Professional Documents
Culture Documents
Diterima: 16-08-2015
Disetujui: 19-04-2016
ABSTRACT
The purpose of this research was to find the best formulation of fermented corn
flour and wheat flour to produce chemically, physicochemically and organoleptically
acceptable sweet breads. The formulation consisted of 6 levels ratio of 100% corn tempe
flour and wheat flour: L1 (0%: 100%); L2 (5%: 95%); L3 (10%: 90%); L4 (15%: 85%); L5
(20%: 80%); and L6 (25%: 75%) w/w with 4 replications. The experiment was arranged
in a Complete Randomized Block Design (CRBD). Data were analysed using analysis of
variance, further were tested by using Honestly Significant Difference (HSD) test in 5%
level of significance. The results showed that the addition of fermented corm increased
sweet bread’s levels of ash, fat, flavor and aroma values. While the moisture and protein
contents, dough’s volume, color, texture as well as overall acceptance values decreased.
The best formula was obtained from L2 (5% fermented corn : 95% wheat flour) whith the
characteristics of 24.41% muoisture, 1,55% ash, 10.66% fat, 17.397% protein contents,
and 65.5% development of dough volume. The sweet breads score of texture was 3.09
(soft), taste and aroma score was 3.02 (rather typical corn), color score was 2.05 (yellowish
brown), and the overall acceptance score was 3.43 (like).
Keywords : fermented corn, flour, sweet bread, wheat
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi roti manis dari tepung
jagung terfermentasi dan tepung terigu yang menghasilkan roti manis dengan sifat kimia,
fisikokimia dan sensori roti manis. Penelitian ini disusun dalam RAKL dengan 4 ulangan.
Perlakuan formulasi yang digunakan yaitu perbandingan tepung jagung terfermentasi dan
tepung terigu sebanyak 6 taraf, yaitu L1 (0% : 100%); L2 (5% : 95%); L3 (10% : 90%); L4
(15% : 85%); L5 (20% : 80%); dan L6 (25% : 75%). Hasil pengamatan dianalisis sidik
ragam kemudian diolah lebih lanjut menggunakan Uji Beda Nyata Jujur ( BNJ) pada taraf
5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar penambahan tepung jagung
terfermentasi dapat meningkatkan kadar abu, lemak, serta skor rasa dan aroma, sedangkan
kadar air, protein, derajat pengembangan adonan, dan skor warna, tekstur serta penerimaan
keseluruhan roti manis menurun. Perlakuan terbaik yaitu pada formula L4 memiliki kadar
air 24,41%, kadar abu 1,55%, kadar lemak 10,66%, kadar protein 17,39% dan derajat
pengembangan adonan 65,5%, sedangkan uji sensori meliputi skor tekstur sebesar 3,09,
skor rasa dan aroma sebesar 3,02 dengan kriteria agak khas jagung, skor warna sebesar
2,05 dengan agak kuning kecoklatan, serta skor penerimaan keseluruhan sebesar 3,43
dengan kriteria suka.
Kata kunci : roti manis, tepung jagung terfermentasi, tepung terigu,
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.2, September 2016 63
Setyani et al Formulasi Tepung Jagung dan Terigu pada Roti Manis
64 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 21 No.2, September 2016
Formulasi Tepung Jagung dan Terigu pada Roti Manis Setyani et al
Bahan kimia yang digunakan untuk atau kontaminasi lain tidak ikut tercampur
analisis adalah aquades, potassium kromat saat proses pengolahan, kemudian
5%, perak nitrat 0,1 M, HCl 3%, NaOH 4 direndam dalam air selama 48 jam.
N, larutan Luff Shcoorl, H2SO4 4 N, KI Selanjutnya jagung ditiriskan dan digiling
30%, dan Na-thiosulfat 0,1 N. kasar lalu ditampi. Kemudian dikukus
Alat-alat yang digunakan untuk selama 30 menit dan diaron menggunakan
pembuatan roti manis adalah seperangkat air hangat ± 200 ml dengan suhu 400 C
alat pengadonan dan pemanggangan roti, lalu dikukus kembali selama 30 menit dan
sedangkan alat-alat analisis antara lain didinginkan, setelah itu ditaburi ragi
oven, desikator dan tanur. tempe dengan dosis 2% (40 gram ragi
tempe dalam 2 kg jagung). Campuran
Metode Penelitian serpihan kemudian difementasi dengan
Perlakuan disusun dalam menggunakan plastik yang dilubangi
Rancangan Acak Kelompok Lengkap selama 48 jam. Selanjutnya dikeringkan
(RAKL) dengan 4 ulangan. Perlakuan hingga kadar air ±5% pada suhu 60º C dan
formulasi terdiri dari perbandingan digiling, setelah itu diayak dengan ayakan
tepung jagung terfermentasi dan tepung ukuran 80 mesh.
terigu sebanyak 6 taraf, yaitu L1 (0% :
100%); L2 (5% : 95%); L3 (10% : 90%); Pembuatan Roti Manis
L4 (15% : 85%); L5 (20% : 80%); dan L6 Pembuatan roti manis dilakukan
(25% : 75%). Kesamaan ragam diuji dengan metode Bogasari (2010) dengan
dengan uji Bartlett dan kemenambahan modifikasi formula. Formula yang
data diuji dengan uji Tuckey. Data digunakan seperti terlihat pada Tabel 1.
dianalisis dengan sidik ragam untuk Masing-masing formula dilakukan
mendapatkan penduga ragam galat dan uji pencampuran dengan mixer dan
signifikansi untuk mengetahui pengaruh pengadonan hingga kali, fermentasi
antar perlakuan. Untuk mengetahui dengan cara menutup permukaan baskom
perbedaan antar perlakuan, data dianalisis yang berisi adonan dengan kain basah
lebih lanjut menggunakan uji Beda Nyata selama 15 menit. Adonan dipotong dan
Jujur (BNJ) pada taraf 5%. ditimbang sebanyak 50 g lalu dibulatkan
kembali, dilakukan pengembangan
Pembuatan Tepung Jagung adonan kembali (proofing) selama 60
Terfermentasi menit dengan menggunakan air hangat
Proses pembuatan tepung jagung suhu 32° C. Roti yang telah mengembang
terfermentasi menngunakan metode dilakukan pemanggangan dengan oven
Setyani et al. (2012) diawali dengan pemanggang pada suhu 175º C selama 12
sortasi dan pencucian jagung agar benda menit.
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.2, September 2016 65
Setyani et al Formulasi Tepung Jagung dan Terigu pada Roti Manis
66 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 21 No.2, September 2016
Formulasi Tepung Jagung dan Terigu pada Roti Manis Setyani et al
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.2, September 2016 67
Setyani et al Formulasi Tepung Jagung dan Terigu pada Roti Manis
68 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 21 No.2, September 2016
Formulasi Tepung Jagung dan Terigu pada Roti Manis Setyani et al
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.2, September 2016 69
Setyani et al Formulasi Tepung Jagung dan Terigu pada Roti Manis
70 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 21 No.2, September 2016
Formulasi Tepung Jagung dan Terigu pada Roti Manis Setyani et al
Hasil uji sensori terhadap warna merupakan faktor utama dalam perubahan
roti manis untuk formulasi L1 (0:100) warna. Hal ini disebabkan pigmen
memiliki skor tertinggi yaitu 4,95 dengan karotenoid bersifat labil terhadap panas
karakteristik warna putih kekuningan. sehingga dapat mempengaruhi warna yang
Skor warna terendah 1,26 yaitu dihasilkan terbentuk pada produk akhir.
oleh roti manis dengan formulasi L6
(25:75) dengan kriteria warna coklat Tekstur
kekuningan. Semakin tinggi penambahan
Hasil analisis ragam menunjukkan
tepung jagung terfermentasi maka warna
bahwa perbandingan tepung terigu dan
roti akan semakin coklat kekuningan
tepung jagung terfermentasi memberikan
sehingga semakin kurang disukai panelis
pengaruh sangat nyata terhadap tekstur
(Gambar 6). Tepung jagung terfementasi
roti manis. Hasil uji lanjut BNJ pada taraf
yang digunakan mempunyai warna kuning
5% menunjukkan bahwa perlakuan L1
kecoklatan. Warna kuning pada jagung
dengan tekstur lembut tidak berbeda nyata
dikarenakan kandungan karotenoid.
dengan perlakuan L2 yang bertekstur
Jagung mengandung karotenoid berkisar
sama yaitu lembut, akan tetapi perlakuan
antara 6,4 - 11,3 μg/g, 22% diantaranya
tersebut berbeda nyata dengan perlakuan
beta-karoten dan 51% xantofil. Pigmen
L3-L6 dengan tekstur agak lembut.
xantofil yang utama adalah lutein dan
Sedangkan masing-masing perlakuan L3-
zeaxanthin (Suarni dan Widowati, 2011).
L6 tidak berbeda nyata, akan tetapi
Menurut Khuluq et al. (2007) bahwa
berbeda nyata dengan L1-L2 dengan
kandungan pigmen yang tinggi dapat
tekstur lembut.
mempengaruhi warna bahan. Suhu
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.2, September 2016 71
Setyani et al Formulasi Tepung Jagung dan Terigu pada Roti Manis
72 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 21 No.2, September 2016
Formulasi Tepung Jagung dan Terigu pada Roti Manis
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.2, September 2016 73
Setyani et al Formulasi Tepung Jagung dan Terigu pada Roti Manis
74 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 21 No.2, September 2016
Formulasi Tepung Jagung dan Terigu pada Roti Manis Setyani et al
Tabel 3. Hasil sifat kimia, fisikokimia dan sensori roti manis berbagai formulasi
Parameter L1 L2 (%) L3 (%) L4 (%) L5 (%) L6 (%)
(kontrol) (5:95) (10:90) (15:85) (20:80) (25:75)
Tekstur 3,60a* 3,52a* 3,12b 3,09b 2,89b 2,81b
Rasa dan aroma 1,79d 2,78c 2,99bc 3,02b 3,54a* 3,63a*
Warna 4,95a* 3,56b 2,79c 2,05d 1,54e 1,26e
Penerimaan 4,11a* 3,61ab* 3,53b 3,43bc 2,98cd 2,88d
keseluruhan
Kadar air (%) 25,26a** 23,77a** 23,11a** 24,41a** 23,74a** 23,06a**
Kadar abu (%) 1,43c** 1,49b** 1,54a** 1,55a** 1,57a** 1,58a**
Kadar lemak (%) 9,36b 10,82ab 10,48ab 10,66ab 10,95a 11,72a
Kadar protein (%) 17,62a 17,47ab 17,39ab 17,34ab 17,19b 17,18b
Derajat 130,59a* 117,15a* 100,15b 65,50c 28,23d 21,50d
pengembangan
adonan
:
L1 = Tepung jagung terfermentasi 0%, Tepung terigu 100%
L2 = Tepung jagung terfermentasi 5%, Tepung terigu 95%
L3 = Tepung jagung terfermentasi 10%, Tepung terigu 90%
L4 = Tepung jagung terfermentasi 15%, Tepung terigu 85%
L5 = Tepung jagung terfermentasi 20%, Tepung terigu 80%
L6 = Tepung jagung terfermentasi 25%, Tepung terigu 75%
* = perlakuan terbaik pada parameter tersebut
** = sesuai SNI roti manis No. 01-3840-1995
Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 22 No.2, September 2016 75
Setyani et al Formulasi Tepung Jagung dan Terigu pada Roti Manis
cookies dan roti tawar. Jurnal Techniques, 4th Edition. CRC Press.
Pangan dan Agroindustri. Boca Raton. USA. 464 hlm.
3(3):984-995. Mubarak, A.E. 2005. Nutritional
Bogasari. 2010. Pengolahan Roti. Arsip composition and antinutritional
BBC. Palembang. factors of mung bean seed:
Paseolus aureuas as affected by
Chavan, J.K., S.S. Kadam, and
some home traditional processes.
L.R.,Beuchat 1989. Nutritional Food Chem. 89(4):489-495.
improvement of cereals by Posman, S. 2001. Penggunan gum
fermentation. Critical Reviews in xanthan pada substitusi parsial
Food Science and Nutrition. terigu dengan tepung jagung
28(5):349–400 dalam pembuatan roti. Jurnal
Departemen Kesehatan RI. 2010. Daftar Teknologi dan Industri Pangan.
12(2): 108-116.
Komposisi Bahan Makanan.
Richana, N., Budiyanto, A., dan
Bharata Karya Aksara. Jakarta. Mulyawati, I. 2010. Pembuatan
Irawati, I., Subeki dan M. Erna. 2016. tepung jagung termodifikasi dan
Penurunan Kadar Asam Fitat pemanfaatannya untuk roti.
Tepung Jagung Selama Proses Prosiding Pekan Serealia
Fermentasi Menggunakan Ragi Nasional. ISBN : 978-979-8940-
Tape. (Skripsi). Fakultas 29-3.
Setyani, S., N .Yuliana, dan R.
Pertanian, Universitas Lampung.
Adawiyah. 2012. Penggunaan
Bandar Lampung. Jagung Terfermentasi dan Tempe
Khuluq, A.D., S.B .Widjanarko, dan E.S Kedelai untuk Meningkatkan
.Murtini. 2007. Ekstraksi dan Mutu dan Nilai Gizi MP-ASI
stabilitas betasianin daun darah dalam Upaya Perbaikan Gizi dan
(Alternanthera dentata) : Kajian Kesehatan Baduta. Laporan
perbandingan pelarut air:etanol Penelitian Strategis Nasional
Tahun Pertama. Universitas
dan suhu ekstraksi. Jurnal Lampung. 95 hlm.
Teknologi Pertanian. 8(3):172- SNI 01-384-1995. 1995. Syarat Mutu
181. Roti. Badan Standarisasi
Kurniawati dan F. Ayustaningwarno,. Nasional. Jakarta.
2012. Pengaruh substitusi tepung Suarni dan I.U. Firmansyah. 2005. Beras
terigu dengan tepung tempe dan jagung: Prosesing dan kandungan
tepung ubi jalar kuning terhadap nutrisi sebagai bahan pangan
kadar protein, kadar b-karoten, pokok. hlm. 393−398. dalam
dan mutu organoleptik roti manis. Suyamto (Ed.) Prosiding Seminar
Journal of Nutrition College. dan Lokakarya Nasional Jagung,
1(1):344-351. Makassar. 29−30 September
Mega, M.H., L.L. Masniary, dan Z .Lubis. 2005. Pusat Penelitian dan
2014. Pengaruh metode Pengembangan Tanaman Pangan,
pembuatan tepung jagung dan Bogor.
perbandingan tepung jagung dan Suarni dan S.Widowati. 2011. Struktur,
tepung beras terhadap mutu Komposisi, dan Nutrisi Jagung.
cookies. Jurnal Rekayasa Pangan Balai Penelitian Tanaman Serealia
dan Pertanian. 2(4) : 20-31. Maros. Maros. p 410-426.
Meilgaard, M.C., G.V. Civille and B.T. Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan
Carr. 2007. Sensory Evaluation Gizi. Gramedia. Jakarta. 253
hlm.
76 Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 21 No.2, September 2016