You are on page 1of 9

PENDUDUK KESULTANAN JAMBI ABAD 19

M. Nurdin Hamzah

Hamzahnurdin63@gmail.com

Universitas Jambi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Ilmu Sejarah

Dosen pengampu : Nirwan II Yasin .S.Pd., M.Hum

Abstrak

Pengungkapan tentang pembentukan dan perkembangan kesultanan Islam di


Nusantaratermasukbidang kajian yang terbelakang. Padahal sejarah kesultanan di Nusantara
sangat banyak untukdibahas, baik besar maupun kecil yang mempengaruhi bentuk tradisi dan
budaya Islam lokal.Terlebih lagi suatu kesultanan di Nusantara yang tidak terlalu besar, akan
semakin sulitmengungkapkan sejarah dan perkembangannya.Sejarah kesultanan di Nusantara
penuh dengan ketegangan dan konflik, hal ini menyebabkanmudahnya Imperialisme Barat
menjajah Nusantara. Hal ini bukan karena kekuatan militernya yangsangat besar tetapi karena
kelemahan internal kesultanan di Nusantara yang sering berperang, intrik,dan berusaha saling
menguasai. Satu-persatu kesultanan di Nusantara dikuasai, dan ImperialismeBarat mengambil
keuntungan besar melalui jalur perdagangan yang dikuasai oleh kerajaan.Kesultanan yang
terlalu keras memberikan perlawanan diancam akan dihapuskan oleh ImperialismeBarat.

Kata kunci: KesultananMelayu Jambi, Penduduk, Perlawanan

Abstrac

Disclosure about the formation and development of Islamic sultanates in the archipelago is an
underdeveloped field of study. Even though the history of the sultanates in the archipelago is
very much to be discussed, both large and small which influence the form of local Islamic
traditions and culture. Moreover, a sultanate in the archipelago that was not too big would
find it increasingly difficult to reveal its history and development. The history of the sultanate
in the archipelago was full of tensions and conflicts, this made it easy for Western
imperialism to colonize the archipelago. This was not because of its enormous military
strength but because of the internal weakness of the sultanates in the archipelago which often
fought, intrigued, and tried to control each other. One by one the sultanates in the archipelago
were controlled, and Western Imperialism took great profits through the trade routes
controlled by the kingdom. The sultanate, which had put up too much resistance, was
threatened with being abolished by Western Imperialism.

Keywords: Jambi Malay Sultanate, Population, Resistance

PENDAHULUAN
Kajian tentang penduduk kesultanan melayu Jambi ini adalah termasuk kajian sosial.
Penulisan Sejarah Sosial yang dimaksud ialah sejarah se-kelompok manusia dengan ciri-ciri
etnis tertentu yang berperan sebagai pendukung kebudayaan lokal; misalnya masyarakat
Melayu Jambi. Keadaan masyarakat setiap daerah selalu mengalami perubahan dan
pertumbuhan, karena adanya proses sosialisasi yang merupakan modal berharga dalam usaha
mewujudkan upaya pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa yang berbhineka. Dengan
tersusunnya Sejarah Sosial tiap-tiap daerah dari wilayah Indonesia maka diharapkan dapat
memperoleh gambaran tentang kehidupan masyarakat tersebut seperti keadaannya pada masa
kini, dengan latar belakang masa lampau, yang memberikan proyeksi pada masa datang. Di
samping itu Sejarah Sosial juga sangat berguna bagipengambilan kebijaksanaan pada
berbagai bidang. Selanjutnya pengetahuan sejarah sosial akan rnembantu menumbuhkan
sikap saling mengerti, baik dalam pergaulan untuk masyarakat di propinsi ataupun dalam
skala nasional, yang merupakan modal utama bagi terciptanya kerukunan dan ke-sejahteraan
hidup di masyarakat itu sendiri yang diperlukan untuk pembangunan. Adapun tujuan
penulisan Sejarah Sosial itu sendiri untuk meningkatkan pengetahuan tentang pertumbuhan
dan perkembangan kehidupan masyarakat tertentu serta meleng-kapi bahan untuk penulisan
sejarah daerah dan sejarah nasio-nal yang mencakup sektor lokasi, demografi, pola pemukim-
an, pemenuhan hidup, kebahasaan, sistem kekerabatan, ke-. agamaan maupun unsur
pembangunan.

Sebelum merupakan sebuah negara kesatuan republik indonesia atau yang biasa
disebut sebagai NKRI, negara Indonesia sebelumnya adalah negara yang terdiri dari beberapa
kerajaan di antara nya yaitu adalah kesultanan Melayu yang ada di Jambi. Meskipun
kerajaan-kerajaan besar di nusantara telah runtuh, bentuk-bentuk pemerintahan adat-
tradisional di berbagai daerah masih terus bertahan, walaupun terus mengalami dinamika
karena campur tangan pemerintah Hindia Belanda. Secara umum, satuan-satuan
pemerintahan adat-tradisional ini diposisikan sebagai satuan pemerintahan terkecil dalam
pembagian wilayah oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Di abad ke-19 wilayah kesultanan Jambi tidaklah seluas kesultanan-kesultanan lain di


Sumatra. Meskipun wilayahnya hanya berukuran sedang, tetapi wilayah Jambi berada di
tengah pulau Sumatra dengan daerah pantai yang menghadap ke pantai timur pulau itu.
Secara keseluruhan wilayah Jambi membentang sejauah 350 km dari timur ke barat dan 220
km dari utara ke selatan. 1Urat nadi utama kehidupan masyarakat Jambi adalah Sungai
Batanghari. Sungai ini adalah sungai yang terpanjang di Sumatra (panjangnya sekitar 800
km) dan memiliki banyak anak sungai. Perkambangan sejarah Jambi banyak terjadi di
kawasan yang ada di sekitar sungai. Selain menjadi sarana utama transportasi antara wilayah
pesisirdan pedalaman, daerah yang ada di tepian sungai menjadi tempat pemukiman
penduduk. Para penduduk itu tinggal dalam dusun-dusun yang di abad 19 jumlah masing-
masing populasinya beragam antara 500 sampai 800 orang.2Keragaman suku-suku bangsa di

1
Benny Agusti Putra, Sejarah Melayu Jambi Dari Abad 7 Sampai 20. Tsaqofah dan Tarikh Vol 3, No.1 Januari-
Juni 2018.
2
ibid
daerah Jambi ini didasar-kan pula kepada adanya perbedaan latar belakang asal usul, adat
istiadat atau dapat dilihat dari kadar pengaruh ajaran Islam dari beberapa daerah.

Pada paruh kedua abad ke-19, pemerintah kolonial Hindia Belanda mulai meluaskan
pengaruhnya ke luar Jawa. Keberhasilan pelaksanaan Tanam Paksa di Jawa dan beberapa
daerah lain di Sumatra dan Sulawesi telah menyediakan basis ekonomi untuk ekspansi
teritorial negara kolonial. Suatu perluasan wilayah hanya dapat dilakukan dengan baik jika
pengetahuan tentang kondisi geografis dan penduduk wilayah itu telah dikuasai dengan baik
pula.

Penulisan tentang kesultanan Nusantara sangat sedikit sekali, hal ini dikarenakan
sumber-sumber yang terbatas seperti naskah-naskah lokal, tambo, babad, hikayat, silsilah-
silsilah dan lain sebagainya. Terlebih lagi suatu kesultanan di Nusantara yang tidak terlalu
besar, akan semakin sulit mengungkapkan sejarah dan perkembangannya. Oleh sebab itu,
studi tentang Kesultanan di Jambi termasuk kajian yang agak terabaikan. Padahal Jambi
termasuk salah satu wilayah di Nusantara yang paling awal disinggahioleh pedagang muslim
dan arab. Sejarah kesultanan di Nusantara penuh dengan ketegangan dan konflik, hal ini
menyebabkan mudahnya Imperialisme Barat menjajah Nusantara.3 Hal ini bukan karena
kekuatan militernya yang sangat besar tetapi karena kelemahan internal kesultanan di
Nusantara yang sering berperang, intrik, dan berusaha saling menguasai. Satu-persatu
kesultanan di Nusantara dikuasai, dan Imperialisme Barat mengambil keuntungan besar
melalui jalur perdagangan yang dikuasai oleh kerajaan. Kesultanan yang terlalu keras
memberikan perlawanan diancam akan dihapuskan oleh Imperialisme Barat.

KESULTANAN MELAYU JAMBI

Secarageografis, Wilayah KesultananMelayu Jambi berada di cekungansungai


Batanghari (sungaiterpanjang di Sumatera) yang memilikibanyakanaksungai yang
bermuarapadanya. Sungai Batanghari dan anak-anaksungainyakehulu, seperti Sungai
Tembesi, Tabir dan Merangin, merupakantulangpunggungtransportasi dan perekonomian
wilayah Jambi sampaikepedalaman.4Sedangkan di bahagianhilir, perairanTungkal yang
berbatasandengan Indragiri memilikicekungantangkapan air sendiri. Sungai-
sungaiitumerupakanandalantransportasiutamamasyarakat Jambi, yang
menghubungkanberbagai wilayah internal Jambi sampaikepedalaman.
Sedangkanpenghubungdariluaradalahperairanlaut Jambi, yang beradadibagian wilayah pantai
Timur Sumatera (Kuala tungkal).

Kejayaan Majapahit pasca kemunduran Sriwijaya mendorong pengembaraan sebagian


keturunan Raja Majapahit ke Sumatera untuk membangun pusat-pusat kekuasaan baru.
Adalah Adityawarman keturunan Raja Majapahit yang datang ke Sumatera lalu menikah
dengan Ratu Mandi (Putri Minang). Pasangan ini memiliki dua orang anak: Putri Selaras
Pinang Masak (cikal bakal Kesultanan Melayu Islam Jambi) dan Ananggawarman (cikal
3
Bernard H. M Vlekke. Nusantara: Sejarah Indonesia.(Jakarta: KPG, Freedom Institute dan Balai Pustaka,
2008)
4
Ona Yulita, Peran Sungai Batanghari Terhadap Perekonomian Kesultanan Melayu Jambi. Institut Agama Islam
Tebo. Hadharah: Jurnal Keislaman dan Peradaban ISSN: 0216-5945 DOI: https://doi.org/10.15548/hadharah
kerajaan Pagaruyung).Menurut satu riwayat, Adityawarman dan keluarganya tinggal di Pulau
Berhala. Di pulau inilah, Puteri Selaras Pinang Masak bertemu lalu menikah dengan seorang
pedagang bergelar Datuk Paduko Berhalo. Datuk Paduko Berhalo adalah pendatang dari
Kostantinopel (Turki) -menurut referensi lainnya Paduko Berhalo berasal dari Gujarrat-yang
kemudian menjadi penyiar Islam di Jambi. Dari pernikahan ini, mereka dan dikaruniai 4
orang anak; 1. Orang Kayo Pingai, 2.Orang Kayo Pedataran, 3.Orang Kayo Gemuk dan
4.Orang Kayo Hitam.19 Dari sinilah awal kerajaan Melayu Islam Jambi berdiri sekitar tahun
1500an.

EKSPANSI KOLONIAL

Awal abad 19 di Nusantara dibuka dengan masa transisi yang ditandai dengan
diluidasinya VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie atau Maskapai dagang Hindia
Timur) pada tahun 1799 yang diikuti dengan pemerintahn peralihan yang berlangsung selama
kurang lebih tiga puluh tahun. Dalam tiga dekade awal abad 19tersebut terjadi berbagai
macam reorganisasi dan restrukturasi dalam negara kolonial terutama dalam masa
pemerintahan Gubernur Jendral Herman Willem Daendels (1808-1811), Letnan Gubernur
Jendral Thomas Stamford Raffles (1811-1816) yang memerintah atas nama Inggris, dan
Gubernur Jendral Baron Van der Capellen (1816-1826).Pada akhir abad ke 19 di wilayah
Jambi terdapat kerajaan atau kesultanan Jambi. Tahun 1855, Kesultanan Jambi diperintah
oleh Sultan Thaha Syaifuddin. Pada saat Belanda mulai menduduki Kesultanan Jambi,
tepatnya tahun 1858, Sultan Thaha menyingkir dari keraton dan melakukan perang gerilya.
Dia gugur dalam perang melawan penjajah tahun 1904.

SOSIAL

Agama Islam merupakan agama yang paling kuat pengaruhnya dikalangan


masyarakat melayu Jambi. Pengembangan agama Islam secara massifdilakukan sejak
kesultanan Jambi awal berdiri pada abad 13 dan Orang Kayo Hitam sebagai raja pertama.
Selain itu, tidak hanya Kesultanan Jambi saja berperan di masyarakat tradisi Islam
melayu Jambi. Peran ulama memiliki arti penting di kalangan masyarakat Islam melayu
Jambi, sehingga Islam benar-benar menjadi tonggak dasar terhadap kehidupan masyarakat
tradisi Islam melayu Jambi. Hal tersebut seiring dengan Seloko adat Jambi didalam
“Undang-UndangAdatPemerintahan Jambi bernama “Pucuk Undang-Undang Nan Delapan”
memuataturan hukum adat yang berlandaskanIslam, yang digunakan oleh Kesultanan
Jambimengatur pemerintahan dan masyarakat, inilah yang mendominasi didalam arena
sosial masyarakat tradisi Islam melayu Jambi.

EKONOMI

Kesultanan Jambi pusat pemerintahan terletah di sepanjang sungaiBatanghari, hal


ini terbukti dengan adanya keraton. Selain mengurus pemerintahan, pemerintahan
Kesultanan Jambi juga mengurus masyarakat melayu Jambi dari aspek ekonomi.Mata
pencaharian masyarakat Jambi adalah bertani, berladang dan melaut Di Jambi sendiri
kebanyakan daerahnya adalah berupa hutan. Sehingga mata pencaharian mereka didominasi
oleh para petani biasanya pula mereka yang bertani berasal dari pedesaan. Dalam hal bertani,
sama seperti kota-kota lainnya yang terletak di daratan rendah, adalah bertanam padi pada
lahan kosong.Sedangkan dalam hal melaut, mencari ikan di sungai merupakan mata
pencaharian tambahan, begitu juga mencari dalam hal mencari hasil hutan. Usaha-usaha
tambahan ini biasanya dilakukan sambil menunggu panen atau menunggu musim tanam
berikutnya.Karena di Jambi sendiri juga dihuni oleh masyarakat keturunan TiongHua, maka
di zaman sekarang ini banyak pula warga masyarakat kaeturunan Cina di Jambi yang mencari
pendapatan melalui proses berdagang. Ada yang berdagang mas, berdagang sembako dan
adapula yang berdagang bahan-bahan material.

Ekonomi masyarakat Islam Melayu Jambi bertani, banyak hasil bumi seperti dan
berladang. Salah satu contohbagaimana masyrakat tradisi Islam Melayu Jambi, antara
Pemerintahan Kesultanan Jambi dengan rakyatnya. Didalam anak Undang Nan Dua
Belasdijelaskan dalam Bahasa Jambi, “umo berkandang siang, ternak berkandang malam”,
artinya “para petani harus menjaga sawah dan tanaman pada siang hari, bagi yang punya
ternak mengurung pada malam hari. Apabila tanaman padi petani dimakan atau dirusak pada
siang hari maka pemilik ternak tidak dapat diminta gantirugi, namun bila tanamannya dirusak
pada malam hari maka pemilik ternak dapat dimintai ganti rugi”. Sepanjang tahun 1858
sampai 1907, Kesultanan Jambi merespon kolonialisme Belanda, samapaimasyarakat slam
melayu Jambi pasca Sultan Thaha Saifuddin gugur pada tahun 1904, dan dilanjuti dengan
Raden Mattaher sampai tahun 1907, dan Jambi masuk ke dalam keresidenan Belanda “VOC”.

Selain aktivitas utamanya di sawah dan di ladang masyarakat Jambi juga


memilikiketerampilan lain dalam bentuk kerajinan tangan di antaranya: (1) Anyaman, yang
berkembang dalam bentuk aneka ragam. Kerajinan anyaman di buatdari daun pandan, daun
rasau, rumput laut, batang rumput resam, rotan, daun kelapa,daun nipah, dan daun rumbia.
Hasil anyaman ini bermacam–macam, mulai dari bakul,sumpit, ambung, tikar, kajang,
atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala dan alatpenangkap ikan yang disebut Sempirai,
Pangilo, lukah dan sebagainya. (2) Tenun dan batik bermotif flora, dahulu batik Jambi
hanya dipakai sebagai pakaianadat bagi kaum bangsawan/raja Melayu Jambi. Hal ini
berawal pada tahun 1875, HajiMuhibat beserta keluarga datang dari Jawa Tengah untuk
menetap di Jambi danmemperkenalkan pengolahan batik. Motif batik yang diterapkan
pada waktu ituberupa motif-motif ragam hias seperti terlihat pada ukiran rumah adat
Jambi danpada pakaian pengantin, motif ini masih dalam jumlah yang terbatas.5

PENDIDIKAN

Secara historis pendidikan Islam di nusantara ataupun melayu Jambi berlangsung di


langgar-langgar dan dirumah-rumah. Pendidikan tersebut berlangsung dalam berbagai jenis
dan bentuk. Pendidikan paling mendasar adalah pengenalan al-Qur’an untuk anak-anak.
Bentuk pengajian tersebut umumnya dilaksanakan dengan mengajarkan anak membaca dan
memahami ayat al-Qur'an. Pola dasar pembelajaran ini adalah menuntun anak untuk
menamatkan /khatam bacaan al-Qur’an. Selanjutnya anak dapat melanjutkan pelajaran agama

5
Fachruddiansyah Muslim. ANALISIS PERKEMBANGAN PERUBAHAN BUDAYA MASYARAKAT KOTAJAMBI DAN
PENGEMBANGAN POLA PEREKONOMIAN MASYARAKATBERBASIS EKONOMI KREATIF. Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
di langgar (pengajian al-Quran) yang merupakan pengantar atau pelajaran dasar.Mereka yang
berminat memperdalam pengetahuanagamanya harus melanjutkannya dengan pengajian kitab
dari seorang guru atau kiyai yang dianggap ahli mengenai kitab-kitab tertentu. Pengajaran
lain yang dilakukan adalah pengajian untuk orang dewasa yang dilakukan di langgar.
Biasanya pada waktu tertentu diselenggarakan pengajian tersebut dengan seorang guru.
Pengajian tersebut meliputi pengajian tentang ibadah praktis (fiqh), aqidah (tauhid),
dan hadits. Sistem pendidikan tersebut terus berlangsung sampai bedirinya Madrasah di
Jambi. “Berdirinya madrasah awal di Jambi yaitu Madrasah Nurul Iman yang dipimpin oleh
Haji Ibrahim di Kampung Tengah. Seterusnya berdiri Nurul Islam dipimpinan Haji Ahmad di
Tanjung Pasir.Sa’adatud Daraian dipimpin Haji Usman di Takhtul Yaman, dan Djauharin
dipimpin Haji Majad di Tanjung Johor”.Bourdieu menyatakan “rumusan strukturalisme
generatif atau strukturalisme konstruktivisnya, yang menjelaskanprakteksosial dengan
rumus,setiap relasi sederhana antara individu dan struktur dengan relasi antara habitus dan
arena yang melibatkan modal”.6 Hubungan antara habitus yang berkali-lipat dengan
penguasaan modal capital di tambah dengan Arena fieldpertarungan, maka menghasilkan
praktik.Pengertian yang dapat dimasukan pula dalam suatu yang disebut praktikyakni suatu
arena pertarungan merebutkan kekuasan (baikpenguasan sumber daya modal maupun
kekuasaan politik).

Pendidikan di kota Jambi yang paling pertama berkembang adalah pendidikan Islam
dengan sistempembelajaran antar dari rumah kerumah sehingga beralih belajar di
langgar/surau. Pada abad ke 19 ini sudah mulai adanya sekolah-sekolah umum yang
dibangun orang Belanda. Akan tetapi penduduk melayu Jambi sedikit sekali yang mau
menyekolahkan anak mereka di sekolah umum, hal ini dikarenakan karena orang melayu
Jambi yang tentu saja identik dengan islam ini menganggap bahwa sekolah yang dibuat orang
Belanda ini adalah sekolah orang kafir yang tentu saja mereka takut akan berpengaruh kepada
akhlak anak-anak yang disekolahkan ke sekolah umum dan juga masyarakat takut jikalau
sudah lulus dari sekolah akan dijadikan anak buah Belanda.

STRUKTUR PEMERINTAHAN PENDUDUK

Gambaran struktur masyarakat Jambi adalah juga merupakan gambaran sosial budaya
masyarakatnya. Masyarakat yang tersusun dari kelompok-kelompok dan dimulai dari unit
terkecil yaitu keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Selanjutnya rumah, yang
terdiri dari kumpulan beberapa rumah, diatasnya adalah kampung yang terdiri dari sejumlah
rumah, selanjutnya negeri atau marga yang merupakan kumpulan dari beberapa kampung.
Dan dari masing-masing unit, sejak dari unit terkecil hingga kepada unit yang terbesar
mempunyai pimpinannya masing-masing.Para ketua adat seperti pasirah, penghulu, rio,
depati, tumenggung, tuo batin, batin dan lain sebagainya berkuasapada daerah-daerah
kekuasaannya bukanlah mewakili sultan Jambi, melainkan dia adalah wakil rakyat, suku,
marga itu sendiri. Peranan suatu kekuasaan yang lebih nyata, pada peme-rintahan tradisional
di daerah Jambi umumnya terletak pada para tengganai, atau tuo-tuo tengganai dalam
mengatur tata hu-bungan dan tata laksana pemerintahan klan kecilnya.

6
Prof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, M.A: Pendidikan Islam di Indonesia: Historis dan Eksistensinya.
PERLAWANAN PENDUDUK YANG DIPIMPIN OLEH SULTAN MUHAMMAD
FACHRUDDIN (1833-1844 M)

Sejak kecil Muhammad Fachruddin sudah dilatih dan dididik dalam ilmu
pemerintahan, agama, dan lain sebagainya. Hal ini terbukti ketika Sultan berada di bawah
kekuasaan Belanda.7 Sultan tidak pernah berhenti berjuang untuk melawan Kolonial Belanda,
meskipun ia mengetahui bahwa wilayah Kesultanan Melayu Jambi dikuasai oleh Belanda.
Sesampainya Belanda di wilayah Kesultanan Melayu Jambi, Belanda langsung ikut campur
dalam perekonomian dan perdagangan. Mereka memaksa rakyat Kesultanan untuk
memberikan hasil dari pertanian mereka ke Belanda atau dengan kata lain Belanda membeli
hasil panen rakyat dengan harga rendah. Sedangkan didalam perdagangan, Belanda melarang
rakyat Kesultanan Melayu Jambi melakukan hubungan dagang dengan daerah lain, kecuali
dengan pihak Belanda.

Bentuk perlawanan yang di pimpin oleh Sultan Muhammad Fachruddin adalah


Pasukan Jambi membuat benteng pertahanan di tengah sungai Musi berupa pulau buatan.
Kapal-kapal dan perahu-perahu sukarelawan dari Bugis, Lingga, Sambas dan Riau juga
dipersiapkan untuk memudahkan transportasi dalam menghambat gerak maju pasukan
Belanda.8 Mengutus anaknya Raden Thaha yang masih berusia 21 tahun mengunjungi
Malaya (sekarang Malaysia), Singapura dan Patani guna memperkuat hubungan dagang.Jika
hubungan dagang Jambi sudah kuat dengan negara-negara tetangga, otomatis juga akan
berpengaruh kepada kekuatan politik Jambi. Kunjungan tersebut juga diadakan untuk
meninjau perkembangan pendidikan dan perkembangan lainnya. Untuk menambah semangat
memperbaiki dan meningkatkan segi-segi kehidupan rakyat Jambi.

Pada pertengahan Juli 1833 M, terjadi pertempuran antara Sultan Muhammad


Fachruddin dengan Kolonial Belanda yang berlangsung hampir satu bulan. Karena kalah
dalam teknologi persenjataan, pasukan Jambi pergi dari Palembang. Pada awal Agustus 1833
M, Sultan Muhammad Fachruddin melakukan penyerangan ke wilayah-wilayah yang
dikuasai Belanda, khususnya di Ulu Rawas.9 Berkaitan dengan sikap Sultan Muhammad
Fachruddin yang melakukan penyerangan terhadap tempat-tempat yang dikuasai Belanda,
maka pihak Belanda mengambil tindakan keras dengan memperketat pengawasannya di
Muara Sungai Batanghari sampai ke Jambi Ulu.

PERLAWANAN PENDUDUK YANG DIPIMPIN OLEH SULTAN THAHA


SYARIFUDIN

Sultan ThahaSyaifuddinmenyadaribahwaperjuanganmelawan Belanda


initidakakanbanyakartinyaapabilarakyattidakmemilikipersenjataan yang memadai,

7
Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan Dan Kebudayan: Sejarah
Kebangkitan Nasional Daerah Jambi, 1979.
8
Harry Kawilarang :Aceh: dari Sultan Iskandar Muda ke Helsinki,2008.
9
Eddy Soetrisno dan Elizabeth Tara, MD. 100 Pahlawan Nasional dan Sejarah Perjuangannya.(Jakarta:Ladang
Pustaka & Intimedia, 2001)
karenafihak Belandamemilikipersenjataan yang lengkap dan modern. Satu-
satunyajalanuntukmendapatkansenjataituialahmengadakanhubungandenganluar negeri,
dengan negara-negara yang bersediamenjualhasilindustriperangnya.Sultan
ThahaSyaifuddinmencobamengadakanhubungandenganlnggris dan Amerika
gunamenukaremas danbaranghasilbumiatauhasilhutanlainnyadengansenjata.

Setelah memilikisenjatadariluar negeri itu Sultan


ThahabersamasamaPangeranTumenggungMangkunegorodariBangkomembentukpasukanSabi
llilah. JumlahpasukanSabilillah yangberhasildibcntuklebihkurang 20.000.
Untukmclatihtantara sebanyakitudidatangkanpelatih-pelatihdari Aceh. Sultan
ThahaSyaifuddinsendiribanyakbelajarpolitikdarimiliterdari
Aceh.Selanjutnyadiadakanpembagian wilayah kumandopertempuransebagaiberikut :

1. Dari daerah Muara Tembesisampaike Padang yang meliputi Batanghari


BatangTebo, Batang Bungo, Jujuhan danPengabuanTungkalberada di bawahKumando
SultanThahaSyaifuddin yang dibantu oleh saudaranya, yaituPangeranDiponegoro.

2. Daerah darimulai Muara Tcmbesi, BatangTembesi, Serampas, Sungai Tenang,


Mc..rangin, Mesumai, Tantan, Pelepat,Senamat, TabirsampaikeKerinci, berada di
bawahKumandoTumenggungMangkunegara di BangkodenganPanglimanyaPangeran Haji
Umar bin Pangeran M. Yasir.10

Denganadanyapembagian wilayah Kumandosepertitersebutdi atas,


perlawanandapatdikoordinasi, sehinggapihak Belandamengalamikesukarandalammenghadapi
Sultan ThahaSyaifuddin.Pada tahun 1885 terjadipembunuhanterhadapdua orang Belandadi
balaipertemuan Jambi yang diorganisasi oleh Raden Anom.11Dalamperistiwainianakbuah
Raden Anomberhasilmelarikanbeberapasenjata Belanda. Pada tahunitu juga Raden
Anombesertatiga ratus anakbuahnyamengadakanseranganmendadakterhadapBenteng Belanda
di Jam bi yang menimbulkanbanyakkorban di pihak Belanda.

Untukmenghadapiperlawananrakyat Jambi yang digerakkanSultan


ThahaSyaifuddinitu pada tahun 1890 Pemerintah BelandamenarikPasukanMarsose yang
ditempatkan di Aceh untukdipindahkanke Jambi.Pada tahun 1895
terjadiserangandariMaringin dan BatangAsaiterhadap Belanda yang menimbulkanbanyak
korban di pihak Belanda. Pada tahun 1898pecahlagipertempuranantara 8000
pasukanrakyatmelawanBelanda di TanjungGagak yang menimbulkanbanyak korbandi
keduabelahfihak. Pada tahun 1902 terjadipertempuranantara 800 orang pasukan Sultan
ThahaSyaifuddinmelawan1000 orang pasukan Belanda yang
12
mengakibatkanlebihdariseparohpasukan Belanda tewas.

10
Masjkuri: Sultan Thaha Syaifuddin,1979.
11
Mardanas Sofwan. Riwayat Hidup dan PerjuanganSultan Thaha. (Jakarta: Proyek Biografi Pahlawan
NasionalDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1976).
12
Lindayanti, dkk. Jambi dalam Sejarah 1500-1942.(Jambi: Pusat Kajian Pengembangan Sejarah dan
BudayaJambi, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

E-Jurnal

Benny Agusti Putra, Sejarah Melayu Jambi Dari Abad 7 Sampai 20. Tsaqofah dan Tarikh Vol
3, No.1 Januari-Juni 2018.

Fachruddiansyah Muslim. ANALISIS PERKEMBANGAN PERUBAHAN BUDAYA


MASYARAKAT KOTAJAMBI DAN PENGEMBANGAN POLA PEREKONOMIAN
MASYARAKATBERBASIS EKONOMI KREATIF. FakultasKeguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jambi

Ebook/ Buku

AdrianusChatib, dkk., Kesultanan Jambi dalamKonteksSejarah Nusantara (Jakarta:


PuslitbangLukturdanKhazanah, 2011).

Bernard H. M Vlekke. Nusantara: Sejarah Indonesia.(Jakarta: KPG, Freedom Institute


dan Balai Pustaka, 2008).

Prof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, M.A: Pendidikan Islam di Indonesia: Historis dan
Eksistensinya.

ProyekPenelitian Dan PencatatanKebudayaan Daerah Departemen Pendidikan Dan


Kebudayan: Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Jambi, 1979.

Harry Kawilarang : Aceh: dari Sultan Iskandar Muda ke Helsinki,2008.

Eddy Soetrisno dan Elizabeth Tara, MD. 100 Pahlawan Nasional dan Sejarah Perjuangannya.
(Jakarta:Ladang Pustaka &Intimedia, 2001)

Masjkuri: Sultan Thaha Syaifuddin,1979.

MardanasSofwan. Riwayat Hidup dan Perjuangan Sultan Thaha. (Jakarta:


ProyekBiografiPahlawan Nasional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1976).

Lindayanti, dkk. Jambi dalam Sejarah 1500-1942. (Jambi: Pusat Kajian Pengembangan
Sejarah dan Budaya Jambi, 2013).

Ona Yulita, Peran Sungai Batanghari TerhadapPerekonomianKesultananMelayu Jambi.


Institut Agama Islam Tebo. Hadharah: JurnalKeislaman dan Peradaban ISSN: 0216-5945
DOI: https://doi.org/10.15548/hadharah.

You might also like