You are on page 1of 9

Anggun Yossika Naibaho dkk.

Jurnal Agroqua
Uji Adaptasi Lima Varietas.... Volume 19 No. 1 Tahun 2021

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1850
UJI ADAPTASI LIMA VARIETAS UNGGUL CABAI MERAH
KERITING DI LAHAN KERING DENGAN TEKNOLOGI PROLIGA
(Adaptation Test of Five Superior Varieties of Curly Red Chili in Dry Land with Proliga
Technology)

Anggun Yossika Naibaho1, Maria Heviyanti2, Murdhiani2, Rina Maharany3


1
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Samudra
2
Dosen Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Samudra
3
Dosen Budidaya Perkebunan STIPAP
Jl. Meurandeh, Langsa Lama, Kota Langsa, Aceh, Kode Pos: 24416
Corresponding Author, Email: murdhiani@unsam.ac.id

ABSTRACT
This study aims to determine the growth and yield of five varieties of curly red chilies
through proliga technology on dry land. held at the Experimental Garden of the Faculty of
Agriculture, Samudra University, Langsa City, Aceh province which took place from July to
November 2020. Using a non-factorial randomized block design (RAK) using curly red chili
seeds, superior varieties of F1 hybrids with five varieties, namely Lado F1, PM 999 F1, Taro
F1, Kastilo F1 and Lentur F1. The parameters observed in this study included: plant height,
number of branches, flowering age, harvest age, fruit weight per sample and fruit weight per
plot. The results showed that the growth and production of five superior varieties of curly red
chili on dry land with proliga technology had no significant effect on plant height at 2 WAP
and 4 WAP, the number of branches at 5 WAP, flowering age (HST) fruit weight per sample,
and fruit weight per plot. Meanwhile, the number of branches, age 7 WAP and harvesting age
(HST) had a significant effect. The best growth and production of the five superior varieties
of curly red chili on dry land with proliga technology is V1 (Lado F1) with the highest yield
potential, namely 6.64 tonnes / ha.
Keywords: Dry Land, Proliga Technology, Red Chilies,

PENDAHULUAN

Cabai merah (Capsicum annum L.) penduduk dan berkembangnya industri yang
merupakan salah satu komoditi tanaman membutuhkan bahan baku cabai. Salah satu
hortikultura yang mempunyai prospek upaya untuk meningkatkan jumlah produksi
pengembangan dan pemasaran yang cukup tanaman cabai yaitu dengan cara mengolah
baik karena banyak dimanfaatkan oleh lahan secara tepat agar kesuburan tanahnya
masyarakat. Selain dikonsumsi sebagai tetap terjaga (Hapsoh dkk, 2017).
bahan untuk memasak, cabai juga digunakan Melakukan budidaya tanaman cabai
sebagai bahan ramuan obat tradisional, bahan terdapat beberapa kendala yang akan terjadi
campuran pada industri makanan dan seperti permasalahan dalam teknik budidaya,
minuman (Wahyudi, 2017). kualitas benih, serangan hama dan penyakit,
Pengembangan cabai merah bertujuan varietas cabai, dan perubahan iklim yang
meningkatkan produktivitas tanaman cabai tidak menentu (Setyawan dkk, 2020).
merah untuk memenuhi permintaan Balitbangtan memperkenalkan teknologi
konsumen yang terus meningkat setiap tahun baru yang digunakan untuk meningkatkan
sejalan dengan meningkatnya jumlah produksi pada tanaman cabai, teknologi
159
Anggun Yossika Naibaho dkk. Jurnal Agroqua
Uji Adaptasi Lima Varietas.... Volume 19 No. 1 Tahun 2021

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1850
tersebut dikenal dengan proliga (Produksi yang sulit untuk diprediksi dan faktor
Lipat Ganda). Teknologi ini dapat digunakan internal seperti lahan marginal.
pada lahan optimal maupun marginal (sub- Budidaya cabai merah keriting di Kota
optimal). Langsa belum menggunakan teknologi
Tujuan dikembangkannya proliga yaitu budidaya dan pemanfaatan lahan sub-optimal
untuk meningkatkan produksi panen agar secara intensif, minimnya informasi petani
mampu menjaga pasokan panen dalam cabai merah keriting terkait dengan teknologi
negeri sepanjang tahun dan mengurangi sistem tanam proliga. Berdasarkan dari
fluktuasi harga (Pangaribuan, 2019). permasalahan di atas maka perlu menerapkan
Teknologi proliga dapat meningkatan teknologi Proliga dan pengujian terhadap
produktivitas cabai menjadi dua kali lipat beberapa varietas unggul tanaman cabai
baik disaat musim tanam (musim kemarau) merah keriting pada lahan kering untuk
ataupun diluar musim (saat musim hujan). mendapatkan tanaman cabai merah keriting
Keberhasilan dalam menggunakan teknologi yang tahan terhadap kekeringan dan
proliga di pengaruhi oleh penggunaan berproduksi tinggi. Dari penelitian ini
varietas unggul, pola penanam, persemaian diharapkan dapat membantu petani dalam
sehat, pengelolaan hara air tanah, dan penerapan teknologi proliga.
pengendalian organisme pengganggu
tanaman (OPT) (Bardono, 2018). BAHAN DAN METODE
Varietas unggul adalah galur hasil Penelitian ini dilaksanakan di lahan
pemuliaan yang memiliki sifat keunggulan percobaan Fakultas Pertanian Universitas
khusus seperti potensi hasil tinggi, tahan Samudra sejak bulan Juli hingga bulan
terhadap serangan hama dan penyakit, mutu November 2020. Alat yang digunakan adalah
produksi baik, toleran terhadap cekaman :meteran, cangkul, sekop, timbangan,
lingkungan serta telah dilepas oleh handsprayer, papan nama, alat tulis menulis,
pemerintah (Dinas Ketahanan Pangan dan dan kamera. Sedangkan bahan yang
Pertanian Bojonegoro, 2020). digunakan yaitu benih cabai merah keriting
Sumber daya lahan merupakan salah varietas unggul F1 hibrida dengan lima
satu faktor yang sangat menentukan varietas diantaranya adalah sebagai berikut
keberhasilan suatu sistem usaha pertanian, Lado F1, PM 999 F1, Taro F1, Kastilo F1
karena hampir semua usaha pertanian dan Lentur F1. Dalam penelitian juga
berbasis pada sumber daya lahan. Hal ini digunakan insektisida Curacron 500 EC,
penting karena setiap varietas memiliki daya Abaten 18 EC, Naratrin 300 EC, Curater,
adaptasi yang berbeda (Lakitan, 2011). Fungisida WP SACO-P, Velimek, Metilat
Produksi cabai merah di Indonesia Lem (lem perangkap lalat buah), Petrogenol
masih harus ditingkatkan lagi. Menurut Atraktan 800 ml, pupuk kandang, pupuk
Wahyudi (2011) rata-rata konsumsi cabai NPK, mulsa plastik hitam, kapur dolomit,
merah masyarakat Indonesia sebanyak 500 dan lanjaran bambu.
gr/tahun, jika penduduk Indonesia sebanyak Persiapan lahan dilakukan dengan
237,6 juta jiwa (sensus tahun 2010) maka pengolahan tanah secara merata, selanjutnya
kebutuhan cabai di negara ini adalah 118.800 pembuatan plot dengan ukuran panjang 180
ton/tahun. Dari data Badan Penelitian dan cm, lebar 120 cm, tinggi 20 cm, lebar parit
Pengembangan (2019), produksi cabai merah 100 cm. Setelah 7 hari dilakukan
di Aceh yaitu (68.153 ton/tahun). Hal pemasangan mulsa plastik, media
tersebut dikarenakan adanya faktor-faktor persemaian menggunakan gabungan antara
eksternal seperti kondisi cuaca dan iklim pupuk kandang, pasir, dan tanah dengan
rasio 1:1:1. Kemudian masukkan tanah
160
Anggun Yossika Naibaho dkk. Jurnal Agroqua
Uji Adaptasi Lima Varietas.... Volume 19 No. 1 Tahun 2021

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1850
kedalam polybag dengan ukuran polybag 8 x penyiraman, penyiangan, penyulaman,
10 cm, Setelah itu benih cabai disemai bibit perempelan, pengendalian hama dan
yang sudah berumur 2 Minggu Setelah penyakit.
Tanam (MST) dipindahkan ke plot dengan
jarak tanam 60 cm x 60 cm. Setiap plot HASIL DAN PEMBAHASAN
terdapat 9 bibit cabai merah keriting dimana Tinggi Tanaman (cm)
1 lubang ditanaman 2 tanaman kemudian Hasil pengamatan uji adaptasi lima
lubang berikutnya 1 tanaman karena dalam varietas cabai merah keriting pada lahan
penelitian ini menggunakan metode kering, menunjukkan bahwa teknologi
teknologi proliga dengan sistem zig-zag. proliga tidak berpengaruh nyata terhadap
Selanjutnya pemeliharaan akan terus tinggi tanaman pada umur 2 MST dan 4
dilakukan hingga panen meliputi kegiatan MST.

Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman Umur 2 MST dan 4 MST Tanaman Cabai Merah Keriting
Varietas Cabai Merah Keriting Tinggi Tanaman (cm)
2 MST 4 MST
V1 (Lado F1) 19,10 27,13
V2 (PM 999 F1) 20,92 29,97
V3 (Taro F1) 20,00 25,81
V4 (Kastilo F1) 20,50 27,39
V5 (Lentur F1) 18,53 25,97
- -
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (Uji BNJ
0,05).

Tinggi tanaman dari setiap varietas tofografi lahan, karena tidak semua jenis
cabai merah dikendalikan oleh faktor genetik tanaman mampu tumbuh di semua jenis
dan juga faktor lingkungan, dimana setiap tofografi (Sutapradja, 2008).
varietas cabai merah memiliki tinggi
tanaman yang berbeda. Hal ini sesuai dengan Jumlah Cabang (cabang)
Kusuma, dkk (2009) yang menyatakan Data hasil sidik ragam pengamatan
bahwa terjadinya perbedaan tinggi tanaman menunjukkan bahwa teknologi proliga
dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, karena terhdap jumlah cabang cabai merah keriting
tanaman berasal dari induk persilangan yang pada umur 5 MST tidak berpengaruh nyata
berbeda. sedangkan pada umur 7 MST menunjukkan
Tanaman V2 (PM 999 F1) hasil berpengaruh nyata.
menunjukkan tinggi tanaman tertinggi
dibandingkan dengan varietas lainnya.
Sedangkan tinggi tanaman terendah di dapati
pada V3 (Taro F1). Pertumbuhan tanaman
juga di pengaruhi oleh kondisi lingkungan
yaitu, ketersediaan unsur hara, tingkat
keasaman tanah, ketersediaan air dan
cekaman panas dan faktor pembatas
pertumbuhan juga perlu diperhatikan seperti

161
Anggun Yossika Naibaho dkk. Jurnal Agroqua
Uji Adaptasi Lima Varietas.... Volume 19 No. 1 Tahun 2021

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1850
Tabel 2. Parameter Jumlah Cabang Tanaman Cabai Merah Keriting
Varietas Cabai Merah
Jumlah Cabang (cabang)
Keriting
5 MST 7 MST
V1 (Lado F1) 24,47 49,53ab
V2 (PM 999 F1) 19,47 52,67b
V3 (Taro F1) 18,13 46,47ab
V4 (Kastilo F1) 16,00 49,27ab
V5 (Lentur F1) 16,27 39,60a
BNJ 0.05 - 10,98
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (Uji BNJ
0,05).

Berdasarkan Tabel 2 parameter jumlah yang renggang sesuai dengan teknologi


cabang 5 MST, jumlah cabang terbanyak proliga yang menggunakan metode
terdapat pada V1 (Lado F1) dan jumlah penanaman zig-zag, yang bertujuan agar
cabang paling sedikit terdapat pada V4 cahaya matahari tidak akan terhalang dan
(Kastilo F1). Sementara parameter 7 MST sirkulasi udara tidak terganggu (KPBLP,
jumlah cabang terbanyak terdapat pada V2 2019). Hal ini sesuai dengan (Jusniati 2013)
(PM 999 F1) tidak berbeda nyata dengan V1 yang menyatakan bahwa sinar matahari
(Lado F1), V3 (Taro F1), dan V4 (Kastilo masuk ke sela-sela tanaman yang
F1). Jumlah cabang paling sedikit jumpai menyebabkan pembentukan cabang lebih
pada V5 (Lentur F1) tidak berbeda nyata optimal. Rata-rata jumlah cabang tanaman
dengan V1 (Lado F1), V3 (Taro F1) dan V4 cabai merah keriting pada umur 7 MST
(Kastilo F1). Perbedaan banyak sedikitnya disajikan pada Gambar 1 sebagai berikut.
jumlah cabang dipengaruhi oleh jarak tanam

Gambar 1. Jumlah cabang 7 MST

Gambar 1 menunjukkan bahwa rata-rata merah keriting terdapat perbedaan yang


jumlah cabang pada setiap varietas cabai nyata berdasarkan grafik terlihat jelas bahwa
162
Anggun Yossika Naibaho dkk. Jurnal Agroqua
Uji Adaptasi Lima Varietas.... Volume 19 No. 1 Tahun 2021

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1850
V2 (PM 999 F1) menunjukkan jumlah Data hasil pengamatan sidik ragam
cabang terbanyak dengan jumlah cabang pada menunjukkan bahwa teknologi proliga
52,67 sedangkan jumlah cabang paling tidak berpengaruh nyata terhadap umur
sedikit terdapat pada V5 (Lentur F1) yaitu berbunga (HST) dan umur panen (HST)
dengan rata-rata 39,60 cabang. cabai merah keriting.
Umur Berbunga (HST) dan Umur Panen
(HST)

Tabel 3. Rata-rata Parameter Umur Berbunga (HST) dan Umur Panen (HST) Tanaman Cabai
Merah Keriting.
Varietas Umur Berbunga (HST) Umur Panen (HST)
V1 (Lado F1) 34,33 87,38ab
V2 (PM 999 F1) 37,27 91,20b
V3 (Taro F1) 35,80 85,63a
V4 (Kastilo F1) 34,93 89,16ab
V5 (Lentur F1) 34,80 87,20ab
BNJ 0,05 - 4,81
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5%
(Uji BNJ 0,05).

Tabel 3 dari hasil pengamatan uji Umur Panen (HST)


adaptasi lima varietas cabai merah keriting Tabel 3 hasil uji adaptasi lima varietas
pada lahan kering, menunjukkan bahwa cabai merah keriting pada lahan
teknologi proliga tidak berpengaruh nyata kering menunjukkan bahwa teknologi
terhadap umur berbunga, dari lima varietas proliga berpengaruh nyata pada umur panen
yang diuji V1 (Lado F1) mempunyai umur tanaman cabai merah keriting. Didapati umur
berbunga paling cepat. Sedangkan V2 (PM panen paling cepat pada V3 (Taro F1) namun
999 F1) mempunyai umur berbunga paling tidak berbeda nyata dengan V1 (Lado F1),
lambat. Hal ini diduga bahwa faktor V4 (Kastilo F1) dan V5 (Lentur F1).
lingkungan berperan penting dalam proses Sedangkan umur panen yang paling lama
pembungaan sesuai dengan (Andianto dkk, pada penelitian ini terdapat pada V2 (PM
2015) yang menyatakan faktor lingkungan 999 F1). Hal ini disebabkan karena umur
akan mempengaruhi proses terbentuknya panen selaras dengan umur berbunga dimana
bunga dan buah, dengan kondisi lingkungan semakin cepat umur berbunga akan
percobaan yang normal pertumbuhan dan menentukan umur panen pada cabai merah
perkembangan tanaman dapat optimal. keriting. Umur panen yang cepat merupakan
Apabila kondisi lingkungan tidak sesuai salah satu sifat keunggulan dari varietas
menyebabkan pertumbuhan dan cabai, semakin cepat umur panen maka
perkembangan tanaman menjadi terganggu. semakin cepat tanaman dapat berproduksi
Kondisi pH tanah di bawah 5,00 cenderung secara maksimal (Mejaya dkk, 2010). Lahan
masam dan kekurangan unsur hara dapat kering masam juga berpengaruh terhadap
menyebabkan terganggunya pertumbuhan proses fotosintesis terhadap tumbuhan, unsur
tanaman. hara yang rendah, tingginya Al dan
ketersediaan air akan menghambat proses
produksi tumbuhan (Jaleel dkk, 2009). Rata-

163
Anggun Yossika Naibaho dkk. Jurnal Agroqua
Uji Adaptasi Lima Varietas.... Volume 19 No. 1 Tahun 2021

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1850
rata umur panen pada tanaman cabai merah
keriting disajikan pada gambar 3.

Gambar 3. Umur Panen pada Tanaman Cabai Merah Keriting

Gambar 3 menunjukkan bahwa rata- dengan perbandingan lebih cepat 20 hari.


rata umur panen pada setiap varietas cabai Sedangkan umur panen paling lambat pada
merah keriting terdapat perbedaan yang V2 (PM 999 F1) mengindikasikan perbedaan
nyata berdasarkan grafik terlihat jelas V3 lebih cepat 20 hari dari deskripsi.
(Taro F1) yang menunjukkan umur panen
tercepat yaitu dengan rata-rata umur panen Berat Buah per Sampel (gram)
85,63 HST sedangkan umur panen paling Data hasil pengamatan sidik ragam
lambat terdapat pada V2 (PM 999 F1) yaitu cabai merah keriting pada lahan kering
dengan rata-rata 91,20 HST. Umur panen menunjukkan bahwa teknologi proliga tidak
paling cepat pada varietas yang ditanam berpengaruh nyata terhadap berat buah per
mengindikasikan perbedaan dengan rata-rata sampel.
umur panen pada deskripsi. V3 (Taro F1)

Tabel 4. Berat Buah per Sampel Tanaman Cabai Merah Keriting


Cabai Merah Keriting Berat Buah per Sampel (gram)
V1 (Lado F1) 296,33
V2 (PM 999 F1) 268,67
V3 (Taro F1) 268,93
V4 (Kastilo F1) 235,87
V5 (Lentur F1) 292,00
-
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (Uji BNJ 0,05).

Tabel 4 data hasil sidik ragam tidak berpengaruh nyata, V4 (Kastilo F1)
pengamatan terhadap berat buah per sampel menghasilkan jumlah berat buah per sampel
menunjukkan hasil berat buah per sampel paling rendah yaitu dengan nilai rata-rata
164
Anggun Yossika Naibaho dkk. Jurnal Agroqua
Uji Adaptasi Lima Varietas.... Volume 19 No. 1 Tahun 2021

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1850
235,87 gram. Sedangkan berat buah per Kondisi iklim yang tidak menentu
sampel tertinggi di dapatkan pada V1 (Lado seperti kondisi curah hujan yang tinggi pada
F1) yaitu 296,33 gram. Hal ini disebabkan saat proses pemasakan buah cabai merah
oleh beberapa faktor yaitu kondisi tanah keriting menyebabkan kondisi lingkungan
yang kurang baik dan sering ditanami akan yang lembab yang dapat memicu munculnya
mengakibatkan tanah kurang produkstif dan jamur penyebab busuk buah. Serangan hama
mengakibatkan tanah menjadi tidak subur, lalat buah juga dapat menyebabkan kualitas
sesuai dengan (yuliarti, 2009) yang buah menjadi rusak. Tingginya jumlah buah
menyatakan bahwa tanah yang terus-menerus rusak yang dihasilkan sangat mempengaruhi
ditanami pasti akan berkurang kesuburannya bobot buah total per tanaman. Semakin
akibat kandungan unsur haranya menipis. tinggi buah rusak yang dihasilkan maka
Faktor lingkungan juga berpengaruh bobot buah total per tanaman akan semakin
terhadap pertumbuhan tanaman, lahan yang rendah (Andianto dkk, 2015).
kurang terjaga sanitasinya akan
menyebabkan timbulnya hama yang dapat Berat Buah per Plot (gram)
menyerang tanaman dengan cara menghisap Data hasil pengamatan sidik ragam
daun sehingga menghambat proses pada berat buah per plot cabai merah keriting
fotosintesis pada tanaman (Setiawati dkk, akan disajikan pada Tabel 5.
2008).

Tabel 5. Parameter Berat Buah per Plot Tanaman Cabai Merah Keriting
Cabai Merah Keriting Berat Buah per Plot (gram)
V1 (Lado F1) 299,00
V2 (PM 999 F1) 210,49
V3 (Taro F1) 203,62
V4 (Kastilo F1) 264,42
V5 (Lentur F1) 272,05
-
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (Uji BNJ 0,05).

Tabel 5 tanaman cabai merah keriting rendahnya produksi, karena faktor lahan
pada lahan kering menunjukkan bahwa yang kurang sesuai menyebabkan varietas
teknologi proliga tidak berpengaruh nyata cabai merah keriting kurang beradaptasi
terhadap berat buah per plot, dari lima dengan kondisi lingkungan di lahan tersebut,
varietas yang diuji V3 (Taro F1) ) karena setiap varietas memiliki penyerapan
menghasilkan jumlah berat buah per plot hara yang berbeda-beda untuk tanaman. Hal
terendah yaitu dengan nilai rata-rata 203, 62 ini sesuai dengan (Sutapradja, 2008) yang
gram. Sedangkan V1 (Lado) menghasilkan menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman
jumlah berat buah per plot tertinggi yaitu sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
dengan nilai rata-rata 299,00 gram. Hal ini seperti ketersediaan air, cekaman panas,
diduga dipengaruhi oleh kondisi tanah lahan ketersediaan unsur hara dan tingkat
kering yang memiliki karakteristik pH keasaman tanah, namun perlu diperhatikan
kurang dari 5,5, kejenuhan Al tinggi dan pula faktor-faktor pembatas lainnya seperti
kapasitas tukar kation rendah (KTK) topografi lahan karena tidak semua tanaman
sehingga menyebabkan terganggunya mampu tumbuh pada setiap topografi.
pertumbuhan tanaman dan menyebabkan
165
Anggun Yossika Naibaho dkk. Jurnal Agroqua
Uji Adaptasi Lima Varietas.... Volume 19 No. 1 Tahun 2021

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1850
KESIMPULAN composition. International Journal of
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Agricultural and Biology.
pertumbuhan dan produksi lima varietas Jusniati, 2013. Pertumbuhan dan Hasil
unggul cabai merah keriting pada lahan Varietas Kedelai (Glycine Max L.) di
kering dengan teknologi proliga tidak Lahan Gambut pada Berbagai Tingkat
berpengaruh nyata terhadap tinggi Naungan. Fakultas Pertanian,
tanaman umur 2 MST dan 4 MST, Universitas Taman siswa, Pasaman.
jumlah cabang umur 5 MST, umur [KPBLP] Kementrian Pertanian Badan
berbunga (HST), berat buah per sampel Litbang Pertanian. 2019. Teknologi
(gram), dan berat buaH per plot (gram). Proliga Cabai Balitbangtan Sukses di
Sedangkan teknologi proliga Lahan Kering.
berpengaruh nyata terhadap jumlah http://new.litbang.pertanian.go.id/info-
cabang umur 7 MST dan umur panen teknologi/3726/.
(HST). Kusuma, K.R.H, IM & Kusadriani, Y. 2009.
2. Pada penelitian ini produksi terbaik dari Uji adaptasi beberapa galur cabai
lima varietas unggul cabai merah merah di dataran medium Garut dan
keriting pada lahan kering dengan dataran tinggi lembang.
teknologi proliga yaitu pada V1 (Lado J.Hortikultura.,vol. 19, no.4, hlm. 371
F1). Mejaya, I.M.J., A. Krisnawati, dan H.
Kuswantoro. 2010. Identifikasi Plasma
DAFTAR PUSTAKA Nutfah Kedelai Berumur Genjah dan
Andianto, I. K., Armaini, dan F. Puspita. Berdaya Hasil Tinggi. Jurnal Buletin
2015. Pertumbuhan dan Produksi Plasma Nutfah. Vol.16 (2): 113-117.
Cabai (Capsicum annuum L.) dengan Pangaribuan, M. 2019. Komentan Luncurkan
Pemberian Limbah Cair Biogas dan Program Proliga Cabai. Sukabumi.
Pupuk NPK Di Tanah Gambut. JOM http://www.satuharapan.com/read-
Faperta. 2(1): 881–819. detail/read/kementan-luncurkan-
Bardono, S. 2018. Berkat Proliga Produksi program-proliga-cabai.(diakses pada
Cabai Berlipat Ganda. tanggal 14 juni 2020).
http://technology- Setiawati, W., B. K. Udiarto dan T. A.
indonesia.com/pertanian-dan- Soetiarso. 2008. Pengaruh Varietas dan
pangan/inovasi-pertanian/berkat- Sistem Tanam Cabai Merah terhadap
proliga-produksi-cabai-berlipat-ganda/. Penekanan Populasi Hama Kutu
(diakses pada tanggal 14 juni 2020). Kebul. Balai penelitian tanaman
Hapsoh, G, A. I., Amri, A. Diansyah. 2017. sayuran. Bandung. J. Hortikultura.
Respon Pertumbuhan dan Produksi 18(1): 55–61
Tanaman Cabai Keriting (Capsicum Setyawan, A.B., Setyastuty, P., & Toekidjo.
annum L.) terhadap Aplikasi Pupuk 2020. Pertumbuhan dan Hasil Benih
Kompos dan Pupuk Anorganik di Lima Varietas Cabai Merah (Capsicum
Polibag. J. Hortikultura Indonesia annum L.) di Dataran Menengah.
8(3): 203-208. Alumni Fakultas Pertanian Universitas
Jaleel, CA., P. Manivannan, A. Wahid, M. Gadjah Mada.
Farooq, R. Somasundaram, and R. Sutapradja, H. 2008. Penggunaan Pupuk
Panneerselvam. 2009. Drought stress Multihara Lengkap PML-Agro
in plants: a review on morphological terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai
characteristics and pigments Merah. J. Hortikultura., 18(2): 141-
147.
166
Anggun Yossika Naibaho dkk. Jurnal Agroqua
Uji Adaptasi Lima Varietas.... Volume 19 No. 1 Tahun 2021

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1850
Wahyudi, E. 2017. Pertumbuhan dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair.
Produksi Cabai Merah Keriting Skripsi. Prodi Agroteknologi Fakultas
(Capsicum annum L.) pada Berbagai Pertanian Universitas Hasanuddin.
Dosis Mikoriza Arbuskular dan Makasar

167

You might also like