You are on page 1of 10

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN DIET HIPERTENSI PADA PENDERITA


HIPERTENSI USIA DEWASA DI PUSKESMAS MOMBOK
MANGGARAI TIMUR 2019

Yohana Hepilita, Kamilus A. Saleman


Prodi Sarjana Keperawatan FIKP Unika St. Paulus Ruteng. Jl. Jend. Ahmad Yani, No.10, Ruteng-Flores
86508
Email: yoanhepilita30@gmail.com

Abstract: The Effect of Health Education to the Level of Knowledge of Hypertension Diets in Adult
Hypertension Patients in Puskesmas Mombok East Manggarai 2019. This research aims to find out the
effect of health education to the level of knowledge about hypertension diet in hypertensive adult patiens.
This study uses a quanitative approach, with one group pre-post test design method. The sample in this
research consisted of 19 respondents, which where selected based on purposive sampling techniques.
This research was conducted in Lengko Namut village, Elar Subdistrict, East Manggarai Regency. The
used instrument is questionnaire with 26 in qouestions items. The results showed that, the level of
knowledge before being given health education was 12 respondents (63%) had sufficient knowledge
and 7 respondents (37%) had less knowledge. The level of knowledge of respondents changed after
getting health education, of which 16 respondents (84%) had good knowledge, 3 respondents (16%) had
sufficient knowledge. The results of the research through the hypothesis test Paired Sample T-Test
showed differences in the average scores between knowledge before and after health education with a
defference of 8,684 and a value ( q = 0,00), which means there is an influence of health education on
the level of knowledge of hypertension diet knowledge in patiens with hypertension adulthood in
Mombok Health Center, East Manggarai.
Keywords: health education, knowledge, hypertension diet

Abstrak: Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Diet Hipertensi Pada
Penderita Hipertensi Usia Dewasa Di Puskesmas Mombok Manggarai Timur 2019. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan diet
hipertensi pada penderita hipertensi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain
penelitian one group pre post test design. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 19 responden yang
dipilih melalui teknik purposive sampling. Lokasi penelitian di Desa Lengko Namut, Kecamatan Elar,
Kabupaten Manggarai Timur. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan 26 item pertanyaan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan kesehatan
adalah 12 responden (63%) berpengetahuan cukup dan 7 responden (37%) berpengetahuan kurang.
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan memperlihatkan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi yaitu 16
responden (84%) berpengetahuan baik, 3 responden (16%) berpengetahuan cukup. Hasil penelitian
melalui uji hipotesis Pared Sample T-Test menunjukan perbedaan rata-rata skor antara pengetahuan
sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan selisih nilai sebesar 8,684 dan nilai (q = 0,00 < α =
0,05), yang berarti ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan diet hipertensi
pada penderita hipertensi usia dewasa di Puskesmas Mombok, Manggarai Timur.
Kata kunci: penyuluhan kesehatan, pengetahuan, diet hipertensi

91
92 Jurnal Wawasan Kesehatan: Volume: 4, Nomor 2, Desember 2019

PENDAHULUAN Badan Kesehatan Dunia (WHO)


Meningkatnya arus globalisasi di menyebutkan jumlah penderita hipertensi
segala bidang dengan perkembangan akan terus meningkat seiring bertambahnya
teknologi dan industri telah banyak jumlah penduduk, diperkirakan pada tahun
membuat perubahan pada perilaku dan gaya 2025 sekitar 29% penduduk dunia akan
hidup masyarakat. Perubahan gaya hidup, terkena hipertensi. Hipertensi membunuh
sosial ekonomi serta industrialisasi jika hampir 8 juta orang setiap tahun dan hampir
tidak diimbangi dengan peningkatan 1,5 juta adalah penduduk wilayah Asia
kemampuan sumber daya manusia (SDM) Tenggara, sehingga diperkirakan 1 dari 3
yang memadai dapat memacu meningkatnya orang dewasa di Asia Tenggara menderita
angka kejadian berbagai jenis penyakit hipertensi (Arlita Saputri, 2017). Negara-
termasuk penyakit hipertensi. Hipertensi negara berkembang memiliki penderita
merupakan penyebab utama gagal jantung, hipertensi sebesar 40% sedangkan negara-
stroke dan ginjal. Disebut sebagai negara maju 35%. Kawasan Afrika
pembunuh diam-diam (silent killer) karena memegang posisi puncak yaitu 40%,
orang dengan hipertensi tidak menampakan kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia
gejala, kalaupun muncul gejala tersebut Tenggara 36%. Sedangkan angka kejadian
seringkali dianggap sebagai gangguan biasa, penyakit hipertensi di Indonesia 32% dari
sehingga korbannya terlambat menyadari total jumlah penduduk (Widiyani, 2014).
akan datangnya penyakit (Anggraeni Data tersebut membuktikan bahwa negara
Puspita, 2012). yang berpenghasilan tinggi memiliki
Hipertensi merupakan salah satu faktor prevalensi hipertensi lebih rendah (35%
penyebab yang paling sering berpengaruh orang dewasa) dibandingkan negara- negara
terhadap kejadian penyakit jantung dan dengan pendapatan rendah dan menengah
pembuluh darah dan merupakan masalah (40% orang dewasa). Hal ini terjadi karena
kesehatan utama di dunia. World Health suksesnya kebijakan publik multisektoral
Organization (WHO) tahun 2012 termasuk pendidikan dan akses yang lebih
menunjukkan, hipertensi adalah salah satu baik ke perawatan kesehatan bagi negara
kontributor paling penting untuk penyakit dengan penghasilan tinggi.
jantung dan stroke yang bersama-sama Hipertensi merupakan penyebab
menjadi penyebab kematian dan kecacatan kematian nomor 3 setelah stroke dan
nomor satu. Hipertensi diperkirakan tuberkulosis, dimana proporsi kematiannya
mempengaruhi satu atau lebih dari tiga mencapai 6,7% dari populasi kematian pada
orang dewasa berusia 25 tahun ke atas, atau semua umur di Indonesia (Kemenkes, 2013).
sekitar satu miliar orang di seluruh dunia Penderita hipertensi di Indonesia
(WHO 2012) dikutip dalam (Zakiyatul diperkirakan sebesar 15 juta tetapi hanya 4%
Ulya, 2017). penderita hipertensi yang terkendali, yaitu
mereka yang tahu bahwa mereka menderita
Hepilita & Saleman, Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan …. 93

hipertensi dan sedang menjalani melakukan pencegahan agar tidak terjadi


pengobatan, sedangkan 50% penderita komplikasi. Pengetahuan serta sikap tentang
hipertensi tidak menyadarinya sehingga diet hipertensi merupakan suatu hal yang
berpeluang mengalami kondisi yang lebih sangat penting untuk dimiliki, agar bisa
berat. Hasil Survei Indikator Kesehatan menanggulangi penyakit hipertensi itu
Nasional (Sirkesnas) 2016, jumlah penderita sendiri (Dewi, 2010). Perilaku yang didasari
hipertensi menurut golongan umur adalah oleh pengetahuan akan lebih langgeng
kelompok umur < 20 tahun 10,7%, umur 20- daripada perilaku yang tidak didasari oleh
29 tahun 17,9%, umur 30-39 tahun 27,5%, pengetahuan. Pengetahuan seharusnya
umur 40-49 tahun 39,1%, umur 50-59 tahun dimiliki oleh pasien karena pasien adalah
49,2 %, dan umur ≥ 60 tahun 63,0%. orang yang paling bertanggung
Provinsi NTT termasuk dalam urutan ke-20 jawab terhadap terkontrolnya tekanan
(dari 7309 yg diperiksa, 2856 mengalami darah. Berdasarkan konsep tersebut, faktor
hipertensi atau 39,1%) dari 34 propinsi di pengetahuan tentang diet hipertensi
Indonesia (Kemenkes RI, 2017). kemungkinan mempunyai hubungan
Laporan hasil kegiatan Pos dengan terkontrolnya tekanan darah.
Pembinaan Terpadu (Posbindu) Penyakit Seorang perawat diharapkan dapat
Tidak Menular (PTM) di Puskesmas membantu berperanserta memberikan
Mombok tahun 2017, menunjukan bahwa informasi dan mengawasi penderita
dari 120 peserta Posbindu, yang mengalami hipertensi untuk mengatasi masalah
hipertensi berjumlah 45 orang atau 37,5% kesehatan di masyarakat (Pratiwi, 2010).
dan penyakit lainnya berjumlah 75 orang Salah satu upaya yang dilakukan perawat
(62,5%) belum termasuk masyarakat yang untuk meningkatkan pengetahuan tentang
tidak mengikuti kegiatan Posbindu PTM diet hipertensi yaitu dengan dilakukan
(Mombok, 2017), kondisi ini cukup menarik penyuluhan kesehatan. Penyuluhan tentang
dijadikan materi untuk dilakukan penelitian diet hipertensi merupakan salah satu upaya
terutama berkaitan dengan penyuluhan yang efektif agar penderita memiliki
tentang diet hipertensi. pengetahuan dan informasi guna mencegah
Komponen yang dianggap sebagai terjadinya komplikasi dan terkontrolnya
upaya pencegahan primer, deteksi awal dan tekanan darah tanpa harus bergantung pada
penanganan yang memadai agar upaya pengobatan farmakologis.
menghindari terjadinya komplikasi pada Penyuluhan merupakan suatu upaya
penderita hipertensi adalah dengan yang direncanakan untuk menyebarkan
menjalankan diet yaitu upaya pembatasan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
asupan nutrisi tertentu (Dadang Darmawan, masyarakat tidak saja sadar, tahu dan
2013). Kurangnya pengetahuan akan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
mempengaruhi pasien hipertensi untuk melakukan suatu anjuran yang diharapkan
dapat mengatasi kekambuhan atau untuk meningkatkan status kesehatan,
94 Jurnal Wawasan Kesehatan: Volume: 4, Nomor 2, Desember 2019

mencegah timbulnya penyakit, tidak ada alat bantu/alat peraga yang


mempertahankan derajat kesehatan, digunakan saat memberikan penyuluhan,
memaksimalkan fungsi dan peran penderita sasaran penyuluhan berfariasi bukan
selama sakit, dan membantu penderita dan kelompok khusus penderita hipertensi,
keluarga mengatasi masalah kesehatan metode yang digunakan kurang tepat, dan
(Pratiwi, 2010). Gaya hidup dan pola makan waktu penyuluhan terlalu singkat. Penelitian
yang instan merupakan salah satu faktor ini bertujuan untuk menganalisis sejauh
yang memicu terjadinya peningkatan mana pengaruh penyuluhan kesehatan yang
kejadian hipertensi. Masyarakat saat ini dilakukan perawat terhadap tingkat
lebih memilih makanan siap saji yang pengetahuan diet hipertensi pada penderita
umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi hipertensi usia dewasa.
gula dan mengandung banyak garam
(Natrium) yang merupakan faktor pencetus METODE PENELITIAN
terjadinya penyakit hipertensi, jantung, Penelitian ini merupakan penelitian
Diabetes Melitus (DM), dan obesitas. kuantitatif dengan desain penelitian pra
Survei pendahuluan di wilayah kerja eksperimental design dengan rancangan
Puskesmas Mombok bulan Oktober 2018 di one group pre post test design yaitu
Desa Lengko Namut ditemukan ada mengungkapkan hubungan sebab akibat
peningkatan prevalensi penderita hipertensi dengan cara melibatkan satu kelompok
sebanyak 20 kasus yang terjadi dalam usia subyek. Lokasi penelitian di Desa Lengko
dewasa (26-45 tahun). Rendahnya Namut, Wilayah Kerja Puskesmas
pengetahuan, kurang terpapar informasi, Mombok, Kecamatan Elar, Kabupaten
kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang Manggarai Timur. Penelitian dilaksanakan
tidak memadai menjadi alasan mendasar pada tanggal 15 sampai dengan tanggal 27
bagi masyarakat untuk tidak mengontrol April 2019.
kesehatannya ke fasilitas kesehatan yang Populasi dari penelitian ini adalah
berdampak pada ketidaktahuan masyarakat penderita hipertensi usia dewasa yang
akan bahaya penyakit hipertensi yang berjumlah 20 orang. Teknik pengambilan
dialami. sampel menggunakann teknik non-
Petugas kesehatan di Puskesmas probability sampling dengan jenis
Mombok mengatakan bahwa penyuluhan purposive sampling. Besar sample
kesehatan tentang diet hipertensi sudah diperoleh menggunakan rumus Slovin, jadi
pernah diberikan namun penderita hipertensi jumlah sample dalam penelitian ini adalah
belum mengikuti saran diet yang benar. 19 responden setelah memenuhi kriteria
Peneliti menilai bahwa ketidakefektifan inklusi dan eksklusi.
penyuluhan yang diberikan petugas Data primer didapatkan melalui
kesehatan disebabkan oleh beberapa hal kuesioner dengan skala Guttman yang diisi
antara lain, tidak ada media penyuluhan, oleh 19 orang penderita hipertensi usia
Hepilita & Saleman, Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan …. 95

dewasa yang berada di Desa Lengko Namut, Tabel 3. Distribusi Distribusi responden
berdasrkan Tingkat Pendidikan
Puskesmas Mombok, Kecamatan Elar. Kategori frekuensi %
Kuesioner yang digunakan telah dilakukan SD 15 78,9
SMP/SMA 4 21,1
uji validitas di Pustu Rana Kulan. Dari 30 D3/S1/S2 0 0
item pertanyaan yang dinyatakan valid ada Total 19 100
Sumber: Data Primer 2019
26 item. Sedangkan data sekunder diperoleh
Berdasarkan tabel 3. diketahui bahwa
dengan mempelajari buku-buku, jurnal
sebagian besar responden dengan latar
penelitian, skripsi, hasil laporan-laporan
belakang pendidikan Sekolah Dasar 15
yang berhubungan. Variabel Independent
responden (78,9%), dan responden dengan
adalah penyuluhan kesehatan dan variabel
pendidikan menengah 4 responden (21,1%).
Dependent adalah tingkat pengetahuan diet
Tabel 4. Distribusi Distribusi responden
hipertensi. Analisis data menggunakan uji berdasrkan Tingkat Pengetahuan sebelum
statistik pared sample t-test yaitu dengan Penyuluhan
Kategori frekuensi %
melihat perbedaan nilai rata-rata sebelum Baik 0 0
dan sesudah penyuluhan melalui program Cukup 12 63
Kurang 7 37
SPSS dengan nilai α = 0,05 Total 19 100
Sumber: Data Primer 2019

HASIL Berdasarkan tabel 4. menunjukan bahwa

Tabel 1.Distribusi Distribusi responden responden dengan pengetahuan cukup


berdasrkan kelompok umur paling banyak yaitu 12 responden (63%)
Kategori frekuensi % dan responden dengan pengetahuan kurang
Usia dewasa awal 3 15,8
(26-35 Thn) berjumlah 7 responden (37%).
Usia dewasa akhir 16 84,2
(36-45 Thn) Tabel 5. Distribusi Distribusi responden
Total 19 100 berdasrkan Tingkat Pengetahuan sesudah
Sumber: Data Primer 2019 Penyuluhan
Tabel 1. menunjukan bahwa sebagian besar Kategori frekuensi %
Baik 16 84
responden berasal dari kelompok usia Cukup 3 16
Kurang 0 0
dewasa akhir 16 responden (84,2%),
Total 19 100
sedangkan kelompok usia dewasa awal 3 Sumber: Data Primer 2019

responden (15,8%). Berdasarkan tabel 5. menunjukan bahwa


Tabel 2. Distribusi Distribusi responden tingkat pengetahuan responden sesudah
berdasrkan Jenis Kelamin
Kategori frekuensi % dilakukan penyuluhan sebagian besar
Laki-laki 5 26,3 memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu 16
Perempuan 14 73,7
Total 19 100
responden (84%) dan paling sedikit
Sumber: Data Primer 2019 memiliki pengetahuan cukup yaitu 3
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa responden (16%)
sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan 14 responden (73,7%),
sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki
berjumlah 5 responden
96 Jurnal Wawasan Kesehatan: Volume: 4, Nomor 2, Desember 2019

Tabel 6. Perbedaan nilai Pretest dan Post yang hanya berjumlah 5 responden (26,3%).
test Tingkat pengetahuan Diet Hipertensi Menurut Rosta (2011), jenis kelamin juga
pada Penderita Hipertensi merupakan salah satu faktor yang
Std mempengaruhi tekanan darah. Menurut
Sig. (2
deviati
kategori N Mean correlation on tailed) tingkat pendidikan, subyek yang dijadikan
TktPeng 19 test
8,684 0,722 2,029 0,000
etahuan responden terdiri dari 15 responden (78,9%)
Pre dan dengan tingkat pendidikan sekolah dasar
Post test
Sumber: data primer2019: Uji Pared SampleT-Test paling banyak dan 4 responden (21,1%)
dengan tingkat pendidikan menengah.
Berdasarkan tabel 6. dapat diketahui bahwa
Tingginya prevalensi hipertensi pada
ada perbedaan tingkat pengetahuan sebelum
pendidikan yang rendah, kemungkinan
dan sesudah diberikan penyuluhan
disebabkan karena kurangnya pengetahuan
kesehatan tentang diet hipertensi pada 19
terhadap kesehatan dan sulit atau lambat
responden dengan nilai rata-rata (Mean)
menerima informasi yang diberikan petugas
8,684, Correlation 0,722, dan nilai Sig. (2-
sehingga berdampak pada perilaku atau pola
tailed) 0,00.
hidup sehat (Anggara dan Prayitno, 2013).

PEMBAHASAN Tingkat Pengetahuan Sebelum dan


Sesudah Penyuluhan
Dari hasil penelitian diperoleh data
bahwa responden terbanyak adalah dari
Berdasarkan penelitian yang telah
golongan usia dewasa akhir (36-45 tahun)
dilakukan didapatkan data sebelum
sebanyak 16 responden (84,2%) dan
penyuluhan dari 19 responden, terdapat 12
proporsi terkecil dari golongan usia dewasa
responden (63%) kategori pengetahuan
awal yaitu 3 responden (15,8%).
cukup dan 7 responden (37%) memiliki
Meningkatnya kejadian hipertensi pada usia
tingkat pengetahuan kurang. Menurut
dewasa akhir terjadi karena bertambahnya
analisis peneliti, pengetahuan cukup dan
usia, perubahan gaya hidup termasuk
kurang pada 19 responden penelitian terjadi
banyak mengkonsumsi makanan yang
karena tingkat pendidikan yang rendah
banyak mengandung garam (Kenia, 2013).
dimana 15 responden berpendidikan
Asumsi peneliti bahwa dengan
Sekolah Dasar. Selain itu, faktor usia juga
bertambahnya usia, elastisitas pembuluh
sangat berpengaruh terhadap tingkat
darah berkurang dan juga merupakan
pengetahuan seseorang. Menurut Dewi
dampak penggunaan alat kontrasepsi
(2010, pp.16-18) dalam bukunya tentang
hormonal pada perempuan dewasa. Hal ini
Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
dapat dibuktikan dengan data bahwa dari 19
dan Perilaku Manusia mengatakan makin
responden didapatkan 14 responden (73,3%)
tinggi pendidikan seseorang semakin mudah
berjenis kelamin perempuan paling banyak
pula mereka menerima informasi dan pada
dibandingkan dengan responden laki-laki
akhirnya makin banyak pula pengetahuan
Hepilita & Saleman, Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan …. 97

yang dimilikinya. Sebaliknya jika tingkat Hasil test setelah dilakukan penyuluhan
pendidikan seseorang rendah akan terjadi peningkatan pengetahuan dari 19
menghambat perkembangan sikap terhadap responden dimanaada 16 responden (84%)
penerimaan nilai-nilai yang diperkenalkan. memiliki pengetahuan yang baik dan 3
Ada kesesuaian antara teori dan fakta, peran responden (16%) memiliki pengetahuan
pendidikan mempengaruhi daya serap cukup. Hasil analisis peneliti, adanya
seseorang terhadap informasi yang diterima. perubahan tingkat pengetahuan pada
Pendidikan rendah mengakibatkan sulitnya responden menjadi baik dan cukup terjadi
responden bahkan menghambat untuk karena penyuluhan yang dilakukan
menerima pengetahuan baru, sehingga menggunakan media baik media visual
pengetahuan tentang diet hipertensi pada maupun auditor berupa leafled dan LCD,
penderita hipertensi rendah. waktu yang digunakan untuk penyuluhan
Menurut Dewi (2010, pp.16-18) dalam dan diskusi selama 30 menit, bahasa yang
bukunya menerangkan bahwa faktor umur digunakan adalah bahasa harian responden
merupakan salah salah satu faktor penting dan tempat penyuluhan jauh dari keramaian
yang dapat mempengaruhi tingkat yaitu di ruang rapat Puskesmas Mombok.
pengetahuan seseorang. Dikatakan bahwa Menurut Fitriani (2011, p.193) terdapat tiga
dengan bertambahnya umur seseorang akan faktor yang berpengaruh dalam memberikan
terjadi perubahan pada aspek psikologis penyuluhan kesehatan, salah satunya adalah
atau mental taraf berpikir yang semakin faktor proses dalam penyuluhan yang
matang atau dewasa. Menurut Levinson meliputi waktu memberikan penyuluhan,
dalam Potter & Perry (2007, p.704) umur tempat penyuluhan, jumlah sasaran yang
26-35 tahun adalah kelompok usia dewasa mendengar penyuluhan, dan alat
awal dimana mereka mulai belajar mengajar peraga/media yang digunakan serta bahasa
dengan latar belakang pengalaman hidup yang mudah dimengerti oleh sasaran.
yang unik termasuk penyakit dan Menurut Tjitarsa (1992, p.247) seluruh
pengobatan, sedangkan usia 36-45 tahun pembicaraan termasuk memperlihatkan alat
termasuk kelompok usia dewasa akhir bantu pandang harus dalam waktu 15-20
dimana sudah memasuki masa tenang menit, dan 15 menit untuk pertanyaan dan
sehingga mampu mempelajari diskusi. Menurut Effendy (2011) dalam
keterampilan dan informasi baru. Terdapat bukunya tentang Komunikasi, Teori, dan
kesenjangan antara teori dan fakta. Usia Praktek mengatakan dalam menyampaikan
dewasa memasuki usia belajar mengajar dari materi penyuluhan sebaiknya
pengalaman hidup yang unik termasuk menggunakan bahasa yang mudah
penyakit. Hal ini berdampak pada mudah dimengerti agar dapat dengan mudah
dan tidaknya penerimaan suatu informasi diserap dan dipahami
khususnya tentang pengetahuan diet
hipertensi.
98 Jurnal Wawasan Kesehatan: Volume: 4, Nomor 2, Desember 2019

Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang mengatakan salah satu sifat kondisi dan
Diet Hipertensi pada Penderita
prinsip belajar orang dewasa adalah peserta
Hipertensi Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan merasa ada kebutuhan untuk belajar maka
prinsip mengajarnya adalah fasilitator harus
Hasil uji statistic melalui Uji
mengemukakan kemungkinan-kemungkinan
PairedSample T-Test diketahui bahwa ada
baru untuk pemenuhan kebutuhan
perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan
peserta, membantu setiap peserta
sesudah penyuluhan kesehatan tentang diet
untuk memperjelas aspirasi dirinya untuk
hipertensi pada penderita hipertensi usia
peningkatan perilaku, membantu
dewasa di Puskesmas Mombok Tahun 2019.
mendiagnosa perbedaan antara kebiasaan
Perbedaan dimaksud dapat dilihat pada
hidup dengan kondisi sekarang, dan
output uji Paired Sample T-Test dimana
membantu mengidentifikasi masalah
hasil rata- rata (Mean) pre test 16,21 dan
kehidupan yang dialami dengan perbedaan
post test 24,89 dengan selisih nilai Mean
aspirasinya. Selain itu penyuluh atau
sebesar8,684, Standar Deviastion 2.029, dan
fasilitator diharapkan dapat mengarahkan
Standart Error Mean sebesar 465. Karena
peserta agar menganggap tujuan
Mean Pre Test < Mean Post Test maka
pengalaman belajar sebagai tujuan mereka
dapat dideskripsikan bahwa ada perbedaan
sendiri (Rifa’I; 2003 dalam Megawati
rata-rata hasil test. Demikianpun nilai
2013). Pendidikan orang
koefisien korelasi sebesar 0,722 yang berarti
dewasa dapat efektif menghasilkan
ada hubungan antara pre test dan post test.
perubahan perilaku apabila isi dan cara atau
Hasil uji Paired Sample T-Test diperoleh
metode belajar mengajarnya sesuai dengan
nilai Sig 0,000 < 0,05 maka dapat
perubahan yang dirasakan oleh subyek
dideskripsikan bahwa ada perbedaan tingkat
belajar (Soekidjo Notoatmodjo, 2007).
pengetahuan sebelum dan sesudah
Menurut Knowles (dalam Baslemas dan
penyuluhan.
Mappa, 2011: 126) dikutip dari Megawati
Hasil analisis peneliti, terjadinya
(2013) mengatakan bahwa pembelajaran
perbedaan tingkat pengetahuan pre test dan
orang dewasa akan berhasil dengan baik jika
post test disebabkan karena sasaran
melibatkan baik fisik maupun mental
penyuluhan adalah kelompok usia dewasa
emosionalnya. Menurut Abdulhak (2000)
awal dan dewasa akhir yang mengalami
dalam Megawati (2013) mengatakan bahwa
hipertensi, dimana topik penyuluhan yang
keseluruhan penyelenggaraan pendidikan
diberikan sesuai dengan kebutuhan sasaran
pada orang dewasa pada hakekatnya
dan harus dipenuhi saat ini. Sebab
ditujukan untuk: menolong orang dewasa
penyuluhan / pendidikan orang dewasa
dalam menghadapi kenyataan hidup,
merupakan proses penyempurnaan atau
melengkapi keterampilan dalam
perbaikan situasi dan pengalaman yang
memecahkan masalah yang dihadapi,
berhubungan dengan realitas pada masa kini.
menolong orang dewasa dalam mengubah
Hal ini sejalan dengan pendapat ahli yang
Hepilita & Saleman, Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan …. 99

keadaan kehidupan sosial, dan menolong hipertensi setelah diberikan penyuluhan dari
dalam melengkapi informasi yang 19 responden; 16 responden (84%) memiliki
dibutuhkan, dalam hal ini kebutuhan akan pengetahuan baik, 3 responden (16%)
kesehatan yang berhubungan dengan diet memiliki engetahuan cukup. 4) Ada
hipertensi perbedaan tingkat pengetahuan tentang diet
hipertensi pada penderita hipertensi di
KESIMPULAN Puskesmas Mombok sebelum dan sesudah
Berdasarkan hasil penelitian yang diberikan penyuluhan kesehatan yang
telah dilakukan pada tanggal 19 April 2019 ditunjukan melalui hasil uji statistik paired
terhadap 19 responden di Desa Lengko sample t-tes yaitu selisih rata- rata pre-post
Namut, Puskesmas Mombok, Kecamatan test 8,684 dan p value 0,000 < α 0,05.
Elar, Manggarai Timur tentang pengaruh Melalui hasil penelitian ini
penyuluhan kesehatan terhadap tingkat diharapkan dapat menjadi pertimbangan
pengetahuan diet hipertensi pada penderita bagi pelayanan kesehatan dalam menyusun
hipertensi usia dewasa maka dirumuskan program yang sesuai agar penderita
kesimpulan sebagai berikut: 1) Karakteritik hipertensi dapat memiliki pengetahuan yang
usia dari 19 responden yang menjadi sampel baik tentang diet hipertensi sehingga tekanan
penelitian ini yang termasuk kategori usia darahnya terkontrol dan terhindar dari
dewasa awal (26-35 tahun) 3 responden terjadinya komplikasi
(15,8%) dan kelompok usia dewasa akhir
(36-45 tahun) lebih banyak yaitu 16
DAFTAR RUJUKAN
responden (84,2%). Karakter responden
Anggraeni Puspita.(2012). Sikap Terhadap
yang berjenis kelamin laki-laki ada 5
Kepatuhan Diet Hipertensi pada
responden (26,3%) lebih sedikit jumlahnya Penderita Hipertensi. e-jurnal.Vol. 2-
3.
dibandingkan responden perempuan
Arlita Saputri, S. R. (2017). Efektifitas
yang berjumlah 14 responden CEPAT TENSI (Cegah dan Pantau
Hipertensi) Terhadap PeningkTn
(73,7%). Berdasarkan tingkat pendidikan,
Pengetahuan dan Sikap Pada Wanita
dari 19 responden didominasi oleh Menopause. Jurnal of Health
Education , 2.
pendidikan SD yaitu 15
Dadang Darmawan, S. Z. (2013). Pengaruh
responden(78,9%) sedangkan yang Promosi Kesehatan Terhadap
Motivasi Pasien Hipertensi Tentang
berpendidikan menengah 4 responden
Pelaksanaan Diet Hipertensi Di
(21,1%). 2) Tingkat pengetahuan diet Poliklinik Penyakit Dalam RS.
Rajawali Bandung. e- jurnal
hipertensi pada penderita hipertensi sebelum
Kesehatan .
diberikan penyuluhan dari 19responden; 12 Dewi, A. W. (2010). Teori dan
Pengukuran Pengetahuan, Sikap
responden (63%) memiliki pengetahuan
dan Perilaku Manusia.
cukup dan 7 responden (37%) dengan Yogyakarta: Nuha Medika.
Kemenkes RI.(2017). Penyakit Tidak
pengetahuan kurang. 3) Tingkat
Menular. Jakarta: Kemenkes RI.
pengetahuan diet hipertensi pada penderita
100 Jurnal Wawasan Kesehatan: Volume: 4, Nomor 2, Desember 2019

Pratiwi, A.(2010). Perilaku Proporsional


Ditinjau dari Empati dan
Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi.
Puskesmas Mombok.(2017). Profil
Puskesmas Mombok, Kecamatan
Elar, Manggarai Timur.
Widiyani,R.(2014, November).Penderita
Hipertensi Terus Meningkat
.http://health.kompas.com/
read/2013/04/05/1404008/Pe nderita
Hipertensi Terus Meningkat.
Zakiyatul Ulya, A. I. (2017). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Dengan Media
Poster Terhadap Pengetahuan
Manajemen Hipertensi Pada Penderita
Hipertensi. Jurnal Keperawatan
Soedirman (The Soedirman Journal of
Nursing) , Volume 12, No. 1 Maret
2017.

You might also like