You are on page 1of 7

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

PERAN ROKET AIR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN


IPA MENUJU MASYARAKAT 5.0

Srisiska1, Afrina Hariesa2


1,2
SMP Negeri 1 Prabumulih
e-mail: ssri72447@gmail.com

Abstract— The development of science and technology is increasingly pushing


efforts towards renewal in utilizing the results of technology in the implementation
of learning. In carrying out their duties, the teacher (instructor) is expected to be
able to use tools or materials supporting the learning process, from simple tools to
sophisticated tools (in accordance with the development and demands of the
times). Learning media is an intermediary as what is meant in the statement
above. In this condition, the media used has a position as a tool in learning
activities, namely teaching aids. teachers (instructors) must have sufficient
knowledge and understanding of learning media, which includes (Hamalik, 1994):
(i) media as a communication tool to make teaching and learning processes more
effective; (ii) the function of the media in order to achieve educational goals; (iii)
the relationship between teaching methods and the media used; (iv) the value or
benefits of media in teaching; (v) the selection and use of instructional media; (vi)
various types of learning media tools and techniques; and (vii) innovation efforts in
the provision of learning media. Water rocket, also called water rocket, is an object
that can fly using water and air. Water rockets became popular in Indonesia
around 2005/2006. Water rockets are often contested either at the district,
provincial, or even national level. Participants in the competition are mostly good
students who sit in high school and even college students. Based on the above
understanding, it seems to us that the presence of water rockets in the educational
dimension is an absolute necessity. But this also needs to be supported by the
availability of supporting facilities and infrastructure, as well as the readiness of
education and students to adapt to water rocket technology.

Keywords— Learning Media, The Role of Water Rockets, SMP Negeri 1


Prabumulih

Abstrak— Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong usaha-usaha


ke arah pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam
pelaksanaan pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru (pengajar)
diharapkan dapat menggunakan alat atau bahan pendukung proses pembelajaran,
dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih (sesuai dengan perkembangan
dan tuntutan jaman). Media pembelajaran merupakan suatu perantara seperti apa
yang dimaksud pada pernyataan di atas. Dalam kondisi ini, media yang digunakan
memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat bantu
mengajar bagi guru (teaching aids). guru (pengajar) harus memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi
(Hamalik, 1994): (i) media sebagai alat komunikasi agar lebih mengefektifkan
proses belajar mengajar; (ii) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan; (iii) hubugan antara metode mengajar dengan media yang digunakan;
(iv) nilai atau manfaat media dalam pengajaran; (v) pemilihan dan penggunaan
media pembelajaran; (vi) berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran; dan
(vii) usaha inovasi dalam pengadaan media pembelajaran. Roket air disebut juga
water rocket merupakan sebuah benda yang bisa terbang dengan memanfaatkan
air dan udara. Roket air mulai populer di Indonesia sekitar tahun 2005/2006. Roket
air sering dilombakan baik pada tingkat kabupaten, provinsi, bahkan nasional.
Peserta perlombaan kebanyakan pelajar baik yang duduk di bangku sekolah
menengah bahkan mahasiswa. Berdasarkan pemahaman di atas, nampaklah bagi
kita bahwa kehadiran roket air dalam dimensi pendidikan merupakan suatu hal
yang mutlak dan sudah merupakan kebutuhan. Namun hal ini juga perlu ditunjang

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


757
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung, serta kesiapan


pendidikan dan peserta didik untuk beradaptasi dengan teknologi roket air.

Kata Kunci— Media Pembelajaran, Peran Roket Air, SMP Negeri 1 Prabumulih

——————————  ——————————

PENDAHULUAN
Penelitian ini bermula dari kondisi yang atas, maka proses belajar mengajar pada
menunjukkan bahwa kemampuan belajar hakikatnya adalah suatu proses komunikasi,
peserta didik Indonesia masih tergolong yaitu proses penyampaian pesan (isi atau
rendah dan harus ditingkatkan. materi ajar) dari sumber pesan melalui
Dalam tahun-tahun belakangan ini saluran/media tertentu ke penerima pesan
telah terjadi pergeseran paradigma dalam (siswa/pebelajar atau mungkin juga guru).
pembelajaran ke arah paradigma Penyampaian pesan ini bisa dilakukan
konstruktivisme. Menurut pandangan ini melalui simbul-simbul komunikasi berupa
bahwa pengetahuan tidak begitu saja bisa simbul-simbul verbal dan non-verbal atau
ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi visual, yang selanjutya ditafsirkan oleh
pengetahuan tersebut dikonstruksi di dalam penerima pesan (Criticos, 1996). Adakalanya
pikiran siswa itu sendiri. Guru bukanlah satu- proses penafsiran tersebut berhasil dan
satunya sumber belajar bagi siswa (teacher terkadang mengalami kegagalan. Kegagalan
centered), tetapi yang lebih diharapkan adalah ini bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor,
bahwa pembelajaran berpusat pada siswa misalnya adanya hambatan psikologis (yang
(student centered). Dalam kondisi seperti ini, menyangkut minat, sikap, kepercayaan,
guru atau pengajar lebih banyak berfungsi inteligensi, dan pengetahuan), hambatan fisik
sebagai fasilitator pembelajaran. Jadi, siswa berupa kelelahan, keterbatasan daya alat
atau pebelajar sebaiknya secara aktif indera, dan kondisi kesehatan penerima
berinteraksi dengan sumber belajar, berupa pesan. Faktor lain yang juga berpengaruh
lingkungan. adalah hambatan kultural (berupa perbedaan
Lingkungan yang dimaksud (menurut adat istiadat, norma-norma sosial,
Arsyad, 2002) adalah guru itu sendiri, siswa kepercayaan dan nilai-nilai panutan), dan
lain, kepala sekolah, petugas perpustakaan, hambatan lingkungan yaitu hambatan yang
bahan atau materi ajar (berupa buku, modul, ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan
selebaran, majalah, rekaman video, atau sekitar (Sadiman, dkk., 1990).
audio, dan yang sejenis), dan berbagai Untuk mengatasi kemungkinan
sumber belajar serta fasilitas (OHP, perekam hambatan-hambatan yang terjadi selama
pita audio dan video, radio, televisi, komputer, proses penafsiran dan agar pembelajaran
perpustakaan, laboratorium, pusat-pusat dapat berlangsung secara efektif, maka
sumber belajar, termasuk alam sekitar). sedapat mungkin dalam penyampaian pesan
Bertitik tolak dari kenyataan tersebut di (isi/materi ajar) dibantu dengan menggunakan

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


758
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

media pembelajaran. Diharapkan dengan dibahas tentang arti, posisi, fungsi, klasifikasi,
pemanfaatan sumber belajar berupa media dan karakteristik beberapa jenis media, untuk
pembelajaran, proses komunikasi dalam mendapatkan gambaran dan pemahaman
kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih sebelum menggunakan atau mungkin
efektif (Gagne, 1985) dan efisien. memproduksi media pembelajaran.
Perkembangan ilmu dan teknologi
semakin mendorong usaha-usaha ke arah Pengertian Media Pembelajaran
pembaharuan dalam memanfaatkan hasil- Media (bentuk jamak dari kata
hasil teknologi dalam pelaksanaan medium), merupakan kata yang berasal dari
pembelajaran. Dalam melaksanakan bahasa latin medius, yang secara harfiah
tugasnya, guru (pengajar) diharapkan dapat berarti ‘tengah', ‘perantara' atau ‘pengantar'
menggunakan alat atau bahan pendukung (Arsyad, 2002; Sadiman, dkk., 1990). Oleh
proses pembelajaran, dari alat yang karena itu, media dapat diartikan sebagai
sederhana sampai alat yang canggih (sesuai perantara atau pengantar pesan dari pengirim
dengan perkembangan dan tuntutan jaman). ke penerima pesan.
Bahkan mungkin lebih dari itu, guru Media dapat berupa sesuatu bahan
diharapkan mampu mengembangkan (software) dan/atau alat (hardware).
keterampilan membuat media Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam
pembelajarannya sendiri. Oleh karena itu, Arsyad, 2002), bahwa media jika dipahami
guru (pengajar) harus memiliki pengetahuan secara garis besar adalah manusia, materi,
dan pemahaman yang cukup tentang media atau kejadian yang membangun kondisi, yang
pembelajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994): menyebabkan siswa mampu memperoleh
(i) media sebagai alat komunikasi agar lebih pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi
mengefektifkan proses belajar mengajar; (ii) menurut pengertian ini, guru, teman sebaya,
fungsi media dalam rangka mencapai tujuan buku teks, lingkungan sekolah dan luar
pendidikan; (iii) hubugan antara metode sekolah, bagi seorang siswa merupakan
mengajar dengan media yang digunakan; (iv) media. Pengertian ini sejalan dengan batasan
nilai atau manfaat media dalam pengajaran; yang disampaikan oleh Gagne (1985), yang
(v) pemilihan dan penggunaan media menyatakan bahwa media merupakan
pembelajaran; (vi) berbagai jenis alat dan berbagai jenis komponen dalam lingkungan
teknik media pembelajaran; dan (vii) usaha siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
inovasi dalam pengadaan media Banyak batasan tentang media,
pembelajaran. Association of Education and Communication
Berdasarkan deskripsi di atas, maka Technology (AECT) memberikan pengertian
media adalah bagian yang sangat penting dan tentang media sebagai segala bentuk dan
tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, saluran yang digunakan untuk menyampaikan
terutama untuk mencapai tujuan pembelajaran pesan dan informasi. Dalam hal ini terkandung
itu sendiri. Oleh karena itu, lebih jauh perlu pengertian sebagai medium (Gagne, et al.,

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


759
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

1988) atau mediator, yaitu mengatur pembelajaran adalah segala sesuatu yang
hubungan yang efektif antara dua pihak utama menyangkut software dan hardware yang
dalam proses belajar -siswa dan isi pelajaran. dapat digunakan untuk meyampaikan isi
Sebagai mediator, dapat pula mencerminkan materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar
suatu pengertian bahwa dalam setiap sistem (individu atau kelompok), yang dapat
pengajaran, mulai dari guru sampai kepada merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
peralatan yang paling canggih dapat disebut minat pebelajar sedemikian rupa sehingga
sebagai media. Heinich, et.al., (1993) proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi
memberikan istilah medium, yang memiliki lebih efektif.
pengertian yang sejalan dengan batasan di Posisi Media Pembelajaran Bruner
atas yaitu sebagai perantara yang mengantar (1966) mengungkapkan ada tiga tingkatan
informasi antara sumber dan penerima. Dalam utama modus belajar, seperti: enactive
dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu (pengalaman langsung), iconic (pengalaman
atau media komunikasi digunakan secara piktorial atau gambar), dan symbolic
bergantian atau sebagai pengganti istilah (pengalaman abstrak). Pemerolehan
media pendidikan (pembelajaran). Seperti pengetahuan dan keterampilan serta
yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi
bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa karena adanya interaksi antara pengalaman
media komunikasi, hubungan komunikasi baru dengan pengalaman yang telah dialami
akan dapat berjalan dengan lancar dan sebelumnya melalui proses belajar. Sebagai
dengan hasil yang maksimal. Batasan media ilustrasi misalnya, belajar untuk memahami
seperti ini juga dikemukakan oleh Reiser dan apa dan bagaimana mencangkok. Dalam
Gagne (dalam Criticos, 1996; Gagne, et al., tingkatan pengalaman langsung, untuk
1988), yang secara implisit menyatakan memperoleh pemahaman pebelajar secara
bahwa media adalah segala alat fisik yang langsung mengerjakan atau membuat
digunakan untuk menyampaikan isi materi cangkokan. Pada tingkatan kedua, iconic,
pengajaran. Dalam pengertian ini, pemahaman tentang mencangkok dipelajari
buku/modul, tape recorder, kaset, video melalui gambar, foto, film atau rekaman video.
recorder, camera video, televisi, radio, film, Selanjutnya pada tingkatan
slide, foto, gambar, dan komputer adalah pengalaman abstrak, siswa memahaminya
merupakan media pembelajaran. Menurut lewat membaca atau mendengar dan
National Education Association -NEA (dalam mencocokkannya dengan pengalaman melihat
Sadiman, dkk., 1990), media adalah bentuk- orang mencangkok atau dengan
bentuk komunikasi baik yang tercetak maupun pengalamannya sendiri. Berdasarkan uraian di
audio visual beserta peralatannya. atas, maka dalam proses belajar mengajar
Berdasarkan batasan-batasan sebaiknya diusahakan agar terjadi variasi
mengenai media seperti tersebut di atas, aktivitas yang melibatkan semua alat indera
maka dapat dikatakan bahwa media pebelajar. Semakin banyak alat indera yang

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


760
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

terlibat untuk menerima dan mengolah komunikasi dan informasi pada saat ini, media
informasi (isi pelajaran), semakin besar pembelajaran memiliki posisi sentral dalam
kemungkinan isi pelajaran tersebut dapat proses belajar dan bukan semata-mata
dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan sebagai alat bantu. Media pembelajaran
pebelajar. Jadi agar pesan-pesan dalam memainkan peran yang cukup penting untuk
materi yang disajikan dapat diterima dengan mewujudkan kegiatan belajar menjadi lebih
mudah (atau pembelajaran berhasil dengan efektif dan efisien. Dalam posisi seperti ini,
baik), maka pengajar harus berupaya penggunaan media pembelajaran dikaitkan
menampilkan stimulus yang dapat diproses dengan apa-apa saja yang dapat dilakukan
dengan berbagai indera pebelajar. Pengertian oleh media, yang mungkin tidak mampu
stimulus dalam hal ini adalah suatu dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya
"perantara" yang menjembatani antara kurang efisien). Dengan kehadiran media
penerima pesan (pebelajar) dan sumber pembelajaran maka posisi guru bukan lagi
pesan (pengajar) agar terjadi komunikasi yang sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi
efektif. sebagai fasilitator. Bahkan pada saat ini media
Media pembelajaran merupakan suatu telah diyakini memiliki posisi sebagai sumber
perantara seperti apa yang dimaksud pada belajar yang menyangkut keseluruhan
pernyataan di atas. Dalam kondisi ini, media lingkungan di sekitar pebelajar.
yang digunakan memiliki posisi sebagai alat Hasil belajar seseorang diperoleh
bantu dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat mulai dari pengalaman langsung (kongkret)
bantu mengajar bagi guru (teaching aids). berdasarkan kenyataan yang ada di
Misalnya alat-alat grafis, photografis, lingkungan hidupnya, kemudian melalui
atau elektronik untuk menangkap, benda-benda tiruan, dan selanjutnya sampai
memproses, dan menyususn kembali kepada lambang-lambang verbal (abstrak).
informasi visual atau verbal. Sebagai alat Untuk kondisi seperti inilah kehadiran media
bantu dalam mengajar, media diharapkan pembelajaran sangat bermanfaat. Dalam
dapat memberikan pengalaman kongkret, posisinya yang sedemikian rupa, media akan
motivasi belajar, mempertinggi daya serap dapat merangsang keterlibatan beberapa alat
dan retensi belajar siswa. Sehingga alat bantu indera. Di samping itu, memberikan solusi
yang banyak dan sering digunakan adalah alat untuk memecahkan persoalan berdasarkan
bantu visual, seperti gambar, model, objek tingkat keabstrakan pengalaman yang
tertentu, dan alat-alat visual lainnya. Oleh dihadapi pebelajar. Kenyataan ini didukung
karena dianggap sebagai alat bantu, guru atau oleh landasan teori penggunaan media yang
orang yang membuat media tersebut kurang dikemukakan oleh Edgar Dale, yaitu teori
memperhatikan aspek disainnya, Kerucut Pengalaman Dale (Dale's Cone of
pengembangan pembelajarannya, dan Experience) seperti Gambar 1 di bawah. Teori
evaluasinya. Dengan kemajuan teknologi di ini merupakan elaborasi yang rinci dari konsep
berbagai bidang, misalnya dalam teknologi

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


761
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan Roket air adalah roket yang berbahan
oleh Bruner. bakar atau lebih tepatnya berbahan
Sejauh ini media Roket air di sekolah pendorong air dan udara bertekanan. Seperti
sudah mulai diterapkan di SMP Negeri 1 kita ketahui bersama bahwa udara dalam
Prabumulih, tepatnya sudah selama 5 tahun. suatu ruangan akan menekan ke segala arah
Namun berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan akan mengalir menuju tekanan yang lebih
pada tanggal 4 April 2019, ditemukan fakta rendah. Dengan dasar tersebut jika suatu
bahwa media Roket Air di sekolah kurang botol diisi dengan udara dengan tekanan
berjalan dengan efektif, masih terdapat guru tertentu maka udara dalam botol akan
IPA yang tidak menjalankan media Roket Air menekan ke segala arah dan jika botol
di sekolah. Media Roket Air juga mulai dilubangi pada suatu titik maka udara akan
diterapkan di SMP Negeri 1 Prabumulih, yang keluar dari lubang tersebut dan akan
bertujuan agar siswa rajin belajar saat guru menyebabkan gaya yang berlawanan arah
menjalankan proses belajar mengajar, namun dari keluarnya udara.
kenyataannya, minat siswa dalam belajar Roket bekerja karena ada aksi dan
masih rendah sehingga Media Roket Air reaksi (hukum Newton ketiga). Perubahan
belum optimal. momentum pada lubang pengeluaran sama
dengan perubahan momentum yang dialami
Peran Roket Air roket, jadi air dan udara yang keluar dari
Roket air disebut juga water rocket dalam botol menyebabkan botol terdorong
merupakan sebuah benda yang bisa terbang berlawanan arah dari keluarnya air dan udara.
dengan memanfaatkan air dan udara. Roket
air mulai populer di Indonesia sekitar tahun METODE PENELITIAN
2005/2006. Roket air sering dilombakan baik Penelitian ini akan menggunakan jenis
pada tingkat kabupaten, provinsi, bahkan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian
nasional. Peserta perlombaan kebanyakan deskriptif dilakukan untuk menggambarkan hal
pelajar baik yang duduk di bangku sekolah yang sebenarnya mengenai suatu variabel
menengah bahkan mahasiswa. yang belum jelas dengan pengambilan data
Teori fisika yang menjelaskan yang telah terkumpul dan membuat analisa
bagaimana roket air bisa terbang adalah kesimpulan.
hukum III Newton. Hukum III Newton
mengatakan bahwa “ Jika benda A HASIL DAN PEMBAHASAN
memberikan gaya pada benda B (Gaya Jika kita melihat konteks di atas maka,
Aksi/Faksi), maka benda B akan memberikan sekolah akan mampu menciptakan
gaya pada benda A (Gaya Reaksi/Freaksi). pembelajaran yang berbasis media
Kedua gaya ini memiliki besar yang sama pembelajaran yang canggih dengan
tetapi arahnya berlawanan”. melibatkan semua pihak dan adanya
keterbukaan serta mampu membuat program

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


762
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

yang baik dengan melakukan kerjasama peneliti untuk melakukan penelitian di SMP
kepada semua pihak dan setiap guru mampu Negeri 1 Prabumulih.
meningkatkan kompetensinya dalam
penguanaan roket air sehingga diharapkan DAFTAR PUSTAKA
1. Hermawan.2015.Manfaat Internet Dalam
dapat memanfaatkan media media Pendidikan http://aherlies.
pembelajaran ini sebagai media pembelajaran blogspot.com/2015/08/Manfaat-Internet-
Dalam-Pendidikan-dan.html?m=1. Diakses
di kelas atau di sekolah. Karena walau 27 Desember 2019.
bagaimanapun kita tidak bisa terhindar dari 2. Kompasiana.Media Pembelajaran Arti
Posisi-Fungsi Klasifikasi dan
globalisasi yang salah satunya adalah Karakteristiknya.
meningkatkan pembelajaran teknologi https://www.kompasiana.com/ikpj/54ff4771
a33311874a50fb9a/media-pembelajaran-
komunikasi dan informasi, Hermawan arti-posisi-fungsi-klasifikasi-dan-
(2015:6). karakteristiknya?page=all. Diakses 27
Desember 2019
Berdasarkan pemahaman di atas, 3. Rianadi.2014.Makalah Membuat Roket Air.
nampaklah bagi kita bahwa kehadiran roket air http://trianadi.blogspot.com/2014/12/makal
ah-membuat-roket-air.html. Diakses 27
dalam dimensi pendidikan merupakan suatu Desember 2019.
hal yang mutlak dan sudah merupakan
kebutuhan. Namun hal ini juga perlu ditunjang
oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang
mendukung, serta kesiapan pendidikan dan
peserta didik untuk beradaptasi dengan
teknologi roket air.

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa Peran Roket Air Sebagai Media
Pembelajaran Menuju Masyrakat 5.0 sudah
baik. Diliat dari ketersediaan sarana dan
prasarana yang mendukung, serta kesiapan
pendidikan dan peserta didik untuk
beradaptasi dengan media pembelajaran roket
air.

UCAPAN TERIMA KASIH


Peneliti mengucapkan terima kasih atas
dukungan dan bimbingan dari semua pihak
yang terlibat dalam penelitian ini. Khususnya
kepada Kepala SMP Negeri 1 Prabumulih
terima kasih telah memberikan izin kepada

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


763

You might also like