You are on page 1of 83

Helen Evelina Siringoringo, Susmita

INISIASI MENYUSU DINI MEMPERCEPAT INVOLUSI UTERUS PADA IBU BERSALIN


Helen Evelina Siringoringo1*, Susmita2

1,2Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada Palembang


*Korespondensi email helenevelina@gmail.com

ABSTRACT PRELIMINARY BREASTFEEDING INITIATES SPEEDS UP UTERUS INVOLUTION

Background: One of the factors that influence uterine involution is early initiation of breastfeeding (IMD).
When breastfeeding occurs stimulation and the release of hormones, including oxytocin, which functions in
addition to stimulating contraction of the smooth muscles of the breast, also causes uterine muscle contraction
and retraction. This will put pressure on the blood vessels resulting in reduced blood supply to the uterus. This
process helps to reduce the placenta implantation site or site as well as reduce bleeding. The Maternal Mortality
Rate (MMR) in Indonesia is 250 / 100,000 (KH). one of them is caused by bleeding. One of the causes of
bleeding is the sub-involution of the uterus. Uterine involution or uterine contraction is a process by which the
uterus returns to its pre-pregnancy state.
Purpose: To determine the influencing of early initiation of breastfeeding on uterine involution.
Methods: The study was carried out by early initiation of breastfeeding and observation and measuring the
height of the uterine fundus (TFU) to assess uterine involution. The design of this study used an analytical survey
method with a Cohort research design. This study used primary data. The population in this study were all women
with normal gestational age at the Independent Practice Midwives (BPM) Choirul Mala and PMB Fauziah Hatta.
The sampling technique was non propability sampling with purposive technique. The sample size was n1 = n2 for
each group of 48 people. The analysis used univariate and bivariate with Chi Square. The study was conducted
at BPM Choirul Mala and BPM Fauziah Hatta from December 2018 to February 2019.
Results: The results of data analysis from 96 respondents showed that the proportion of non-initiation of
early breastfeeding with abnormal uterine involution was 45.8% smaller than those with early initiation of
breastfeeding as much as 0%. The results of the Chi-square statistical test showed that the p value = 0.00 was
smaller than 0.05, this indicated that there was an influencing of early initiation of breastfeeding on uterine
involution with an OR: 0.083.
Conclusion: There was an influencing of early initiation of breastfeeding on uterine involution in BPM
Choirul Mala and BPM Fauziah Hatta in 2019
Suggestion: It is expected that midwives, to carry out their role in carrying out midwifery care by
providing education to pregnant women about early initiation of breastfeeding and its benefits and consistently
doing IMD in maternity mothers for at least 1 hour.

Keywords: Early Initiation of Breastfeeding, Uterine Involution

ABSTRAK

Latar Belakang : Salah satu faktor yang mempengaruhi involusi uterus adalah Inisiasi menyusu Dini
(IMD). Saat menyusui terjadi rangsangan dan dikeluarkannya hormon antara lain oksitosin yangberfungsi selain
merangsang kontraksi otot-otot polos payudara, juga menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus.
Hal ini akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini
membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan. Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 250/100.000 (KH). salah satunya disebabkan oleh perdarahan.
Penyebab perdarahan salah satunya yaitu sub involusi uterus. Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan
suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil.
Tujuan : Mengetahui pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap involusi uterus.
Metode : Penellitian dilakukan dengan cara melakukan inisiasi menyusu dini dan observasi serta
mengukur Tinggi Fundus Uteri (TFU) untuk menilai involusi uteri. Desain penelitian ini menggunakan metode
survey analitik dengan rancangan penelitian Cohort. Penelitian ini menggunakan data primer. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin normal dengan usia kehamilan aterm di Bidan Praktik Mandiri (BPM)
Choirul Mala dan PMB Fauziah Hatta. Tehnik Pengambilan sampel secaranon propability sampling dengan teknik

466 DOI 10.33024, http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan


JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati),Vol 7,No.3.Juli 2021,
ISSN (Print) 2476-8944 ISSN (Online) 2579-762X, Hal 466-470

purposive. Besar sampel n1 =n2 masing-masing 48 orang setiap kelompok.Analisa yang digunakan univariat dan
bivariat dengan Chi Square. Penelitian dilakukan di BPM Choirul Mala dan BPM Fauziah Hatta pada bulan
Desember 2018 sampai dengan Februari 2019.
Hasil : Hasil analisis data dari 96 responden, didapatkanproporsi tidak inisiasi menyusu dini dengan
involusi uterus tidak normal sebanyak 45,8 % lebih kecil daripada yang inisiasi menyusu dini sebanyak 0 %. Hasil
uji statistik Chi-squarediperoleh nilai p value = 0,00 lebih kecil dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap involusi uterus dengan nilai OR : 0,083.
Kesimpulan : Ada pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap involusi uterus di BPM Choirul Mala dan BPM
Fauziah Hatta tahun 2019
Saran : Diharapkan kepada bidan, untuk menjalankan perannya dalam melakukan asuhan kebidanan
dengan memberikan edukasi pada pada ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini dan manfaatnya serta secara
konsisten melakukan IMD pada ibu bersalin mimimal selama 1 jam.

Kata Kunci : Inisiasi Menyusu Dini, Involusi Uterus

PENDAHULUAN dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang


Inisiasi menyusu dini dengan signifikan rata-rata TFU 2 jam, 12 jam dan 7 hari
menempatkan bayi yang baru lahir ke payudara setelah dilakukan IMD dengan yang tidak dilakukan
kurang dari 1 jam setelah lahir adalah awal yang IMD. Dari hasil penelitian ini diketahui IMD
penting untuk hidup. Inisiasi menyusu dini mempunyai pengaruh terhadap involusi uterus.
menyelamatkan nyawa dan memberikan manfaat Hasil penelitian Mantasia (2017) tentang Pengaruh
kesehatan jangka panjang. Menunda inisiasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap Kadar
menyusu dapat meningkatkan risiko infeksi Hormon Oksitosin dan Involusio Uteri pada Ibu Post
neonatal dan kematian (Friedrich M.J, 2018). partum Resiko Tinggi di RSUD H.Padjonga DG
Inisiasi Menyusu Dini juga merupakan Ngalle Kab. Takalar diperoleh bahwa inisiasi
salah satu faktor yang mempengaruhi involusi menyusu dini (IMD) tidak mempunyai pengaruh
uterus karena saat menyusui terjadi rangsangan terhadap kadar hormone oksitosin dengan nilai P =
dan dikeluarkannya hormon antara lain oksitosin 4,42, inisiasi menyusu dini (IMD) tidak mempunyai
yangberfungsi selain merangsang kontraksi otot- pengaruh terhadap involusi uteri dengan nilai P =
otot polos payudara, juga menyebabkan terjadinya 4,64.
kontraksi dan retraksi otot uterus. Hal ini akan
menekan pembuluh darah yang mengakibatkan METODOLOGI PENELITIAN
berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini Desain penelitian ini menggunakan metode
membantu untuk mengurangi situs atau tempat survey analitik dengan rancangan penelitian Cohort.
implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan Variabel dependen involusi uterus, variabel
(Proverawati dkk, 2010). independen Inisiasi Menyusu Dini (IMD).Penelitian
Sementara itu menurut Kemenkes RI ini menggunakan data primer. Populasi dalam
(2019), angka kematian ibu (AKI) tahun 2015 di penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin normal
Indonesia adalah 305/100.000 (KH). salah satunya dengan usia kehamilan aterm di PMB Choirul Mala
disebabkan oleh perdarahan. Penyebab perdarahan dan PMB Fauziah Hatta. Tehnik Pengambilan
salah satunya yaitu sub involusi uterus. Involusi sampel secaranon propability sampling dengan
uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu teknik purposive. Besar sampel n1=n2 sebanyak 48
proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum orang masing-masing kelompok. Tehnik
hamil. Involusi uteri dapat juga dikatakan sebagai pengumpulan data, melakukan IMD selama minimal
proses kembalinya uterus pada keadaan semula 1 jam kemudian mengukur TFU dngan metlineuntuk
atau keadaan sebelum hamil. menilai involusi uterus.Analisa yang digunakan
Hasil penelitian Afrianti (2010) yang univariat dan bivariat dengan Chi Square. Penelitian
berjudul Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dilakukan di BPM Choirul Mala dan PM Fauziah
terhadap Involusi Uterus pada ibu post partum di Hatta pada bulan Desember 2018 sampai dengan
Klinik Bersalin Khadijjah dan Klinik Bersalin Wina Februari 2019.
Medan didapatkan hasil TFU 2 jam setelah IMD
didapatkan nilai p= 0.003 dan TFU 12 jam setelah
IMD didapatkan nilai p= 0.000, sedangkan TFU 7
hari setelah IMD diperoleh nilai p= 0.002, maka

DOI 10.33024, http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan 467


Helen Evelina Siringoringo, Susmita

Tabel 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi Frekuensi Involusi Uterus
Analisis Univariat
Tabel 1. Involusi Uterus F Persentase (%)
Distribusi Frekuensi Inisiasi Menyusu Dini Tidak Normal 44 45,8
Normal 52 54,2
Persentase Total 96 100
Inisiasi Menyusu Dini F
(%)
Tidak IMD 48 50 Analisis Bivariat
Ya IMD 48 50 Berdasarkan tabel 3 diatas dari 96
Total 96 100 responden, proporsi tidak inisiasi menyusu dini
dengan involusi uterus tidak normal sebanyak 45,8
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa % lebih kecil daripada yang inisiasi menyusu dini
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebanyak 48 responden sebanyak 0 %. Hasil uji statistik Chi-
(50%). squarediperoleh nilai p value = 0,00 lebih kecil dari
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa 0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
involusi uterus tidak normal sebanyak 44 responden inisiasi menyusu dini terhadap involusi uterus
(45,8%). dengan nilai OR : 0,083.

Tabel 3.
Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini terhadap Involusi Uterus

Involusi Uterus
Jumlah
Inisiasi Menyusu Dini Tidak Normal Normal pvalue OR
f % f % n %
Tidak IMD 44 45,8 4 4,2 48 50
0,000 0,083
Ya IMD 0 0 48 50 48 50
Total 44 45,8 52 54,2 96 100

PEMBAHASAN Tinggi Fundus uteri pada Ibu Postpartum di BPS


Inisiasi Menyusui Dini dapat mencegah Anik Basuki, BPS Saptarini, dan BPS Widya
perdarahan pasca persalinan dan mempercepat Husada dengan Hasil yang diperoleh berkorelasi
kembalinya rahim kebentuk semula, mencegah dengan uji Spearman adanya pengaruh antara IMD
anemia defisiensi zat besi, mempercepat ibu dengan Penurunan TFU.
kembali ke berat badan sebelum hamil, menunda Adanya pengaruh Inisiasi Menyusu Dini
kesuburan, menimbulkan perasaan dibutuhkan, terhadap Involusi Uteruskarena isapan bayi pada
mengurangi kemungkinan kanker payudara dan saat pelaksanaan IMD membantu merangsang
ovarium (Saleha, 2009).Pemberian ASI dipercepat pengeluaran hormon oksitosin secara alamiah
setelah lahir diisapkan pada putting susu ibu sehingga uterus berkontraksi mempercepat proses
dengan keuntungan mempercepat pelepasan involusi uteri dengan ditandai penurunan TFU yang
plasenta, mempercepat involusi uteri, mempercepat baik. Kesadaran, pengetahuan, dan motivasi yang
pengeluaran ASI (Manuaba, 2010). tinggi sangat diperlukan dalam keberhasilan Inisiasi
Hasil penelitian Jusnita Purwarini, Yeni Menyusui Dini. Oleh karena itu Komunikasi
Rusnita, Yusron Nasution dengan judul “ Pengaruh Informasi, Edukasi, dan Sosialisasi dari tenaga
IMD Terhadap Lamanya Persalinan kala III dan kesehatan tentang Inisiasi Menyusui Dini harus
Proses Involusi Uteri Pada Ibu Post Partum di terus ditingkatkan dalam pelayanan Kesehatan
RSUD Koja Jakarta dan RSUD Kota Bekasi yang komprehensif dalam pelayanan asuhan
“dengan hasil penelitian ada perbedaan yang kebidanan, untuk meningkatkan angka keberhasilan
signifikan lamanya persalinan kala III dan proses pelaksanaan IMD yang berkualitas. Sehingga
involusi uteripada kelompok kontrol dan kelompok manfaat IMD yang sangat besar bagi ibu dan bayi
intervensi (p=0,000;α=0,05). dapat membantu menjadi salah satu alternatif
Selain itu penelitian oleh Herawati Mansyur, upaya dan inovasi baru dalam mengurangi angka
Hupitoyo, Jenny J.S. Sondakh dengan judul kematian Ibu dan angka kematian bayi.
Pengaruh Inisiasi Menyusui Dini dan Penurunan

468 DOI 10.33024, http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan


JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati),Vol 7,No.3.Juli 2021,
ISSN (Print) 2476-8944 ISSN (Online) 2579-762X, Hal 466-470

SIMPULAN Helina, S., Roito Hrp, J., & Atriana, D. (2019).


Ada pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap
involusi uterus di BPM Choirul Mala dan BPM Penurunan Tinggi Fundus Uteri 2 Dan 48
Fauziah Hatta tahun 2019, nilai p value = 0,00 (p Jam Postpartum Di Klinik Swasta Kota
value < 0,005) dengan nilai OR : 0,083. Pekanbaru Tahun 2019. Jurnal Ibu Dan
Anak. Retrieved from
SARAN http://jurnal.pkr.ac.id/index.php/JIA/article/vie
Diharapkan kepada bidan, untuk w/226
menjalankan perannya dalam melakukan asuhan Hutagaol, H. S., Darwin, E., & Yantri, E. (2014).
kebidanan dengan memberikan edukasi pada pada Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini dan terhadap Suhu dan Kehilangan Panas pada
manfaatnya serta secara konsisten melakukan IMD Bayi Baru Lahir. Jurnal Kesehatan Andalas,
pada ibu bersalin mimimal selama 1 jam. 3(3), 332–338.
https://doi.org/10.25077/jka.v3i3.113
DAFTAR PUSTAKA Inisiasi Menyusu Dini ( IMD ). (n.d.), 709(Imd),
Afriyanti, Marisa, (2010). Pengaruh Inisiasi (IMD) 3915189.
terhadap Involusi Uterus pada Ibu Post infodatin-asi.pdf. (n.d.).
Partum di Klinik Bersalin Khadijjah dan klinik Inisiasi Menyusu Dini ( IMD ). (n.d.), 709(Imd),
Bersalin Wina Medan. Repositori Institusi 3915189.
Universitas Sumatera Utara. Medan Jenderal, D., & Masyarakat, K. (n.d.). No Title.
Amelia, R., Masrul, M., & Sriyanti, R. (2019). The Kegiatan, P. M. (2008). Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Effect of Breastfeeding on The Uterine dan ASI Eksklusif 6 Bulan, (Imd).
Involution Post Partum Mothers. World Kemenkes RI, (2013). Riset Kesehatan Dasar;
Journal of Research and Review, 8(1), 1–3. RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes
https://doi.org/10.31871/wjrr.8.1.3 RI
Diah Hapsari Putri, N. H. (2014). Kualitas Lisna, A., Arifin, R. Y. A., & Anjasmara, R. A.
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Dengan (2019). Early Breastfeeding Initiation in
Kecepatan Involusi Uterus Pada Ibu Post Indonesia. Journal of Ultimate Public Health,
Partum. Jurnal Ilmu Kebidanan, II, 90–98. 3(1), 163–168.
Dzakiyyah Wildan, H., & Febriana, P. (2017). https://doi.org/10.22236/jump-
Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap health.v3.i1.p163-168
Kejadian Hipotermia Pada Bayi Baru Lahir Di Mallick, L. (2020). Initiation of Breastfeeding in,
Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember. (June).
Saintika Medika, 11(1), 34. Mantasia (2017). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini
https://doi.org/10.22219/sm.v11i1.4193 (IMD) terhadap Kadar Hormon Oksitosin dan
Friedrich M.J, (2018), Early Initiation of Proses Involusio Uteri pada Ibu Post Partum
Breastfeeding. JAMA. 2018;320(11):1097. Resiko Tinggi di RSUD H. Padjonga DG
doi:10.1001/jama.2018.13372 Ngalle Kab. Takalar. P3M AKBID
Ginting, D. Y., Nirwana, S., Sara, A. M., Sudirman, Manuaba, Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, penyakit
J., Lubuk, N., Early, K., & Initiation, B. kandungan dan Keluarga Berencana.
(2020). PENGARUH INISIASI MENYUSU Jakarta : EGC.
DINI TERHADAP INVOLUSI UTERUS Nelwatri, H. (2015). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini
PADA IBU POSTPARTUM they are born and (IMD) Terhadap Involusi Uterus Pada Ibu
can not be postponed by weighing or Bersalin Di BPS Kota Padang Tahun 2013.
measuring the baby . The purpose of this Jurnal Ipteks Terapan, 8(3), 83–87.
study was to determine the effect of Early https://doi.org/10.22216/jit.2014.v8i3.2
Breastfeeding Initiation on uterine invol. Permatasari, T. A. E., Sartika, R. ayu D., Achadi, E.
Jurnal Kebidanan Kestra, 2(2). L., Irawati, A., Ocviyanti, D., & Martha, E.
Gunawan, I., & Astuti, T. (2015). Tinggi fundus uteri (2017). Does Breastfeeding Intention Among
pada ibu post partum yang melaksanakan Pregnant Mothers Associated With Early
senam nifas. Jurnal Keperawatan, 11(2), Initiation of Breastfeeding. Jurnal Kesehatan
183–188. Retrieved from Reproduksi, 7(3), 169–184.
https://ejurnal.poltekkes- Proverawati, Atikah dan Eni Rahmawati,2010,
tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/569 Kapita Selekta ASI dan Menyusui, Nuha
Medika, Yogyakarta.

DOI 10.33024, http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan 469


Helen Evelina Siringoringo, Susmita

Purwarini, J., Rustina, Y., & Nasution ,Y. (2011) Anis Setyowati STIKES Karya Husada Kediri
Pengaruh Menyusu Dini Terhadap Lamanya , Jawa Timur, 30–37.
Persalinan kala III dan Proses Involusi Ri, K. K. (2014). Peningkatan Kesehatan Ibu dan
Uterus Pada Ibu Post Partum di RSUD Kota Anak Bagi Bidan dan Perawat Petunjuk
Jakarta dan RSUD Kota Bekasi. Jurnal Ilmu Penggunaan Lembar Balik, 1–60.
Keperawatan dan Kebidanan Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.
Putri, R. H., Surmiasih, S., Kameliawati, F., & Afifah, Jakarta: Salemba Medika
H. (2020). Inisiasi Menyusu Dini dan Surani, E., Dini, I. M., & Pencipta, S. M. (n.d.). No
Pencapaian Involusi Uterus pada Ibu Title.
Postpartum. Faletehan Health Journal, 7(03), Toloan, S. T., & Hendarwan, H. (2020). Pengaruh
149–154. Senam Nifas terhadap Penurunan Tinggi
https://doi.org/10.33746/fhj.v7i03.136 Fundus Uteri dan Lochea pada Ibu Pasca
Rank, S. (n.d.). Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Bersalin yang Mendapatkan Inisiasi
dengan Produksi ASI Selama 6 Bulan Menyusu Dini dan Mobilisasi Dini. Jurnal
Pertama Initiation of Early Breastfeeding Ilmiah Kesehatan.
With ASI Production During First 6 Months https://doi.org/10.33221/jikes.v19i03.552135
5-4597-1-SM.pdf. (n.d.).

470 DOI 10.33024, http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan


PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP PENURUNAN
TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM

KARYA TULIS ILMIAH

ALFINDA APRILIA SARI


NIM 18.002

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERWATAN


POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS
TAHUN 2021

i
PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP PENURUNAN
TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Ahli Madya Keperawatan

KARYA TULIS ILMIAH

ALFINDA APRILIA SARI


NIM 18.002

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS
TAHUN 2021

ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Inisiasi
Menyusu Dini Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Postpartum”
dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dijadikan sebagai syarat menyelesaikan
Pendidikan gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Keperawatan Politeknik
Yakpermas Banyumas. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu:
1. Rahaju Ningtyas, S. Kp., M. Kep. selaku Direktur Politeknik Yakpermas
Banyumas.
2. Ns. Roni Purnomo, M. Kep. selaku Kepala Prodi DIII Keperawatan
Politeknik Yakpermas Banyumas.
3. Priyatin Sulistyowati, S. Kp., M. Kep. selaku pembimbing I yang dengan
penuh kesabaran dan ketekunan memberikan dorongan, perhatian, bimbingan,
pengarahan, serta saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini mulai dari
awal sampai akhir.
4. Ns. Eko Sari Ajiningtyas, S. ST., M. Kes. selaku pembimbing II yang banyak
membantu dan memberikan masukan serta membimbing dengan penuh
kesabaran dan tak lupa juga selalu memotivasi sehingga Karya Tulis Ilmiah
ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Ranto Supana dan Ibu Riswati selaku orang tua saya, Gita Farlinda
dan Safira Nur Agustin selaku saudara kandung saya dan Adi Purnomo
selaku suami saya, serta tak lupa keluarga yang telah memberikan bantuan
dukungan material, moral, support yang luar biasa dan doa yang selalu
dipanjatkan untuk anak dan saudara kesayanganmu ini.
6. Sahabatku yang tak pernah lelah membantu dan memberi support dalam
menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah ini, khusunya Lisa Anggun dan
Risti Helen. Temanku Alfi Nur Isnaeni, Isnaeni Setianti, Nur Wulan Shena,

vi
Abimanyu, Lin Hanifah Khoeru Nisa dan Hartinah terimakasih berkat
dukungan dan saran kalian saya bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih belum
sempurna, maka saran dan kritik yang dapat konstruktif sangat penulis harapkan
demi perbaikan karya tulis ilmiah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga
karya tulis ilmiah ini bermanfaat.

Banyumas, 3 Juni 2021

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan........................................................................................ i


Halaman Sampul Dalam ...................................................................................... ii
Perryataan Keaslian Tulisan ................................. Error! Bookmark not defined.
Lembar Persetujuan ............................................................................................ iv
Lembar Pengesahan ............................................................................................. v
Kata Pengantar .................................................................................................... vi
Daftar Isi........................................................................................................... viii
Daftar Tabel......................................................................................................... x
Daftar Gambar ................................................................................................... xii
Daftar Lampiran................................................................................................. xii
Daftar Arti Lambang, Singkatan Dan Istilah................................................... xiiiii
Abstrak…………………………………………………………………………..xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan Literarure Review ................................................................................3
1.4 Manfaat Literature Review ...............................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Postpartum..........................................................................................5
2.2 Konsep Tinggi Fundus Uteri ............................................................................6
2.3 Konsep Inisiasi Menyusu Dini ....................................................................... 11
2.4 Literature Review .......................................................................................... 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian ........................................................................................... 16
3.2 Pengumpulan Data ......................................................................................... 16
3.3 Sintesis Data .................................................................................................. 17

viii
BAB IV HASIL LITERATURE REVIEW DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Literature Review ................................................................................. 19
4.2 Pembahasan ................................................................................................... 24

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................................... 25
5.2 Saran ............................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perubahan Normal pada Uterus ........................................................... 8


Tabel 2.2. Jurnal Nursing News, Volume 3 Nomor 3 (2018) .............................. 13
Tabel 2.3. Jurnal Ibu dan Anak, Volume 7, Nomor 1, (Mei 2019) ...................... 14
Tabel 3.1. Kriteria Inklusi Penelitian .................................................................. 17
Tabel 4.1 Perbedaan dan Persamaan Jurnal Literature Review………………… 19

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori Pengaruh Menyusui Terhadap Penurunan Tinggi


Fundus Uteri pada Ibu Postpartum .............................................. 15
Gambar 3.1 Diagram Alur Literature Review .....................................................18

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsul


Lampiran 2 : Jurnal 1
Lampiran 3 : Jurnal 2
Lampiran 4 : Hasil uji Turnitin
Lampiran 5 : Surat Keterangan Bebas Plagiarisme

xii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

AKI : Angka Kematian Ibu


ASEAN : Association of Southeats Asian Nations
ASI : Air Susu Ibu
BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah
ICIFPRH : International Conference on Indonesian Family Planning
and Reproductive Health
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
KEMENKES RI : Kementrian Kesehatan
PP : Postpartum
Puerperium : Masa nifas
SDGs : Sustainable Development Goals
TFU : Tinggi Fundus Uteri
UNICEF : United Nations International Childern’s Emergency Fund
WHO : World Health Organization

xiii
ABSTRAK

Program Studi Diploma III Keperawatan


Politeknik Yakpermas Banyumas
Karya Tulis Ilmiah, 4 Juni 2021
Alfinda Aprilia Sari
“Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri Pada
Ibu Postpartum”
XIV + 5 tabel + 5 lampiran

Latar belakang : Masa nifas merupakan keadaan dimana mulai kembalinya organ
tubuh yang berkaitan dengan proses melahirkan yang ditandai dengan keluarnya plasenta,
dan berlangsung selama 40 hari. Involusi uterus merupakan proses kembalinya uterus
atau rahim pada keadaan semula seperti sebelum hamil. Dengan dilakukannya inisiasi
menyusu dini, ketika bayi mulai menghisap payudara ibu maka akan membantu produksi
hormon oksitosin yang berlebih sehingga timbul kontraksi pada payudara sehingga dapat
memicu adanya kontraksi pada otot-otot polos rahim sehingga dapat membantu proses
involusi uteri. Metode : Menggunakan metode penelitian studi literatur atau literature
review menggunakan jurnal-jurnal penelitian. Tujuan : Mengetahui pengaruh inisiasi
menyusu dini terhadap penurunan tinggi fundus uteri. Hasil : Pada jurnal 1 menunjukan
adanya penurunan tinggi fundus uteri 2 jam postpartum dengan dilakukannya inisiasi
menyusu dini pada kelompok kontrol yaitu sebesar 2,985 cm dan kelompok intervensi
sebesar 3,485 cm. Sedangkan pada jurnal 2 menunjukan adanya penurunan tinggi fundus
uteri 2 jam postpartum pada ibu yang melakukan inisiasi menyusu dini sebesar 2,31 cm
dan yang tidak melakukan IMD hanya mengalami penurunan sebesar 0,30 cm.
berdasarkan data diatas, inisiasi menyusu dini dapat membantu penurunan tinggi fundus
uteri pada ibu postpartum. Kesimpulan : Adanya pengaruh inisiasi menyusu dini
terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu postpartum. Tinggi fundus uteri pada ibu
postpartum yang melakukan inisiasi menyusu dini mengalami penurunan rata-rata sebesar
2-3 cm perhari.

Kata kunci : Inisiasi Menyusu Dini, Postpartum, Penurunan Tinggi Fundus Uteri
Studi Literatur : 29 (2010-2020)

xiv
ABSTRAC

Nursing Diploma III Study Program


Banyumas Yakpermas Polytechnic
Scientific papers, 4th June 2021
Alfinda Aprilia Sari
"The effect of breastfeeding initiation to the decreased uterine fundal height to
postpartum"
XIV + 5 table + 5 attachments

Background: The postpartum period is a condition the organs of the body related
to the give birth process begin to return, which is marked by the release of the placenta,
and lasts for 40 days. Uterine involution is the process of returning the uterus or uterus
to its back as before pregnancy. By doing early initiation of breastfeeding, when the baby
starts sucking the mother's breast, it will help produce excess oxytocin hormone, causing
contractions in the breast so that it can trigger contractions in the smooth muscles of the
uterus so that it can help the process of uterine involution. Method: Using literature
review method by the reaserch journal. Objective: Knowing the effect of breastfeeding
initiation to the decrease in uterine fundal height. Result: Journal 1 shows a decrease in
uterine fundal height after 2 hours postpartum with initiation of breastfeeding in the
control group which was 2,985 cm and the intervention group was 3,485 cm. Meanwhile,
journal 2 shows a decrease in uterine fundal height after 2 hours postpartum who initiate
early breastfeeding by 2.31 cm and those doesn’t IMD only experience a decrease of 0.30
cm. Based on the data above, breastfeeding initiation can decrease uterine fundal height
in postpartum. Conclusion: There is an effect of breastfeeding initiation to the decrease
in uterine fundal height in postpartum. The height of the uterine fundus in postpartum
breastfeeding initiation has decreased by an average of 2-3 cm per day.

Keywords: Breasdfeeding initiation, postpartum, decrease uterine


Study Literature: 29 (2010-2020)

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Masa nifas atau postpartum (puerperium) yaitu masa kembalinya
organ-organ yang berkaitan dengan proses melahirkan yang ditandai dengan
keluarnya plasenta, ± 40 hari atau 6 minggu (Suherni ; Widyasih, Hesti &
Rahmawati, 2010). Involusi merupakan suatu proses pemulihan setelah ibu
melahirkan, dimana mulai terjadi peregangan otot-otot. Involusi merupakan
suatu fase uterus kembali ke kondisi sebelumnya (sebelum hamil) yang
meliputi perubahan pada corpus uteri, struktur permanen pada serviks, vagina
dan perineum akibat dari kelahiran, dengan berat ± 60 gram. Kegagalan
dalam involusi (sub involusi) dapat menyebabkan terjadinya perdarahan
(Anggraini, 2010).
Menurut data World Health Organization (WHO), Angka Kematian
Ibu (AKI) pada tahun 2015 didunia adalah 216 per 100.000 kelahiran angka
hidup atau diperkirakan sejumlah angka kematian ibu yaitu 303.000 kematian
dengan total tertinggi di negara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian.
Angka Kematian Ibu di negara berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan
angka kematian ibu di negara maju yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup
(WHO, 2015).
Berdasarkan ketua komite Ilmiah International Conference on
Indonesian Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH), hingga
tahun 2019 AKI Indonesia tergolong tinggi, yaitu dengan 305 per 100.000
kelahiran hidup. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable
Development Goals (SDGs), target AKI adalah 70 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2030, supaya tujuan dapat terlaksana maka dibutuhkan
kerja sama yang kuat. Dalam beberapa negara di ASEAN, AKI di Indonesia
tergolong masih sangat tinggi. Berdasarkan data analisa kematian ibu di Jawa
Tengah tahun 2019, sebab kematian ibu akibat perdarahan sebesar 22,6%
(Kemenkes RI, 2019). Berdasarkan Kementrian Kesehatan Provinsi tahun

1
2

2018, presentase bayi baru lahir yang mendapatkan Inisiasi Menyusui Dini
pada Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 78,59. Dari data tersebut, Provinsi
Jawa Tengah berada diurutan ke-13 dari 33 provinsi yang terdata dalam kasus
bayi baru lahir mendapat IMD pada tahun 2018.
Setelah terjadinya proses persalinan, inisiasi menyusu dini dapat
membantu proses involusi. Setelah bayi lahir, ia mempunyai keahlian untuk
menyusu kepada ibunya dengan cara mandiri apabila bayi dan ibu terjadi
kontak kulit selama satu jam segera setelah bayi lahir. Ketika bayi menghisap
puting ibu, otot payudara ibu akan terangsang sehingga dapat mempengaruhi
keluarnya hormone oksitosin sehingga ASI keluar. Hormon oksitosin yang
masuk kedalam aliran darah dan menuju otot polos uterus dapat memacu
terjadinya kontraksi otot uterus. Kontraksi pada uterus dapat membantu
proses involusi uterus (Helina et al., 2019).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan
keadaan normal dan meningkatkan kekuatan otot perut adalah dengan inisiasi
menyusu dini. Inisiasi menyusu dini adalah tahapan bayi menyusu sesegara
mungkin setelah bayi dan plasenta lahir selama 1 jam, inisiasi menyusu dini
dapat mempengaruhi penurunan fundus uteri ibu postpartum karena ketika
menyusui akan menimbulkan rangsang yang dikeluarkan oleh hormon
oksitosin yang berperan merangsang otot pada payudara dan juga merangsang
terjadinya kontraksi pada otot uterus. Kontraksi yang terjadi menyebabkan
adanya penekanan pada pembuluh darah yang menyebabkan kurangnya
suplai darah menuju uterus (Ginting et al., 2020).
Penurunan tinggi fundus uteri dapat dipengaruhi dengan proses IMD
karena ketika proses IMD terjadi akan menimbulkan terjadinya sebuah
rangsangan yang dikeluarkan oleh hormon oksitosin yang berperan
merangsang kontraksi otot polos pada payudara dan dapat menimbulkan
adanya kontraksi retraksi otot uterus, hal tersebut akan menekan pembuluh
darah yang dapat mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus
(Nelwatri, 2015). Adanya kontak fisik antara ibu dan bayi pada satu jam
pertama kelahiran sangat membantu proses involusi uterus. Makin cepat dan
3

kuat bayi menghisap puting payudara ibu, proses involusi uterus semakin
baik (Rofi’ah et al., 2015).
Berdasarkan fenomena diatas maka penulis tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut dengan literature review “Pengaruh Inisiai Menyusu
Dini Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri pada Ibu Postpartum”.

1.2 Rumusan Masalah


Perumusan masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah bagaiamanakah
pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada
ibu postpartum?

1.3 Tujuan Literarure Review


A. Tujuan umum
Mengetahui pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap penurunan
tinggi fundus uteri.
B. Tujuan khusus
Mengetahui penurunan tinggi fundus uteri pada ibu postpartum
setelah diberikan intervensi inisiasi menyusu dini.

1.4 Manfaat Literature Review


A. Manfaat teoritis
1. Bagi Institusi
Hasil literasi karya tulis ilmiah ini akan diarsipkan di
Perpustakaan Politeknik Yakpermas Banyumas untuk pendataan dan
sebagai referensi bagi mahasiswa yang akan mengambil bidang yang
sesuai mengenai Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Penurunan
Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Postpartum.
2. Bagi Dosen dan Mahasiswa
Diharapkan hasil literature review Karya Tulis Ilmiah dapat
dijadikan sebagai bahan referensi dan bahan ajar untuk materi yang
4

berhubungan dengan Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap


Penurunan Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Postpartum.
B. Manfaat praktis
1. Bagi Perawat
Hasil literature review karya tulis ilmiah ini ditunjukkan untuk
mengetahui manfaat dari inisiasi menyusu dini sehingga dapat
diaplikasikan secara optimal untuk membantu proses penurunan tinggi
fundus uteri pada ibu postpartum serta dapat diterapkan sebagai
intervensi asuhan keperawatan.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dengan adanya literature review Karya Tulis Ilmiah ini
dapat memberikan informasi dan menjadikannya acuan referensi bagi
masyarakat dengan bantuan tenaga kesehatan untuk lebih memahami
tentang pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap proses penurunan
tinggi fundus uteri pada ibu postpartum.
C. Peneliti
Menambahkan pengetahuan, informasi maupun wawasan mengenai
pengaruh inisisasi menyusu dini terhadap penurunan tinggi fundus uteri
pada ibu postpartum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Postpartum


A. Definisi Postpartum
Masa nifas atau sering disebut postpartum merupakan fase
kembalinya keadaan fisiologis pada ibu terutama sistem reproduksinya
kembali seperti keadaan sebelum hamil dan pada fase ini terjadi pemulihan
segera setelah bayi dan plasentanya lahir. Periode ini berlangsung selama
6 minggu atau berakhir ketika kembalinya masa subur (Marliandiani,
2015). Postpartum atau masa nifas lamanya ± 6 minggu yang terhitung
setelah selesai persalinan hingga kembali pulihnya alat kandungan seperti
sebelum keadaan mengandung (Padila, 2014). Kehamilan dan kelahiran
merupakan fungsi yang alamiah bagi seorang ibu dan sebagian besar ibu
sembuh tanpa adanya komplikasi. Puerperium atau masa nifas adalah
periode waktu yang berlangsung selama ± 6-8 minggu pasca persalinan,
saat tubuh mulai kembali seperti keadaan sebelum mengandung. Selama
periode ini, ibu banyak mengalami perubahan fisiologis dan psikologis
(Johnson, 2014).
B. Tahapan Postpartum
Masa nifas atau postpartum pada ibu dapat diuraikan menjadi tiga
tahapan. Berikut merupakan tahapan masa nifas menurut Suherni ;
Widyasih, Hesti & Rahmawati, (2010) :
1. Puerperium dini, yaitu fase pemulihan dimana ibu bolehkan untuk
melakukan aktifitas sedang seperti berdiri dan berjalan-jalan. Fase ini
berlangsung segera setelah plasenta lahir hingga kurang lebih 24 jam
postpartum.
2. Puerperium intermedial, yaitu fase dimana terjadinya pemulihan pada
organ-organ reproduksi selama ± 6-8 minggu.

5
6

3. Remote puerperium, yaitu tahapan yang diperlukan untuk ibu pulih dan
sehat kembali dalam keadaan sempurna (seperti sebelum mengandung
dan melahirkan).
C. Tujuan Asuhan Postpartum
Menurut Suherni ; Widyasih, Hesti & Rahmawati, (2010) tujuan
perawatan postpartum adalah :
1. Memelihara Kesehatan fisik dan psikologis ibu dan bayinya.
2. Melakukan pemeriksaan kesehatan dengan teliti, melakukan deteksi
secara dini, dan menangani atau merujuk apabila terjadi komplikasi
pada ibu ataupun bayinya.
3. Melakukan edukasi mengenai perawatan kesehatan diri, gizi seimbang,
keluarga berencana.
4. Memacu percepatan involusi kandungan.
5. Memaksimalkan peningkatan kelancaran pada peredaran darah
sehingga membantu mempercepat fungsi hati dan pengeluaran
metabolisme dalam tubuh.

2.2 Konsep Tinggi Fundus Uteri


A. Definisi Penurunan Tinggi Fundus Uteri
Penurunan atau involusi uterus yaitu menciutnya uterus yang
mana merupakan suatu proses uterus kembali pada kondisi sebelum hamil
dengan berat sekitar 60 gram. Fase ini dimulai segera setelah plasenta lahir
sebab adanya kontraksi pada otot uterus (Anggraini, 2010).
B. Proses Involusi Uteri
Proses involusi pada uterus dikarenakan oleh sebagian kontraksi
yang terjadi pada uterus dan mengerutnya ukuran masing-masing sel
miometrium oleh proses penghancuran sel yaitu sebagian material protein
dinding uterus dipecah menjadi komponen yang lebih kecil dan sederhana
(Reeder, 2011).
7

Menurut Saifuddin ;Wikenjoesastro ;Affandy ;Waspodo (2011),


tahapan proses involusi uterus meliputi :
1. Autolisis
Autolisis dapat diartikan sebagai tahapan pelenuran yang
terjadi pada otot-otot uterus. Dalam tahapan ini terdapat enzim
proteolitik yang fungsinya membantu memendekan otot-otot yang
sebelumnya sudah mengendur sampai 10 kali panjang dari
sebelumnya dan lebarnya selebar 5 kali sebelum kehamilan.
Adanya sel sitoplasma berlebihan yang dicerna secara mandiri
yang meninggalkan jararingan fibro elastis sebagai bukti dari
masa mengandung.
2. Atofi Jaringan
Karena adanya esterogen dalam jumlah yang besar
menimbulkan jaringan berpoliferasi sehingga mengalami atofi
sebagai hasil dari berhentinya produksi hormon esterogen disertai
dengan terjadinya lahirnya plasenta.
3. Efek Oksitosin (Kontraksi)
Setelah bayi lahir, kontraksi uterus akan meningkat yang
diduga sebagai akibat adanya penurunan volume intrauterine yang
menyebabkan pelepasan hormon oksitosin. Adanya pelepasan
hormon oksitosin akan memperkuat dan membantu kontraksi
uterus sehingga sangat membantu dalam proses involusi uterus.

C. Perubahan Normal Uterus


Terjadi proses involusi pada uterus dan proses ini dimulai segera
setelah bayi dan plasenta keluar karena adanya kontraksi pada otot uterus.
Dalam tahapan persalinan ke 3, letak uterus ada pada garis tengah kurang
lebih 2 cm dibawah pusat. Perubahan involusi terjadi dengan cepat.
Fundus uteri turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Di hari ke-enam
postpartum fundus akan normal berada ditengah umbilicus dan simfisis
pubis. Uterus tidak teraba atau tidak dapat dipalpasi pada abdomen hari
ke-9 postpartum (Dewi, Vivian Nanny Lia Dewi & Sunarsih, 2011).
8

Tabel 2.1. Perubahan Normal pada Uterus


Involusi TFU Bobot Uterus Diameter Keadaan
Bekas Servik
Melekat
Plasenta
Bayi Lahir Setinggi 1000 gram 15 cm Lembut
Pusat
Setelah 1 jari 750 gram 12,5 cm Lembut
Plasenta dibawah
Lahir pusat
1 minggu Pertengahan 500 gram 7,5 cm Dapat dilalui
simpisis dan 2 jari atau 2
pusat cm
2 minggu Tidak teraba 350 gram 5,0 cm Dapat
dimasuki 1
jari atau 1 cm
6 minggu Seperti hamil 50 gram 2,5 cm Menyempit
2 minggu
8 minggu Normal 30 gram 2,5 cm Menyempit
Sumber : (Padila, 2014)

D. Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri


Menurut Dewi, Vivian Nanny Lia & Sunarsih, (2011)
pemeriksaan tinggi fundus uteri meliputi penetapan ukuran dan penetapan
konsistensi.
1. Penetapan lokasi uterus
Bisa dikerjakan dengan metode pengukur lalu menulisnya
kedalam catatan apakah fundus uteri letaknya terdapat diatas atau di
bawah umbilkus dan terdapat pada garis pusat abdomen atau
menyimpang ke salah satu sisi.
2. Penetapan ukuran uterus
Bisa dikerjakan melalui metode palpasi lalu diukur tinggi
fundus uteri pada klimaks fundus dengan jumlah lebar jari dari
umblikus atas atau bawah.
3. Penetapan konsistensi uterus
Terdapat 2 metode penetapan konsistensi terhadap uterus
yaitu uterus terasa keras sekeras batu dan uterus lembek dapat
9

dilekukan, terasa mengeras dibawah jari-jari pada waktu tangan


melakukan pemijatan pada uterus.
Penghitungan tinggi fundus uteri dapat dicapai dengan cara
pengukuran menggunakan meteran (metlylin). Perihal yang perlu diamati
ketika melaksanakan pengukuran tinggi fundus uteri yaitu kandung kemih
harus kosong dan keadaan uterus harus rileks tidak kontraksi.
E. Faktor Yang Mempengaruhi Tinggi Fundus Uteri
1. Senam nifas
Senam nifas yaitu beberapa rangkaian olah tubuh yang
dilakukan oleh ibu postpartum yang memiliki tujuan untuk membantu
mengembalikan keelastisan otot yang terjadi peregangan, memberi
kenyamanan, membantu memperlancar peredaran darah, dan dapat
membantu proses involusi uterus (penggembalian rahim pada posisi
semula). Untuk latihan gerak pada senam nifas dapat dilakukan sedini
mungkin dengan indikasi ibu bersalin normal dan tidak memiliki
kendala dalam proses melahirkan. Gerakan pada senam nifas cukup
sederhana dan terbukti dapat membantu proses involusi uterus (Aisyah,
Rizky Nur; Sulistyowati, Priyatin; Oktavia, 2019)
2. Inisiasi Menyusu Dini
Untuk membantu proses penurunan tinggi fundus uteri dapat
dilakukan dengan inisiasi menyusu dini. Inisiasi menyusu dini yaitu
proses bayi mulai menyusu secara mandiri segera setelah lahir dalam
satu jam pertama dengan metode kontak kulit bayi dan ibu. Saat 1 jam
pertama bayi lahir lalu ditengkurapkan pada dada ibu maka bayi akan
menggerakkan tangannya untuk menemukan payudara ibu. Ketika
sudah menemukan payudara dan bayi mulai merangsang payudara ibu
maka hormon oksitosin akan keluar yang berfungsi sebagai pemicu
kontraksi otot uterus yang diikuti dengan rasa mulas pada perut
sehingga proses involusi uterus semakin cepat (Sahetapy, 2014).
3. Mobilisasi dini
Mobilisasi dini merupakan serangkaian tirah baring yang
dilakukan ibu postpartum sesegera mungkin setelah ibu melahirkan dari
10

mulai berbaring, miring, duduk hingga berdiri sendiri. Hal tersebut


dapat membantu proses involusi uterus karena mobilisasi dini dapat
membantu perlancaran pengeluaran lochea yang mana dapat membantu
percepatan proses involusi uterus (Destiana, Ira ; Sulistyowati, P. ;
Ajiningtyas, 2019). Menurut Martini, 2012 penurunan tinggi fundus
uteri dapat dipengaruhi oleh faktor mobilisasi dini. Mobilisasi dini
memberikan keuntungan seperti peregangan pada otot yang lebih baik,
kontraksi dan retraksi dari otot-otot uterus setelah bayi lahir, yang
diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya
pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang
tidak diperlukan, dengan adanya kontraksi dan retraksi yang terus
menerus ini menyebabkan jaringan otot kekurangan zat-zat yang
diperlukan, sehingga ukuran jaringan otot-otot tersebut menjadi kecil.
Dengan adanya proses tersebut maka ibu yang melakukan mobilisasi
dini mengalami penurunan fundus uterus yang lebih kuat dibandingkan
ibu yang tidak melakukan mobilisasi dini.
4. Usia
Usia reproduksi sehat yaitu usia 20-35 tahun dan merupakan
masa paling ideal untuk terjadinya proses involusi yang baik. Usia ibu
reproduksi sehat, individu mencapai suatu kondisi vitalitas yang prima
sehingga kontraksi otot dan kembalinya alat-alat kandungan juga
semakin cepat karena proses regenerasi dari sel-sel alat kandungan yang
sangat bagus pada usia-usia tersebut. Pada usia kurang dari 20 tahun
elastisitas otot uterus belum maksimal dikarenakan organ reproduksi
yang belum matang, sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun elastisitas
otot rahim sudah menurun menyebabkan kontraksi uterus tidak
maksimal (Palupi, 2012).
5. Paritas
Faktor paritas atau kelahiran berakibat atas percepatan involusi
pada uterus. Ibu dengan kelahiran pertama tingkat elastisitas ototnya
masih bagus sehingga proses involusi uterusnya lebih cepat, sedangkan
ibu dengan kelahiran lebih dari satu kali tingkat elastisitas ototnya
11

berkurang sehingga pada proses involusi sedikit terganggu atau


terhambat (Rukiyah, Al Yeyeh & Yulianti, 2010).

2.3 Konsep Inisiasi Menyusu Dini


A. Definisi Inisiasi Menyusu Dini
Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah keterampilan bayi mulai
Latihan menyusui sendiri sesegara mungkin setelah ia dan plasenta
terlahir. Sesuai dengan kaidahnya, IMD yaitu kontak secara langsung
antara kulit pada ibu dan kulit bayi, bayi ditengkurapkan pada dada atau
perut ibu setelah seluruh badan bayi dikeringkan (kecuali telapak tangan)
(Siswosuharjo, S. ; Fitria, 2010). Proses bayi menyusu sesegera mungkin
setelah dilahirkan dan bayi dibiarkan mencari putting susu ibu secara
mandiri. 24 jam pertama yaitu waktu yang tepat untuk berlangsungnya
proses keberhasilan IMD (Kemenkes, 2014). Didalam pokok-pokok
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI
ekslusif dan IMD merupkan suatu tahapan bayi yang telah lahir dari
Rahim ibu tidak perlu dimandikan (hanya dikeringkan saja) lalu diletakkan
pada perut dan dada ibu dengan prinsip skin to skin. Proses ini berlangsung
selama kurang lebih 1 jam atau sampai bayi berhasil mencapai puting susu
ibu (Kemenkes RI, 2012).
B. Fisiologis Menyusui
Memberikan ASI merupakan cara terbaik pemberian nutrisi
kepada bayi karena ASI mudah dicerna dan jumlah gizi yang terkandung
di dalamnya cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. ASI dapat membantu
melindungi bayi dari berbagai penyakit dan infeksi serta mencegah
terjadinya alergi makanan pada bayi. ASI lebih murah dari pada susu
formula. Dukungan positif dari lingkungan ibu dapat membantu
kelancaran produksi ASI.
Mammae masih termasuk dalam organ kelengkapan reproduksi.
Proses laktasi ketika masa hamil tidak diproduksi karena reseptor prolaktin
dikendalikan oleh esterogen dari plasenta. Setelah persalinan akan terjadi
12

penurunan pada kadar esterogen dan menyebabkan aksi dari prolaktin


yang sedang meningkat dipengaruhi oleh kelenjar mammae untuk
memproduksi ASI. Meningkatnya prolaktin mengakibatkan meningkatnya
produksi ASI, dalam hal ini oksitosin dapat memicu terjadinya kontraksi
payudara sehingga membantu produksi ASI. Oksitosin dapat membantu
kontraksi pada uterus sehingga dapat membantu proses involusi. Produksi
ASI dirangsang dengan let down reflex (Proverawati, 2010).
C. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
1. Skin to skin pada bayi dan dada ibu dapat memberikan sensasi hangat
bagi bayi (Roesli, 2012).
2. Menciptakan suasana lebih nyaman, tenang dan pernafasan serta detak
jantung bayi lebih stabil (Roesli, 2012).
3. Terjalin ikatan kasih sayang (Bonding) antara ibu dan bayinya yang
jauh lebih baik (UNICEF Indonesia, 2015).
4. Proses perlekatan bayi pada payudara ibu ketika sudah mulai
menghisap maka akan merangsang keluarnya hormone oksitosin yang
dapat memicu terjadinya kontraksi pada otot uterus ibu (Roesli, 2012).
D. Kontraindikasi dilakukannya IMD
Dalam (Kemenkes RI, 2012) syarat dilakukannya IMD apabila
bayi dan ibu dalam kondisi yang sehat, bugar, tidak gawat dan tidak
darurat, walaupun persalinan secara operasi Caesar IMD tetap dapat
dilakukan. Walaupun upaya pemberian ASI tetap diharuskan, akan tetapi
dalam beberapa kasus pemberian ASI tidak dibenarkan , antara lain :
1. Faktor dari ibu. Ibu dengan penyakit jantung yang parah akan
menambah parah penyakit ibu, ibu dengan preeklamsia dan eklamsia
karena akan banyak obat yang dikonsumsi oleh ibu sehingga dapat
mempengaruhi bayinya. Penyakit infeksi yang terjadi pada payudara
ibu dapat menular kepada bayinya.
2. Faktor dari bayi
Bayi dengan kondisi kejang karena dapat menimbulkan bahaya aspirasi
ASI, bayi premature dengan BBLR karena reflek menelan pada bayi
sulit sehingga membahayakan aspirasi ASI. Bayi dengan cacat bawaan
13

yang tidak mungkin menelan (labioksis, palatognatokisus,


libiognatopalatokisis), dan bayi dengan alergi ASI.

2.4 Literature Review


A. Jurnal 1
Tabel 2.2. Jurnal Nursing News, Volume 3 Nomor 3 (2018)
Judul jurnal Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Penurunan
Tinggi Fundus Uteri Pada Pasien Postpartum Di RSB
Permata Hati Sawojajar Malang
Penulis Bawon Harianto, Rita Yulifah, Erlisa Candrawati
Responden 15 Orang
Teori Inisiasi menyusu dini merupakan tahapan bayi menyusu
sesegera mungkin setelah lahir dengan cara meletakan
bayi di dada ibu untuk mencari puting payudara ibu
dengan sendirinya tanpa disodorkan oleh ibu. IMD
sangat berperan penting dalam keberhasilan pemberian
ASI sejak dini dan dengan demikian maka bayi akan
terpenuhi kebutuhan ASInya sampai 2 tahun dan dapat
mencegah bayi dari kekurangan gizi (Saleha, 2009).
IMD yaitu metode untuk membiarkan bayi yang baru
lahir untuk mencari puting payudara ibunya sendiri
segera setelah lahir dengan cara meletahan bayi dengan
metode skin to skin, metode IMD sangat dianjurkan bagi
ibu postpartum baik normal maupun Caesar (SC) (Siti
Saleha, 2009).
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan pendapat hasil penelitian yang terdiri dari
kelompok kontrol dan kelompok intervensi dalm 2 jam
postpartum menunjukan hasil jumlah penurunan TFU
yang berbeda dari hasil perhitungan dengan uji t atau uji
beda untuk mengetahui mengenai perhitungan jumlah
penurunan TFU antara kelompok kontrol dan intervensi.
Perbedaan atau kesamaan yang diuji adalah uji t antara
hasil perhitungan TFU dihitung dalam 24 jam pertama
khususnya 2 jam postpartum.
Berdasarkah hasil uji t didapatkan hasil bahwa
penurunan TFU antara kelompok kontrol dan intervensi
dalam 24 jam pertama khususnya 2 jam PP. Nilai
penurunan TFU rata-rata pada kelompok kontrol sebesar
2,9857 cm sedangkan pada kelompok intervensi sebesar
3,4857 cm.
14

B. Jurnal 2
Tabel 2.3. Jurnal Ibu dan Anak, Volume 7, Nomor 7, Mei 2019
Judul jurnal Pengaruh Inisiasi Menyusu Terhadap Penurunan Tinggi
Fundus Uteri 2 Jam dan 48 Jam Postpartum
Penulis Siska Helina, Juraida Roito Hrp, Dinda Atriana
Responden 30 responden
Teori Beberapa kondisi yang mempengaruhi penurunan tinggi
fundus uteri usia ibu, paritas, menyusu ekslusif,
mobilisasi dini dan menyusu dini. Menyusu dini
memiliki banyak manfaat salah satunya yaitu membantu
penurunan proses involusi uterus. Ketika proses
menyusu dini, hentakkan kepala bayi pada payudara ibu,
sentuhan jemari bayi pada payudara, hisapan dan jilatan
pada puting susu ibu dapat merangsang pengeluaran
hormon oksitosin yang dapat membantu proses involusi
ibu (Pollard, 2016 ; Yanti Sundawati, 2011).
Menurut Pollard, 2016 bayi yang diberi kesempatan
menyusu dini lebih berhasil menyusu ekslusif dan akan
lebih lama disusui. Saat menyusu dini, hisapan bayi
tidak hanya menghasilkan hormone oksitosin tetapi juga
hormon prolaktin yang dapat membuat produksi ASI
semakin lancer sehingga bayi akan sering menyusu dan
involusi uterus akan semakin cepat ditandai dengan
adanya penurunan TFU.
Selama 1 sampai 2 jam pertama PP intensitas kontraksi
bisa berkurang dan menjadi teratur. Masa ini sangat
penting untuk selalu menjaga kontraksi uterus. Apabila
terjadi penghambatan kontraksi uterus maka akan
mempengaruhi involusi uterus menjadi lambat sehingga
dapat memicu terjadinya perdarahan PP. karena hal
tersebut sangat diperlukan pemberian IMD untuk
merangsang oksitosin karena adanya hisapan bayi pada
puting payudara ibu (Bobak, 2005; Wiknjosastro, 2007).
Bayi yang baru lahir memiliki kemampuan untuk
menyusu sendiri jika terjadi kontak kulit antara bayi dan
ibu setidaknya 1 jam segera setelah bayi dan plasenta
lahir. Saat bayi menghisap, payudara akan terangsang
sehingga mengeluarkan hormone oksitosin yang dapat
memacu uterus untuk berkontraksi. Adanya kontraksi
pada uterus menyebabkan involusi uterus berlangsung
lebih cepat yang ditandai dengan adanya penurunan TFU
dengan cepat (Roesli, 2008).
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan pada 15
ibu PP dengan IMD rata-rata TFU pada 2 jam
postpartum yaitu sebesar 12,69 ± 0,55 cm dengan nilai
minimal 12,0 cm dan maksimal 13,8 cm. Pada hasil
observasi didapatkan bahwa sebagian besar ibu PP
mengalami penurunan TFU setelah melakukan IMD.
Berdasarkan uji statistik yang dilakukan pada 15 ibu PP
yang tidak melakukan IMD rata-rata TFU pada 2 jam PP
yaitu sebesar 14,70 ± 0,81 cm dan nilai minimalnya 12,8
15

cm dan maksimalnya 15,5 cm. Hasil observasi peneliti


didapatkan Sebagian besar ibu PP yang tidak melakukan
IMD mengalami penurunan TFU yang lambat.

2.5 Kerangka Teori

IMD Tinggi Fundus Penurunan


Uteri Tinggi Fundus
Uteri

Manfaat Inisiasi Menyusu Dini: Faktor yang mempengaruhi:


1. Pada proses perlekatan bayi 1. Senam nifas
pada payudara ibu, ketika 2. Inisiasi Menyusu Dini
bayi mulai menghisap maka 3. Mobilisasi dini
akan merangsang hormone 4. Usia
oksitosin yang dapat memicu 5. Paritas
kontraksi uterus ibu.
2. Terjalin ikatan kasih saying
yang kuat antara ibu dan bayi.
3. Menciptakan suasana yang
hangat dan nyaman bagi ibu
dan bayinya.

Gambar 2.1. Kerangka Teori Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap


Penurunan Tinggi Fundus Uteri pada Ibu Postpartum
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
literatur atau literature review. Studi literatur dapat diartikan suatu kegiatan
yang dilakukan dalam penelitian dengan tujuan utamanya untuk
mengembangkan aspek teoritis dan praktis. Studi kepustakaan dilakukan
untuk menggali dasar atau fondasi dengan tujuan mendapatkan teori,
kerangka pikir, dan menentukan dugaan (hipotesis) dalam penelitian.
Melaksanakan studi literatur dapat dilakukan setelah memastikan topik yang
dijadikan bahan penelitian dan diputuskan rumusan masalahannya, sebelum
memulai praktik turun ke lapangan untuk menggali dan memperoleh data
terlebih dahulu (Darmadi, 2011).

3.2 Pengumpulan Data


A. Tipe Studi
Desain penelitian yang digunakan dalam penelusuran literatur ini
yaitu Quasi Experiment dengan jenis post test only design.
B. Tipe Intervensi
Intervensi utama yang ditelaah pada studi literatur ini yaitu
pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap penurunan tinggi fundus uteri
pada ibu postpartum.
C. Hasil Ukur
Outcome atau hasil akhir yang diukur dalam studi literatur ini
yaitu pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap penurunan tinggi fundus
uteri pada ibu postpartum.
D. Strategi Pencarian Literature Review
Studi literatur ini diawali dengan penelusuran jurnal di situs resmi
google cendekia dengan menggunakan kata kunci: postpartum, penurunan

16
tinggi fundus uteri, dan inisiasi menyusu dini. Jurnal yang sesuai dengan
kriterian inklusi, eksklusi dan tema penelitian akan diambil dan kemudian
dilakukan analisis. Studi literatur ini menggunakan literatur terbaru dengan
rentang tahun 2015-2020 yang dapat diakses secara full text dalam format
pdf. Kriteria jurnal yang akan direview adalah jurnal penelitian
menggunakan bahasa indonesia dengan subjek postpartum dan bukan
penelitian literature review.
Tabel 3.1 Kriteria Inklusi Penelitian
Kriteria Inklusi
Jangka waktu Rentang waktu terbit jurnal maksimal 5 tahun terakhir
(2015-2020)
Bahasa Bahasa Indonesia
Subjek Postpartum
Jenis Jurnal Original artikel penelitian (bukan review penelitian orang
lain) tersedia full text
Tema isi jurnal Pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap penurunan tinggi
fundus uteri pada ibu postpartum

3.3 Sintesis Data


Study literature ini disintesis dengan metode naratif yaitu dengan
cara memilah data-data hasil yang sejenis sesuai dengan hasil yang akan
diukur untuk menjawab tujuan. Jurnal penelitian yang sudah sesuai dengan
kriteria inklusi dan tema penelitian kemudian dikumpulkan dan dibuat
ringkasan jurnal meliputi judul jurnal, nama peneliti, tahun terbit jurnal,
responden yang diteliti, teori yang digunakan, hasil dan pembahasan jurnal,
serta kesimpulan jurnal. Kemudian dimasukan ke dalam tabel lalu diurutkan
sesuai dengan tahun terbit jurnal.
Setelah itu dilakukan analisis terhadap isi yang ada dalam tujuan
penelitian dan hasil penelitian. Analisis yang digunakan yaitu analisis isi
jurnal. Data yang sudah terkumpul kemudian dihubungkan dengan intervensi
asuhan keperawatan maternitas yaitu motivasi menyusui untuk membantu
mempercepat penurunan tinggi fundus uteri ibu postpartum.
3.4 Penelusuran Jurnal
Berdasarkan hasil penelusuran jurnal di Google Cendekia dengan
kata kunci postpartum, penurunan tinggi fundus uteri, dan inisiasi
menyusu dini peneliti menemukan 928 jurnal yang sesuai dengan kata
kunci tersebut, kemudian dilakukan skrining. Sebanyak 435 jurnal dari
jurnal yang ditemukan sesuai kata kunci pencarian tersebut kemudian
diskrining, 375 jurnal diekslusi. Assessment kelayakan terhadap 60 jurnal
full text dilakukan, jurnal yang tidak sesuai dengan kriteria inklusi
dilakukan eklusi sebanyak 58 jurnal, sehingga 2 jurnal full text yang
dilakukan review.

928 Jurnal ditemukan lewat


internet sesuai kata kunci

435 Jurnal dilakukan skrining 375 jurnal diekslusi

60 Jurnal full text dilakukan 58 Jurnal full text diekslusi


assessment kelayakan karena tidak sesuai dengan
kriteria inklusi

2 Jurnal full text dilakukan


review

Gambar 3.1 Diagram Alur Literature Review


BAB IV

HASIL LITERATURE REVIEW DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Literature Review


Tabel 4.1 Persamaan dan Perbedaan dari Kedua Jurnal
Jurnal Persamaan Perbedaan
1. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Persamaan jurnal 1 dan 2 : 1. Nama jurnal dan tahun terbit
Terhadap Penurunan Tinggi Fundus 1. Kedua jurnal sama-sama membahas a. Jurnal 1 diterbitkan tahun 2018 oleh jurnal
Uteri Pada Pasien Postpartum Di RSB pengaruh inisiasi menyusu dini Nursing News Volume 3 Nomor 3 ditulis
Permata Hati Sawojajar Malang. terhadap penurunan tinggi fundus uteri oleh Bawon Harianto, Rita Yulifah, dan
2. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini pada ibu postpartum. Erlisa Candrawati.
terhadap Penurunan Tinggi Fundus 2. Kedua jurnal memiliki tujuan penelitian b. Jurnal 2 diterbitkan tahun 2019 oleh Jurnal
Uteri pada Ibu Postpartum 2 Jam dan yang sama yaitu untuk mengetahui Ibu dan Anak Volume 7 Nomor 1 ditulis
48 Jam Postpartum. pengaruh inisiasi menyusu dini oleh Siska Helina, Juraida Roito Hrp, Dinda
terhadap penurunan tinggi fundus uteri Atriana, Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes
pada ibu postpartum. Kemenkes Riau dan Alumni Prodi D-IV
3. Kedua jurnal sama-sama menggunakan Kebidanan.
metode penelitian Quasi Experiment

19
dengan desain penelitian posttest only 2. Lokasi
design. a. Jurnal 1: RSB Permata Hati Malang.
4. Kedua jurnal sama-sama menggunakan b. Jurnal 2: Klinik Pratama Afiyah dan
metode pengumpulan data BPM Rosita Pekanbaru.
menggunakan metode observasi. 3. Responden
5. Kedua jurnal sama-sama menggunakan a. Jurnal 1: 15 responden dari 5 bulan
instrument penelitian dengan terakhir dengan ibu bersalin fisiologis.
menggunakan pita cm. b. Jurnal 2: 30 responden dengan riwayat
6. Kedua jurnal sama-sama menggunakan persalinan normal.
pengambilan sampel dengan metode 4. Kriteria Inklusi dan Ekslusi
purposive sampling. a. Jurnal 1: Kriteria inklusi (ibu dengan
persalinan fisiologis, bayi aterm, BBL
>2500 gram, bayi lahir menangis, warna
kulit bayi merah, dan nilai apgar skor 7-
9. Kriteria ekslusi (ibu persalinan
patologis, bayi dengan kelahiran
premature, BBL <2500 gram).
b. Jurnal 2: tidak disebutkan.
5. Analisa data
a. Jurnal 1: menggunakan uji beda atau
pengujian t secara parametik.
b. Jurnal 2: menggunakan uji man withney.
6. Hasil Penelitian
a. Jurnal 1: Berdasarkan pendapat hasil
penelitian yang terdiri dari kelompok
kontrol dan kelompok intervensi dalm 2
jam postpartum menunjukan hasil jumlah
penurunan TFU yang berbeda dari hasil
perhitungan dengan uji t atau uji beda
untuk mengetahui mengenai perhitungan
jumlah penurunan TFU antara kelompok
kontrol dan intervensi. Perbedaan atau
kesamaan yang diuji adalah uji t antara
hasil perhitungan TFU dihitung dalam 24
jam pertama khususnya 2 jam
postpartum.
Berdasarkah hasil uji t didapatkan hasil
bahwa penurunan TFU antara kelompok
kontrol dan intervensi dalam 24 jam
pertama khususnya 2 jam PP. Nilai
penurunan TFU rata-rata pada kelompok
kontrol sebesar 2,9857 cm sedangkan
pada kelompok intervensi sebesar 3,4857
cm.
b. Jurnal 2: Berdasarkan hasil uji statistik
yang dilakukan pada 15 ibu PP dengan
IMD rata-rata TFU pada 2 jam
postpartum yaitu sebesar 12,69 ± 0,55 cm
dengan nilai minimal 12,0 cm dan
maksimal 13,8 cm. Pada hasil observasi
didapatkan bahwa sebagian besar ibu PP
mengalami penurunan TFU setelah
melakukan IMD.
Berdasarkan uji statistik yang dilakukan
pada 15 ibu PP yang tidak melakukan
IMD rata-rata TFU pada 2 jam PP yaitu
sebesar 14,70 ± 0,81 cm dan nilai
minimalnya 12,8 cm dan maksimalnya
15,5 cm. Hasil observasi peneliti
didapatkan sebagian besar ibu PP yang
tidak melakukan IMD mengalami
penurunan TFU yang lambat.
7. Waktu Penelitian
a. Jurnal 1: Penelitian berlangsung sejak
bulan September 2018 hingga bulan
Maret 2019.
b. Jurnal 2: Penelitian dilakukan mulai 1
Agustus hingga 31 Agustus 2010 (1
bulan).
8. Waktu Intervensi
a. Jurnal 1: Penelitian dilakukan 2 jam
postpartum.
b. Jurnal 2: Penelitian dilakukan 2 jam dan
48 jam postpartum.
4.2 Pembahasan
Setelah penulis melakukan review atau telaah pada kedua jurnal
penelitian, didapatkan hasil yaitu terdapat adanya pengaruh inisiasi menyusu
dini terhadap proses penurunan tinggi fundus uteri. Penurunan tinggi fundus
uteri yang terjadi pada 2 jam postpartum terhadap ibu yang melakukan
intervensi inisiasi menyusu dini terdapat penurunan dengan rata-rata 2 sampai
3 cm. Sedangkan pada ibu postpartum yang tidak melakukan inisiasi
menyusu dini terdapat penurunan rata-rata kurang dari 2 cm.
Proses terjadinya involusi uterus secara maksimal dipengaruhi oleh
inisiasi menyusu dini setelah bayi menghisap puting payudara ibu. Hisapan
puting akan membantu produksi hormon oksitosin menjadi meningkat
sehingga menyebabkan adanya kontraksi juga pada uterus ibu. Oksitosin
sendiri memiliki manfaat untuk membantu meningkatkan kontraksi otot polos
payudara ibu sehingga ASI dapat keluar dan menimbulkan rangsangan pula
pada otot polos rahim yang dapat membantu proses involusi uterus. Selain itu
inisiasi menyusu dini juga dapat meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan
anak. Dan meningkatkan produksi hormon oksitosin (Ratnasari, 2018).
Dengan meningkatnya hormon oksitosin maka kontraksi uterus
menjadi kuat sehingga dapat meminimalisir terjadinya perdarahan
postpartum. Hal tersebut sejalan dengan teori (Sarli, 2017) bahwa untuk
mencegah terjadinya perdarahan postpartum yaitu dengan terproduksi
maksimalnya hormon oksitosin. Hormon oksitosin diproduksi oleh tubuh
ketika proses persalinan, pada kala III produksi hormon oksitosin akan
meningkat.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil telaah 2 jurnal dapat disimpulkan:
A. Adanya pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap penurunan tinggi fundus
uteri pada ibu postpartum.
B. Penurunan tinggi fundus uteri pada ibu postpartum yang melakukan
inisiasi menyusu dini rata-rata sebesar 2-3 cm perhari.

5.2 Saran
A. Institusi, Dosen dan Mahasiswa
Diharapkan kedepannya Institusi dapat menyelenggrakan seminar
dengan topik pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap penurunan tinggi
fundus uteri pada ibu postpartum sehingga dapat membantu mahasiswa
dalam melakukan intervensi keperawatan pada ibu nifas dengan tepat.
B. Perawat dan Masyarakat
Dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai
pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap penurunan tinggi fundus uteri
pada ibu hamil dengan kehamilan trimester III akhir sehingga dapat
menerapkan intervensi inisiasi menyusu dini untuk membantu penurunan
tinggi fundus uteri pada ibu postpartum.
C. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat menambahkan
variabel yang lebih lengkap mengenai pengaruh inisiasi menyusu dini
terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu postpartum.

25
DAFAR PUSTAKA

Aisyah, Rizky Nur; Sulistyowati, Priyatin; Oktavia, Y. (2019). Pemberian Senam


Nifas Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uterus Pada Ibu Postpartum Di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
http://jurnal.politeknikyakpermas.ac.id/index.php/jnh/article/view/52 diakses
pada 15 Mei 2021 pukul 15:35:42 WIB.

Anggraini, Y. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka


Rihamma.

Darmadi. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Destiana, Ira ; Sulistyowati, P. ; Ajiningtyas, E. S. (2019). Pengaruh Mobilisasi


Dini Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri (TFU) Pada Ibu Post SC.
35–39.
http://jurnal.politeknikyakpermas.ac.id/index.php/jnh/article/view/115
diakses pada 15 Mei 2021 pukul 15:38:32 WIB.

Dewi, V. N. L. D. (2013). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakara.


Salemba Medika.

Ginting, D. Y., Nirwana, S., Sara, A. M., & Tarigan, L. (2020). Pengaruh Inisiasi
Menyusu Dini Terhadap Involusi Uterus Pada Ibu Postpartum. Jurnal
Kebidanan Kestra (Jkk), 2(2), 194–198.
https://doi.org/10.35451/jkk.v2i2.389 diakses pada 10 November 2020 pukul
18:14:28 WIB.

Harianto, Bawon ; Yulifah, Rita ; Candrawati, E. (2018). Pengaruh Inisiasi


Menyusu Dini Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteripada Pasien Post
Partum Di Rsb Permata Hati Sawojajar Malang. 3, 586–594.
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/1367 diakses pada
11 Januari 2021 pukul 08:23:20 WIB.

Helina, S., Roito Hrp, J., & Atriana, D. (2019). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini
Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri 2 Dan 48 Jam Postpartum Di
Klinik Swasta Kota Pekanbaru Tahun 2019. Jurnal Ibu Dan Anak, 7(1), 64–
73. http://jurnal.pkr.ac.id/index.php/JIA/article/view/226 diakses pada 2
Februari 2021 pukul 14:25:33 WIB.

Indramukti, F. (2013). Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Inisiasi


Menyusu Dini (Imd) Pada Ibu Pasca Bersalin Normal Di Wilayah Kerja
Puskesmas Blado I.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/view/2991 diakses pada
24 Mei 2021 pukul 14:42:34 WIB.
Johnson, J. Y. (2014). Keperawatan Maternitas. CV. Yogyakarta. Andi Offset.

Kemenkes. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta. Kementrian


Kesehatan RI.

Kemenkes RI. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33


Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PP No. 33 ttg Pemberian
ASI Eksklusif.pdf diakses pada 23 Mare 2021 pukul 11:35:29 WIB.

Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia Health Profile
2018]. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-
2018.pdf diakses pada 22 Oktober 2020 pukul 11:53:50 WIB.

Marliandiani, Y. & N. N. P. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Masa


Nifas dan Menyusui. Jakarta Selatan. Catur Sasongko.

Martini. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta. EGC.

Nelwatri, H. (2015). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Terhadap Involusi


Uterus Pada Ibu Bersalin Di BPS Kota Padang Tahun 2013. Jurnal Ipteks
Terapan, 8(3), 83–87. https://doi.org/10.22216/jit.2014.v8i3.2 diakses pada 9
Januari 2021 pukul 15:34:42 WIB.

Padila. (2014). Keperawatan Maternitas. Yogyakarta. Nuha Medika.

Palupi. (2012). Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui. Katalog Dalam
Terbitan (KDT).

Proverawati, A. ; R. E. (2010). Kapita Selekta ASI & Menyusui. Yogyakarta. Nuha
Medika.

Putri, R. H., Surmiasih, S., Kameliawati, F., & Afifah, H. (2020). Inisiasi
Menyusu Dini dan Pencapaian Involusi Uterus pada Ibu Postpartum.
Faletehan Health Journal, 7(03), 149–154.
https://doi.org/10.33746/fhj.v7i03.136 diakses pada 23 Mare 2021 pukul
10:34:52 WIB.

Reeder, M. G. K. (2011). Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi dan


Keluarga. Jakara. EGC.

Roesli, U. (2012). Panduan Inisiasi Menyusu Dini plus ASI Ekslusif. Jakara.
Pustaka Bunda.
Rofi’ah, S., Yuniyanti, B., & Isworo, A. (2015). Faktor – faktor yang
berhubungan dengan Penurunan Tinggi Fundus Uteri pada Ibu Nifas 6 jam
Post Partum. Jurnal Riset Kesehatan, 4(2), 734–742. file:///D:/mobilisasi
dini/jurnal poltek smg.pdf diakses pada 23 April 2021 pukul 05:03:18 WIB.

Rukiyah, A. Y ; Yulianti, L ; Maemunah & Susuilawati, N. (2010). Asuhan


Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Trans Info Media.

Sahetapy, S. Y. (2014). Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan


Keluarga Berencana dalam Jaminan Kesehatan Nasional. No Date : [Cited
2018 February 15] Available from :
Https://Researchgate.Net/Publication/314781864_Penyelenggaraan_Pelaya
nan_Keluarga_Berencana_dalam_Jaminan_Kesehatan_Nasional, 1(I), 1–9.
diakses pada 23 Mare 2021 pukul 10:44:12 WIB.

Saifuddin ; Wikenjoesastro ; Affandy ; Waspodo. (2011). Buku Panduan Praktis


Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal (Edisi 1, C). Jakarta. PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sarli, D. (2017). Hubungan Kadar Hormon Oksitosin Terhadap Lama Kala Iii
Persalinan Serta Pengaruhnya Terhadap Jumlah. 1, 6–12. diakses pada 24
Sepember 2021 pukul 15:34:28 WIB.

Siswosuharjo, S. ; Fitria, C. (2010). Panduan Super Lengkap Hamil Sehat.


Jakarta. Penebar Plus.

Suherni ; Widyasih, Hesti & Rahmawati, A. (2010). Perawatan Masa Nifas.


Yogyakarta. Fitramaya.

UNICEF Indonesia. (2015). Paket Konseling: Pemberian Makanan Bayi Dan


Anak. Booklet Pesan Utama.

WHO. (2015). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakara
Selaan. Infodatin.
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP INVOLUSI UTERI PADA


IBU POST PARTUM DI KLINIK BERSALIN HERMAYANTI
PADANGSIDIMPUAN

Iin Wahyuni1, Nanda Masraini Daulay2


STIKes Aufa Royhan
Iinwahyuni189@gmail.com, 08117279716
nanda_daulay88@yahoo.com, 0852977737764

ABSTRAK
Inisiasi menyusu dini (early initation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu
sendiri segera setelah lahir. Menurut dr.Asti bahwa ibu yang melakukan inisiasi menyusu dini akan
mempercepat involusi uterus karena pengaruh hormon oksitosin. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap involusi uterus pada ibu
postpartum. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 30 orang pada kelompok intervensi dan 30 orang pada kelompok
kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Purposive sampling. Penelitian
ini dilakukan di Klinik Bersalin Hermayanti Padangsidimpuan Tahun 2018. Analisa data digunakan
uji t-independent. Dari hasil penelitian diperoleh data Karekteristik responden pada kelompok
intervensi berumur 21-25 (46.7%), pendidikan SMA (30.0%), pekerjaan IRT (56.7%), sedangkan
pada kelompok kontrol berumur 21-25 (36.7%), pendidikan SMA (40.0%), pekerjaan IRT (53.3%).
Dari hasil uji t-independent diperoleh hasil TFU 2 jam setelah IMD didapatkan nilai p= 0.003 dan
TFU 12 jam setelah IMD didapatkan nilai p= 0.000, sedangkan TFU 7 hari setelah IMD diperoleh
nilai p= 0.002, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata TFU 2 jam,
12 jam dan 7 hari setelah dilakukan IMD dengan yang tidak dilakukan IMD. Dari hasil penelitian ini
diketahui IMD mempunyai pengaruh terhadap involusi uterus.

Kata kunci : IMD, Involusi Uteri, Ibu Post Partum

ABSTRACT
Early initiation of breastfeeding (early initation) or the beginning of early breastfeeding is the baby
starts breastfeeding himself immediately after birth. According to Dr. Asti that mothers who initiate
early breastfeeding will accelerate uterine involution due to the influence of the hormone oxytocin.
The purpose of this study was to identify the effect of Early Breastfeeding Initiation (IMD) on uterine
involution in postpartum mothers. This study uses a quasi-experimental design. The number of
samples in this study were 30 people in the intervention group and 30 people in the control group.
Sampling is done by using purposive sampling. This research was conducted at the Hermayanti
Maternity Clinic in Padangsidimpuan. Data analysis used t-independent test. From the results of the
study obtained data Characteristics of respondents in the intervention group aged 21-25 (46.7%),
high school education (30.0%), IRT work (56.7%), while in the control group aged 21-25 (36.7%),
high school education (40.0 %), IRT work (53.3%). From the t-independent test results obtained TFU
2 hours after IMD obtained p value = 0.003 and TFU 12 hours after IMD obtained p value = 0.000,
while TFU 7 days after IMD obtained p value = 0.002, it can be concluded that there are significant
differences the average TFU is 2 hours, 12 hours and 7 days after an IMD is done with an IMD not
done. From the results of this study note that IMD has an influence on uterine involution.

Keywords :IMD, Uteric Involution, Post Partum Mother

9
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL

1. PENDAHULUAN Berdasarkan uraian di atas penulis


menyimpulkan bahwa inisiasi menyusu dini
Selama masa nifas, alat-alat luar dan (IMD) sangat penting karena pengaruh
dalam berangsur-angsur kembali seperti hisapan bayi pada payudara Ibu dapat
keadaan sebelum hamil. Perubahan keseluruhan mengakibatkan pengeluaran hormon oksitosin
alat genitalia ini disebut involusi. Rahim yang dapat mengurangi kejadian perdarahan
merupakan organ tubuh yang spesifik dan unik setelah nifas dan membantu percepat
karena dapat mengecil serta membesar dengan pemulihan rahim Ibu. Dari kesimpulan di atas
menambah atau mengurangi jumlah selnya. maka penulis tertarik untuk mengadakan
Secara alamiah selama kehamilan, rahim makin penelitian dengan judul ”Pengaruh Inisiasi
lama makin membesar. Setelah persalinan Menyusu Dini terhadap Involusi uterus pada
rahim akan mengecil kembali perlahan-lahan ke Ibu post partum di Klinik BersalinHermayanti
bentuk semula (Saleha, 2009) Padangsidimpuan Tahun 2018.
Protokol evidenbased yang baru telah
diperbaharui oleh WHO (world health
organization) dan UNICEF tentang asuhan bayi
2. METODE PENELITIAN
baru lahir satu jam pertama, salah satu dari
pernyataannya, yaitu bayi harus mendapatkan Desain yang digunakan untuk penelitian
kontak kulit dengan kulit dengan ibunya segera ini adalah quasi eksperimen yaitu rancangan
setelah lahir selama paling sedikit satu jam yang berupaya untuk mengungkapkan
(Ambarwati dan wulandari,2009) hubungan sebab akibat dengan cara
Angka kematian ibu (AKI) Indonesia melibatkan kelompok kontrol disamping
masih tinggi di negara ASEAN. Pada tahun kelompok eksperimen (Nursalam, 2003)
2003 Angka kematian ibu di Indonesia yaitu dengan rancangan post test.
307 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2004 Sampel pada peneliti ini akan dilakukan
yaitu 240 per 100.000 kelahiran hidup, tahun dengan menggunakan tekhnik Purposive
2005 yaitu 262 per 100.000 kelahiran hidup, sampling sehingga populasi dijadikan sampel
tahun 2006 yaitu 255 per 100.000 kelahiran dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan
hidup, dan pada tahun 2007 yaitu 248 per berjumlah 60 orang di Klinik Bersalin
100.000 kelahiran hidup. Target Millenium Hermayanti Padangsidimpuan Tahun 2018.
Development Goals (MDG) angka kematian ibu Alat pengumpul data berupa pita centimeter
di Indonesia tahun 2015 harus mencapai 125 dan lembar observasi. Mengambil data
per 100.000 kelahiran hidup (Barata, 2008) demografi untuk penunjang pada penelitian ini
Selanjutnya, dari hasil penelitian yang yang meliputi usia, paritas, pekerjaan,
dilakukan oleh Rita (2008) tentang pengaruh pendidikan. Peneliti menggunakan pita
waktu menyusu dini terhadap involusi uterus centimeter untuk mengobservasi involusi uteri
di Klinik Alisa Ponorogo Jawa Timur dengan mengukur tinggi fundus uteri pada Ibu
didapatkan hasil 95% dengan menyusui postpartum sesudah dilakukan tehnik inisiasi
secara dini involusi ibu postpartum baik, dan menyusu dini pada kelompok kontrol dan
41,7% involusi uterus kurang baik karena intervensi dan analisa data menggunakan
tidak menyusu dini. univariat dan bivariat.
Lebih lanjut, hasil survey yang
peneliti lakukan di klinik bersalin Khadijjah 3 HASIL
yang merupakan klinik bidan praktik swasta
dimana rumah bersalin ini menerapkan hasil penelitian tentang pengaruh
Asuhan Persalinan Normal (APN) yang inisiasi menyusu dini terhadap involusi
menjadi acuan pertolongan persalinan dan uterus yang dilakukan di Klinik Bersalin
menerapkan tehnik Insiasi Menyusu Dini Khadijjah dan Winna Medan. Jumlah
(IMD). responden adalah 30 orang kelompok

10
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL

intervensi dan 30 orang kelompok kontrol. berumur 21-25 tahun sebanyak 14 orang
Jadi total sampel untuk kedua kelompok (46,7%). Berdasarkan tingkat pendidikan
yaitu 60 orang. Semua kelompok interensi mayoritas responden berpendidikan SMU
dilakukan IMD, sedangkan kelompok sebanyak 9 orang (30,0%). Berdasarkan
kontrol hanya diberikan leaflet tentang cara pekerjaan mayoritas responden adalah ibu
melakukan IMD. IMD pada kelompok rumah tangga sebanyak 17 orang (56,7%).
intervensi dilakukan selama 1 jam dan Pada kelompok kontrol mayoritas responden
dilakukan observasi TFU sebanyak 3 kali: berumur 21-25 tahun sebanyak 11 orang
observasi ke-1 pada 2 jam setelah (36.7%). Berdasarkan tingkat pendidikan
persalinan, observasi ke-2 pada 12 jam mayoritas responden SMU sebanyak 12 orang
setelah persalinan dan observasi ke-3 pada (40.0%). Berdasarkan pekerjaan mayoritas
7 hari setelah persalinan. TFU diukur responden adalah ibu rumah tangga sebanyak
dengan menggunakan pita centimeter. 16 orang (53,3%).

Karakteristik Ibu postpartum


Tabel 5.1 Tinggi Fundus Uteri Ibu postpartum
Distribusi Responden Berdasarkan Tabel 3.2
Karakteristik Data Demografi Ibu Post Partum Distribusi Responden Berdasarkan Tinggi
pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Fundus Uteri pada Kelompok Intervensi dan
Kontrol Kelompok Kontrol
Kelompok Kelompok
N Karakteristi Intervensi Kontrol N Variabel Kelompok Kelompok
o k (n= 30) (n= 30) o Intervensi Kontrol
F % F % Mea Med SD Me M SD
1 Umur n ian an edi
- 15-20 6 20.0 9 30.0 an
- 21-25 14 46.7 11 36.7 1 TFU 2 jam 12,2 12 0.34 12, 12 0.48
- 26-30 6 20.0 7 23.3 cm cm 5 cm
- >31 4 13.3 3 3 cm
2 TFU 12 10,2 10 0.46 10, 11 0.51
2 Pendidikan jam cm cm 9 cm
- SD 6 20.0 4 13.3 cm
- SMP 8 26.7 8 26.7 3 TFU 7 hari 6,7 7 cm 0.44 7,1 7 0.52
- SMA 9 30.0 12 40.0 cm cm cm
- DIPL 5 16.7 5 16.7
- SARJA 2 6.7 1 3.3 Berdasarkan tabel 3.2 dapat diperoleh
N rata-rata tinggi fundus uteri (TFU) 2 jam setelah
A inisiasi menyusu dini (IMD) pada kelompok
- intervensi rata-rata adalah 12,2 cm, median 12
cm dengan standar deviasi 0,34 dan rata-rata
TFU 12 jam setelah IMD adalah 10,2 cm,
3 Pekerjaan median 10 cm dengan standar deviasi 0.46,
- IRT 17 56.7 16 53.3 sedangkan rata-rata TFU 7 hari setelah IMD
- PNS 5 16.7 4 13.3 adalah 6,7 cm, median 7 cm dengan standar
- SWAST 8 26.7 10 33.3 deviasi 0.44.
A
Pada kelompok kontrol rata-rata TFU 2
-
jam adalah 12,5 cm, median 12 cm dengan
standar deviasi 0.48 dan rata-rata TFU 12 jam
Berdasarkan tabel 3.1 diperoleh bahwa adalah 10,9 cm, median 11 cm dengan standar
mayoritas responden pada kelompok intervensi deviasi 0.51, sedangkan rata-rata TFU 7 hari

11
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL

adalah 7,1 cm, median 7 cm dengan standar berumur 21-25 tahun sebanyak 14 orang
deviasi 0.52. (46,7%), tingkat pendidikan mayoritas
responden berpendidikan SMU sebanyak 9
Pengaruh IMD terhadap Involusi Uteri orang (30,0%), pekerjaan mayoritas responden
Tabel 5.3 adalah ibu rumah tangga sebanyak 17 orang
Pengaruh IMD terhadap Involusi uteri pada (56,7%). Berdasarkan umur responden pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol kelompok kontrol mayoritas berumur 21-25
setelah dilakukan IMD tahun sebanyak 11 orang (36.7%), tingkat
pendidikan mayoritas responden SMU
sebanyak 12 orang (40.0%), pekerjaan
mayoritas responden adalah ibu rumah tangga
N Vari Intervensi Kontrol SE P sebanyak 16 orang (53,3%). Rata-rata TFU 2
o abel Me SD Mea SD valu jam setelah dilakukan IMD pada kelompok
an n e intervensi rata-rata adalah 12,2 cm dengan
1 TFU 12,2 0.34 12,5 0.4 0.1 0.00 standar deviasi 0.34 dan rata-rata TFU 12 jam
2 cm cm 8 0 3 setelah dilakukan IMD rata-rata adalah 10,2 cm
jam
2 TFU 10,2 0.46 10,9 0.5 0.1 0.00 dengan standar deviasi 0.46, sedangkan rata-
12 cm cm 1 2 0 rata TFU 7 hari setelah dilakukan IMD adalah
jam 6,7 cm dengan standar deviasi 0.44. Pada
3 TFU 6,7 0.44 7,1 0.5 0.1 0.00 kelompok kontrol rata-rata TFU 2 jam adalah
7 cm cm 2 2 2 12,5 cm dengan standar deviasi 0.48, dan rata-
hari rata TFU 12 jam adalah 10,9 cm dengan standar
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat rata- deviasi 0.51, sedangkan rata-rata TFU 7 hari
rata TFU 2 jam setelah IMD pada keolmpok adalah 7,1 cm dengan standar deviasi 0.52.
intervensi rata-rata adalah 12,2 cm dengan Selanjutnya, dari hasil uji statistik t-
standar deviasi 0.34 dan rata-rata TFU 12 jam independent, TFU 2 jam setelah IMD
setelah IMD adalah 10,2 cm dengan standar didapatkan nilai p= 0.003 dan TFU 12 jam
deviasi 0.46, sedangkan rata-rata TFU 7 hari setelah IMD didapatkan nilai p= 0.000,
setelah IMD adalah 6,7 cm dengan standar sedangkan TFU 7 hari setelah IMD diperoleh
deviasi 0.44. Pada kelompok kontrol diperoleh nilai p= 0.002, maka dapat disimpulkan bahwa
rata-rata TFU 2 jam adalah 12,5 cm dengan ada perbedaan yang signifikan rata-rata TFU 2
standar deviasi 0.48,dan rata-rata TFU 12 jam jam, 12 jam dan 7 hari setelah dilakukan IMD
adalah 10,9 cm dengan standar deviasi 0.51, dengan yang tidak dilakukan IMD (Ada
sedangkan TFU 7 hari rata-rata adalah 7,1 cm pengaruh IMD terhadap involusi uteri pada ibu
dengan standar deviasi 0.52. Hasil uji statistik postpartum di klinik bersalin Khadijjah dan
TFU 2 jam setelah IMD didapatkan nilai p= Wina Medan).
0.003 dan TFU 12 jam setelah IMD didapatkan Hasil penelitian ini sesuai dengan
nilai p= 0.000, sedangkan TFU 7 hari setelah pernyataan dr. Asti Praborini, Spa, IBCLC dari
IMD diperoleh nilai p= 0.002, maka dapat Jakarta Brestfeeding Center menyebutkan
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bahwa ibu yang melakukan inisiasi menyusu
signifikan rata-rata TFU 2 jam, 12 jam dan 7 dini akan mempercepat involusi uterus karena
hari setelah dilakukan IMD dengan yang tidak pengaruh hormon oksitosin ditandai dengan
dilakukan IMD. rasa mules karena rahim yang berkontraksi
(Praborini, A, (2008)
Lebih lanjut, hasil penelitian ini juga sesuai
4 PEMBAHASAN dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Berdasarkan dari hasil penelitian, data Rita (2008) tentang pengaruh waktu menyusu
karakteristik responden didapat bahwa dini terhadap involusi uterus di Klinik Alisa
mayoritas responden pada kelompok intervensi Ponorogo Jawa Timur didapatkan hasil 95%

12
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL

dengan menyusui secara dini involusi ibu sedangkan rata-rata TFU 7 hari setelah
postpartum baik, dan 41,7% involusi uterus IMD adalah 7 cm, median 7 cm dengan
kurang baik karena tidak menyusu dini. standar deviasi 0.44.
Berdasarkan pernyataan dr. Shinta bahwa 4. Kelompok kontrol rata-rata TFU 2 jam
salah satu manfaat IMD saat bayi menyusu setelah IMD adalah 13 cm, median 12 cm
oksitosin akan di lepas, oksitosin adalah dengan standar deviasi 0.48 dan rata-rata
hormon yang menyebabkan kontraksi, sehingga TFU 12 jam setelah IMD adalah 11 cm,
otot-otot rahim akan berkontraksi kembali median 11 cm dengan standar deviasi 0.51,
seperti semula dan ukurannya kembali normal, sedangkan rata-rata TFU 7 hari setelah
hal ini dapat mengurangi pendarahan pada saat IMD adalah 7 cm, median 7 cm dengan
persalinan dan dapat membantu involusi uterus. standar deviasi 0.52.
( Utami, 2008) 5. Berdasarkan hasil uji statistik TFU 2 jam
Selanjutnya, menurut pernyataan dr. Utami setelah IMD didapatkan nilai p= 0.003 dan
Roesli sentuhan, kuluman, emutan, dan jilatan TFU 12 jam setelah IMD didapatkan nilai
bayi pada puting Ibu akan merangsang p= 0.000, sedangkan TFU 7 hari setelah
keluarnya oksitosin yang penting untuk IMD diperoleh nilai p= 0.002, maka dapat
berkontraksinya rahim sehingga membantu disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
pengeluaran plasenta, mengurangi pendarahan signifikan rata-rata TFU 2 jam, 12 jam dan
Ibu dan merangsang pengeluaran ASI pada 7 hari setelah dilakukan IMD dengan yang
payudara. (Roesli, 2008) tidak dilakukan IMD.
Lippincot (1997) menyatakan kontraksi otot SARAN
perut yang dipengaruhi hormon oksitosin akan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
membantu involusi yang dimulai setelah Inisiasi menyusu dini memberikan manfaat
plasenta keluar dan segera setelah melahirkan terhadap involusi uterus di klinik Bersalin
dapat dideteksi dengan pemeriksaan lochea, Hermayanti Padangsidimpuan. Oleh karena
konsistensi itu, penting untuk diinformasikan dan
diterapkan bahwa Inisiasi menyusu dini
5. KESIMPULAN DAN SARAN (IMD) salah satu intervensi non-
KESIMPULAN farmakologik untuk membantu pemulihan
1. Karekteristik responden pada kelompok ibu setelah melahirkan di berbagai tatanan
intervensi dapat digambarkan sebagai pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit,
berikut: umur responden mayoritas Klinik, Puskesmas maupun di masyarakat.
berumur 21-25 sebanyak 14 orang (46.7%),
pendidikan mayoritas SMA sebanyak 9
orang (30.0%), pekerjaan mayoritas IRT
sebanyak 17 orang (56.7%). 6. REFERENSI
2. Karekteristik responden pada kelompok Ambarwati, R,E., Wulandari, D. (2009).
kontrol dapat dapat digambarkan sebagai Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta:
berikut: umur responden mayoritas Mitra Cendika Press.
berumur 21-25 sebanyak 11 orang (36.7%), Barata,D (2006).
pendidikan mayoritas SMA sebanyak 12 http://www.Dinkeskaltim.com,
orang (40.0%), pekerjaan mayoritas IRT Selamatkan ibu dan anak indonesia.
sebanyak 16 orang (53.3%). Diperoleh tanggal 2 Oktober 2008.
Lippicott`s (1997). Maternal-newborn nursing.
3. Kelompok intervensi rata-rata TFU 2 jam USA
setelah IMD adalah 12 cm, median 12 cm Manuaba. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri .
dengan standar deviasi 0,34 dan rata-rata Jakarta: EGC.
TFU 12 jam setelah IMD adalah 10 cm, Mochtar, R (1998). Sinopsis Obstetri . Jakarta:
median 10 cm dengan standar deviasi 0.46, EGC.

13
JURNAL KESEHATAN ILMIAH INDONESIA
INDONESIAN HEALTH SCIENTIFIC JOURNAL

Riyanto, A (2009). Pengolahan dan Analisis


Data Kesehatan. Jakarta: Numed.
Roesli, U. (2006). Breast Feeding with
Confidence. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
________ (2008). Inisiasi Menyusu Dini plus
ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda
Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan Pada
Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
JPN-KR (2008). Asuhan Persalinan Normal.
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-
Kesehatan Reproduksi, Perkumpulan
Obstetri Ginekologi Indonesia (JPN-
KR/POGI), dan JHPIEGO
Corporation, Jakarta
Sarmin, A. (2009). Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Medan : USU
Press
Saryono (2008). Metodologi penelitian
kesehatan. Jogjakarta : Mitra cendekia
Sastroasmoro, S., Ismael, S. (2008). Dasar-
Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta : CV Sagung Seto.
Unicef (2007). Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta :
Depkes RI
Utami, S (2008) Info penting persalinan.
Jakarta : PT. Dian Rakyat

14
Jurnal Kebidanan Vol. 11 No.2 ISSN 2580-4774 (Online)
September 2021 hal 56-62 ISSN 2088-2505 (Print)

Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Terhadap Involusi Uterus Pada


Ibu Postpartum

Oleh
Widi Maulana Andrian 1, Ahmaniyah2* , Puput Kurnia Dari 3, Putri Yanti 4
1,2,3,4 Program Studi Pendidikan Profesi Bidan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Wiraraja

Corresponding author: * ahmaniyah.fik@wiraraja.ac.id

ABSTRAK
Involusi uteri menjadi salah satu aspek yang perlu dievaluasi pada masa nifas.
Involusi uteri berperan penting dalam menekan pendarahan post partum dan
kembalinya ukuran uterus menjadi fisiologis seperti kondisi normal sebelum
hamil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan inisiasi menyusui dini
terhadap kejadian involusi uterus pada ibu post partum di UPT Puskesmas
Talango. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasional dengan
pendekatan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel dengan purposive
sampling sebanyak 41 ibu post partum. Analsis statistik menggunakan chi square
pada derajat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar (75,6%) ibu post partum yang melakukan inisiasi menyusui dini segera
setelah lahir, mengalami kejadian involusi uterus secara normal, dengan hasil uji
statistic chi square didapat hasil p value = 0,001(α<0,05) yang berarti ada
hubungan inisiasi menyusui dini terhadap involusi uterus pada ibu post partum.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ada hubungan Inisiasi Menyusui
Dini dengan proses involusi uterus secara normal pada ibu post partum. Involusi
uterus merupakan salah satu aspek yang sangat penting dikaji dan diupayakan
untuk berjalan secara normal untuk mengurangi terjadinya komplikasi persalinan,
yaitu salah satunya dengan melakukan inisiasi menyusui dini yang terbukti
berhubungan dengan involusi uteri secara normal.

Kata kunci: involusi uteri, IMD, postpartum

Jurnal kebidanan STIKES Insan Cendekia Medika 56


Jurnal Kebidanan Vol. 11 No.2 ISSN 2580-4774 (Online)
September 2021 hal 56-62 ISSN 2088-2505 (Print)

ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF EARLY BREASTFEEDING INITIATION AND UTERINE
INVOLUTION IN POSTPARTUM MOTHERS

Uterine involution is an essential aspect during the puerperium. Uterine involution


plays a vital role in suppressing postpartum bleeding and the return of uterine size to
a physiological state like normal before pregnancy. The purpose of this study was to
determine the relationship between early breastfeeding initiation and the incidence
of uterine involution in postpartum mothers at Talango Community Health Center.
This study was a correlational analytic study with a cross-sectional method. The
sampling technique was purposive sampling as many as 41 postpartum mothers.
Statistical analysis used chi-square at the degree of significance = 0.05. The majority
(75.6%) of postpartum mothers who initiated early breastfeeding immediately after
birth experienced normal uterine involution (p= .001). There is a strong relationship
between early initiation of breastfeeding and uterine involution in postpartum
mothers. Based on the study results, there was a relationship between Early Initiation
of Breastfeeding and the normal uterine involution process in postpartum mothers.
Uterine involution is an essential aspect for postpartum mothers to reduce labor
complications. Initiating early breastfeeding is proven to be associated with normal
uterine involution.
Keywords: uterine involution, early initiation of breastfeeding, postpartum

A. PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) melaporkan angka kematian ibu di
seluruh Dunia 216/100.000 KH, diantaranya Negara Eropa 16/100.000 KH,
Argenia 542/100.000 KH setiap tahun. Kejadian kematian ibu sebagian besar
terdapat di negara berkembang yaitu sebesar 98% - 99% dimana kematian ibu di
negara berkembang 100% lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju.Menurut
JNPK-KR tahun 2017 penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian ibu di
banyak Negara berkembang termasuk Indonesia, disebabkan oleh eklampsia
(23%), perdarahan pasca persalinan (22%), komplikasi pasca keguguran (12%),
dan sepsis (9%) (Legawati, 2018).
Menurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2018, Angka Kematian
Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Timur mencapai 91,45% per 100.000 KH, angka ini
mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2017 yaitu 91,92% per 100.000
KH. Penyebab tertinggi kematian ibu diantaranya penyebab lain-lain yaitu 32,32%
atau 170 orang, Pre-eklampsi/Eklampsi 31,32% atau 163 orang, dan perdarahan
22,8% atau 119 orang. Sedangkan penyebab terkecil adalah infeksi yaitu sebesar
3,64% atau 19 orang.
Berdasarkan Laporan Kematian Ibu (LKI) Kabupaten Sumenep tahun 2018,
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Sumenep pada tahun 2018 mencapai 78 per
100.000 KH, angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2017

Jurnal kebidanan STIKES Insan Cendekia Medika 57


Jurnal Kebidanan Vol. 11 No.2 ISSN 2580-4774 (Online)
September 2021 hal 56-62 ISSN 2088-2505 (Print)

yaitu 54 per 100.000 kelahiran hidup. Disebabkan oleh beberapa factor yaitu
penyebab langsung, penyebab tidak langsung dan penyebab yang mendasar.
Penyebab langsung yang berkaitan dengan kondisi ibu seperti anemia, KEK, terlalu
muda, terlalu tua, dan sering melahirkan, sedangkan penyebab tidak langsung yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan, dan penyebab yang mendasar seperti
timbulnya 3 terlambat dalam mengambil keputusan serta rendahnya status
kesehatan penduduk miskin.
Berdasarkan survey awal pada ibu nifas sampai dengan keadaan data bulan
Maret 2013 di UPTD Puskesmas Talango Kabupaten Sumenep terdapat 110 orang
ibu nifas yang dilakukan wawancara singkat didapatkan hasil data bahwa
sebanyak 92 ibu nifas (83,6%) dilakukan IMD dan 10 orang diantaranya dilakukan
pengukuran TFU dengan hasil sesuai dengan standart menurut usia kelahian.
Sedangkan sebanyak 18 ibu nifas (16,4%) tidak dilakukan IMD dan 10 orang
diantaranya dilakukan pengukuran TFU dengan hasil yang berbeda bahwa 7 orang
diantaranya sesuai standart TFU menurut usia kelahiran sedangkan 3 diantaranya
tidak sesuai dengan standart. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan Inisiasi Menyusui Dini terhadap kejadian involusi uterus pada ibu post
partum di UPTD Puskesmas Talango Tahun 2020.

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di UPT. Puskesmas Talango, menggunakan desain
penelitian analitik korelasional dengan sampel sebanyak 41 orang ibu post partum
yang diambil secara total sampling. Teknik pengumpulan data yaitu dengan
wawancara dan kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah Chi square.

C. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dibagi menjadi data umum dan khusus. Data umum yang
meliputi karakteristik ibu didapatkan hasil sebagian besar ibu berusia 21 – 35
tahun (63%), persalinan pertama (68%), dan telah mendapatkan informasi
tentang IMD sebelumnya (68%). Data khusus hasil penelitian disajikan pada Tabel
1 dan 2 di bawah ini.
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Inisiasi Menyusui Dini
No IMD Frekuensi Persentase
(%)
1. Ya 31 75,6
2. Tidak 10 24,4
Total 41 100

Tabel 1. menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (75,6%) responden


melakukan Inisiasi Menyusui Dini segera setelah lahir.

Jurnal kebidanan STIKES Insan Cendekia Medika 58


Jurnal Kebidanan Vol. 11 No.2 ISSN 2580-4774 (Online)
September 2021 hal 56-62 ISSN 2088-2505 (Print)

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Involusi Uterus


No Involusi uteri Frekuensi Persentase
(%)
1. Normal 35 85,4
2. Tidak Normal 6 14,6
Total 41 100

Tabel.2 menunjukkan hampir seluruh responden responden mengalami


involusi uterus secara normal (85,4%).

Tabel 3. Tabulasi silang dan hasil analisis bivariat


Involusi uterus
IMD Jumlah
Normal Tidak Normal
Ya 31 (75,6%) 1 (2,4%) 31 (78%)
Tidak 4 (12,2%) 5 (12,2%) 10 (24,4%)
Jumlah 35 (85,4%) 6 (14,6%) 41 (100%)
Uji Chi Square p= 0,000

Tabel 3 menunjukkan sebagian besar ibu melakukan IMD dan mengalami


involusi uterus yang normal (75,6%). Hanya 1 ibu yang memberikan IMD namun
involusinya tidak normal (2,4%). Hasil uji statistik dengan Chi square
menunjukkan nilai p=0,000 yang artinya ada hubungan bermakna antara IMD dan
involusi uterus.

D. PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu memberikan IMD dan
mengalami involusi uterus yang normal. IMD merupakan salah satu faktor yang
mendukung untuk terjadinya proses involusi uteri, karena dengan memberikan
ASI segera setelah bayi lahir memberikan efek kontraksi pada otot polos uterus.
Prolaktin bertanggung jawab dalam memulai produksi ASI, namun penyampaian
ASI ke bayi dan pemeliharaan laktasi bergantung pada stimulasi mekanis pada
puting susu. Sentuhan dan hisapan payudara ibu mendorong keluarnya oksitoksin
yang menyebabkan kontraksi pada uterus sehingga membantu keluarnya plasenta
dan mencegah perdarahan. Oksitoksin juga menstimulasi hormon-hormon lain
yang menyebabkan ibu merasa aman dan nyaman, sehingga ASI keluar dengan
lancar.
Ibu di wilayah UPTD Puskesmas Talango mengatakan telah mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusui dini dari bidan dan Bidan
membantu melakukan inisiasi menyusui dini langsung pada saat setelah

Jurnal kebidanan STIKES Insan Cendekia Medika 59


Jurnal Kebidanan Vol. 11 No.2 ISSN 2580-4774 (Online)
September 2021 hal 56-62 ISSN 2088-2505 (Print)

persalinan. Pada penelitian ini ibu yang tidak melakukan IMD mayoritas
melakukan persalinan dengan cara operasi sesar (SC).
Involusi uterus dimulai setelah proses persalinan yaitu setelah placenta
dilahirkan. Proses involusi berlangsung kira-kira selama 6 minggu. Involusi belum
selesai sampai akhir puerperium, tetapi penurunan ukuran dan berat uterus
banyak terjadi pada kunjungan kedua nifas hari ke 7 atau 10 periode pascanatal,
laju involusi bervariasi dari satu wanita ke wanita lainnya dan kemajuannya harus
dikaji secara individual. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan perabaan atau
palpasi uterus melalu dinding abdomen dan menentukan apakah terjadi
pengecilan ukuran (Walyani, 2015).
Involusi uteri sebagian besar ibu post partum di wilayah UPTD Puskesmas
Talango berlangsung secara normal. Banyak faktor yang mempengaruhi involusi
uteri, salah satunya adalah hormon oksitosin. IMD membantu produksi hormon
oksitosin sehingga dapat membantu kontraksi dan involusi uterus.
Efek fisiologis dari oksitoksin adalah merangsang
kontraksi oto polos uterus baik pada masa persalinan maupun masa nifas sehingga
akan mempercepat proses involusi uterus. Disamping itu oksitosin juga
mempunyai efek pada payudara ibu, yaitu meningkatkan pemancaran ASI dari
kelenjer mammae (Walyani, 2017).
Sebagian besar ibu di UPT Puskesmas Talango yang melakukan IMD
mengalami involusi uteri yang bagus. Tidak ada ibu yang mengalami
keterlambatan involusi uteri pada ibu yang melakukan IMD. Hasil penelitian ini
menjelaskan bahwa ada hubungan antara IMD dan involusi uteri pasca persalinan.
Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara IMD dengan
involusi uterus (Arwiyantasari et al, 2019; Putri et al, 2020; Amalia, 2016).
Terdapat perbedaan Tinggi Fundus uterus yang signifikan antara ibu yang
memberikan IMD dengan ibu yang tidak memberikan IMD, dimana ibu yang
memberikan IMD tinggi fundus uterinya lebih rendah dibandingkan dengan yang
tidak memberikan IMD (Putri et al, 2020; Nelwatri, 2014).
Dalam penelitian lain yang dilakukan di Indonesia dan Mesir, dihasilkan
bahwa IMD dapat mengurangi pendarahan vagina setelah melahirkan dan
memperbaiki ukuran uteri baik dalam 24 jam setelah persalinan hingga 7 hari
setelah persalinan (Al Sabati & Mousa, 2019; As’ad & Idris, 2019). IMD sangat
membantu pengeluaran hormon oksitosin ibu yang berfungsi sebagai
meningkatkan kontraksi uterus. Hal ini yang menyebabkan involusi uterus
berjalan dengan normal dan mengurangi terjadinya pendarahan post partum. Usia
ibu yang tidak beresiko ibu di UPT Puskesmas Talango dapat menjadi faktor yang
mempengaruhi involusi uteri. Paparan informasi yang adekuat tentang IMD
memotivasi ibu untuk melakukan IMD terhadap bayinya dengan dukungan dari
Bidan yang membantu persalinan.

Jurnal kebidanan STIKES Insan Cendekia Medika 60


Jurnal Kebidanan Vol. 11 No.2 ISSN 2580-4774 (Online)
September 2021 hal 56-62 ISSN 2088-2505 (Print)

E. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan dari penelitian ini yaitu sebagian besar ibu post partum di
wilayah UPTD Puskesmas Talango melakukan inisiasi menyusui dini segera setelah
lahir dan mengalami kejadian involusi uterus secara normal. Hasil penelitian ini
menunjukkan ada hubungan inisiasi menyusui dini terhadap involusi uterus pada
ibu post partum di wilayah UPTD Puskesmas Talango.
Saran kedepan bagi peneliti selanjutnya meneliti lebih mendaam terkait
faktor-faktor yang berhubungan dengan percepatan involusi uterus selain dari
faktor ibu.

F. DAFTAR PUSTAKA

Al Sabati, S. Y., & Mousa, O. (2019). Effect of Early Initiation of Breastfeeding on the
Uterine Consistency and the Amount of Vaginal Blood Loss during Early
Postpartum Period. Nursing & Primary Care, 3(3), 1-6.
Amalia, R. (2016, October). The association of early breastfeeding initiation and
uterine involution. In Proceeding International Conference (pp. 302-308).
Arwiyantasari, W. R., Bachrun, E., & Ratnawati, R. (2019). HUBUNGAN ANTARA
INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST
PARTUM NORMAL DI POSKESDES MELATI DESA GARON KAB.
MADIUN. Siklus: Journal Research Midwifery Politeknik Tegal, 8(2), 160-165.
As' ad, S., & Idris, I. (2019). Relationship between Early Breastfeeding Initiation
and Involution Uteri of Childbirth Mothers in Nenemallomo Regional Public
Hospital and Arifin Nu'mang Public Regional Hospital of SidenrengRappang
Regency in 2014. Indian Journal of Public Health Research &
Development, 10(4).
Heryani, R. 2017. Asuhan KebidanannIbu Nifas dan Menyusu. Jakarta: CV Trans
Info Media.
JNPK-KR. 2014.Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal Bahan Tambahan
Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta, Indonesia.
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kemenkes RI.
Legawati.2018. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.Malang: Wineka Media
Maryunani, A. 2012.Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eklusif dan Manajemen Laktasi.
Jakarta: CV Trans Info Media.
Nelwatri, H. (2014). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Terhadap Involusi
Uterus pada Ibu Bersalin di BPS Kota Padang Tahun 2013. Jurnal Ipteks
Terapan, 8(3), 83-87.
Putri, R. H., Surmiasih, S., Kameliawati, F., & Afifah, H. (2020). Inisiasi Menyusu Dini
dan Pencapaian Involusi Uterus pada Ibu Postpartum. Faletehan Health
Journal, 7(03), 149-154.
Roito, Juraida, et al,.2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: EGC.

Jurnal kebidanan STIKES Insan Cendekia Medika 61


Jurnal Kebidanan Vol. 11 No.2 ISSN 2580-4774 (Online)
September 2021 hal 56-62 ISSN 2088-2505 (Print)

Wahyuningsih, Sri. 2019. Buku Ajar Asuhan Keperawtan PostPartum Dilengkapi


Dengan Panduan Praktikum Mahasiswa Keperawatan. Yogyakarta:
Deepublish
Walyani, E. S. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Wulandari, S. R, dan Handayani S. 2018.Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Jurnal kebidanan STIKES Insan Cendekia Medika 62


Jurnal SMART Kebidanan, 2019, 6 (1), 31-36 ©SJKB 2019
DOI: 10.34310/sjkb.v6i1.247 pISSN 2301-6213; eISSN 2503-0388
http://stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkb

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KONTRAKSI UTERUS PADA IBU NIFAS
DI PUSKESMAS SLAWI KABUPATEN TEGAL

Ike Putri Setyatama1 , Ika Esti Anggraeni2, Siti Erniyati Berkah Pamuji3
1,2,3 ProgramStudi DIII Kebidanan STIKES Bhamada Slawi, Kabupaten Tegal, 08985915665
1 Email: ike.putri.nugraha@gmail.com

ABSTRAK
Perdarahan merupakan penyebab utama kematian ibu di Kabupaten Tegal pada Tahun 2017. Berdasarkan hasil
survei di Puskesmas Slawi tahun 2018, terdapat 30 ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum. Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) adalah perilaku pencarian puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir. Melaksanakan IMD
akan menstimulasi produksi hormon oksitosin secara alami. Hormon Oksitosin ini membantu uterus berkontraksi,
sehingga dapat mengontrol perdarahan nifas.Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh IMD terhadap
kontraksi uterus pada ibu nifas di Puskesmas Slawi. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang bersalin di
Puskesmas Slawi periode bulan Januari-Desember tahun 2018 sebanyak 215 responden, dan sampel sebanyak 140
responden. Desain penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan case control. Berdasarkan
perhitungan Chi Square dengan α = 0,05 diperoleh nilai p sebesar 0,029. Karena nilai p < α berarti secara statistik hasil
pengujian signifikan, berarti ada hubungan antara variabel, dan hasil uji statistik pengaruh dengan Regresi Logistik,
diperoleh nilai Sig. 0,029, berarti ada pengaruh antara variabel dengan R Square 0,034, berarti bahwa variabel IMD
berpengaruh terhadap kontraksi uterus sebesar 3,4%. Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan dan ada pengaruh
IMD terhadap kontraksi uterus ibu nifas di Puskesmas Slawi Kabupaten Tegal.

Kata kunci : inisiasi menyusu dini; kontraksi uterus

THE EFFECT OF EARLY INITIATION OF BREASTFEEDING TOWARDS UTERINE CONTRACTION


FOR POSTPARTUM MOTHER AT PUSKESMAS SLAWI TEGAL REGENCY

ABSTRACT
Hemorrhage is the main cause of maternal mortality in Tegal regency 2017. Based on the survey at Slawi District
Health Centre, in January – December 2018, there were 30 women in labor with postpartum hemorrhage. Early
Initiation of Breastfeeding (IMD) is an act performed by the baby in finding mother’s nipple after born. IMD will
stimulate oxytocin hormones helping uterine to get contraction and can control hemorrhage after labor. The study
was aimed to analyze the effect of IMD towards uterine contraction for postpartum mother at Slawi District Health
Centre. The population was women in labor at Puskesmas Slawi as 215 respondents; the sample was 140 women in
labor, and performed or not performed IMD The research design applied case control study..Based on Chi Square with α
= 0.05, p value was 0.029. It refused Ho; there was a relationship of those variables. The logistic regression described that
Sig. value was 0.029; it showed an effect of those variables with R square of 0.034 stating IMD had an effect of uterine
contraction as 3.4%. Therefore, there were a relationship and an effect of IMD towards uterine contraction of postpartum
mother at Puskesmas Slawi.

Keywords: early initiation of breastfeeding; uterine contraction

31
Setyatama, et al., Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Kontraksi Uterus Pada Ibu Nifas ….
SJKB, Vol. 6, No. 1, Juni 2019, 31-36

LATAR BELAKANG melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


Angka Kematian Ibu merupakan salah dalam kurun waktu kurang dari 60 menit
satu indikator yang peka dalam setelah bayi lahir, karena isapan bayi pada
menggambarkan kesejahteraan di suatu payudara akan menstimulasi produksi
negara (Kemenkes RI, 2014). Angka hormon oksitosin secara alami. Hormon
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi Oksitosin ini membantu uterus untuk
yaitu sebesar 359/100.000 kelahiran hidup, berkontraksi, sehingga pelepasan plasenta
namun mengalami penurunan pada tahun dapat lebih cepat serta dapat mengontrol
2015 yaitu sebesar 305/100.000 kelahiran perdarahan setelah kelahiran
hidup (SDKI, 2012). (Manuaba,2010). Inisiasi Menyusu Dini
Penyebab dari AKI di Indonesia antara adalah perilaku pencarian putting payudara
lain preeklamsi 27,1%, infeksi 7,3%, partus ibu sesaat setelah bayi lahir.
lama 1,8%, abortus 1,6%, perdarahan 30,1% Suatu penelitian di Inggris menyebutkan
(penyebab dari perdarahan antara lain: bahwa, perempuan melahirkan yang
retensio plasenta 15,1%, sisa plasenta 10%, melakukan IMD mengalami kenaikan sejak
rupture perineum 5%) (Kemenkes RI,2016) tahun 2005 hingga 2010, dari 76% menjadi
Perdarahan merupakan salah satu 81%. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan,
penyebab kematian ibu bersalin dengan bahwa menyusui memiliki dampak yang positif
presentase 16,44 % di Jawa Tengah yang untuk hubungan ibu dan bayi, mendukung
memberikan kontribusi cukup besar setelah perkembangan kesehatan bayi meliputi fisik,
Preeklamsi. Perdarahan pasca persalinan sosial dan emosional bayi. Hal ini membuat
dan atonia uteri merupakan penyebab paling pemerintah setempat membuat kebijakan yang
sering. Perdarahan pasca persalinan mendukung peningkatan informasi terkait
merupakan kejadian yang tidak dapat menyusui dini dan dampak positifnya (Fraser &
diprediksi. Kualitas penanganan perdarahan Cooper, 2017)
menjadi hal yang penting agar nyawa ibu Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
dapat terselamatkan (Sarli, 2015). Kabupaten Tegal, ditahun 2017 terdapat 14
Selama masa nifas, alat-alat reproduksi kasus kematian maternal. Perdarahan dan
berangsur-angsur kembali seperti keadaan PEB sebagai penyebab utama kematian ibu di
sebelum hamil. Salah satu perubahan alat Kabupaten Tegal 2017 dan penyebab
reproduksi yaitu terjadi involusi. Involusi perdarahan tersebut sebesar 21,4%. Di
uterus atau pengerutan uterus merupakan Puskesmas Slawi pada tahun 2018, terdapat
suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi 215 ibu bersalin yang melakukan persalinan
sebelum hamil. Involusi uteri dapat juga di Puskesmas Slawi dan terdapat 30 ibu
dikatakan sebagai proses kembalinya uterus nifas yang terjadi perdarahan postpartum.
pada keadaan semula atau keadaan sebelum Dari 215 ibu bersalin yang melakukan IMD
hamil. Jika involusi uterus berjalan dengan 129 ibu (60%) dikatakan berhasil dilakukan
normal maka akan dapat mengurangi kejadian IMD karena sesuai protap atau aturan yang
perdarahan terutama perdarahan post partum tepat, sedangkan 86 ibu (40%) dikatakan
yang merupakan salah satu penyebab kurang berhasil atau tidak sesuai protap
langsung dari kematian ibu. Ada beberapa maupun karena kondisi fisik tertentu dari ibu
faktor yang mempengaruhi involusi uterus dan bayi. Tujuan penelitian ini adalah
antara lain senam nifas, mobilitas dini ibu post menganalisis pengaruh IMD terhadap
partum, inisiasi menyusu dini, gizi, psikologis kontraksi uterus pada ibu nifas di
dan faktor usia serta faktor paritas (Nelwatri, Puskesmas Slawi Kabupaten Tegal.
2015). Upaya penurunan AKI dan AKB, dibutuhkan
Salah satu caranya agar uterus dapat strategi yang memiliki daya ungkit, salah
berkontraksi dengan baik yaitu dengan satunya adalah program intensif IMD. Menyusu
menyusui sedini mungkin atau dengan dini dapat membantu mengurangi perdarahan

32
Setyatama, et al., Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Kontraksi Uterus Pada Ibu Nifas ….
SJKB, Vol. 6, No. 1, Juni 2019, 31-36

dan mengecilkan rahim setelah melahirkan HASIL


sehingga ibu dianjurkan sesegera mungkin Praktik Pelaksanaan IMD dan Kontraksi
menyusui bayinya. Berdasarkan data diatas, Uterus Pada Ibu Nifas
IMD sangat penting bagi ibu dan bayi sehingga Tabel 1. Praktik Pelaksanaan IMD Dengan
perlu ntuk melakukan penelitian yang berjudul Kontraksi Uterus Pada Ibu Nifas di Puskesmas
“Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Slawi Kabupaten Tegal
Kotraksi Uterus Pada Ibu Nifas Di Puskesmas
Slawi Kabupaten Tegal”. N Variab Kontraksi Uterus Total %
o el Tidak % Kuat %
kuat
METODE
1 IMD 11 7,9 65 46,4 76 54,3
Desain penelitian ini menggunakan 2 Tidak 19 13,6 45 32,1 64 45,7
metode survei dengan pendekatan case IMD
control yang observasinya dilakukan secara TOTAL 30 21,4 110 78,6 140 100
langsung dengan mengambil sampel dari %
satu populasi dengan menggunakan lembar
observasi. Teknik sampling yang digunakan Pada tabel menunjukkan bahwa,
dalam penelitian ini adalah nonprobablity responden yang melakukan IMD lebih sedikit
sampling. Dalam penelitian ini, data pokok yang mengalami kontraksi uterus tidak kuat
yang diobservasi adalah kontraksi uterus (7,9%), dibandingkan dengan responden yang
pada ibu nifas, dan faktor yang berhubungan tidak melakukan IMD dengan baik lebih banyak
dengan hal tersebut adalah keefektifan ibu yang mengalami kontraksi uterus kuat (13,6%)
dalam IMD. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu yang bersalin di Tabel2. Hubungan IMD dengan Kontraksi Uterus
Puskesmas Slawi Kabupaten Tegal periode di Puskesmas Slawi Kabupaten Tegal
bulan Januari-Desember tahun 2018 Exac
Exact t Sig.
sejumlah 215 orang ibu bersalin. Sampel Asymp. Sig. (1-
dalam penelitian ini adalah ibu bersalin yang Sig. (2- (2- side
yang melakukan maupun yang tidak Value df sided) sided) d)
melakukan IMD di wilayah kerja Puskesmas Pearson
4.776a 1 .029
Slawi Kabupaten Tegal periode bulan Chi-Square
Januari-Desember tahun 2018. Dihitung Continuity
3.915 1 .048
Correctionb
dengan menggunakan rumus besar sampel, Likelihood
dan diperoleh hasil besar sampel sejumlah 4.786 1 .029
Ratio
140 responden. Fisher's
.038 .024
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat Exact Test
hubungan antara variabel bebas dengan Linear-by-
Linear 4.742 1 .029
variabel terikat, pengaruh Inisiasi Menyusu Association
Dini (IMD) terhadap kontraksi uterus pada N of Valid
140
ibu nifas dihitung menggunakan uji statistik Casesb
Chi Square dengan derajat kepercayaan
95%. Untuk melihat Pengaruh antara Berdasarkan tabel 2. perhitungan Pearson
variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu Chi-Square dengan α = 0,05 diperoleh nilai p
pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebesar 0,029. Karena nilai p < α berarti
terhadap kontraksi uterus pada ibu nifas secara statistik hasil pengujian signifikan, atau
dihitung menggunakan uji statistik Regresi menolak Ho, maka dapat disimpulkan bahwa
Logistik Sederhana dengan α = 0,05 dan ada hubungan IMD dengan kontraksi uterus
pengolahan data dilakukan menggunakan pada ibu nifas.
SPSS versi 16.

33
Setyatama, et al., Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Kontraksi Uterus Pada Ibu Nifas ….
SJKB, Vol. 6, No. 1, Juni 2019, 31-36

Tabel 3. Pengaruh IMD terhadap kontraksi dikeluarkannya hormon oksitosin yang


uterus pada ibu nifas di Puskesmas Slawi berfungsi merangsang kontraksi otot-otot polos
Kabupaten Tegal payudara, dan menyebabkan terjadinya
kontraksi dan retraksi otot uterus. Hal ini akan
Sum of Mean menekan pembuluh darah yang
Model Squares df Square F Sig.
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke
Regress 4.87
ion
.804 1 .804
4
0.029 uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi
Residual 22.767 138 .165 perdarahan. Kontraksi uterus adalah keadaan
Total 23.571 139 otot-otot yang berkontraksi segera pada masa
nifas, dimana pembuluh-pembuluh darah yang
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa nilai berada di antara anyaman otot-otot uterus
signifikansi (Sig.) dalam uji F adalah sebesar akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
0,029. Karena Sig. 0,029 < 0,05 maka dapat perdarahan setelah lahirnya plasenta.
disimpulkan bahwa IMD berpengaruh terhadap Kontraksi uterus merupakan bagian dari proses
kontraksi uterus di Puskesmas Slawi involusi uteri (Prawirohadjo, 2008).
Kabupaten Tegal Hal ini sesuai dengan peneltitian yang
dilakukan oleh Nelwatri tahun 2013, tentang
PEMBAHASAN pengaruh IMD dengan involusi uterus, yang
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah menyatakan bahwa ada perbedaan antara ibu
permulaan menyusu dini atau menyusu sendiri nifas yang melakukan IMD dengan yang tidak
segera setelah lahir pada bayi dengan cara melakukannya, dimana ibu nifas yang
merangkak mencari payudara. Berdasarkan melakukan IMD mengalami involusi uterus
hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian yaitu penurunan tinggi fundus uteri lebih cepat,
besar responden, yaitu ibu nifas di Puskesmas dibandingkan dengan ibu nifas yang tidak
Slawi Kabupaten Tegal telah melakukan IMD melakukan IMD, dimana mengalami proses
sebanyak 54,3%. Pada saat IMD terjadi penurunan TFU lebih lambat (Nelwatri, 2015).
hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan Penelitian yang serupa dengan pernyataan
tangan bayi di puting susu dan sekitarnya, tersebut yaitu penelitian yang dilakukan oleh
hisapan dan jilatan bayi pada puting ibu Sukarsi tahun 2013 yang menyatakan bahwa
merangsang pengeluaran hormon oksitosin semakin banyak responden yang dilakukan
yang membantu rahim berkontraksi, sehingga IMD, maka semakin banyak pula responden
membantu mempercepat pelepasan dan dengan kontraksi uterus baik (Sukarsi, 2013).
pengeluaran plasenta serta mengurangi Dalam penelitian ini, IMD berpengaruh
perdarahan (Roesli, 2008). Dalam penelitian terhadap kejadian kontraksi uterus sebesar
Sirajuddin tahun 2012 di Puskesmas Tilamuta, 3,4%, dan sisanya dipengaruhi oleh variabel
Kabupaten Boalemo menjelaskan bahwa lainnya, seperti support sosial di sekitar ibu
tindakan penolong persalinan merupakan salah selama persalinan. Kesimpulan ini didukung
satu faktor determinan keberhasilan dengan penelitian Farkas tahun 2010 dan 2012
pelaksaanaan IMD (Sirajuddin, 2013) melalui dengan metode kohort pada 13.738
Untuk menurunkan AKI dan AKB, keluarga dari berbagai wilayah bagian di
dibutuhkan strategi yang memiliki daya ungkit, negara Chili, yang menyatakan bahwa 92,5%
salah satunya adalah program intensif IMD. ibu yang menyusui bayinya perlu pemahaman
Menyusu dini dapat membantu mengurangi yang baik tentang faktor sosial dan faktor
perdarahan dan mengecilkan rahim setelah kesehatan yang mendukung manfaat menyusu
melahirkan sehingga ibu dianjurkan sesegera dini, dan kehadiran pasangan merupakan
mungkin menyusui bayinya. faktor prediktor yang relevan dari inisiasi
IMD merupakan salah satu faktor yang menyusu dini dan durasi menyusui (Farkas &
mempengaruhi involusi uterus dimana saat Girard, 2019). Hal tersebut membuktikan
menyusu terjadi rangsangan dan bahwa keberhasilan IMD diperngaruhi oleh

34
Setyatama, et al., Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Kontraksi Uterus Pada Ibu Nifas ….
SJKB, Vol. 6, No. 1, Juni 2019, 31-36

beberapa faktor diantaranya adalah suport REFERENSI


sistem di sekitar ibu. Aprillia, Yesie. 2010.Hipnostetri Rileks, Nyaman
dan Aman Saat Hamil dan Melahirkan.
KESIMPULAN DAN SARAN Jakarta : Gagasmedia
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal. 2017. Data
Pearson Chi-Square, menunjukkan ada Kematian Ibu Kabupaten Tegal.Tegal:
hubungan antara pelaksanaan IMD dengan Dinkes Tegal
kontraksi uterus pada ibu nifas di Puskesmas Erniyati, Siti BP. 2015. Buku Ajar Asuhan Ibu
Slawi Kabupaten Tegal. Hasil uji pengaruh Nifas Dan Menyusui. Yogyakarta:
dengan menggunakan Regresi Logistik, Pustaka Rihana
menunjukkan bahwa ada pengaruh Farkas, Chamarrita, et al. 2019. Breastfeeding
pelaksanaan IMD dengan kontraksi uterus Initiation And Duration In Chile:
pada ibu nifas di Puskesmas Slawi Kabupaten Understanding The Social And Health
Tegal. Determinants. Journal of Epidemiology
Saran Bagi tenaga kesehatan perlu & Community Health. March 2019.
dilakukan upaya peningkatan pelayanan Availble on :
asuhan pada ibu nifas yang terkait dengan https://www.researchgate.net/publicatio
keberhasilan serta keefektifan IMD, baik dari n/331725312_Breastfeeding_initiation_
aspek ketrampilan maupun pengetahuan and_duration_in_Chile_understanding_
seluruh tim penolong persalinan, khususnya the_social_and_health_determinants
bidan yang terlibat dalam proses persalinan DOI: 10.1136/jech-2018-211148
hingga nifas dimana pelaksanaan dan Fraser, Diane. 2017. A-Z Midwifery. Elsevier
disesuaikan dengan standar operasional Journal. Published Date ; 16th
prosedur dan program dari pemerintah, November 2017. Available on
sehingga ibu dan keluarga mendapatkan :https://www.elsevier.com/books/a-z-
asuhan yang efektif dan komprehensif. midwifery/galloway/978-0-7020-7587-2
Kegiatan yang mendukung program IMD, JNPK-KR.2016.Asuhan Persalinan Normal.
meliputi pemberian pendidikan kesehatan yang Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-
adekuat pada ibu dan keluarga juga perlu Kesehatan Reproduksi
diupayakan agar terlaksananya tujuan asuhan Kemenkes RI. 2014. Pusat Data dan Informasi
pemberian IMD dan ibu serta keluarganya Kementrian Kesehatan. Jakarta :
termotivasi untuk melakukan IMD sehingga Kemeskes RI
dapat menurunkan angka morbiditas maupun Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan
mortalitas pada ibu nifas dan bayi baru lahir. Indonesia 2015. Jakarta: Kemenkes
Bagi unit pelayanan kesehatan diperlukan RI.
upaya untuk menyediakan sarana dan Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Kandungan
prasarana yang memadai dan sesuai standar dan KB. Jakarta : EGC
untuk pelaksanaan IMD di masing-masing Nelwatri, Helpi. 2015. Pengaruh Inisiasi
Puskesmas dan unit pelayanan kesehatan, Menyusu Dini (IMD) Terhadap Involusi
diperlukan pula upaya meningkatkan kualitas Uterus pada Ibu Bersalin di BPS Kota
tenaga pendukung, dengan mengirimkan Padang Tahun 2013. Jurnal Ipteks
tenaga profesional tersebut mengikuti pelatihan Terapan. LLDIKTI Wilayah X.
maupun seminar terkini mengenai IMD, asuhan http://ejournal.kopertis10.or.id/index.ph
persalinan dan bayi baru lahir maupun hal-hal p/jit/article/view/2/2
terkait, sehingga dapat diaplikasikan dan Notoatmodjo. 2012. Metode Penelitian
dimanfaatkan oleh seluruh tim penolong Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
persalinan sesuai dengan kewenangannya. Prawirohardjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Bina Pustaka

35
Setyatama, et al., Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Kontraksi Uterus Pada Ibu Nifas ….
SJKB, Vol. 6, No. 1, Juni 2019, 31-36

Puskemas Slawi. 2019. Data Persalinan di


Puskesmas Slawi Tahun 2018. Tegal:
Puskesmas Slawi
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus
ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda
Rukiyah,Ai yeyeh.dkk. 2012. Asuhan
Kebidanan 4 Patologi bagian 2. Jakarta
: CV Trans Info Media
Sarli, Handayani. 2015. Jurnal Kesehtan
“Samodra Ilmu”. Yogyakarta
Sirajuddin et al. 2013. Determinan
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini.
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional, Vol. 8 No. 3, Oktober 2013,
Hal.99-103. Available on :
http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/articl
e/view/350/349
DOI: http://dx.doi.org/10.21109/kesmas
.v8i3.350.g349
Sukarsi, Sri. 2013. Pengaruh Inisiasi Menyusu
Dini pada Kontraksi Uterus Ibu Bersalin
di BPS Kecamatan Buto. Jurnal
Kesehatan : “Wiraraja Medika”
Varney, Hellen. 2008. Buku ajar Auhan
Kebidanan Ed.4, Vol.2. Jakarta : EGC

36

You might also like