Professional Documents
Culture Documents
x
Corresponding author: s4ms121266@gmail.com
Abstract
The purpose of this research are (1) to analyze the learning quality of problem based learning model which
is accompanied by gave remedial teaching, (2) to described remedial teaching process a follow up diagnostic
assessment, and (3) to analyze the ability of solving mathematical problems students are reviewed from
cognitive style. This research is a mixed method research of concurrent embedded types. The research
population were students of class XI MIPA SMA 1 Bojong Tegal. The result of mathematical problem solving
ability test was analyzed qualitatively using mean test, comprehensive test, mean deviation test, and deviation
proportion test Result of this research shows learning quality of PBL learning model with remedial teaching
is considered well both qualitatively and quantitatively. The provision of diagnostic tests and remedial
teaching treatment is effective to improve problem solving abilities, and the problem solving ability of
independent field students is better than field dependent students.
Keywords: Mathematical Problem Solving Ability, Problem Based Learning (PBL), Cognitive Style,
jggjbRemedial Teaching, Diagnostic assessment.
ganjaran atau penguatan yang bersifat masalah ini diajukan sedemikian rupa
ekstrinsik. Crozier (1997) mengatakan sehingga peserta didik mendapatkan
bahwa perbedaan gaya kognitif field pengetahuan baru sebelum mereka dapat
independent dan field dependent dapat memecahkan masalah.
diteliti menggunakan alat ukur EFT Dalam pembelajaran problem based
(Embedded Figures Test) atau RFT (Rod- learning peserta didik menafsirkan
and-Frame Test). Witkin (1973) masalah, mengumpulkan informasi yang
mengembangkan EFT ini menjadi GEFT dibutuhkan, mengidentifikasi solusi yang
(Group Embeded Figure Test). Pada mungkin, mengevaluasi pilihan-pilihan, dan
penelitian ini, peneliti menggunakan tes menyimpulkan hasil pekerjaan.
GEFT. Amalludin, et al., (2016) menyatakan bahwa
pembelajaran problem based learning
Model Problem Based Learning (PBL) mendorong peserta didik untuk belajar dan
Pemecahan masalah merupakan bekerjasama dalam kelompok untuk
bagian dari kurikulum matematika yang mencari pemecahan masalah-masalah di
sangat penting terutama dalam proses dunia nyata sehingga kemampuan peserta
pembelajaran maupun penyelesaian. Peserta didik seperti pemecahan masalah
didik dapat memperoleh pengalaman melalui berkembang positif.
proses pembelajaran. Pengalaman,
pengetahuan dan kemampuan yang sudah Asesmen Diagnostik
dimiliki diterapkan pada pemecahan Menurut Wahyudi (2010) pengertian
masalah yang bersifat tidak rutin. Proses diagnostik dalam bidang pendidikan adalah
pembelajaran yang dilakukan guru suatu cara untuk menentukan kesulitan
sebaiknya diarahkan pada proses pemecahan yang dialami oleh peserta didik agar dapat
masalah peserta didik. ditentukan terapi yang sesuai dengan
Salah satu model pembelajaran yang kesulitan yang dialami oleh peserta didik
berorientasi untuk pemecahan masalah dan tersebut. Kesulitan yang hendak dipantau
studen centered adalah model problem based adalah kesulitan yang terjadi pada proses
learning (PBL) atau pembelajaran berbasis belajar yaitu kesulitan belajar. Mengatasi
masalah. Berdasarkan definisi Savery kesulitan belajar, perlu adanya asesmen
(2006), problem based learning adalah yang tepat untuk mengidentifikasi letak
pembelajaran yang berpusat pada peserta kesulitan belajar dalam hasil belajar
didik dengan memberdayakan peserta didik matematika peserta didik. Dalam hal ini
untuk melakukan penelitian, peneliti menggunakan asesmen/penilaian
mengintegrasikan teori dan praktek, dan diagnostik. Instrumen yang digunakan
menerapkan pengetahuan dan keterampilan adalah tes diagnostik.
untuk mengembangkan solusi yang layak Menurut Bruecker & Melby dalam
untuk masalah yang didefinisikan. (Suwarto,2013), tes diagnostik digunakan
Berdasarkan (Kemendikbud, 2013) untuk menentukan elemen-elemen dalam
model problem based learning adalah model suatu mata pelajaran yang mempunyai
pembelajaran yang dirancang agar peserta kelemahan-kelemahan khusus dan
didik mendapat pengetahuan penting, yang menyediakan alat untuk menemukan
membuat mereka mahir dalam penyebab kekurangan tersebut. Zhongbao
memecahkan masalah, dan memiliki model Zhao (2013) menyatakan bahwa tes
belajar sendiri serta memiliki kecakapan diagnostik utamanya adalah untuk
berpartisipasi dalam tim. Proses mengetahui kekuatan dan kelemahan
pembelajarannya menggunakan pendekatan peserta didik dan memberi masukan kepada
yang sistemik untuk memecahkan masalah guru dan peserta didik untuk membuat
atau menghadapi tantangan yang nanti keputusan terkait dengan perbaikan proses
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. mengajar dan proses belajar.Menurut
Padmavathy dan Mareesh (2013) Geller, Leanne R. Ketterlin & Paul Yovanoff
menguraikan tahapan dalam pelaksanaan (2009) dalam suatu pengambilan keputusan
pembelajaran dengan model problem based model pembelajaran, hasil tes diagnostik
learning yaitu pembelajaran dimulai dengan pembelajaran perbaikan, yang dalam hal ini
masalah yang harus dipecahkan, dan adalah berupa remedial teaching.
EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019 89
ISSN 2086 – 3918
primer dan penelitian kuantitatif sebagai lembar angket respon siswa dan hasil
metode sekunder. Penelitian kualitatif wawancara peserta didik. Berdasarkan data
untuk menganalisis kualitas pembelajaran, tersebut akan dideskripsikan kemampuan
menganalisis kemampuan pemecahan pemecahan masalah matematika ditinjau
masalah matematika peserta didik ditinjau dari gaya kognitif peserta didik.
dari gaya kognitif pada pembelajaran model Pada tahap analisis dan interpretasi
problem based learning yang disertai dengan data dilakukan berdasarkan data yang
pemberian perlakuan remedial teaching dan diperoleh pada tahap kedua, baik secara
mendeskripsikan proses pemberian kualitatif maupun kuantitatif. Analisis
remedial teaching. Penelitian kuantitatif secara kualitatif dilakukan untuk
dalam penelitian ini sebagai data penunjang menganalisis kualitas pembelajaran model
untuk menganalisis kemampuan problem based learning yang disertai
pemecahan masalah matematika peserta pemberian perlakuan remedial teaching dan
didik ditinjau dari gaya kognitif. Penelitian mengetahui letak, faktor penyebab kesulitan
kuantitatif yang digunakan adalah belajar beserta proses remedial teaching
alternative treatment post-test-only with peserta didik yang menjadi subjek penelitian
nonequivalent group design. sedangkan analisis secara kuantitatif
c. Alur Pengolahan Data dilakukan untuk menguji keefektifan
Penelitian diawali dengan tahap studi pembelajaran model problem based learning
pendahuluan dalam rangka yang disertai pemberian perlakuan remedial
mengidentifikasi masalah yang terjadi teaching terhadap kemampuan pemecahan
dilapangan dengan cara melakukan masalah matematika.Analisis data
wawancara dan mengamati salah satu guru kuantitatif terdiri dari (1) analisis data awal,
matematika SMA Negeri 1 Bojong saat diperoleh dari hasil Penilaian Tengah
mengajar, menyusun teori yang berkaitan Semester yang bertujuan untuk mengetahui
dengan masalah yang akan diteliti dan kondisi awal kelas eksperimen dan kelas
menyusun perangkat pembelajaran dan kontrol yang menggunakan uji normalitas,
instrumen penelitian yakni Silabus, RPP, uji homogenitas, uji kesamaan rata-rata dan
Bahan Ajar, Lembar Kerja Peserta Didik, (2) analisis data akhir, diperoleh dari TKPM
Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran, yang dilakukan setelah pelaksanaan
Lembar Validasi Instrumen Penelitian, Tes pembelajaran pada kelas eksperimen dan
Diagnostik, Tes Kemampuan Pemecahan kelas kontrol yang menggunakan uji
Masalah Matematika (TKPM), Pedoman proporsi ketuntasan kemampuan
Wawancara, Lembar Pengamatan pemecahan masalah matematika, uji beda
Keterlaksanaan Pembelajaran, Lembar rata-rata kemampuan pemecahan masalah
Observasi Aktivitas Peserta Didik dan matematika, dan uji beda proporsi
Angket Respon Peserta Didik Terhadap kemampuan pemecahan masalah
Pembelajaran. Kemudian melakukan uji matematika. Analisis data kualitatif
validitas ahli untuk perangkat mengikuti konsep Milles & Huberman
pembelajaran dan instrumen penelitian, dan (2007) yang menggunakan tiga langkah
uji coba soal TKPM. Kriteria yang utama yaitu reduksi data, penyajian data,
digunakan untuk menentukan apakah dan penarikan kesimpulan.
instrumen penelitian layak digunakan
adalah jika instrumen tersebut memenuhi HASIL DAN PEMBAHASAN
kriteria valid a. Deskripsi Hasil Tes dan Analisis
Pada tahap kedua yaitu pengumpulan Kualitas Pembelajaran
data kualitatif dan kuantitatif, peneliti Pengelompokan peserta didik
melakukan penelitian secara kualitatif dan berdasarkan gaya kognitif dilakukan
kuantitatif secara beriringan. Sumber data sebelum pelaksanaan pembelajaran. Gaya
dalam penelitian ini adalah data hasil tes kognitif peserta didik dikelompokkan
GEFT merupakan data mengenai jenis gaya menjadi dua kategori yaitu field independent
kognitif, hasil tes diagnostik, lembar dan field dependent berdasarkan hasil tes
jawaban tes kemampuan pemecahan GEFT. Berdasarkan hasil tes GEFT
masalah matematika (TKPM), lembar diperoleh 10 peserta didik dengan gaya
pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, kognitif field independent dan 21 peserta
92 EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019
ISSN 2086 – 3918
didik yang memiliki gaya kognitif field Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
dependent peserta didik menilai pembelajaran yang
Tujuan penelitian yang pertama yaitu telah dilaksanakan dengan baik.
menganalisis kualitas pembelajaran model Keefektifan pembelajaran dengan uji
problem based learning yang disertai dengan prasyarat kelas kontrol dan eksperimen
pemberian perlakuan remedial teaching berdistribusi normal dan homogen.
terhadap kemampuan pemecahan masalah Keefektifan pembelajaran dilihat dari hasil
matematika peserta didik. Kualitas tes kemampuan pemecahan masalah
pembelajaran model problem based learning matematika yaitu uji rata-rata diperoleh t
yang disertai dengan pemberian perlakuan hitung = 6,722 dan t tabel = 1,70 sehingga t
remedial teaching diukur berdasarkan tiga hitung > t tabel maka ditunjukkan bahwa
tahap yaitu tahap perencanaan, tahap rata-rata kemampuan kemampuan
pelaksanaan, dan tahap penilaian. Kualitas pemecahan masalah lebih dari KKM (68),
pembelajaran model problem based learning untuk uji ketuntasan diperoleh nilai
yang disertai dengan pemberian perlakuan zhitung = 2,39 sedangkan ztabel = 1,70
remedial teaching diperoleh hasil bahwa sehingga 𝑧 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑧 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka
pada tahap perencanaan pembelajaran ditunjukkan bahwa 75% peserta didik kelas
diperoleh rata-rata total nilai hasil penilaian eksperimen tuntas secara klasikal, untuk uji
perangkat pembelajaran dan instrumen beda rata-rata diperoleh thitung = 4,11
penelitian adalah 4,25 termasuk dalam sedangkan ttabel = 1,67 sehingga t hitung >
kategori baik. t tabel maka dapat ditunjukkan bahwa rata-
Pada tahap pelaksanaan rata kemampuan pemecahan masalah
pembelajaran diperoleh rata-rata total nilai matematika pada kelas eksperimen lebih
hasil observasi keterlaksanaan baik dari pada peserta didik kelas kontrol,
pembelajaran adalah 85,5% termasuk dalam untuk uji beda proporsi diperoleh z hitung =
kategori baik. Pelaksanaan model problem 3,79 dan z tabel = 1,64 maka ditunjukkan
based learning yang disertai dengan bahwa proporsi ketuntasan kemampuan
pemberian perlakuan remedial teaching pemecahan masalah matematika peserta
dapat berjalan dengan sangat baik karena didik kelas eksperimen lebih dari proporsi
adanya dukungan positif dari peserta didik ketuntasan kemampuan pemecahan
untuk aktif selama proses pembelajaran. masalah matematika kelas kontrol, untuk
Karsim, et al., (2017) menyatakan bahwa uji beda rata-rata diperoleh thitung = 4,11
pembelajara menggunakan model problem sedangkan ttabel = 1,67 sehingga t hitung >
based learning melatih peserta didik untuk t tabel maka dapat ditunjukkan bahwa rata-
belajar mandiri, belajar berkelompok untuk rata kemampuan pemecahan masalah
mengembangkan kemampuan pemecahan matematika pada kelas eksperimen lebih
masalah, memahami materi dan baik dari pada peserta didik kelas kontrol.
membangun pengetahuannya. Hal ini sesuai Dari ketiga hasil perolehan tersebut,
hasil penelitian Saputri M., Dwijanto. & dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Mariani S (2016) yang menunjukkan bahwa model problem based learning yang disertai
aktivitas belajar berpengaruh terhadap dengan pemberian perlakuan remedial
kemampuan pemecahan masalah peserta teaching berkualitas. Hasil tersebut
didik. Hal ini juga sesuai dengan penelitian memberikan gambaran bahwa
Setiawan, T., Sugianto, & Junaedi (2012) pembelajaran model problem based learning
yang menunjukkan keaktifan peserta didik yang disertai dengan pemberian perlakuan
dalam pembelajaran dengan pendekatan remedial teaching dapat memberikan hasil
problem based learning dapat meningkatkan yang lebih baik dalam meningkatkan
keterampilan higher order thinking peserta kemampuan pemecahan masalah
didik matematika peserta didik. Pembelajaran ini
Tahap penilaian pembelajaran dilihat juga menggunakan LKPD yang dapat
respon peserta didik terhadap pembelajaran membantu pemahaman peserta didik. Hal
dan keefektifan pembelajaran. Hasil angket ini sejalan dengan hasil penelitian Mariya,
respon peserta didik, peserta didik et al., 2013) yang menyatakan penggunaan
memberikan respon yang baik terhadap LKPD membuat peserta didik lebih antusias
pembelajaran dengan skor rata-rata 76,58%. mengikuti pembelajaran yang disampaikan
EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019 93
ISSN 2086 – 3918
guru. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian meningkatkan kemampuan pemecahan
Lestari, et al., (2016) bahwa penerapan masalah peserta didik. Hal ini sejalan
model problem-based learning efektif dalam dengan penelitian Izzati (2015) menyatakan
meningkatkan dengan kemampuan bahwa program remidial dan pengayaan
pemecahan masalah dan kemandirian dengan metode tutor sebaya berpengaruh
belajar peserta didik. Hal tersebut sesuai dengan terhadap hasil belajar matematika.
dengan penelitian Zakaria & Hidayah Setelah pemberian perlakuan
(2015), yang menyatakan pembelajaran remedial teaching maka dilakukan tes
matematika dengan pendekatan ilmiah evaluasi pasca remedial teaching. Tes
berbantuan LKPD dapat meningkatkan evaluasi pasca remedial teaching dilakukan
karakter jujur dan pemecahan masalah untuk mengetahui peserta didik sudah
peserta didik. sembuh dari kesulitannya dan mengusai
b. Deskripsi Proses Remedial Teaching indikator materi yang belum tuntas pada tes
Selain menggunakan model PBL, diagnostik. Pemberian perlakuan remedial
keefektifan pembelajaran model problem teaching berpengaruh signifikan dalam
based learning yang disertai perlakuan meningkatkan kemampuan pemecahan
remedial teaching dipengaruhi oleh adanya masalah. Hal ini sejalan dengan penelitian
adanya pemberian tes diagnostik yang yang dilakukan oleh Karibasappa (2008)
tujuannya untuk mengetahui letak menunjukkan bahwa siswa yang diberikan
kesalahan siswa pada materi yang telah pembelajaran remedial menunjukkan
dipelajari yang ditindak lanjuti dengan peningkatan yang signifikan secara
pemberian perlakuan remedial teaching. operasional dan keterampilan matematika.
Pada penelitian ini, proses pemberian Hal ini didukung penelitian yang dilakukan
remedial teaching dilakukan dengan cara oleh Saputra & Suhito (2015), yang
mengelompokkan peserta didik yang menyatakan bahwa Adaptive Remedial
mempunyai kesulitan belajar yang sama. Teaching Strategy berlatar pembelajaran
Peserta didik yang menghadapi kesulitan aktif efektif dalam mengatasi kesulitan
belajar dikelompokkan pada kelompok belajar matematika. Hal ini juga sesuai
tertentu dan jenis remediasi yang diberikan dengan pendapat Kartono, et al., (2016)
bergantung pada macam materi pelajaran menyatakan bahwa pemberian remedial
yang akan disembuhkannya. teaching efektif untuk meningkatkan
Pelaksanaan pemberian remedial pencapaian hasil belajar peserta didik. Hasil
teaching yang dilaksanakan setelah tes penelitian Hafid, et al., (2016) juga
diagnostik bagi peserta didik yang belum mengemukakan bahwa remedial teaching
tuntas. Pemberian perlakuan remedial efektif dalam mengatasi kesulitan belajar.
teaching dilakukan dengan metode belajar c. Analisis Kemampuan Pemecahan
kelompok yang dikombinasikan dengan Masalah Ditinjau Gaya Kognitif.
metode tutor sebaya, metode pemberian Data kemampuan pemecahan
tugas, metode tanya jawab. dan metode masalah peserta didik berdasarkan gaya
pengajaran individual bagi beberapa peserta kognitif data tentang kemampuan peserta
didik yang mempunyai banyak kesalahan didik dalam menyelesaikan TKPM yang
atau kesulitan belajar. Lestanti, et al., (2016) mencakup empat indikator pemecahan
menyatakan bahwa interaksi yang terjadi masalah menurut NCTM yaitu membangun
saat bekerja berkelompok antara lain pengetahuan matematika baru melalui
adanya tanya jawab, saling berpendapat, pemecahan masalah, memecahkan masalah
menghargai pendapat dari teman yang lain, yang ada pada matematika dan bidang lain,
dan bekerja sama untuk memecahkan menerapkan dan menyesuaikan diri dengan
masalah matematika dapat berbagai macam strategi pemecahan
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, memonitor dan merefleksikan
masalah matematika.Metode tutor sebaya proses pemecahan masalah matematika,
dalam remedial teaching juga berpengaruh berikut persentase skor peserta didik pada
positif, hal ini sesuai dengan hasil penelitian tiap indikator pemecahan masalah ditinjau
Nofitasari, et al., (2015) yang menyatakan dari gaya kognitif peserta didik yang
bahwa pada model pembelajaran dengan tercantum pada Gambar 1.
menggunakan tutor sebaya dapat
94 EduMa Vol. 8 No. 1 Juli 2019
ISSN 2086 – 3918
Terhadap Kemampuan Pemecahan Setiawan .D, Waluya .B, & Mashuri. 2014.
Masalah Peserta Didik Pada Materi Keefektifan PBL Berbasis Nilai
Segiempat. UJME, 5 (1):54-61. Karakter Berbantuan CD Pembelajaran
Noriza, M.N, Kartono & Sugianto.2015. Terhadap kemampuan pemecahan
Kemampuan Pemecahan Masalah dan Masalah Materi Segiempat kelas VII.
Disposisi Matematis Siswa Kelas X UJME 3 (1):15-20.
pada Pembelajaran Berbasis Masalah. Setiawan,.T., Sugianto, & Junaedi, I. 2012.
UJMER,4 (2):66-75. Pengembangan Perangkat Matematika
OECD. 2012. PISA 2012 Assessment and Dengan Pendekatan Problem Based
Analytical Framework: Mathematics, Learning untuk Meningkatkan
Reading, Science, Problem Solving and Keterampilan Higher Order Thinking.
Financial Literacy. Paris: OECD UJRME 1 (1) : 72 – 80.
OECD. 2015. PISA 2015 Assessment and Suherman, I.,Turmudi.,Suryadi,D.,Herman,
Analytical Framework: Mathematics, T., Suhendra., Prabawanto, S.,
Reading, Science, Problem Solving and Nurjanah., & Rohayati, A. 2003.
Financial Literacy. Paris: OECD Strategi Pembelajaran Matematika
Padmavanthy dan Mareesh.2013. Kontemporer. Bandung: UPI.
Effectivenes of Problem Based Learning Sulistiyoningsih. T, Kartono, & Mulyono.
in Mathematics. International 2015.PBL Bernuansa Adiwiyata dengan
Multidisciplinary e-Journal, 2(1):45-51. Blended Learning untuk Meningkatkan
Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Kemampuan Masalah dan Karakter
tentang Standar Isi untuk Satuan Peduli Lingkungan. UJMER,4(2):84-92.
Pendidikan Dasar dan Menengah. 2016. Suwarto.2013. Pengembangan Tes
Prabawa, E.A.& Zaenuri. 2017. Analisis Diagnostik. Jurnal Pendidikan 22(2):
Kemampuan Pemecahan Masalah 187-202.
Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa pada Vendiagrys, L., I. Junaedi, & Masrukan.
Model Project Based Learning 2015. Analisis Kemampuan Pemecahan
Bernuansa Etnomatematika. UJMER 6 Masalah Matematika Soal Setipe
(1): 120-129. TIMSS berdasarkan Gaya Kognitif
Prasetyo, R. I., Supraptono, E., & Utami, Siswa pada Pembelajaran Model
A,D. 2016. Penerapan Model Problem Based Learning.UJMER 4(1):
Pembelajaran Remedial Berbasis Web 34-41.
Pada Materi Rumus dan Fungsi Wahyudi. 2010. Assesment Pembelajaran
.Dinamika, 6(2):51-57 berbasis Portofolio di Sekolah.Visi Ilmu
Saputra, A.D. & Suhito. 2015. Keefektifan Pendidikan. 2(1): 288 -296.
Adaptive Remedial Teaching Strategy Witkin, H.A.1977.Field-Dependence and
berlatar Pembelajaran Aktif dalam Field-Independence Cognitive Styles
Mengatasi Kesulitan Belajar and Their Educational Implications.
Matematika Jurusan IPS. UJME 4 (1): Review of Educational Research, 47(1):
1-10. 1- 64.
Saputri M., Dwijanto., & Mariani S. 2016. Zakaria F., & Hidayah. I. 2015.
Pengaruh PBL Pendekatan Pembelajaran Matematika dengan
Kontekstual Strategi Konflik Kognitif Pendekatan Ilmiah Berbantuan LKPD
dan Kemampuan Awal Terhadap untuk Meningkatkan Karakter Jujur
Kemampuan Pemecahan Masalah dan Pemecahan Masalah Bagi Siswa
Siswa Materi Geometri. UJME 5 (1): 77- SMP. UJME 4 (1):32-40.
83. Zhao, Zhangbao. 2013. An Overview od
Satoto, S., Sutarto, H., & Pujiastuti. E. 2013. Studies on Diagnostic Testing and its
Analisis Kesalahan Hasil Belajar Siswa Impplications for the Development of
dalam Menyelesaikan Soal dengan Diagnostic Speaking Test. International
Prosedur Newman.UJME, 1 (2):1-7. Journal of English Linguistics 3(1): 41-
Savery. 2006. Overview of Problem-based 45
Learning: Definitions and Distinctions.
Interdisciplinary Journal, 1(1): 9-20.