Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Dayak shallot has various phytochemical compounds that useful for health; people use it as medicinal plants. The
technique of cultivating plants has not been informed completely. Hence, the research needs to be conducted to
understand the competitiveness of weeds and the best planting space for optimal production. The research objectives
are to obtain the effect of weed control and plant spacing for Dayak shallot growth and development. This research
was used randomized block design two factors. The first factor is plant spacing and the second factor is weed control.
There are four combinations of treatments between planting space and weed control. The treatment combinations
used are: (1) Plant spacing of 15 cm x 15 cm with weed control; (2) Plant spacing of 15 cm x 15 cm without weed
control; (3) Plant spacing of 30 cm x 30 cm with weed control; and (4) Plant spacing of 30 cm x 30 cm without weed
control. Each treatment combination was repeated three times. The results showed that a combination of plant
spacing and weed control was affected the percentage of flowering, the number of flowers on 4 and 6 days after
planting, and the dry weight of Dayak shallot. The components of plant growth of Dayak shallot (plant height, number
of leaves, root length, leaf biomass, root biomass, and total flavonoid content) was not affected by the combination
of treatments. The dominant weed is Borreria latifolia, with SDR 30.623%.
perlu dilakukan agar tingkat kompetisi dapat berkurang 30cm adalah 24 bawang. Pengendalian gulma dan
dan pertumbuhan tanaman dapat maksimal. pemupukan dilakukan setiap satu bulan sekali,
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pengaturan pengendalian gulma hanya dilakukan pada perlakuan
jarak tanam yang tepat. Bawang Dayak memiliki kanopi yang telah ditentukan dan dosis pupuk NPK yang
tajuk yang melebar, informasi ukuran jarak tanam yang digunakan adalah 5 g tanaman-1. Data dianalisis
tepat sangat diperlukan agar tajuk bawang tidak saling menggunakan Uji F dan apabila berpengaruh nyata
bertindihan. Adanya jarak tanam yang optimum pada taraf 5% maka dilanjutkan dengan Uji Tukey.
dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil Peubah yang diamati adalah persentase berbunga,
tanaman (Yudianto et al. 2015); (Arumsari dan Suwarto jumlah bunga, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang
2018); dan (Asbur et al. 2019). Jarak tanam yang terlalu akar, jumlah umbi, bobot basah dan kering pada daun,
rapat membuat populasi tanaman tinggi, hal ini dapat akar dan umbi, kandungan total flavonoid dilakukan di
mempengaruhi produksi dan kualitas tanaman. Nasution UPT Laboratorium (Laboratorium Sentral) INSTIPER
et al. (2016) melaporkan bahwa bobot segar dan kering Yogyakarta dengan metode Spectrophotometry (Meda
umbi bawang merah pada perlakuan populasi 100 et al. 2005) serta dominansi gulma. Perhitungan
tanaman/plot lebih rendah 26,4% daripada 50 dominasi gulma dilakukan dengan mengamati dan
tanaman/plot.
menghitung gulma pada tiga petakan (ukuran 1x1 m),
Kegiatan teknis pengaturan jarak tanam dan
yang mewakili seluruh areal penanaman. Dominasi
pengendalian gulma yang tepat dapat mempengaruhi
gulma memiliki beberapa langkah perhitungan yaitu
kemampuan kompetisi dan berproduksi tanaman
Kerapatan Nisbi (KN), Frekuensi Nisbi (FN), Dominasi
bawang Dayak. Bawang Dayak yang memiliki daya
Nisbi (DN), Indeks Nilai Penting (INP), dan Summed
tahan yang kuat akan mampu bersaing dengan gulma.
Hal ini akan membuat gulma kalah bersaing dan Dominance Ratio (SDR) (Chaves dan Bhandari, 1982).
mengurangi biaya pemeliharaan. Jarak tanam tepat Rumus perhitungan tiap bagian adalah sebagai berikut:
akan menghasilkan populasi standar yang mampu
Kerapatan mutlak setiap jenis
mempertahankan produksi, dan kualitas bawang Dayak • Kerapatan Nisbi:
Kerapatan seluruh jenis
yang dihasilkan.
Upaya optimasi produksi bawang Dayak dapat
dilakukan dengan beberapa teknis seperti pengaturan • Frekuensi Nisbi:
Frekuensi mutlak setiap jenis
jarak tanam dan pengendalian gulma yang tepat. Oleh Frekuensi seluruh jenis
karena itu, penelitian ini perlu dilaksanakan untuk
mengetahui pertumbuhan, produksi dan kandungan Dominasi mutlak setiap jenis
flavonoid bawang Dayak terhadap pengendalian gulma • Dominasi Nisbi:
Dominasi seluruh jenis
dan pengaturan jarak tanam.
Tabel 1. Persentase berbunga bawang Dayak pada berbagai ukuran jarak tanam dan pengendalian gulma (%)
Umur (MST)
Perlakuan
4 6 8 10
Jarak tanam 15 x 15 cm dengan pengendalian gulma 34,3 a 45,7 a 44,0 a 17,0 a
Jarak tanam 15 x 15 cm tanpa pengendalian gulma 11,0 b 18,3 b 16,7 a 21,3 a
Jarak tanam 30 x 30 cm dengan pengendalian gulma 27,0 ab 37,7 ab 48,7 a 33,0 a
Jarak tanam 30 x 30 cm tanpa pengendalian gulma 16,0 ab 24,7 ab 16,7 a 23,0 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Tukey 5%.
Tabel 2. Pengaruh pengendalian gulma dan jarak tanam terhadap tinggi tanaman (cm)
Umur (MST)
Perlakuan
4 6 8 10
Jarak tanam 15 x 15 cm dengan pengendalian gulma 29,9 a 32,9 a 35,6 a 39,2 a
Jarak tanam 15 x 15 cm tanpa pengendalian gulma 29,6 a 32,2 a 35,8 a 37,6 a
Jarak tanam 30 x 30 cm dengan pengendalian gulma 30,8 a 31,7 a 36,9 a 37,3 a
Jarak tanam 30 x 30 cm tanpa pengendalian gulma 30,5 a 32,4 a 36,9 a 38,9 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Tukey 5%.
Tabel 3. Pengaruh pengendalian gulma dan jarak tanam terhadap jumlah daun
Umur (MST)
Perlakuan
4 6 8 10
Jarak tanam 15 x 15 cm dengan pengendalian gulma 4,3 a 16,0 a 19,7 a 20,0 a
Jarak tanam 15 x 15 cm tanpa pengendalian gulma 4,0 a 19,7 a 25,7 a 30,0 a
Jarak tanam 30 x 30 cm dengan pengendalian gulma 4,0 a 18,7 a 26,0 a 31,3 a
Jarak tanam 30 x 30 cm tanpa pengendalian gulma 4,0 a 20,7 a 29,3 a 33,3 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Tukey 5%.
Tabel 4. Pengaruh pengendalian gulma dan jarak tanam terhadap jumlah bunga bawang Dayak
Umur (MST)
Perlakuan
4 6 8 10
Jarak tanam 15 x 15 cm dengan pengendalian gulma 4,0 b 5,9 ab 5,6 a 4,0 a
Jarak tanam 15 x 15 cm tanpa pengendalian gulma 4,9 ab 5,0 b 5,4 a 6,9 a
Jarak tanam 30 x 30 cm dengan pengendalian gulma 5,4 a 4,9 b 5,5 a 5,7 a
Jarak tanam 30 x 30 cm tanpa pengendalian gulma 5,9 a 7,4 a 7,1 a 8,7 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Tukey 5%.
Panjang Akar dan Jumlah Umbi mendistribusikannya ke seluruh bagian tubuh tanaman.
Pengendalian gulma dan jarak tanam berpengaruh biomassa yang tinggi menunjukkan tanaman mampu
tidak nyata (P > 0,05) terhadap panjang akar dan jumlah mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pembentukan
umbi bawang Dayak (Tabel 5). Panjang akar tidak tubuhnya sehingga kuat, kokoh dan berproduksi tinggi.
dipengaruhi oleh jarak tanam maupun pengendalian Jarak tanam yang kecil akan menghasilkan jumlah
gulma, hal ini menandakan bahwa akar dapat tumbuh populasi yang besar, hal ini pada awalnya akan
optimal pada areal yang ditumbuhi gulma atau tidak dianggap menguntungkan karena produksi dapat
dengan ukuran jarak tanam lebar atau sempit. bertambah. Namun, hal sebaliknya yang terjadi produksi
Keberadaan akar ini juga menunjukkan bahwa menjadi menurun karena persaingan antar tanaman
ketersediaan air di areal penanaman sudah cukup dalam memperebutkan sarana tumbuhnya tinggi. Oleh
sehingga mendukung pertumbuhannya. Tanaman karena itu, pada penanaman bawang Dayak ini jarak
dengan irigasi yang baik pada umumnya memiliki akar tanam yang dianjurkan untuk mendapatkan produksi
yang panjang dibandingkan tanaman yang tumbuh di biomassa lebih baik adalah jarak tanam 30 x 30 cm.
tempat kering (Ai dan Torey 2013). Wahyudin et al. (2016) menyatakan bahwa pengaturan
Jumlah umbi bawang Dayak tidak dipengaruhi oleh sistem jarak tanam berpengaruh terhadap hasil dari
kombinasi jarak tanam dan pengendalian gulma. Hal ini suatu tanaman, oleh karena itu perlu menerapkan jarak
menunjukkan bahwa bawang Dayak mampu tanam yang efektif. Sejalan dengan hasil penelitian
berkompetisi dengan gulma sehingga jumlah umbi pada Abadi et al. (2013) bahwa jarak tanam lebar (75 cm x 30
bawang Dayak tidak berbeda nyata. Hal tersebut sejalan cm) dengan pengendalian gulma menghasilkan bobot
dengan hasil penelitian Wulandari et al. (2016) bahwa kering umbi tanaman Ipomoea batatas yang lebih tinggi
jarak tanam sempit (20 cm x 15 cm) tanpa penyiangan dibandingkan tanpa pengendalian gulma dengan jarak
gulma menghasilkan jumlah umbi per petak yang tidak tanam sempit (75 x 20 cm).
berbeda dengan jarak tanam lebar (20 cm x 25 cm)
dengan penyiangan gulma satu kali. Kandungan Flavonoid
Kombinasi semua perlakuan antara pengendalian
Biomassa tanaman gulma dengan ukuran jarak tanam yang berbeda tidak
Kombinasi perlakuan jarak tanam dan pengendalian berpengaruh nyata (P > 0,05) terhadap kandungan total
gulma tidak berpengaruh nyata terhadap bobot basah flavonoid umbi bawang Dayak (Tabel 7). Pada dasarnya
daun, bobot kering daun, bobot basah akar, bobot kering tanaman memiliki dua jenis senyawa metabolit, yaitu
akar, dan bobot basah umbi (P > 0,05), sedangkan bobot
metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer
kering umbi dipengaruhi oleh kombinasi perlakuan
digunakan tanaman untuk pertumbuhan, sedangkan
tersebut (P < 0,05). Perlakuan jarak tanam 30 cm x 30
metabolit sekunder tidak berperan secara langsung
cm baik dengan pengendalian gulma dan tanpa
pengendalian gulma memberikan bobot kering umbi untuk pertumbuhan tanaman. Metabolit sekunder
bawang Dayak yang lebih tinggi dibandingkan dengan diproduksi tanaman dalam jumlah tertentu pada kondisi
perlakuan jarak tanam 15 cm x 15 cm dengan tercekam, baik cekaman biotik maupun abiotik (Setyorini
pengendalian gulma, namun tidak berbeda dengan dan Yusnawan 2016). Senyawa metabolit sekunder
perlakuan tanpa pengendalian gulma dengan jarak tidak berperan penting untuk kelangsungan hidup
tanam 15 cm x 15 cm (Tabel 6). tanaman, tetapi memberikan beberapa keuntungan,
Pengukuran biomassa dilakukan untuk melihat salah satunya sebagai antioksidan atau bahan baku obat
kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara dan seperti pada tanaman bawang Dayak.
Tabel 5. Pengaruh pengendalian gulma dan jarak tanam terhadap panjang akar dan jumlah umbi
Perlakuan Panjang akar (cm) Jumlah umbi
Jarak tanam 15 x 15 cm dengan pengendalian gulma 13,4 a 37,6 a
Jarak tanam 15 x 15 cm tanpa pengendalian gulma 14,5 a 38,5 a
Jarak tanam 30 x 30 cm dengan pengendalian gulma 13,4 a 48,6 a
Jarak tanam 30 x 30 cm tanpa pengendalian gulma 12,4 a 54,9 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Tukey 5%.
Tabel 6. Pengaruh pengendalian gulma dan jarak tanam pada biomassa bibit
Biomassa (g)
Perlakuan BB BK BB BK BB BK
akar akar daun daun umbi umbi
Jarak tanam 15 x 15 cm dengan pengendalian gulma 11,6 a 3,8 a 40,6 a 9,6 a 11,4 a 16,8 b
Jarak tanam 15 x 15 cm tanpa pengendalian gulma 20,4 a 6,9 a 54,7 a 18,9 a 19,9 a 25,5 ab
Jarak tanam 30 x 30 cm dengan pengendalian gulma 18,4 a 7,5 a 88,1 a 28,9 a 36,0 a 41,7 a
Jarak tanam 30 x 30 cm tanpa pengendalian gulma 20,7 a 9,4 a 76,0 a 29,4 a 36,2 a 44,8 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Tukey 5%; BB: bobot
basah; BK: bobot kering
Tabel 7. Pengaruh pengendalian gulma dan jarak tanam terhadap kandungan flavonoid
Perlakuan Kandungan Flavonoid (%)
Jarak tanam 15 x 15 cm dengan pengendalian gulma 0,094 a
Jarak tanam 15 x 15 cm tanpa pengendalian gulma 0,106 a
Jarak tanam 30 x 30 cm dengan pengendalian gulma 0,113 a
Jarak tanam 30 x 30 cm tanpa pengendalian gulma 0,113 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Tukey 5%; tn: tidak
nyata
Meda A, Euloge C, Romito M, Millogo J, Germaine O. 2005. Saliara (Lantana camara) sebagai Metode Alternatif
Food Chemistry Determination of the total phenolic , Pengendalian Gulma. Agrosintesa J Ilmu Budid
flavonoid and proline contents in Burkina Fasan honey, Pertan. 1(2):52–60. doi:10.33603/.v1i2.1927.
as well as their radical scavenging activity. 91:571–577.
Setyorini SD, Yusnawan E. 2016. Peningkatan
doi:10.1016/j.foodchem.2004.10.006.
Kandungan Metabolit Sekunder Tanaman Aneka
Nasution RMF, Mawarni L, Haryati. 2016. Pengaruh Kacang sebagai Respon Cekaman Biotik. Iptek
Populasi dan Pemberian Pukan Ayam Terhadap Tanam Pangan. 11(2):167–174.
Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium
Tampubolon K, Sihombing FN, Purba Z, Samosir STS,
ascalonicum L.). Agroekoteknologi. 4(4):2293–2299.
Karim S. 2018. Potensi metabolit sekunder gulma
Puspadewi R, Adirestuti P, Menawati R. 2013. Khasiat sebagai pestisida nabati di Indonesia. Kultivasi.
umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr. 17(3):683–693. doi:10.24198/kultivasi.v17i3.18049.
sebagai herbal antimikroba kulit. Kartika J Ilm Farm.
Wahyudin A, Ruminta, Nursaripah SA. 2016.
1(1):31–37. doi:10.26874/kjif.v1i1.33-40.
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays
Saragih R, Damanik BSJ, Siagian B. 2014. Pertumbuhan L.) Toleran Terbisida Akibat Pemberian berbagai
dan Produksi Bawang merah dengan Pengolahan Dosis Herbisida Kalium Glifosat. Kultivasi. 15(2):86–
Tanah yang Berbeda dan Pemberian pupuk NPK. J 91. doi:10.24198/kultivasi.v15i2.11867.
Online Agroekoteknologi. 2(2):712–725.
Wulandari R, Suminarti NE, Sebayang HT. 2016.
Sari DM, Sembodo DRJ, Hidayat KF. 2016. Pengaruh Pengaruh Jarak Tanam dan Frekuensi Penyiangan
Jenis dan Tingkat Kerapatan Gulma terhadap Gulma pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Pertumbuhan Awal Tanaman Ubikayu (Manihot Bawang Merah (Allium ascalonicum). J Produksi
esculenta Crantz) Klon UJ-5 (Kasetsart). J Agrotek Tanam. 4(7):547–553.
Trop. 4(1):1–6.
Yudianto AA, Fajriani S, Aini N. 2015. Pengaruh Jarak
Sari VI, Gultom PP, Harahap P. 2018. Pertumbuhan dan Tanam dan Frekuensi Pembumbunan terhadap
Perkembangan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Garut (Marantha
guineensis Jacq.) dengan Pemberian Bioherbisida arundinaceae L.). J Produksi Tanam. 3(3):172–181.