phytopthora
tanaman dilakukan dengan menghitung jumlah buah terserang dan jumlah buah
dengan menggunakan skoring populasi semut berdasarkan kategori oleh Kho dan
Guest, D. (2007). Black pod: Diverse pathogens with a global impact on cocoa yield.
Phytopathology, 97, 1650-1653.
Konam, J.K. & D.I. Guest (2004). Role of beetles (Coleoptera: Scolytidae and
Nitidulidae) in the spread of Phytophthora palmivora pod rot of cocoa in Papua
New Guinea. Australian Plant Pathology, 33, 55-59.
Mc Gregor, A.J. & J.E. Moxon (1985). Potential for biological control of tent
building species of ant associated with Phytophthora palmivora pod rot of cocoa
in Papua New Guinea. Annal of Applied Biology, 107, 271-277.
Rosmana, A.; M. Shepard; P. Hebbar & A. Mustari (2010). Control of cocoa pod
borer and Phytophthora pod rot using degradable plastic pod sleeves and a
nematode, Steinernema carpocapsae. Indonesian Journal of Agricultural
Science (In Press).