Professional Documents
Culture Documents
M. Nurdin Hamzah
Hamzahnurdin63@gmail.com
Universitas Jambi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Ilmu Sejarah
Abstrak
Abstrac
Disclosure about the formation and development of Islamic sultanates in the archipelago is an
underdeveloped field of study. Even though the history of the sultanates in the archipelago is
very much to be discussed, both large and small which influence the form of local Islamic
traditions and culture. Moreover, a sultanate in the archipelago that was not too big would
find it increasingly difficult to reveal its history and development. The history of the sultanate
in the archipelago was full of tensions and conflicts, this made it easy for Western
imperialism to colonize the archipelago. This was not because of its enormous military
strength but because of the internal weakness of the sultanates in the archipelago which often
fought, intrigued, and tried to control each other. One by one the sultanates in the archipelago
were controlled, and Western Imperialism took great profits through the trade routes
controlled by the kingdom. The sultanate, which had put up too much resistance, was
threatened with being abolished by Western Imperialism.
PENDAHULUAN
Kajian tentang penduduk kesultanan melayu Jambi ini adalah termasuk kajian sosial.
Penulisan Sejarah Sosial yang dimaksud ialah sejarah se-kelompok manusia dengan ciri-ciri
etnis tertentu yang berperan sebagai pendukung kebudayaan lokal; misalnya masyarakat
Melayu Jambi. Keadaan masyarakat setiap daerah selalu mengalami perubahan dan
pertumbuhan, karena adanya proses sosialisasi yang merupakan modal berharga dalam usaha
mewujudkan upaya pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa yang berbhineka. Dengan
tersusunnya Sejarah Sosial tiap-tiap daerah dari wilayah Indonesia maka diharapkan dapat
memperoleh gambaran tentang kehidupan masyarakat tersebut seperti keadaannya pada masa
kini, dengan latar belakang masa lampau, yang memberikan proyeksi pada masa datang. Di
samping itu Sejarah Sosial juga sangat berguna bagipengambilan kebijaksanaan pada
berbagai bidang. Selanjutnya pengetahuan sejarah sosial akan rnembantu menumbuhkan
sikap saling mengerti, baik dalam pergaulan untuk masyarakat di propinsi ataupun dalam
skala nasional, yang merupakan modal utama bagi terciptanya kerukunan dan ke-sejahteraan
hidup di masyarakat itu sendiri yang diperlukan untuk pembangunan. Adapun tujuan
penulisan Sejarah Sosial itu sendiri untuk meningkatkan pengetahuan tentang pertumbuhan
dan perkembangan kehidupan masyarakat tertentu serta meleng-kapi bahan untuk penulisan
sejarah daerah dan sejarah nasio-nal yang mencakup sektor lokasi, demografi, pola pemukim-
an, pemenuhan hidup, kebahasaan, sistem kekerabatan, ke-. agamaan maupun unsur
pembangunan.
Sebelum merupakan sebuah negara kesatuan republik indonesia atau yang biasa
disebut sebagai NKRI, negara Indonesia sebelumnya adalah negara yang terdiri dari beberapa
kerajaan di antara nya yaitu adalah kesultanan Melayu yang ada di Jambi. Meskipun
kerajaan-kerajaan besar di nusantara telah runtuh, bentuk-bentuk pemerintahan adat-
tradisional di berbagai daerah masih terus bertahan, walaupun terus mengalami dinamika
karena campur tangan pemerintah Hindia Belanda. Secara umum, satuan-satuan
pemerintahan adat-tradisional ini diposisikan sebagai satuan pemerintahan terkecil dalam
pembagian wilayah oleh Pemerintah Hindia Belanda.
1
Benny Agusti Putra, Sejarah Melayu Jambi Dari Abad 7 Sampai 20. Tsaqofah dan Tarikh Vol 3, No.1 Januari-
Juni 2018.
2
ibid
daerah Jambi ini didasar-kan pula kepada adanya perbedaan latar belakang asal usul, adat
istiadat atau dapat dilihat dari kadar pengaruh ajaran Islam dari beberapa daerah.
Pada paruh kedua abad ke-19, pemerintah kolonial Hindia Belanda mulai meluaskan
pengaruhnya ke luar Jawa. Keberhasilan pelaksanaan Tanam Paksa di Jawa dan beberapa
daerah lain di Sumatra dan Sulawesi telah menyediakan basis ekonomi untuk ekspansi
teritorial negara kolonial. Suatu perluasan wilayah hanya dapat dilakukan dengan baik jika
pengetahuan tentang kondisi geografis dan penduduk wilayah itu telah dikuasai dengan baik
pula.
Penulisan tentang kesultanan Nusantara sangat sedikit sekali, hal ini dikarenakan
sumber-sumber yang terbatas seperti naskah-naskah lokal, tambo, babad, hikayat, silsilah-
silsilah dan lain sebagainya. Terlebih lagi suatu kesultanan di Nusantara yang tidak terlalu
besar, akan semakin sulit mengungkapkan sejarah dan perkembangannya. Oleh sebab itu,
studi tentang Kesultanan di Jambi termasuk kajian yang agak terabaikan. Padahal Jambi
termasuk salah satu wilayah di Nusantara yang paling awal disinggahioleh pedagang muslim
dan arab. Sejarah kesultanan di Nusantara penuh dengan ketegangan dan konflik, hal ini
menyebabkan mudahnya Imperialisme Barat menjajah Nusantara.3 Hal ini bukan karena
kekuatan militernya yang sangat besar tetapi karena kelemahan internal kesultanan di
Nusantara yang sering berperang, intrik, dan berusaha saling menguasai. Satu-persatu
kesultanan di Nusantara dikuasai, dan Imperialisme Barat mengambil keuntungan besar
melalui jalur perdagangan yang dikuasai oleh kerajaan. Kesultanan yang terlalu keras
memberikan perlawanan diancam akan dihapuskan oleh Imperialisme Barat.
EKSPANSI KOLONIAL
Awal abad 19 di Nusantara dibuka dengan masa transisi yang ditandai dengan
diluidasinya VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie atau Maskapai dagang Hindia
Timur) pada tahun 1799 yang diikuti dengan pemerintahn peralihan yang berlangsung selama
kurang lebih tiga puluh tahun. Dalam tiga dekade awal abad 19tersebut terjadi berbagai
macam reorganisasi dan restrukturasi dalam negara kolonial terutama dalam masa
pemerintahan Gubernur Jendral Herman Willem Daendels (1808-1811), Letnan Gubernur
Jendral Thomas Stamford Raffles (1811-1816) yang memerintah atas nama Inggris, dan
Gubernur Jendral Baron Van der Capellen (1816-1826).Pada akhir abad ke 19 di wilayah
Jambi terdapat kerajaan atau kesultanan Jambi. Tahun 1855, Kesultanan Jambi diperintah
oleh Sultan Thaha Syaifuddin. Pada saat Belanda mulai menduduki Kesultanan Jambi,
tepatnya tahun 1858, Sultan Thaha menyingkir dari keraton dan melakukan perang gerilya.
Dia gugur dalam perang melawan penjajah tahun 1904.
SOSIAL
EKONOMI
Ekonomi masyarakat Islam Melayu Jambi bertani, banyak hasil bumi seperti dan
berladang. Salah satu contohbagaimana masyrakat tradisi Islam Melayu Jambi, antara
Pemerintahan Kesultanan Jambi dengan rakyatnya. Didalam anak Undang Nan Dua
Belasdijelaskan dalam Bahasa Jambi, “umo berkandang siang, ternak berkandang malam”,
artinya “para petani harus menjaga sawah dan tanaman pada siang hari, bagi yang punya
ternak mengurung pada malam hari. Apabila tanaman padi petani dimakan atau dirusak pada
siang hari maka pemilik ternak tidak dapat diminta gantirugi, namun bila tanamannya dirusak
pada malam hari maka pemilik ternak dapat dimintai ganti rugi”. Sepanjang tahun 1858
sampai 1907, Kesultanan Jambi merespon kolonialisme Belanda, samapaimasyarakat slam
melayu Jambi pasca Sultan Thaha Saifuddin gugur pada tahun 1904, dan dilanjuti dengan
Raden Mattaher sampai tahun 1907, dan Jambi masuk ke dalam keresidenan Belanda “VOC”.
PENDIDIKAN
5
Fachruddiansyah Muslim. ANALISIS PERKEMBANGAN PERUBAHAN BUDAYA MASYARAKAT KOTAJAMBI DAN
PENGEMBANGAN POLA PEREKONOMIAN MASYARAKATBERBASIS EKONOMI KREATIF. Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
di langgar (pengajian al-Quran) yang merupakan pengantar atau pelajaran dasar.Mereka yang
berminat memperdalam pengetahuanagamanya harus melanjutkannya dengan pengajian kitab
dari seorang guru atau kiyai yang dianggap ahli mengenai kitab-kitab tertentu. Pengajaran
lain yang dilakukan adalah pengajian untuk orang dewasa yang dilakukan di langgar.
Biasanya pada waktu tertentu diselenggarakan pengajian tersebut dengan seorang guru.
Pengajian tersebut meliputi pengajian tentang ibadah praktis (fiqh), aqidah (tauhid),
dan hadits. Sistem pendidikan tersebut terus berlangsung sampai bedirinya Madrasah di
Jambi. “Berdirinya madrasah awal di Jambi yaitu Madrasah Nurul Iman yang dipimpin oleh
Haji Ibrahim di Kampung Tengah. Seterusnya berdiri Nurul Islam dipimpinan Haji Ahmad di
Tanjung Pasir.Sa’adatud Daraian dipimpin Haji Usman di Takhtul Yaman, dan Djauharin
dipimpin Haji Majad di Tanjung Johor”.Bourdieu menyatakan “rumusan strukturalisme
generatif atau strukturalisme konstruktivisnya, yang menjelaskanprakteksosial dengan
rumus,setiap relasi sederhana antara individu dan struktur dengan relasi antara habitus dan
arena yang melibatkan modal”.6 Hubungan antara habitus yang berkali-lipat dengan
penguasaan modal capital di tambah dengan Arena fieldpertarungan, maka menghasilkan
praktik.Pengertian yang dapat dimasukan pula dalam suatu yang disebut praktikyakni suatu
arena pertarungan merebutkan kekuasan (baikpenguasan sumber daya modal maupun
kekuasaan politik).
Pendidikan di kota Jambi yang paling pertama berkembang adalah pendidikan Islam
dengan sistempembelajaran antar dari rumah kerumah sehingga beralih belajar di
langgar/surau. Pada abad ke 19 ini sudah mulai adanya sekolah-sekolah umum yang
dibangun orang Belanda. Akan tetapi penduduk melayu Jambi sedikit sekali yang mau
menyekolahkan anak mereka di sekolah umum, hal ini dikarenakan karena orang melayu
Jambi yang tentu saja identik dengan islam ini menganggap bahwa sekolah yang dibuat orang
Belanda ini adalah sekolah orang kafir yang tentu saja mereka takut akan berpengaruh kepada
akhlak anak-anak yang disekolahkan ke sekolah umum dan juga masyarakat takut jikalau
sudah lulus dari sekolah akan dijadikan anak buah Belanda.
Gambaran struktur masyarakat Jambi adalah juga merupakan gambaran sosial budaya
masyarakatnya. Masyarakat yang tersusun dari kelompok-kelompok dan dimulai dari unit
terkecil yaitu keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Selanjutnya rumah, yang
terdiri dari kumpulan beberapa rumah, diatasnya adalah kampung yang terdiri dari sejumlah
rumah, selanjutnya negeri atau marga yang merupakan kumpulan dari beberapa kampung.
Dan dari masing-masing unit, sejak dari unit terkecil hingga kepada unit yang terbesar
mempunyai pimpinannya masing-masing.Para ketua adat seperti pasirah, penghulu, rio,
depati, tumenggung, tuo batin, batin dan lain sebagainya berkuasapada daerah-daerah
kekuasaannya bukanlah mewakili sultan Jambi, melainkan dia adalah wakil rakyat, suku,
marga itu sendiri. Peranan suatu kekuasaan yang lebih nyata, pada peme-rintahan tradisional
di daerah Jambi umumnya terletak pada para tengganai, atau tuo-tuo tengganai dalam
mengatur tata hu-bungan dan tata laksana pemerintahan klan kecilnya.
6
Prof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, M.A: Pendidikan Islam di Indonesia: Historis dan Eksistensinya.
PERLAWANAN PENDUDUK YANG DIPIMPIN OLEH SULTAN MUHAMMAD
FACHRUDDIN (1833-1844 M)
Sejak kecil Muhammad Fachruddin sudah dilatih dan dididik dalam ilmu
pemerintahan, agama, dan lain sebagainya. Hal ini terbukti ketika Sultan berada di bawah
kekuasaan Belanda.7 Sultan tidak pernah berhenti berjuang untuk melawan Kolonial Belanda,
meskipun ia mengetahui bahwa wilayah Kesultanan Melayu Jambi dikuasai oleh Belanda.
Sesampainya Belanda di wilayah Kesultanan Melayu Jambi, Belanda langsung ikut campur
dalam perekonomian dan perdagangan. Mereka memaksa rakyat Kesultanan untuk
memberikan hasil dari pertanian mereka ke Belanda atau dengan kata lain Belanda membeli
hasil panen rakyat dengan harga rendah. Sedangkan didalam perdagangan, Belanda melarang
rakyat Kesultanan Melayu Jambi melakukan hubungan dagang dengan daerah lain, kecuali
dengan pihak Belanda.
7
Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan Dan Kebudayan: Sejarah
Kebangkitan Nasional Daerah Jambi, 1979.
8
Harry Kawilarang :Aceh: dari Sultan Iskandar Muda ke Helsinki,2008.
9
Eddy Soetrisno dan Elizabeth Tara, MD. 100 Pahlawan Nasional dan Sejarah Perjuangannya.(Jakarta:Ladang
Pustaka & Intimedia, 2001)
karenafihak Belandamemilikipersenjataan yang lengkap dan modern. Satu-
satunyajalanuntukmendapatkansenjataituialahmengadakanhubungandenganluar negeri,
dengan negara-negara yang bersediamenjualhasilindustriperangnya.Sultan
ThahaSyaifuddinmencobamengadakanhubungandenganlnggris dan Amerika
gunamenukaremas danbaranghasilbumiatauhasilhutanlainnyadengansenjata.
10
Masjkuri: Sultan Thaha Syaifuddin,1979.
11
Mardanas Sofwan. Riwayat Hidup dan PerjuanganSultan Thaha. (Jakarta: Proyek Biografi Pahlawan
NasionalDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1976).
12
Lindayanti, dkk. Jambi dalam Sejarah 1500-1942.(Jambi: Pusat Kajian Pengembangan Sejarah dan
BudayaJambi, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
E-Jurnal
Benny Agusti Putra, Sejarah Melayu Jambi Dari Abad 7 Sampai 20. Tsaqofah dan Tarikh Vol
3, No.1 Januari-Juni 2018.
Ebook/ Buku
Prof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, M.A: Pendidikan Islam di Indonesia: Historis dan
Eksistensinya.
Eddy Soetrisno dan Elizabeth Tara, MD. 100 Pahlawan Nasional dan Sejarah Perjuangannya.
(Jakarta:Ladang Pustaka &Intimedia, 2001)
Lindayanti, dkk. Jambi dalam Sejarah 1500-1942. (Jambi: Pusat Kajian Pengembangan
Sejarah dan Budaya Jambi, 2013).