You are on page 1of 7

PENGARUH TEKNIK STIMULASI PUTING SUSU TERHADAP LAMA

PERSALINAN KALA I

Sih Rini Handajani, KH Endah Widhi Astuti


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

Abstract: Nipple Stimulation, Labor Kala I. The purpose of this study was to determine
the influence of nipple stimulation techniques of the duration of labor in the first stage
in Puskesmas Gajahan Surakarta. This research is a quasi experimental with posttest
design with control group. The population in this study is that maternal primigravid
active phase of the first stage in the clinic Gajahan Surakarta. Samples were taken by
accidental sampling technique. Based on the estimation formula of the samples
obtained a total sample of 62 women giving birth. 31 maternal treated with nipple
stimulation, while 31 as the control group with the mobilization of the left oblique. Data
collection using observation sheet implementation nipple stimulation and sheets
partograf to observe the first stage of labor longer active phase. The average length of
first stage of labor in the control group maternity primigravida who did nipple
stimulation (mobilization) in Puskesmas Gajahan is 3:36 minutes, the average length of
first stage of labor in the treatment group maternity primigravida who do nipple
stimulation in Puskesmas Gajahan is 3:21 minutes and no influence of nipple
stimulation to the first stage of labor longer with p value = -0.295 (p <0.05), so Ho
accepted because -0.295 <2.002. Nipple stimulation has an influence on the first stage
in a long time Gajahan Surakarta Health Center.

Keywords: Nipple Stimulation, Labor Kala I.

Abstrak: Stimulasi Puting Susu, Persalinan Kala I. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh teknik pemberian stimulasi puting susu dengan lama
persalinan pada kala I di Puskesmas Gajahan Surakarta. Penelitian ini merupakan
penelitian quasi eksperimen dengan desain posttest with control group. Populasi dalam
penelitian ini ialah ibu bersalin primigravida kala I fase aktif di puskesmas Gajahan
Surakarta. Sampel diambil dengan teknik accidental sampling. Berdasar rumus estimasi
besar sampel didapatkan jumlah sampel sebanyak 62 ibu bersalin. 31 ibu bersalin diberi
perlakuan dengan stimulasi puting susu, sedangkan 31 sebagai kelompok kontrol
dengan mobilisasi miring kiri. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar
observasi pelaksanaan stimulasi puting susu dan lembar partograf untuk mengamati
lama persalinan kala I fase aktif. Rata-rata lama persalinan kala I pada kelompok
kontrol ibu bersalin primigravida yang tidak melakukan stimulasi puting susu
(mobilisasi) di Puskesmas Gajahan adalah 3.36 menit, rata-rata lama persalinan kala I
pada kelompok perlakuan ibu bersalin primigravida yang melakukan stimulasi puting
susu di Puskesmas Gajahan adalah 3.21 menit dan ada pengaruh stimulasi puting susu
terhadap lama persalinan kala 1 dengan p value = -0,295 (p < 0,05) sehingga Ho
diterima karena -0,295 < 2,002. Stimulasi puting susu mempunyai pengaruh terhadap
lama kala I di Puskesmas Gajahan Surakarta.

193
194 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 2,November 2016, hlm 110-237

Kata Kunci: Stimulasi Puting Susu, Persalinan Kala I.

PENDAHULUAN Demografi dan Kesehatan Indonesia


Making Pregnancy Safer (MPS) (SDKI tahun 2013) AKB sudah
merupakan salah satu upaya Kementerian mengalami penurunan dari 34/1000
Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi
RI) dalam menurunkan Angka Kematian 32/1000 kelahiran hidup dan AKI tahun
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi 2013 sebesar 359 per 100.000 kelahiran
(AKB). Salah satu dari 3 pesan kunci hidup dan masih dibawah pencapaian
MPS tersebut adalah setiap persalinan target tahun 2014 yaitu 118 kasus per
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan
Menurut Bina Pelayanan Medik (2010: Jawa Tengah, 2013). Dinas Kesehatan
11) kematian ibu selama masa perinatal Jawa Tengah tahun 2013 menyatakan
merupakan tolok ukur kemampuan bahwa AKI mencapai 675 kasus dan
pelayanan kesehatan suatu negara dan cenderung meningkat dibandingkan
merupakan salah satu indikator spesifik dengan tahun sebelumnya, atau setiap jam
status kesehatan suatu masyarakat. terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal
Mortalitas dapat dilihat dari indikator AKI karena berbagai sebab.
dan AKB, hal ini sesuai dengan Persalinan merupakan proses
kesepakatan dalam Millenium pergerakan keluarnya janin, plasenta dan
Development Goals (MDG’s) 2015 yang membran amnion dari dalam rahim
merupakan kesepakatan dari 189 negara melalui jalan lahir (Bobak, 2005).
termasuk Indonesia. Kontraksi uterus dipengaruhi oleh
Adapun tujuan pembangunan pengeluaran oksitosin. Menurut
MDG’s no 4 dan 5 tersebut antara lain Widyastuti (2001) seperti dikutip Yunita
menurunkan angka kematian bayi dan (2010:) stimulasi puting susu secara
meningkatkan kesehatan ibu. Upaya alamiah dapat membantu proses
kesehatan maternal dilakukan secara pengeluaran oksitosin. Oksitosin
sistematik untuk mengurangi resiko mempengaruhi otot polos uterus.Oksitosin
kematian, menjamin reproduksi sehat dan meningkatkan frekuensi dan durasi
meningkatkan kualitas hidup ibu (Depkes, potensial aksi, jadi pemberian oksitosin
2011). Sejatinya proses persalinan merangsang timbulnya kontraksi otot
persalinan merupakan proses yang sangat uterus yang belum berkontraksi dan
dinantikan oleh setiap ibu hamil, akan meningkatkan kekuatan serta frekuensi
tetapi tidak semua persalinan yang kontraksi otot pada uterus yang sudah
dinantikan tersebut dapat berjalan dengan berkontraksi (Francis dan John, 2000).
lancar. Tidak jarang proses persalinan Stimulasi puting susu pada ibu bersalin
berakhir dengan kematian ibu atau bayi. dilakukan jari.
Indonesia telah menetapkan target Berdasarkan studi pendahuluan di
penurunan AKI menjadi 102/100.000 didapatkan data bahwa ibu bersalin pada
kelahiran hidup dan AKB menjadi kala I tidak dilakukan stimulasi puting
23/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015. susu, sehingga lama persalinan kala I fase
Sedangkan menurut hasil Survei aktif rata-rata berkisar antara 6,5 sampai 7
Sih Rini Handajani, Pengaruh Teknik Stimulasi Puting Susu 195

jam. Stimulasi biasanya hanya dilakukan Tabel 1


pada kala II saja. Berdasarkan latar Distribusi Frekuensi Kelompok
belakang tersebut peneliti tertarik untuk Perlakuan
meneliti pengaruh teknik pemberian
stimulasi puting susu dengan lama
persalinan pada kala I di Puskesmas
Gajahan Surakarta.

METODE PENELITIAN
Dilihat dari ada tidaknya intervensi
terhadap salah satu variabel penelitian,
jenis penilitian ini adalah penelitian quasi
eksperimen. Peneliti memberikan
perlakuan dengan membandingkan dua
kelompok subyek yang diteliti, peneliti Berdasarkan gambar di atas, maka
melakukan perlakuan terhadap subyek dapat dijelaskan bahwa kemajuan
penelitian, sedangkan faktor yang lain persalinan dicapai paling cepat selama
tidak dimanipulasi (Siswanto, 2013: 28). 0,92 jam (55 menit) dan paling lama 6,82
Desain penelitian yang digunakan jam(6 jam 50 menit), dengan rerata 3.27
adalah pre-experimental dengan jam dan simpangan bakunya1.313.
rancangan static-group comparison.
Pelaksanaan penelitian ini membagi Tabel 2
subyek penelitian dalam dua kelompok Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol
yaitu kelompok untuk perlakuan dan (mobilisasi)
setengahnya sebagai kelompok kontrol.

HASIL PENELITIAN
Pengambilan data dilakukan
selama kurang lebih 2 bulan dari bulan
April-Mei 2015 mengambil lokasi di
Puskesmas Gajahan kota Surakarta.
Puskesmas Gajahan merupakan salah satu
Puskesmas di kota Surakarta yang terletak
di bagian selatan sdengan fasilitas rawat
inap dan merupakan salah satu Puskesmas
yang sangat sibuk dengan rata rata
persalinan per bulan antara 30 sd 50
pasien. Puskesmas ini juga banyak
menampung pasien pasien ibu bersalin
dari wilayah Sukoharo karena letaknya
yang berbatasan dengan Kabupaten
Sukoharjo.
196 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 2,November 2016, hlm 110-237

Berdasarkan gambar di atas, maka pada kelompok 1 (perlakuan) maupun


dapat dijelaskan bahwa kemajuan kelompok 2 (kontrol) adalah sama.
persalinan dicapai paling cepat selama Selanjutnya hipotesis diuji dengan
1,75 jam (1 jam 45 menit) dan paling lama uji “t” menggunakan Equal Variances
6,5 jam (6 jam 30 menit), dengan rerata Assumed (diasumsikan kedua varian
3.36 jam dan simpangan bakunya1.134. sama) dengan pengujian dengan
menggunakan uji 2 sisi pada tingkat
Tabel 3 signifikansi α = 0,05. Berdasarkan tabel di
Distribusi Frekuensi Kelompok atas didapatkan bahwa : dengan t hitung -
Perlakuan dan Kelompok Kontrol 0,295 sedangkan t tabel pada dk n-2 (60)
Stimulasi Puting Susu adalah 2.000 sehingga Ho diterima karena
NO INDIKATOR KELOMPOK KELOMPOK -0,295 < 2,002
KEMAJUAN 1 2
1. Paling cepat 0,92 1,75
2. Paling lama 6,82 6,5
PEMBAHASAN
3. Rerata 3,27 3,36 Persalinan merupakan proses
4. S. Baku 1,313 1,134 normal, berupa kontraksi uterus involunter
Tabel diatas menunjukkan bahwa efektif dan terkoordinasi, yang
rata-rata lama persalinan kala 1 pada menyebabkan penipisan dan dilatasi
kelompok perlakuan yang melakukan serviks progresif disertai penurunan dan
stimulasi puting susu adalah 3.27 atau 3 kelahiran bayi serta plasenta (Benson dan
jam 16 menit sedangkan pada kelompok Pernoll, 2009: 149). Sedangkan persalinan
kontrol yang melakukan mobilisasi kala I adalah kala pembukaan yang
adalah 3.36 menit atau 3 jam 22 menit. berlangsung antara pembukaan 0 (nol)
Hal tersebut terlihat lama persalinan kala sampai pembukaan lengkap (10 cm).
1 fase aktif kelompok dengan perlakuan Faktor‐ faktor yang terlibat didalam
stimulasi puting susu lebih cepat daripada mulainya persalinan adalah faktor
kelompok kontrol yang melakukan hormonal dan faktor distensi uterus.
mobilisasi. Faktor hormonal yaitu hormon
progesteron yang dihasilkan oleh plasenta.
Tabel 4 Oksitosin yang dikeluarkan oleh kelenjar
Analisa t-test Pengaruh Teknik pituitari posterior dari ibu, juga oleh janin,
Pemberian Stimulasi Puting Susu estrogen, kortisol dihasilkan oleh bagian
Terhadap Lama Persalinan Kala I korteks adrenal janin, prostaglandin yang
F Sig. T Df dihasilkan dari desidua uteri dan selaput
Equal .671 .416 - 60 janin. Secara teori payudara yang
Lama variances .295 dirangsang akan melepaskan hormon
assumed
Equal - 58.752
oksitosin yang dapat menyebabkan
variances .295 kontraksi, hormon oksitosin yang dapat
not menyebabkan persalinan yang dapat
assumed dihasilkan secara alamiah yaitu dengan
Berdasarkan tabel di atas, nilai stimulasi puting susu pada ibu (Chapman,
signifikansi sebesar 0,416 > 0,05 maka 2006 : 99). Stimulasi puting (nipple
dinyatakan Ho diterima artinya bahwa stimulation) adalah menggosok, memijat
atau melakukan gerakan melingkar di
Sih Rini Handajani, Pengaruh Teknik Stimulasi Puting Susu 197

daerah puting dengan lembut yang puting susu disusun oleh urat-urat otot
diyakini bisa mendorong terjadinya yang lembut dan merupakan sebuah
kontraksi awal. jaringan yang tebal berupa urat saraf
Hasil penelitian dari 62 ibu berada di ujungnya, rangsangan yang
bersalin primigravida menunjukkan diberikan pada puting susu bisa membantu
bahwa ibu bersalin primigravida yang proses kelahiran (Mayasara, 2011).
melakukan stimulasi puting susu dan Apabila terjadi rangsangan mekanisme
mengalami fase aktif yang cepat (≤ 360 ujung syaraf pada puting susu dan areola
menit) adalah 31 orang (100 %). mammae, rangsangan itu nantinya akan
Sedangkan ibu bersalin primigravida yang diteruskan ke bagian hipotalamus dan
melakukan mobilisasi (kontrol) dan menyebabkan hipofise posterior
mengalami fase aktif cepat adalah 14 mensekresikan oksitosin ke dalam
orang (45,6%) serta ibu bersalin peredaran darah antara lain miometrium
primigravida yang melakukan mobilisasi (Chapman, 2006: 100). Sebagian besar
mengalami fase aktif memanjang rangsangan puting susu telah diselidiki
sebanyak 17 (54,8%) orang. Prinsip kerja kegunaannya sebagai alternatif oksitosin
hormon oksitosin adalah dengan cara pada tes stres kontraksi (suatu tes yang
menstimulasi kontraksi sel otot polos pada telah ditetapkan tampak tidak efektif dan
rahim wanita hamil selama melahirkan berbahaya) dan efektifitasnya dalam
dan menstimulasi kontraksi sel-sel melunakkan serviks dan menginduksi
kontraktil dari kelenjar susu persalinan (Simkin dan Acheta, 2005).
agar mengeluarkan air susu. Perangsangan Stimulasi puting susu bisa memberikan
puting susu menghasilkan reflek efek yang kuat, mirip seperti oksitosin
neurohumoral. Oksitosin meyebabkan buatan (sintetis) yang sering dipakai saat
kontraksi sel, sejumlah stimulus juga induksi persalinan hal ini di buktikan
merangsang pelepasan ADH seperti bahwa dalam penelitian ini waktu paling
peningkatan osmolalitas plasma dan cepat kala1 pada ibu yang melakukan
hipovolemia menyebabkan sekresi stimulasi putting susu adalah 55 menit
oksitosin (Francis dan John, 2000). dimana hal ini lebih cepat dari persalinan
Salah satu cara efektif untuk ibu kala 1 dimana Menurut
merangsang kontraksi uterus adalah (Prawirohardjo, 2009: 323) Fase laten
dengan stimulasi puting susu dengan cara terjadi selama 8 jam dimana pembukaan
mengusap salah satu atau kedua puting serviks 0 cm sampai pembukaan 3 cm dan
dengan lembut, berhenti selama ada fase aktif selama 6 jam dimana
kontraksi dan mengusapnya lagi sesudah pembukaan serviks 4 cm sampai
kontraksi berhenti. Chapman, 2006 dalam pembukaan 10 cm. Sehingga dapat
bukunya menyebutkan bahwa merangsang disimpulkan bahwa pada primigravida
puting menyebabkan keluarnya oksitosin berlangsung kira-kira 14 jam, sedangkan
yang menimbulkan kontraksi rahim. pada multigravida kira-kira 7 jam.
Rangsangan yang diberikan pada puting Berdasarkan uji “t” menggunakan
susu bisa membantu proses kelahiran. Ibu Equal VariancesAssumed (diasumsikan
dapat menggosok puting susu karena akan kedua varian sama) dengan pengujian
meningkatkan kontraksi uterus dengan dengan menggunakan uji 2 sisi pada
rangsangan alamiah. Berdasarkan teori tingkat signifikansi α = 0,05. Berdasarkan
198 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 2,November 2016, hlm 110-237

tabel di atas didapatkan bahwa : dengan t dalam dosisfarmakologik untuk persalinan


hitung -0,295 sedangkan t tabel pada dk pada manusia.
n-2 (60) adalah 2.000 sehingga Ho Pada hasil penelitian Yunita
diterima karena -0,295 < 2,002. Hal (2007) di RSUD Surakarta dan BPS
tersebut menunjukkan bahwa ada Suratinimenunjukkan bahwa terdapat
pengaruh pemberian stimulasi puting susu perbedaan rata-rata waktu kelahiran
terhadap lama persalinan kala 1 di plasenta pada kelompok subyek yang pada
Puskesmas Gajahan. Hal ini sejalan kala III persalinannya diberikan
dengan hasil penelitian yang pernah rangsangan puting susu dengan pemilinan
dilakukan oleh Pratiwi (2014) dengan dengan kelompok yang hariya diberikan
judul pengaruh teknik pemberian stimulasi MAK III saja tanpa pemilinan. Dari hasil
puting susu terhadap lama persalinan kala penelitian ini rata-rata waktu kelahiran
I di BPM Lasiyem Benis Jayanto plasenta pada kelompok subyek yang kala
Kecamatan Ceper dengan hasil ada III diberikan pemilinan adalah 4.450
pengaruh teknik pemberian stimulasi menit, sedangkan pada kelompok subyek
puting susu terhadap lama persalinan kala yang pada kala III tidak diberikan
1 dengan nilai p-value sebesar 0,006 pemilinan adalah 7.032 menit. Dengan
(α=0,05). Selain itu, penelitian ini sejalan melihat hasil analisis bivariat di atas
dengan pendapat Razgaitis, Lyvers (2010) bahwa, kelompok ibu bersalin pada kala
dan thesi dari Mathews dimana stimulasi III antara yang dilakukan manajemen aktif
puting susu pada kala I mempengaruhi kala III dan kelompok ibu bersalin pada
lama waktu kala I pada ibu primigravida. kala III yang dilakukan manajemen aktif
Hubungan antara stimulasi puting susu kala III dengan pemilinan waktu kelahiran
dengan lama kala II dilakukan oleh plasenta terjadi perbedaan (<0,05).
Istikhomah (2010) setelah dilakukan uji Adapun beda waktunya adalah 2.582
statistik Mann Whitney-U menggunakan menit lebih cepat dari kelahiran plasenta
SPSS mendapatkan hasil Asymp.sig 0,009 yang menggunakan MAK III ditambah
< 0,05 yang berarti ada hubungan antara pemilinan puting susu. Dari hasil
stimulasi puting susu kala II persalinan penelitian tersebut dapat disimpulkan
dengan terjadinya peningkatan kontraksi bahwa persalinan kala III yang
uterus. menerapkan manajemen aktif kala III
Apabila terjadi rangsangan dengan pemilinan menunjukkan pengaruh
mekanisme ujung syaraf pada puting susu yang signifikan dimana p < 0,05 (p 0,00;
dan areola mammae, rangsangan itu beda mean: 2.582). Penelitian tersebut
nantinya akan diteruskan ke bagian didukung pendapat Huliana (2003) bahwa
hipotalamus dan menyebabkan hipofise oksitosin dapat mempengaruhi jaringan
posterior mensekresikan oksitosin ke otot polos agar berkontraksi sehingga
dalam peredaran darah antara lain dapat pula mempercepat lepasnya plasenta
miometrium. Reseptor membran untuk dari dinding rahim serta membantu
oksitosin ditemukan baik dalam jaringan mengurangi terjadinya perdarahan.
uterus maupun mammae, hormon Berdasarkan teori dan kenyataan
oksitosin ini menyebabkan kontraksi otot yang diperoleh dari hasil penelitian dapat
polos uterus yang bisa mempercepat dilihat bahwa waktu lama persalinan kala
proses persalinan, sehingga digunakan I pada ibu bersalin primigravida lebih
Sih Rini Handajani, Pengaruh Teknik Stimulasi Puting Susu 199

cepat pada kelompok subyek yang kala I DAFTAR RUJUKAN


fase aktif diberikan rangsangan puting Benson dan Pernoll. 2009. Buku Saku
dibandingkan dengan kelompok yang kala Obstetri dan Ginekologi. Ed 9.
I fase aktif tanpa rangsangan puting susu. EGC. Jakarta.
Oleh karena itu, pemberian rangsangan Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan
puting susu kala I persalinan diperlukan Maternitas. EGC. Jakarta.
agar waktu kelahiran lebih cepat. Chapman, V. 2006. Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Kelahiran. EGC.
KESIMPULAN DAN SARAN Jakarta.
Rata-rata lama persalinan kala I Francis dan John. 2000. Endrokrinologi
pada kelompok kontrol ibu bersalin Dasar dan Klinik. EGC. Jakarta.
primigravida yang tidak melakukan Mayasara S. 2011. Hormon Oksitosin.
stimulasi puting susu ( mobilisasi) di Retrieved from
Puskesmas Gajahan adalah 3.36 menit http//www.academia.edu/1832788/
Rata-rata lama persalinan kala I hormon_oksitosin_oxytocin_horm
pada kelompok perlakuan ibu bersalin one, diakses tanggal 5 Februari
primigravida yang melakukan stimulasi 2014 jam 08.00 WIB.
puting susu di Puskesmas Gajahan adalah Pratiwi, Y.N. 2014. Pengaruh teknik
3.21 menit. pemberian stimulasi puting susu
Ada pengaruh stimulasi puting terhadap lama persalinan kala I di
susu terhadap lama persalinan kala 1 BPM Lasiyem Benis Jayanto
dengan p value = -0,295 (p < 0,05) Kecamatan Ceper
sehingga Ho diterima karena -0,295 < Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan.
2,002 Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Berkaitan dengan kesimpulan Prawirohardjo. Jakarta.
yang sudah dipaparkan di atas, maka SDKI. (2013). Retrieved from
peneliti dapat mengajukan beberapa saran. http://.www.health.kompas.com/re
Diharapkan agar mengajarkan kepada ibu ad/2014/01/29/0910059/Tiga.Anca
tehnik stimulasi, Bidan dapat man.Penyebab.Kematian.Ibu.
meningkatkan pelayanan kesehatan diakses tanggal 12 Februari 2014
khususnya dalam hal lama persalinan jam 09.00 WIB.
untuk mencegah kejadian kala 1 lama Simkin, P dan Ancheta. 2005. Buku Saku
pada ibu bersalin dengan cara Persalinan. EGC. Jakarta.
memberikan stimulasi puting susu pada Siswanto, dkk. 2013. Metodologi
persalinan kala 1, sehingga dapat Penelitian Kesehatan dan
mempersingkat persalinan kala 1. Hasil Kedokteran.Bursa Ilmu.
penelitian menunjukkan adanya pengaruh Yogyakarta.
teknik pemberian stimulasi puting susu Yunita FA. 2010. Pengaruh Pemberian
terhadap lama persalinan kala 1 yang Rangsangan Puting Susu dengan
dapat dijadikan salah satu alternatif untuk Pemilinan pada Menejemen Aktif
mempersingkat persalinan kala 1. Kala III Terhadap Waktu
Kelahiran Plasenta. Jurnal
Mahasiswa Kebidanan Surakarta
1(1): 40-47.

You might also like