Professional Documents
Culture Documents
pada Afasia
Hafidz Triantoro Aji Pratomo, SST.TW., MPH.
Poltekkes Kemenkes Surakarta
Jurusan Terapi Wicara
Surakarta, 16-17 Oktober 2021
Poin penting
▪ Filosofi Asesmen
▪ Tahapan Evaluasi
▪ Evaluasi berbasis kuantitatif dan kualitatif
▪ Goal Setting pada Afasia
▪ Analisis Kontekstual Bilingual
Afasia dikatakan sebagai gangguan
komunikasi dapatan yang disebabkan
Neurogenik Dapatan
karena kerusakan otak yang ditandai
adanya permasalahan pada modalitas
bahasa yakni berbicara, memahami,
membaca, dan menulis.
Chapey, 2008
Afasia
Pratomo, in progress
Simmons-Mackie et al., 2017
All patients with brain damage or progressive brain disease
1 should be screened for communication deficits
Spoken Spoken
Reading Written
language language Gesture
comprehension expression
comprehension expression
Chapey, 2008
Rekomendasi
1. Kompeten
2. Knowleadgeable
3. Sensitif terhadap isu gender, usia, kebudayaan, ras, dan
orientasi seksual
4. Beretika
5. Profesional
6. Hangat, caring, sabar, penuh pemikiran dan seseorang
yang menarik
7. Sehat secara emosi
Intervensi
Rekomendasi
Diagnosis
Asesmen
Penentuan Tatalaksana
Proses pencarian Perbandingan
langkah berdasarkan
data dan fakta antar gangguan perencanaan
penanganan
Component of an effective diagnosis/ evaluation (Haynes &
Pindzola, 1998)
Clinical management
Referral Prognosis Further Testing
suggestions
Wawancara
Rekomendasi
Intervensi
Re asesmen
16
Afasia/ tidak
Etiologic
Masalah penyerta
Evaluation Goals
Kognitif
Pragmatik
Chapey, 2008
Analisis Kuantitatif
▪ Bicara
Kalimat-kalimat yang diuraikan benar dan lengkap, hanya terkadang terdapat
kesulitan menemukan kata yang jarang dipakai. Bicara membutuhkan waktu yang
lebih lama bila dibandingkan keadaan semula.
▪ Menulis/ Mengetik
Menulis atau mengetik tulisan yang sederhana dapat dilakukan. Tetapi dalam
penyalinan tulian yang panjang dan rumit serta jarang digunakan membutuhkan
waktu yang lebih lama apabila dibandingkan dengan keadaan semula.
▪ Komunikasi
Komunikasi mengenai hal-hal sehari-hari dapat dilakukan. Penyampaian hal-hal
rumit tidak bisa dilakukan.
Sampel Kuantitatif vs
Kualitatif
Lihat TADIR, mari diskusi.
Analisis
Fungsional
Reading skills
Writing
Naming responses
Obyektif 1.1.3
Obyektif 1.2.1
Obyektif 1.2.3
Obyektif 1.3.2
Goal
STG 1.3 Obyektif 1.3.2
STG 2.3
Chapey, 2008
Bilingual Aphasia
1. Parallel impairment
2. Differential impairment
3. Differential aphasia
4. Blended or mixed pattern
5. Selective aphasia
Referensi
▪ Chapey, R. 2008. Language Intervention Strategies in Aphasia and
Related Neurogenic Communication Disorders (5th ed). Philadelphia,
PA: Lippincot Williams & Wilkins
▪ Dharmaperwira-Prins, R. 2002. Afasia: Deskripsi Pemeriksaan dan
Penanganan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
▪ Dharmaperwira-Prins, R. 2002. TADIR. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
▪ Haynes W.o., & Pindzola, R.H. (1998). Diagnosis and evaluation in speech
pathology fifth edition. Boston: Allyn and Bacon.
▪ Hegde, M. N., & Davis, D. (2010). Clinical Methods and Practicum in
Speech-Language Pathology (Fifth). Delmar Cengage Learning ALL.
▪ Hersh, D., Worrall, L., Howe, T., Sherratt, S., & Davidson, B. (2012).
SMARTER goal setting in aphasia rehabilitation. In Aphasiology (Vol. 26,
Issue 2, pp. 220–233). Taylor & Francis.
https://doi.org/10.1080/02687038.2011.640392
Referensi