You are on page 1of 30

PENDEKATAN

PERILAKU
Eka Wahyuni
BEHAVIOR THERAPY

 A set of clinical procedures relying on experimental findings of


psychological research
 Based on principles of learning that are systematically applied
 Treatment goals are specific and measurable
 Focusing on the client’s current problems
 To help people change maladaptive to adaptive behaviors
 The therapy is largely educational - teaching clients skills of self-
management
VIEW OF HUMAN NATURE

 Person is the producer and the produce of his or her


environment
 Increase individual freedom and increase people’s skills
 Action-oriented approach
 The role of responsibility for one’s behavior
FOUR ASPECTS OF BEHAVIOR THERAPY

1. Classical Conditioning
 A neutral stimulus is repeated paired with a stimulus that naturally elicits a particular
response. The result is that eventually the neutral stimulus alone elicits the response.

2. Operant Conditioning
 Focuses on actions that operate on the environment to produce consequences
 If the environmental change brought about by the behavior is reinforcing, the chances
are strengthened that the behavior will occur again. If the environmental changes
produce no reinforcement, the chances are lessened that the behavior will recur

3. Social Learning Approach


 Gives prominence to the reciprocal interactions between an individual’s behavior and the
environment

4. Cognitive Behavior Therapy


 Emphasizes cognitive processes and private events (such as client’s self-talk) as mediators
of behavior change
THERAPEUTIC GOALS

 General goals: Increase personal choice and create new


conditions for learning
 To eliminate maladaptive behaviors and learn more adaptive
behaviors
 Client and therapist collaboratively decide the concrete,
measurable, and objective treatment goals
THERAPIST’S FUNCTION AND ROLE

 Be active and directive


 As an consultant and problem solvers
 Conduct a thorough functional assessment, formulate initial
treatment goals, use strategies for behavior change, evaluate
the success of the change, and conduct a follow-up
assessment
 Role modeling (observing others’ behavior)
CLIENT’S EXPERIENCE IN THERAPY

 To be taught concrete skills


 To be motivated to change
 To enlarge the options for adaptive behaviors
 To continue implementing new behaviors
RELATIONSHIP BETWEEN THERAPIST AND CLIENT

 Therapeutic relationship still can contribute significantly to the process


of behavior change

 The client’s positive expectations and hope for change  contribute to


successful outcomes

 Common factors (warm, empathy, acceptance et al.) are necessary but


not sufficient for behavior change to occur.

 Believe the progress is due to specific behavioral techniques instead of


therapeutic relationship
TAHAP-TAHAP KONSELING

1. Melakukan asesmen (assessment),


2. Menentukan tujuan (goal setting),
3. Mengimplementasikan teknik (technique
implementation), dan
4. Evalusi dan mengakhiri konseling (evaluation-
termination)
7 INFORMASI DALAM ASESMEN (Kanfer & Saslow,1969)

 Analisis tingkah laku yang bermasalah.


 Analisis situasi (antecedent dan consequence).
 Analisis motivasional.
 Analisis self control
 Analisis hubungan sosial
 Analisis lingkungan fisik-sosial budaya.
PRINSIP ANALISA ABC

A = Antecedent (pencetus perilaku)


B = Behavior (perilaku yang dipermasalahkan) dipertimbangkan atas
dasar frekuensi, intensitas, dan durasi kemunculannya
C = Consequence (Konsekuensi atau akibat perilaku tersebut)

Contoh:
 A = terlambat bangun pagi
 B = terlambat masuk sekolah 30 menit setelah jam belajar pertama
dimulai, sebanyak 6 kali dalam 1 bulan.
 C = tidak mengikuti pelajaran jam pertama, kurang memahami materi
pelajaran pada jam pertama
TUGAS

 Buat deskripsi kasus perilaku siswa di sekolah


 Tentukan tingkah laku yang akan dimodifikasi melalui analisa ABC
 Buatlah analisa ABC
A = ……………………………………….
B = ……………………………………….
C = ……………………………………….
A: tidur larut malam

B: tidur jam pelajaran pertama dan setelah makan siang, 8 kali/minggu

C: kurang memahami materi, dihukum mengerjakan soal di depan kelas

A: bolos sekolah ditengah jam pelajaran

B: keluar dari sekolah – warnet 10.00-12.00, 4x/minggu

C:tidak mengikuti pelajaran jam 2-3, tidak memahami materi,

A: ketahuan mencuri dikelas


B: mencuri tiga barang teman dekat 2 bulan
C: tidak mempunyai teman, tertinggal mata pelajaran-skorsing
A: sering ke toilet
B: waktu yang dihabiskan 10 menit di awal pelajaran, 4 kali @hari,
C: tidak mengikuti awal pelajaran

A: sering izin ke UKS


B: meninggalkan kelas setelah 10 menit pertama setiap pelajaran seni rupa
C: kurang memahami pelajaran saat ujian

A: jaringan wifi gratis, content luar negeri, tidak tertarik pelajaran, tidak suka guru
B: bermain hp di kelas, pelajaran sosial, menghafal, ceramah, 3 bulan terakhir setiap
pelajaran
C: nilai pelajaran sosial, penurunan nilai, guru merasa tidak dihargai, nilai di bawah KKM
TEKNIK KONSELING BEHAVIORAL

TEKNIK MENINGKATKAN TEKNIK MENURUNKAN


PERILAKU PERILAKU

 Positive Reinforcement  Extinction


 Token economy  Time-out
 Shaping
 Flooding/Satiation
 Contingency contracting
 Modelling  Punishment
 Role play  Aversive
 Self management  Desensitisasi Sistimatik
 Anger management
 Assertiveness training
THERAPEUTIC TECHNIQUES AND PROCEDURES

 Operant conditioning techniques


 positive reinforcement, negative reinforcement, extinction, positive
punishment, and negative punishment.
 The functional assessment model
 Relaxation training---to cope with stress
 Systematic Desensitization – for anxiety and avoidance
reactions
 Modeling – observational learning
THERAPEUTIC TECHNIQUES AND PROCEDURES

 Exposure therapies
 In Vivo Desensitization
 Brief and graduated exposure to an actual fear situation or event

 Flooding
 Prolonged & intensive in vivo or imaginal exposure to highly anxiety-evoking
stimuli without the opportunity to avoid them

 Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR)


 An exposure-based therapy that involves imaginal flooding, cognitive
restructuring, and the use of rhythmic eye movements and other bilateral
stimulation to treat traumatic stress disorders and fearful memories of clients
THERAPEUTIC TECHNIQUES AND PROCEDURES

 Assertion Training – social-skills training


 Self-management strategies
 Self-monitoring, self-reward
 Multimodal Therapy--Clinical behavior therapy
 Technical eclecticism—borrow techniques from other therapy system
 The BASIC I.D. (Behavior, Affective responses, Sensations, Images,
Cognitions, Interpersonal relationship, Drug, biological functions,
nutrition, and exercise
REINFORSEMEN POSITIF
 Membantu klien membuang respons-respons yang lama yang merusak diri dan
mempelajari respons-respons yang baru yang lebih sehat.
 Terapi ini fokus pada perilaku yang tampak dan spesifik
 Kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatment tingkah laku
 Klien belajar perilaku baru dan mengeliminasi perilaku yang maladaptif,memperkuat
serta mempertahankan perilaku yang diinginkan

 Pembentukan pola tingkah laku dengan memberi ganjaran atau reinforsemen yang
menyenangkan segera setelah tingkah laku yg diharapkan muncul
 Tingkah laku yang diinginkan cenderung akan diulang, meningkat dan menetap di
masa akan datang
 Reinforsemen primer/sekunder diberikan untuk rentang tingkah laku yang luas
REINFORSEMEN NEGATIF

 Penguatan Negatif (Negative Reinforcement )


menghilangkan aversive stimulus (negative reinforcement) yang biasa
dilakukan agar tingkah laku yang tidak diinginkan berkurang dan
tingkah laku yang diinginkan meningkat
contoh reinforsemen negatif :
Alice bangun tengah malam dan menangis (aversive stimulus), ia
ingin tidur bersama orangtuanya. Agar alice berhenti menangis dan
tidur, orangtuanya memperbolehkannya untuk tidur bersama mereka.
Dengan memperbolehkan alice tidur di tempat tidur orangtuanya
meningkatkan perilaku menangis dan tidur bersama orangtua.
Klasifikasi Tingkah laku Konsekuensi Kemungkinan
efek

Reinforsemen Ria membersihkan Orangtua Ria Ria akan terus


positif kamarnya memberi pujian membersihkan
kamarnya

Reinforsemen Bob mengeluh Orangtua Bob Bob akan terus


negatif tentang kakak kelas membolehkannya tidak masuk
yang memukul dan ia
tidak mau masuk
tidak masuk sekolah
sekolah sekolah
PRINSIP REINFORSEMEN

 Reinforsemen tergantung pada penampilan tingkah laku yang diinginkan


 Tingkah laku yang diinginkan diberi reinforsemen segera setelah tingkah laku
tersebut ditampilkan
 Pada tahap awal, proses perubahan tingkah laku yang diinginkan diberi
reinforsemen setiap kali tingkah laku tersebut ditampilkan
 Ketika tingkah laku yang diinginkan sudah dapat dilakukan dengan baik,
reinforsemen diberikan secara berkala dan pada akhirnya dihentikan
 Pada tahap awal, reinforsemen sosial selalu diikuti dengan reinforsemen yang
berbentuk benda
Hub Reinforsemen dg Tingkah Laku
 Reinforsemen diikuti oleh tingkah laku (Grandma’s law)
 Tingkah laku yang diharapkan harus diberi reinforsemen segera setelah ditampilkan
 Reinforsemen harus sesuai dan bermakna bagi individu atau kelompok yang diberi
reinforsemen
 Pujian/hadiah yang kecil tapi banyak lebih efektif dari yang besar tapi sedikit
Langkah-langkah Modifikasi dengan teknik
Reinforsemen
 Mengumpulkan informasi tentang permasalahan melalui analisa ABC
 Antecedent  pencetus perilaku,
 Behavior  perilaku yang dipermasalahkan ; frekuensi, intensitas, dan durasi
 Consecuensi  akibat yang diperoleh dari perilaku tersebut
 Menetapkan baseline perilaku yang diharapkan
 Menentukan reinforsemen yang bermakna
 Menetapkan jadwal pemberian reinforsemen
Ilustrasi Teknik Reinforsemen Positif

 Rika sering terlambat masuk sekolah


 Ibu tidak berhasil mendorong Rika untuk siap lebih cepat
 Ibu mempersiapkan hadiah dengan menyatakan “kalau rika siap tepat jam 6.30, akan
mendapat boneka cantik”
Ilustrasi Teknik Reinforsemen Positif

 Pada saat rika siap jam 6.30, ibu memberi boneka cantik  dilakukan beberapa kali
sampai terbentuk perilaku yang diharapkan/target.
 Kelemahan  bila dalam jangka waktu lama hadiah boneka dihilangkan, anak
memiliki kemungkinan akan kembali terlambat.
 Perilaku yang muncul semata-mata karena hadiah  Clasical Conditioning Pavlov
Ilustrasi Teknik Reinforsemen Positif

 Bila menggunakan prinsip operant conditioning Skinner. Reinforcement diberikan


pada saat anak secara mandiri berperilaku yang diharapkan.
 Perilaku akan cenderung menetap, karena kesadaran muncul dari diri sendiri
THERAPEUTIC TECHNIQUES AND PROCEDURES

 Integrating behavioral techniques with contemporary psychoanalytic approach


 Three phase integrated counseling model (based on object-relations, attachment
theory, and behavioral techniques)
 Assessment and relationship-building
 Insight—understand how early relational patterns are related to present difficulties.
 Behavioral techniques.
FROM A MULTICULTURAL PERSPECTIVE

 Contributions
 Changing behavior or developing problem-solving skills
 A thorough assessment of the social and cultural dimension of the
client’s life
 Limitations
 Need to pay greater attention to the specific issues of diversity
 Need to pay more attention on the context of the socio-cultural
environment.

You might also like