You are on page 1of 7

I.

Perhitungan Data
Sedimentasi 1
Debit (ave) = 74 m3/hari
= 3.09 m3/jam
= 0,00086 m3/s
P = 2200 mm
L = 1700 mm
T = 3500 mm
Volume =p×l×t
= 13090000000 mm3
= 13 m3
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
T detensi = 𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑎𝑣𝑒
13
=
0,00086

= 15250,5 s
= 4,2 jam
Densitas solid = 2,65 gr/cm3
Densitas air = 1,00 gr/cm3
Kadar air = 94%
Kadar solid = 6%
TSSr = 23,7316129 kg/hari
(𝑇𝑆𝑆𝑟 𝑥 94%)
m.lumpur =
6%

(23,7316129 𝑥 0,94)
= 0,06

= 395,5268817 kg/hari
Berat jenis lumpur = (Da × Ka) + (Ds × Ks)
= (1 × 0,94) + (2,65 × 0,006)
= 1,099 gr/cm3
(TSS+kadar air)
Volume lumpur = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 + 𝑉. 𝑘𝑜𝑎𝑔𝑢𝑙𝑎𝑛 + 𝑉 𝑓𝑙𝑜𝑘𝑢𝑙𝑎𝑛

39,5268817
= 1099
+ 0,4 + 0,075

= 0,8348970716 m3
= 1 m3
Volume ruang lumpur = 7,5% × volume
= 0,075 × 13 m3
= 0,9817 m3
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟
Periode pengurasan = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟

1
= 0,9817

= 1,018589254
= 1 kali dalam sehari
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 ×𝑉 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑗𝑎𝑑𝑖
Massa lumpur jadi = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟

395,5268817 ×1
= 0,8348970716

= 473,7432854 kg/hari

Thickener
Debit (ave) = 74 m3/hari
= 3.09 m3/jam
= 0,00086 m3/s
Periode pengeringan = 10 hari (kriteria design)
P = 900 mm
L = 2200 mm
T = 2100 mm
Volume =p×l×t
= 900 × 2200 × 2100
= 4158000000 mm3
= 4,2 m3
Massa lumpur in = 473,7432854 kg/hari
Volume lumpur in = 0,9818 m3
Kadar air in = 94%
Waktu detensi (Td) = 1 hari
Solid capture = 90%
𝑆𝑜𝑙𝑖𝑑 𝑐𝑎𝑝𝑡𝑢𝑟𝑒
Massa lumpur eff = 100
× 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑖𝑛
90
= 100 × 473,7432854

= 426,4 kg/hari
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑒𝑓𝑓 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑖𝑛
Volume lumpur out = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑖𝑛

426,4 × 0,9818
= 473,7432854

= 0,8836 m3
Periode pengeringan = 1 hari
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑒𝑓𝑓 × 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑖𝑛
Kadar air out = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑖𝑛

426,4 × 94
= 473,7432854

= 84,6%

Sludge Drying Bed


Debit (ave) = 74 m3/hari
= 3.09 m3/jam
= 0,00086 m3/s
Periode pengeringan = 10 hari (kriteria design)
P = 1500 mm
L = 1500 mm
T = 1500 mm
Volume =p×l×t
= 1500 × 1500 × 1500
= 3.375.000.000 mm3
= 3,375 m3
% Pengolahan = 60%
Massa lumpur in = 426,4 kg/hari
Volume lumpur in = 0,884 m3
Kadar air in = 84,6 %
Kadar solid in = 40 %
Periode pengeringan SDB = 5 hari
Periode pengeringan karung = 7 hari
(100−84,6)
Massa solid = × 426,4
100
= 65,66081936 kg/hari
84,6
Massa air = 100
× 426,4

= 360,7081375 kg/hari
60
Massa air r = × 360,7081375
100

= 216,42 kg/hari
Massa air sisa = Massa air – massa air r
= 360,7081375 - 216,42
= 144,28 kg/hari
Massa lumpur out = Massa air sisa + massa solid
= 144,28 + 65,66081936
= 209,94 kg/hari
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑎
Kadar air out = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑜𝑢𝑡 × 100

144,28
= 209,94 × 100

= 68,72461413%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑜𝑢𝑡 ×𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑖𝑛
Volume lumpur out =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑖𝑛

209,94 ×0,884
=
426,4

= 0,43507233 m3

II. Pembahasan
A. Screening
Screening merupakan unit preliminary treatment dimana proses tersebut untuk
menyaring partikel – partikel yang besar. Maintenance dari screening ini adalah dengan
membersihkan screen dan saluran air limbah. Maintenance dilakukan setiap 1 minggu
sekali, dikarenakan berdasarkan pemantauan setiap harinya, setiap minggunya terdapat
endapan dan saluran air limbah dan screen mulai tertutup dengan partikel sehingga
perlu dibersihkan.
B. Equalisasi
Unit equalisasi merupakan unit pengolahan dimana berfungsi untuk homogenisasi debit
dan konsentrasi serta pada unit ini berfungsi untuk unit pre-treatment. Pre-treatment
tersebut menghasilkan endapan dimana hal tersebut perlu dilakukan pengurasan.
Namun pada hal ini equalisasi sesuai prosedurnya tidak perlu dilakukan pengurasan,
namun karena terdapat pre-treatment sehingga endapan tersebut perlu dilakukan
pengurasan untuk menjaga homogenisasi konsentrasi. Sehingga periode pengurasan
dapat diperkirakan dikuras selama 1 bulan sekali, karena selama 1 bulan diperkirakan
partikel telah banyak yang terendapkan.
C. Koagulasi Flokulasi
Koagulasi flokulasi merupakan unit pengolahan kimia yang berfungsi untuk
destabilisasi dan memperbesar ukuran partikel untuk mengendap. Lumpur yang
dihasilkan dapat berupa lumpur B3 dengan massa lumpur sebesar 395,5 kg/hari dan
volume sebesar 1 m3 yang kemudian akan disalurkan ke bak sedimentasi 1. Unit ini
tidak perlu adanya pengurasan. Kecuali terdapat suatu permasalahan tentang outlet
sedimentasi 1.
D. Sedimentasi 1
Lumpur yang dihasilkan pada unit koagulasi dan flokulasi akan di endapkan dari unit
sedimentasi 1. Unit sedimentasi 1 ini diperlukan pengurasan lumpur sebanyak 1 m3
lumpur setiap harinya. Waktu pengurasan lumpur dapat dilakukan setiap 1 kali sehari
pada akhir shift malam atau setiap 0,5 m3 setiap akhir shift. Lama waktu pengurasan
lumpur belum dapat dipastikan dikarenakan belum dapat kapasitas pompa lumpur.
Sedangkan unit pengolahan sedimentasi 1 tidak diperlukan pengurasan, karena akan
memperboros biaya. Dilakukan pengurasan apabila terdapat suatu permasalahan pada
outlet sedimentasi 1.
E. Aerasi dan Activated Sludge
Aerasi pada IPAL PT. Gajah Surya Plastik merupakan pengolahan biologis dengan
mikroorganisme sebagai pengolah pencemar air limbah yang diberikan suplai O2 dari
blower. Proses ini berlangsung secara steady state atau continuous sehingga prosesnya
tidak mungkin untuk dihentikan karena dikhawatirkan mikroorganisme yang ada akan
mati. Dapat disimpulkan bahwa unit aerasi tidak perlu dilakukan pengurasan kolam
kecuali terdapat suatu permasalahan yang sangat tinggi dan tidak terdapat pilihan lain.
Namun karena unit ini terlalu rawan akan kerusakan, sehingga diperlukan suatu
pemantauan parameter F/M (Food/Microorganisme) agar proses aerasi dapat berjalan
sesuai dengan rencana.
F. Sedimentasi 2
Air limbah yang telah diaerasi akan dimasukkan ke unit sedimentasi 2 untuk
mengendapkan lumpur biologis yang masih mengandung mikroorganisme. Pada
kondisi eksisting di IPAL PT. Gajah Surya Plastik, semua lumpur aktif yang dihasilkan
akan dirotasi, sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan jumlah dari lumpur aktif yang
dihasilkan dan berapa jumlah lumpur aktif yang dirotasi. Untuk pengurasan unit
sedimentasi II sendiri tidak diperlukan, hanya dilakukan apabila terdapat permasalahan
yang sangat genting, dikarenakan akan membengkak pada keuangan.
G. Tube Settler
Air limbah dari sedimentasi II akan dimasukkan ke dalam tube settler, tube settler
sendiri secara eksisting IPAL PT. Gajah Surya Plastik berfungsi untuk pengolahan
lanjutan setelah sedimentasi II. Namun untuk pengurasan unit tube settler tidak perlu
dilakukan, dikarenakan akan membengkak pada biaya.
H. Bak Control
Air yang telah diolah akan masuk kedalam bak control yang berfungsi titik sampling
outlet dari IPAL. Bak control sendiri tidak perlu dilakukan pengurasan, karena akan
membengkak pada biaya.
I. Thickener
Thickener sendiri merupakan unit pengulahan lumpur yang berfungsi untuk
pengentalan lumpur. Berdasarkan analisis di atas, lumpur yang dimasukkan ke dalam
thickener akan didiamkan selama 1 hari yang kemudian dimasukkan ke pengolahan
selanjunya yaitu ke dalam Sludge Drying Bed (SDB). Waktu untuk pengurasan sendiri
kami memiliki pendapat untuk di keluarkan pada setiap 24 jam atau setiap awal shift
pagi.
J. Sludge Drying Bed (SDB)
Lumpur akan diolah pada unit SDB selama 12 hari, dimana 5 hari di dalam kolam dan
7 hari dimasukkan ke dalam karung. Pengurasan dilakukan setiap shift pagi, dengan
ketentuan unit SDB yang dikuras yaitu SDB yang telah kurang lebih 5 hari. Periode
pengurasan dapat dilakukan pada hari Selasa dengan Sabtu dikarenakan antara Selasa
dan Sabtu memiliki jarak sekitar 5 hari. Dan juga pada hari tersebut kegiatan di IPAL
tidak terlalu sibuk seperti hari Senin. Namun pengurasan SDB dapat dilakukan di lain
hari dengan persyaratan rentang waktu sekitar 5 hari seperti Senin – Jumat, Kamis –
Rabu, Jumat – Senin.
III. Kesimpulan
1. Pengurasan lumpur pada unit sedimentasi 1 dilakukan selama 1 hari sekali sebanyak 1
m3 lumpur air limbah.
2. Pengurasan unit pengolahan limbah hanya dilakukan pada Screening, Equalisasi,
Thickener, dan Sludge Drying Bed (SDB). Selain itu tidak perlu untuk dilakukan
pengurasan.
3. Screening dilakukan pembersihan atau maintenance pada setiap 1 minggu sekali pada
setiap hari Senin, dikarenakan pada hari Minggu IPAL tidak beroperasi, sehingga
padatan yang terdapat pada air limbah akan mengendap.
4. Unit pengolahan Equalisasi hanya dilakukan pada setiap 1 bulan sekali.
5. Unit Thickener dilakukan pada setiap 1 hari sekali
6. Pengurasan pada Sludge Drying Bed (SDB) dilakukan pada kurang lebih setiap 5 hari
sekali dengan hari yang paling optimal yaitu Selasa dan Sabtu.

You might also like